BAB I PENDAHULUAN - Makna Filosofi Bushidou Di Dalam Sikap Aikidouka

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Beladiri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai cara seseorang mempertahankan / membela diri. Seni beladiri telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya. Dalam tumbuh dan berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan fisiknya, kapan pun dan di manapun. Hal inilah yang akan memacu aktifitas fisiknya sepanjang waktu. Pada zaman kuno, tepatnya sebelum adanya persenjataan modern, manusia tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan dirinya selain dengan tangan kosong. Pada saat itu, kemampuan bertarung dengan cara tangan kosong dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan bertahan, kemudian digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik seseorang (http://id.wikipedia.org/.wiki/Seni-bela-diri). あい

  Aikidou

  secara etimologi berasal dari tiga huruf kanji yaitu, 合 (bergabung,menyelaraskan,menyatukan), (jiwa,alam semesta, energi kehidupan), どう

  (jalan, cara). Dapat disimpulkan bahwa aikidou adalah jalan keselarasan: 道 keselarasan antara pikiran dan tubuh kita, keselarasan antara diri sendiri dan orang lain, keselarasan antara diri sendiri dengan lingkungan serta alam semesta.

  “Aikidou adalah sebuah konsep atau cara yang didasari pada kenyataan akan adanya hukum alam yaitu keselarasan energi alam semesta, konsep ini dipelajari, dilatih & dipahami menggunakan media ilmu beladiri yang di dalamnya terdapat sekumpulan filosofi dan teknik (Revaleo,2014:16)”.

  Dari macam dan jenis aliran beladiri, aikidou adalah salah satunya. Aikidou merupakan ilmu beladiri yang berasal dari Jepang. Aikidou lebih memfokuskan pada keselarasan antara diri sendiri dan orang lain, pikiran dan tubuh serta lingkungan alam semesta. Pemain aikidou disebut aikidouka dalam bahasa Jepang. Di dalam

  aikidou terdapat makna filosofi yang bersumber dari bushidou.

  Jika merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian filosofi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu dan hukumnya serta dalam filosofi kita akan mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal, rasa mengenai alam semesta dari mana asal muasal alam semesta dan mengapa alam semesta terbentuk.

  Filsafat menurut Hasbullah Bakry adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam (http://fatih-io.biz/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html).

  Terdapat banyak sekali beladiri di dunia ini dan hampir semua bangsa di dunia memiliki seni beladiri masing-masing dengan gaya yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya beladiri hanya ada dua jenis, yakni seni beladiri bersenjata dan seni beladiri tangan kosong. Seni beladiri bersenjata awalnya tercipta untuk menghadapi pertempuran di medan perang, dan melibatkan nyawa sebagai kemenangannya. Sedangkan seni beladiri tangan kosong tercipta hanya sebagai gerakan melindungi dan mempertahankan diri dari serangan musuh.

  Dari macam-macam olahraga, beladiri adalah salah satu olahraga yang peminatnya lumayan banyak. Diminati mulai dari anak-anak yang usianya berkisar mulai dari 10 tahun, remaja, dewasa dan mahasiswa/wi sampai orang kantoran. Diperlukan stamina yang ekstra dan lebih untuk menekuni olahraga beladiri, selain fungsinya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, olahraga ini berfungsi untuk melindungi diri kita sendiri dari ancaman yang ada, misalnya seperti serangan dari pencopet ataupun dari tindakan kekerasan yang lain seperti tindakan tawuran dan kriminal lainnya.

  Beladiri sudah dikenal sejak zaman dulu, hal ini dapat diketahui dari peninggalan purbakala seperti; senjata yang terbuat dari batu atau tulang, lukisan binatang yang diburu dengan menggunakan senjata tombak dan panah. Zaman dahulu beladiri hanya digunakan sekedar untuk mempertahankan diri dari binatang buas dan alam sekitarnya. Tapi sejak perubahan zaman dan pertumbuhan masyarakat yang semakin meningkat, maka muncul banyak gangguan yang datang baik itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga ada keinginan untuk menekuni dan mempelajari ilmu beladiri.

  Ilmu beladiri awalnya adalah ilmu yang dipakai untuk melindungi diri sendiri dari serangan manusia ataupun yang lainnya dengan cara melumpuhkan lalu menekan dan serta menjatuhkan lawan, dalam beladiri diajarkan teknik-teknik khusus seperti memukul titik lemah gerakan membanting, elakan, mengunci gerakan, menendang secara berputar, memukul titik kelemahan lawan dan masih banyak gerakan lain yang dipelajari di dalam beladiri. Beladiri ini dulunya dikhususkan hanya pada golongan tertentu seperti bangsawan, pengawal, elit militer dan perkumpulan tertentu. Dengan tempaan latihan yang keras dan disiplin yang tinggi menjadikan orang orang ini sebagai senjata yang mematikan. Tapi sejak banyaknya orang yang merasa tertarik untuk mempelajari beladiri maka beladiri menjadi terbuka untuk umum dan dengan keadaan seperti ini beladiri merupakan salah satu dari sekian banyak jenis olahraga yang peminatnya lumayan banyak.

