Pengembangan jaringan wireless untuk menggantikan manual download pada vehicle health monitoring system di PT. Saptaindra sejati

(1)

MENGGANTIKAN MANUAL DOWNLOAD PADA VEHICLE HEALTH MONITORING SYSTEM di PT.SAPTAINDRA SEJATI

Disusun Oleh :

Dwi Wahyudi

104091002865

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i

PENGEMBANGAN JARINGAN WIRELESS UNTUK

MENGGANTIKAN MANUAL DOWNLOAD PADA VEHICLE

HEALTH MONITORING SYSTEM di PT.SAPTAINDRA SEJATI

Disusun Oleh :

Dwi Wahyudi

104091002865

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOG

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

ii MENGGANTIKAN MANUAL DOWNLOAD PADA VEHICLE HEALTH MONITORING SYSTEM di PT.SAPTAINDRA SEJATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Dwi Wahyudi

104091002865

Menyetujui, Pembimbing I

________Arini, MT_________ NIP. 19760131 200901 2001

Pembimbing II

Zulfiandri, S.Kom, MMSI NIP. 19700130 200501 1003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durrachman, MIT, M.Sc NIP. 19710522 200604 1002


(4)

Pengembangan Jaringan Wireless Untuk Menggantikan Manual

Download Pada Vehicle Health Monitoring System

di PT.Saptaindra Sejati

(Studi Kasus Program Studi Teknik Informatika)

SKRIPSI Oleh : Dwi Wahyudi NIM : 104091002865

Disetujui dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah tanggal 12 November 2010 serta diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknik (ST) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

Menyetujui,

Penguji I, Penguji II,

Herlino Nanang, MT Andrew Fiade, M.Kom NIP. 19731209 200501 1002 NIP. 19820811 200912 1004

Pembimbing I, Pembimbing II,

______Arini, MT_______ Zulfiandri, S.Kom, MMSI NIP. 19760131 200901 2001 NIP. 19700130 200501 1003

Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1001

Ketua Program Studi Teknik Informatika,

Yusuf Durrachman, MIT, M.Sc NIP. 19710522 200604 1002


(5)

iv HALAMAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.

Jakarta, 7-10- 2010

DwiWahyudi 104091002865


(6)

v DWI WAHYUDI, Pengembangan Jaringan Wireless Untuk Menggantikan Manual Download Pada Vehicle Health Monitoring System di PT.Saptaindra Sejati. (Dibawah bimbingan ARINI dan ZULFIANDRI).

Proses download data unit berat dengan menggunakan Vehicle health

monitoring system masih dilakukan dengan proses manual download dengan

mendatangi tiap-tiap unit berat yang sedang parker. PT.Saptaindra Sejati merupakan perusahaan kontraktor batubara yang mempunyai beberapa jobsite

yang tersebar di Kalimantan. Pengembangan jaringan wireless untuk download data health parameter pada unit berat ini di buat untuk mengatasi kendala pada

manual download seperti keterbatasan manpower, efektifitas hasil dan waktu

download, proses pengembangan ini menggunakan Metode Networking

Development Life Cycle yang memiliki enam tahap yaitu analisis, design, simulasi

prototype, implementasi, monitoring dan manajemen. Teknologi yang dipakai adalah wireless outdoor yang menghubungkan lokasi dan mendownload data dari unit yang sudah terpasang radio. Sistem jaringan wireless akan mendownload data dari unit berat yang sedang parkir maupun bergerak ketika melewati lokasi

coverage area tower wireless dan akan mengirim data ke lokasi server sebagai

tujuan akhir dari proses download. Manfaat dari pengembangan wireless sistem ini adalah proses download data menjadi lebih terjadwal dan bersifat otomatis sehingga mengurangi manpower yang digunakan ketika proses manual download

selain itu data hasil donwload menjadi lebih terdistribusi di komputer server yang memudahkan pendistribusian untuk proses analisis dan maintenance unit berat.

Kata Kunci : wireless download, health parameter, manual download wireless outdoor, radio, coverage area tower wireless


(7)

vi Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat hidup sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah berhasil membawa manusia ke dalam dunia yang penuh peradaban. Amin. Skripsi merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejauh ini penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan pada skripsi ini, yang disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak DR. Yusuf Durrachman, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika

3. Ibu Arini, MT dan Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, yang secara kooperatif, penuh kesabaran memberikan nasihat dan saran-saran berharga secara bijak dan membantu membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.


(8)

vii sebutkan satu persatu, terima kasih atas pengajaran dan ilmunya yang

bermanfaat bagi penulis.

5.Staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi TI (Bu Ova, Pak Gun, mas Niki, Pak Rifo, Pak Samsul dan semuanya).

6.Direktur PT.Saptaindra Sejati, beserta seluruh staff yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian di lapangan.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya, sebagai manusia dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga pembaca memperoleh tambahan pengetahuan setelah membacanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 21-10-2010


(9)

viii LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dalam menyelesaikanpenelitian skripsi ini , diantaranya adalah :

1. Keluarga tercinta, Sutamto (ayah), Sabariah(ibu), Eka Budi Asih(kakak) yang telah membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, yang selalu memberikan nasehat, bimbingan dan motivasi. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada Ayahanda dan Ibunda. Amin 2. Om rahwadi sekeluarga yang mensupport penulis waktu kuliah dalam hal

materil maupun moril

3. Staf – staf Kantor Saptaindra Rahmat Firdaus, Aang, Andross, Taya, Fita yang telah memberi support dalam hal data maupun moril

4. Teman – teman UIN khususnya Syukrina, Rendy taufiq, Ahmad Fajarudin, Arie syuryadi, Razka Hadistra, Egi ramdhani yang telah member support yang execlent dalam membantu proses administrasi maupun penulisan skripsi penulis

5. Teman – Teman RAMSES Kelapa Gading Aries, Erik, Adrian, Dimas, Gama, Alfred yang telah member support kepada penulis


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAKSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

LEMBAH PERSEMBAHAN ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

1.6. Metodologi Penelitian ... 6


(11)

xi

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1Konsep Pengembangan wireless untuk menggantikan Manual download dengan vehicle health Monitoring system ... 9

2.2Teknologi Jaringan Wireless ... 11

2.3Definisi download vhms ... 40

2.4WirelessDownload VHMS Data ... 40

2.5Pengertian Data dan Informasi ... 44

2.6Metode Pengembangan Sistem ... 46

2.7Pertambangan ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 54

3.1Metode Pengumpulan Data ... 54

3.2Metode Pengembangan Sistem ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1Analisis Penyelesaian Masalah ... 71

4.2Design (perancangan sistem) ... 91

4.3Simulation Prototype ... 99

4.4Implementation (Implementasi) ... 104

4.5Implementation (Implementasi) ... 106

4.6Management ... 171

4.7Monitoring ... 175


(12)

xii 5.1Kesimpulan ... 182 5.2Saran ... 183 DAFTAR PUSTAKA ... 184


(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Pita ISM ... 22

Tabel 3.1 Tower infrastructure component ... 61

Tabel 4.1 Daftar hardware dan software manual download ... 75

Tabel 4.2 Hardware yang dipakaidalamVhms network ... 87

Tabel 4.3 Software yang dipakaidalam VHMS network ... 90

Tabel 4.4 Tabel infrastructure vhms ... 97

Tabel 4.5 Daftar mac address wireless ... 137

Tabel 4.6 Tabel filtering mac address mikrotik ... 139

Tabel 4.7 Data Unit Berat Yang Terpasang Radio Untuk Di Download Parameter VhmsDesember2009 ... 157


