Perkembangan Peserta didik dan Peserta Didik

Upaya meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar
Khairul Jalil F03112049
Abstrak
Masalah dalam jurnal ini adalah rendahnya minat baca siswa Sekolah Dasar
yang masih rendah. Jurnal ini dibuat dengan cara mengolah data dari hasil
penelitian maupun gagasan para ahli yang kami kumpulkan selama satu bulan.
Untuk meningkatkan minat baca siswa Sekolah Dasar perlu adanya motivasi
ekstrinsik yaitu Sekolah atau guru, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat. Upaya untuk meningkatkan minat baca siswa SD dapat melibatkan

orangtua, guru, dan serta masyarakat. Agar dapat menciptakan lingkungan baca yang
kondusif, baik disekolah maupun dimasyarakat. Misalnya pengadaan perpustakaa
ataupun dengan rutin mengunjungi perpustakaan bersama- sama pada mata pelajaran
tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu pengetahuan melalui buku- buku yang tersedia
di perpustakaan.

Kata Kunci : Minat baca, motivasi ekstrinsik
Pendahuluan
Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan
lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis
dan berhitung. Kecapakan ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak

bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih
lanjut.Tanpa penguasaan tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai
ilmu pengetahuan (Depdikbud, 1991/1992:11).
Perihal minat berhubungan dengan kebiasaan. Minat dan kebiasaan adalah
dua pengertian yang berbeda tetapi berkaitan. Pengertian minat menurut
Poerbakawatja (1982:214) adalah ”kesedian jiwa yang sifatnya aktif untuk
menerima sesuatu dari luar.”
Menurut Thursan Hakim (2000:35) Minat adalah suatu keadaan di mana
seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan disertai dengan
keinginan untuk mengetahui, mempelajari, dan untuk membuktikannya lebih
lanjut tentang objek tertentu dengan perngertian aktif terhadap objek tersebut.
Dalam hal ini, Menurut Surya (2001:7.31) mengemukakan bahwa minat
merupakan aspek kepribadian yang menyangkut rasa senang atau tidak senang
terhadap suatu objek dalam mencapai tujuan. Jadi minat yang kuat akan
mendorong seseorang dalam memilih tindakan secara tepat untuk mencapai

tujuan. Menurut Safari (2005:111) minat baca adalah skor murid yang diperoleh
dari tes belajar yang mengukur aspek (1) kesukaan yang indikatornya gairah dan
inisiatif, (2) ketertarikan yang indikatornya responsif dan kesegeraan,(3) perhatian
yang indikatornya konsentrasi dan ketelitian,(4) keterlibatan yang indikatornya

kemauan dan keuletan.
Minat baca pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat hubungan tersebut
semakin kuat minatnya. Rendahnya minat baca dikalangan anak dapat disebabkan
oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua yang kurang
memberikan contoh kegemaran membaca kepada anak. Selain itu kurangnya
perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anakanya selama
kegiatan belajar disekolah, hal ini disebabkan kurangnya konsep pendidikan yang
diterapkan oleh orang tua. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap minat baca
anak, karena pengaruh ajakan teman main yang begitu kuat. anak akan lebih
memilih bermain dengan teman-temannya dibandingkan dengan membaca buku.
Membaca merupakan salah satu pintu utama untuk dapat mengakses
pengetahuan. Pengetahuan ini tentunya akan dapat dipahami dan dikuasai secara
maksimal melalui proses belajar yang giat, tekun, dan terus menerus. Proses
belajar yang efektif antara lain dilakukan dengan melakukan aktivitas membaca
itu sendiri. Dengan bekal pengetahuan itulah manusia mampu menyelesaikan
segala permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Tanpa pengetahuan,
tentunya manusia akan banyak menemui kesulitan dalam memecahkan setiap
masalah yang dihadapinya. Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9
tahun merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar

membaca, menulis dan berhitung. Kecakapan ini merupakan landasan,
wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu
pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan
tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan
(Depdikbud, 1991/1992:11).
Pada usia Sekolah Dasar yaitu antara 6-12 tahun, anak sudah mulai
mempunyai minat pada aktivitas tertentu yang dianggap sesuai dengan kebutuhan,

