Konvensi Hak Penyandang Cacat

  Perserikatan Bangsa-Bangsa Maj elis Umum

  A/ 61/ 611 Dist ribusi: Umum

  6 Desember 2006

  Pertemuan keenam puluh satu

  Nomor 67 (b)

  

Persoalan hak asasi manusia: persoalan hak asasi manusia, termasuk pendekatan

alternatif untuk memperbaiki penikmat an hak asasi manusia dan kebebasan mendasar secara efektif

  • Konvensi Hak Penyandang Cacat
  • Protokol Opsional terhadap Konvensi Konvensi Hak Penyandang Cacat

  Mukadimah

  Negara-negara Pihak pada Konvensi ini,

  (a) Mengingat prinsip-prinsip yang dinyat akan dalam Piagam Perserikat an Bangsa-Bangsa yang mengakui mart abat dan harkat yang melekat dan hak-hak yang set ara dan t idak dapat dicabut dari semua anggot a umat manusia sebagai dasar dari kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia, (b) Mengakui bahwa Perserikat an Bangsa-Bangsa, dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan dalam Kovenan-kovenan Int ernasional t ent ang Hak Asasi Manusia, t elah menyat akan dan menyepakat i bahwa set iap orang berhak at as semua hak dan kebebasan yang t ercant um di dal amnya, t anpa pembedaan dalam bent uk apa pun, (c) Menegaskan kembal i t ent ang universalit as, sif at t idak t erbagi-bagi, kesalingt ergant ungan, dan kesal ingt erkait an ant ara semua hak asasi manusia dan kebebasan mendasar dan kebut uhan orang-orang penyandang cacat unt uk dij amin sepenuhnya penikmat an at as hak asasi manusia dan kebebasan mendasar t ersebut t anpa diskriminasi,

  

Mengingat kembal i Kovenan Int ernasional t ent ang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya,

  (d) Kovenan Int ernasional t ent ang Hak Sipil dan Polit ik, Konvensi Int ernasional t ent ang Penghapusan Segala Bent uk Diskriminasi Rasial, Konvensi t ent ang Penghapusan Segala Bent uk Diskriminasi t erhadap Perempuan, Konvensi Menent ang Penyiksaan dan Perlakuan at au Penghukuman Lain yang Kej am, Tidak Manusiawi at au Merendahkan Mart abat Manusia, Konvensi t ent ang Hak Anak, dan Konvensi Int ernasional t ent ang Perlindungan Hak Semua Pekerj a Migran dan Anggot a Keluarganya, (e) Mengakui bahwa kecacat an adalah suat u konsep yang berkembang dan bahwa kecacat an adalah hasil dari int eraksi ant ara orang-orang yang t idak sempurna secara f isik dan ment al dengan hambat an-hambat an lingkungan yang menghalangi part isipasi mereka dalam masyarakat secara penuh dan ef ekt if at as dasar keset araan dengan orang-orang lain.

  (f ) Mengakui pent ingnya prinsip-prinsip dan panduan-panduan kebij akan yang t ermuat dalam Program Aksi Dunia t ent ang Penyandang Cacat dan dal am Perat uran St andar t ent ang Penyet araan Kesempat an bagi Penyandang Cacat yang mempengaruhi pemaj uan, pembent ukan, dan eval uasi kebij akan, perencanaan, program-program, dan aksi-aksi di t ingkat nasional, regional, dan int ernasional demi memaj ukan penyet araan kesempat an bagi penyandang cacat ,

  Menekankan pent ingnya pengarusut amaan persoalan-persoalan penyandang cacat

  (g) sebagai bagian yang int egral dalam st rat egi-st rat egi pembangunan berkelanj ut an yang berkait an,

  Juga mengakui bahwa diskriminasi t erhadap set iap orang at as dasar kecacat an adalah

  (h) pelanggaran t erhadap mart abat yang melekat dan harga diri set iap manusia, (i) Mengakui l ebih l anj ut keragaman orang-orang penyandang cacat , (j ) Mengakui kebut uhan unt uk memaj ukan dan melindungi hak asasi manusia semua orang penyandang cacat , t ermasuk mereka yang membut uhkan dukungan yang lebih int ensif ,

  Kekhawat iran bahwa, walaupun sudah t erdapat berbagai inst rumen dan kewaj iban,

  (k) orang-orang penyandang cacat t erus menghadapi hambat an dalam part isipasi mereka sebagai anggot a yang set ara dalam masyarakat dan mengalami pelanggaran t erhadap hak asasi manusia di berbagai wilayah di dunia,

  Mengakui pent ingnya kerj a sama int ernasional unt uk memperbaiki kondisi kehidupan

  (l) orang-orang penyandang cacat di set iap negara, khususnya di negara-negara berkembang, (m) Mengakui adanya kont ribusi-kont ribusi yang bernilai dan pot ensial yang dilakukan oleh orang-orang penyandang cacat bagi kesej aht eraan dan keragaman dalam komunit as mereka, dan bahwa pemaj uan akan penikmat an penuh hak asasi manusia dan kebebasan mendasar orang-orang penyandang cacat sert a part isipasi penuh orang-orang penyandang cacat akan membangun rasa memiliki mereka sert a peningkat an yang signif ikan dalam pembangunan manusia, sosial, dan ekonomi masyarakat sert a penghapusan kemiskinan, (n) Mengakui pent ingnya ot orit as individu dan kemandirian bagi orang-orang penyandang cacat , t ermasuk kebebasan unt uk menent ukan pilihan mereka sendiri,

  Mempert imbangkan bahwa orang-orang penyandang cacat harus memiliki kesempat an

  (o) unt uk t erlibat secara akt if dalam proses-proses pengambil an keput usan t ent ang kebij akan- kebij akan dan program-program, t ermasuk yang langsung berkait an dengan mereka,

  Khawat ir t ent ang kondisi-kondisi yang sulit yang dihadapi oleh orang-orang penyandang

  (p) cacat yang menj adi subyek bent uk-bent uk diskriminasi berganda at au semakin memburuk at as dasar ras, warna kulit , j enis kelamin, bahasa, agama, pendapat polit ik at au l ainnya, kebangsaan, et nis, asal -asal usul indigenous at au social, kepemilikan, st at us kelahiran, agama at au st at us lainnya, (q) Mengakui bahwa perempuan dan anak-anak perempuan penyandang cacat sering beresiko t inggi dalam mengalami kekerasan, penyiksaan, pengabaan, penganiayaan, at au eksploit asi baik di dalam maupun di luar rumah,

