PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL (Pb) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA MENCIT
PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL (Pb) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA MENCIT
PENDAHULUAN Sumber Pb di Alam
Bahan kendaraan bermotor
Gelas
pewarna keramik pipa
pelapis kaleng makanan beberapa obat dan kosmetikKontaminan terbesar dari debu logam
Efek toksik Pb karsinogenik Sistem
Stress okidatif Radikal bebas antioksidan
Kerusakan Timbal (Pb) Pb digolongkan sebagai racun dan oksidan kuat
Sumber dan penggunaan : Pembakaran batubara, minyak bumi, bahan bakar kendaraan
- Digunakan pada baterai, solder, amunisi, sistem pelindung pada
- penggunaan x ray, pelapis tangki-tangki pengangkut minyak dan berbagai pipa Garam anorganik Pb digunakan pada insektisida, pewarna, cat,
- enamel, gelas, plastik dan senyawa-senyawa dari karet
Efek Pb terhadap membran sel Eritrosit mengikat 99% Pb dalam darah, karena afinitas eritrosit terhadap Pb sangat tinggi. Pb dianggap sebagai agen hemolitik seperti juga tembaga dan air raksa, menyebabkan penghancuran eritrosit (hemolisis) melalui pembentukan peroksida-peroksida lipid dalam membran sel
Interaksi Pb dengan hemoglobin
ALA (aminolevulinic acid) menginduksi pembentukan ROS
Pb dapat menghambat -ALAD (delta aminolevulinic acid
dehidrogenase)
enzim utama dalam biosintesis heme
sehingga menyebabkan gagalnya pembentukan hemoglobin.
Penghambatan enzim -ALAD menyebabkan kadar ALA
meningkat (urin dan darah) menyebabkan pembentukan H O , O , OH. 2 2 2
ALA teroksidasi menjadi asam 4,5-dioxovalerat, suatu
senyawa yang berpotensi genotoksik dan memungkinkan Pb sebagai karsinogenik ALA + oxyhemoglobin
Efek Pb terhadap sistem antioksidan sel
Pb pada dosis rendah, meningkatkan kadar enzim-enzim anti- oksidan dalam darah seperti SOD, katalase dan GSH Px (glutation peroksidase).
Pada dosis tinggi (lebih dari 40 g/dL darah) dan jangka waktu lama
μ justru akan menekan enzim-enzim tersebut.
Karena afinitasnya yg tinggi terhadap gugus –SH, Pb menghambat delta beberapa enzim dengan gugus fungsional SH seperti aminolevulinic acid dehidrogenase ( -ALAD) dan glucose 6- phosphat dehidrogenase (G 6 PD) enzim yang bertanggung jawab untuk menyediakan NADPH untuk menjaga tersedianya GSH yang dibentuk kembali dari glutation teroksidasi (GSSG) oleh glutation
GSH Px, katalase dan SOD adalah metaloprotein yang mendetoksifikasi secara
enzimatik berbagai peroksida, H 2 O2
dan O 2 . Enzim-enzim ini sangattergantung pada berbagai mikromineral untuk struktur molekulnya ataupun
fungsi enzimatiknya.
GSH-Px Butuh Selenium sbg kofaktor Pb bertindak sebagai pesaing Se Pengambilan Se Aktivitas GSH Px
Katalase Butuh heme sbg Pb menghambat Aktivitas
Katalase
Peroksidasi Lipid
Peroksidasi lipid adalah
mekanisme dari trauma sel,
baik pada tumbuhan
ataupun hewan, dengan
demikian peroksidasi lipid
digunakan sebagai
indikator dari stress
oksidatif pada sel dan
jaringan.
