KATA PENGANTAR - Ekologi dan Adaptasi Tumbuhan Lumut (Lichenes)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun
makalah ini tepatpada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Ekologi dan
Adaptasi Tumbuhan Lumut”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Banda Aceh, Maret 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
1
1
2
2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian........................................................................................
B. Taksonomi Tumbuhan Lumut Kerak ..............................................
C. Klasifikasi Lichenes.........................................................................
1. Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya...........
2. Berdasarkan alga yang menyusun thalus..................................
3. Berdasarkan type thallus dan kejadiannya................................
3
3
4
6
7
8
8
D. Ciri-ciri Lumut Kerak .................................................................
E. Ekologi dan Adaptasi Lumut Kerak ...........................................
1. Habitus Lichenes...................................................................
2. Reproduksi dan Pertumbuhan Lichen...................................
3. Perkembang Biakan Lumut Kerak .......................................
4. Distribusi Sebaran Lichenes..................................................
5. Pengaruh Faktor Lingkungan bagi Lichenes .......................
F. Pembagian Lumut Kerak.............................................................
1. Crustose ................................................................................
2. Foliose...................................................................................
3. Fruticose................................................................................
4. Squamulose ..........................................................................
5. Bryopsida .............................................................................
8
10
11
12
14
14
15
15
15
16
16
16
17
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
...................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lumut kerak sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah
yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan
organisme lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian
masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi,
oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada
pemanfaatan Lichen bagi kehidupan. Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar
organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai
pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium
jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis. Lumut kerak adalah
organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup
sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang
ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan
tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari – 2500 species yang
ada. Lumut adalah organisme komposit terdiri dari simbiosis asosiasi dari jamur
(mycobiont itu) dengan fotosintesis mitra (yang photobiont atau phycobiont),
biasanya baik ganggang hijau (umumnya Trebouxia sp) atau cyanobacterium
(umumnya Nostoc). Lumut terjadi di beberapa lingkungan yang paling ekstrim di
Bumi- tundra Arktik, padang pasir panas, pantai berbatu dan tumpukan terak
beracun. Namun, mereka juga berlimpah sebagai epifit pada daun dan cabang di
hutan hujan dan hutan subtropis, pada batu telanjang, termasuk dinding, batu nisan
dan pada permukaan tanah yang terbuka (misalnya Collema ) dinyatakan habitat
mesic. Lumut yang luas dan dapat berumur panjang. Namun, banyak spesies juga
rentan terhadap gangguan lingkungan, dan mungkin berguna untuk ilmuwan dalam
menilai efek dari polusi udara, penipisan ozon, dan kontaminasi logam. Lumut juga
telah digunakan dalam pembuatan pewarna dan parfum, serta obat-obatan tradisional.
Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup berbeda dengan baik jamur atau alga
tumbuh secara terpisah, dan menyolok mungkin menyerupai tanaman sederhana
Lichenes merupakan organisme yang sangat kuat untuk bertahan hidup, namun
organisme ini sangat sensitif terhadap polutan udara sulfur oksida (Jenifer et al,
1996).
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari lumut kerak?
2.
Bagaimanakah klasifikasi dari lumut kerak?
3.
Bagaimana perkembangbiakan lumut kerak?
4.
Apakah manfaat/peranan lumut kerak?
C. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut:
1.
Untuk menyelesaikan tugas dalam matakuliah Botani Tingkat Rendah yang
ditugaskan oleh dosen pembimbing
2.
Mengetahui dan memahami tentang Ciri dan peranan Lichenes sebagai
indikator pencemaran udara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga
secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara
epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di
atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian
pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi
dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang
hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan
ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali.
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk
dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk
mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh
mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll.
Diantaranya
pigmen
dan
berbagai
antibiotik
yang
jenis
juga
membuat lichenes ini sangat berguna
bagi
manusia
tradisional.
pada
Tumbuhan
masyarakat
ini
memiliki
warna yang bervariasi seperti putih, hijau
keabu-abuan, kuning, oranye, coklat,
merah dan hitam.
Gambar Lumut Kerak
Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis
yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan
atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan.
B. Taksonomi Tumbuhan Lumut Kerak
TAKSONOMI
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Thallophyta
Anak Divisi
: Lichenes
Classis
: Ascolichenes
Ordo
: Caliciales
Famili
: Caliciaceae
Genus
: Calicium
Spesies
: Calicium sp
Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok
yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpedapat bahwa lichenes perlu
dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri.
Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun
tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung
oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur
yang hidup terpisah.
Dengan demikian, Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah
suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari
fungus(sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat
berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc). Kerja
sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen
simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan
mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah. Organisme ini sebenarnya
kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi
dan fisiologi merupakan suatu kesatuan. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk
pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.
Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh
buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel
tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae)
antara lain Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau
9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia. Kebanyakan cendawan
yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama
Discomycetales,
hanya
kadang-kadang
Pyrenomycetales.