  Mengakui bahwa anak-anak penyandang cacat harus menikmat i semua hak asasi

  (r) manusia dan kebebasan mendasar secara penuh at as dasar keset araan dengan anak-anak lain, dan mengingat kan kembali akan kewaj iban Negara-negara Pihak pada Konvensi Hak Anak unt uk mewuj udkan t uj uan t ersebut , (s) Menekankan kebut uhan unt uk memasukkan perspekt if gender dalam segala upaya unt uk memaj ukan penikmat an penuh hak asasi manusia dan kebebasan mendasar orang- orang penyandang cacat ,

  Menggarisbawahi kenyat aan bahwa mayorit as orang-orang penyandang cacat hidup

  (t ) dalam kemiskinan, dan oleh karenanya mengakui kebut uhan pent ing unt uk menangani dampak negat if kemiskinan t erhadap orang-orang penyandang cacat ,

  Mengingat bahwa kondisi perdamaian dan keamanan at as dasar penghormat an penuh

  (u) t erhadap t uj uan-t uj uan dan prinsip-prinsip yang t ercant um dalam Piagam Perserikat an Bangsa-Bangsa dan pel aksanaan inst rumen-inst rumen hak asasi manusia adalah sangat diperlukan bagi perl indungan penuh orang-orang penyandang cacat , khususnya pada saat saat konf lik bersenj at a dan pendudukan wilayah oleh pihak asing, (v) Mengakui pent ingnya aksesibilit as t erhadap lingkungan f isik, sosial, ekonomi, dan budaya, t erhadap pelayanan kesehat an dan pendidikan sert a t erhadap inf ormasi dan komunikasi, unt uk memampukan orang-orang penyandang cacat agar dapat menikmat i semua hak asasi manusia dan kebebasan mendasar, (w) Menyadari bahwa individu, yang memiliki kewaj iban t erhadap individu lain dan t erhadap masyarakat di mana ia berada, memiliki t anggung j awab unt uk berupaya keras bagi pemaj uan dan pelaksanaan hak-hak yang diakui dal am inst rumen-inst rumen ut ama hak asasi manusia, (x) Percaya bahwa keluarga adalah unit kelompok yang paling alamian dan mendasar dalam masyarakat dan berhak at as perlindungan oleh masyarakat dan Negara, dan bahwa orang-orang penyandang cacat dan anggot a kel uarga mereka harus menerima perlindungan dan bant uan yang diperlukan unt uk memampukan keluarga agar dapat berkont ribusi pada penikmat an hak-hak penyandang cacat secara penuh dan set ara,

  Percaya bahwa suat u konvensi int ernasional yang komprehensif dan int egral unt uk

  (y) memaj ukan dan melindungi hak-hak dan mart abat orang-orang penyandang cacat akan memberikan kont ribusi yang signif ikan dalam upaya penanganan kesenj angan sosial yang dialami oleh orang-orang penyandang cacat dan memaj ukan part isipasi mereka dalam kehidupan sipil, pol it ik, ekonomi, sosial , dan budaya dengan kesempat an yang sama, baik di negara berkembang maupun negara maj u,

  Tel ah menyepakat i sebagai berikut :

Pasal 1 Tuj uan Tuj uan dari Konvensi ini adal ah unt uk memaj ukan, mel indungi, dan menj amin penikmat an

  semua hak asasi manusia dan kebebasan mendasar secara penuh dan set ara oleh semua orang penyandang cacat , dan unt uk memaj ukan penghormat an at as mart abat yang melekat pada diri mereka. Orang-orang penyandang cacat t ermasuk mereka yang memiliki kerusakan f isik, ment al, int elekt ual, at au sensorik j angka panj ang yang dalam int eraksinya dengan berbagai hambat an dapat merint angi part isipasi mereka dalam masyarakat secara penuh dan ef ekt if berdasarkan pada asas keset araan.

  

Pasal 2

Definisi-definisi Unt uk t uj uan Konvensi ini: t ackt il e, t ulisan

  “ Komunikasi” t ermasuk bahasa, penampilan t eks, Braill e, komunikasi dalam ukuran besar, mult imedia yang dapat diakses, dan j uga berbagai cara, sarana, dan f ormat komunikasi t ert ulis, audio, dalam bahasa sederhana ( pl ain-l anguage), dapat dibaca manusia ( human-reader), sert a augment at if dan alt ernat if , t ermasuk t eknologi inf ormasi dan komunikasi yang dapat diakses; “ Bahasa” t ermasuk bahasa ucap dan bahasa isyarat sert a bent uk-bent uk bahasa lainnya yang t idak diucapkan; “ Diskriminasi at as dasar kecacat an” berart i pembedaan, eksklusi, at au pembat asan apa pun at as dasar kecacat an yang bert uj uan unt uk at au berdampak pada perusakan at au penghapusan t erhadap pengakuan, penikmat an at au pelaksanaan semua hak asasi manusia dan kebebasan mendasar dalam hal polit ik, sosial , budaya, sipil, at au bidang l ainnya, berdasarkan keset araan dengan orang-orang lain. Hal ini t ermasuk segala bent uk diskriminasi, t ermasuk penyangkalan at as akomodasi yang l ayak; “ Akomodasi yang layak” berart i modif ikasi dan penyesuaian yang diperlukan dan layak yang t idak memberikan beban yang t idak seimbang at au t idak semest inya ket ika diperlukan dalam kasus-kasus t ert ent u, unt uk menj amin penikmat an at au pelaksanaan semua hak asasi manusia dan kebebasan mendasar orang-orang penyandang cacat berdasarkan keset araan dengan orang-orang lain. “ Rancangan universal” berart i rancangan pr oduk, l ingkungan, program, dan pelayanan yang dapat digunakan oleh semua orang yang sedapat mungkin t idak membut uhkan adapt asi at au rancangan khusus. “ Rancangan universal” t idak t ermasuk alat -alat pembant u unt uk kel ompok orang-orang penyandang cacat t ert ent u yang memerlukannya.

  

Pasal 3

Prinsip-prinsip umum Prinsip-prinsip dari Konvensi ini adal ah:

  (a) Penghormat an at as mart abat yang melekat , ot orit as individual t ermasuk kebebasan unt uk menent ukan pilihan, dan kemandirian orang-orang; (b)

  Nondiskriminasi; (c)

  Part isipasi dan ket erlibat an penuh dan ef ekt if dalam masyarakat ; (d) Penghormat an at as perbedaan dan penerimaan orang-orang penyandang cacat sebagai bagian dari keragaman manusia dan rasa kemanusiaan; (e)

  Keset araan kesempat an; (f )

  Aksesibilit as; (g) Keset araan ant ara laki-laki dan perempuan; (h) Penghormat an at as kapasit as yang berkembang dari anak-anak penyandang cacat dan penghormat an at as hak anak-anak penyandang cacat unt uk melindungi ident it as mereka.

