Proposal Kerja Praktek UPR INDONESIA

PROPOSAL KERJA PRAKTIK
OBSERVASI PROSES PENGOLAHAN EMAS DARI BENTUK
MATERIAL SAMPAI PADA PROSES BULLION PADA
AKTIVITAS PRODUKSI PT. KASONGAN BUMI KENCANA
DI DESA MIRAH KALANAMAN, KECAMATAN TUMBANG
SAMBA, KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI
KALIMANTAN TENGAH

Disusun oleh :

TULUS
NIM. DBD 111 0064
TROFI GERHARIKO
NIM. DBD 111 0068

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2014


PROPOSAL KERJA PRAKTEK
DIAJUKAN KE
PT. KASONGAN BUMI KENCANA
DESA MIRAH KALANAMAN, KECAMATAN TUMABANG
SAMBA, KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI
KALIMANTAN TENGAH
Nama
NIM
Alamat
Jurusan

: Tulus
: DBD 111 0064
: Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang No.1 (73112) Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Telp : 0536 – 3226487
Palangka Raya,
November 2014

Mahasiswa,

Tulus
NIM. DBD 111 0064
Mengetahui,

Mengetahui,

Ketua Jurusan / Program Studi,

Dosen Koordinator Kerja Praktik,

Ir. Yulian Taruna, M.si

Fahrul Indrajaya, ST

NIP. 19580705 198903 1 019

NIP. 19791215 200812 1 001


PROPOSAL KERJA PRAKTEK
DIAJUKAN KE

PT. KASONGAN BUMI KENCANA
DESA MIRAH KALANAMAN, KECAMATAN TUMABANG
SAMBA, KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI
KALIMANTAN TENGAH
Nama
NIM
Alamat
Jurusan

: Trofi Gerhariko
: DBD 111 0068
: Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang No.1 (73112) Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Telp : 0536 – 3226487
Palangka Raya,

November 2014
Mahasiswa,

Trofi Gerhariko
NIM. DBD 111 0068

I.

Mengetahui,

Mengetahui,

Ketua Jurusan / Program Studi,

Dosen Koordinator Kerja Praktik,

Ir. Yulian Taruna, M.si

Fahrul Indrajaya, ST


NIP. 19580705 198903 1 019

NIP. 19791215 200812 1 001

PENDAHULUAN
Kerja praktik merupakan kegiatan Mahasiswa sebagai syarat untuk
memenuhi kurikulum perkuliahan di program studi pada suatu perguruan

tinggi, dimana dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
selama dibangku kuliah dengan keadaan lapangan yang sebenarnya.
Penerapan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah tersebut sering
mengalami kendala dikarenakan terbatasnya ilmu yang diperoleh di
Perguruan Tinggi yang bersangkutan, baik terbatas sarana dan prasarana
sebagai penunjang kuliah yang disediakan oleh pihak Perguruan Tinggi
maupun kemampuan dari Mahasiswa itu sendiri. Keterbatasan inilah yang
diantisipasi dengan diharuskannya seorang Mahasiswa pada akhir studinya
melaksanakan Kerja Praktik (KP).
Adapun pelaksanaan Kerja Praktik (KP) tersebut dilakukan pada
perusahaan yang bergerak pada bidang usaha sesuai atau relevan dengan
bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini bidang Pertambangan (sesuai

bidang ilmu dan jurusan yang dipraktikkan).
Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktik tersebut adalah
perusahaan yang diharapkan mampu membina dan mengarahkan serta
bersedia memberikan pengalaman ilmu teori dan praktik secara langsung di
lapangan kepada Mahasiswa yang melaksanakan praktik. Hal ini penting
diperhatikan, karena melalui praktik lapangan diharapkan sumber daya
manusia meningkat sehingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat
berguna nantinya pada masa mendatang serta dapat memberikan masukan
kepada pihak perusahaan terhadap segala analisa yang akan dilakukan.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sekali
bahan galian mineral diantaranya ialah bahan galian emas. Bahan galian
emas merupakan salah satu dari bahan galian golongan B atau bahan galian
yang bersifat vital bagi negara.
Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia dan
komoditas yang sangat berharga sepanjang sejarah manusia. Elemen ini
memiliki nomor atom 79 dan nama kimia aurum atau Au. Emas termasuk
golongan native elemen, dengan sedikit kandungan perak, tembaga, atau
besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-3 skala Mohs.
Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific gravity


15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar kandungan perak, maka emas
makin berwarna keputih-putihan.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme
kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis
menghasilkan endapan alluvial (placer). Genesa emas dikategorikan menjadi
dua yaitu endapan primer dan endapan placer.
Salah satu bagian dari kegiatan penambangan yang sangat penting
ialah kegiatan pemurnian.
Berdasarkan latar belakang pentingnya studi lapangan tersebut, maka
dilakukan Kerja Praktik di sebuah perusahaan. Perusahaan yang ditunjuk
untuk Kerja Praktik ini adalah perusahaan yang bersedia membina dan
mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu praktik secara
langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan Kerja Praktik.
Hal ini penting diperhatikan, karena melalui Kerja Praktik diharapkan sumber
daya manusia meningkat hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat
berguna nantinya pada masa mendatang serta dapat mempunyai pandangan
umum mengenai aktivitas kegiatan penambangan di sebuah perusahaan.
Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar praktikan memilih tempat
kegitan Kerja Praktik.

Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar mahasiswa memilih
tempat Kerja Praktik (KP) pada PT. KASONGAN BUMI KENCANA
Adapun topik yang kami ajukan adalah : Observasi Proses Pengolahan
Emas Dari Bentuk Material Sampai Pada Proses Bullion Pada Aktivitas
Produksi PT. KASONGAN BUMI KENCANA Di Desa Mirah
Kalanaman, Kecamatan Tumbang Samba, Kabupaten Katingan,
Provinsi Kalimantan Tengah

II.

LATAR BELAKANG

Perusahaan tambang batubara PT. Kasongan Bumi Kencana terletak
di Desa Mirah Kalanaman, Kecamatan Tumbang Samba, Kabupaten
Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PT. Kasongan Bumi Kencana
adalah melakukan pemurnian, yaitu melakukan pengolahan logam kotor
melalui proses kimia agar diperoleh tingkat kemurnian tinggi.
Berdasarkan latar belakang pentingnya studi lapangan tersebut, maka
dilakukan Kerja Praktik di sebuah perusahaan. Perusahaan yang ditunjuk

untuk Kerja Praktik ini adalah perusahaan yang bersedia membina dan
mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu praktik secara
langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan Kerja Praktik.
Hal ini penting diperhatikan, karena melalui Kerja Praktik diharapkan sumber
daya manusia meningkat hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat
berguna nantinya pada masa mendatang serta dapat mempunyai pandangan
umum mengenai aktivitas kegiatan penambangan di sebuah perusahaan.
Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar praktikan memilih tempat
kegitan Kerja Praktik.
Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar mahasiswa memilih
tempat Kerja Praktik (KP) pada PT. KASONGAN BUMI KENCANA.
Adapun topik yang kami ajukan adalah : Observasi Proses Pengolahan
Emas Dari Bentuk Material Sampai Pada Proses Bullion Pada Aktivitas
Produksi PT. KASONGAN BUMI KENCANA Di Desa Mirah
Kalanaman,

Kecamatan

Tumbang


Provinsi Kalimantan Tengah

Samba,

Kabupaten

Katingan,

III. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari Kerja Praktik ini adalah sebagai bahan pembelajaran
secara langsung di lapangan mengenai kegiatan pemurnian sesuai dengan
judul yang diambil. Selain itu, merupakan salah satu syarat pada kurikulum
pembelajaran pada program S1 Teknik Pertambangan, Universitas
Palangkaraya (UNPAR), Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan tujuan dari kerja praktik ini antara lain :
a)

Untuk mengetahui dan mengenal kegiatan pemurnian baik prosedur
pemurnian, peralatan yang digunakan, dan kegiatan pemurnian serta
pengolahan datanya.


b)

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kegiatan pemurnian
emas pada PT. Kasongan Bumi Kencana, Desa Mirah Kalanaman,
Kecamatan

Katingan

Tengah,

Kabupaten

Katingan,

Provinsi

Kalimantan Tengah.
c)

Dapat mengetahui arti penting kegiatan pemurnian emas bagi kegiatan
penambangan pada PT. Kasongan Bumi Kencana, Desa Mirah
Kalanaman, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan,
Provinsi Kalimantan Tengah.

IV.

BATASAN MASALAH
Dalam kegiatan Kerja Praktik ini yang dibahas adalah sesuai dengan
judul Kerja Praktik yaitu “Observasi Proses Pengolahan Emas Dari
Bentuk Material Sampai Pada Proses Bullion Pada Aktivitas Produksi
PT. KASONGAN BUMI KENCANA Di Desa Mirah Kalanaman,
Kecamatan

Tumbang

Samba,

Kabupaten

Katingan,

Provinsi

Kalimantan Tengah” untuk mengamati proses dalam kegiatan pemurnian
emas.

V.

METODE PENGAMBILAN DATA
Adapun penulisan laporan ini didasarkan pada tiga (3) metode, yaitu :
1.

Metode Pengambilan data primer (pengamatan lapangan)

Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan
terhadap kegiatan pemurnian emas.
2.