(14)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Referensi OSI... 12

Gambar 2.2 Acces point yang terhubung ke jaringan ... 19

Gambar 2.3 Penggunaan Extension Point ... 20

Gambar 2.4 Model Umum dari Spread Spectrum Technology.………. ... 23

Gambar 2.5 Energi Radiasi Dipole ... 25

Gambar 2.6 Pola pancaran dari Antenna Vertikal ... 26

Gambar 2.7 Tipe dari Antenna Omni-Directional ... 27

Gambar 2.8 Lingkup Area Antenna Omni-Directional ... 27

Gambar 2.9 Sambungan point-to-multipoint ... 29

Gambar 2.10 Jangkauan Directional Patch Antena ... 30

Gambar 2.11 Jangkauan Directional Yagi Antena... 30

Gambar 2.12 Hubungan Point-to-Point Antenna Semi-Directional ... 31

Gambar 2.13 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Parabola ... 33

Gambar 2.14 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Grid ... 33

Gambar 2.15 Pola Radiasi Antenna Highly-Directional ... 34

Gambar 2.16 Frensel Zone ... 37

Gambar 2.17 Hubungan Data dan Informasi ... 46

Gambar 2.18 Tahapan pada metode NDLC ... 47

Gambar 3.1 Wireless Radio ... 59

Gambar 3.2 Server ... 60

Gambar 3.3 Jadwal Implementasi Wireless Download Area ... 63


(15)

xxii

Gambar 4.2 Proses download wireless manual di sisworkshop ... 74

Gambar 4.3 Kabel controller VHMS to serial (P/N : 799-608-3220). ... 75

Gambar 4.4 Koneksi controller VHMS dan serial RS232 ... 76

Gambar 4.5 VHMS technical analisis tool box ... 76

Gambar 4.6 Konfigurasi dan proses download manual ... 77

Gambar 4.7 Status download manual ... 77

Gambar 4.8 Data hasil download manual ... 78

Gambar 4.9 Network connection di control panel windows ... 79

Gambar 4.10 Setting SSID dan security di laptop download ... 80

Gambar 4.11 VHMS download tools login ... 81

Gambar 4.12 VHMS download tool searching unit ... 81

Gambar 4.13 VHMS download tool connecting unit ... 82

Gambar 4.14 Data manual wireless download ... 83

Gambar 4.15 VHMS tower automatic download ... 84

Gambar 4.16 Design infrastructure vhms network ... 91

Gambar 4.17 Design Infrastructure wireless type & SSID vhms ... 96

Gambar 4.18 Coverage area tower ... 98

Gambar 4.19 Simulasi Vhms network ... 100

Gambar 4.20 Cloud lokasi Vhms network ... 101

Gambar 4.21 Testing Vhms network ... 102

Gambar 4.22 Software design topologi ... 103


(16)

xxiii

Gambar 4.25 Setting band dan channel ... 108

Gambar 4.26 Setting power level ... 109

Gambar 4.27 Setting security wireless ... 110

Gambar 4.28 Setting SSID dan network type ... 111

Gambar 4.29 Tower UT rabusis ... 112

Gambar 4.30 Skema pemasangan antenna ... 113

Gambar 4.31 Wireless rabusis (190.168.10.13) ... 114

Gambar 4.32 Tower Sisworkshop ... 115

Gambar 4.33 wireless sisworkshop (190.168.10.12) ... 117

Gambar 4.34 Wireless Sisworkshop (190.168.10.11) ... 118

Gambar 4.35 Mikrotik wireless sisworkshop properties ... 119

Gambar 4.36 Mikrotik wireless sisworkshop interface list ... 119

Gambar 4.37 Solar system portable ... 121

Gambar 4.38 Tower vhms portable ... 121

Gambar 4.39 Tower Diagram Vhms portable ... 122

Gambar 4.40 Client Mikrotik 190.168.10.20 View Point Bridge ... 124

Gambar 4.41 Access Point Senao 190.168.10.21 View Point Bridge ... 125

Gambar 4.42 Access Point Senao 190.168.10.26 View Point Bridge ... 126

Gambar 4.43 Ad-Hoc 190.168.10.22 View Point Bridge ... 127

Gambar 4.44 Tower portable 1 ... 128

Gambar 4.45 wireless portable 190.168.10.18 portable 1 ... 130


(17)

xxiv

Gambar 4.48 Diagram tower portable 2………... 133

Gambar 4.49 Wireless 190.168.10.25 portable 2 ... 135

Gambar 4.50 wireless 190.168.10.24 portable 2... 136

Gambar 4.51 Setting ip address mikrotik bridge ... 138

Gambar 4.52 Setting new filter ... 140

Gambar 4.53 Setting action pada mac address ... 141

Gambar 4.54 Mikrotik bridge 190.168.10.203 interface list ... 142

Gambar 4.55 Mikrotik bridge 190.168.10.203 filter list ... 143

Gambar 4.56 Mikrotik bridge 190.168.10.200 interface list ... 144

Gambar 4.57 Mikrotik bridge 190.168.10.200 filter list ... 145

Gambar 4.58 Mikrotik bridge 190.168.10.202 interface list ... 146

Gambar 4.59 Mikrotik bridge 190.168.10.202 filter list ... 146

Gambar 4.60 Mikrotik bridge 190.168.10.201 filter list ... 147

Gambar 4.61 Komodo radio ... 148

Gambar 4.62 Alcon radio ... 148

Gambar 4.63 Radio Omni ... 149

Gambar 4.64 Wireless status unit berat vhms ... 150

Gambar 4.65 Harness Cable ... 151

Gambar 4.66 Diagram pemasangan radio ke unit berat ... 151

Gambar 4.67 Mounting Radio ... 153

Gambar 4.68 PemasanganRJ45 harness ke port female radio ... 154


(18)

xxv

Gambar 4.70 Power dan Grounding ... 155

Gambar 4.71 VHMS Controller ... 156

Gambar 4.72 Vhms download tool icon ... 159

Gambar 4.73 Vhms download tool login ... 160

Gambar 4.74 Vhms download tool scanning unit berat ... 160

Gambar 4.75 Unit yang terdeteksi di download tool ... 161

Gambar 4.76 Auto ftp client time setting ... 162

Gambar 4.77 Auto ftp client destination setting ... 163

Gambar 4.78 Auto ftp client other destination setting ... 163

Gambar 4.79 Ftp receiver data wacher ... 164

Gambar 4.80 Network sisworkshop configuration ... 165

Gambar 4.81 Wireless back up konfigurasi ... 166

Gambar 4.82 Wireless back up konfigurasi direktori ... 167

Gambar 4.83 Mikrotik Back up konfigurasi ... 168

Gambar 4.84 Data hasil download di server Jakarta ... 169

Gambar 4.85 Upload data di vhms bagus ... 170

Gambar 4.86 Status Upload data vhms bagus ... 171

Gambar 4.87 Management ip software ... 172

Gambar 4.88 Sis WAN network monitoring sistem ... 173

Gambar 4.89 local user SIS workshop server ... 174

Gambar 4.90 User vhms bagus ... 175


(19)

xxvi Gambar 4.93 Sis network monitoring ADARO- HO jakarta ... 179 Gambar 4.94 Grafik network Jakarta- Kalimantan ... 180 Gambar 4.95 Monitoring tower software ... 181


(20)

xxi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Wawancara ... A1 Lampiran B Survey ... B1 Lampiran C Dokumentasi instalasi tower ... C2 Lampiran D Simulation Prototipe ... D1


(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi yang semakin maju ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bagian teknologi informasi. Kebutuhan akan informasi semakin cepat, tepat, dan akurat merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan saat ini. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa informasi memegang peranan penting dalam aktivitas kehidupan masyarakat terlebih lagi pada sebuah perusahaan. Perusahaan yang sedang maju dan berkembang sangat membutuhkan informasi yang terbaru guna menunjang suatu keputusan. Akan sia - sia jika suatu informasi tidak didukung oleh teknologi yang cukup memadai. Karena informasi merupakan salah satu asset berharga dalam suatu perusahaan. Informasi tersebut berupa data, dokumen – dokumen dan berita yang terjadi di dalam lingkungan perusahaan sehingga tidak sampai keluar lingkungan perusahaan (kerahasiaannya terjamin).

PT. Saptaindra Sejati (PT. SIS) adalah salah satu perusahaan kontraktor pertambangan batu bara (Mining Contractor) yang memiliki 7

job site (lokasi pertambangan batu bara) yang berada di Kalimantan dan

kantor pusat (Head Office) yang berada di Jakarta. Dalam kegiatan pertambangannya PT. Saptaindra Sejati banyak menggunakan Unit Berat dari PT. Komatsu.Tbk sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan


(22)

2 produksi batubara dari tiap-tiap Job site yang digunakan oleh Coal Costumer untuk di proses sebagai bahan bakar industri.

Dalam melakukan proses Download health parameter unit dengan menggunakan VHMS diharapkan dapat dilakukan secara maksimal sehingga tidak mengganggu kinerja tiap-tiap divisi. namun yang masih sering terjadi sekarang adalah saat proses download health parameter unit dengan menggunakan VHMS oleh user masih dilakukan secara manual dengan mendatangi tiap-tiap unit yang sedang parkir yang akan di lakukan

maintenance dan monitoring. hal ini tentunya tidak efektif terlebih lagi

proses download manual ini tidak dapat memenuhi kebutuhan daily

monitoring dan maintenance karena keterbatasan man power dan

donwload area tiap-tiap unit yang terus mobile dalam memenuhi

kebutuhan produksi oleh karena itu adanya sistem wireless automatic

download yang dapat mengirimkan hasil health parameter secara

otomatis dari unit yang sedang parkir maupun bergerak ketika melewati

coverage area tower wireless akan sangat berguna terlebih lagi Proses

download yang dilakukan lebih terschedule dan data health parameter

hasil donwload menjadi lebih terdistribusi di komputer server

Pada penelitian ini sistem yang dikembangkan adalah proses

download health parameter dengan VHMS wireless download sistem,

VHMS wireless download sistem digunakan karena proses download yang dapat dilakukan secara automatic dan untuk coverage area donwload


(23)

3 mendatangi tiap unit untuk melakukan proses download karena tiap unit yang melewati tower-tower yang sudah dipasang akan secara automatic

terdownload health paramaternya, setiap parameter yang terdownload

sudah terdistribusi di server dan siap digunakan oleh pihak Plant dan

engineering

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, penulis mengajukan pemecahan masalah dengan “Pengembangan Jaringan Wireless Untuk

Menggantikan Download Manual Pada Vehicle Helath Monitoring

System Di PT. Saptaindra Sejati”.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara merancang dan mengimplementasikan wireless untuk menggantikan

download manual yang selama ini menjadi kendala jika digunakan cara

manual download unit dengan Vehicle health monitoring sytem,data yang ada pada unit berat dibutuhkan oleh pihak engineering dan plant agar dapat didownload secara automatic diolah lebih lanjut untuk proses

periodic chek unit, maintenance dan monitoring unit berat yang digunakan


(24)

4

1.3 Batasan Masalah

Karena kompleknya masalah yang ada di lapangan, maka penulis perlu membatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Dalam merancang wireless automatic download vehicle heath

monitoring system ini, ruang lingkupnya hanya sebatas Site Adaro

Minning Operation PT. Saptaindra Sejati.

2. Penerapan VHMS automatic download sistem ini lebih kepada

Wireless Solution System Teknologi

3. Karena keterbatasan tools, dalam simulasi yang dibuat ada beberapa device yang di gantikan fungsinya

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan sistem VHMS manual

download menjadi wireless download system yang berfungsi

mendownload parameter unit yang dibutuhkan pihak Plant dan

engineering secara automatic dan terdistribusi untuk proses maintenance

dan monitoring unit guna mencapai proses produksi yang tinggi pada


(25)

5

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, diantaranya adalah sebagi berikut :

1. Penulis

a. Penulis dapat lebih mendalami dan memahami mengenai teknologi wireless pada Vehicle Healh Monitoring System di mana penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan teknologi tersebut.

b. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar S1 (Strata 1) pada Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang telah diperoleh masa kuliah.

b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya

dan sebagai bahan evaluasi. 3. Pengguna

a. Memberikan kemudahan dalam berbagi informasi pihak engineering dan plant dalam mengambil keputusan teknis terhadap unit berat di PT. Saptaindra Sejati .


(26)

6 b. Mengoptimalkan proses download Vehicle Helath Monitoring

System dalam hal waktu dan download area dengan

menggunakan wireless teknologi.

c. Memaksimalkan unit berat yang bekerja karena dengan

vehicle health monitoring system semua unit berat sudah bisa

di prediksi

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, ada beberapa metode yang penulis lakukan:

1. Metode Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam penelitian ini.

2. Metode Wawancara (interview)

Tindakan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula. Dalam hal ini, penulis mengadakan tanya jawab dengan para karyawan PT. Saptaindra Sejati

3. Metode Observasi

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian, yaitu pengaksesan dokumen – dokumen oleh karyawan PT. Saptaindra Sejati.


(27)

7 4. Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dalam penelitian ini penulis mengunakan Model Networking Development Life Cycle (NDLC). Perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi, Sehingga penggunaan metode dan pemahaman tentang internetworking

requirement sangat dibutuhkan agar reliability dan internetworking

bisa tercapai (Stiawan, Fundamental Internetworking Development

& Design Life Cycle)

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, keseluruhan perancangan sistem ini dibagi menjadi lima bab dengan pokok pikiran dari tiap-tiap bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.


(28)

8 BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis mengemukakan dan membahas teori tentang wireless network teknologi, Vehicle health monitoring system download tools.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang metode yang digunakan penulis baik dalam pengumpulan data maupun metode untuk pengembangan sistem pada penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam Perancangan wireless untuk menggantikan download manual dengan menggunakan vehicle helath monitoring system

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini, penulis mencoba untuk menyimpulkan hasil akhir dari penelitian dan permasalahan-permasalahan yang dibahas serta mengemukakan beberapa saran yang dianggap perlu dalam pengembangan sistem ini lebih lanjut.


(29)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Pengembangan wireless untuk menggantikan manual

download dengan vehicle health monitoring sistem

2.1.1Definisi pengembangan system

Pengembangan sistem (systems development) adalah menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu : ketidakberesan dalam sistem, pertumbuhan organisasi, untuk meraih kesempatan, atau karena adanya instruksi-instruksi (Jogiyanto, 2000 : 35).

2.1.2Definisi jaringan wireless

Jaringan wireless adalah jaringan yang memungkinkan orang melakukan komunikasi dan mengakses aplikasi dan informasi tanpa kabel (nirkabel), yang memberikan kebebasan bergerak dan kemampuan memperluas aplikasi ke berbagai gedung, kota atau hampir ke semua tempat di dunia (Geier, 2005 : 1)

Wireless LAN dapat di definisikan sebagai sebuah system

komunikasi data fleksibel yang dapat digunakan untuk menggantikan atau menambah jaringan LAN yang sudah ada untuk memberikan


(30)

10 tambahan fungsi dalam konsep jaringan computer pada umumnya. Fungsi yang ditawarkan disini dapat berupa konektivitas yang andal sehubungan dengan mobilitas user. (Hantoro, 2009 : 2)

2.1.3Manual Download VHMS Data

Setiap unit Komatsu yang dilengkapi dengan perangkat VHMS technology selalu dilengkapi dengan satu atau dua port

khusus untuk VHMS Data Download dengan lokasi yang berbeda sesuai Machine Model yang dijelaskan pada halaman berikut.

Download VHMS Data secara manual hanya bisa dilakukan

menggunakan kabel Download Komatsu P/N 799-688-3220 dan

Software Download Tools Komatsu yang hanya diperbolehkan untuk

Laptop Tools VHMS milik PT. United Tractors (Authorized

Distributor).Validitas VHMS Data yang tersimpan didalam VHMS

Controller ditentukan oleh pelaksanaan initial setting VHMS &

Download Data. (Manual Book VHMS Technology, 2008: 14)

2.1.4 Vehicle Helath Monitoring System (VHMS ) WirelessDownload System

Vehicle Helath Monitoring System (VHMS) adalah sebuah

teknologi untuk monitoring keadaan unit berat komatsu seperti HD

Truck, dump truck, excavator PC 200, PC 300, Hydraulic truck


(31)

mesin-11 mesin tertentu dan VHMS merupakan program untuk melihat parameter dari tiap bagian mesin berupa grafik diagram dan tabel angka guna melakukan analisis sebelum dan sesudah terjadi

unscheduled breakdown . (Manual Book VHMS Technology, 2008:

19).

Sedangkan VHMS wireless download system adalah cara mendownload VHMS melalui wireless baik langsung dengan laptop

atau automatic tower download jika unit berat tersebut melewati tower jaringan pada sistem jaringan wireless pada PT. Saptaindra Sejati, dengan cara mendownload beberapa informasi untuk kebutuhan pertambangan. Tujuan Setting VHMS Controller adalah untuk Set up Machine Identification (S/N Machine, S/N Engine, S/N TransmisiTransmisi) ) kedalamVHMS controller VHMS dan set-up

time zone dimana disesuaikan dengan lokasi unit berada . (Manual

Book VHMS Technology, 2008: 24).

2.2. Teknologi Jaringan Wireless

2.2.1Referensi Model OSI

Model ini disebut OSI (Open System Interconnection)

Reference Model, Karena model ini ditujukan untuk pengkoneksian

open system, yang dikembangkan oleh International for

Standardization (ISO) pada tahun 1984. OSI menggambarkan


(32)

12 komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu

software aplikasi di komputer lain. OSI secara konseptual terbagi

terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing memiliki fungsi jaringan yang spesifik. (Syafrizal , 2005 : 74-89)

Gambar 2.1 Model Referensi OSI (Syafrizal, 2005:75)

a. Physical Layer bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan

mengatur physical interface jaringan komputer. Pada lapisan ini, hubungan antar interface-interface dari perangkat keras diatur seperti hubungan antara DTE dan DCE. Interface yang di definisikan pada lapisan ini antara lain 10BaseT, 100BaseTX, V35, X.21 dan High Serial Interface (HSSI)

b. Data Link Layer Mengatur topologi jaringan, Error notification

dan Flow Control. Tugas utamanya adalah sebagai fasilitas

transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi

c. Network Layer berfungsi untuk mengendalikan operasi subnet


(33)

13 jaringan. Masalah desain yang penting adalah bagaimana cara menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya.

d. Transport Layer berfungsi Menerima data dari session layer,

memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar.

e. Session Layer berfungsi untuk mengijinkan para pengguna untuk

menetapkan session dengan pengguna lainnya. Layer ini membuka, mengatur, dan menutup suatu session antara aplikasi-aplikasi.

f. Presentation Layer berfungsi untuk melakukan fungsi-dungsi

tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Selain memberikan sarana-sarana pelayanan untuk konversi, format dan enkripsi data.

g. Application Layer berfungsi untuk memberikan sarana pelayanan

langsung ke user, yang berupa aplikasi-aplikasi dan mengadakan komunikasi dari program ke program.

2.2.2Pengertian TCP/IP

TCP/IP adalah sekumpulan protocol yang terdapat di dalam jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar data antar komputer. TCP/IP merupakan protokol standar pada jaringan internet yang menghubungkan banyak


(34)

14 komputer yang berbeda jenis mesin maupun sisten operasi agar dapat berinteraksi satu sama lain. (Syafrizal, 2005 : 96)

2.2.3Kelebihan Wireless

Terdapat beberapa keuntungan yang di dapat dari penggunaan WLAN, diantaranya : (Hantoro, 2009 : 5-7)

a. Mobilitas Tinggi

WLAN memungkinkan klien untuk mengakses informasi secara

real-time dimanapun dalam jangkauan WLAN sehingga

meningkatkan kualitas layanan dan produktifitas yang tidak mungkin dapat diberikan oleh jaringan LAN bisa. Pengguna dimanapun dia berada baik di area kantor bahkan di area publik

(hotspot) akan selalu dapat tersambung ke internet. Dengan

demikian akan mendukung komunikasi suara, data dan informasi yang lebih cepat guna.

b. Kemudahan dan Kecepatan Instalasi

Instalasi WLAN sangat mudah dan cepat tanpa harus menarik dan memasang kabel melalui dinding atau atap. Kabel digunakan hanya untuk menghubungkan AP ( Akses Point) ke jaringan (HUB/Switch/Router). Sedangkan koneksi dari station (komputer) pelanggan terhubung ke jaringan via radio


(35)

15 tiap station (komputer) yang akan tersambung ke jaringan LAN diperlukan penarikan kabel satu per satu ke HUB/Switch.

c. Fleksibel

Teknologi WLAN memungkinkan untuk membangun jaringan pada area yang tidak mungkin atau sulit untuk dijangkau oleh kabel. Seperti di kota-kota besar, di tempat-tempat yang tidak tersedia infrastruktur kabel, WLAN dapat digunakan untuk menggantikan teknologi Leased-Line.

d. Menurunkan Biaya Kepemilikan

Biaya investasi awal untuk perangkat keras WLAN lebih mahal dari pada LAN konvesional, tapi biaya instalasi dan perawatan jaringan WLAN lebih murah, sehingga secara total dapat menurunkan besar biaya kepemilikan. Disamping itu sangat cocok untuk lingkungan dinamis di mana sering terjadi perpindahan, penambahan atau perubahan posisi kerja.

e. Scalable

WLAN dapat di gunakan dengan berbagai topologi jaringan sesuai dengan kebutuhan instalasi atau spesifikasi, mulai dari jaringan independent yang hanya terdiri dari beberapa klien saja, sampai jaringan infrastuktur yang terdiri dari ribuan klien


(36)

16 f. Produktifitas

Kapabilitas dalam hal komputasi merupakan syarat mutlak untuk suatu korporasi agar produktifitas karyawan dapat diandalkan. Dengan dukungan teknologi WLAN maka karyawan (workers) dapat selalu tersambung ke internet dalam keadaan mobile.

Teknologi jaringan wireless memungkinkan kita untuk mempertahankan keindahan dan kenyamanan ruangan tanpa harus terganggu banyaknya instalasi kabel jaringan, untuk membangun sebuah jaringan wireless access point sederhana maka dibutuhkan beberapa fitur utama diantaranya : (Ahmad Saefudin Surapermana, http://blog.sivitas.lipi.go.id)

a. Mendukung IEEE802.11g, IEEE802.11b, IEEE802.3, IEEE802.3u standards

b. Mengadopsi teknologi transmisi wireless LAN 2x to 3x extended Range dan 108M Super G .

c. Mendukung kecepatan transfer wireless LAN data 108/54/48/36/24/18/12/9/6Mbps or 11/5.5/3/2/1Mbps wireless

LAN.

d. Menyediakan fasilitas sekuriti ekripsi WEPs 64/128/152-bit WEP

e. Menyediakan fasilitas keamanan WPA/WPA2 dan WPA-PSK/WPA2-PSK autotentikasi dan enkripsi TKIP/AES


(37)

17 f. Built-in DHCP server yang mendukung distribusi alamat IP

dinamis.

g. Mendukung filtering alamat MAC.

h. Mendukung multi mode operasional wireless (Access Point,

Client, Repeater, Point to Point, Point to Multi-point)

i. Mendukung TCP/IP, DHCP, SNMP j. Mendukung statistik trafik.

k. Mendukung upgrade firmware.

l. Mendukung Remote dan Web manajemen

2.2.4Standarisasi Wireless LAN

Wireless LAN mengirim menggunakan frekuensi radio,

wireless LAN diatur oleh jenis hukum yang sama dan digunakan

untuk mengatur hal-hal seperti AM/FM radio. Federal

Communications Commission ( FCC) mengatur penggunaan alat dari

wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN sekarang, menerima

beberapa standard operasional dan syarat dalam Amerika Serikat yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic

Engineers (IEEE). Beberapa Standar wireless LAN :

a. IEEE 802.11 : standar asli wireless LAN menetapkan tingkat perpindahan data yang paling lambat dalam teknologi transmisi light-based dan RF.


(38)

18 b. IEEE 802.11b : menggambarkan tentang beberapa transfer data yang lebih cepat dan lebih bersifat terbatas dalam lingkup teknologi transmisi.

c. IEEE 802.11a : gambaran tentang pengiriman data lebih cepat dibandingkan (tetapi kurang sesuai dengan) IEEE 802.11b, dan menggunakan 5 GHZ frekuensi band UNII

d. IEEE 802.11g : syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11 standard yang menguraikan transfer data sama dengan cepatnya seperti IEEE 802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang memungkinkan untuk lebih murah.

2.2.5KomponenWireless LAN

Dalam membentuk suatu jaringan WiFi, maka diperlukan beberapa perangkat agar komunikasi antara station dapat dilakukan. Secara umum komponen wireless LAN itu terdiri atas perangkat diantaranya : (Hantoro, 2009 : 19)

a. Accesss Point (AP)

Pada wireless LAN, device transceiver disebut sebagai Access

Point, dan terhubung dengan jaringan (LAN) melalui kabel

(bisaanya berupa UTP). Fungsi Access Point adalah mengirim dan menerima data, serta berfungsi sebagai buffer data antara

Wireless LAN dengan wired LAN. Satu akses point dapat


(39)

19 satu access point manksimal menangani 30 user). Karena dengan semakin banyaknya user terhubung ke AP maka kecepatan yang diperoleh tiap user juga akan semakin berkurang

Gambar 2.2 Access Point yang Terhubung ke Jaringan (Hantoro, 2009:19)

b. Extension Point

Untuk mengatasi berbagai masalah khusus dalam topologi jaringan desaigner dapat menambahkan extension point untuk menambah cakupan jaringan. Extension point hanya berfungsi layaknya repeater untuk client di tempat lebih jauh. Syarat AP yang digunakan sebagai extension point ini adalah terkait dengan


(40)

20 terhubung langsung dengan LAN backbone) dan AP repeater -nya harus memiliki frekuensi yang sama.

Gambar 2.3 Penggunaan Extension Point (Hantoro, 2009:21)

c. Antena

Terdapat beberapa tipe antenna yang dapat mendukung dalam implementasi wireless LAN, ada yang tipenya omni, sectorized

serta directional. Khusus antenna directional umumnya digunakan jika diinginkan jaringan antar-2 gedung yang bersebelahan ( konfigurasi point to point).

d. Wireless LAN Card

Wireless LAN Card dapat berupa PCMCIA, ISA Card. USB

card atau Ethernet card dan sekarang banyak dijumpai sudah

embedded di terminal (notebook maupun HP). Bisaanya

PCMCIA digunakan untuk notebook sedangkan yang lain digunakan untuk computer desktop. Wireless LAN card ini


(41)

21 berfungsi sebagai interface antara sistem operasi jaringan client

dengan format interface udara ke AP.