Pasal 4 Kewaj iban-kewaj iban umum 1. Negara-negara Pihak berkewaj iban unt uk menj amin dan memaj ukan pemenuhan semua

  hak asasi manusia dan kebebasan mendasar semua orang penyandang cacat t anpa diskriminasi at as dasar kecacat an mereka. Unt uk it u, Negara-negara Pihak berkewaj iban unt uk: (a) Mengadopsi semua langkah legislat if , administ rat if , dan lainnya unt uk pelaksanaan semua hak yang diakui dalam Konvensi ini; (b)

  Mengambil semua langkah yang layak, t ermasuk perat uran, unt uk memperbaiki at au menghapuskan hukum, kebiasaan, dan prakt ik-prakt ik yang diskriminat if t erhadap orang-orang penyandang cacat ;

  (c) Unt uk mempert imbangkan perlindungan dan pemaj uan hak asasi manusia orang- orang penyandang cacat dalam semua kebij akan dan program;

  (d) Unt uk menghindari ket erlibat an dalam t indakan at au prakt ik apa pun yang t idak sesuai dengan Konvensi ini dan unt uk menj amin bahwa pihak berwenang publik dan inst it usi-inst it usi publ ik bert indak sesuai dengan Konvensi ini;

  (e) Unt uk mengambil semua langkah yang layak unt uk menghapuskan diskriminasi at as dasar kecacat an yang dilakukan oleh orang-orang, organisasi-organisasi, at au perusahaan-perusahaan swast a mana pun;

  (f ) Unt uk melakukan at au memaj ukan penelit ian dan pengembangan barang-barang, pelayanan j asa, peralat an, dan f asilit as-f asilit as yang dirancang secara universal , sebagaimana didef inisikan dalam pasal 2 dari Konvensi ini, yang mewaj ibkan adanya adapt asi yang seminimum mungkin dan biaya serendah mungkin unt uk memenuhi kebut uhan khusus seorang penyandang cacat , unt uk memaj ukan ket ersediaan dan kegunaan mereka, sert a unt uk memaj ukan rancangan universal dalam pengembangan st andar-st andar dan panduan-panduan;

  (g) Unt uk melakukan at au memaj ukan penelit ian dan pengembangan, sert a unt uk memaj ukan ket ersediaan dan penggunaan t eknologi-t eknologi baru, t ermasuk t eknologi inf ormasi dan komunikasi, alat -al at bant u gerak, peralat an dan t eknol ogi pendukung yang sesuai dengan orang-orang penyandang cacat , dengan memberikan priorit as bagi t eknol ogi-t eknologi dengan biaya yang t erj angkau;

  (h) Unt uk menyediakan inf ormasi yang dapat diakses oleh orang-orang penyandang cacat mengenai alat -alat bant u gerak, peralat an dan t eknologi pembant u, t ermasuk t eknologi-t eknologi baru, sert a bent uk-bent uk perbant uan lainnya, pelayanan dan f asil it as pendukung;

  (i) Unt uk memaj ukan pelat ihan bagi para prof esional dan st af yang bekerj a dengan orang-orang penyandang cacat mengenai hak-hak yang diakui dalam Konvensi ini dengan t uj uan unt uk memberikan bant uan dan pelayanan sebagaimana dij amin oleh hak-hak t ersebut .

  2. Berkait an dengan hak ekonomi, sosial, dan budaya, set iap Negara Pihak berkewaj iban unt uk mengambil l angkah-langkah dengan semaksimal mungkin menggunakan sumber- sumber daya yang t ersedia, sert a dalam kerangka kerj a sama int ernasional ket ika diperlukan, dengan t uj uan unt uk mencapai realisasi penuh hak-hak t ersebut secara progresif , t anpa prasangka t erhadap kewaj iban-kewaj iban yang t ercant um dalam Konvensi ini yang harus segera dit erapkan berdasarkan hukum int ernasional.

  3. Dalam pembuat an dan pelaksanaan perat uran dan kebij akan unt uk melaksanakan Konvensi ini, dan dalam proses-proses pengambilan keput usan lainnya yang berkait an dengan persoalan-persoalan mengenai orang-orang penyandang cacat , Negara-negara Pihak harus berkonsult asi secara dekat dan t erlibat secara akt if dengan orang-orang penyandang cacat , t ermasuk anak-anak penyandang cacat , melalui organisasi- organisasi perwakilan mereka.

  4. Tidak sat u pun dalam Konvensi ini yang akan mempengaruhi ket ent uan-ket ent uan yang lebih kondusif bagi realisasi hak-hak orang-orang penyandang cacat yang t ercant um dalam hukum Negara Pihak at au hukum int ernasional yang berl aku bagi Negara t ersebut . Tidak boleh ada pembat asan apa pun at au derogasi t erhadap hak asasi manusia dan kebebasan mendasar yang diakui oleh Negara Pihak pada Konvensi ini menurut hukum, konvensi-konvensi, perat uran, at au kebiasaan dengan alasan bahwa Konvensi ini t idak mengakui hak-hak at au kebebasan-kebebasan t ersebut at au bahwa Negara Pihak mengakui hak-hak dan kebebasan-kebebasan t ersebut hanya pada t ingkat an t ert ent u.

5. Ket ent uan-ket ent uan dalam Konvensi ini berl aku unt uk semua bagian di negara-negara bagian t anpa pembat asan at au pengecualian apa pun.

Pasal 5 Kesetaraan dan nondiskriminasi 1. Negara-negara Pihak mengakui bahwa semua orang adalah set ara di hadapan hukum

  dan berhak at as perlindungan dan keunt ungan yang sama dari hukum t anpa diskriminasi apa pun.

  2. Negara-negara Pihak harus melarang semua diskriminasi berdasarkan kecacat an dan menj amin perlindungan hukum yang set ara dan ef ekt if bagi orang-orang penyandang cacat dari diskriminasi at as dasar apa pun.

3. Dalam rangka memaj ukan keset araan dan menghapuskan diskriminasi, Negara-negara

  Pihak harus mengambil langkah-l angkah yang selayaknya unt uk menj amin t ersedianya akomodasi yang secukupnya.

  4. Langkah-langkah khusus yang dibut uhkan unt uk mempercepat at au mencapai keset araan secara de f act o bagi orang-orang penyandang cacat t idak boleh dianggap sebagai diskriminasi at as dasar Konvensi ini.