yaitu ingin sekolah. Menurut Hurlock (1980:168), umumnya anak pada mulanya
bergairah ke sekolah. Pada akhir kelas dua, banyak yang merasa bosan,
mengembangkan sikap menentang dan kritis terhadap tugas-tugas akademis,
meskipun anak masih menyukai kegiatan non-akademis. Sikap anak
sangat dipengaruhi oleh menarik tidaknya cara guru menyajikan bahan yang 2
harus dipelajari dan bagaimana ia memandang bahan-bahan ini dalam kaitannya
dengan pekerjaan di masa depan.
Membaca di Sekolah Dasar merupakan landasan bagi tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai kemamuan yang mendasari tingat
pendidikan selanjutnya, maka membaca perlu mendapat perhatian guru, sebab jika
dasarnya tidak kuat pada tahap pendidikan berikutnya siswa akan mengalami
kesulitan untuk dapat memperoleh dan memiliki pengetahuan.

Dalam proses membaca siswa siswa menjadi bagian penting dalam
menunjang prose pembelajaran. Syafi’ie (2008:2) menyatakan sebagai berikut : 1)
Memperoleh informasi dan tanggapan yang tepat atas berbagai hal, 2) Mencari
simbol, menyimpulkan, menyaring dan menyerap informasi dari bacaan, 3)
mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan menarik manfaat dari bacaan.
Hasil studi perbandingan tentang kemampuan memperoleh serta
memahami informasi dan bacaan terungkap dalam The International Association
Evaluation Achievement (IAEA) terhadap kelas IV Sekolah Dasar dari 30 negara,
ternyata Indonesia menduduki urutan yang ke-29 dari 30 negara peserta (Totong,
1998:9). Pada tahun 1992 laporan International for the Evaluation of Educational
Achievement (IEA) menyatakan bahwa kemampuan membaca siswa SEKOLAH
DASAR Indonesia menduduki peringkat ke- 26 dari 27 negara sample
(Dekdikbud,1997:25).
Rendahnya kemampuan membaca dan memahami isi bacaan ini menurut
Achmad (dalam Sumarsono 1994:72), diduga disebabkan antara lain oleh
kurangnya minat baca siswa. Sehubungan dengan hal itu, Sugiharti (1997:39)
menyatakan bahwa minat baca anak Indonesia tergolong paling rendah didunia.
Diperkirakan hanya sekitar 10% anak Indonesia yang tergolong kelompok gemar
membaca.


Masalah
1. Bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa
Sekolah Dasar?
2. Apa aja kendala minat baca siswa Sekolah Dasar?
3. Kapan anak-anak dikatakan memiliki minat baca?
4. Di mana anak-anak bisa mendapatkan keterampilan membaca?
5. Bagaimana cara meningkatkan minat baca anak Sekolah Dasar?
Tujuan
1. Memahami dan menjelaskan Minat baca anak Sekolah Dasar
2. Mengetahui pentingya mempelajari minat baca anak Sekolah Dasar
3. Menjelaskan hubungan antara minat baca anak dengan prestasi akademik anak
Sekolah Dasar
4. Memberikan gambaran tentang upaya yang bisa lakukan untuk meningkatkan
minat baca anak Sekolah Dasar
5. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan
keterampilan membaca anak Sekolah Dasar.

Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Hasil tulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang minat baca

siswa Sekolah Dasar dan Cara meningkatkan minat baca anak Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah dan Guru Sekolah Dasar
Sebagai masukan dalam peningkatan minat baca siswa Dapat menambah
pengetahuan dalam rangka menumbuhkan minat baca siswa terhadap buku
pelajaran .
b. Bagi Masyarakat

Untuk

memberikan

mempengaruhi

pola

gambaran
pikir

secara


siswa

dan

lengkap
agar

bahwa

para

minat

orang

tua

baca
turut


mengembangkan minat baca anak.

