Filologi Pengertian dan Batasan Perkemba

MAKALAH
“ Filologi : Pengertian dan Batasan, Sejarah Perkembangan Filologi
di Indonesia”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filologi
Dosen Pengampu : Zakiya Darojat

Disusun Oleh :
Robiul Awaliyah (11150220000021)
Irma Zahrotunnisa Wijaya (11150220000061)
Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam
Fakultas Adab dan Humaniora
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017/2018

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan karunianya, penulis bisa menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Tak lupa shalawat dan salam senantiasa penulis panjatkan kepada
tokoh idola sepanjang sejarah yakni Nabi Muhammad SAW.
Penulisan makalah “Filologi : Pengertian dan Batasan, Sejarah
Perkembangan

Filologi

di

Indonesia”

ini

dalam

pembahasannya

akan


menitikberatkan pada pengertian dan batasan filologi, dan sejarah perkembangan
filologi di Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kesalahan dan kekurangan, baik itu dari segi substansi materinya atau dari segi
struktur penyusunannya. Oleh karenanya, kritik dan saran dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyusunan makalah yang lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis haturkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusanan makalah ini. Terakhir, penyusun berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak pada umumnya, dan penulis
pada khususnya.
Wassalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, September 2017
Penyusun

2

DAFTAR ISI
Judul Halaman...............................................................................................1
Kata Pengantar..............................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.........................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3. Tujuan.....................................................................................................4
Bab II Pembahasan........................................................................................5
2.1. Pengertian dan Batasan Filologi.............................................................5
2.2. Sejarah Perkembangan Filologi di Indonesia.........................................7
Bab III Penutup............................................................................................13
3.1. Kesimpulan............................................................................................13
3.2. Saran......................................................................................................13
Daftar Pustaka..............................................................................................14

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Filologi untuk sebagian orang mungkin masih asing dan banyak yang
belum mengetahuinya. Karena memang jarang sekali orang yang tertarik untuk

mengkajinya. Stigma ini semakin kuat dengan kedudukan filologi yang selalu
dikesampingkan dalam disiplin ilmu Humaniora, banyak cendikiawan yang tidak
melirik filologi untuk dijadikan sebagai sebuah kajian penelitian atau aktivitas
akademis lainnya.
Ketidaktertarikan seseorang untuk mengkaji filologi jika dilihat dari objek
dan aktivitasnya memang cukup logis, objek kajian filologi adalah teks atau
naskah kuno dan aktivitasnya sendiri berupa menyuntuing naskah, dan hal
tersebut adalah kajian yang cukup membosankan. Akan tetapi jika seseorang
merenungkan kembali bagaimana hakikat filologi sebagai ilmu, maka dia akan
menemukan sebuah fakta bahwa filologi adalah suatu disiplin ilmu yang sangat
penting, karena dari filologi semua ilmu yang masih mengandung unsur
ambiguitas bisa diteliti lebih dalam melalui disiplin ilmu yang satu ini. Oleh
karenanya, dalam hal ini perlu diperkenalkan lebih dalam lagi apa itu filologi dan
bagaimana pengaruhnya dalam perkembangan suatu peradaban.
1.2. Rumusan Masalah
1
2
3

Apa itu filologi?

Bagaimana batasan dalam filologi?
Bagaimana perkembangan filologi di Indonesia?

1.3. Tujuan
1
2
3

Mengetahui Penegrtian Filologi
Menjelaskan Batasan-batasan dalam Filologi
Menjelaskan Perkembangan Filologi di Indonesia
BAB II

4

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Batasan Filologi
a. Pengertian Filologi
Menurut KBBI, Filologi adalah ilmu tata bahasa, kebudayaan, pranata

(sosial), dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat di bahan-bahan tertulis
atau juga dapat didefinisikan sebagai “kajian bangsa melalui sumber-sumber
tertulis”; ia adalah gabungan kritik sastra, sejarah, dan sekaligus linguistik. 1
Sedangkan secara etimologisnya sendiri, filologi berasal dari bahasa Yunani yang
asal katanya philologia yang terdiri dari dua kata, yakni: philos (cinta) dan logos
(kata). Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filologi adalah
investigasi ilmiah atas teks-teks tertulis (tangan) dengan menelusuri sumbernya,
keabsahan teksnya, karakteristiknya, serta sejarah lahir dan penyebarannya.
Selain itu, pengertian filologi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu
yang

