Muatan Permen PU No 41 2007 dan Permen P

NAMA
KELAS

: LUH MADE DWI ARY SUTANTRI

135060601111015

SULFA INDAH SARI

135060601111006

:A
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. 41/ PRT/ M/ 2007
PEDOMAN KRITERIA TEKNIS KAWASAN BUDIDAYA

Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya berisi mengenai hal- hal sebagai berikut.
1. ruang lingkup
2. acuan normatif
3. istilah dan definisi
4. ketentuan umum
5. ketentuan teknis

Latar belakang dibentuknya pedoman kriteria teknis kawasan budidaya adalah karena
sebelumnya produk pedoman yang tersedia dalam penyelenggaran penataan ruang baru
mencakup tentang perencanaan tata ruang baik untuk RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota
sehingga pedoman dibuat untuk mengatur dan memberikan petunjuk operasional dan teknis
perencanaan kawasan budidaya dalam mewujudkan RTRW.
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya hanya meliputi
1) kawasan peruntukan hutan produksi
2) kawasan peruntukan pertanian
3) kawasan peruntukan pertambangan
4) kawasan peruntukan permukiman
5) kawasan peruntukan industri
6) kawasan peruntukan pariwisata
7) kawasan peruntukan perdagangan dan jasa
2. Acuan Normatif
Acuan normatif terdiri dari undang – undang, peraturan pemerintah, SNI, keputusan
menteri, keputusan presiden, ataupun intruksi presiden yang berkaitan dengan
Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya.
3. Istilah dan Definisi
Istilah dan definisi berisi mengenai pengertian – pengertian secara umum mengenai

istilah – istilah yang akan dibahas pada Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya.

4. Ketentuan Umum
Ketentuan umum ini berisi fungsi utama, kriteria umum, dan kaidah perencanaan
kawasan budi daya.
4.1 Kawasan peruntukan hutan produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi produksi tetap, hutan produksi
terbatas, dah hutan produksi yang dikonversi dengan fungsi utama:
a. Penghasil kayu dna bukan kayu
b. Sebagai daerah resapan air
c. Penyedia lapangan pekerjaan
d. Sumber pemasukan dana bagi pemerintah daerah
4.2 Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian meliputi pertanian tanaman pangan dan palawija,
perkebunan tanaman keras, peternakan, perikanan air tawar, dan perikanan air laut
dengan fungsi utama:
a. Mengasilkan bahan pangan palawija, tanaman keras, hasil peternakan, dan
perikanan
b. Sebagai daerah resapan air
c. Penyedia lapangan pekerjaan

4.3 Kawasan peruntukan pertambangan
Kewenangan pemerintah daerah atas bahan galian mencakup atas bahan galian C
yang meliputi penguasaan dan pengaturan usaha pertambangan. Untuk bahan
galian strategis golongan A dan vital atau golongan B, pelaksanaan dilakukan
Menteri. Khusus bahan galian golongan B, pengaturan diserahkan kepada
pemerintah daerah provinsi ( UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok
Pertambangan). Fungsi utama kawasan peruntukan pertambangan adalah
a. Menghasilkan barang hasil tambang yang meliputi minyak dan gas bumi,
bahan galian pertambangan secara umum, dan bahan galian C.
b. Mendukung penyediaan lapangan pekerjaan
c. Pemasukan dana bagi pemerintah daerah
4.4 Kawasan peruntukan permukiman
Fungsi utama kawasan peruntukan permukiman adalah
a. Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung
penghidupan masyarakat

b. Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh serta sarana bagi
pembinaan keluarga
4.5 Kawasan peruntukan industri
Kawasan industri merupakan suatu kawasan yang diperuntukkan untuk industri

yang dikelola oleh satu pengelola tertentu dengan fungsi utama:
a. Memfasilitasi kegiatan industri
b. Mendukung penyediaan lapangan kerja
c. Meningkatkan nilai tambah komoditas yang juga meningkatkan PDRB
d. Mempermudah koordinasi pengndalian dampak lingkungan
4.6 Kawasan peruntukan pariwisata
Jenis obyek wisata yang dapat dkembangkan di kawasan peruntukan pariwisata
dapat berupa wisata alama/wisata sejarah dan konservasi budaya. Kawasan
peruntukan pariwisata dengan fungsi utama.
a. Memperkenalkan, mendayagunakan, dan melestarikan nilai sejarah/budaya
lokal dan keindahan alam
b. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja
4.7 Kawasan peruntukan Perdagangan dan Jasa
Fungsi utama Kawasan peruntukan Perdagangan dan Jasa antara lain:
a. Memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa
b. Menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi terhadap PDRM
5. Ketentuan Teknis
Ketentuan teknis berisi karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan, kriteria serta batasan
teknis kawasan budi daya.
5.1 Kawasan peruntukan hutan produksi

a. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan didasarkan pada Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No. 38/ KPTS/ UM/ 8/ 1981.
b. Kriteria teknis berisi:
1. Radius atau jarak yang diperbolehkan untuk melakukan penebangan
2. Ketentuan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi
3. Luas kawasan hutan dapa setiap daerah aliran sungai
5.2 Kawasan peruntukan pertanian
a. Karakteristik kawasan peruntukan pertanian terdiri dari pertanian lahan basah,
pertanian lahan kering, dan pertanian tanaman tahunan yang berdasar pada
Puslitbang Tanah, Departemen Pertanian.

b. Kriteria teknis berisi:
1. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan berdasarkan kesesuaian lahan
2. Upaya pengalihan fungsi lahan dari kawasan pertanian lahan kering tidak
produktif menjado peruntukkan lain dilakukan secara selektif
3. Cakupan kawasan pertanian lahan basah
4. Cakupan kawasan pertanian lahan kering
5. Cakupan kawasan pertanian tanaman tahunan
6. Cakupan kawasan perikanan
7. Pemanfaatan dan penggunaan lahan untuk usaha perkebunan ditetapkan

oleh Menteri sesuai dengan pedoaman yang diberlakukan
8. Hak guna usaha untuk perkebunan
9. Lahan perkebunan besar swasta yang terlantar dapat dialihkan untuk
kegiatan non perkebunan
5.3 Kawasan peruntukan pertambangan
a. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan untuk bahan galian C terletak di
daerah dataran sampai bergelombang, tidak di kawasan hutan lindung, tidak di
hulu sungai, seimbang dengan kecepatan sedimentasi, tidak di daerah rawan
bencana, secara ekonomis menguntungkan untuk dieksploitasi
b. Kriteria teknis berisi:
1. Kegiatan tidak dilakukan di kawasan lindung
2. Kegiatan tidak menimbulkan kerusakan ekonomi
3. Lokasi tidak dekat permukiman
4. Tidak terletak di daerah tadah
5. Tidak dilakukan pada lereng curam > 40%
5.4 Kawasan peruntukan permukiman
a. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan terletak pada daerah dataran sampai
bergelombang, tersedia sumber air, tidak di daerah rawan bencana, drainase
baik – sedang, tidak di wilayah sempadan, tidak di kawasan lindung, tidak di
kawasan budidata pertanian/penyangga, dan menghindari sawah irigasi teknis.

b. Kriteria teknis berisi:
1. Penggunaan lahan untuk perumahan bari 40% - 60% dari luas lahan yang
ada
2. Kepadatan bangunan perumahan tidak bersusun max. 50 bangunan/ha
3. Memanfaatkan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim

4. Kawasan dilengkapi sistem sanitasi dan sampah, sistem drainase, dan
sistem air bersih yang dapat mengikuti SNI yang berlaku dan sesuai.
5. Penyediaan sarana didasarkan pada SNI tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
6. Mewujudkan kawasan perkotaan mengacu pada Instruksi Presiden Nomor
5 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kampung Kota
5.5 Kawasan peruntukan industri
a. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan berorientasi pada bahan mentah
dengan lokasi disesuaikan kemiringan lereng, hidrologi, klimatologi, geologi,
dan lahan
b. Kriterian teknis berisi:
1. Harus memperhatikan kelestarian lingkungan
2. Dilengkapi unit pengolahan limbah
3. Memperhatikan suplai air bersih

4. Industri bersifat ramah lingkungan
5. Memenuhi syarat AMDAL
6. Mermperhatikan penatan kawasan perumahan
5.6 Kawasan peruntukan pariwisata
a. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan memiliki struktur tanah stabil,
memperhatikan kemiringan tanah, merupakan lahan tidak terlalu susbur,
aksesbilitas tinggi
b. Kriteria teknis berisi:
1. Sesuai dengan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem
2. Pemanfaataan didasarkan dengan syarat yang berlaku
3. Terdapat Rencana Karya Pengusahaan Pariwisata Alam yang dilengkapi
AMDAL
4. Waktu untuk kegiataan pengusahaan pariwisata alam paling lama 30 tahun
sesuai dengan jenis kegiatan
5. Usaha sarana pariwisata meliputi usaha akomodasi, makanan dan
minuman, sarana wisata tirta, angkutan wisata, cenderamata, dan wisata
budaya
6. Kawasan, lingkungan, dan atau bangunan lingkungan dan cagar budaya
sebagai pariwisata ditetapkan oleh pemerintah daerah dan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang – undangan.


