Optimalisasi radiografi gigi konvensional untuk membantu pemasangan implan gigi

Barunawaty: Optimalisasi radiografi gigi konvensional

11

Optimalisasi radiografi gigi konvensional untuk membantu pemasangan
implan gigi
Barunawaty Yunus
Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Makassar, Indonesia
ABSTRACT
Radiography as diagnostic tool is essential for treatment plan of implant. Many
techniques used to produce radiography are recommended to support the dentist in
accessing area of implantation. Many implant experts use panoramic radiography as
guidelines of jaw bone evaluation as recommended by implant procedures. In order
to get optimal measurement, occlusal radiography technique can be added to evaluate
the bone thickness.panoramic and periapical radiography can solely evaluate the
width and height of jaw bone. This study proposed to evaluate parametric value, as
width, height, and thickness of jaw bone by conventional dental diagnostic
radiography. This was observational study, with cross sectional design. Samples were
chosen as population target that fulfilled samples criteria. Number of samples were 30

and and analyzed using the SPSS program for Windows 14.0 and T-test. In this study,
it can be concluded that there was significant difference before and after conversion of
all parametric radiography conventional tooth on jaw bone.
Keywords: conventional dental radiography, dental implant, optimalized diagnostic
radiography.
ABSTRAK
Gambaran radiografi sebagai alat bantu diagnostik merupakan komponen esensial
dalam perencanaan perawatan menggunakan implan. Banyak temuan dalam membuat
gambaran radiografi yang direkomendasikan untuk membantu para dokter gigi dalam
mengakses daerah sasaran pemasangan implan. Banyak praktisi implan menggunakan
radiografi panoramik sebagai pedoman evaluasi tulang rahang berdasarkan
rekomendasi produsen implan. Namun untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
optimal, maka dapat ditambahkan suatu teknik radiografi oklusal yang dapat melihat
ketebalan tulang rahang. Hasil radiografi panoramik dan periapikal hanya dapat
melihat lebar dan tinggi dari tulang rahang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan nilai parameter, yaitu lebar, tinggi, dan tebal tulang rahang dengan
bantuan diagnostik radiografi gigi konvensional. Jenis penelitian ini adalah
observasional dengan desain cross sectional. Sampel dipilih sesuai populasi target
yang memenuhi kriteria sampel. Jumlah sampel sebanyak 30 orang sampai sampel
terpenuhi. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 14 for Windows dan

uji-T. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
sebelum dan setelah konversi semua nilai parameter radiografi gigi konvensional.
Kata kunci: radiografi gigi konvensional, implan gigi, optimalisasi radiografi
diagnostik.
Koresponden: Barunawaty Yunus, Bagian Radiologi, Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Talamanrea Makassar,
Indonesia.

Dentofasial, Vol.8, No.1, April 2009:11-17

12

PENDAHULUAN

pemasangan implan dan untuk mendapatkan

Gambaran radiografi sebagai alat bantu

prakiraan awal mengenai dimensi vertikal. Suatu


diagnostik merupakan komponen esensial dalam

kombinasi

perencanaan perawatan menggunakan implan.

intraoral

Banyak inovasi dilakukan dalam bidang radiografi

evaluasi

untuk

membantu

para

dokter


gigi

dalam

mengakses daerah sasaran pemasangan implan.

implan.

antara

gambaran

seringkali

panoramik

direkomendasikan

dan
untuk


awal daerah sasaran pemasangan

1

Radiografi panoramik banyak digunakan pada

Walaupun penemuan dalam bidang teknologi telah

diagnosis

dari

menghasilkan inovasi baru bagi pemasangan

Beberapa

penggunaan

implan gigi, radiografi gigi masih merupakan alat


misalnya survei lengkap dapat dibuat pada gigi

yang paling umum digunakan untuk mengukur

geligi dan struktur yang berhubungan, beberapa

1

kualitas dan kuantitas tulang rahang.

tumor

dan

penyakit

kista-kista

dan


abnormalitas.