Mungkin
juga
Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan
cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula. Untuk
memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika
cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah
pada medium buatan.
Gambar Lumut Kerak
Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan
pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga
cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam
kultur murni cendawan itu memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya,
tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis
ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk
lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme
yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut
simbiosis.
Masing-masing
organisme
itu
sendiri
disebut
simbion.
Dalam
pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama dengan
keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya dinamakan mutualisme.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda.
Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat
memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil
fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya
cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan
antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang
timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan
diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hunbungan seorang majikan
dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini hidup bersama antara cendawan dan
ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang
masih belum tercapai persesuaian paham. Pada penampang melintang talus lichenes
tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang
memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi
tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang miselium
cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang.
C. Klasifikasi Lichenes
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan
dari alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti
Bessey (1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa lichenes
dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur sebenarnya. Bessey
meletakkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes. Smith (1955)
menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah yang
berbeda dari alga dan fungi.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya
secara umum adalah sebagai beriktu :
1.
Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya
a.
Ascolichens.
Cendawan penyusunnya tergolong
Pyrenomycetales, maka tubuh buah
yang dihasilkan berupa peritesium.
Contoh : Dermatocarpon dan
Verrucaria. Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes
membentuk tubuh buah berupa apothecium yang berumur panjang. Contoh
Usnea dan Parmelia. Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh
komponen alga dari famili: Mycophyceae dan Chlorophyceae yang
bentuknya berupa gelatin. Genus dari Mycophyceae adalah Scytonema,
Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Cholophyceae adalah
Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dll.
b.
Basidiolichenes
Berasal dari jamur Basidiomycetes
dan
alga
Mycophyceae.
Basidiomycetes yaitu dari famili :
Thelephoraceae, dengan tiga genus
Cora,
Corella
dan
Dyctionema.
Mycophyceae berupa filamen yaitu :
Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus. Lichen Imperfect
Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon,
Normandia, dll.
2.
Berdasarkan alga yang menyusun thalus
a.
Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga
mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema
b.
Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
menyebabkan
terbentuknya
thallus,
alga
tidak
berupa
gelatin
Chlorophyceae. Contoh : Parmelia
3.
Berdasarkan type thallus dan kejadiannya
a.
Crustose atau Crustaceous.
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit
pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit
kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan
bawah.
b.
Fruticose atau filamentous
Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian
menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang
pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang
menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu
Ramalina. Yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria.
Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.
D. Ciri-ciri Lumut Kerak
Lichenes(lumut kerak) memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut
sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae.
Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput
lander sel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan
merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol
membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang
teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat
dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak
menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di
atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis
yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada
pinggir batuan, disebut endolitik.
Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam
waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati,
dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali Pertumbuhaan
talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan
vegetative bertahun-tahun. Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan
soredium. Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya
membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu
Ascomychenes dan Basidiolichenes.
Lumut tidak memiliki akar dan tidak perlu air setiap saat seperti
tumbuhan tinggi besar, sehingga mereka dapat tumbuh di lokasi yang mustahil
bagi kebanyakan tanaman, seperti batu gundul, tanah atau pasir steril, dan
berbagai
struktur
buatan
seperti
dinding,
atap
dan
monumen.
Banyak lumut juga tumbuh sebagai epifit (epi - pada permukaan, phyte tanaman) pada tanaman lain, terutama pada batang dan cabang-cabang pohon.
Ketika tumbuh pada tanaman lain, lumut tidak parasit , mereka tidak
mengkonsumsi bagian dari tanaman atau racun itu. Beberapa yang tinggal di
tanah lumut, seperti anggota subgenus Cladina (lumut rusa), bagaimanapun,
menghasilkan bahan kimia yang larut ke dalam tanah dan menghambat
perkecambahan
benih
tanaman
dan
pertumbuhan
tanaman
muda.
Stabilitas dari mereka substrat merupakan faktor utama dari habitat lumut.
Kebanyakan lumut tumbuh di permukaan batu stabil atau kulit pohon tua, tetapi
banyak orang lain tumbuh di tanah dan pasir (gambar 2). Dalam kasus ini yang
terakhir, lumut seringkali merupakan bagian penting dari stabilisasi tanah,
memang, dalam beberapa ekosistem gurun, vaskuler (lebih tinggi) tanaman benih
tidak bisa menjadi didirikan kecuali di tempat-tempat di mana kerak lumut
menstabilkan pasir dan membantu mempertahankan air.
E. Ekologi dan Adaptasi Lumut Kerak
Talus lumut kerak sebagian besar terdiri dari hifa jamur yang berjalin
rapat, menyerupai spons yang dapat menyerap air. Terdapat rizoid yang berfungsi
sebagai pelekat pada permukaan substrat dan menyerap air dan garam-garam
mineral. Ganggang memperoleh air dan garam-garam mineral dari jamur yang
digunakan untuk fotosintesis yang sebagian hasilnya diberikan kepada jamur.