  

Pasal 6

Perempuan penyandang cacat

  1. Negara-negara Pihak mengakui bahwa perempuan dan anak-anak perempuan penyandang cacat menj adi subyek diskriminasi berganda dan oleh karenanya harus mengambil l angkah-langkah unt uk menj amin penikmat an semua hak asasi manusia dan kebebasan f undament al mereka secara penuh dan set ara.

  2. Negara-negara Pihak harus mengambil semua langkah yang layak unt uk menj amin pembangunan, pengembangan, dan pemberdayaan penuh perempuan, dengan t uj uan memberikan j aminan bagi mereka dalam melaksanakan dan menikmat i hak asasi manusia dan kebebasan mendasar yang akui dal am Konvensi ini.

  

Pasal 7

Anak-anak penyandang cacat

  1. Negara-negara Pihak harus melakukan semua langkah yang diperlukan unt uk menj amin penikmat an hak asasi manusia dan kebebasan mendasar anak-anak penyandang cacat secara penuh at as dasar keset araan dengan anak-anak l ain.

2. Dalam segala t indakan berkait an dengan anak-anak penyandang cacat , kepent ingan t erbaik bagi si anak t ersebut harus menj adi bahan pert imbangan ut ama.

  3. Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa anak-anak penyandang cacat mempunyai hak unt uk menyat akan pendapat mereka secara bebas mengenai berbagai hal yang mempengaruhi kehidupan mereka at as dasar keset araan dengan anak-anak lain, di mana pandangan mereka t ersebut dipert imbangkan sesuai dengan usia dan kedewasaan mereka, dan menj amin bahwa anak-anak penyandang cacat disediakan bant uan yang selayaknya sesuai dengan kecacat an dan usia mereka demi perwuj udan hak t ersebut .

  

Pasal 8

Peningkat an kesadaran 1. Negara-negara Pihak harus segera mengadopsi langkah-langkah yang ef ekt if dan layak

  berikut ini: (a) Meningkat kan kesadaran seluruh masyarakat , t ermasuk di t ingkat keluarga, berkait an dengan orang-orang penyandang cacat , dan memaj ukan penghormat an t erhadap hak-hak dan mart abat orang-orang penyandang cacat ;

  (b) Memerangi st ereot ipe, prasangka, dan prakt ik-prakt ik membahayakan berkait an dengan orang-orang penyandang cacat , t ermasuk yang berdasarkan pada j enis kelamin dan usia, di sel uruh bidang kehidupan;

  (c) Memaj ukan kesadaran akan kapabilit as dan kont ribusi orang-orang penyandang cacat .

  2. Langkah-langkah unt uk t uj uan t ersebut t ermasuk: (a)

  Memulai dan meneruskan kampanye publik yang ef ekt if , yang dirancang unt uk: (i)

  Membangun penerimaan t erhadap hak-hak orang penyandang cacat ; (ii)

  Memaj ukan persepsi posit if dan kesadaran sosial yang t inggi t erhadap orang- orang penyandang cacat ; (iii) Memaj ukan pengakuan t erhadap keahlian, nilai, dan kemampuan orang- orang penyandang cacat , dan kont ribusi mereka di t empat -t empat kerj a dan pasar t enaga kerj a;

  (b) Mendorong suat u sikap penghormat an t erhadap hak orang-orang penyandang cacat di segala t ingkat an dalam sist em pendidikan, t ermasuk bagi semua anak mulai dari usia muda;

  (c) Mendorong semua bagian dari media unt uk menggambarkan orang-orang penyandang cacat dengan cara yang sesuai dengan t uj uan dari Konvensi ini;

  (d) Memaj ukan program-program pelat ihan peningkat an kesadaran berkait an dengan orang-orang penyandang cacat dan hak orang-orang penyandang cacat .

  

Pasal 9

Aksesibiltias 1. Dalam rangka memampukan orang-orang penyandang cacat unt uk hidup secara mandiri

  dan berpart isipasi penuh dalam segala aspek kehidupan, Negara-negara Pihak harus melakukan langkah-l angkah yang diperlukan unt uk menj amin akses orang-orang penyandang cacat t erhadap lingkungan f isi k, t ransport asi, inf ormasi dan komunikasi, t ermasuk t eknologi dan sist em inf ormasi dan komunikasi, sert a f asilit as dan pelayanan lalinnya yang t erbuka at au disediakan bagi publik baik di daerah perkot aan maupun pedesaan, at as dasar keset araan dengan orang-orang lain. Langkah-langkah ini, yang di dalamnya harus t ermasuk ident if ikasi dan penghapusan semua hambat an t erhadap aksesibilit as, ant ara lain harus berlaku bagi: (i)

  Bangunan, j alan, t ransport asi dan f asilit as di dalam dan luar ruangan lainnya, t ermasuk sekolah, perumahan, f asil it as kesehat an, dan t empat kerj a;

  (ii) Inf ormasi, komunikasi, dan pelayanan lainnya, t ermasuk pelayanan el ekt ronik dan pelayanan gawat darurat ;

2. Negara-negara Pihak j uga harus mengambil langkah-langkah yang selayaknya unt uk:

  (i) Membangun, menyebarluaskan, dan memonit or pel aksanaan st andar-st andar minimum dan pandunan bagi aksesibilit as f asilit as dan pelayanan yang t erbuka at au disediakan unt uk publik;

  (ii) Menj amin bahwa ent it as privat yang menawarkan f asil it as dan pelayanan yang t erbuka at au disediakan unt uk publik mempert imbangkan semua aspek dalam hal aksesibil it as bagi orang-orang penyandang cacat ;

  (iii) Menyediakan pelat ihan bagi para st akehol ders berkait an dengan persoalan aksesibilit as yang dihadapi oleh orang-orang penyandang cacat ;

  (iv) Menyediakan t anda-t anda dalam t ulisan Brail l e dan dalam bent uk yang mudah dibaca sert a dipahami di bangunan-bangunan dan f asilit as l ainnya yang t erbuka bagi publ ik;

  (v) Menyediakan berbagai bent uk bant uan dan mediasi, t ermasuk pemandu, pembaca, dan int erpret er bahasa isyarat yang prof esional, unt uk memf asilit asi aksesibilit as t erhadap bangunan-bangunan dan f asilit as l ainnya yang t erbuka bagi publ ik;

  (vi) Memaj ukan bent uk-bent uk bant uan dan dukungan lainnya bagi orang-orang penyandang cacat unt uk menj amin akses mereka t erhadap inf ormasi;

  (vii) Memaj ukan akses bagi orang-orang penyandang cacat bagi inf ormasi sert a t eknologi dan sist em komunikasi t erbaru, t ermasuk Int ernet ;

  (viii) Memaj ukan rancangan, pengembangan, produksi, dan dist ribusi t eknologi dan sist em inf ormasi dan komunikasi pada t ingkat an awal , sehingga t eknologi dan sist em t ersebut dapat diakses dengan biaya yang seminimal mungkin.