2.2.6Media Transmisi Wireless LAN

WLAN menggunakan standar protocol open system

interconnection (OSI). OSI memiliki tujuh lapisan dimana lapisan

pertama adalah lapisan fisik. Lapisan pertama ini mengatur segala hal yang berhubungan dengan media transmisi termasuk di dalamnya spesifikasi besarnya frekuensi, redaman, besarnya tegangan, daya

interface, media penghubung antar-terminal dan lain-lain. Media

transmisi data yang digunakan oleh WLAN adalah : (Hantoro, 2009 : 25)

a. Infra Red (IR)

Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat,

contohnya remote control untuk televisi. Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah dan lebih bersifat directional. WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi karena dapat menawarkan data rate tinggi ( 00-an Mbps), komsumsi dayanya kecil dan harganya murah

b. Radio Frekuensi (RF)

Radio frekuensi lebih popular untuk jarak jauh, bandwidth yang lebih tinggi, dan cakupan yang lebih luas. Sebagian besar WLAN


(42)

22 saat ini menggunakan pita frekuensi 2.4 Gigahertz (GHz). Jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung teknik

handoff, mobilitas yang tinggi dan meng-cover daerah yang

berjarak jauh.

Tabel 2.1 Tabel Pita ISM (Hantoro, 2009:27) Frekuensi

Spesifikasi

915 MHz 2.4 GHz 5.8 GHz

Frekuensi 902-928 MHz 2400-2483.5 MHz 5725-5850MHz

Bandwidth 25 MHz 83.5 MHz 125 MHz

Jangkauan Transmisi Paling Jauh 5% < 915 MHz 205 < 915 MHz

Pemakaian Sangat Ramai Sepi Sangat Sepi

Delay Besar Sedang Kecil

Sumber Interferensi Banyak Sedang Sedikit

2.2.7Metode Akses Spread Spectrum Technology

Wireless LAN mentransfer data melalui udara dengan

memancarkan gelombang elektromagnetik yang menggunakan teknologi Spread-Sprectrum Technology (SST). Teknologi ini terus mengubah-ubah secara kontinu cara pengiriman datanya baik itu mengubah frekuensi carrier-nya atau mengubah data pattern-nya. SST merupakan salah satu pengembangan dari teknologi Code

Division Multiple Access (CDMA), Dengan urutan kode (code

sequence) yang unik. Data ditransfer ke udara dan diterima oleh


(43)

23

Channel

encoder Modulator Channel De-Modulator De-encoderChannel

Pseudonoise generator Pseudonoise generator Input Data Spreading Code Spreading Code Output Data

Gambar 2.4 Model Umum dari Spread Spectrum Technology (Hantoro, 2009:31)

2.2.8Prinsip Antenna RF (radio frekuensi)

Antenna RF adalah peralatan yang digunakan untuk menkonversikan sinyal frekuensi tinggi(RF) pada garis transmisi (kabel atau waveguide) ke gelombang siaran di udara. Medan elektrik dipancarkan dari antenna yang disebut beams atau lobes. Dibawah ini adalah 3 kategori umum dari antenna RF, yaitu : 1. Omni – directional

2. Semi – directional 3. Highly – directional

Tiap kategori mempunyai bermacam-macam tipe antenna, masing-masing mempunyai karakteristik RF yang berbeda dan penggunaan yang tepat. Ketika penambahan antenna meningkat, lingkup area menyempit sehingga antenna high-gain menawarkan lingkup area lebih luas daripada antenna low-gain pada level masukan (input) yang sama. Setelah mempelajari bagian ini, Anda akan mengerti antenna mana dan berapa jumlah yang terbaik sesuai kebutuhan anda dan kenapa (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 79-86).


(44)

24 2.2.9Antenna Omni – directional (Dipole)

Antenna wireless Lan yang paling umum adalah antenna dipole. Sederhana dalam design, antenna dipole merupakan peralatan standar pada kebanyakan access point. Dipole adalah antenna omni-directional, karena ia memancarkan energinya secara bersamaan pada semua arah sekitar porosnya. Antenna directional memusatkan energinya dalam bentuk kerucut, dikenal dengan “beam”. Dipole mempunyai element pemancaran hanya 1 inchi panjangnya yang melakukan fungsi yang sama dengan antenna “rabbit ears” pada seperangkat televise. Antenna dipole yang digunakan dengan wireless LAN lebih kecil karena 80 frekuensi wireless LAN dalam 2,4 GHz spectrum microwave sebagai ganti dari 100 Mhz spectrum TV. Bila frekuensinya meninggi, wavelength dan antennanya menjadi kecil.


(45)

25 Gambar 2.5 Energi Radiasi Dipole (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 78).

Gambar 2.5 menunjukkan bahwa energi radiasi dipole di pusatkan pada daerah yang tampak seperti sebuah donat, dengan dipole secara vertical melalui “lubang” dari “donat”. Sinyal dari antenna omni-directional memancar dalam 360 derajat horizontal beam. Bila antenna memancar pada semua arah secara bersamaan (membentuk sebuah bulatan), ini disebut radiator isotropic. Matahari adalah contoh yang bagus dari radiator isotropic. Kita tidak bisa membuat isotropic radiator, yang mana secara teori merujuk pada antenna, meski demikian, prakteknya antenna semua mempunyai beberapa tipe gain over dari isotropic radiator. Semakin tinggi nilai gain-nya (penambahan), semakin keras kita menekan donat menjadi datar hingga ia mulai kelihatan seperti pancake, yang pada kasus dengan antenna yang mempunyai nilai gain sangat


(46)

26 tinggi. Pancaran dipole secara bersamaan pada semua arah mengelilingi porosnya, tapi tidak memancar bersama dengan panjang kabelnya, layaknya pola donat. Perhatikan tampak samping dari pancaran dipole ketika ia memancarkan gelombang pada gambar 2.5. gambar ini juga mengilustrasikan bahwa antenna dipole membentuk pola pancaran bila dilihat dari atas disamping antenna vertical.

Gambar 2.6 Pola pancaran dari Antenna Vertikal (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 79).

Bila antenna dipole ditempatkan di tengah-tengah satu lantai dari banyak bangunan, kebanyakan energinya akan di pancarkan terus pada lantai tersebut, dengan beberapa bagian penting kecil yang dikirim ke lantai atas dan bawah access point. Gambar 2.6 menunjukkan contoh dari beberapa tipe yang berbeda dari antenna


(47)

27 omni-directional. Gambar 2.6 menunjukkan contoh dua-dimensi dari tampak atas dan tampak samping antenna dipol

Gambar 2.7 Tipe dari Antenna Omni-Directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 80).

Gambar 2.8 Lingkup Area Antenna Omni-Directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 80).

Antenna high-gain omni-directional menawarkan jangkauan yang lebih horizontal, namun jangkauan yang vertical dikurangi, seperti tampak pada gambar 2.8. karakteristik ini bisa


(48)

28 menjadi pertimbangan penting ketika memasang antenna omni high-gain dalam ruangan pada langit-langit. Bila langit-langitnya terlalu tinggi, jangkauannya bisa tidak mencapai lantai, dimana user berada. Antenna omni-directional digunakan ketika melingkupi semua arah sekitar poros horizontal dari antenna dibutuhkan. Antenna omni-directional sangat efektif dimana jangkauan besar dibutuhkan disekitar titik pusat. Sebagai contohnya, menempatkan antenna omni-directional di tengan-tengah sebuah ruangan terbuka dan besar akan melengkapi lingkupan yang bagus. Antenna omni-directional umumnya digunakan untuk design point-to-multipoint dengan bentuk bintang (Lihat gambar 2.8). Penggunaan di luar ruangan, antenna omni-directional harus diletakkan di atas dari struktur (misalnya bangunan) pada pertengaha lingkup area. Contohnya, pada sebuah kampus, antenna bisa saja ditempatkan di pusat kampus untuk lingkup area yang terbesar. Ketika digunakan di dalam ruangan, antenna harus ditempatkan di tengah bangunan atau lingkup area yang diinginkan, dekat dengan langit-langit, untuk jangkauan yang optimum. Antenna omnidirectional memancarkan jangkauan area yang besar pada pola lingkaran dan

cocok untuk warehouse atau tradeshows dimana lingkupnya biasanya dari satu sudut bangunan ke sudut bangunan lain.


(49)

29

Gambar 2.9 Sambungan point-to-multipoint (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 82).

2.2.10 Antenna semi-directional

Antenna semi-directional terdiri dari bermacam-macam bentuk dan jenis. Beberapa tipe antenna semi-directional yang sering digunakan bersama wireless LAN adalah antenna Patch, Panel dan Yagi (dibaca “YAH-gee”). Semua antenna tersebut umumnya berbentuk datar dan dirancang untuk dinding gunung. Tiap tipe mempunyai karekteristik jangkauan yang berbeda. Gambar 2.10 menunjukkan beberapa contoh dari antenna semi-directional.


(50)

30

Gambar 2.10 Contoh antenna semi-directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007:83 ).