Jamur mikobion berkembang biak dengan askospora yang terbentuk pada
apotesium. Spora yang dihasilkan akan tumbuh membentuk hifa. Jika hifa ini
menemukan ganggang yang sesuai maka akan tumbuh membentuk talus yang
baru.
Perkembangbiakan lumut kerak yang lebih sering dijumpai adalah
perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi atau dengan soredium.
Soredium terdiri dari satu atau beberapa ganggang yang terbungkus oleh hifa
jamur. Talus yang patah maupun soredium dapat terbawa angin atau air ke tempat
lain dan tumbuh membentuk lumut kerak yang baru.
Lumut kerak berperan penting dalam suksesi karena kemampuannya
tumbuh pada tempat yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk hidup.
Lumut kerak dapat hidup pada bebatuan yang secara perlahan menghancurkannya
sehingga membentuk lapisan-lapisan tanah, Lumut kerak Cladonia yang menutupi
wilayah yang luas di daerah kutub utara menjadi makanan bagi ternak dan hewan
liar yang hidup di sana. Selain itu lumut kerak banyak digunakan sebagai bahan
obat, digunakan dalam industri kimia, parfum, dalam proses pewarnaan dan
penyamakan serta digunakan sebagai indikator tingkat polusi di sekitar daerah
yang ditempatinya. Contoh lumut kerak adalah sebagai berikut.
1) Parmelia, hidup pada kulit kayu, tanah, tembok, dan batu.
2) Graphis, hidup pada cabang atau batang pohon
3) Usnea, lumut janggut, pada batang-batang pohon dipegunungan dan
dapat digunakan untuk jamu.
1. Habitus Lichenes
Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan
pohon dan batu-batuan serta dalam proses terjadinya tanah.
Lichenes sangat tahan terhadap kekeringan.
Jenis-jenis Lichen yang hidup pada bebatuan pada musim kering berkerut
sampai terlepas alasnya tetapi organisme tersebut tidak mati dan hanya
berada dalam hidup laten/ dormancy.
Jika segera mendapat air maka tubuh tumbuhan yang telah kering tersebut
mulai menunjukkan aktivitasnya kembali.
Pertumbuhan talusnya sangat lambat.
Ukuran tubbuhnya dalam satu tahun tidak mencapai 1 cm. badan buah
yang baru akan tumbuh setelah Lichen mengadakan pertumbuhan
vegetatif selama bertahun-tahun.
Menurut habitusnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
a.
Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran
b. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat
dengan sisi bawahnya pada alas sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk
semak-semak, hanya pangkal talus saja yang melekat pada alas dan ujungnya
tetap bebas dan bercabang-cabang seperti batang tanaman tingkat tinggi.
Lichenes dapat juga digunakan
sebagai indikator pencemaran lingkungan
Karena jika dia saja yang sudah menuntut
sangat
sederhana
sampai
tidak
terhadap
hidup
lingkungan
dilingkungan
itu
dipastikan lingkungan pasti tidak beres
entah itu udaranya dll, artinya apabila di
suatu daerah tidak ada Lichenes, ini
menunjukkan bahwa lingkungan itu betul
betul fatal .
Selain
itu,
Lichenes
dapat
dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan
sebagai penambah rasa dan aroma, serta
pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan
indicator pH.
2. Reproduksi dan Pertumbuhan Lichen
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya.
Jenis ini merupakan tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang
sederhana.
Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual.
Reproduksi secara aseksula umunya dilakukan oleh tipe Fructiose Lichen.
Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi.
Sebagian besar fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau
saat talus pada
Lichenes mengalami kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika
mulai terdapat embun.
3. Perkembang Biakan Lumut Kerak
Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai
berikut :
Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi
individu baru.
Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel
ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi.
Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang
mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan
Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang
cocok.
4. Distribusi Sebaran Lichenes
Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual.
Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan
membentuk potongan lumut kerak ( soredium) , yang soredium itu akan
terlepas dari induknya untuk segera mandiri hiidup .
Apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru.
Dapat
juga
dilakukan
dengan
membuat
struktur
khusus
yang
disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada
permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung.
Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka
akan tumbuh menjadi Lichenes baru.
Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan
sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang
mengandung spora.
Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin.
Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan
terbentuk Lichenes.
5. Pengaruh Faktor Lingkungan bagi Lichenes
a.