  

Pasal 10

Hak hidup Negara-negara Pihak menegaskan kembal i bahwa set iap orang memiliki hak hidup yang

  melekat pada dirinya dan harus melakukan segala l angkah yang diperlukan unt uk menj amin penikmat an yang ef ekt if oleh orang-orang penyandang cacat at as dasar keset araan dengan orang-orang lainnya.

  

Pasal 11

Situasi-situasi beresiko dan darurat kemanusiaan Negara-negara Pihak harus mengambil semua langkah yang diperlukan unt uk menj amin

  perlindungan dan keamanan bagi orang-orang penyandang cacat dalam sit uasi beresiko, t ermasuk sit uasi-sit uasi konf lik bersenj at a, darurat kemanusiaan, dan t erj adinya bencana alam, sesuai dengan kewaj iban mereka berdasarkan hukum int ernasional, t ermasuk hukum humanit er int ernasional dan hukum hak asasi manusia int ernasional.

  

Pasal 12

Pengakuan yang set ara di hadapan hukum 1. Negara-negara Pihak menegaskan kembali bahwa orang-orang penyandang cacat memiliki hak at as pengakuan di hadapan hukum.

  2. Negara-negara Pihak harus mengakui bahwa orang-orang penyandang cacat berhak menikmat i kapasit as l egal at as dasar keset araan dengan orang-orang lain dalam berbagai aspek kehidupan.

  3. Negara-negara Pihak harus melakukan langkah-langkah yang layak unt uk menyediakan akses t erhadap dukungan yang dibut uhkan oleh orang-orang penyandang cacat dalam melaksanakan kapasit as legal mereka.

  4. Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa semua langkah yang berhubungan dengan pelaksanaan kapasit as legal mereka dengan menyediakan j aminan yang layak dan ef ekt if unt uk mencegah pelanggaran sesuai dengan hukum hak asasi manusia int ernasional. Jaminan semacam it u harus menj amin bahwa langkah-l angkah yang berhubungan dengan pelaksanaan kapasit as legal menghormat i hak, keinginan dan pilihan orang-orang, bebas dari konf lik kepent ingan dan pengaruh yang berlebihan, proporsional dan disesuaikan dengan kondisi orang-orang, hanya berlaku unt uk j angka wakt u yang sependek mungkin, dan menj adi subyek t inj auan berkal a oleh kewenangan yang kompet en, independen, dan imparsial at au suat u badan yudisial . Jaminan t ersebut harus proporsional sehingga langkah-langkah t ersebut dapat mempengaruhi hak dan kepent ingan dari orang-orang.

  5. Tergant ung pada ket ent uan-ket ent uan di pasal ini, Negara-negara Pihak harus mengambil langkah-langkah yang l ayak dan ef ekt if unt uk menj amin keset araan hak orang-orang penyandang cacat unt uk memiliki at au mewarisi hart a kepemilikan, mengont rol persoal an-persoal an f inansial mereka dan memiliki akses yang sama at as pinj aman bank, pinj aman kredit , dan bent uk-bent uk kredit f inansial lainnya, sert a harus menj amin bahwa orang-orang penyandang cacat t idak dirampas hart a kepemilikannya secara sewenang-wenang.

  

Pasal 13

Akses atas peradilan 1. Negara-negara Pihak harus menj amin akses ef ekt if orang-orang penyandang cacat at as

  peradilan at as dasar keset araan dengan orang-orang lainnya, t ermasuk melalui ket ent uan t ent ang akomodasi yang prosedural dan sesuai dengan usia, dalam rangka memf asilit asi peran ef ekt if mereka sebagai part isipan langsung maupun t idak langsung, t ermasuk sebagai saksi-saksi dalam semua proses peradilan, t ermasuk di t ingkat penyelidikan dan t ingkat -t ingkat awal lainnya.

  2. Dalam rangka menj amin adanya akses at as peradilan yang ef ekt if bagi orang-orang penyandang cacat , Negara-negara Pihak harus memaj ukan pelat ihan yang layak bagi mereka yang bekerj a di bidang administ rasi peradilan, t ermasuk pol isi dan st af penj ara.

  

Pasal 14

Kebebasan dan keamanan seseorang

  1. At as dasar keset araan dengan orang-orang lain, Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa orang-orang penyandang cacat : (a)

  Menikmat i hak at as kebebasan dan keamanan seseorang; (b) Tidak dirampas kebebasannya secara t idak berdasarkan hukum at au sewenang- wenang, dan bahwa set iap perampasan t erhadap kebebasan harus dil akukan sesuai dengan hukum, sert a bahwa kondisi kecacat an t idak menj adi alasan bagi perampasan kemerdekaan.

  2. Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa j ika seorang penyandang cacat dirampas kemerdekaannya mel al ui suat u proses, maka mereka berhak at as j aminan sesuai dengan hukum hak asasi manusia int ernasional at as dasar keset araan dengan orang- orang l ain, sert a harus diperlakukan sesuai dengan t uj uan-t uj uan dan prinsip-prinsip dalam Konvensi ini, t ermasuk ket ent uan mengenai akomodasi yang l ayak.

  

Pasal 15

Kebebasan dari penyiksaan at au perlakuan at au penghukuman yang kej am, tidak

manusiawi, atau merendahkan martabat

  1. Tidak seorang pun boleh menj adi subyek penyiksaan at au perlakuan at au penghukuman yang kej am, t idak manusiawi, at au merendahkan mart abat . Khususnya, t idak seorang pun boleh menj adi subyek percobaan-percobaan medis at au ilmiah t anpa perset uj uan yang diberikannya secara bebas.

  2. Negara-negara Pihak harus mengambil semua langkah legislat if , administ rat if , yudisial, at au lainnya unt uk mencegah orang-orang penyandang cacat menj adi subyek dari penyiksaan at au perlakuan at au penghukuman yang kej am, t idak t idak manusiawi, at au merendahkan mart abat , at as dasar keset araan dengan orang-orang lainnya.

Pasal 16 Kebebasan dari eksploitasi, kekerasan, dan penganiayaan

  1. Negara-negara Pihak harus mengambil semua langkah legislat if , administ rat if , yudisial, at au lainnya unt uk melindungi orang-orang penyandang cacat dari segala bent uk eksploit asi, kekerasan, dan penganiayaan, t ermasuk aspek berbasis gender, baik di dalam maupun di luar rumah.