mempelajari

kebudayaan

suatu

bangsa

berdasarkan


bahasa

dan

kesastraannya. Para filolog umumnya akan menelusuri sejarah teks dan
menyiapkan sebuah edisi melalui sejumlah tahapan metodologis yang bertujuan
menghadirkan teks siap baca, sementara pengkaji naskah lain (selalin filolog)
mungkin hanya berkepentingan dengan pemaknaan teksnya secara umum.2
Seperti yang telah dikemukakan oleh Abdussalam Harun, sebuah teks
yang telah melalui penilaian filologis seharusnya bisa dianggap sebagai karya
yang valid judul dan pengarangnya (jika ada), serta bacaannya dianggap paling
dekat dengan versi yang pertama kali ditulis oleh sang pengarang. (Fathurahman,
2016: 13-14).

Filologi juga berkesinambungan dengan pelestarian warisan

budaya berupa naskah dengan tulis tangan, yang sebenarnya milik masyarakat
Negara itu sendiri.
1 Oman Fathurahman, Filologi Indonesia Teori Dan Metode, (Jakarta : Kencana, 2016) , hal. 12.

2 Ibid , Oman Fathurahman, hal.16.

5

Kegiatan pengkajian teks ternyata telah menumbuhkan kesadaran bahwa
untuk mengetahui bentuk teks yang asli, perlu meneliti naskah-naskah itu untuk
mendapatkan naskah yang mendekati teks asli dan naskah yang menyimpang. Dan
kegiatan filologi juga yang menitikberatkan penelitiannya kepada bacaan yang
rusak ini kemudian disebut sebagai filologi tradisional.3
Pada dasarnya Filologi adalah sebuah Disiplin Ilmu yang dimana isi dari
ilmu tersebut mengkaji sebuah keabsahan sebuah naskah yang bertuliskan teks
konu yang dimana didasari oleh kesastraan sebuah naskah yang di latar belakangi
dengan kebudayaaan dari isi naskah itu sendiri. Filologi sudah dikaji sejak abad
ke-3 SM .
b. Batasan Kajian Filologi
Mempelajari filologi tidak jauh-jauh dari pembahasan yang ada di naskah
atau manuskrip seperti: tulisannya, bahasanya, unsur kesastraannya dan berapa
usia naskah atau manuskrip tersebut. Pada umumnya, filologi dapat dianggap
sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu humaniora yang memfokuskan
perhatiannya pada aspek bahasa dan sastra, terlebih yang termasuk dalam kategori

bahasa dan sastra klasik.4
Secara garis besar batasan kajian filologi adalah sebagai berikut :
1) Objek filologi adalah naskah dan teks. Naskah merupakan hasil
budaya yang biasanya tertulis dalam teks klasik yang dapat dibaca
dalam peninggalan-peninggalan yang berupa tulisan. Sementara
teks adalah tulisan yang abstrak. Oleh karenanya pemahaman dari
teks tersebut hanya dapat dipahami jika sudah dalam bentuk
naskah (bisa dikatakan naskah adalah tempat dari teks itu berada)
2) Filologi adalah sebuah bentuk kajian untuk mengetahui keaslian
atau

maksud

dari

naskah

(asli)

dan


menyaring

atau

3 Siti baroroh Baried, Pengantar Teori Filologi, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 1985), hal. 2.
4 Oman Fathurahman, Filologi Indonesia Teori Dan Metode, (Jakarta : Kencana; 2016), Hal. 16.

6

menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat didalamnya.
Karena pada hakikatnya filologi adalah ilmu pengetahuan tentang
segala sesuatu yang pernah diketahui orang
3) Filologi adalah hasil budaya yang berupa cipta sastra yang
sebagian besar kajiannya adalah tentang kesastraan. Dari sini
dapat diketahui bahwa filologi adalah gabungan dari kritik sastra,
sejarah dan linguistik. Linguistik masuk dalam kajian filologi
karena linguistik membahas tentang bahasa sementara bahasa itu
sendiri adalah kajian utama filologi, namun maksud bahasa dalam

kajian filoogi disini adalah bahasa yang digunakan pada masa
lampau.
4) Filologi adalah kajian tentang naskah-naskah dengan varianvariannya, yang kemudian naskah tersebut dipahami, diteliti,
ditafsirkan, kemudian diperbaiki bila ada sudut pandang yang
tidak tepat.
2.2. Sejarah Perkembangan Filologi di Indonesia
a. Perkembangan Awal Filologi di Indonesia
Indonesia yang terletak dikawasan silang budaya membuat gerak
budayanya tidak dapat dihindari lagi. Berbagai jenis asimilasi dan
akulturasi budaya mulai terbentuk hingga menjadi suatu peradaban dan
tanpa terasa telah diterima begitu saja oleh masyarakatnya. Salah satu
contoh