Suhu udara
Faktor kondisi tempat tumbuh sangat berpengaruh terhadap nilai
kerapatan lumut kerak serta jumlah jenis lumut kerak tersebut. Lumut
kerak memiliki kisaran toleransi suhu yang cukup luas. Lumut kerak
dapat hidup baik pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang
sangat tinggi. Lumut kerak akan segera menyesuaikan diri bila keadaan
lingkungannya kembali normal. Salah satu
contohnya alga jenis
Trebouxia tumbuh baik pada kisaran suhu 12-24°C, dan fungi penyusun
lumut kerak pada umumnya tumbuh baik pada suhu 18-21°C
(Aththorick dan Siregar, 2006; Istam, 2007).
b. Kelembaban udara
Walaupun lumut kerak tahan pada kekeringan dalam jangka waktu yang
cukup panjang, namun lumut kerak tumbuh dengan optimal pada
lingkungan yang lembab (Nursal; Firdaus; dan Basori, 2005).
c.
Kualitas Udara
Menurut Nursal; Firdaus; dan Basori (2005), udara adalah suatu
campuran gas yang berada pada lapisan yang mengelilingi bumi, dengan
komposisi
campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999; pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukkannya zat,
energi, dan/atau komponen lain
berupa debu, uap air, bau, asap, dan berbagai jenis gas lainnya yang
dalam jumlah konsentrasi, sifat dan lama waktu keberadaannya
di
atmosfer, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya dan
dapat menyebabkan gangguan terhadap lingkungan disekitarnya baik
terhadap gangguan
kesehatan, kerusakan pada kualitas barang/benda
tertentu atau kenyamanan makluk disekitarnya.
F. Pembagian Lumut Kerak
1. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan
selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk
mencabutnya tanpa merusak substratnya. Contoh : Graphis scipta, Haematomma
puniceum, carospora atau Pleopsidium.Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di
dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut
endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut ndoploidik
atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki
struktur berlapis, disebut leprose.
Gambar Haematomma accolens
Gambar Acarospora
2. Foliose
Lichenes foliose memilik struktur
seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus. Lichens ini relative lebih longgar
melekat pad asubtratnya. Thallusnya datar,
lebar, banyak lekukan seperti daun yang
mengkerut berputar. Bagian permukaan
atas dan bawah berbeda. Permukaan bawah
berwarna lebih terang atau gelap dan pada bagian tepi talus biasanya menggulung
ke atas. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga
berfungsi sebagia alat untuk mengabsorbsi makanan.
3. Fruticose
Thallusnya berupa semak
dan memiliki
banyak cabang dengan bentuk
seperti pita.
Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada
batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak
terdapat perbedaan antara permukaan atas dan
bawah. Talus
hanya menempati bagian dasar dengan cakram bertingkat. Lumut kerak fruticose
ini memperluas dan menunjukan perkembangannya hanya pada batu-batuan,
daun, dan cabang pohon (Vashishta 1982, dalam Januardania 1995). Contoh :
Usnea, Ramalina dan Cladonia
4. Squamulose
Lichenes ini memiliki lobuslobus seperti sisik, lobus ini disebut
squamulus yang biasanya berukuran
kecil dan saling bertindih dan sering
memiliki struktur tubuh buah yang
disebut podetia. Talus ini memiliki bentuk
seperti sisik yang tersusun oleh
banyak cuping (lobes) yang kecil tetapi tidak memiliki rizin (Vashishta 1982,
dalam Januardania 1995).
5. Bryopsida
Tubuh Bryopsida terdiri atas
tiga bagian, yaitu rizoid, batang, dan
daun.
Daun
berfungsi
untuk
fotosintesis. Sporofit tumbuh pada
gametofitnya atau pada tumbuhan
lumut itu sendiri, serta bersifat parasit
terhadap gametofit.
Gametofit dapat dibedakan antara gametofit jantan (anteridia) dan
gametofit
betina
(arkegonia).
Contoh Sphagnum sp., Fissident
sp.,
dan Polytrichum sp. Polytrichum sp. merupakan tumbuhan lumut berumah
satu. Sporofit Polytrichum tumbuh menjulur dari gametofit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lumut kerak sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah
yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan
organisme lainnya.
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga
secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara
epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di
atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian
pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi
dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang
hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan
ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali.
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk
dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk
mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh
mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll.
B. Saran
Apa yang terkandung dalam isi makalah ini bukan semata pemikiran
penulis, tetapi penulis ambil dari berbagai macam referensi yang selanjutnya penulis
rangkum untuk menyelesaikan tugas ini, penulis menyadari dalam penulisan makalah
ini masih sangat banyak terdapat kekurangan baik itu dari segi penulisan maupun
bahasa, maka daripada itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk mendorong penulis dalam pembuatan tugas selanjutnya ke arah yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2010.Bryophyta Lumut.(Online). http:// WWW.Sentra –Edukasi. Com/
2010/04/Bryophytalumut.html.
Syarief.2009. Botani Tumbuhan Rendah.Jakarta : PPATK
Vahishta.P.C.1980.Botani Bryophyta.Newdelhi : Lpd
Tjitrosoepomo,
Gembong.