  2. Negara-negara Pihak j uga harus mengambil semua langkah yang layak unt uk mencegah segala bent uk eksploit asi, kekerasan, dan penganiayaan dengan misal nya, menj amin bent uk-bent uk yang layak dari bant uan dan dukungan yang sensit if gender dan usia bagi orang-orang penyandang cacat dan kel uarga mereka sert a orang-orang yang merawat mereka, t ermasuk mel alui ket ent uan t ent ang inf ormasi dan pendidikan t ent ang bagaimana cara menghindari, mengenali, dan melaporkan kasus-kasus eksploit asi, kekerasan, dan penganiayaan. Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa pelayanan perlindungan t ersebut sensit if usia, gender, dan kecacat an.

  3. Dalam rangka mencegah t erj adinya segala bent uk eksploit asi, kekerasan, dan penganiayaan, Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa semua f asil it as dan program yang dirancang unt uk melayani orang-orang penyandang cacat dimonit or secara ef ekt if oleh kewenangan yang independen.

  4. Negara-negara Pihak harus mengambil semua langkah yang layak unt uk memaj ukan pemulihan f isik, kognit if , dan psikol ogis, rehabil it asi, dan reint egrasi sosial orang-orang penyandang cacat yang menj adi korban berbagai bent uk eksploit asi, kekerasan, at au penganiayaan, t ermasuk melalui adanya ket ent uan mengenai pelayanan perlindungan. Pemulihan dan reint egrasi semacam it u harus t erj adi di lingkungan yang mendorong kesehat an, kesej aht eraan, penghormat an t erhadap diri sendiri, mart abat , dan kewenangan orang t ersebut , sert a mempert imbangkan kebut uhan-kebut uhan khusus berdasarkan gender dan usia.

  5. Negara-negara Pihak harus menempat kan perat uran dan kebij akan yang ef ekt if , t ermasuk perat uran dan kebij akan yang berf okus pada perempuan dan anak, unt uk menj amin bahwa kasus-kasus eksploit asi, kekerasan, dan penganiayaan t erhadap orang-orang penyandang cacat dapat diident if ikasi, disel idiki, dan, j ika diperlukan, diproses secara hukum.

  

Pasal 17

Perlindungan terhadap integritas seseorang Set iap orang penyandang cacat memiliki hak at as penghormat an int egrit as f isik dan ment alnya at as dasar keset araan dengan orang-orang l ainnya.

Pasal 18

Kebebasan bergerak dan kebangsaan 1. Negara-negara Pihak harus mengakui hak orang-orang penyandang cacat at as

  kebebasan bergerak, kebebasan unt uk memiliki t empat t inggal dan memiliki kebangsaan mereka, at as dasar keset araan dengan orang-orang lainnya, t ermasuk dengan menj amin bahwa orang-orang penyandang cacat : (a)

  Memiliki hak unt uk mendapat kan dan mengubah kebangsaannya dan unt uk t idak dirampas kebangsaannya secara sewenang-wenang at au at as dasar kecacat an mereka;

  (b) Tidak dirampas kemampuan mereka unt uk memperoleh, memiliki, dan menggunakan dokumen-dokumen kebangsaan mereka at au dokumen-dokumen ident if ikasi lainnya, at au unt uk menggunakan proses-proses yang rel evan sepert i proses imigrasi at as dasar kecacat an mereka, yang mungkin diperlukan unt uk memf asilit asi pelaksanaan hak at as kebebasan berpindah;

  (c) Bebas unt uk meninggalkan negara mana pun, t ermasuk negaranya sendiri;

  (d) Tidak dirampas haknya unt uk memasuki negaranya sendiri secara sewenang-wenang at au at as dasar kecacat an mereka;

  2. Anak-anak penyandang cacat harus didaf t ar segera set elah kelahirannya dan harus memiliki hak at as nama, hak unt uk mendapat kan kebangsaan, dan sej auh mungkin hak unt uk menget ahui t ent ang dan dirawat oleh orangt uanya.

Pasal 19 Hidup mandiri dan keterlibatan dalam masyarakat Negara-negara Pihak pada Konvensi ini mengakui hak yang set ara bagi semua orang

  penyandang cacat unt uk hidup dalam masyarakat , dengan pilihan-pilihan yang sama dengan orang-orang lainnya, dan harus mengambil langkah-langkah yang ef ekt if dan layak unt uk memf asilit asi penikmat an penuh orang-orang penyandang cacat at as hak ini dan ket erlibat an mereka dal am komunit as, t ermasuk dengan menj amin bahwa: (a) Orang-orang penyandang cacat memiliki kesempat an unt uk memil iki t empat t inggal mereka dan di mana sert a dengan dengan siapa mereka bert empat t inggal at as dasar keset araan dengan orang-orang lain, sert a t idak dipaksa unt uk bert empat t inggal dal am suat u pengat uran t empat t inggal yang khusus;

  (b) Orang-orang penyandang cacat memiliki akses at as sej umlah pelayanan dukungan

  in-home), residensial, dan pelayanan dukungan masyarakat lainnya,

  dalam-rumah ( t ermasuk bant uan personal yang diperl ukan unt uk menyokong kehidupan mereka dan ket erlibat an dal am komunit as, sert a unt uk mencegah isolasi at au segregasi dari masyarakat ;

  (c) Pelayanan dan f asilit as masyarakat bagi masyarakat umum t ersedia at as dasar keset araan bagi orang-orang penyandang cacat dan harus responsif t erhadap kebut uhan mereka.

  

Pasal 20

Mobilitas personal Negara-negara Pihak harus melakukan langkah-l angkah yang ef ekt if unt uk menj amin

  mobilit as personal orang-orang penyandang cacat unt uk sedapat mungkin menj amin independensi mereka, t ermasuk dengan: (a) Memf asilit asi mobil it as personal orang-orang penyandang cacat dengan cara dan pada wakt u yang mereka pilih sendiri, dan dengan biaya yang t erj angkau; (b) Memf asilit asi akses bagi orang-orang penyandang cacat t erhadap alat bant u mobilit as, peralat an, t eknologi pendukung, dan berbagai bent uk bant uan dan mediasi kehidupan yang berkual it as, t ermasuk dengan menyediakan hal-hal t ersebut dengan biaya yang t erj angkau;

  (c) Menyediakan pelat ihan unt uk keahlian mobil it as bagi orang-orang penyandang cacat dan bagi st af spesialis yang bekerj a dengan orang-orang penyandang cacat ; (d) Mendorong ent it as-ent it as yang memproduksi alat bant u mobilit as, peralat an, dan t eknologi pendukung unt uk mempert imbangkan segala aspek dari mobilit as bagi orang-orang penyandang cacat .