Metode Interview (wawancara)
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada operator
lapangan dan staf pada PT. KASONGAN BUMI KENCANA

3.

Metode Pustaka
Metode ini dilakukan

dengan cara studi literatur baik yang

menyangkut tentang PT. KASONGAN BUMI KENCANA maupun
yang berkenaan dengan topik yang dibahas dalam laporan ini.
VI.

DASAR TEORI
A.

Pengertian emas
Emas adalah unsur

kimia dlm tabel

periodik yang

memiliki

simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam
transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning,
berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat
kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia.
Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan
dan

di deposit

alluvial dan

salah

satu logam

coinage. Kode

ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu
sekitar 1000 derajat celcius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu
dengannya.

Mineral

pembawa

emas

biasanya

berasosiasi

dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil
mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan
endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri
dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium.

Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan
perak di dalamnya >20%.
B.

Genesa emas
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan.

Beberapa

metasomatisme

kontak

endapan
dan

terbentuk

larutan

karena

hidrotermal,

proses

sedangkan

pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer).
Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikatagorikan
menjadi dua type yaitu :
1.

Endapan primer / Cebakan Primer
Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native)
yang terdapat di dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan
dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses magmatisme
atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan aktifitas
hidrotermal, yang membentuk tubuh bijih dengan kandungan
utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk sebaran
berupa urat/vein dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi
dengan urat kuarsa.

2.

Endapan plaser / Cebakan Sekunder
Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk
karena

proses

pelapukan

terhadap

batuan-batuan

yang

mengandung emas (gold-bearing rocks, Lucas, 1985). Proses
oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan
emas primer pada atau dekat permukaan menyebabkan
terurainya penyusun bijih emas primer. Proses tersebut
menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya emas. Terlepas
dan tersebarnya emas dari ikatan bijih primer dapat terendapkan
kembali pada rongga-rongga atau pori batuan, rekahan pada
tubuh bijih dan sekitarnya, membentuk kumpulan butiran emas

dengan tekstur permukaan kasar. Akibat proses tersebut,
butiran-butiran emas pada cebakan emas sekunder cenderung
lebih besar dibandingkan dengan butiran pada cebakan
primernya (Boyle, 1979). Dimana pengkonsentrasian secara
mekanis melalui proses erosi, transportasi dan sedimentasi yang
terjadi terhadap hasil disintegrasi cebakan emas pimer
menghasilkan endapan emas letakan/aluvial (placer deposit).
C.

Kegunaan Emas
Emas moneter sebagai jaminan mata uang yang pernah dipakai
oleh Bank Indonesia.
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan
juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas
dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter
absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh
dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas
dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan
emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan
emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.

D.

Pengolahan Emas
Dalam penambangan emas, logam emas tidak berada dalam
bentuk murninya, akan tetapi masih bercampur dengan logam dan
campuran lain. Karena itu perlu adanya pemisahan dan pemurnian
logam emas. Selama ini, pemisahan emas dilakukan dengan cara
sianidasi, amalgamasi, dan peleburan. Sedangkan pemurnian emas
dengan cara elektrolisis.
Pelindian adalah proses untuk mengambil senyawa logam
terlarut dari bijih dengan melarutkan secara selektif senyawa tersebut
ke dalam suatu pelarut seperti air, asam sulfat dan asam klorida atau
larutan sianida. Logam yang diinginkan kemudian diambil dari larutan
tersebut dengan pengendapan kimiawi atau bahan kimia yang lain atau
proses elektrokimia. Metode pelindian dapat berbentuk timbunan,

heap atau tangki. Metode pelindian head leaching banyak digunakan
untuk pertambangan emas sedangkan pelindian dengan timbunan
banyak digunakan untuk pertambangan tembaga. Pencucian tumpukan
batuan dengan sianida (Cyanide Heap Leaching) dianggap sebagai
cara paling hemat biaya untuk memisahkan butir-butir emas yang
halus
E.

Cara pengolahan Bijih Emas
Teknologi proses pengolahan emas skala komersial yang umum
digunakan terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1.

Comminution / Kominusi
Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral
berharga yang mengandung emas dengan tujuan untuk
membebaskan (meliberasi) mineral emas dari mineral-mineral
lain yang terkandung dalam batuan induk.
a.

Refractory ore processing
Bijih dipanaskan pada suhu 100 - 110 0C, biasanya sekitar
10 jam sesuai dengan moisture. Proses ini sekaligus
mereduksi sulfur pada batuan oksidis.

b.

Crushing
Crushing merupakan suatu proses peremukan ore (bijih)
dari hasil penambangan melalui perlakuan mekanis, dari
ukuran batuan tambang