2003. Taksonomi
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Tumbuhan.
http://alvyanto.blogspot.com/2009/02/makalah-gizi-buruk.html#ixzz2x8p8qOI2
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun
makalah ini tepatpada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Ekologi dan
Adaptasi Tumbuhan Lumut”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Banda Aceh, Maret 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
1
1
2
2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian........................................................................................
B. Taksonomi Tumbuhan Lumut Kerak ..............................................
C. Klasifikasi Lichenes.........................................................................
1. Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya...........
2. Berdasarkan alga yang menyusun thalus..................................
3. Berdasarkan type thallus dan kejadiannya................................
3
3
4
6
7
8
8
D. Ciri-ciri Lumut Kerak .................................................................
E. Ekologi dan Adaptasi Lumut Kerak ...........................................
1. Habitus Lichenes...................................................................
2. Reproduksi dan Pertumbuhan Lichen...................................
3. Perkembang Biakan Lumut Kerak .......................................
4. Distribusi Sebaran Lichenes..................................................
5. Pengaruh Faktor Lingkungan bagi Lichenes .......................
F. Pembagian Lumut Kerak.............................................................
1. Crustose ................................................................................
2. Foliose...................................................................................
3. Fruticose................................................................................
4. Squamulose ..........................................................................
5. Bryopsida .............................................................................
8
10
11
12
14
14
15
15
15
16
16
16
17
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
...................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lumut kerak sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah
yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan
organisme lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian
masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi,
oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada
pemanfaatan Lichen bagi kehidupan. Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar
organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai
pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium
jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis. Lumut kerak adalah
organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup
sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang
ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan
tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari – 2500 species yang
ada. Lumut adalah organisme komposit terdiri dari simbiosis asosiasi dari jamur
(mycobiont itu) dengan fotosintesis mitra (yang photobiont atau phycobiont),
biasanya baik ganggang hijau (umumnya Trebouxia sp) atau cyanobacterium
(umumnya Nostoc). Lumut terjadi di beberapa lingkungan yang paling ekstrim di
Bumi- tundra Arktik, padang pasir panas, pantai berbatu dan tumpukan terak
beracun. Namun, mereka juga berlimpah sebagai epifit pada daun dan cabang di
hutan hujan dan hutan subtropis, pada batu telanjang, termasuk dinding, batu nisan
dan pada permukaan tanah yang terbuka (misalnya Collema ) dinyatakan habitat
mesic. Lumut yang luas dan dapat berumur panjang. Namun, banyak spesies juga
rentan terhadap gangguan lingkungan, dan mungkin berguna untuk ilmuwan dalam
menilai efek dari polusi udara, penipisan ozon, dan kontaminasi logam. Lumut juga
telah digunakan dalam pembuatan pewarna dan parfum, serta obat-obatan tradisional.
Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup berbeda dengan baik jamur atau alga
tumbuh secara terpisah, dan menyolok mungkin menyerupai tanaman sederhana
Lichenes merupakan organisme yang sangat kuat untuk bertahan hidup, namun
organisme ini sangat sensitif terhadap polutan udara sulfur oksida (Jenifer et al,
1996).
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari lumut kerak?
2.
Bagaimanakah klasifikasi dari lumut kerak?
3.
Bagaimana perkembangbiakan lumut kerak?
4.
Apakah manfaat/peranan lumut kerak?
C. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut:
1.
Untuk menyelesaikan tugas dalam matakuliah Botani Tingkat Rendah yang
ditugaskan oleh dosen pembimbing
2.
Mengetahui dan memahami tentang Ciri dan peranan Lichenes sebagai
indikator pencemaran udara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga
secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara
epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di
atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian
pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi
dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang
hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan
ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali.
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk
dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk
mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh
mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll.
Diantaranya
pigmen
dan
berbagai
antibiotik
yang
jenis
juga
membuat lichenes ini sangat berguna
bagi
manusia
tradisional.
pada
Tumbuhan
masyarakat
ini
memiliki
warna yang bervariasi seperti putih, hijau
keabu-abuan, kuning, oranye, coklat,
merah dan hitam.
Gambar Lumut Kerak
Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis
yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan
atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan.
B. Taksonomi Tumbuhan Lumut Kerak
TAKSONOMI
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Thallophyta
Anak Divisi
: Lichenes
Classis
: Ascolichenes
Ordo
: Caliciales
Famili
: Caliciaceae
Genus
: Calicium
Spesies
: Calicium sp
Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok
yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpedapat bahwa lichenes perlu
dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri.
Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun
tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung
oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur
yang hidup terpisah.
Dengan demikian, Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah
suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari
fungus(sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat
berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc). Kerja
sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen
simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan
mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah. Organisme ini sebenarnya
kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi
dan fisiologi merupakan suatu kesatuan. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk
pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.
Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh
buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel
tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae)
antara lain Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau
9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia. Kebanyakan cendawan
yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama
Discomycetales,
hanya
kadang-kadang
Pyrenomycetales.
Mungkin
juga
Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan
cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula. Untuk
memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika
cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah
pada medium buatan.
Gambar Lumut Kerak
Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan
pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga
cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam
kultur murni cendawan itu memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya,
tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis
ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk
lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme
yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut
simbiosis.
Masing-masing
organisme
itu
sendiri
disebut
simbion.
Dalam
pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama dengan
keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya dinamakan mutualisme.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda.
Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat
memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil
fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya
cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan
antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang
timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan
diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hunbungan seorang majikan
dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini hidup bersama antara cendawan dan
ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang
masih belum tercapai persesuaian paham. Pada penampang melintang talus lichenes
tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang
memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi
tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang miselium
cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang.
C. Klasifikasi Lichenes
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan
dari alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti
Bessey (1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa lichenes
dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur sebenarnya. Bessey
meletakkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes. Smith (1955)
menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah yang
berbeda dari alga dan fungi.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya
secara umum adalah sebagai beriktu :
1.
Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya
a.
Ascolichens.
Cendawan penyusunnya tergolong
Pyrenomycetales, maka tubuh buah
yang dihasilkan berupa peritesium.
Contoh : Dermatocarpon dan
Verrucaria. Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes
membentuk tubuh buah berupa apothecium yang berumur panjang. Contoh
Usnea dan Parmelia. Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh
komponen alga dari famili: Mycophyceae dan Chlorophyceae yang
bentuknya berupa gelatin. Genus dari Mycophyceae adalah Scytonema,
Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Cholophyceae adalah
Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dll.
b.
Basidiolichenes
Berasal dari jamur Basidiomycetes
dan
alga
Mycophyceae.
Basidiomycetes yaitu dari famili :
Thelephoraceae, dengan tiga genus
Cora,
Corella
dan
Dyctionema.
Mycophyceae berupa filamen yaitu :
Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus. Lichen Imperfect
Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon,
Normandia, dll.
2.
Berdasarkan alga yang menyusun thalus
a.
Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga
mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema
b.
Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
menyebabkan
terbentuknya
thallus,
alga
tidak
berupa
gelatin
Chlorophyceae. Contoh : Parmelia
3.
Berdasarkan type thallus dan kejadiannya
a.
Crustose atau Crustaceous.
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit
pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit
kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan
bawah.
b.
Fruticose atau filamentous
Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian
menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang
pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang
menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu
Ramalina. Yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria.
Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.
D. Ciri-ciri Lumut Kerak
Lichenes(lumut kerak) memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut
sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae.
Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput
lander sel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan
merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol
membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang
teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat
dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak
menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di
atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis
yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada
pinggir batuan, disebut endolitik.
Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam
waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati,
dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali Pertumbuhaan
talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan
vegetative bertahun-tahun. Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan
soredium. Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya
membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu
Ascomychenes dan Basidiolichenes.
Lumut tidak memiliki akar dan tidak perlu air setiap saat seperti
tumbuhan tinggi besar, sehingga mereka dapat tumbuh di lokasi yang mustahil
bagi kebanyakan tanaman, seperti batu gundul, tanah atau pasir steril, dan
berbagai
struktur
buatan
seperti
dinding,
atap
dan
monumen.
Banyak lumut juga tumbuh sebagai epifit (epi - pada permukaan, phyte tanaman) pada tanaman lain, terutama pada batang dan cabang-cabang pohon.
Ketika tumbuh pada tanaman lain, lumut tidak parasit , mereka tidak
mengkonsumsi bagian dari tanaman atau racun itu. Beberapa yang tinggal di
tanah lumut, seperti anggota subgenus Cladina (lumut rusa), bagaimanapun,
menghasilkan bahan kimia yang larut ke dalam tanah dan menghambat
perkecambahan
benih
tanaman
dan
pertumbuhan
tanaman
muda.
Stabilitas dari mereka substrat merupakan faktor utama dari habitat lumut.
Kebanyakan lumut tumbuh di permukaan batu stabil atau kulit pohon tua, tetapi
banyak orang lain tumbuh di tanah dan pasir (gambar 2). Dalam kasus ini yang
terakhir, lumut seringkali merupakan bagian penting dari stabilisasi tanah,
memang, dalam beberapa ekosistem gurun, vaskuler (lebih tinggi) tanaman benih
tidak bisa menjadi didirikan kecuali di tempat-tempat di mana kerak lumut
menstabilkan pasir dan membantu mempertahankan air.
E. Ekologi dan Adaptasi Lumut Kerak
Talus lumut kerak sebagian besar terdiri dari hifa jamur yang berjalin
rapat, menyerupai spons yang dapat menyerap air. Terdapat rizoid yang berfungsi
sebagai pelekat pada permukaan substrat dan menyerap air dan garam-garam
mineral. Ganggang memperoleh air dan garam-garam mineral dari jamur yang
digunakan untuk fotosintesis yang sebagian hasilnya diberikan kepada jamur.