7. Lingkungan dan bangunan cagar budaya berdasarkan kriteria yang berlaku
dan dapat diatur melalui keputusan Bupati/walikota
8. Pengembangan lahan sesuai dengan perundangan yang berlaku.
5.7 Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa
a. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan didasarkan pada tidak terletak di
kawasan lindung dan bencana alam, lokasi strategis dan mudah dicapai,
dilengkapi dengan sarana penunjang, terdiri dari berbagai jenis perdagangan
b. Kriteria teknis berisi:
1. Pendirian bangunan merupakan bagain dari IMB
2. Penggunaan hunian dan parkir hunian dilarang pada lantai dasar di bagian
depan
3. Perletakan bangunan dan ketersediaan disesuaikan dengan kelas konsumen
4. Jenis – jenis bangunan yang diperbolehkan adalah bangunan usaha
perdagangan,
pariwisata.

penginapan,

penyimpanan,


tempat

pertemuan,

dan

PERMEN PU NO.20 Tahun 2007
Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan
Analisis ini merupakan analisis untuk mengenali karakteristik sumver daya alam dengan
menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan. Hasil analisis ini akan menjadi masukan dalam
penyususnan rencana tata ruang maupun pengembangan wolayah dan/atau kawasan.
A. Analisis fisik dan lingkungan
Data analisis fisik dan lingkungan:
1. Klimatologi ( Curah hujan, hari hujan, intensitas hujan)
2. Topografi ( Peta morfologi, peta kemiringan lereng)
3. Geologi ( Geologi umum, geologi wilayah, geologi permukaan)
4. Hidrologi ( Air permukaaan, air tanah)

5. Sumber daya mineral/ bahan galian
6. Bencana alam
7. Penggunaan lahan
B. Analisis Kemampuan Lahan
Data analisis kemampuan lahan:
1. Satuan Kemampuan Lahan Morfologi
2. Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan di kerjakan
3. Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng
4. Satuan Kemampuan Lahan Kestbalian pondasi
5. Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air
6. Satuan Kemampuan Lahan untuk drainase
7. Satuan Kemampuan Lahan terhadap erosi
8. Satuan Kemampuan Lahan pembuangan limbah
9. Satuan Kemampuan Lahan terhadap bencana alam
10. Analisis Kemampuan Lahan
C. Analisis Kesesuaian Lahan
1. Arahan tata ruang pertanian
2. Arahan rasio tutupan
3. Arahan Ketinggian Bangunan
4. Arahan pemanfaatan air baku

5. Perkiraan daya tampung lahan
6. Persyaratan dan pembatasan pengembangan
7.

Evaluasi penggunaan lahan yang ada terhadap kesesuaian lahan

8. Analisis kesesuain lahan
D. Rekomendasi Kesesuaian Lahan
Analisis Aspek Ekonomi
Penilaian ekonomi bagi pengembanagan wilayah dan/ atau kawasan merupakan upaya
untuk menemukenali potensi dan sektor-sektor yang dapat dipcu serta permaslahan
perekonomian.
A. Identifikasi potensi sumber daya
1. Analisis aspek lokasi
2. Analisis aspek sumber daya alam
3. Analisis aspek sumber daya buatan
4. Analisis aspek sumber daya manusia
B. Analisis Perekonomian
1. Struktur ekonomi dan pergeserannya
2. Sektor basis
3. Komoditi sektor basis yang memiliki keunggulan dan komparatif berpotensi
ekspor
4. Penentuan sektor/ komoditas potensial
a. Ekonomi primer
b. Ekonomi sekunder
c. Eknonomi tersier
C. Penentuan sektor/ komoditas unggulan
Sektor unggulan merupakan sektor ekonomi yang memiliki potensi, kinerja, dan
prospek yang lebih baik dibandingkan sektor lainnya. Sektor unggulan dibagi menjadi
2 kelompok yaitu sektor unggulan dan sektor potensial.
1. Analisis pengaruh kebijakan pemerintah
2. Analisis pasar unggulan (market trend) dan pola aliran komoditas unggulan
3. Analisis potensi pengembangan kegiatan/ kompitas unggulan
4. Analisis pemilihan sektor/ komoditas unggulan
D. Penilaian kelayakan pengembangan komoditas unggulan
1. Analisis kebutuhan teknologi untuk mengolah komoditas unggulan