  Untuk mengenal pengertian bushidou dalam arti luas, sebaiknya mengenal arti ぶ し どう ぶ し kata bushidou itu sendiri. terdiri dari kata yang artinya beladiri, yang 武士道 武 士 どう artinya Samurai atau orang dan yang artinya jalan atau cara. Secara harfiah dapat

  道 diartikan sebagai sebuah kode etik kesatria golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Bushidou berasal dari nilai-nilai moral samurai, paling sering menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetian, penguasaan seni beladiri dan kehormatan sampai mati (http://id.m.wikipedia.org/.wiki/bushidou).

  Bushidou juga mengajarkan tentang kesetiaan, etika, sopan santun, tatakrama, disiplin, kerelaan berkorban, kerja keras, kebenaran, kesabaran, ketajaman berpikir, kesehatan jasmani dan rohani (https://yuiword.com/.2011/04/05/bushidou-spirit).

  Oleh karena itu untuk dapat memperkenalkan, mendalami lebih jauh dan meneliti mengenai filosofi aikidou maka peneliti menuangkannya ke dalam skripsi ini dengan judul

“Makna Filosofi Bushidou Di Dalam Sikap Aikidouka”.

1.2 Perumusan Masalah

  Hubungan internasional yang terjadi antara kedua negara Jepang dan Indonesia, secara tidak langsung menyebabkan pertemuan budaya yang berbeda dan dari sekian banyaknya budaya yang masuk ke Indonesia aikidou adalah salah satunya.dalam beladiri aikidou tidak hanya diajarkan cara untuk membela diri tapi dalam aikidou diajarkan juga aturan dan filosofi yang didasari oleh bushidou dan filosofi yang didasari dalam kehidupan sehari-hari.

  Adapun salah satu ajaran filosofi bushidou adalah tentang kejujuran. Seorang kesatria adalah orang yang selalu berusaha untuk jujur pada diri sendiri dan orang lain serta tulus dalam berbuat sesuatu. kejujuran adalah tulang yang memberikan ketegapan dan bentuk. Tanpa adanya tulang, kepala tidak akan bisa bertahan di bagian atas tubuh, tangan juga tidak akan bisa bergerak dan kaki tidak akan bisa berdiri. Jadi tanpa kejujuran, bakat maupun pelajaran tidak akan bisa membentuk bingkai seorang samurai. Tanpa adanya kejujuran, semuanya tidak akan berarti. Bushidou menyebutnya kebajikan pikiran manusia, dan kejujuran adalah jalannya. Bila kita menghormati seseorang, maka kita lakukan dengan setulus hati dan jiwa bukan karena tampilan fisik semata. Apabila kita bertutur kata maka katakanlah yang sebenarnya dan sejujurnya yang ada dalam hati dan pikiran kita dengan cara yang terhormat dan baik. Kejujuran merupakan hal yang sulit dilakukan kecuali bagi mereka yang memiliki sikap keberanian dalam jiwa mereka. Menjaga kepercayaan dari orang lain juga merupakan salah satu bentuk kejujuran. Misalnya apabila anda dititipkan beberapa uang maka anda harus memastikan uang tersebut aman ditangan anda. Bila pemilik uang tersebut telah meninggal, maka anda harus memastikan uang tersebut jatuh ke tangan pihak keluarga yang bersangkutan. Sedangkan salah satu filosofi aikidou yang diterapkan dalam kehidupan sehari- hari masyarakat Jepang adalah sikap disiplin. Disiplin yang penulis bicarakan adalah disiplin dalam berterima kasih. Contoh disiplin untuk mengucapkan terima kasih, misalnya pada saat kita akan berlatih berpasangan. Ketika berpasangan, kita akan melakukan satu atau beberapa buah teknik, misalnya teknik kuncian gerakan kepada sesama teman berlatih kita. Teknik kuncian biasanya (karena tak sengaja) maka kuncian ini akan menimbulkan rasa sakit kepada pasangan berlatih kita dan teknik kuncian yang menyakitkan tentu akan menimbulkan rasa yang tidak mengenakan bagi teman/pasangan kita berlatih. Oleh karenanya si pelaku teknik kuncian harus

dengan sungguh- sungguh mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada teman berlatih, karena adanya teman ini seorang uke dapat melakukan teknik. Pemberian ucapan terima kasih ini harus terlahir atau berasal dari hati yang paling mendalam, bukan sekadar pura-pura atau sekadar melakukan ucapan (doumo arigatou gozaimashita/ atau dalam bahasa Indonesia kita biasa menyebutnya dengan berterima kasih banyak atas bantuan yang telah di berikan.