Jamur mikobion berkembang biak dengan askospora yang terbentuk pada
apotesium. Spora yang dihasilkan akan tumbuh membentuk hifa. Jika hifa ini
menemukan ganggang yang sesuai maka akan tumbuh membentuk talus yang
baru.
Perkembangbiakan lumut kerak yang lebih sering dijumpai adalah
perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi atau dengan soredium.
Soredium terdiri dari satu atau beberapa ganggang yang terbungkus oleh hifa
jamur. Talus yang patah maupun soredium dapat terbawa angin atau air ke tempat
lain dan tumbuh membentuk lumut kerak yang baru.
Lumut kerak berperan penting dalam suksesi karena kemampuannya
tumbuh pada tempat yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk hidup.
Lumut kerak dapat hidup pada bebatuan yang secara perlahan menghancurkannya
sehingga membentuk lapisan-lapisan tanah, Lumut kerak Cladonia yang menutupi
wilayah yang luas di daerah kutub utara menjadi makanan bagi ternak dan hewan
liar yang hidup di sana. Selain itu lumut kerak banyak digunakan sebagai bahan
obat, digunakan dalam industri kimia, parfum, dalam proses pewarnaan dan
penyamakan serta digunakan sebagai indikator tingkat polusi di sekitar daerah
yang ditempatinya. Contoh lumut kerak adalah sebagai berikut.
1) Parmelia, hidup pada kulit kayu, tanah, tembok, dan batu.
2) Graphis, hidup pada cabang atau batang pohon
3) Usnea, lumut janggut, pada batang-batang pohon dipegunungan dan
dapat digunakan untuk jamu.
1. Habitus Lichenes
Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan
pohon dan batu-batuan serta dalam proses terjadinya tanah.
Lichenes sangat tahan terhadap kekeringan.
Jenis-jenis Lichen yang hidup pada bebatuan pada musim kering berkerut
sampai terlepas alasnya tetapi organisme tersebut tidak mati dan hanya
berada dalam hidup laten/ dormancy.
Jika segera mendapat air maka tubuh tumbuhan yang telah kering tersebut
mulai menunjukkan aktivitasnya kembali.
Pertumbuhan talusnya sangat lambat.
Ukuran tubbuhnya dalam satu tahun tidak mencapai 1 cm. badan buah
yang baru akan tumbuh setelah Lichen mengadakan pertumbuhan
vegetatif selama bertahun-tahun.
Menurut habitusnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
a.
Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran
b. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat
dengan sisi bawahnya pada alas sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk
semak-semak, hanya pangkal talus saja yang melekat pada alas dan ujungnya
tetap bebas dan bercabang-cabang seperti batang tanaman tingkat tinggi.
Lichenes dapat juga digunakan
sebagai indikator pencemaran lingkungan
Karena jika dia saja yang sudah menuntut
sangat
sederhana
sampai
tidak
terhadap
hidup
lingkungan
dilingkungan
itu
dipastikan lingkungan pasti tidak beres
entah itu udaranya dll, artinya apabila di
suatu daerah tidak ada Lichenes, ini
menunjukkan bahwa lingkungan itu betul
betul fatal .
Selain
itu,
Lichenes
dapat
dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan
sebagai penambah rasa dan aroma, serta
pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan
indicator pH.
2. Reproduksi dan Pertumbuhan Lichen
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya.
Jenis ini merupakan tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang
sederhana.
Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual.
Reproduksi secara aseksula umunya dilakukan oleh tipe Fructiose Lichen.
Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi.
Sebagian besar fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau
saat talus pada
Lichenes mengalami kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika
mulai terdapat embun.
3. Perkembang Biakan Lumut Kerak
Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai
berikut :
Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi
individu baru.
Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel
ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi.
Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang
mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan
Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang
cocok.
4. Distribusi Sebaran Lichenes
Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual.
Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan
membentuk potongan lumut kerak ( soredium) , yang soredium itu akan
terlepas dari induknya untuk segera mandiri hiidup .
Apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru.
Dapat
juga
dilakukan
dengan
membuat
struktur
khusus
yang
disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada
permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung.
Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka
akan tumbuh menjadi Lichenes baru.
Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan
sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang
mengandung spora.
Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin.
Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan
terbentuk Lichenes.
5. Pengaruh Faktor Lingkungan bagi Lichenes
a.