radiografi

dapat

panoramik,

diperiksa

dan

Kebanyakan radiografi gigi dibuat pada film

dievaluasi, lokasi dan posisi dari gigi-gigi yang

intraoral. Radiografi intraoral dibuat dengan

impaksi dapat ditentukan, fraktur-fraktur wajah


meletakkan

selama

bagian bawah dapat dilokasikan, dan pola-pola

penyinaran. Radiografi intraoral yang digunakan

pertumbuhan rahang dapat diteliti dan dievaluasi.

pada relasi lebih dekat kepada obyek lebih detail

Kegunaan ini membuan radiografi panoramik

dibanding dengan radiografi ekstraoral yang

merupakan suatu hasil pemeriksaan yang berharga

diambil di luar mulut dan tidak tumpang tindih


dalam membantu mendiagnosis antara lain gigi-

film

di

dalam

mulut

2

geligi, tulang rahang, sendi temporomandibula,

dari bayangan.

Radiografi yang dapat lebih luas menunjukkan

struktur-struktur


yang

ada

di

dekatnya,

jaringan mulut yang diinginkan dibanding yang

menemukan diagnosis kehilangan tulang alveolar,

dapat diperoleh dengan periapikal film adalah

gigi, dan lesi tulang, mengetahui letak fraktur pada

radiografi oklusal. Gambaran ini dibuat dengan

wajah bagian bawah, mengetahui letak gigi


menggunakan

impaksi,

film oklusal.

Film periapikal

evaluasi

tumor

dan

kista,

serta

kadang-kadang digunakan untuk memperoleh

mempelajari dan mengevaluasi perkembangan

gambaran oklusal pada anak-anak dan gambaran

gigi dan tulang rahang.2-4

dari area yang sempit.2

Dari keterangan di atas, dapat diketahui

Radiografi panoramik memberikan keterangan

bahwa

radiografi

panoramik

memberikan

yang sangat berguna mengenai status gigi-geligi

gambaran keseluruhan regio maksilomandibular

secara umum dan hubungan antara tulang alveolar,

dalam satu film, dapat mengurangi waktu,

tulang basal dan struktur anatomis yang tidak

memerlukan sedikit keahlian ahli radiologi oral

memungkinkan pemasangan implan. Walaupun

dan maksilofasial,

gambaran panoramik mengalami pembesaran,

yang tidak menyenangkan bagi pasien. Akan

panjang dan jumlah implan yang akan dipasang

tetapi, disamping hal-hal positifnya, harus tetap

pada

mendukung

diingat, oleh karena magnifikasi, kurangnya

gigitiruan tetap dapat diperkirakan. Radiografi

definisi dan struktur yang tumpang tindih,

periapikal intraoral dapat membantu dan sangat

radiografi

penting

diagnosisnya lebih rendah dibandingkan radiografi

daerah

mesiodistal

edentulus

dalam
daerah

untuk

memperkirakan
yang

potensial

dimensi
untuk

intraoral.3

dan tidak memberikan hal

panoramik

mungkin

kualitas

Barunawaty: Optimalisasi radiografi gigi konvensional

Perawatan kehilangan gigi dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Sejalan dengan semakin
berkembangnya

teknologi

untuk menjamin kesuksesan perawatan dengan
implan.12

gigi,

Implan gigi adalah suatu piranti yang ditanam

perawatan kehilangan gigi yang makin populer

secara bedah ke dalam jaringan lunak atau ke

saat ini adalah perawatan dengan implan gigi.

dalam tulang rahang agar gigitiruan dapat

Perawatan ini merupakan salah satu perawatan

dipasang di atasnya. Piranti ini terdiri atas dua

alternatif kehilangan gigi yang dapat mengatasi

bagian, yaitu bagian struktur supra dan bagian

berbagai

struktur infra. Bagian

masalah

kedokteran

13

keterbatasan

gigitiruan

5-7

konvensional.