  Seperti yang sudah diketahui kalau bushidou adalah aturan-aturan yang keras yang harus dipatuhi para samurai pada zaman feodal Jepang dulu dan hingga sekarang sikap ini masih melekat dalam diri orang Jepang yang ditunjukkan dengan sikap yang salah satunya adalah bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan konsekuensi akibat dari pekerjaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Makna filosofi apa saja yang harus dimiliki oleh aikidouka ?

  2. Bagaimana makna filosofi bushidou di dalam sikap aikidouka ?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

  Pada penulisan skripsi ini penulis membahas permasalahannya hanya terfokus kepada masalah yang berhubungan dengan makna filosofi yang dimiliki oleh

  aikidouka dan makna filosofi bushidou di dalam sikap aikidouka.

  Untuk upaya pembahasan yang lebih jelas dan akurat, maka penulis menjelaskan di bab II mengenai pengertian dan sejarah aikidou, mengenal prinsip dasar dalam aikidou, aliran yang terdapat dalam aikidou, tehnik-tehnik dalam aikidou serta 4 tingkatan pemahaman tentang aikidou.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

  Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berpikir dalam memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian yang akan disoroti (Nawawi, 2001:39-40). あい

  Aikidou

  secara etimologi berasal dari tiga huruf kanji yaitu, 合 (bergabung,menyelaraskan,menyatukan), (jiwa,alam semesta, energi kehidupan), どう

  (jalan,konsep atau cara). Dapat disimpulkan bahwa aikidou adalah jalan 道 keselarasan: keselarasan antara pikiran dan tubuh kita, keselarasan antara diri kita dan orang lain, keselarasan antara diri kita dengan lingkungan serta alam semesta.

  “Aikidou adalah sebuah konsep atau cara yang didasari pada kenyataan akan adanya hukum alam yaitu keselarasan energi alam semesta, konsep ini dipelajari, dilatih & dipahami menggunakan media ilmu beladiri yang didalamnya terdapat sekumpulan filosofi dan teknik (Revaleo,2014:16)”.

  Menurut Tjiptadi dalam www.kajianpustaka.com, makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu.

  Jika merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian filosofi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu dan hukumnya serta dalam filosofi kita akan mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal, rasa mengenai alam semesta dari mana asal muasal alam semesta dan mengapa alam semesta terbentuk.

  Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani

  philosophia

  . Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan

  sophia

  yang berarti cinta kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam- dalamnya.

  Filsafat menurut Hasbullah Bakry adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam (http://fatih-io.biz/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html).

  Menurut Mutohir dalam (http://dilihatnya.com/1529/pengertian-olahraga- menurut-para-ahli), olahraga merupakan proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong pengembangan, dan membina potensi- potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan, pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia yang memiliki ideologi yang seutuhnya dan berkualitas.

  Setiap beladiri memiliki gaya dan cara yang berbeda satu dengan yang lainnya; karate yang dikenal dengan gerakan kuatnya dan langsung menuju titik sasaran, judou dengan bantingan dan kuncian, kempou, jujitsu dan lain sebagainya merupakan gaya yang digunakan untuk bertempur tanpa menggunakan senjata.

  Dalam aikidou, kita tidak hanya diajarkan cara untuk membela diri tapi kita juga diajarkan filosofi aikidou dan pemikiran bahwa aikidou bukan digunakan untuk menyakiti lawan melainkan untuk berdamai dengan lawan kita, bila kita baik kepada lawan kita maka sang lawan tersebut akan baik juga terhadap kita.

1.4.2 Kerangka Teori

  Penelitian ini lebih mengarah pada kebudayaan. Menurut Sir Edward B. Taylor dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya), Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,kebiasaan, dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Sir Edward B. Taylor dalam Haryo (2005:14), Kebudayaan adalah seluruh kompleksitas yang terbentuk dari sejarah dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui tradisi yang mencakup moral, sosial, seni, teknik, agama, hukum, kebiasaan dan ilmu kebudayaan yang selalu bersifat sosial dan historik.

  Menurut Nitobe Inazo dalam Library.binus.ac.id, Bushidou adalah seorang samurai yang memiliki sifat jujur dan berjalan di atas jalan yang lurus, dapat dikatakan bahwa ia adalah seorang samurai yang berani. Pengertian berani di sini, tidak saja mengacu pada keberanian dalam berjuang melawan musuh di suatu peperangan, melainkan juga berani menghadapi berbagai cobaan hidup.

