Bab 3. Fungsi, Lembaga dan Saluran Pemasaran - Bab 3 Fungsi Lembaga dan Saluran Pemasaran1

PERTEMUAN ke-5.
Bab 3. Fungsi, Lembaga dan Saluran
Pemasaran
Oleh: Dr.
Ir. Nuddin Harahab, MP.
I. Marketing
Functions

Fungsi pemasaran bertujuan untuk mengubah
produk/menciptakan utilitas produk berdasarkan
bentuk (form), waktu (time), tempat (place), dan

Berdasarkan fungsi pemasaran tadi, maka
pemasaran termasuk kegiatan produktif karena
menciptakan kegunaan (Utility), yaitu proses untuk
menciptakan barang dan jasa yang lebih berguna.
• Kegunaan bentuk (form utiliy) FPI (Fish Processing
Industry): Fish → daging ikan fllet, etc
• Kegunaan tempat (place utility) → memindah
tempat, menuju ke tempat yang membutuhkan
• Kegunaan waktu (time utility) → kegunaan muncul

ketika produk tersedia, pada saat dibutuhkan
• Kegunaan milik (possession utility) → kegunaan
yang timbul ketika barang ditransfer atau
ditempatkan atas kontrol dari seseorang yang
menginginkan.

MARKETING FUNCTIONS

1. Exchange Function (buying,
selling)

2. Physical Function
• Storage
• Transportation
• Processing

3. Facilitating Function

II. Lembaga Pemasaran
• Lembaga pemasaran adalah badanbadan yang menyelenggarakan

kegiatan atau fungsi pemasaran
yang mana barang atau jasa
bergerak dari pihak produsen sampai
pihak konsumen.
• Lembaga pemasaran consist of:
produsen, pedagang perantara dan
lembaga pemberi jasa.

PERTEMUAN ke-6.
Lanjutan Bab 3. Fungsi, Lembaga dan
Saluran Pemasaran

Oleh: Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP.

III. Saluran Pemasaran

• Dalam penyaluran barang-barang dari pihak
produsen ke pihak konsumen terlihat satu sampai
beberapa golongan pedagang perantara.
Rangkaian LEMBAGA pemasaran dari produsen ke

konsumen termasuk pedagang perantara ini
dikenal sebagai saluran pemasaran (marketing
chanel).
• Saluran tataniaga terdiri dari pedagang perantara
yang membeli dan menjual barang dengan tidak
menghiraukan apakah mereka itu memiliki barang
dagangan atau hanya bertindak sebagai agen dari
pemilik barang.

Proses penyaluran hasil
perikanan bahan mentah
P

P

P

P1

P


P1

IP

P

Keterangan Gambar 3-1:
P = Nelayan /
pembudidaya ikan
P1 = Pedagang
pengumpul lokal
IP = Industri pengolahan

Gambar 3-1 Proses penyaluran hasil perikanan
bahan mentah (Hanafah dan
Saefuddin, 1983)

Skema penyaluran hasil perikanan
barang konsumsi


P
P1

R

P
Pb

R

P
P1

R

P

Keterangan Gambar 3-2:
P = Produsen (nelayan,

pembudidaya ikan,
industry pengolahan
ikan)
P1 = Pedagang pengumpul
IM
local
Pb = Pedagang besar
(wholesaler)
E = Pedagang ekspor
R = Pedagang pengecer
(retailer)
KONSUME
IM = Institutional market
(misalnya restaurant,
N
E sakit, dll)
rumah

P
Gambar


3-2

Skema penyaluran
barang konsumsi
Saefuddin, 1983).

hasil perikanan
(Hanafiah dan

Panjang – pendeknya saluran tataniaga yang dilalui
oleh suatu hasil perikanan tergantung pada beberapa
faktor, antara lain :




Jarak antara produsen dan konsumen. Makin jauh jarak
antara produsen dan konsumen biasanya makin panjang
saluran yang ditempuh oleh produk.

Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah
rusak harus segera diterima konsumen, dan dengan demikin
menghendaki saluran pendek dan cepat.



Skala produksi. Bila produksi berlangsung dalam ukuran –
ukuran kecil maka jumlah produk yang dihasilkan berukuran
kecil pula, hal mana akan tidak menguntungkan bila
produsen langsung menjualnya ke pasar. Dalam keadaan
demikian kehadiran pedagang peerantara diharapkan, dan
dengan demikian saluran yang akan dilalui produk cenderung
panjang.



Posisi

keuangan


pengusaha.

Produsen

yang

posisi

Produsen Sebagai Penjual
• Bagi usaha perikanan komersial, keuntungan (proft)
merupakan sasaran yang hendak dicapai nelayan atau
petani ikan.
• Tugas utama nelayan dan pembudidaya ikan adalah
menghasilkan barang (ikan) bermutu tinggi untuk
dipasarkan. untuk ini petani atau nelayan ikan harus
memperhitungkan permintaan pasar (market demand)
secara lebih cermat.
• Nelayan dan pasar dari bermacam – macam produk yang
dihasilkan, variasi harga musiman ikan harus bisa
merencanakan penjualan yang efektif, dan bisa

menyesuaikan rencana produksi (usaha) dengan arah
perubahan (trend) harga.