Sumber-sumber radikal bebas
Sumber-sumber endogen
terbentuknya radikal bebas
meliputi sistem NADPH oksidase,
reaksi fosforilasi oksidatif, enzim
oksidasi dan metabolisme
arakhidonat, sedangkan sumber
eksogen terbentuknya radikal
bebas adalah asap rokok, alkohol,
paparan polutan, sinar ultraviolet
Stress oksidatif
keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara prooksidan dengan
antioksidan, dimana produksi radikal bebas melebihi kemampuan penghambat
radikal alamiah atau mekanisme scavenging (pembersih)
Mekanisme penghambat radikal bebas terdiri dari antioksidan endogen dan
eksogen. Antioksidan endogen terdiri dari Superoksid dismutase (SOD),
Glutathion peroksidase (GSH Px) dan katalase. Antioksidan eksogen terdiri dari
vitamin E, betakaroten dan vitamin C. MDA sebagai hasil utama peroksidasi lipid akibat stress oksidatif
Malondialdehid Sebagai Petanda Biologis Stress Oksidatif BOSS (Biomarker oxidative Stresss study) tahun 2002 substansi yang diteliti meliputi lipid hidroperoksida, TBARS, MDA, isoprostan, protein karbonil, 8-hydroxy-2- deoxyguanosine (8-OhdG), leukocyte DNA- MDA adduct dan DNA strandbreak.
Peneliti menyimpulkan kadar plasma MDA, kadar isoprostan dalam plasma dan urin , sebagai petanda biologis stress oksidatif yang reliabel.
Pengukuran MDA
MDA dengan asam tiobarbiturat (TBA) yang membentuk senyawa berwarna
MDA-TBA dan mengabsorbsi sinar dengan panjang gelombang 532-534nm.
Senyawa berwarna tersebut dapat diukur konsentrasinya berdasarkan
absorbansi warna yang terbentuk, dengan membandingkannya pada absorbansi
warna larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya menggunakan
spektrofotometer.
Kerangka Teori
KERANGKA TEORI
Pb Akumulasi Menghambat enzymMerubah komposisi ALA anti oksidan membran sel
ROS Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental terhadap mencit, dengan 5 (lima) kelompok perlakuan dan 1 (satu) kelompok kontrol
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pb asetat dalam konsentrasi 0%, 0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,4%, dan 0,8%.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konsentrasi MDA plasma dan jumlah eritrosit.
Bahan uji diberikan secara oral dengan menggunakan sonde
KERANGKA KERJA
24 mencit
(30-40 gr) I (Pb 0 mg/II (Pb 5
III (Pb 10
IV (Pb 20
V (Pb 40
I V (Pb 80 Hasil Penelitian kelompok Hewan Uji Kadar MDA ( M) Jumlah Eritrosit (10 6 ) I
1 38,60 2,30 I 2 17,37 2,51 I 3 16,78 2,40 I 4 38,01 2,32 II 5 27,10 1,38 II 6 38,21 1,26 II 7 39,96 2,53 II 8 30,42 2,01 III 9 39,96 1,60 III 10 36,06 2,24 III 11 32,36 2,00 III 12 38,79 2,63 IV 13 40,74 1,93 IV 14 38,40 2,60
- Kelompok yang bebas Pb dengan kadar MDA 27,69 μM
- Kelompok yang mendapat Pb 0,05% dengan kadar MDA 33,92 μM
- Kelompok yang mendapat Pb 0,1% mempunyai kadar MDA 36,79 μM
- Kelompok yang mendapat Pb 0,2% mempunyai kadar MDA 41,08 μM
Kelompok yang mendapat Pb 0,4% mempunyai kadar MDA tertinggi yaitu
46,53 μM
- Kelompok dengan pemberian Pb 0,8% diperoleh kadar MDA 39,62 μM
Jumlah eritrosit paling rendah didapati berturut-turut pada kelompok yang mendapat Pb dengan konsentrasi 0,4% dan 0,8%.
Kesimpulan
1. Plumbum yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan gangguan fungsi fisiologis dan metabolisme melalui efek stres oksidatif, yang terlihat dari meningginya parameter peroksidasi lipid jaringan.
2. Pemberian Pb dengan rentang konsentrasi terendah (0,05%) ternyata sudah dapat meningkatkan peroksidasi lipid yang diukur dengan kadar MDA plasma.
3. Keracunan Pb menyebabkan menurunnya jumlah sel darah merah (eritrosit).
4. Penurunan jumlah eritrosit oleh keracunan Pb berhubungan dengan meningkatnya peroksidasi lipid dalam darah.
SEKIAN
DAN