Pembahasan
Faktor-faktor yang mendorong minat menurut Sutini adalah sebagai
berikut. Pertama faktor kebutuhan, karena adanya kebutuhan tertentu orang
mempunyai minat untuk memenuhi kebutuhan itu. Kedua faktor perasaan;
perasaan sukses, senang, mendorong timbulnya minat, sedangkan perasaan
kecewa, gagal, menghambat atau bahkan menghilangkan minat. Ketiga, faktor
lingkungan; maksudnya minat dipengaruhi dorongan untuk diterima atau diakui
oleh lingkungan .
Membaca bukanlah objek dari minat tetapi membaca merupakan kegiatan
atau usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi minat. Melalui
membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat
diperoleh.

Inilah

motivasi


pokok

yang dapat

mendorong

timbul

dan

berkembangnya minat anak. Apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang,
dalam arti bahwa anak sudah dimulai suka membaca, maka minat baca pun akan
meningkat.
Ajip Rosidi (1973:18) mengatakan bahwa pembinaan minat baca bagi
masyarakat Indonesia dapat dibina sejak mereka masih anak-anak (TK, Sekolah
Dasar, dan terus sampai SLTP/SLTA). Jika pembinaan minat baca tidak dimulai
sejak dini, maka besar kemungkinan setelah besar pun tetap tidak gemar
membaca. Kalaupun gemar membaca maka bahan bacaan yang dipilih hanya
berkisar pada buku bacaan hiburan. Oleh karena itu masalah minat baca siswa
Sekolah Dasar perlu mendapat perhatian.


Di jenjang Sekolah Dasar, usia ini dikelompokkan dalam dua kategori,
yaitu kelas rendah (kelas 1-3 Sekolah Dasar) dan kelas atas (kelas 4-6 Sekolah
Dasar). Menurut Karmila Wardhana, memiliki
ciri khas yang berbeda.
1. KELAS 1-3 Sekolah Dasar
Anak di kelas bawah masih menapaki masa transisi dari taman kanakkanak yang aktivitas belajar dilakukan sambil bermain ke jenjang Sekolah
Dasar yang formal. Mereka dituntut untuk banyak berada dalam dalam kelas
dan duduk tenang memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugastugas.

Tuntutan tersebut tentu saja menyulitkan karena sebenarnya murid-murid
kelas rendah masih dalam usia bermain. Banyak orang tua, bahkan guru,
melupakan ciri khas usia ini. Anak kelas 1-2 belum bisa diharapkan duduk

lama karena rentang perhatian maksimal sekitar 15 menit. Jadi, mereka tidak
dapat dikatakan nakal jika tidak bisa duduk tenang di kelas.
Berkaitan dengan masa transisi ini, orang tua harus peka dengan
kemungkinan munculnya school phobia pada anak. Pahamilah bahwa
perubahan-perubahan dari TK ke Sekolah Dasar sering membuat murid kelas
rendah “ketakutan”.


Belajar sambil bermain itu menyenangkan. Foto:wordpress.com
Agar anak dapat melalui masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat
membantu dengan memberikan motivasi belajar yang pas menurut ciri khas
anak usia kelas 1-3 Sekolah Dasar atau kurang lebih 6-8 tahun. Inilah pokokpokoknya:
a. Belajar sambil bermain
Pada prinsipnya hampir sama dengan cara belajar anak TK. Namun, untuk
anak Sekolah Dasar alihkan ke cara bermain yang lebih konstruktif. Tidak
selalu harus belajar di belakang meja, bisa juga sambil tiduran di lantai.
b. Manfaatkan PR

Manfaatkan kesempatan ini. Ilustrasi: edulink.networks.net
Sampai saat ini Pekerjaan Rumah (PR) untuk murid kelas rendah masih
menjadi pro-kontra. Menurut Mila, selama tidak berlebihan, sebenarnya
PR banyak memberi manfaat. Salah satunya untuk mengulang sedikit
pelajaran yang sudah didapat anak di sekolah. Masalah timbul kalau anak
sering dijejali PR. Inilah yang sering menjadi beban bagi anak.
c. Beri dukungan
Dukungan memang selalu diperlukan, terutama saat anak menghadapi
masa-masa sulit di sekolah. Bentuk bisa sangat sederhana. ketika anak
memperoleh nilai buruk, kita tidak perlu menjatuhkan vonis bahwa ia
bodoh atau pemalas.