  Prinsip bushidou ada 7 yaitu, Gi, Meiyo, Makoto, Chugi, Rei, Jin, dan Yuuki. Penjelasan ke tujuh tersebut adalah:

1. Gi (Kebenaran)

  

Gi terdapat dalam diri yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa berhubungan erat dengan

  pikiran egois, hati, perasaan, kehendak, emosi, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut. Penguasaan gi menjadi penekanan utama dibandingkan dengan penguasaan teknik. Penguasaan teknik hanyalah sarana untuk mencapai penguasaan gi (bedaliac7.blogspot.co.id).

2. Meiyo (Menghormati dan Kehormatan)

  Bagi bushidou cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushidou secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas. Seorang bushidou memiliki harga diri yang tinggi yang mereka jaga dengan cara perilaku terhormat. Salah satu cara bushidou menjaga kehormatan adalah tidak menyia nyiakan waktu dan menghindari perilaku yang tidak berguna serta bersikap dengan baik dan benar khusunya terhadap bushidou yang statusnya berada di atas.

   3. Makoto (Kejujuran dan Ketulusan) Seorang bushidou/samurai senantiasa bersikap jujur dan tulus mengakui,

  berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Para bushidou harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang bushidou lainnya.

   4. Chugi (Kesetiaan)

  Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang bushidou tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang. Bahkan dalam keadaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang bushidou tetap setia pada pimpinannya dan tidak meninggalkannya. Puncak kehormatan seorang bushidou adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.

   5. Rei (Sopan Santun)

  Seorang bushidou tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu. Sikap santun dan hormat tidak saja ditunjukkan pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siapa pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.

   6. Jin (Kemurahan Hati dan Sifat Kasih Sayang) Bushidou memiliki aspek keseimbangan antara maskulin dan feminim.Jin

  mewakili sifat feminism yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang, para bushidou harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang dan peduli terhadap orang lain.

   7. Yuuki (Keberanian)

Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip

kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan.

  Keberanian juga merupakan ciri para bushidou, mereka siap dengan resiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan. Keberanian mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian bushidou hanya dilandasi dengan latihan yang keras dan penuh disiplin (www.apakabardunia.com/2011/09/8-kode- etik-para-kesatria-samurai-yang -patut-dicontoh.html)

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis pendekatan historis yang bertujuan agar dapat mengetahui lebih jauh latar belakang sejarah aikidou dalam masyarakat Jepang dewasa ini.

  Ratna (2004:65) berpendapat bahwa pendekatan historis memusatkan perhatian pada hubungan terhadap karya lain, sehingga dapat diketahui kualitas unsur kesejahteraannya. Pada umumnya pendekatan historis dikaitkan dengan kompetensi sejarah umum yang dianggap relevan.

  Kevin dalam Kaelan (2005:61) berpendapat bahwa sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

  

Sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan

  sebelumnya, maka tujuan penelitian ini, sebagai berikut:

  1.5.1 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pembahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui makna filosofi yang harus dimiliki oleh aikidouka.

  2. Untuk mengetahui makna filosofi bushidou di dalam sikap aikidouka.

  1.5.2 Manfaat Penelitian

  Berdasarkan tujuan penelitian, hasilnya diharapkan member manfaat bagi pihak- pihak tertentu, antara lain:

  1. Bagi penulis dan pembaca, khususnya para pembelajar bahasa dan sastra Jepang yang mempelajari kebudayaan Jepang diharapkan dapat menambah informasi mengenai perkembangan beladiri klasik Jepang, yaitu aikidou.

2. Sebagai referensi bagi para mahasiswa/wi maupun umum yang tertarik untuk mempelajari filosofi dan ilmu beladiri Jepang khususnya aikidou.

1.6 Metode Penelitian

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan (Library Research) dan metode deskriptif. Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan.

  Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan sumber- sumber lainnya seperti internet (Nazir, 1998:112).

  Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta atau data-data yang tampak atau semestinya (Koentjaraningrat, 1976:29).

  Dalam memecahkan permasalahan penelitian, penulis mengumpulkan, menyusun, mengklarifikasikan, mengkaji serta menginterprestasikan seluruh data yang ada. Data yang digunakan adalah data tulisan. Data tulisan ini berhubungan langsung dengan pokok permasalahan seperti buku-buku, artikel, dan informasi dari media-media, baik media cetak maupun media elektronik.

  Langkah-langkah menyusun metode penelitian menurut (penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/07/langkah-langkah-penelitian- ilmiah.html)

  1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

  2. Melakukan studi pendahuluan

  3. Mengidentifikasikan variabel

  4. Menentukan rancangan

  5. Menentukan subjek penelitian

  6. Melaksanakan penelitian

  7. