Penerapan Media Lagu untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh YULIYANTI NIM. 1110018300018

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015 M/1436 H


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Yuliyanti (NIM 1110018300018). Penerapan Media Audio Lagu Untuk Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa di SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan media audio lagu. Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD muhammadiya 12 Pamulang paa semester II tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini terdiri dari 30 siswa kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Ini berarti bahwa penulis berkolaborasi dengan guru IPS kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang selaku observer dan kolaborator. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian tindakan: perencanaan, pelaksanaan, obervasi dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 7 pertemuan dengan 1 kali tes siklus di dalamnya. Pengumpulan data penelitian ini melalui observasi , catatan lapangan, dan tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar ips siswa. Hampir semua siswa secara bertahap meraih skor yang bagus di akhir siklus kedua. Skor kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari mata pelajaran IPS ialah 70. Nilai rata-rata siswa di siklus I ialah 70,5 dan di siklus II menjadi 79,16. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa respon positif siswa mencapai 43,75 % di siklus I dan meningkat menjadi 75 % di siklus II.


(6)

ii

ABSTRACT

Yuliyanti (NIM 1110018300018). Application of Media Audio For Improved Learning Outcomes Students in Social Science Subject: A Classroom Action Research in 2nd Grade of Muhammadiyah 12 Elementary School Pamulang.

Skripsi of Madrasah Ibtidaiyah Teachers Education at Faculty of Tarbiyah and Teacher’sTraining of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015.

This study was carried out to improve the student’s ability in mathematical writing through realistic mathematics of education and also to improve student’s activity in the learning process. This study was held in the second year of 2nd grade of Muhammadiyah 12 Elementary School Pamulang, academic year 2013/2014. The subjects of this study were consisted of 30 student’s 2nd grade of Muhammadiyah 12 Elementary School Pamulang.

The method used in this study was Classroom Action Research (CAR). The classroom action research design applied in this study was a collaborative classroom action research. It meant that the writer collaborated with the Social science teacher of 2nd grade of Muhammadiyah 12 Elementary School Pamulang as an observer and collaborator. This study was conducted following procedures of the action research: planning, acting, observing, and reflecting. The study was carried out in two cycles. The 1st cycle consisted of four meetings and the 2nd was three. The data gathering in this study through interview, observation checklist, fieldnotes and tests.

The results showed that an increase in student learning outcomes social science subjects. Almost all the students gradually achieve a good score at the end of the second cycle. Scores minimum completeness criteria (KKM) of social science subjects is 70. The average value of students in the first cycle was 70.5 and in the second cycle into 79.16. In addition, the results also showed that the positive response of students reached 43.75% in the first cycle and increased to 75% in the second cycle.


(7)

iii Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada Nya kita memuji, memohon pertolongan dan bertaubat hanya kepada Nya, yang senantiasa melimpahkan karunia Nya kepada penulis selama menjalani pembuatan skripsi ini. Shalawat dan salam kita vurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya yang tukus ikhlas mengikuti sunnah-sunnah dan langkah-langkah perjuangannya. Aamiin.

Pembuatan skripsi ini tidak selamanya berjalan dengan lancar, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis dapatkan, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan dan lain sebagainya. Namun berkat kerja keras dan kesungguhan jualah yang mendorong penulis dapat melewati berbagai kesulitan dan hambatan itu. Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan KI/PGMI.

3. Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi., selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam membimbing, mengoreksi, memotivasi, serta memberikan nasihat kepada penulis, selama proses penulisan skripsi ini.

4. Abdul Ghofur, M.A., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan nasihatnya.

5. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu


(8)

iv

Pamulang. Ibu Ummu Hafidah, S.Pd., selaku guru kelas 2 Al Mawardi, serta para guru dan staf SD Muhammadiyah 12 Pamulang yang telah berkenan mengizinkan penulis menyelesaikan penelitian di kelas tersebut. 7. Ibu Ummu Hafida, S.Pd., selaku wali kelas II di SD Muhammadiyah 12

Pamulang yang telah memberikan izin penelitian di kelasnya dan bantuan selama proses penelitian.

8. Teristimewa ayahanda Subiyanto dan Ibunda Dwi Muhartiningsih yang dengan penuh kasih sayang dan perhatian yang tulus, serta dengan penuh kesabaran selalu memberikan dorongan baik moril maupun materil, serta doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita penulis.

9. Kakak-kakak ku tercinta, Didit Kurniawan, Hari Afriyanto, Feri Indra Lesmana yang selalu memberi support dan menghibur adikmu ini selama pembuatan skripsi, you are my HERO.

10.Teman-teman seperjuangan, PGMI EXPERT 2010. Septi, Sukriyah, Intan, Siti, Shifa, Alen, Tuti, Mega, Rahmi, Miar, dll.

11.Keluarga Remaja Islam BSD (KARIB), terimakasih senantiasa memotivasi penulis untuk selalu melangkah ke masjid ditengah kesibukan penulis dalam pembuatan skripsi,

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan di dalam penulisan skripsi ini yang perlu diperbaiki, maka kritik dan saran sangat diharapkan dalam upaya penyempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan dan penyusunan Skripsi ini.

Jakarta, 22 Juni 2015


(9)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian 6

C. Pembatasan Fokus Penelitian 6

D. Perumusan Masalah Penelitian 7

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 7

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL, INTERVENSI TINDAKAN

A. Pembelajaran IPS 8

a. Pengertian Pembelajaran IPS 8

b. Karakteristik dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPS 9

c. Tujuan Pembelajaran IPS 12

B. Hasil Belajar IPS 14

a. Pengertian Hasil Belajar IPS 15

b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS 17

c. Pengukuran Hasil Belajar IPS 21

C. Media Pembelajaran Audio Lagu 24

a. Pengertian Media Audio Lagu 25

b. Fungsi Media Audio Lagu 28

c. Karakteristik Media Audio Lagu 30

d. Media Lagu Menurut Islam 30

e. Kelemahan Dan Kelebihan Media Audio Lagu 32 D. Media Pembelajaran Audio Lagu dan Hasil Belajar IPS 33

E. Hasil Penelitian yang Relevan 35


(10)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian 37

B. Metode penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 37

C. Subjek Penelitian 40

D. Peran dan Posisi Peneliti 40

E. Tahapan Intervensi Tindakan 40

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan 43

G. Data dan Sumber Data 44

H. Instrumen Pengumpulan Data 44

I. Tekhnik Pengumpulan Data 45

J. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan 46

K. Analisis Data dan Interpretasi Data 46

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan 47

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 48

B. Analisis Data 81

C. Pembahasan 83

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan 85

B. Implikasi 86

C. Saran-saran 86


(11)

vii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kelompok Media Pembelajaran Tabel 2.2 Kelompok Media Pembelajaran Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Tabel. 4.1 Sarana dan Fasilitas SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tabel. 4.2 Data Guru SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tahun Pelajaran

2012-2013

Tabel. 4.3 Data Siswa SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tahun Pelajaran 2012-2013

Tabel. 4.4 Daftar Nilai Semester I Kelas II Al Mawardi Tabel. 4.5 Media Lagu Pembelajaran IPS

Tabel. 4.6 Media Lagu Pembelajaran IPS Tabel. 4.7 Media Lagu Pembelajaran IPS

Tabel. 4.8 Data Hasil Tes IPS Siklus I Kelas II Al Mawardi Tabel. 4.9 Hasil Observasi Partisipasi Aktif Siswa Siklus I Tabel. 4.10 Media Lagu Pembelajaran IPS

Tabel. 4.11 Media Lagu Pembelajaran IPS Tabel. 4.12 Media Lagu Pembelajaran IPS Tabel. 4.13 Media Lagu Pembelajaran IPS

Tabel. 4.14 Data Hasil Tes IPS Siklus II Kelas II Al Mawardi Tabel. 4.15 Hasil Observasi Partisipasi Aktif Siswa Siklus II Tabel 4.16 Rekapitulasi Prosentase Respon Positif Siswa Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Siswa