d. Jadilah model yang baik
Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar.
Misalnya, ketika sedang mengerjakan PR anak melihat ibunya menonton
televisi dan ayahnya tidur. Jangan samapai anak berpikiran bahwa
orangtua tidak adil. Seperti menemani anak sambil membaca koran atau
buku. Dengan begitu anak akan mendapat panutan.
e. Tetapkan jam belajar

Ilustrasi: gifted.uconn.edu

Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak.
Namun, jadwal harus dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya.
Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum waktu belajar. Saat waktunya
belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi
hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton teve, tidak
mendengarkan radio, atau tidak bermain playstation.
2. ANAK 4-6 Sekolah Dasar
Anak-anak Sekolah Dasar kelas atas sudah diharapkan memiliki self learning
regulation atau kesadaran untuk belajar sendiri. Jika pada anak kelas 1-3
Sekolah Dasar, orang tua masih sangat terlibat dalam proses belajar anak, maka
pada anak kelas 4-6 Sekolah Dasar orang tua hanya menjadi pendamping.
Mereka harus tahu apa yang harus mereka lakukan. Namun, orang tua tetap
perlu menumbuhkan motivasi belajarnya agar tak kendur. Caranya, ingatlah
bahwa salah satu ciri anak usia ini adalah penggunaan logika yang sudah
semakin mendalam. Orang tua perlu memberikan alasan-alasan yang masuk
akal tentang pentingnya belajar.
a) Kaitkan dengan Hobinya
Kalau hobi anak adalah menonton acara kuis di TV, orang tua bisa
memberi komentar. “Dia bisa menang dan mendapat hadiah karena pintar.
Wah, pasti dari kecil dia sudah senang belajar dan bisa mengatur waktu”.

Membuat jadwal, yuk! Ilustrasi: hill.troy.mi.us

b) Ajak untuk membuat Jadwal
Pada usia ini biasanya anak mulai memiliki banyak kegiatan. Ada latihan
basket, renang, jalan-jalan dengan teman, juga main games. Oleh karena
itu, libatkan anak dalam pengaturan jadwal kegiatannya. Jelaskan bahwa
anak boleh memiliki kegiatan apa pun, tapi belajar merupakan prioritas
utama. Dengan diberi pengertian seperti itu dan dibiarkan mengatur jadwal
sendiri, ia tidak akan merasa terpaksa. Jangan lupa, keterpaksaan hanya
akan mengendurkan motivasi anak dalam belajar.
c) Rencanakan Masa Depan
Karena murid-murid kelas atas, terutama kelas 5 dan 6 sudah akan
memasuki sekolah lanjutan, orang tua perlu mengajak anak untuk
mengadakan rencana masa depan. “Kamu mau masuk SMP mana? Kirakira di situ NEM-nya berapa, ya? Yuk kita mulai kejar dari sekarang
supaya kamu bisa lolos ke sana!” .

Membaca Pemahaman
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
(KBBI,1991). Pada membaca mata mengenali kata, sementara pikiran
menghubungkan dengan makna. makna kata dihubungkan satu denganyang lain
sehingga menjadi makna frase, klause, kalimat, dan akhirnya makna seluruh
bacaan.Membaca diartikan sebagai proses memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung dalam bahasa tulis ( Banomo dalam Khalid A.Harras,
1998:7). Dari pengertian membaca tersebut tersirat bahwa ketika anak
melakukan kegiatan membaca, kegiatan tersebut harus disertai pemahaman.
Dengan kata lain, pada saat membaca anak harus dapat memahami maksud atau
arti dari lambang-lambang bunyi bahasa tulis yang dibacanya.
Membaca di Sekolah Dasar dibedakan menjadi dua, yaitu membaca
permulaan dan membaca lanjut (membaca pemahaman). Dua tingkatan membaca