infra

tertanam dalam

tulang rahang dan berfungsi sebagai kaitan,

Disamping

berbagai

keunggulannya

dibandingkan perawatan gigitiruan konvensional,

sementara bagian atas sebagai tempat gigitiruan
dipasang.13

biaya perawatan implan gigi di Indonesia saat ini

Implan gigi adalah teknik mengganti gigi yang

relatif mahal, dan prosedurnya memerlukan

hilang yang semakin populer saat ini karena

pembedahan

yang

kompleks.

seperti gigi yang muncul dari dalam tulang rahang,

Penempatan

implan ke dalam rahang juga

sama dengan gigi asli. Hal ini menyebabkan

berisiko

relatif

menyebabkan

lebih

kerusakan

masalah perbedaan tekanan jaringan pendukung

struktur anatomis seperti kanalis mandibula dan

hampir tidak ada. Salah satu kekurangan implan

sinus

dapat

gigi adalah harganya yang relatif mahal dan

menyebabkan kegagalan perawatan implan gigi

pembuatannya membutuhkan keterampilan khusus

tersebut harus diantisipasi dengan melakukan

dari operator.13

maksilaris.

rencana
akurat.

perawatan

terjadinya
Risiko

yang

yang

efisien

dan

8,9

Implan gigi
atau

Salah satu faktor penting yang berperan dalam

bidang

merupakan

pengganti akar,
kedokteran

dan

gigi

suatu gigi buatan
digunakan dalam

prostodonsia

untuk

Implan

gigi

14

keberhasilan perawatan implan gigi adalah akurasi

mendukung

evaluasi kualitas dan kuantitas tulang rahang.

merupakan suatu pengganti

Parameter kualitas dan kuantitas tulang rahang

ideal saat ini, karena sifatnya serta bentuknya

yang akan menerima implan tersebut, berupa

yang menyerupai gigi alami. Implan gigi terbuat

informasi diagnostik gambaran tulang dalam tiga

dari

dimensi objek, yaitu tebal, tinggi, dan densitas
tulang rahang. Untuk memperoleh informasi
tersebut

diperlukan

teknologi

digital

guna

mendapatkan parameter tulang rahang yang relatif
6,10,11

akurat.

gigitiruan.

logam

gigi yang sangat

titanium

yang

bersifat

15

biokompatibel.
Berbagai
diagnostik

perangkat
modern

pencitraan

sudah

radiografi

digunakan

untuk

perawatan implan gigi, namun di Indonesia
khususnya Makassar, ketersediaan pemeriksaan

Implan telah digunakan secara luas untuk

radiografik modern ini masih sangat terbatas.

menggantikan elemen gigi yang hilang. Hal

Banyak dokter gigi praktisi implan yang hanya

tersebut

menunjukkan

penting

dalam

salah

rehabilitasi

satu

kemajuan

menggunakan

radiograf

oral.

Meskipun

pedoman evaluasi tulang rahang, berdasarkan
produsen

panoramik
implan.

Dari

sebagai

demikian, evaluasi ketat terhadap kualitas dan

rekomendasi

survei

kuantitas tulang yang masih ada dan lokasi

radiografis hasil perawatan implan gigi pada 18

struktur anatomis yang akurat perlu dilakukan

praktisi implan di Jakarta, 44,44% melakukan

Dentofasial, Vol.8, No.1, April 2009:11-17

14

pembuatan

radiograf

periapikal,

94,44%

dan

tebalnya

dengan

mengkonversi

nilai

panoramik, dan hanya 38,89% yang menggunakan

parameter pada radiografi gigi konvensional untuk

radiograf periapikal dan panoramik. Dari 109

pemasangan implan gigi sehingga nantinya dapat

kasus perawatan implan hasil survei tersebut

memudahkan

diperoleh

mengalami

mendapatkan ukuran yang tepat dan akurat dari

kerusakan tulang lebih dari 50%. Belum adanya

parameter tulang rahang dalam pemasangan

laporan resmi mengenai keberhasilan perawatan

implan gigi, agar dapat mengurangi kesalahan dan

implan

kegagalan pada pemasangan implan.