bentuk

peadaban

tersebut

adalah

peradaban

tulis

yang

menghasilkan naskah-naskah Indonesia (naskah-naskah dengan bahasa
yang pernah digunakan di Indonesia pada masa lalu )5. Peradaban tulis di
Indonesia dipengaruhi oleh dua peradaban besar yang pada saat itu sudah
mulai masuk ke Indonesia, yaitu peradaban India dan peradaban Islam.
Di era sebelum memasuki abad ke-14, budaya tulis Indonesia
dipengaruhi oleh budaya tulis India. Perkembangan budaya tulis ini
dipengaruhi oleh perkembangan agama Hindu-Budha pada saat itu.
Berbagai jenis teks atau naskah yang muncul sejak abad ke-7 pun
5 Henri Chambert Loir dan Oman Fathurahman, Khazanah Naskah, (Jakarta: Obor, 1999), hal.10

7

menggunakan bahasa Sansekerta. Oleh karenanya tidak heran jika dalam
kurun waktu beberapa abad bahasa Sansekerta menjadi salah satu bahasa
yang sangat penting dikalangan cendikiawan pada saat itu. Kemudian
untuk perkembangan selanjutnya, teks yang berasal dari India (yang
menggunakan bahasa Sansekerta) itupun banyak dikembangkan menjadi
bahasa Jawa Kuno.
Setelah India, peradaban kedua yang juga mempunyai pengaruh
terhadap tardisi tulis di Indonesia adalah peradaban Islam. Islam yang
mulai berkembang pada abad ke-13 tersebut mulai memperkenalkan
tradisi penulisan Melayu dengan menggunakan aksara Jawi. Pada Abad
ke-14 tradisi penulisan Melayu mulai mendominasi khususnya di beberapa
daerah Bandar di kedua sisi Selat Malaka.6
Perkembangan selanjutnya dapat dilihat di Aceh, Sumatera Utara.
Seiring berkembangnya Islam di Aceh seiring pula dengan berkembangnya
tradisi tulis disana. Sehingga tidak aneh jika Aceh mendapat predikat
sebagai salah satu pusat terpenting perkembangan Islam di Indonesia dan
juga sebagai pusat terpenting perkembangan naskah Melayu. Salah satu
contoh naskah melayu yang terkenal adalah Hikayat Raja-Raja Pasai.

b. Perkembangan Filologi di Indonesia : Kehadiran Bangsa Barat
Membicarakan perkembangan filologi tentu tidak akan jauh dari
kehadiran bangsa-bangsa barat yang telah singgah di Indonesia. Mereka
yang datang dengan berbagai kepentingan tanpa disadari mereka pulalah
yang kemudian mengasah kembali bagaimana perkembangan dari filologi
di Indonesia, termasuk dalam hal ini adalah perkembangan naskah-naskah
Melayu. Perkembangan filologi yang disebabkan oleh kehadiran bangsa
barat dapat dilihat dari dua kegiatan mereka selama di Indonesia yaitu
sebagai pedagang dan sebagai penyebar agama Kristen (misionaris).
1) Naskah Indonesia dan Para Pedagang Barat
6 Oman Fathurahman, Filologi Indonesia: Teori dan Metode, (Jakarta: kencana, 2016), hal. 42

8

Kedatangan bangsa barat ke Indonesia pada abad ke-16 sebagai
seorang pedagang telah menghadirkan ketertarikan pengkajian naskahnaskah. Kedatangan bangsa barat yang berstatus sebagai seorang pedagang
tersebut secara tidak langsung telah memperkenalkan berbagai jenis
naskah-naskah kepada penduduk pribumi Indonesia. Pada saat itu para
pedagang barat membawa berbagai jenis naskah-naskah yang diperoleh
dari para kolektor (pengkoleksi naskah-naskah) kemudian membawanya
ke Indonesia untuk diperjual belikan hingga pada akhirnya naskah-naskah
tersebut terus berpindah tangan atau dihadiahkan. Tokoh-tokoh yang
dikenal bergerak dalam usaha perdagangan naskah adalah Peter Floris atau
Pieter Willemsz, Van Elbinck (yang pernah tinggal di Aceh pada tahun
1604). 7
2) Mengkaji Naskah oleh Para Misionaris
Perkembangan selanjutnya dapat dilihat dari kedatangan bangsa
Eropa ke Indonesia yang membawa misi penyebaran Kristen (misionaris).
Bahasa