tersebut bukanlah tingkatan yang bersifat terpisah secara lansung. Namun, Pada
tingkat membaca permulaan fokus kegiatan adalah penguasaan system tulisan,
Tetapi, telah dimulai pembelajaran membaca pemahaman walaupun masih
terbatas. Sebaliknya, pada tingkat membaca lanjut fokus kegiatan ialah pada
pemahaman isi bahan bacaan, perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik
membaca.
Dalam proses membaca pemahaman ada empat level yang bertahap, yang
meliputi (Burns, 1980:369) : 1) pemahaman literal, 2) pemahaman interpretatif, 3)
pemahaman kritis, 4) pemahaman kreatif. Setiap level dipandang sebagai suatu
jenis kemampuan tersendiri. Dalam prosesnya untuk level yang lebih tinggi selalu
melewati proses pada level di bawahnya (Nurhadi, 1987:72).
Upaya yang dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Minat Baca
Kegemaran membaca siswa kelas Sekolah Dasar tidak akan tumbuh secara
optimis. Oleh karena itu minat baca siswa Sekolah Dasar harus ditanamkan,
ditumbuhkan serta dipupuk , dan dibina sejak usia dini, khususnya usia Sekolah
Dasar. Baik minat maupun motovasi, keduanya mengacu dan berorientasi pda
pemenuhan kebutuhan dasar individu murid, yaitu kebutuhan untuk memperoleh
rasa aman, status atau kedudukan tertentu, afektif, dan kebebasan.
kebutuhan-kebutuhan

dasar

individu

merupakan

sumber

yang

menimbulkan minat dan motivasi. Atas dasar itu, dapat dikatakan bahwa
kebutuhan dasar murid dapat terpenuhi jika ada atau tersedia sejumlah objek yang
memungkinkan timbulnya minat atau motivasi. Obyek yang dimaksud di sini
adalah buku bacaan yang sesuai dengan tingkat keterbacaan dan tingkat
kesesuaian siswa Sekolah Dasar. Adanya saling pengaruh timbal balik antara
kebutuhan dasar murid menyebabkan timbulnya minat dan motivasi untuk
melakukan kegiatan membaca. Untuk meningkatkan rendahnya minat baca siswa
kelas III Sekolah Dasar perlu adanya motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang
timbul sebagai hasil atau akibat adanya pengaruh pihak lain atau pihak luar. Yang
dimaksudkan pihak luar disini adalah pihak di luar siswa Sekolah Dasar yaitu:
sekolah atau guru, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

1. sekolah/guru

Untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca pada siswa SD, guru
dapat memberikan tugas yang dapat membuat siswa kelas III SD harus
membaca, tanpa melupakan minat setiap siswa. Upaya sekolah/guru untuk
meningkatkan minat baca siswa sekolah yang berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar di sekolah dapat melalui bidang-bidang. 1) Pengadaan Bahan
Bacaan Sekolah/guru mendata buku bacaan yang sesuai untuk SD di
perpustakaan sekolah,

2)

Pengelolaaan dan Permodelan, yaitu guru

memenejemen siswa agar termotivasi untuk membaca, baik dari buku pelajaran
maupun sumber lain.
2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga sangat penting perannya dalam menciptakan minat
baca anak-anak sedang berkembang pesat pada aspek motorik, emos,
perkembangan sosial, pemahan terhadp konsep maupun bahasa. Dengan
demikian penanaman minat dan kebiasaan membaca pada anak.

Menurut penelitian manitoba education, Citizenship and Youth(2004)
mengungkapkan Tujuh cara yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu
anak dalam membaca yaitu. 1) Berkomunikasi dengan anak, 2) Buatlah
suasana membaca yang menyenangkan, 3) Ajak anank membaca setiap hari, 4)
Berilah contoh, 5) Berdiskusi tentang buku anak, 6) Dengarkan saat anak
membaca, 7) Tunjukkan pada anak bahwa kita menghargai bacaan dia.

(Gambar: pepperexpress.co.za)
Bagi banyak anak, membaca ataupun belajar membaca bisa menjadi hal
yang sangat menantang. Tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan membaca,
padahal membaca adalah hal penting untuk membuka pintu mereka kepada ilmu
pengetahuan. Jika anak mengalami kesulitan membaca, teruslah menciptakan
solusi kreatif untuk menumbuhkan minat baca anak Anda. kita juga dapat
melakukan bebererapa hal di bawah ini dalam lingkungan keluargha agar anak
rajin membaca
a.

Membaca dengan lantang
Membaca dengan suara keras dan lantang adalah cara terbaik dan mudah

untuk meningkatkan kosakata, kefasihan, dan daya pemahaman anak. Selain itu,
mendengarkan orang tua membaca buku juga sangat membantu anak untuk
memahami cerita, meskipun mereka tidak mampu memahami semua katakatanya.
b.

Melihat gambar

Anak dari segala umur bisa mendapatkan manfaat dari melihat gambargambar di buku bergambar, karena gambar menyediakan petunjuk penting yang
akan membantu anak Anda memahami dan mengantisipasi kata-kata tertentu di
dalam bacaan. Misalnya, ketika anak Anda melihat gambar bulan dan tertulis kata
"bulan" di sana, maka ia akan mengenali kata tersebut. Memulai dengan gambar
juga membantu anak untuk lebih fokus pada makna cerita, karena ada beberapa
anak yang terlalu fokus pada huruf sehingga mereka justru tidak memahami arti
ceritanya. Selain itu, gambar juga dapat mengurangi perasaan frustasi anak dan
meningkatkan pemahaman mereka.
c. Tahu apa yang normal
Apakah buah hati Anda yang berusia 4 tahun sudah pandai membaca? Atau
dia justru mengalami kesulitan untuk memahami huruf? Jika anak Anda adalah
yang terakhir, maka tidak perlu khawatir karena itu normal. Kenyataannya, kedua
keadaan di atas sama-sama normal. Sebelum anak memasuki masa sekolah,
mereka telah mengenal bentuk buku dan kata-kata yang terdapat di dalamnya,
yang dibaca dari kiri ke kanan. Seiring bertambahnya usia, mereka akan mulai
mengenal bunyi, huruf, dan cerita dan mulai bisa menebak kata-kata. Di tahapan
selanjutnya, anak akan mengalami perkembangan seperti membaca lebih banyak
kata, bahkan dengan ekspresi, dan mereka juga mampu membaca dengan
pemahaman.
d.

Baca bergantian
Ketika membacakan cerita untuk anak, biarkan mereka juga turut membaca

percakapan suatu karakter tertentu. Minta mereka untuk membaca dengan lantang
secara bersama-sama dengan Anda. Membaca dengan cara ini akan menambah
pemahaman mereka ketika membaca. Jika anak Anda belum bisa membaca, minta
ia untuk menerangkan gambar yang ada atau berikan ia pertanyaan mengenai
halaman yang baru saja Anda bacakan.
e.

Bermain kata-kata
Tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan membaca, yang berhenti pada

kemampuan mendasar, yaitu mengenali huruf dan tata bahasa dasar. Untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca, Anda bisa membuat sebuah
permainan sederhana, seperti membuat kata berima, mengatur huruf-huruf magnet

di kulkas, dan permainan lainnya yang akan membuat anak Anda bermain dengan
kata-kata dan suara.
f. Berbagi strategi
Pembaca yang baik biasanya mulai membaca dengan memindai judul dan
sub judul, sedangkan pembaca yang buruk biasanya merasa kewalahan dengan
jumlah kata yang ada, sehingga mereka akan menyerah bahkan sebelum
membaca. Jangan biarkan anak Anda menjadi tipe pembaca yang kedua. Untuk
itu, jelaskan pada mereka bagaimana Anda melakukan pendekatan pada sebuah
buku ataupun artikel.

3. Lingkungan Masyarakat

Upaya masyarakat untuk

meningkatkan minta baca siswa SD dapat

melibatkan orangtua, guru, dan karang taruna. Dengan bantuan guru, orangtua,
karang taruna masyarakat dapat menciptakan lingkungan baca yang tidak jauh
berbeda dengan lingkungan di sekolah. Misalnya pengadaan perpustakaan, papan
pajan. Lingkungan baca tersebut diadakan pada tingkat RT, atau Pokja.
Sedangkan pengelola bisa guru atau karang taruna yang tinggal dalam satu RT.