22

gigi

kasus

di

(22,18%)

Indonesia,

memungkinkan

para

praktisi

implan

untuk

kenyataan bahwa angka ini sebenarnya bisa jauh
lebih tinggi lagi.16 Kegagalan perawatan implan
gigi

tidak

hanya

BAHAN DAN METODE

menyebabkan kerugian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat

finansial, melainkan juga mempengaruhi kondisi

observasional

tulang rahang pasien selanjutnya, bahkan secara

sectional. Subjek perlakuan adalah manusia

psikologis dapat berdampak buruk pada pasien.

sebanyak 30

Di negara maju tingkat kegagalan yang terjadi

satu atau lebih gigi, umur 20-50 tahun, dan

7,8,17-20

dilaporkan mencapai 20%.
Akan

tetapi,

dengan

pendekatan

cross

orang dengan kriteria kehilangan

mempunyai densitas tulang yang baik. Alat yang

bagaimana

cara

digunakan adalah pesawat radiografi ekstraoral

mengoptimalkan radiografi gigi konvensional

dan

untuk mendapatkan parameter yang tepat dalam

menggunakan

pemasangan implan? Melihat fakta-fakta tersebut

teknik radiografi periapikal dan teknik radiografi

di atas, diperlukan upaya untuk mengoptimalkan

oklusal.

atau meningkatkan mutu informasi diagnostik

intraoral

radiografi

berukuran 5,7x7,5 cm dan film panoramik

gigi

konvensional,

baik

kualitas

pesawat

radiografi
teknik

intraoral

dengan

radiografi panoramik,

Film yang digunakan adalah film
berukuran

berukuran 6 mm digunakan untuk konversi

dengan

radiografi

hasil foto dari foto panoramik, periapikal dan

diagnostik, yaitu radiografi gigi konvensional,

oklusal. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit

antara

panoramik,

Pendidikan

itu

juga

Unhas,

pada bulan Desember 2008 sampai

tambahan teknik radiografi

Januari

2009 hingga jumlah sampel minimal

oklusal,

terpenuhi.

lain

adalah

radiografi

periapikal.

diperlukan

suatu

yaitu

radiografi

radiografi
Selain

sehingga

dapat

Gigi

dan

bola

oklusal

perawatan implan gigi. Hal ini dapat tercapai
bantu

Sebuah

film

berukuran

alat

cm.

cm,

maupun kuantitas dari tulang rahang pada
menggunakan

15x30

3x4

logam

Mulut (RSGM) FKG

menghasilkan nilai parameter dari lebar, tinggi,

Data kemudian dianalisis secara statistik

dan tebal tulang rahang. Nilai parameter tersebut

menggunakan program SPSS versi 14.0 untuk

yang

Windows.

kemudian

akan

dikonversi

untuk

Data

kemudian

diuji

dengan

mendapatkan nilai parameter yang lebih akurat,

menggunakan uji-T untuk mendapatkan tingkat

sehingga sangat membantu dalam pemasangan

keakurasian tiap pengukuran parameter dari lebar,

implan gigi.

tinggi

dan tebal tulang rahang sebelum dan

Artikel ini bertujuan untuk melaporkan hasil

setelah konversi, dengan menggunakan foto

penelitian mengenai nilai parameter tulang rahang

panoramik, foto periapikal dan foto oklusal pada

yang lebih akurat dalam mengukur lebar, tinggi,

pemasangan implan gigi.

Barunawaty: Optimalisasi radiografi gigi konvensional

15

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil foto panoramik pada pemeriksaan 30 orang sampel
Mean (mm)
Ukuran
Sebelum konversi
Setelah konversi
Lebar
11,59
10,28
Panjang
13,57
11,77
Tabel 2. Hasil foto periapikal pada pemeriksaan 30 orang sampel
Mean (mm)
Ukuran
Sebelum konversi
Setelah konversi
Lebar
10,57
9,86
Panjang
11,31
10,62
Tabel 3. Hasil foto oklusal pada pemeriksaan 30 orang sampel
Mean (mm)
Ukuran
Sebelum konversi
Setelah konversi
Tebal
7,47
7,31

Kebermaknaan
0,000*** (p