Antenna tersebut merubah energi dari pemancar lebih ke satu arah khusus daripada kearah yang sama., pola lingkaran yang umum dengan antenna omnidirectional. Antenna semi-directional sering memancarkan pada bentuk hemispherical atau pola lingkup silinder seperti bisa dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.10 Jangkauan Antenna Semi-Directional “Directional Patch Antena” (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 84).

Gambar 2.11 Jangkauan Antenna Semi-Directional “Directional Yagi Antena” (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 84).


(51)

31 Antenna semi-directional idealnya cocok untuk jembatan dengan jarak pendek atau rata-rata. Sebagai contoh, dua bangunan kantor yang bersebrangan jalan satu sama lain dan perlu membagi koneksi jaringan akan menjadi scenario yang bagus untuk mengimplementasikan antenna semi-directional. Pada ruang tertutup yang luas, bila pemancar harus diletakkan di sudut atau pada bagian belakang bangunan, koridor, atau ruangan besar, antenna semi-directional akan menjadi pilihan yang baik untuk menyediakan jangkauan yang tepat. Gambar 3.2 menggambarkan hubungan antara dua bangunan yang menggunakan antenna semi-directional.

Gambar 2.12 Hubungan Point-to-Point Menggunakan Antenna

Semi-Directional ( Sukaridhoto Sritrusta,2007: 86 ).

Seringkali, sebelum penelitian di tempat tertutup, para insinyur akan secara terus-menerus berpikir pada bagaimana cara terbaik untuk meletakkan antenna omni-directional. Pada beberapa kasus,


(52)

32 antenna semi-directional menyediakan jangkauan yang amat sangat luas sehingga mereka bisa menyingkirkan kebutuhan pada multiple access point dalam bangunan. Sebagai contoh, pada gang yang panjang, beberapa access point dengan antenna omni-directional mungkin digunakan atau mungkin hanya satu atau dua accecc point dengan penempatan antenna semi-directional yang sepantasnya – menghemat sejumlah uang

pelanggan secara signifikan. Pada beberapa kasus, antenna semi-directional mempunyai bagian belakang dan samping yang berbentuk bola yang, bila digunakan secara efektif, akan mengurangi kebutuhan akan penambahan access point lebih jauh. Secara spesifik, antenna Yagi sangat cocok untuk sinyal yang menjangkaun jalan kecil atau jalur di tempat duduk pada warehouse, palang jalan, toko retail atau fasilitas manufaktur.

2.2.11 Antenna highly-directional

Dari namanya sudah bisa ditebak, antenna highly-directiona memancarkan sinyal sinyal terbatas dari tipe antenna apapun dan mempunyai gain terbesar dari ketiga group antenna. Antenna highly-directional secara khusus berbentuk cekung, peralatan berbentuk piringan, seperti bisa dilihat pada gambar 2.13 dan 2.14 antenna ini cocok untuk jarak jauh, hubungan wireless poin-to-point. Beberapa model ditujukan pada parabolic dishes karena


(53)

33 mereka menyerupai piringan satelit kecil. Yang lainnya disebut antenna grid karena design mereka yang bolong untuk pengisian angin.

Gambar 2.13 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Parabola

(Sukaridhoto Sritrusta,2007: 87).

Gambar 2.14 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Grid


(54)

34 Gambar 2.15 Pola Radiasi Antenna Highly-Directional (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 89).

Antenna high-gain tidak mempunyai jangkauan area yang peralatan klien bisa digunakan. Antenna ini digunakan untuk hubungan komunikasi point-to-point dan bisa memancarkan pada jarak hingga 25mil (42km). Kemampuan antenna

highly-directional adalah bisa menghubungkan dua bangunana yang tepisah beberapa mil satu sama lain dan tidak punya hambatan jarak penglihatan diantara mereka. Ditambah pula, antenna ini bisa ditujukan secara langsung satu sama lain melalui bangunan dengan tujuan untuk “meledak” melalui sebuah hambatan. Susunan ini bisa digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan sambungan jaringan ke tempat yang tdak bisa dilewati kabel dan dimana jaringan wireless normal tidak bisa bekerja.

Note : antenna higly-directional mempunyai beamwidth yang sangat terbatas dan harus ditujukan secara akurat satu sama lain. Prinsip antenna yang secara langsung berhubungan penggunaan


(55)

35 Wireless LAN. Tidak penting bagi Wairless LAN untuk secara detail untuk memahami desain antenna untuk mengadmintrasi network. Sepasang point utama yang penting untuk dimengerti untuk antenna adalah:

1. Antenna menkonversi energi listrik gelombang ke gelombang RF. Dalam kasus antenna pentramisi, atau gelombang RF ke energi elektik dalam kasus antenna penerima.

2. Dimensi fisik antenna seperti panjangnya berhubungan langsung dengan frekuensi dimana antennanya dapat menghambat gelombang atau menerima gelomang terhambat. Beberapa point penting dalam memahami pengadmintrasian werless LAN bebas lisensi adalah garis panjang, efek zona fresnel (baca : fra-nel) dan penapaian antenna, dalam melalui beamwidth terfokus. Point ini akan didiskusikan dalam bagian ini.

Dengan cahaya tampak, visual LOSD (yang lebih sederhana dikenal sebagai LOS) didefinisikan sebagai garis lurus dalam objek dalam pandangan (transmiter) kemata pengamat. LOS merupakan garis lurus karena gelombang cahaya bisa berubah-ubah karena refraksi, defraksi, dan refleksi dengan cara yang sama dengan RF refreksi. Gambar berikut mengilustrasikan LOS. RF bekerja mirip dengan cahaya tampak pada wireless LAN dengan satu pengecualian: RF LOS dapat juga dipengaruhi oleh pengeblokkan


(56)

36 zona Fresnel. Bayangkan jika anda melihat kearah sebuah pipa sepanjang dua kaki kemudian obstruksi mengeblok dalam pipa. Ilustrasi sederhana ini menunjukkan bagaimana RF bekerja ketika benda mengeblok zona Fresnel, kecuali bahwa dengan pipa itu anda dapat melihat ujung lainnya pada beberapa derajat. Dengan RF kemampuan yang sama terbatasnya untuk melihat translasi kekoneksi yang korup atau yang rusak, RF LOS penting karena RF tidak sama seperti cahaya tampak berkerja.

2.2.12 Daerah Fresnel (Fresnel Zone)

Sebuah keputusan ketika merencanakan atau memperbaiki RF LAN adalah zona Fresnel. Zona Fresnel menepati beberapa seri dari area berbentuk elips konsentrik disekitar jalan LOS seperti terlihat Gambar 2.10. Zona Fresnel penting dalam entergritas RF link karena dapat memperbaiki area disekeliling LOS yang dapat memngenali interferensi sinyal RF jika terblok. Objek dalam zona Fesnel seperti pohon, bukit, dan bangunan dapat menyebarkan atau dapat memantulakn sinyal utama keluar dari penerima, mengubah RF LOS. Objek-objek ini juga dapat menyerap atau menyebarkan sinyal RF utama menyebabkan degradasi atau kehilangan sinyal.


(57)

37 Gambar 2.16 Frensel Zone(Sukaridhoto Sritrusta,2007: 90 ). Radius fresnel zone dari titik terluarnya dapat dihitung dengan

menggunakan rumus r = 43.3 x √4d∕4f.

2.2.13 Obstruction

Mempertimbangkan pentingnya jarak jangkauan fresnel zone, oleh karena itu penting juga mengukur derajat yang dapat blok oleh fresnel zone. Sebuah Rf sinyal, ketika secara partial di-blok akan membelok mengelilingi sebuah penghambat beberapa derajat, beberapa halangan fresnel zone dapat terjadi tanpa adanya gangguan link yang berarti. Secara khusus, 20-40% gangguan fresnel zone memasukkan sedikit tanpa adanya campur tangan kedalam link. Hal tersebut selalu menimbulkan kesan error/salah pada sudut conservative yang membolehkan tidak lebih dari 20% gangguan pada fresnel zone. Lebih jelasnya, jika pohon atau objek lain adalah sumber dari gangguan, kemungkinan perlu mempertimbangkan design sebuah link yang didasarkan pada 0% gangguan. Jika lebih dari 20% fresnel zone dari sebuah RF link


(58)

38 yang dimaksud telah ter-blok, atau jika sebuah aktif link menjadi ter-blok oleh bangunan baru atau pohon yang tumbuh, biasanya dengan menaikkan ketinggian antenna akan mengurangi masalah. Sebuah pertanyaan yang umum ditanyakan tentang fresnel zone adalah ketika menggunakan peralatan indoor wireless LAN seperti PC cards dan access point, yaitu tentang bagaimana gangguan pada fresnel zone mampu mempengaruhi instalasi indoor. Pada sebagian besar instalasi indoor, RF sinyal mampu menyambung jalur, memantulkan, dan membelok mengelilingi dinding, perabotan, dan gangguan yang lain. Fresnel zone dikatakan tidak melanggar batas kecuali jika secara partial atau penuh sinyal ter-blok. Ini adalah sebuah kasus yang kadang kala terjadi, tetapi jarang diperhatikan oleh sebagian besar pengguna wireless mobile. Di lingkungan mobile, fresnel zone secara terus-menerus berubah sehingga pengguna secara normal membebaskan hal tersebut dan berpikir bahwa coverage yang mereka tempati jelek, tanpa berpikir kenapa coverage area yang tersebut menjadi tidak bagus(Sukaridhoto Sritrusta,2007: 93).