11 27 39 50 51 54 56 59 62 63 68 69 72 75 76 78 80 81 83 83


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peneliti menuliskan lirik lagu yang dibuatnya Gambar 4.2 Siswa menulis soal

Gambar 4.3 Siswa mengerjakan LKS dengan posisi duduk Berkelompok

Gambar 4.4 Keadaan siswa saat mengerjakan soal siklus I Gambar 4.5 Siswa bernyanyi bersama

Gambar 4.6 Siswa mengerjakan tugas bercerita

Gambar 4.7 Keadaan siswa saat mengerjakan soal tes siklus II

60 64 65 67 74 77 79


(13)

ix

DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Rancangan Siklus

Bagan 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan

41 42


(14)

x

DAFTAR GRAFIK


(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Karena pendidikan merupakan aspek penunjang kemajuan masa depan bangsa, dimana jika pendidikan dalam masyarakat berkembang dengan baik maka masyarakat tersebut semakin berkualitas. Dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan merupakan komponen penting dalam mempersiapkan generasi anak bangsa dalam menghadapi kompetisi secara global didalam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan dunia yang semakin maju mengakibatkan peningkatan kehidupan yang layak dan sejahtera. Hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai cita-cita. Oleh karena itu, pendidikanlah yang akan membawa manusia menuju keberhasilan yang diinginkan.

Pendidikan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena dengan adanya pendidikan hidup seseorang dapat terarah sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, oleh karena itu pendidikan membutuhkan perencanaan yang baik agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Kualitas pendidikan khususnya pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah-sekolah sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran dan profesionalitas para pengajarnya yaitu guru. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif agar peserta didik merasa senang dan bergairah dalam proses pebelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif. Dalam proses pembelajaran, anak adalah subjek dan objek dari kegiatan pengajaran.2 Oleh

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), Cet. Ke-4, h. 263.

2

Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rieneka Cipta, 2006), h.38


(16)

karena itu proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancag untuk memungkinkan proses belajar pada siswa. Pembelajaran harus menghasilkan belajar. Proses pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh desain pembelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh guru.

Dalam belajar mengajar hal yang terpenting adalah proses, karena proses inilah yang menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak. Ketercapaian dalam proses belajar mengajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Proses belajar mengajar hendaknya dikelola dengan baik guna mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Untuk merancang pembelajaran yang menarik guru harus memiliki kesungguhan dalam membantu siswa menguasai materi pelajaran melalui cara-cara yang mudah, cepat, dan menyenangkan. Guru harus mengerti dan memahami kondisi siswa, serta memberikan perhatian penuh kepada kelas.

Sering terdengar pelajaran IPS merupakan pelajaran yang kurang populer di kalangan anak-anak. Kekurang populeran pelajaran IPS di kalangan siswa antara lain disebabkan hampir sebagian besar orang tua lebih mementingkan pelajaran berhitung dan sains yang bersifat tegas, sementara mata pelajaran IPS dianggap mata pelajaran kelas dua sehingga mau tidak mau sikap yang seperti ini mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran ini dan membuat hasil belajar IPS siswa menjadi rendah.

Mata pelajaran IPS seperti yang kita ketahui merupakan materi yang bersifat hafalan. Mata pelajaran IPS juga merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak dan verbal yang berbeda dengan ilmu-ilmu terapan yang bersifat pasti. Hal ini menjadikan siswa terkadang merasa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya, sering terdapat siswa yang menampakan sifat acuh, malas, jenuh, berisik. Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat tercipta kondisi yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Benar sekali ungkapan bahwa guru memiliki peranan yang sangat penting, sebab sebagus apapun buku ataupun kurikulum, tetap saja peran guru yang kreatif dan memiliki ketrampilan mengembangkan bahan ajar lah yang dapat membuat motivasi siswa


(17)

meningkat, mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan, serta dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sebenarnya, keberhasilan dan keefektifan belajar siswa merupakan kontribusi hasil kerja otak neo-cortex. Otak neo-cortex akan mengolah informasi dengan baik dan kemudian menyimpannya dalam otak memori yang nantinya siap dipanggil kembali ketika dibutuhkan saat ujian.3 Maka dari itu, guru harus mampu memberi rangsangan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Selain itu, ketika mereka tersenyum atau tertawa aliran darahnya akan semakin lancar “menjalar” keseluruh tubuh yang membuatya semakin aktif. Otak mereka menerima suplai darah yang memadai (ketika tersenyum), ini akan memudahkan mereka berpikir dan memperoleh informasi.4

Sebuah lagu sebagai sisi lain yang selama ini dianggap sebagai penghibur belaka dikala waktu penat oleh sebagian orang, ternyata mempunyai pengaruh yang positif guna menciptakan suasana belajar yang kondusif. Seperti yang diungkap oleh M. Hasim AS. pada penelitiannya mengatakan bahwa musik apabila diperdengarkan kepada seseorang siswa akan membantu untuk meningkatkan cara belajarnya.5 Seorang tokoh musik Indonesia, Addie MS, dalam kata pengantar untuk buku Simfoni Otak mengemukakan bahwa musik bukan semata-mata untuk kesenangan kita saja, melainkan juga berguna untuk perkembangan anak. Dan hal tersebut dapat membuat seorang anak lebih lentur, cepat tanggap, dan kemauan belajarnya tinggi.6 Sebagaimana dikatakan Bobbi DePorter, dkk bahwa musik sekurang-kurangnya bermanfaat untuk: (1) menata suasana hati, (2) meningkatkan hasil belajar yang diinginkan, dan (3) menyoroti hal-hal yang sangat penting.7

3

Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), hal. 3.

4

Darmansyah, Ibid, hal. 4.

5

M. Hasim AS, “Pengaruh Musik Klasik terhadap hasil Belajar Matematika”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:2004), hal. 46 tidak di publikasikan.

6

Sandra L. Bernhard, DipABRSM, Les Musik untuk Anak Anda, (Jakarta:Gramedia, 2007), hal. 6-7.

7


(18)

Berbagai penelitian yang kerap dilakukan menyatakan pengaruh musik berpengaruh terhadap kekuatan otak. Seperti yang dikatakan Manfred Clynes, dalam bukunya berjudul Music, Mind, and Brain menyatakan bahwa musik punya efek terhadap otak.8 Dalam penjelasannya dikatakan pula bahwa irama musik punya pengaruh meningkatkan produksi serotonin dalam otak. Serotonin adalah sebuah neuro-transmiter (pemancar sel saraf) yang berperan penting dalam menyalurkan getaran-getaran saraf dan membantu memunculkan perasaan gembira. Saat otak menghasilkan serotonin, keteganganpun menurun.9 Banyak orang dewasa berani bernyanyi hanya di saat mereka sendiri, tapi tidak untuk anak-anak, mereka bernyanyi dengan enjoy dan tidak merasa malu. Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS, melakukan penelitian tentang kontribusi musik saat melakukan stimulasi otak. Beliau mengatakan apabila mampu menggunakan fungsi kedua belahan otak secara seimbang, mereka akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intuitif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur dan tajam perasaannya.10 Dari salah satu penelitian yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media audio lagu dapat membuat anak-anak merasa lebih baik. Selain itu, menyanyikan lagu juga penting untuk perkembangan bahasa anak.

Hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi yaitu kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode, strategi, maupun pendekatan yang tepat yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Selain itu, penggunaan media dalam proses pembelajaran juga penting untuk mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan efisien perlu dikembangkan agar dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga dapat menimbulkan percaya diri pada siswa, yang pada akhirnya mereka dapat mengembangkan kemampuan yang telah ada tanpa mereka sadari.

8

Munif Chatib, Gurunya Manusia:Menjadikan semua Anak Istimewa dan semua Anak juara, (Bandung:Kaifa, 2013), cet. 10, hal. 101.