Suhu udara
Faktor kondisi tempat tumbuh sangat berpengaruh terhadap nilai
kerapatan lumut kerak serta jumlah jenis lumut kerak tersebut. Lumut
kerak memiliki kisaran toleransi suhu yang cukup luas. Lumut kerak
dapat hidup baik pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang
sangat tinggi. Lumut kerak akan segera menyesuaikan diri bila keadaan
lingkungannya kembali normal. Salah satu
contohnya alga jenis
Trebouxia tumbuh baik pada kisaran suhu 12-24°C, dan fungi penyusun
lumut kerak pada umumnya tumbuh baik pada suhu 18-21°C
(Aththorick dan Siregar, 2006; Istam, 2007).
b. Kelembaban udara
Walaupun lumut kerak tahan pada kekeringan dalam jangka waktu yang
cukup panjang, namun lumut kerak tumbuh dengan optimal pada
lingkungan yang lembab (Nursal; Firdaus; dan Basori, 2005).
c.
Kualitas Udara
Menurut Nursal; Firdaus; dan Basori (2005), udara adalah suatu
campuran gas yang berada pada lapisan yang mengelilingi bumi, dengan
komposisi
campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999; pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukkannya zat,
energi, dan/atau komponen lain
berupa debu, uap air, bau, asap, dan berbagai jenis gas lainnya yang
dalam jumlah konsentrasi, sifat dan lama waktu keberadaannya
di
atmosfer, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya dan
dapat menyebabkan gangguan terhadap lingkungan disekitarnya baik
terhadap gangguan
kesehatan, kerusakan pada kualitas barang/benda
tertentu atau kenyamanan makluk disekitarnya.
F. Pembagian Lumut Kerak
1. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan
selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk
mencabutnya tanpa merusak substratnya. Contoh : Graphis scipta, Haematomma
puniceum, carospora atau Pleopsidium.Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di
dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut
endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut ndoploidik
atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki
struktur berlapis, disebut leprose.
Gambar Haematomma accolens
Gambar Acarospora
2. Foliose
Lichenes foliose memilik struktur
seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus. Lichens ini relative lebih longgar
melekat pad asubtratnya. Thallusnya datar,
lebar, banyak lekukan seperti daun yang
mengkerut berputar. Bagian permukaan
atas dan bawah berbeda. Permukaan bawah
berwarna lebih terang atau gelap dan pada bagian tepi talus biasanya menggulung
ke atas. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga
berfungsi sebagia alat untuk mengabsorbsi makanan.
3. Fruticose
Thallusnya berupa semak
dan memiliki
banyak cabang dengan bentuk
seperti pita.
Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada
batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak
terdapat perbedaan antara permukaan atas dan
bawah. Talus
hanya menempati bagian dasar dengan cakram bertingkat. Lumut kerak fruticose
ini memperluas dan menunjukan perkembangannya hanya pada batu-batuan,
daun, dan cabang pohon (Vashishta 1982, dalam Januardania 1995). Contoh :
Usnea, Ramalina dan Cladonia
4. Squamulose
Lichenes ini memiliki lobuslobus seperti sisik, lobus ini disebut
squamulus yang biasanya berukuran
kecil dan saling bertindih dan sering
memiliki struktur tubuh buah yang
disebut podetia. Talus ini memiliki bentuk
seperti sisik yang tersusun oleh
banyak cuping (lobes) yang kecil tetapi tidak memiliki rizin (Vashishta 1982,
dalam Januardania 1995).
5. Bryopsida
Tubuh Bryopsida terdiri atas
tiga bagian, yaitu rizoid, batang, dan
daun.
Daun
berfungsi
untuk
fotosintesis. Sporofit tumbuh pada
gametofitnya atau pada tumbuhan
lumut itu sendiri, serta bersifat parasit
terhadap gametofit.
Gametofit dapat dibedakan antara gametofit jantan (anteridia) dan
gametofit
betina
(arkegonia).
Contoh Sphagnum sp., Fissident
sp.,
dan Polytrichum sp. Polytrichum sp. merupakan tumbuhan lumut berumah
satu. Sporofit Polytrichum tumbuh menjulur dari gametofit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lumut kerak sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah
yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan
organisme lainnya.
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga
secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara
epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di
atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian
pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi
dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang
hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan
ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali.
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk
dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk
mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh
mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll.
B. Saran
Apa yang terkandung dalam isi makalah ini bukan semata pemikiran
penulis, tetapi penulis ambil dari berbagai macam referensi yang selanjutnya penulis
rangkum untuk menyelesaikan tugas ini, penulis menyadari dalam penulisan makalah
ini masih sangat banyak terdapat kekurangan baik itu dari segi penulisan maupun
bahasa, maka daripada itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk mendorong penulis dalam pembuatan tugas selanjutnya ke arah yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2010.Bryophyta Lumut.(Online). http:// WWW.Sentra –Edukasi. Com/
2010/04/Bryophytalumut.html.
Syarief.2009. Botani Tumbuhan Rendah.Jakarta : PPATK
Vahishta.P.C.1980.Botani Bryophyta.Newdelhi : Lpd
Tjitrosoepomo,
Gembong.
2003. Taksonomi
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Tumbuhan.
http://alvyanto.blogspot.com/2009/02/makalah-gizi-buruk.html#ixzz2x8p8qOI2