2.2.14 Antenna Gain (Penguatan Antena)

Sebuah element antenna yang secara tipikal tidak diasosiasikan dengan amplifier dan filter disebut passive device. Tidak ada proses pengkondisian, penguatan, atau manipulasi sinyal oleh element antenna itu sendiri. Sebuah antenna dapat


(59)

39 mempengaruhi proses penguatan (amplification) dari bentuk fisiknya. Proses pengguatan antenna merupakan hasil dari proses pemusatan(focusing) radiasi RF kedalam sebuah penguat beam, yang hanya sebagai bulb dari flashlight yang dapat difokuskan kedalam penguat beam yang membuat sebuah sumber menyerupai lampu penerang yang mengirimkan lampu selanjutnya. Focusing radiasi diukur dengan cara beamwidth, dari derajat horizontal dan vertical. Contohnya, sebuah omni-directional antenna memiliki 360 derajat horizontal beamwidth. Dengan membatasi 360 derajat beamwidth kedalam beam yang difokuskan kembali, katakanlah sebesar 3 derajat, pada daya yang sama gelombang RF akan diradiasikan kembali. Hal ini tergantung bentuk design dari antenna, patch, panel, dan yagi (yang kesemuanya termasuk kedalam jenis semi-derectional antenna). Higly-directional antenna meggunakan teori ini selangkah lebih maju dengan cara memfokus kedua beamwidth baik horizontal maupun vertical secara kuat untuk memaksimalkan jarak penyebaran gelombang pada low daya (daya kecil) (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 100)..

2.3. Definisi download VHMS

Suatu proses untuk menyalin atau meng-copy data dari VHMS

controller ke dalam laptop yang betujuan untuk mengetahui data machine


(60)

40

snapshot), dan summary payload(khusus untuk dump truck) & trend data

operation(khusus bulldozer). (Manual Book VHMS Technology)

2.4. WirelessDownload VHMS Data

Wireless Download VHMS DATA adalah proses Download

VHMS DATA dari Unit tanpa Kabel (Nirkabel) menggunalan Fasilitas

Wireless Network yang tersedia di Laptop Tools VHMS UT dengan

jangkauan Maximal 150 Meter dan tidak boleh terhalang oleh Metal & Bukit.Agar VHMS Data Download bisa dilakukan secara Wireless , maka disetiap Unit dengan Model sesuai List dibawah terlebih dahulu dilengkapi dengan perangkat Wireless (Modem) melalui Service Division

yang merupakan Investasi Customer ( kecualiUnit FMC UT ).Software /

Tools Wireless Down load VHMS KOMATSU hanya diperbolehkan

digunakan untuk Lap Top Tools VHMS PT. United Tractors .Unit Komatsu yang telah dikembangkan dan dilengkapi dengan WirelessType

VHMS Controller adalah HD465-7 , HD785/985-5 , HD785-7 , PC1250SP-7 & D375A-5 pada Machine Serial Number tertentu / terbaru.

(Manual Book VHMS Technology)

2.4.1 VHMS WirelessTower Technology

Konsep VHMS wireless tower merupakan penerapan dari jaringan wirelessdengan menggunakan tower untuk menghubungkan dan membentuk garis dari titik satu ke titik lainnya. Pada


(61)

tower-41 tower yang berada pada daerah operasi unit maka dilengkapi radio dengan mode ad-hoc. Radio ini yang nantinya akan berhubungan secara otomatis dengan unit-unit yang ada dilapangan. Berikut gambaran infrastruktur yang sudah di terapkan di PT. Saptaindra Sejati saat ini :

2.4.2VHMS Wireless Modem

Wireless Radio adalah perangkat standart yang gunakan

dilapangan saat ini. untuk instalasi di HD radio menggunakan radio standard dan pancaran gelombangnya 70 derajat

2.4.3VHMS Server

VHMS server merupakan tempat penampungan data dari unit-unit yang ada dilapangan yang nantinya akan dikirimkan ke pusat untuk dilakukan pengecekan. Pada tahap instalasi ini relatif mudah hanya saja ada sedikit pengeditan pada registri windows yang ada.

2.4.4Penerapan VHMS wireless download pada model OSI

2.4.9.1 Physical Layer

physical layer mengirimkan dan menerima data

mentah pada media fisik contoh ketika unit berat melakukan transfer data antar interface device seperti RS232c ke laptop dan dari health sensor ke modular


(62)

42

wireless untuk selanjutnya di download oleh tower yang

tersedia

2.4.9.2 Data Link Layer

Menerima data dari layer yang lebih atas dan merubahnya menjadi aliran bit untuk ditransmisikan oleh layer fisik Menyediakan aliran data yang bebas kesalahan bagi network layer, mendeteksi / mengkoreksi kesalahan akibat transmisi sebagai contoh Medium access control

(MAC) yang digunakan untuk menyediakan aliran data dari tiap ethernet LAN system dalam kasus ini wireless adapter

pada unit, wireless outdoor pada tower, ethernet adapter

pada server 2.4.9.3 Network Layer

Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket. Contoh ketika data download dari unit yang sudah terdonwload oleh tower akan diteruskan oleh

mikrotik bridge yang selanjutnya akan di filter berdasar

MAC untuk dilanjutkan paketnya menuju VHMS bagus


(63)

43 2.4.9.4 Transport Layer

Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika end-to-end antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling).Contoh ketika data VHMS hasil download di server selanjutnya di transfer melalui satelit ke Jakarta, paket data akan diteruskan oleh router di Kalimantan sebelum ditransfer melalui satelit ke router di Jakarta

2.4.9.5 Session Layer

Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi, bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain. Contoh router di Kalimantan yang tersambung dengan router di Jakarta dan terus melakukan koneksi melalui satelit sehingga dapat melakukan transfer data

2.4.9.6 Presentation Layer

Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text

ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer

ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi. Contoh data unit yang terdownload adalah digital dan selanjutnya akan diproses oleh pogram VHMS Bagus


(64)

44

interface untuk diolah atau selanjutnya di konversi ke

dalam bentuk comma separated values untuk bisa dikirim melalui ftp server

2.4.9.7 Application Layer

Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya. Contoh program yang terinstall di server

VHMS Bagus LT Global yang berbasis web based

application mampu membuat user berkomunikasi dengan

system yang ada.

2.5. Pengertian Data dan Informasi

2.4.1Data

Data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan yang dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus atau gabungan darinya. (Jogianto, 2000 : 2)

2.4.2Informasi

informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan pada yang menerimanya. Intensitas dan lamanya kejutan dari informasi disebut nilai informasi. Informasi yang tidak mempunyai, bisaanya


(65)

45 karena rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluarsa (Witarto, 2004 : 9).

2.4.3Data dan Informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain akan membuat sejumlah data kembali (Jogianto, 2000 : 9).

2.4.4 Hubungan Data dan Informasi

Hubungan data dan informasi model dan selanjutnya membentuk suatu siklus, John Burch berpendapat siklus ini dinamakan dengan siklus informasi. Dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar 2.17 Hubungan Data dan Informasi (Jogianto : 9) Dasar Data Proses (Model) Output (Information) Hasil Tindakan Data (ditangkap) Input (Data) Keputusan Tindakan Penerima


(66)

46

2.6. Metode Pengembangan Sistem

2.5.1Metode Networking Development Life Cycle (NDLC)

Perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking

telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi, Sehingga penggunaan metode dan pemahaman tentang internetworking requirement sangat dibutuhkan agar reliability dan

internetworking bisa tercapai, Tahapan pada metode Network

Development Life Cycle (NDLC) adalah : (Stiawan, Fundamental

Internetworking Development & Design Life Cycle)

Gambar 2.18 Tahapan pada metode NDLC (Sumber : Applied Data

Communications, A business-Oriented Approach, James E. Goldman,Philips T. Rawles, Third Edition, 2001, John Wiley & Sons : 470)

a. Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa


(67)

47 topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang bisaa digunakan pada tahap ini diantaranya ;

1 Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus

di Komputer Engineering bisaanya juga melakukan

brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang

ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda

2 Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design, survey bisaa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan.