9

Munif Chatib, Ibid.

10


(19)

Berdasarkan observasi awal penulis di kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang, tahun ajaran 2013/2014 peneliti mendapatkan data bahwa proses pembelajaran IPS masih bersifat konvensional. Konvensional dalam artian guru masih menggunakan metode ceramah dan hal tersebut masih melekat pada proses pembelajaran di sekolah tempat peneliti melaksanakan penelitian, sehingga pelajaran didominasi oleh guru yang mengakibatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang karena pelajaran yang disampaikan secara verbal. Minat siswa terhadap mata pelajaran IPS pada saat observasi terlihat masih rendah, terbukti dengan sikap siswa mengabaikan mata pelajaran tersebut saat proses pembelajaran, hal ini karena guru enggunakan metode ceramah yang biasa saja sehingga mengakibatkan hasil belajar IPS siswa menjadi rendah. Selanjutnya, penggunaan media pada saat pembelajaran belum pernah dilakukan di kelas II Al mawardi pada khususnya, baik media audio, visual maupun audio visual.

KKM (Kriteria Ketuntasa Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan yang memiliki karakteristik hamper sama. KKM mata pelajaran IPS di SD Muhammadiyah 12 Pamulang adalah 70. Dan 60% siswa yang nilainya masih di bawah KKM diduga masih kurang memiliki semangat belajar yang baik. Semangat belajar dapat ditimbulkan melalui pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Oleh sebab itu guru harus kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan media yang tepat.

Sangat setuju apabila guru dapat menerapkan moto „Not only teach, but also touch !’ bukan hanya mengajar, tetapi juga menyentuh hati mereka. Sebab, hal itu akan menguatkan hubungan antara guru dan peserta didiknya. Pandai saja tidak cukup, keluwesan dalam mengembangkan keterampilan mengajar itu juga harus dimiliki oleh seorang guru.

Biasanya, anak-anak senang mengapresiasi irama yang mereka dengar, hal ini bisa kita padukan antara kecerdasan musikal dengan kecerdasan kognitif. Lagu merupakan media yang semua orang suka, mulai dari anak-anak sampai orangtua


(20)

menyukainya. Lagu menjadi hal yang penting bagi mereka, ditambah lagi industri musik yang semakin pesat, serta tayangan-tayangan televisi yang didominasi dengan acara-acara musik. Media audio lagu, merupakan sumber bahan ajaran yang ekonomis, menyenangkan, mudah disiapkan untuk digunakan oleh siswa.11 Guru berkewajiban untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif bagi siswa agar mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

Berikut adalah salah satu strategi belajar siswa dalam menghafal menggunakan media lagu, karena anak-anak suka bernyanyi. Pendekatan belajar dengan menyanyikan lagu sebagai teknik pembelajaran, tentulah sangat efektif. Sayangnya lagu-lagu edukatif, apalagi yang menunjang pembelajaran jumlahnya masih terbatas. Lagu-lagu hasil gubahan dari lagu yang dikenal oleh anak-anak dapat membantu peserta didik dalam menghafal materi pembelajaran.

Ditinjau dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penerapan media lagu dalam pembelajaran IPS dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Media Audio Lagu untuk Peningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa”

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi area dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu :

1. Hasil belajar siswa yang rendah.

2. Belum maksimalnya penggunaan media pembelajaran yang mendukung dalam proses pembelajaran baik media visual, audio, ataupun audio visual. 3. Proses pembelajaran masih bersifat konvensional.

4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

Adapun pada penelitian ini, difokuskan pada peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan media audio lagu.

11

Ronald H.Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali Pers, 1987), hal. 127.


(21)

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Media audio lagu 2. Hasil belajar IPS siswa

3. Materi IPS SD kelas II tentang kewajiban dan hak anggota keluarga serta kerjasama di lingkungan tetangga.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan media audio lagu dalam pembelajaran IPS kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang ?

2. Bagaimana penerapan media audio lagu dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang ?

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui penerapan media audio lagu pada proses pembelajaran IPS siswa 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas II SD Muhammadiyah

12 Pamulang setelah diterapkannya media audio lagu.

Selanjutnya, kegunaan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru, dapat memberikan informasi dan masukan pada guru bahwa

penggunaan media audio lagu merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS SD.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan acuan bahwa penerapan media audio lagu dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD.


(22)

8

A. Pembelajaran IPS

a. Pengertian Pembelajaran IPS

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial dalam sistem pendidikan di Indonesia baru dikenal sejak lahirnya kurikulum 1975. Sebelumnya, pembelajaran ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang berubah-ubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu. Misalnya kurikulum 1964 menggunakan istilah Pendidikan Kemasyarakatan.

Menurut Trianto, bahwa: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.1

IPS sebagai suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial dan bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara. Menurut Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.2 Selanjutnya, menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), Ilmu Pengetahuan Sosial

1

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu : Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 171.

2

Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011) h.8.


(23)

(IPS) adalah ilmu yang mempelajari seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu isu sosial3.

Dapat dikatakan ilmu pengetahuan sosial merupakan pelajaran yang terdiri dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi politik, hukum, dan budaya. IPS juga merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial.

IPS di sekolah dasar secara umum menggambarkan penekanan secara akhir yang hendak dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses dan menyelesaikan pendidikan dalam program Sekolah Dasar. Istilah IPS di sekolah dasar sebagai mata pelajaran yang dikemas secara terpadu dari bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, dan ekologi.4 Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya memberikan siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.5

Selanjutnya menurut Sapriya, IPS di sekolah penekanannya pada aspek pengembangan berpikir peserta didik sebagai bagian dari masyarakat yang berperan serta dalam memecahkan masalah. Kajian IPS di sekolah adalah sebagai program pendidikan yang selalu terkait dengan masalah pendekatan, metodologi, penilaian di dalam kerangka proses pendidikan di sekolah.6

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa IPS di SD/MI termasuk ke dalam program pendidikan yang terkait dengan pengembangan berpikir peserta didik sebagai bagian dari masyarakat.

b.Karakteristik dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat Sekolah Dasar/Madrasah

3 Standar Isi Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta: Undang- undang Permendiknas No 20 Tahun, 2006), h. 175

4

Sapriya, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS SD, (Bandung:UPI PRESS, 2007) hal. 21.

5

Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning:Analisis Model Pembelajaran IPS, (PT. Bumi Aksara,2005) hal.15.

6


(24)

Ibtidaiyah (SD/MI) menggunakan pendekatan secara terpadu, disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD/MI yang masih pada taraf berpikir konkret. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS terdiri dari Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan Sejarah yang keempat itu dberikan secara terintegrasi.

Ada beberapa karakteristik dalam mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar. Diantaranya sebagai berikut :7

1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum dan Politik, Kewarganegaraan, Sosiologi, bahkan juga bidang Humaniora, Pendidikan dan Agama.

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekataan interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa-peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan.

Selanjutnya menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, secara garis besar ruang lingkup IPS meliputi aspek-asek sebagai berikut8 :

a. Manusia, tempat, dan lingkungan. b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya.

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

7

Trianto, Op.Cit., hal. 175


(25)

Adapun menurut Sapriya bahwa yang menjadi ruang lingkup mata pelajaran IPS, dapat dilihat pada tabel berikut :9

TABEL 2.1

Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

ASPEK SUB ASPEK

1) Manusia, tempat, dan lingkungan Individu, keluarga, dan masyarakat

Sosiologi sebagai ilmu dan metode Interaksi sosial

Sosialisasi Pranata sosial Struktur sosial Kebudayaan

Perubahan sosial budaya

2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.