  

Pasal 21

Kebebasan berekspresi dan berpendapat, serta akses terhadap informasi Negara-negara Pihak harus mengambil semua langkah yang layak unt uk menj amin bahwa

  orang-orang penyandang cacat dapat melaksanakan hak at as kebebasan berekspresi dan berpendapat , t ermasuk kebebasan unt uk mencari, menerima, dan memberikan inf ormasi dan ide-ide at as dasar keset araan dengan orang-orang l ain, sert a melalui segala bent uk komunikasi yang mereka pilih, sebagaimana didef inisikan dalam pasal 2 Konvensi ini, t ermasuk dengan: (a) Menyediakan inf ormasi yang dimaksudkan unt uk konsumsi masyarakat umum kepada orang-orang penyandang cacat dalam bent uk yang dapat diakses dan t eknologi yang layak bagi berbagai j enis kecacat an pada wakt u yang t epat dan t anpa adanya biaya t ambahan;

  (b) Menerima dan memf asilit asi penggunaan bahasa isyarat , Braille, komunikasi augment at if dan alt ernat if , sert a semua sarana lain yang dapat diakses, berbagai cara dan bent uk komunikasi yang dipilih oleh orang-orang penyandang cacat dalam int eraksi f ormal;

  (c) Mendorong ent it as-ent it as privat yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum, t ermasuk melalui Int ernet , unt uk menyediakan inf ormasi dan pelayanan dalam bent uk yang dapat diakses dan digunakan bagi orang-orang penyandang cacat ;

  (d) Mendorong media massa, t ermasuk penyedia inf ormasi melalui Int ernet , unt uk membuat pelayanan yang dapat diakses oleh orang-orang penyandang cacat ; (e) Mengakui dan memaj ukan penggunaan bahasa isyarat .

  

Pasal 22

Penghormatan terhadap privasi

  1. Tidak ada penyandang cacat , di mana pun ia t inggal at au bagaimana pun pengat uran t empat t inggalnya, dapat menj adi subyek int ervensi yang sewenang-wenang at au t idak berdasarkan hukum dal am hal privasinya, keluarganya, rumah at au korespondensinya, at au bent uk-bent uk komunikasi l ainnya, at au menj adi subyek serangan yang t idak berdasarkan hukum t erhadap harga diri dan reput asinya. Orang-orang penyandang cacat berhak at as perlindungan hukum t erhadap int ervensi at au serangan semacam it u.

  2. Negara-negara Pihak harus melindungi privasi at as inf ormasi personal, kesehat an, dan rehabilit asi orang-orang penyandang cacat at as dasar keset araan dengan orang-orang lain.

Pasal 23 Penghormatan terhadap rumah dan keluarga

  1. Negara-negara Pihak harus mengambil langkah-langkah yang ef ekt if dan layak unt uk menghapuskan diskriminasi t erhadap orang-orang penyandang cacat di semua bidang yang berkait an dengan perkawinan, keluarga, st at us orangt ua dan hubungan personal at as dasar keset araan dengan orang-orang lain, dengan menj amin bahwa: (a) Hak semua orang penyandang cacat yang mencapai usia perkawinan unt uk menikahi dan unt uk membent uk keluarga at as dasar perset uj uan yang bebas dan penuh dari pasangan mereka harus diakui;

  (b) Hak orang-orang penyandang cacat unt uk menent ukan secara bebas dan

  spacing) anak-anak mereka sert a

  bert anggung j awab at as j umlah dan j arak wakt u ( unt uk mendapat kan akses mengenai inf ormasi kel ayakan-usia, pendidikan perencanaan keluarga dan reproduksi harus diakui, dan berbagai sarana yang diperlukan unt uk memampukan mereka mel aksanakan hak-hak t ersebut harus t ersedia;

  (c) Orang-orang penyandang cacat , t ermasuk anak-anak, mempert ahankan kesuburan ( f ert il it y) mereka at as dasar keset araan dengan orang-orang lain.

  2. Negara-negara Pihak harus menj amin hak dan t anggung j awab t erhadap orang-orang penyandang cacat , berkait an dengan perwalian dan adopsi anak-anak at au inst it usi- inst it usi yang serupa, di mana konsep-konsep ini t ercant um dalam perat uran nasional ; kepent ingan t erbaik si anak harus menj adi t ol ak ukur dal am semua kasus. Negara- negara Pihak harus memberikan bant uan yang layak bagi orang-orang penyandang cacat dalam melaksanakan t anggung j awab merawat anak-anak mereka.

  3. Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa anak-anak penyandang cacat memiliki hak yang set ara berkait an dengan kehidupan kel uarga. Dengan t uj uan unt uk mewuj udkan hak-hak ini, dan unt uk mencegah penyembunyian, penyia-nyiaan, pengabaian, dan segregasi anak-anak penyandang cacat , Negara-negara Pihak harus menyediakan inf ormasi yang sedini mungkin dan komprehensif , pelayanan dan dukungan bagi anak- anak penyandang cacat dan keluarga mereka.

  4. Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa seorang anak t idak boleh dipisahkan dari orangt uanya t anpa ij in orangt uanya, kecual i ket ika pihak berwenang yang kompet en dengan berdasarkan pada suat u t inj auan yudisial dan sesuai dengan hukum dan prosedur yang berlaku menent ukan bahwa pemisahan t ersebut diperlukan bagi kepent ingan t erbaik si anak. Dal am kasus apapun, seorang anak t idak dapat dipisahkan dari orangt uanya at as dasar kecacat an baik kecacat an si anak maupun orangt uanya.

5. Ket ika keluarga t idak mampu merawat seorang anak penyandang cacat , Negara-negara

  Pihak harus melakukan segala upaya unt uk menyediakan perawat an alt ernat if di t ingkat kel uarga besarnya, dan j ika hal t ersebut t idak dimungkinkan, di t ingkat an masyarakat sesuai dengan st rukt ur keluarga.