Melayu

sangat

diperlukan

oleh

para

misionaris

untuk

mengembangkan dakwah kristen. Oleh karenanya mulailah mereka
mengkaji naskah Melayu dan mempelajari bahasanya. Dari sinilah
aktivitas penerjemahan Beibel dalam bahasa Melayu mulai dilakukan
tanpa mereka sadari.
Pada tahun 1629, tibalah kapal Belanda ke Indonesia. Tiga puluh
tahun setelah tibanya kapal Belanda pertama di kepulauan Nusantara,
terbitlah terjemahan Alkitab yang pertama dalam bahasa Melayu yang
berjudul Het Nieuwe Testament( .. . ) in Nederduyts ende Malays, na de
Grieckscher waarheyt overgeset - Jang Testamentum Barn ( . . . ) bersalin
kepada bahasa Hulanda daan Bassa Malaju, seperti Jang Adillan bassa
Greg. Karya tersebut diterbitkan oleh Jan Jacobsz dan Palenstein, dan
diterjemahkan oleh Albert Cornelisz dan Ruil/ Ruyl, 8 Selain tokoh-tokoh
tersebut, masih banyak para misionaris yang tertarik dalam penulisan
naskah-naskah Indonesia, mereka diantaranya adalah Dr. Melchior
7 Siti Baroroh Baried, dkk., Op.Cit., hal. 43.
8 Siti Baroroh Baried, dkk, Op.Cit., hal. 44

9

Leijdecker (1645-1701), Francois Valentijn (1666-1727), dan G.H.
Werndly.
c. Perkembangan Filologi di Indonesia: Lahirnya Filolog Indonesia
Kegiatan awal yang berhubungan dengan naskah Indonesia baru
dimulai pada abad ke-17. Sedangkan untuk pengkajian isi naskah
Indonesianya sendiri baru dimulai pada abad ke-18. Para penggiatnya
sendiri masih terbatas pada sarjana-sarjana asing, terutama dari Eropa.
Sementara dari para sarjana Indonesianya sendiri dalam telaah naskahnaskah Indonesia masih sangat minim. Salah satu ciri dari penelitian awal
naskah Indonesia ini adalah penekanannya pada upaya penerjemahan, atau
membuat catatan-catatan kecil terhadap teks yang dikajinya.
Pada masa berikutnya, yaitu pada pertengahan abad ke-19, para
ahli Filologi Eropa mulai berupaya untuk menganalisis isi naskah
Indonesia walaupun pada saat itu masih terbatas dalam telaah naskah
Melayu dan Jawa. Beberapa hasil telaah filologis yang dihasilkan pada
periode ini antara lain Geschiedenis van Sri Rama oleh Roorda van
Eysinga (1843), Arjoena-Wiwaha dan Bomakarya oleh Th. A Friedrich
(1850), Ramayana Kakawin oleh H. Kern (1900), dan beberapa teks
Mahabharata oleh H.H. Juynboll (1906). 9
Memasuki abad ke-20 mulailah bermunculan para filolog
Indonesia yang mulai dirintis oleh Hoesein Djajadiningrat dengan
karyanya Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten (1913), dan
Poerbatjaraka dengan karyanya, antara lain Arjuna-Wiwaha (1926).

10

Perkembangan kajian filologi saat itu sempat terhenti pada tahun 1960-an
(Pada masa pendudukan Jepang). Minat dalam pengkajian naskah
Indonesia mulai muncul kembali pada tahun 1965. Pada tahun ini
pengkajian filologi mulai divariasikan dengan adanya beragam teori yang
berhubungan dengan sastra, seperti strukturalisme, intertekstualitas, dan
resepsi. Oleh karenanya kajian filologi pada saat ini mulai berkembang di
Indonesia. Kajian filologinya bukan hanya tentang menerjemahkan naskah
9 Oman Fathurahman, Op.Cit., hal.51
10 Oman Fathurahman, Op.Cit., hal.52

10

atau menyuntingnya, akan tetapi sudah mulai mengkaji lebih dalam
mengenai makna teksnya melalui telaah struktur karya berdasarkan teori
sastra tersebut.
Contoh para filolog yang menerapkan kajian filolog dengan
menggunakan pendekatan sastra, yaitu :
(1) Filolog yang melakukan pendekatan strukturalisme: Achadiata
Ikram dengan penelitiannya Hikayat Sri Rama (1979), Sulastin
Sutrisno yang meneliti Hikayat Hang Tuah (1983). Partini
Pradotokusumo dengan Kakawin Gajah Mada (1984), Edwar
Djamaris dengan Tambo Minangkabau (1991), Nafron Hasyim
dengan Kisasul Anbiya (1991).
(2) Filolog yang melakukan pendekatan resepsi : Soeratno dengan
karyanya Hikayat Iskandar Zulkarnain : Suntingan dan Analisis
Resepsi

(1988),

Wiryamartana

dengan

Arjuna-Wiwaha

:Transformasi Teks Jawa Kuno lewat Tanggapan dan Penciptaan
di Lingkungan Sastra Jawa (1990), dan Abdullah dengan Hikayat
Meukuta Alam : Suntingan Teks dan Terjemahan beserta Telaah
Struktur dan Resepsinya (1987).
Penggunaan teori sastra juga tidak hanya digunakan oleh para
filolog yang menggeluti naskah sastra namun juga digunakan oleh para
filolog yang menggeluti naskah keagamaan baik yang menggunakan
bahasa Melayu maupun Arab. Diantara mereka adalah Amir Fatah
(1997) yang meneliti naskah tasawuf Melayu al-hikam dengan
menggunakan pendekatan teori strukturalisme dan Fauzan Muslim
(1996) yang memilih naskah tasawuf berbahasa Arab karya Ibnu
‘Arabi, Kunhu ma la budda minhu, dengan pendekatan hermeneutik. 11

11 Oman Fathurahman, Op.Cit., hal.54

11

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Filologi adalah disiplin ilmu humaniora yang mempelajari tentang naskahnaskah kuno. Filologi secara etimologi berasal dari kata philologia yang terdiri
dari dua kata, philos (cinta) dan logos (kata). Secara terminologi filologi adalah
ilmu yang mempelajari kebudayaan suatu bangsa berdasarkan bahasa dan
kesastraannya. Objek kajian filologi adalah naskah atau teks kuno sedangkan
aktivitas dari filologi sendiri adalah menganalisis, menerjemahkan dan menyusun
naskah.
Sejarah perkembangan filologi di Indonesia dimulai dengan masuknya
peradaban India dan Islam. Peradaban India yang menyumbangkan bahasa
Sanskerta yang secara tidak langsung juga menyumbangkan naskah-naskah
berbahasa Sanskerta. Sementara itu, Peradaban Islam yang menyumbangkan

12

bahasa Melayu ikut serta menyumbangkan naskah Melayu. Perkembangan
selanjutnya kemudian dapat dilihat dari datangnya bangsa Barat, khususnya Eropa
ke Indonesia yang manyatakan dirinya sebagai pedagang atau penyebar agama
Kristen (misionaris), dari para bangsa Barat inilah kemudian diperkenalkan
bagaimana bentuk-bentuk naskah. Dan perkembangan filologi terakhir di
Indonesia bisa dilihat dengan bermunculannya banyak filolog dengan keunikan
kajian filologi masing-masing, seperti Achadiata Ikram yang mengkaji filologi
menggunakan teori sastra berupa teori strukturalisme.
3.2. Saran
Filologi adalah kajian yang sangat unik. Dari filologi dapat diketahui
keanekaragaman budaya dunia yang sebelumnya masih menjadi sebuah misteri.
Mengenai bagaimana eksistensinya sebagai sebuah disiplin ilmu, filologi sangat
cocok dikaji untuk mereka yang menggeluti dunia humaniora, dan lebih dinamis
lagi jika mereka memadukannya dengan disiplin ilmu yang lainnya, seperti Sains.

DAFTAR PUSTAKA

Baried,Siti Baroroh,dkk.1985.Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudyaan.
Fathurahman, Oman.2016.Filologi Indonesia Teori Dan Metode.Jakarta: Kencana.
Loir, Henri Chambert dan Oman Fathurahman. 1999. Khazanah Naskah. Jakarta:
Obor.
Sudibyo.2007. Kembali ke Filologi: Filologi Indonesia dan Tradisi Orientaslisme.
Dalam Jurnal Humaniora Volume 19. Jogjakarta: Universitas Gajah Mada.

13