Sistem informasi geografi Interaksi gejala fisik dan sosial

Struktur internal suatu

tempat/wilayah Interaksi keruangan

Persepsi lingkungan dan kewajiban

3) Sistem sosial dan budaya Berekonomi

Ketergantungan

Spesialisasi dan pembagian kerja Perkorasian

Kewirausahaan

Pengelolaan keuangan perusahaan

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan Dasar-dasar Ilmu Sejarah

Fakta, peristiwa, dan proses

Dilihat dari karakteristik dan ruang lingkup mata pelajaran IPS di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu program pendidikan yang pada pokoknya membahas manusia, alam, fisik maupun

9


(26)

lingkungan sosialnya. Bahan-bahan yang diambil dari ilmu-ilmu sosial adalah ilmu ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, hukum dan politik

c. Tujuan Pembelajaran IPS SD/MI

Ada beberapa pendapat mengenai tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), bahwa IPS bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Menurut Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : 10

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Selanjutnya menurut Sapriya, materi pendidikan IPS di SD, dikembangkan dan digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat, materinya berpijak pada kenyataan kehidupan yang riil. Berdasarkan pada liputan materi IPS SD, tujuan pendidikan IPS di sekolah diantaranya:11

1) Membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

2) Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari, mengolah/memproses informasi.

3) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/value demokratis dalam kehidupan bermasyarakat.

4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran/bagian dalam kehidupan sosial.

10

Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. H. 10 11


(27)

Berdasarkan ketiga pendapat tentang tujuan IPS di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi, berpikir kritis, logis dan kreatif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan kemanusiaan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu IPS juga bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, juga memiliki sikap mental yang terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari.

Di dalam buku Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tujuan mata pelajaran IPS di SD/MI dari kelas satu sampai kelas enam dirumuskan dalam sejumlah kompetensi yang harus dikuasai. Tujuan tersebut, dijabarkan dalam standar kompetensi lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar yang meliputi :12

1)Memahami identitas diri dan keluarga serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.

2)Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerjasama di antara keduanya.

3)Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

4)Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan teknologi di lingkungan kabupaten, kota dan provinsi.

5)Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

6)Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

7)Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara Asia Tenggara serta benua-benua.

8)Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam.

12Panduan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan,

(Jakarta:BP. Dharma Bhakti, 2006) hal. 45.


(28)

9)Memahami peranan Indonesia di era global.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS di sekolah dasar adalah untuk mendidik, mengembangkan diri dan menambah wawasan keilmuan pengetahuan sosial mulai dari mengenal dan memahami identitas keluarga sampai memahami peran Indonesia di era global. Hal ini tentu disesuaikan dengan tuntutan zaman yang berubah-ubah.

B. Hasil Belajar IPS

Sebelum menguraikan apa yang dimaksud dengan hasil belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli. Hilgrad dan Bower, dalam buku Theories of learning (1975) mengemukakan, “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar respon pembawaaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan lain sebagainya).”13 Menurut Winkel, “belajar

merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.14

Sedangkan menurut Muhibin Syah secara kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Kemudian, belajar secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman.15 Selanjutnya menurut Dimyati dan Mudjiono, belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleks belajar ini dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak

13

Ngalim Purwanto, Psikologi Belajar, (Bandung:PT.Rosda Karya, 1985), cet. ke 2. hal.80

14

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h.5 15


(29)

sebagai perilaku suatu hal. Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.16

Sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono, Gagne merumuskan, bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, yaitu setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.17

Dari definisi yang dipaparkan para ahli, dapat dikatakan sal ah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan pada diri orang yang belajar, yaitu terjadinya perubahan pada perilaku, pengertahuan, atau keterampilan yang bersifat konstan dan berbekas. Apabila proses pembelajaran itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.

Selama proses belajar mengajar interaksi yang terjadi pada saat itu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :18

1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri. Faktor internal ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri (artinya bahwa perilaku belajar terjadi karena faktor luar). Faktor eksternal ini juga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

a. Pengertian Hasil Belajar IPS

Hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang berupa penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan yang dicapai peserta didik sebagai hasil dari suatu yang dipelajarinya. Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian

16

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:DEPDIKBUD bekerjasama dengan Rineka Cipta, 2002), hal. 8

17

Dimyati dan Mudjiono , Ibid, hal. 10 18

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi, (jakarta:PT. Rineka Cipta, 2010), hal.54-60


(30)

kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi.19 Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh kemampuan guru sebagai perancang (designer) belajar-mengajar.

Bloom dalam Ahmad Sofian mengklasifikasi hasil belajar secara garis besar terdiri dari :20

1) Ranah kognitif, yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari hafalan (C1), pemahaman (C2), aplikasi/penerapan (C3), analisis (C4),

sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

a) Hafalan (C1), meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep,

prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari.

b) Pemahaman (C2), meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi

yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal kedalam rumusan matematis atau sebaliknya.

c) Aplikasi/penerapan (C3), meliputi kemampuan menggunakan prinsip,

aturan, metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi konkret. d) Analisis (C4), meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang

dihadapi menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.

e) Sintesis (C5), meliputi kemampuan untuk mengintegrasikan bagian yang

terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.

f) Evaluasi (C6), meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu

pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

2) Ranah afektif dirinci oleh Kratwohl dkk dalam Ahmad Sofyan dalam 5 jenjang21, yaitu perhatian/penerimaan (receiving), tanggapan (responding), penilaian/penghargaan (valuing), pengorganisasian (organization), dan

19

Ahmad sofian, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis kompetensi”, (Jakarta:UIN Jakarta, Press, 2006), hal.13

20

Ahmad sofian, dkk, Ibid, hal. 14-27 21


(31)

karakterisasi terhadap suatu nilai atau beberapa nilai (characterization by a value complex).

a) Perhatian/penerimaan (receiving), merupakan kepekaan atau keinginan menerima atau mempernhatikan fenomena dan stimuli, menunjukan perhatian yang terkontrol dan terseleksi.

b) Tanggapan (responding), menunjukkan perhatian aktif, melakukan sesuatu fenomena, setuju, ingin dan puas menanggapi.

c) Penilaian/penghargaan (valuing), menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai yang pasti. d) Pengorganisasian (organization), seperti mengorganisasikan nilai-nilai

yang relevan ke dalam suatu sistem.

e) Pembentukan karakter (characterization) menginternalisasi nilai-nilai menjadi karakter.

3) Ranah psikomotorik menurut Dave dalam Uzer Usman mengklasifikasikan dalam lima kategori, yaitu peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan.22 Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.23

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa berdasarkan evaluasi setelah mengikuti proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPS

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula yang dari luar dirinya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Slameto dalam bukunya, bahwa hasil belajar disebabkan oleh dua

22

Uzer Usman, menjadi guru professional, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008), hal.36-37.

23


(32)

faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.24 Berikut penjelasan dari masing-masing faktor tesebut.

1. Faktor Internal (Faktor dari dalam diri siswa)

Sehubungan dengan faktor intern ini ada beberapa yang perlu dibahas menurut Slameto yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.

a. Faktor Jasmani

Keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang, kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

Faktor jasmani ini juga berkaitan erat dengan kondisi panca indera. Panca indera yang dimiliki setiap orang memiliki manfaat baik dan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Akan ada perbedaan hasil belajar antara panca indera siswa yang baik dengan yang kurang baik.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis ini berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan.

1) Intelegensi

Intelegensi/kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa, salah satu karakteristik individu yang memiliki intelegensi tinggi, daya tangkapnya cepat dan semakin besar peluang individu tersebut meraih hasil belajar yang tinggi. Untuk itu, pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru profesional, sehingga tahu tindakan apa yang perlu diberikan pada siswa sesuai dengan kebutuhannya.

24


(33)

2) Perhatian

Untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa bisa belajar dengan baik, maka harus memfokuskan perhatiannya dalam belajar.

3) Bakat

Setiap orang memiliki bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu juga bakat diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan dengan mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang IPS akan lebih mudah mempelajari sejarah-sejarah dan penghitungan ekonomi.

4) Minat

Minat merupakan aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat memiliki pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapinya atau dipelajarinya.

5) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan atau daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan. Motivasi erat sekali hubungannya dalam mencapai tujuan belajar. Individu yang memilii motivasi tinggi dalam belajar tentu dengan mudah menerima materi ajar yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya, individu yang kurang memiliki motivasi dalam belajar tentu sulit dalam menerima penjelaan materi yang disampaikan guru. Bisa dikatakan bahwa motivasilah yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.


(34)

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam perkembangan seseorang, dimana psikologinya sudah siap melaksanakan tugas perkembangan. Apabila dalam diri seseorang telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya, masing-masing kematangan itu datang dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar.

7) Kesiapan

Menurut James Drever dalam buku Slameto adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi. Jadi, dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik. c. Faktor kelelahan

Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena ada substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian.

Dari uraian di atas maka kelelahan jasmani dan rohani dapat mempengaruhi prestasi belajar, agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari terjadinya kelelahan dalam belajarnya seperti lemah lunglainya tubuh. Perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat dan perhatian. Ini semua besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Siswa sebaiknya harus menghindari terjadinya kelelahan fisik dan psikis.


(35)

2. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :

a. Faktor keluarga

Faktor keluarga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, antara lain : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain dapat berupa cara guru mengajar, media pembelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan. c. Faktor masyarakat

Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan keluarganya.

c. Pengukuran Hasil Belajar IPS

Lord dan Novick dalam buku Evaluasi Pendidikan mendefinisikan pengukuran sebagai berikut : “A procedure assigning numbers ( usually called score) to a specified attribute or characteristic of persons in such a manner as to maintain the real world relationship among the person with the regard to the attribute being measured”.25 Suatu prosedur untuk memberikan angka (biasanya disebut skor) kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian sehingga mempertahankan hubungan senyatanya antara seseorang dengan orang lain sehubungan dengan sifat yang diukur itu.

Untuk mengukur seseorang menurut batasan tersebut di atas, perlu : 1. Mengidentifikasi orang yang hendak diukur itu.

2. Mengidentifikasi karakteristik orang yang hendak diukut itu.

25


(36)

3. Menetapkan prosedur yang hendak dipakai untuk dapat memberikan angka-angka pada karakteristik tersebut.26

Proses pembelajaran bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung dengan wajar. Kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap materi yang diberikan, kadang-kadang teramat sulit. Begitu pula dalam merespon apa yang dijelaskan guru, kadang-kadang mudah berkonsentrasi, kadang-kadang sulit untuk melakukan konsentrasi. Begitulah yang sering kita jumpai dalam proses pembelajaran berlangsung.

Pengukuran hasil belajar merupakan bagian yang terpenting dalam proses pembelajaran, karena hal tersebut dapat menentukan keberhasilan suatu program. Untuk menilai hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan alat bantu atau teknik evaluasi. Secara garis besar, teknik evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: teknik tes dan teknik non-tes.27

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dapat dikelompokkan kepada dua macam, yaitu : tes objektif dan tes subjektif.

a) Tes Objektif

Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh teste dengan jalan memilih salah satu atau lebih jawaban di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan. Tes objektif dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu :

1) Benar salah, adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B

26

H. Daryanto, Ibid. Hal. 101

27

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya:1989), hal. 28.


(37)

yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah.

2) Menjodohkan, terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya.

3) Isian, terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar

pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.

4) Pilihan ganda, merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan.

b) Tes Subjektif

Tes subjektif adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Tes subjektif dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :

1) Tes uraian terbuka, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam: menghasilkan, mengorganisasi, mengekspresikan ide, mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang, membuat desain eksperimen, mengevaluasi manfaat suatu ide.

2) Tes uraian terbatas, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam: menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memberikan alasan yang relevan, menjelaskan prosedur, dll.

2. Non Tes a) Observasi

Obsevasi adalah pengamatan terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik. Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran.


(38)

b) Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

c) Skala sikap

Skala sikap berguna untuk menilai sikap seseorang terhadap objek tertentu. d) Daftar cek

Daftar cek berguna untuk menyatakan ada atau tidak adanya suatu unsur, komponen, karakteristik, atau kejadian dalam suatu peristiwa, tugas, atau satu kesatuan yang kompleks.

e) Catatan anekdot

Catatan anekdot memfokuskan pada hal-hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatan tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Catatan anekdot mencatat kejadian di dalam kelas secara informal dalam bentuk naratif.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar IPS siswa peneliti menggunakan tes objektif jenis isian, terdiri dari kalimat yang dihilangkan (di-

beri titik-titik).

C. Media Pembelajaran Audio Lagu

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide-ide dan pengertian. Dalam komunikasi tersebut sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan, sehingga komunikasi menjadi tidak efektif dan efisien. Hal tersebut dapat terjadi antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa dan guru juga kurangnya minat dan gairah.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan cara memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Dalam melaksanakan kemampuan


(39)

pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk didalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran.28

Dalam proses pembelajaran, media berperan sangat penting sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar supaya pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif. Suatu apapun dapat dikatakan sebuah media pembelajaran apabila media tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran. Perlu diketahui bahwa media pembelajaran harus dapat memotivasi siswa. Selain itu juga harus dapat merangsang siswa untuk mengingat materi yang diajarkan.

Ada beberapa jenis media pembelajaran, salah satunya adalah media audio lagu. Media ini merupakan media pembelajaran berupa suara yang diperdengarkan kepada siswa. Dalam penggunaan media audio lagu yang perlu diperhatikan adalah isi pesan, cara menjelaskan pesan, dan karakteristik penerima pesan.

a. Pengertian Media Audio Lagu

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumbernya secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.29 Dalam konteks pembelajaran, media terletak pada bahasa guru yang dipakai dalam menyampaikan pesan baik secara verbal maupun non verbal.

Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata.30 Fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitude yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Maka dari itu, dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non verbal. Pesan verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata,

28

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta:Gaung Persada Press, 2012), cet.4, hal.1

29

Yudhi Munadi Ibid, hal.7-8 30


(40)

sedangkan pesan non verbal berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.31

Pertumbuhan media jenis ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang perkembangan teknologi di bidang komunikasi suara. Samsul F.B.Morse, pada tahun 1844, mengirim berita lewat kawat dari Baltimore ke Washington, maka lahirlah Telegrafi. Kemudian Alexander Graham Bell berpikir, kalau bunyi bisa disalurkan melalui kawat, mengapa suara tidak? Maka pada tahun 1875, Bell melalukan percakapan lewat telepon. Kemudian dalam rentang waktu yang tidak begitu lama, suara manusia dapat disiarkan ke seluruh dunia melalui radio. Kemudian lahir alat perekam suara dari tangan Thomas Edison dengan ditemukannya alat Phonograf. Melalui alat ini orang merekam suara melalui piringan hitam. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka orang dapat merekam suara dengan alat perekam yang disebut Casette tape Recorder. Kini media ini semakin berkembang dengan ditemukannya berbagai perangkat baru yang bersifat digital seperti compact disc (CD), hard disc, flash disc, dan lain lain.

Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media audio lagu tidak lepas dari pembahasan aspek pendengarannya itu sendiri. Pendengaran adalah alat untuk mendengarkan. Sebelum Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada 1440-an, kebanyakan informasi disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan. Banyak orang menghabiskan waktu untuk mendengarkan daripada untuk melakukan metode komunukasi lainnya.

Dengan kata lain, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk mendengarkan daripada untuk melakukan metode komunikasi lainnya. Mendengarkan sesungguhnya merupakan suatu proses rumit yang melibatkan 4 unsur:32

1. Mendengar

2. Memperhatikan

3. Memahami

31

Yudhi Munadi, Loc.Cit, hal 5 32


(41)

4. Mengingat

Dapat disimpulkan bahwa mendengarkan adalah proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami, dan mengingat simbol-simbol pendengaran.