Pasal 24 Pendidikan 1. Negara-negara Pihak mengakui hak orang-orang penyandang cacat at as pendidikan. Dengan t uj uan unt uk mewuj udkan hak ini t anpa diskriminasi dan at as dasar keset araan

  kesempat an, Negara-negara Pihak harus menj amin suat u sist em pendidikan yang inklusif di semua t ingkat an dan pembelaj ar an j angka panj ang yang dit uj ukan unt uk: (a) Pengembangan pot ensi manusia yang sepenuhnya dan perasaan mart abat dan harga diri, sert a penguat an penghormat an t erhadap hak asasi manusia, kebebasan mendasar, dan keragaman manusia;

  (b) Pengembangan personalit as, bakat , dan kreat ivit as, sert a kemampuan ment al dan f isik orang-orang penyandang cacat sej auh pot ensi mereka memungkinkan; (c) Memampukan orang-orang penyandang cacat unt uk berpart isipasi secara ef ekt if di masyarakat yang bebas;

  2. Dalam mewuj udkan hak ini, Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa: (a) Orang-orang penyandang cacat harus dimasukkan dalam sist em pendidikan umum at as dasar kecacat an, dan bahwa anak-anak penyandang cacat harus dapat mengikut i pendidikan dasar waj ib secara grat is, at au pendidikan t ingkat kedua at as dasar kecacat an;

  (b) Anak-anak penyandang cacat dapat mengakses pendidikan dasar yang grat is dan pendidikan t ingkat kedua yang berkual it as dan inklusif at as dasar keset araan dengan orang-orang lain dalam masyarakat di mana mereka t inggal;

  (c) Akomodasi yang selayaknya yang dibut uhkan oleh individu-individu t ersedia;

  (d) Orang-orang penyandang cacat menerima dukungan yang dibut uhkan, dalam sist em pendidikan umum, unt uk memf asilit asi pendidikan mereka secara ef ekt if ; (e)

  Tersedia sarana-sarana pendukung individual yang ef ekt if dalam lingkungan yang memaksimal kan pengembangan akademik dan sosial , yang konsist en dengan t uj uan dan inklusi secara penuh.

  3. Negara-negara Pihak harus memampukan orang-orang penyandang cacat unt uk belaj ar mengenai kehidupan dan keahlian pengembangan sosial unt uk memf asilit asi part isipasi mereka secara penuh dan set ara dalam pendidikan dan sebagai anggot a masyarakat . Unt uk it u, Negara-negara Pihak harus mengambil l angkah-langkah yang l ayak, t ermasuk: (a)

  Memf asilit asi pembelaj aran Braille, t ulisan alt ernat if , cara-cara augment at if dan alt ernat if , cara dan bent uk komunikasi sert a keahlian orient asi dan mobilit as, dan memf asilit asi dukungan dan ment oring dari kel ompok t eman;

  (b) Memf asilit asi pembelaj aran bahasa isyarat dan pemaj uan ident it as linquisit ik masyarakat t unarungu; (c)

  Menj amin bahwa pendidikan orang-orang, dan khususnya anak-anak, yang t unanet ra, t unarungu, sert a t unanet ra dan t unarungu, diberikan dal am bahasa dan cara yang layak bagi individu, dan dalam lingkungan yang memaksimalkan pengembangan akademik dan sosial .

  4. Dalam rangka membant u menj amin perwuj udan hak ini, Negara-negara Pihak harus mengambil langkah-langkah unt uk mempekerj akan, t ermasuk guru-guru penyandang cacat , yang berkualif ikasi dalam hal bahasa isyarat dan/ at au Braille, dan unt uk melat ih para prof esional dan st af yang bekerj a di set iap t ingkat an pendidikan. Pelat ihan semacam it u harus memasukkan penyadaran t ent ang kecacat an dan penggunaan cara-cara augment at if dan alt ernat if yang layak, sarana dan bent uk komunikasi, t eknik-t eknik dan mat eri-mat er i pendidikan unt uk mendukung orang-orang penyandang cacat .

  5. Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa orang-orang penyandang cacat dapat mengakses pendidikan umum t ingkat ket iga, pelat ihan kej uruan, pendidikan orang dewasa, dan pembel aj aran j angka panj ang t anpa diskriminasi dan at as dasar keset araan dengan orang-orang lain. Unt uk it u, Negara-negara Pihak harus menj amin bahwa akomodasi yang layak t ersedia bagi orang-orang penyandang cacat .

  

Pasal 25

Kesehatan Negara-negara Pihak mengakui bahwa orang-orang penyandang cacat memiliki hak unt uk

  menikmat i pelayanan kesehat an yang set inggi mungkin dapat dicapai t anpa diskriminasi at as dasar kecacat an. Negara-negara Pihak harus mengambil semua langkah yang layak unt uk menj amin akses orang-orang penyandang cacat at as pelayanan kesehat an yang sensit if -gender, t ermasuk rehabil it asi yang berkait an dengan kesehat an. Khususnya, Negara-negara Pihak harus: (a) Menyediakan bagi orang-orang penyandang cacat dengan pelayanan dan program- program kesehat an yang layak, berkual it as, dan bebas biaya, sebagaimana disediakan bagi orang-orang lain, t ermasuk di bidang kesehat an seksual dan reproduksi sert a program-program kesehat an publik yang berdasarkan pada populasi;

  (b) Menyediakan pelayanan kesehat an yang dibut uhkan oleh orang-orang penyandang cacat karena kecacat an mereka, t ermasuk ident if ikasi di t ahap awal dan int ervensi yang diperl ukan, sert a pelayanan yang dirancang unt uk meminimalisir dan mencegah kecacat an lebih lanj ut , t ermasuk di ant ara anak-anak dan orang-orang t ua;

  (c) Menyediakan pelayanan kesehat an yang sedekat mungkin dengan masyarakat di mana orang-orang t ersebut bert empat t inggal, t ermasuk di daerah-daerah pedesaan;

  (d) Menyediakan prof esional medis unt uk memberikan perawat an kepada orang-orang penyandang cacat dengan kualit as yang sama sepert i pada orang-orang lainnya, t ermasuk at as dasar perset uj uan yang diberikan secara bebas dan diket ahui secara menyeluruh, misalnya dengan meningkat kan kesadaran t ent ang hak asasi manusia, mart abat manusia, ot onomi dan kebut uhan orang-orang penyandang cacat melal ui pelat ihan dan penyebarluasan st andar-st andar et ika pel ayanan kesehat an publ ik dan privat ;

  (e) Melarang diskriminasi t erhadap orang-orang penyandang cacat dalam ket ent uan t ent ang asuransi kesehat an, dan asuransi j iwa di mana asuransi semacam it u diperkenankan dal am hukum nasional, yang harus disediakan dengan cara yang adil dan layak;

  (f ) Mencegah diskriminasi at as penyangkalan pemberikan perawat an kesehat an at au pelayanan kesehat an at au makan dan cairan at as dasar kecacat an.

  

Pasal 26