• Tipe pasar dari suatu macam barang pada
dasarnya dapat dibedakan dalam pasar pesaing
murni (pure competition), pasar monopoli (pure
monopoly) dan pasar pesaing monopolistis.
• Variasi harga musiman dan trend harga sangat
berpengaruh pada keuntungan yang akan
diterima nelayan dan pembudidaya ikan.
• Variasi harga musiman dari setiap hasil perikanan
cenderung mengikuti pola yang sama dari tahun
ke tahun.
• Harga terendah terjadi dalam masa panen.
• Seandainya nelayan atau pembudidaya ikan
memiliki fasilitas penyimpanan dan sanggup
menunggu (modal kuat) maka akan mempunyai

• Nelayan atau pembudidaya ikan dapat menjual hasil usahanya ke
pasar lokal (didaerah produksi), dipasar pusat (terminal market)

atau dipasar eceran (retail market) di daerah konsumen. Di
daerah produksi, nelayan dan pembudidaya ikan dapat menjual
hasilnya kepada pedagang pengumpul lokal (di indonesia dikenal
sebagai tengkulak, palele, bakul, belantik dan sebagainya),
pengolah lokal secara langsung atau melalui pelelangan.
• Nelayan dan pembudidaya ikan dapat pula menjual hasilnya
kepada wholesaler (grosir dan speculator) di pasar pusat secara
kontrak. Penjualan secara kontrak berarti suat perjanjian antara
penjual (dalam hal ini nelayan atau pembudidaya ikan) dengan
pembeli bahwa pengiriman atau penerimaan sejumlah barang
yang macam dan mutu tertentu dengan harga tertentu pada
(selama) waktu tertentu yang akan datang. Jumlah, macam, mutu
harga dan waktu pengiriman dan pembayaran disetujui pada
waktu membuat perjanjian sedang pelaksanaan pengiriman
barang dan pembayaran terjasi (dilakukan) pada masa akan
datang.

Pedagang Perantara
• adalah badan-badan yang berusaha dalam tataniaga, menggerakan
barang dari produsen sampai konsumen melalui jual beli, dikenal
sebagai perantara (middlemen, intermediary).
• Badan-badan ini dapat dalam membentuk perseorangan,
perserikatan ataupun perseroan.
• Berdasarkan pemilikan atas barang dagangan, mereka ini dapat
dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki barang
dagangan dan kelompok yang tidak memiliki barang dagangan.
• Kelompok yang memiliki barang dagangan adalah mereka yang
membeli dan menjual barang yang dimaksud memperoleh laba dan
keharusan memikul resiko. Kelompok yang tidak memiliki barang
dagangan adalah mereka yang hanya melaksanakan beberapa
fungsi tataniaga tertentu dengan memperoleh upah sebagai balas
jasa atas pelaksanaan fungsi tersebut; mereka ini disebut agen atau
pedagan perantara fungsional.

Pedagang Besar
• Pedagang besar (grosir atau wholesaler) ini
memperdagangkan barang dalam jumlah lebih besar.
• Pedagang ini aktif dipasar-pasar pusat dan memperoleh
barang dari pedagang pengumpul lokal (tengkulak).
• Pedagang besar ini sering pula mendatangi pasar
pelelangan didaerah produksi untuk membeli barang
dan kerap kali juga membeli barang secara langsung
dari produsen.
• Kemudian barang dagangan itu dijual dalam jumlah
lebih kecil kepada pedagang eceran. Selain tugas
utamanya melayani permintaan pedagang eceran.
Wholeseler menjual pula barangnya kepada hotel,
restaurant, pabrik pengolahan dan lembaga lainnya.

Fungsi wholesaler memberikan sejumlah jasa
kepada pedagang eceran antara lain:
• Menyediakan produk yang dibutuhkan pedagang eceran secara
kontinu.
• Mendistribusikan hasil produksi dalam jumlah dan jenis-jenis yang
disesuaikan dengan keinginan pedagang eceran.
• Mengangkut dan menyerahkan hasil produksi kepada pedagang
eceran.
• Seringkali meberi kredit dan nasehat kepada pedagang eceran
misalnya tentang barang apa yang diharapkan penjualannya laris,
diperkirakan dalam jumlah berapa yang akan dijual, perencanaan
reklame dan hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan
penjualan.

Pedagang Eceran
• Lembaga pengecer adalah perantara yang menjual barangbarang dalam jumlah kecil secara langsung kepada para
konsumen akhir (household-consumer). Biasanya lembaga ini
menerima barang dari wholesaler dan terkadang dari pedagang
pengumpul lokal (tengkulak) atau produsen
• Pedagang eceran ini dapat di golongkan ke dalam :
a.Golongan yang tidak memiliki toko (nonstore retailer). Mereka
ini misalnya pedagang keliling (paddler) yang menjual
barangnya secara door to door.dari rumah ke rumah dan
pedagang yang menjual barang disepanjang jalan atau
pedagang kaki lima.
b.Golongan yang memiliki toko (store retailer), tempat
konsumen akhir mmbeli barang yang dibutuhkan. Di kota-kota
besar, golongan ini cenderung untuk mengkhususkan diri pada
penyaluran produksi dalam jenis yang terbatas dan
membangun tempat penjalan atau display yang permanen.

Fungsi pedagang eceran antara lain:









Pembelian barang-barang yang mencakup mencari sumber
penawaran, menghimpun barang yang akan disalurkan kepada
konsumen menurut waktu yang tepat, menganalisa secara terus
menerus barang apa yang akan dibeli oleh konsumen serta
menetapkan waktu pembelian dan harga pembelian barang
tersebut.
Penjualan yang mencakup juga pemasangan reklame,
mengadakan atau ikut pameran barang-barang secara efektif,
pemberian layanan yang baik, dan penyediaan barang yang
tepat dengan harga yang attraktif.
Menyimpan barang-barang persediaan (stok gudang) untuk
kebutuhan para langganan.
Mendistribusikan barang-barang kepada pembeli dalam jumlah
kecil.
Memilih barang-barang (grading), jarang dilakukan.
Pengiriman barang pesanan yang terjual ke pembeli, jarang

Lembaga-lembaga Pemberian Jasa

• Pedagang perantara (merchan middlement) adalah
mereka yang mempunyai persediaan barang yang
diperjualbelikan.
• Agen middlemen adalah mereka yang melaksanakan
fungsi tataniaga tertentu dengan menerima komisi
sebagai balas jasa. Broker (biasa kita sebut makelar, calo),
agen penjualan (selling agents), komisioner, juru lelang
adalah contoh dari agent middlement. Agent middlement
atau functional middlement ini sering dikelompokan dalam
golongan lembaga pemberi jasa. Lembaga pemberi jasa
adalah badan yang membantu memberi jasa atau fasilitas
untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan tataniaga.

Contoh dari lembaga pemberi jasa lainnya dan kegiatannya
adalah :
• Lembaga reklame (adverting agencies) : penjualan
• Market councellor : penjualan
• Inspector : grading, standarisai, mengkir
• Grader : grading
• Lembaga penilitian pasar penjualan: Riset pasar
• Perusahaan pengangkutan (perusahaan kereta api, truk, kapal laut,
penerbangan) : pengangkutan
• Pengusaha public werehouse, veem : penyimpanan/storage
• Perusahaan asuransi : menanggung resiko karena kecelakaan, bencana
alam, dll
• Perusahaan pendingin (cold strage plant) : perawatan mutu (handling)
• Public accounting: pembukuan
• Perusahaan pembiayaan: produk simpan pinjam

Integrasi Lembaga





Integrasi di sini berarti penggabungan atau kombinasi dari
kegiatan tataniaga kedalam atau dibawah satu manajemen.
Ada dua bentuk dasar integrasi yaitu integrasi vertikal dan
integrasi horizontal. Integrasi vertikal adalah penggabungan
proses dan fungsi-fungsi dari dua atau lebih dari dua stage of
distribution masuk dalam satu sistem manajemen. Bila
penggabungan dilakukan terhadap semua tingkat (stage)
mulai dari produksi sampai pada penjualan kepada
konsumen, maka integrasi vertikal ini disebut complete
integration. Integrasi horizontal adalah penggabungan dua
atau lebih dari dua lembaga yang melaksanakan
kegiatan/fungsi yang sama pada stage of distribution yang
sama pula dalam satu sistem manajemen.
Integrasi vertikal akan menurunkan pengeluaran (expenses)
dari tataniaga sehingga barang-barang dapat dijual dengan
harga lebih rendah, sehingga akan menguntungkan para
konsumen. Sebalinya integrasi horizontal dapat merugikan
konsumen, karena integrasi semacam ini lahir dengan

Ada dua keuntungan penting yang diperoleh
lembaga hasil pengintegrasian tersebut:
a. Biaya-biaya pembelian dan penjualan
antara berbagai bagian organik yang
tadinya berdiri sendiri, dapat dihilangkan.
b. Resiko dapat dikurangi karena pasarnya
mendekati pasti, sehingga perencanaan
kegiatan dapat dilaksanakan secara lebih
teratur dan kontinu.

REFERENSI
• Crawford, I. M. 1997. Agricultural and
Food Marketing Management. Rome:
The FAO Regional Ofce for Africa.
• Hanafah dan Saefuddin, 1983. Tata
Niaga Hasil Perikanan. UI-Press.
Jakarta.
• Swastha, 1979. Saluran Pemasaran:
Edisi 1. BPFE. Yogyakarta.