Selanjutnya, media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok besar, masing-masing dijelaskan dalam table 2.1.:33

Tabel 2.2 Kelompok Media Pembelajaran

Indra yg Terlibat Nama Media Sifat Pesan Program (Software) Penyalur (Hardware) Peralatan Proyeksi Pendengaran Media Audio Audio Verbal dan

nonverbal

Program radio - Siaran Langsung - Siaran Tunda (rekam)

Radio

Program Audio Rekam: - Sajian bahan diskusi - Entertainment (Musik) - Narasi

- Dongeng - Drama, Poetry - Pengemb. Kosakata - Belajar konsep - Model (Meniru suara)

Alat-alat rekam : - Phonograph (Gramaphone) - Audio Tape :

*Open real tape (reel to reel) *Cassate tapes

- Compact Disc

Penglihatan Media Visual Visual Verbal

Visual Nonverbal-grafis

Tulisan Verbal

Sketsa, lukisan, photo, grafik, diagram, bagan, peta

Buku Majalah Koran Poster Modul Komik Atlas Papan visual Opaque Projector

Transparansi OHP Komputer Digital Projector Visual nonverbal tiga

dimensi

Model Maket (miniatur) Mock up (alat tiruan) Specimen (barang contoh) Diorama Pen-dengaran Dan pengliha- Tan Media Audio Visual

Verbal dan nonverbal terdengar dan terlihat

Program audio visual : - Film dokumeter - Film docudokumen-ter - Film drama

Film 8 mm, 16 mm, 35 mm Film projector Video :

- Pita magnetic - Video disc - Chip memory

Digital projector

- Televisi

Multi indera

Multi- media Pengalaman langsung Computer

Pengalaman berbuat: lingkungan nyata dan karyawisata Pengalaman terlibat: permainan dan simulasi, bermain peran, dan forum teater.

33


(42)

b. Fungsi Media Pembelajaran

Analisis terhadap fungsi media pembelajaran lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan analisis berdasarkan penggunaannya. Berikut adalah fungsi media pembelajaran didasarkan pada medianya :

1) Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa media pembelajaran merupakan “bahasanya guru”, maka media pembelajaran dapat menggantikan salah satu fungsi guru, yakni sebagai sumber belajar. Hal ini karena kalimat “sumber belajar” dapat pula diartikan sebagai penyalur atau penyampai materi pelajaran.

Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar” (1992:1-2). Menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, tekhnik dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.34 Dapat dikatan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada diluar diri seseorang dan mungkin memudahkan terjadinya proses belajar.

2) Fungsi Semantik

Fungsi semantik pada media pembelajaran adalah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (symbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).

3) Fungsi Manipulatif

Fungsi ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya sebagaimana disebut di atas. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.

34


(43)

4) Fungsi Psikologis

Fungsi psokologis dari penggunaan media pembelajaran adalah :

a) Fungsi atensi, yang mampu meningkatkan perhatian siswa tarhadap materi ajar.

b) Fungsi afektif, yang mampu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

c) Fungsi kognitif, yang mampu membuat siswa memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda atau peristiwa.

d) Fungsi imajinatif, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa.

e) Fungsi motivasi

Seperti yang kita ketahui bahwa motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Media, dalam hal ini, tentu mempunyai peran penting.

5) Fungsi Sosio-Kultural

Fungsi sosio kultural, yakni media mampu mengatasi hambatan sosio kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.

Dapat disimpulkan fungsi media pembelajaran tidak hanya sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran, namun fungsi media pembelajaran juga berfungsi baik bagi siswa. Misalnya, fungsi semantik dapat membantu siswa menambah perbendaharaan kata. Selanjutnya dari aspek psikologis siswa, fungsi media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan perhatian dan motivasi siswa dalam menerima materi pelajaran.

Dengan memperhatikan dan memahami fungsi media pembelajaran, diharapkan proses pembelajaran di kelas menjadi mudah dan menyenangkan bagi peserta didik.


(44)

c. Karakteristik Media Audio Lagu

Karakteristik media pembelajaran audio lagu yang menjadi fokus pembahasan adalah karakteristik berdasarkan kemampuan media dalam membangkitkan indra pendengaran. Ciri utama media audio lagu ini adalah pesan yang disalurkan melalui media audio dituangkan dalam lambang-lambang auditif baik verbal maupun non verbal.

Hakekat media audio lagu adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru.

d. Media Lagu Menurut Islam

Banyak strategi yang dapat digunakan sebagai pelengkap dalam pendidikan dan membantu memudahkan pesan cepat sampai serta dapat diterima oleh siswa secara baik. Salah satu diantaranya adalah kesenian dengan berbagai cabangnya, yang mempunyai daya tarik tersendiri dan tidak membosankan. Melalui puisi misalnya, seoarang penyair dapat menyampaikan pesan pendidikan, begitupula melalui nyanyian yang didengarkan melalui iringan musik oleh grup Nasyid Raihan misalnya. Lewat iringan musik itu akan lebih mudah merangsang emosi, minat dan mempertahankan memori si pendengar.

Pendidikan adalah proses yang sangat berat dan melelahkan, dengan menggunakan pendidikan estetika sebagai metode dan pengarahannya, pendidikan akan dijalani dengan keindahan. Pendidikan estetika adalah cabang dari filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia

Kita mengetahui bahwa kesenian Islam sebagai salah satu cabang dari kebudayaan Islam. Pada masa Rasulullah SAW, ketika Hijaz menjadi pusat politik, perkembangan musik tidak berkurang. Saat itu, orang-orang di Hijaz


(45)

menggunakan musik mensural yang mereka namakan iqa’ (irama yang berasal dari semacam gendang, berbentuk rhythm).35 Dalam buku-buku hadits terdapat nas-nas yang membolehkan seseorang menyanyi, menari, dan memainkan alat musik, tetapi kebolehan itu hanya terbatas pada acara-acara pesta perkawinan, khitanan dan ketika menyambut tamu yang baru datang atau memuji-muji orang yang mati syahid atau juga menyambut kedatangan hari raya dan yang sejenisnya. Firman Allah SWT : “… dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah bunyi keledai.” (Lukman:19). Imam Al Ghazali mengambil pengertian ayat ini dari mafhum mukhalafah. Allah SWT, memuji suara yang baik. Dengan demikian dibolehkan mendengarkan nyanyian yang baik.36

Islam sebenarnya menghidupkan rasa keindahan dan mendukung kesenian, namun dengan syarat-syarat tertentu, yakni jika itu membawa perbaikan dan tidak merusak. Sejak dulu, bangsa Arab terkenal di bidang seni sastra, tentu kemudian mereka memperkaya keilmuan mereka dengan belajar dari bangsa-bangsa lain. Kemudian datanglah Al-Qur’an yang memberi nilai seni sastrawi. Membaca dan mendengarkan Al-Qur’an bagi orang-orang yang mau berpikir merupakan santapan rohani yang tidak dapat dibandingkan.

Pada dasarnya setiap manusia adalah seniman, sepertu tiap-tiap kita adalah makhluk sosial, manusia ekonomi, politik, budiawan dan manusia agama. Tujuan seni dalam Islam adalah untuk mencapai keimanan dan amal shaleh serta membina kesenangan untuk mencapai keselamatan. Hal ini bukan karena makna dari setiap hurufnya, tetapi lagu, tajwid dan aspek ekstrinsik yang menyertainya sehingga menyebabkan telinga kita mendengarkan dan membuat hati bergetar, apalagi jika yang membacanya adalah orang yang bersuara indah.

Adapun pendapat ulama tentang seni lagu dan musik adalah:37

35

Abdurahman Al Baghdadi, Seni dalam Pandangan Islam: Seni Vokal, Seni Musik dan Tari. (Jakarta:Gema Insani Press, 1991), cet. Ke-1, hal. 15

36

Abdurahman Al Baghdadi, Ibid, cet. Ke-1, hal. 33

37


(46)

1. Ulama-ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa Nas-Nas syara telah menunjukkan bahwa menyanyi, menari, memukul rebana sambil bermain dengan perisai dan senjata-senjata perang pada hari raya adalah mubah (boleh) sebab hari seperti itu adalah hari yang berbeda, seperti khitanan dan semua hari kegembiraan yang memang dibolehkan syara.