2. Analisis kebutuhan infrastruktur untuk pengembangan komodita unggulan
Analisis Aspek Sosial Budaya
Analisis apsek sosial budaya merupakan analisis yang bertujuan untuk mengkaji kondisis
sosial budaya masyarakat yang mendukung atau menghambat pengembanagan wilayah dan/
atau kawasan serta memiliki fungsi-fungsi lain yakni sebagai dasar penyusunan rencana tata
ruang wilayah dan/ atau kawasan serta pembangunan sosial budaya masyarakat, identifikasi
struktur sosial budaya masyarakat, penilai palayanan sarana dan prasarana, penentu prioritasprioritas utama dalam kebijakan pembangunan, penggambaran situasi dan kondisi, acuan
pelaksanaan. Data Analisis sosial budaya wilayah dan/ atau kawasan:
1.

Data makro ( BPS Pusat dan Daerah atau instansi lainnya)

2.

Data mikro ( Hasil studi )
A. Indikator Sosial budaya
Penyusunan indikator sosial budaya menggunakan prinsip “parsimony’ yakni semakin
sedikit indikator yang digunakan maka semakin baik. Jenis indikator yang digunakan
pada pedoman ini berupa input, proses, dan indikator keberhasilan atau indikator
dampak
B. Analisis Aspek sosial budaya
Analisis ini merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
mengembangkan kawasan untuk mencapai pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
C. Analisis Kependudukan
1. Data jumlah penduduk
2. Data jumlah penduduk usia produktif dan tidak produktif
3. Data penduduk menurut daerah tempat tinggal
4. Data penduduk menurut daerah asal
5. Data banyak dan laju pertumbuhan penduduk
6. Data luas daerah dan kepadatan penduduk
7. Data proyeksi penduduk menurut kelompok umur
8. Data estimasi proporsi penduduk menurut kelompok umur produktif dan tidak
produktif
D. Analisis Pendidikan
1. Data partisipasi pendidikan peenduduk
2. Data banyaknya murid

3. Data raosi jumlah guru per 10.000 penduduk
4. Data rasio murid-guru
5. Data rasio murid-kelas
6. Data tingkat melek huruf
7. Data penduduk yang buta huruf
8. Data pendidikan yang ditamatkan
E. Analisis ketenagakerjaan
1. Tabel penduduk yang bekerja
2. Tabel penduduk yang mencari pekerjaan
3. Tabel penduduk bukan angkatan kerja
4. Tabel tingkat partisipasi angkatan kejra
5. Tabel angka beban tanggungan angkatan kerja
6. Tabel status dan lapangan pekerjaan
F. Analisis Kesehatan
1. Data angka kematian bayi dan balita
2. Data angka harapan hidup
3. Data saran dan prasaran kesehatan
4. Data banykanya rumah sakit, tempat tidur, puskesmas dan apotek
5. Data banyaknya jenis tenaga kesehatan
G. Analisis perumahan dan lingkungan
1. Data persentase rumah tangga menurut beberapa fasilitas perumahan dan daerah
tempat tinggal
2. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan jenis
penerangan yang digunakan
3. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan sumber
penerangan
4. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan sumber air
minum
5. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan fasilitas air
minum
6. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan tempat buang
air besar
7. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan jenis bahan
bakar untuk memasak

8. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan jenis dinding
terbanyak
9. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan luas lantai
10. Data persentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal dan jenis atap
terbanyak
11. Data persentase rumah taangga menurut daerah tempat tinggal dan jenis lantai
terluas.
H. Analisis sosial budaya
1. Data persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang mendengarkan radio,
menonton televisis, mebaca surat kabar selama seminggu yang lalu menurut
daerah tempat
2. Data persentase penduduk yang menjadi korban meu=nurut daerah tempat tinggal
I. Analisis potensi pengembangan wilayah dan/atau kawasan berdasarkan aspek sosial
budaya
J. Pemilihan rencana tindak pengembangan wilayah dan/atau kawasan berkaitan dengan
aspek sosial budaya
1. Data indikator sosial budaya
2. Tinjauan peraturan pemerintah dan UU lainnya
K. Rekomendasi pengembangan sosial budaya melalui pemberdayaan masyarakat