3 Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah ;

a) User / people : jumlah user, kegiatan yang sering


(68)

48 b) Media Hardware dan Software : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi software yang digunakan

c) Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.

d) Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,

protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan

dan rencana pengembangan kedepan

e) Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, system keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.

b. Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuatgambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topology, design akses data,

design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan

memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Bisaanya hasil dari design berupa ;

1 Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter,

storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)


(69)

49 c. Simulation Prototype : beberapa networkers akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari

network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan

sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para networkers yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology

yang akan di design.

d. Implementation: di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya ;

1 Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat, 2 Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan


(70)

50 4 Peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.

e. Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada ;

1 Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi

reliability / kehandalan system yang telah dibangun

(reliability = performance + availability + security)

2 Memperhatikan jalannya packet data di jaringan (pewaktuan,

latency, peektime, troughput)

3 Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan”

jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan Network Management, dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di monitor secara utuh.

f. Management : Manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah


(71)

51 dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

2.7. Pertambangan

2.6.1 Pengertian Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). (www.wikipedia.com)

Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep Pertambangan yang berwawasan Lingkungan

dan berkelanjutan, yang meliputi :

a. Penyelidikan Umum (prospecting)

b. Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci

c. Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal)

d. Persiapan produksi (development, construction)

e. Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan, Penimbunan)


(72)

52 g. Pengolahan (mineral dressing)

h. Pemurnian / metalurgi ekstraksi i. Pemasaran

j. Corporate Social Responsibility (CSR)

k. Pengakhiran Tambang (Mine Closure)

2.6.2Pengertian Batubara

Batubara adalah batuan yang berasal dari tumbuhan yang mati dan tertimbun endapan lumpur, pasir dan lempung selama berjuta-juta tahun lamanya. Adanya tekanan lapisan tanah bersuhu tinggi serta terjadinya gerak tektonik mengakibatkan terjadinya pembakaran atau oksidasi yang mengubah zat kayu pada bangkai tumbuh-tumbuhan menjadi batuan yang mudah terbakar yang bernama batubara. (www.wikipedia.com)

Di Indonesia terdapat tambang besar batubara seperti tambang umbilin di sawahlunto sumatera barat dan tambang bukit asam di sumatra selatan. Beberapa macam / jenis metoda penambangan barubara :

a. Penambangan Terbuka : Melakukan kegiatan menambang batubara tanpa melakukan penggalian berat karena karena letak batubara yang dekat dengan permukaan bumi.

b. Penambangan Dalam : Untuk menambang batubara dengan teknik tersebut harus dibuat terowongan yang tegak hingga


(73)

53 mencapai lapisan batubara. Selanjutnya dibuat terowongan datar untuk melakukan penambangan.

c. Penambangan Jauh : Pertambangan ini dilakukan ketika area batubara berada di bawah bukit di mana dibuat terowongan miring hingga mencapai lapisan batu bara.

d. Penambangan Di Atas Permukaan : Jenis kegiatan menambang batubara ini dilakukan jika batubara yang diincar berada pada perut bukit, yang di mana perlu terowongan datar untuk dapat mulai menambang batubara tersebut.


(74)

54 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan dalam jaringan wireless untuk menggantikan download manual pada vehicle helath

monitoring system ini, diantaranya sebagai berikut :

3.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini terdiri dari beberapa pengumpulan data yaitu :

a. Metode Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam penelitian ini, diantaranya Networking, teknologi Wireless, Modul VHMS sebagai teknologi monitoring pertambangan pada PT. Satpaindra Sejati.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi. Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai pihak-pihak dan divisi yang terkait pada PT. Saptaindra Sejati yaitu Divisi

Plant, Engineering, Management Information System , Pada tanggal

23-27 Februari Tahun 2008 yang beralamat di Graha Saptaindra, Jl. TB Simatupang Kav 18, Cilandak, Jakarta Selatan 12430. Mengenai VHMS wireless download sistem yang di implementasikan di jobsite


(75)

55

c. Metode Observasi

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian, dilakukan pada tanggal 16-20 Maret tahun 2008 di jobsite Adaro tutupan minning operation yang beralamat komplek perumahan swadharma lestari blok D no.35B kec murung pudak kab tabalong Kalimantan Selatan.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan system ini model yang digunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi, Sehingga penggunaan metode dan pemahaman tentang internetworking requirement sangat dibutuhkan agar reliability dan internetworking bisa tercapai (Stiawan,

Fundamental Internetworking Development & Design Life Cycle)

1. Analysis

Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini.

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pihak terkait diantaranya divisi Plant Engineering , Management Information System baik


(76)

56

di head office Jakarta maupun di site Adaro tutupan minning

operation.

b. Survey

Pada penelitian ini dilakukan survey langsung ke daerah tambang site adaro tutupan minning operation yaitu di daerah kalimantan, dan mengamati langsung cara kerja Vehicle health

monitoring system di lapangan ketika menggunakan download

manual dan survey lokasi tempat tower yang akan dipasang sesuai dengan infrastructure yang dirancang untuk memastikan coverage area dan kendala yang datang ketika proses instalasi tower.

c. Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya 1) User yang berhubungan dengan VHMS wireless download

system baik secara teknis maupun sebagai end user dari

berbagai Divisi sesuai dengan kepentingan dan tanggung jawab masing-masing selama proses wireless download berlangsung 2) Semua software dan hardware yang terintregasi dengan

proses VHMS wireless download system, baik yang dimiliki oleh PT. Saptaindra sejati atau PT. Komatsu sebagai supplier

unit berat yang dipakai,

3) Data-data yang dihasilkan oleh VHMS wireless download

system melalui berbagai tahapan yang selanjutnya diolah untuk


(77)

57 4) Teknologi network yang digunakan wireless download system

dalam standardisasi, safety, coverage area, monitoring dan

management khususnya wireless teknologi selama proses

VHMS wireless ini berlangsung

5) Perencanaan fisik yang dilakukan dalam peracangan, material yang digunakan, support dari berbagai pihak didalamnya sesuai

policy yang sudah dirancang oleh pihak komatsu dan pihak PT.

Saptaindra dan akan dijalankan selama wireless download

system ini berjalan

2. Design

Pada tahap design ini penulis membuat gambar design topology

jaringan interkoneksi yang akan dibangun, untuk memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada.

a. Gambar-gambar topology :

Topologi yang digunakan dalam perancangan adalah hybrid yaitu gabungan antar point to point yang akan di pakai dalam implementasi VHMS wireless download system di site Adaro

tutupan minning operation.

Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada :

1) Wireless Radio

Perangkat ini adalah perangkat standar yang kita gunakan dilapangan saat ini, untuk instalasi di unit berat radio yang


(78)

58 digunakan adalah Standard Radio: A “Standard Radio” secara

umum di desaign untuk di pasang di unit komatsu untuk media transmisi berbasis wireless yaitu :

a) 200mw 2.4 GHz microwave transceiver.

b) Processor Speed: 125 mhz

c) Built-in 24VDC to 12 VDC power converter

d) Built-in flat panel sectorial antenna 60º focused, or omni

antenna.

e) Plastic waterproof case and gland

f) Cable harness dengan sebuah RJ45 connector dan AMP

174075-2 12 pin connector dan sufficient length to mount on all designated equipment (dump trucks, excavators and bulldozers).

g) “H” bracket on backside of radio for mounting on rail.

h) In-Line fuse.


(79)

59

2) Telecomunication Infrastructure Equipment

Infrasrtucture wireless membutuhkan beberapa jenis peralatan

yang berhubungan dengan proses instalasi tower-tower yang akan di pasang dalam wireless download system seperti

wireless outdoor, anti petir untuk listrik dan data, Kabel,

switch, UPS, Stabilizer, Solar system Panel untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada table di bawah.

Tabel 3.1 Tower infrastructure component

No Description qty

1 Senao EOC 3220 Outdoor Radio 10

2 Mikrotik Access Point 2

3 Mikrotik Bridge 4

4 Sector Panel Antenna 120 Degree 17dBi 2,4Ghz 4 5 Grid Antenna 2.4Ghz Hyper Gain 24 dB 7 6 Altelicon surge arrestor, Electric 5

7 APC Surge Protector, Ethernet 5

8 Cable STP 300 meters 5

9 3Com Switch 8 Port 3

10 Jumper cable 100m 3

11 Minamoto Stabilizer 1000watt 5

12 UPS 1200 watt 5

13 UPS 600 watt 5


(1)

5 P2P_Rabusis


(2)

6 2. Routing Table Information

P2P_Portable2

P2P_Portable1


(3)

7 SIS_P2P


(4)

8 3. Server Configuration


(5)

9 Gambar 2. Konfigurasi service DHCP pada SIS_SRV


(6)

10 Hasil ping dari unit berat yang ada di portable 2 ke server