2. Al-Ghazali mengutip perkataan Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa sepanjang pengetahuannya tidak ada seorangpun dari para ulama hijab yang benci mendengarkan nyanyian suara alat-alat musik, kecuali di dalamnya tidak lain bercampur dengan hal-hal yang dilarang oleh syara.

3. Para Hanafiyah mengatakan bahwa nyanyian yang diharamkan adalah nyanyian yang mengandung kata – kata tidak baik (tidak sopan).

Adapun tentang nyanyian-nyanyian atau lagu maka hukumnya boleh. Bahkan sunnah melakukannya ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an asal tidak sampai mengubah aturan-aturan bacaannya. Hukum musik dan nyanyian akan menjadi makruh apabila dilakukan terus-menerus. Dan haram apabila telah bercampur dengan bentuk kemungkaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa, siapa saja yang niatnya bernyanyi, mendengarkan nyanyian, atau bermain musik untuk melakukan suatu kemaksiatan kepada Allah, maka hukumnya haram. Sedangkan jika dilakukan untuk sesuatu hal yang baik seperti menambah semangat ketika berperang, memotvasi seseorang dalam belajar hukumnya dibolehkan.

e. Kelemahan dan Kelebihan Media Audio Lagu

Media lagu lagu mempunyai manfaat dalam proses pembelajaran, karena selain dapat menarik perhatian siswa, lagu juga dapat merangsang perkembangan otak. Dengan media lagu pembelajaran akan lebih menyenangkan karena lagu memiliki irama yang bisa diikuti siswa, selain itu media lagu juga dapat melatih daya analisis siswa.

Secara umum, media audio lagu memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya: fleksibel, relatif murah, ringkas, mudah dibawa (portable).


(47)

Sedangkan keterbatasannya: memerlukan peralatan khusus, memerlukan kemampuan/ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.

D. Media Pembelajaran Audio Lagu dan Hasil Belajar IPS

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Sebagaimana yang dipaparkan oleh WS. Winkel sebelumnya, bahwa belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.”38

Manfred Clynes, Ph.D., dalam bukunya berjudul Music, Mind, and Brain menyatakan bahwa musik punya efek terhadap otak.39 Dalam penjelasannya dikatakan pula bahwa irama musik punya pengaruh meningkatkan produksi serotonin dalam otak. Serotonin adalah sebuah neuro-transmiter (pemancar sel saraf) yang berperan penting dalam menyalurkan getaran-getaran saraf dan membantu memunculkan perasaan gembira. Saat otak menghasilkan serotonin, keteganganpun menurun.40 Banyak orang dewasa berani bernyanyi hanya di saat mereka sendiri, tapi tidak untuk anak-anak, mereka bernyanyi dengan enjoy dan tidak merasa malu. Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS, melakukan penelitian tentang kontribusi musik saat melakukan stimulasi otak. Beliau mengatakan apabila mampu menggunakan fungsi kedua belahan otak secara seimbang, mereka akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intuitif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur dan tajam perasaannya.41

Dari salah satu penelitian yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media audio lagu dapat membuat anak-anak merasa lebih

38

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h.5

39

Munif Chatib, Gurunya Manusia:Menjadikan semua Anak Istimewa dan semua Anak juara, (Bandung:Kaifa, 2013), cet. 10, hal. 101.

40

Munif Chatib, Ibid.

41


(48)

gembira, sehingga otaknya dapat berpikir dengan baik. Selain itu, dengan menyanyikan lagu juga penting untuk perkembangan bahasa anak. Guru berkewajiban untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif bagi siswa agar mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

Berdasarkan teori yang diperkenalkan oleh seorang psikiater Bulgaria, Georgi Lazanov, cara terbaik untuk melakukan proses mengingat kembali pelajaran dapat dibantu dengan cara mendengarkan lagu atau mengulangi informasi bersamaan dengan irama musik.42 Dengan begitu dari setiap lagu yang dinyanyikan dan imajinasi yang ditimbulkan akan dikodekan ke dalam otak, sehingga akan mudah disalurkan kembali setiap kali membutuhkannya, dengan kata lain akan tersimpan dalam ingatan jangka panjang atau longtherm memory.

Konsep di atas dikenal juga dengan istilah sinestasia dimana sebuah pembelajaran seharusnya dilakukan agar informasi pelajaran yang diterima tetap teringat lebih lama. Menggunakan media audio lagu dapat terjadi karena hal tersebut dapat menyalakan trilyunan sel syaraf dalam otak dan membentuk cabang yang gemilang dalam pikiran, ingatan, dan pengetahuan yang beraneka ragam, membentuk variasi dan kombinasi yang baru. Cabang yang gemilang tersebut akan mudah diperoleh setiap kali membutuhkannya ketika proses mengingat pelajaran yang diterima pada saat siswa mengerjakan soal.43

Dalam kenyataannya, manusia tidak bisa lepas dari yang namanya musik. Pada abad 20 para pembuat iklan menemukan bahwa jingle membantu orang mengingat produk klien mereka. Namun para pendidik masih belum menyadari manfaat musik dalam proses belajar. Padahal, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan longtherm memory atau memori jangka panjang.

Musik dapat dijadikan sebagai media pengajaran untuk mencapai tujuan dan dengan media tersebut pendidikan akan menarik penglihatan, pendengaran,

42

May Lwin, et.al, How to Multiply Your Child’s Intelligence. (Yogyakarta:Indeks, 2008) hal. 141.

43


(1)

Lampiran

16 151

Piagarn Pendirian No ?264/102/Kep/l:.92

MAJELTS

PENDIDIKAN

DASAR

DAN MENENGAH

PERGURUAN

MUHAMMAD

IYAH

S ETIABTIO

i

i}i

TVT U LA

NG

SD

MUHAMIVIADIYAH

12

PAMULANG

TERAKREDITASI A

Ja ra n Su rva Kenci n a

-".,?#n:'All

;trilrr?

ffi

li';Ti

i,lin

sera ns seraran - Ba n ten

website: http:/Avww.sdml2pamurang.net E-mair: sdmr2pamulang@prasa.com

No

:22[I(ET/IV.4/SD

M

l2l

N2014

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Yang bertanda tangan di bawah

ini

Kepla

sD

Muhamrnadiyah 12 pamulang : Nama

TempaUtanggal

lahir

Jenis

Kelamin

Jabatan

NBM

Alamat

Dengan

ini

menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nama

NIM

Fakuitas Jurusan

:

Syafrudiq

S.Pd.I

: Cikarang,4 Juni 1961

:

LakiJaki

: Kepala Sekolah

:572929

:.J1. Dr. Setiabudi Gg. Sukun

No.

125 Pamulang Barat

RT

003/05 Kec. Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan

:YLILIYANTI

:1110018300018

: Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Nama tersebut

di

atas telah melalsanakan penelitian (riset)

tanggal

3l

Maret

yd

19.

mei

,2014

dengan

judul

skripsi

Peningkatan

Hasil Belajar

IPS

Siswar.

Demikianlah

surat kcterangan

ini

dibuat

agar dipergunakan

kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

di

SD Muhammadiyah 12 Pamulang sejak

"Penerapan

Media

Audio Lagu

Untuk

sebagaimana mestinya.

Atas

perhatiannya

lang,

l8

Agustus 2014


(2)

Larnpiran

17

Nama

NIM

Judul

t52

.\

:)

LEMBAR

UJI REFERENSI

:

Yuliyanti

-.

:11100183600t9

: Penerapan Media Audio Lagu UntukPeningkatan Hasil Belajar Ips Siswa (Penelitian Tindakan Pada Kelas

II

SD

Muhammadiyah 12 Pamutang) Dosen

Pembimbing

: Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi

a

3

a)

No Footnote

Paraf

pembimbing

BAB

1

I Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa

lndonesia, (Jakarta :

Balai

Pustak4 2007), Cet. Ke-4, h.

263.

-/

2

Syaiful

Bahd dan

Aswan

Zain,

Strategi

Belajar

Mengajar, (Jakarta : PT. Rieneka Cipta, 2006), h.38

-/

)

Darmansyah,

Strategi

Pembelajaran

Menyenangkan

dengan Humor,(Jakarta:Bumi Aksara, 2010), hal. 3.

-{"

4 Darmansyah,

Ibid,

hal. 4.

4-5

M.

Hasim AS, "Pengaruh Musik Klasik terhadap hasil

Belajar

Matepatika",

Skripsi pada

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta, (Iakarta:2004), hal. 46 tidak

di

publikasikan.

,/

6 Sandra

I

. Bemhard,

DipABRSM,Ies

MusikuntukAnak

Ando, (Jakarta:Gramedia, 2A0T, hal. 6-7 .

4"

7 Darmansyah, Op. Cit, hal. 36.

4_.

8

Munif

Chatib, Gurunya Manusia: Meniadikan semua Anak Istimewa dan semua

Anakiuara,

(Bandung:Kaifa,

2013), cet. 10, hal. 101.


(3)

7-*i

\

I53

r

l0

Munif

Chatib,

Ibid,

hal. 102

-'{'

-'/(--/

l1

Ronald

H.Anderson,

Pemilihqn

dan

Pengembongan

Media untuk

Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali

Pers,

1987),hal.127.

;

/

BAB

II

I Trianto, Model Pembelajaran Terpadu : Konsep,

S tr at e

gi,

dan Impl e m ent a s iny a dal am Kur ilatlum Tingkat Satuan Pendidiknn (KTSP), (Jakarta: PT

Bumi

Aksara,

2010),h.17I.

2

Iif

Khoiru

Ahmadi dan Sofan

Amri,

Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher,

20l

l)

h.8.

-/

J Standar Isi Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta: Undang- undang Permendiknas No 20 Tahun,

2006),

h.575

Z

4 Sapriya, dhJr, Pengembangan Pendidikan IPS SD,

(Bandung:UPl PRESS, 2007) hal. 21.

-z

5

Etin

Solihatin dan Raharjo, Cooperative

Learning:Analisis Model Pembelajaran IPS, (PT.

Bumi

Aksara,2005)

hal.l5.

6 Sapriya, dL*., Op.Cit, hal. 4.

4;

7

4.

-tL- 2

8 Undang- undang Permendiknas tahun 2006,

Ibid.,

h.

575

4;

9 Sapriya, Opcit, hal.19

-{>

10

Iif

Khoiru

Ahmadi dan Sofan

Affi.

H.

10

4-z

11 Sapriya,

dk*,

Op. C it, hal.lO

<>

t2

Panduan

Kurikulum

Tingkat Satuan pendidikan,

(Jakarta:BP. Dharma Bhakti, 2006)

hal.

45.

4

13

N[hlim

Purwanto, P sikologi Belai ar,

(B andung : PT. Ro sda Karya, 20 I

0),

cet.Z 4. hal. 8 0

-/-//


(4)

-F

{

u

a.

ts4

j

t4

Yatim

Riyanto,

Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h.5

-{

l5

Muhibin

Syah, P s iko I o gi.B e I aj ar, (Jakarta: Raj a

Grafindo Persada,

200i,cet.

1,

hal.67-68.

-{

t6

Dimyati

dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,

(Jakarta:DEPDIKBUD bekerj asama dengan Rineka Cipta, 2002),ha1.12

./

t7

Slameto,

Belajar

Dan Faktor-FaWor Yang

Me mp e

garuhi,

Q akafia: PT. Rineka Cipta, 20 I 0), hal. 5 4-60

18 Ahmad sofian, dlrJr., Evaluasi Pembelajaran IPA B e r b as i s ko mp e t e n s i

",

(I akarta:UlN Jakarta, Press,

2006), hal.13

/

{/

/)

t9

Ahmad sofian, dkk,

Ibid,hal.14-27

4'o

20 Ahmad sofran, dkJr,"

Ibid,

hal. 15-17

4'^

2t

Uzer Usman, menjadi guru professional, (Bandung:

PT.Remaj a Rosdakarya, 2008), hal.3 6-37 .

>{

I

22 Ahmad Sofyan, dkk.,loc. cit, hal.23

-/,

-U

23 Slameto, .. ... Op.Cit, hal.54-60

-L

24 H. Daryanto, Evaluasi Pendidikare. (Jakarta: PT

Rieneka Cipta, 2012), hal. 100

-{-

+n

25 H. Daryanto

lbid,.

Hal.

101

-{.

26

Nana

Sudjana.

Penilaian

Hasil

Proses

Belajar

Me n gaj ar . (B andung : PT Remaj a Rosdakarya : I 9 8 9), hal.

28.

27

Yudhi

Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah

Pendekatan

Baru,

(Jakarta:Gaung Persada Press, 2012),

cet.4, hal.1

-/

a-/

28

Yudhi

Munadi Ibid, hal.7-8

-'{'

+/,r)

29

Yudhi

Munadi, Loc.

GL

hal. 12


(5)

T:

f.d

.i

\

\

.J

\

155

30 Yudhi Munadi

,

I,oc.Cit,hal5

4>

31

Yudhi

Munadi, Op.Cit. hal.

57

.

/D

)z

Yuhi Munadi, Op.Crt, hal.54-55

-{h

JJ

Yudhi

Munadi, Loc.cit, hat3T

4

34 Abdurahman

Al

Baghdadi, Seni dalam Pandangan

Islam: Seni Voknl, Seni Musik dan Tari. (Jakarta:Gema Insarri Press,

l99l),

cet. Ke-1, hal. 15

35 Abdurahman

Al

Baghdadi,

Ibid,

cet. Ke-1, hal. 33

zbo

36 Abdurahman A1 Baghdadi, Op.Cit.,

hal.24

4;

37

Yatim Riyanto,

Paradigma Baru Pembelajaran,

(Jakarta: Kencana, 2009), h.5

I

38

Munif

Chatib, Guruny a Manus ia : Menj adikan s e mua Anak Istimewa dan semua

Anakjuara,

(Bandung:Kaifa,

2013), cet. 10, hal. 101.

4

,/)

39

Munif

Chatib,Ibid.

42

40

Munif

Chatib,

Ibid,

hal. 102

4*

4l

May Lwin, et.al, How to Multiply Your Child's Intelligence. (Yogyakarta:Indeks, 2008) hal. 14l.

-{

?

BAB

III

Suyadi, Buku Panduan Guru professional Penelitian

Tindakan Kelas dan Penelitian Tindoknn Sekolah,

(Yogyakartd:ANDl

Offset, 2012), hal. 3

/

2

Nur

Hidayah, Panduan

Prahis

Penyusunan dan P elaporan

PTK,

(J akarta:PT.Prestasi Pustakaraya,

2013). Ha1.7.

/

/)

a

J Suyadi, Op.Cit. hal. 4-5

4)

4 Suyadi

Op.Cit.hal.7-9

4;

5 Nur Hiday ah, Lo c. C it,

hal.I9

-{;

6 Nur Hiday ah, Lo c. C it,

hal.l9

-f;


(6)

1 a

'\

3

: l

i

156'

a

\

&,,u *l*,

Jakarta

Jmi

2015

D{a.

Eni

Roeda

Svq*abir

hfl.Psi

NIP.

19530813.198003.2.001

"\

IE

.,;

Q,.,,'.'+

s

rt

,-BAB

IV

1 t May Lwin, et.al, How to Multiply

lbw

Child's Intelligence. (Yoryakarta:lndeks, 2008) hal-.

l4l.