Oleh karena untuk siswa usia SD, pergi bermain masih berada di lingkungan
rumah.
Upaya lain yang bisa di lakukan masyarakat untuk meningkatkan minat
baca siswa SD yaitu dengan mengadakan lomba membaca pada harihari besar
pada tingkat RT atau desa yang bisa menampung banyak siswa SD. Jenis lomba
membacanya sangat banyak, misalnya lomba ketrampilan memahami isi,
ketrampilan membaca puisi, bercerita tentang buku yang telah di baca,
kemampuan mengingat judul dan pelaku, atau jumlah buku yang telah dibaca.
Dengan banyaknya jenis lomba dan hadiah yang tersedia akan mendorong
timbulnya minat siswa untuk gemar membaca.

Simpulan
Faktor-faktor yang mendorong minat anak yaitu faktor kebutuhan, faktor
perasaan, dan faktor lingkungan. Ketiga faktor tersebut harus terpenuhi dan saling
dibutuhkan. Dalam memulai proses membaca permulaan hingga membaca lanjut
(membaca pemahaman). Apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang, dalam
arti bahwa anak sudah dimulai suka membaca, maka

minat baca pun akan

meningkat.
Dalam proses membaca pemahaman ada empat level yang bertahap, yang
meliputi pemahaman literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan
pemahaman kreatif.
Upaya

untuk meningkatkan minat baca siswa SD dapat melibatkan

orangtua, guru, dan serta masyarakat. Agar dapat menciptakan lingkungan baca
yang kondusif, baik disekolah maupun dimasyarakat. Misalnya pengadaan
perpustakaan.
Saran
Untuk meningkatkan minat, kemampuan dalam belajar mandiri dan
memupuk rasa percaya diri siswa dalam membaca, maka disarankan beberapa hal
yaitu kegiatan pembelajaran interaktif Pihak sekolah diharapkan dapat tetap

mempertahankan dan meningkatkan fasilitas buku di perpustakaan demi
menunjang kecerdasan siswa- siswi dengan menyediakan buku- buku yang
merupakan sumber ilmu pengetahuan.
Peran dari guru dan orangtua harus lebih optimal untuk memberikan
pengetahuan kepada siswa SD, tentang pentingnya menyukai membaca sejak
kecil.

Dengan rutin mengunjungi perpustakaan bersama- sama pada mata

pelajaran tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu pengetahuan melalui bukubuku yang tersedia di perpustakaan.

Daftar pustaka
Ali, L. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anonim. 2001. Helping your child learn to read A Parent’s
Guide.http://www.edu.gov.mb.ca/ks4/docs/parents/learn/read.html. diunduh
tanggal 5 juni 2013
Burns, Roe, 1996. Teachcing Reading in Today’s Elementary Schools. Boston:
Houghton Mifflin Company
Depdikbud, 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca Menulis di Kelas III-IV
Sekolah Dasar. Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdikbud, 1997. Laporan Lokakarya Pengembangan Minat dan Kegemaran
Membaca Siswa. Jakarta: Depdikbud
Harras, Khalid, A. 1998. Membaca I.Jakarta: Depdikbud
Hurlock, Elizabeth.1990. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta:Erlangga
Nurhadi, 1997. Kapita Selekta Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya.
Malang: FPBS IKIP Malang
Poerbakawatja, Suganda. 1992. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Rosidi, Ajip, 1973. Pembinaan Minat Baca Apresiasi dan Penelitian Sastra.
Jakarta: Panitia Tahun Buku Nasional
Sugihartati, Rahma. 1997. Perilaku dan Kebiasaan Anak Gemar Membaca
(Kasus Keluarga Perkotaan di Surabaya). Jakarta: LP3S.
Surya.2001.Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta UT

Syafi’ie, Imam, 1999. Pengajaran Membaca di Kelas-kelas Awal SD: Pidato
Pengukuhan Guru Besar. Malang: Universitas Negeri Malang
Thursan Hakim, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Jakarta :
Gramedia, 2000
Totong, 1998. Membaca Merupakan Suatu Kebutuhan. Mutu Media Komunikasi
dan Informasi Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar. Volume VI (04).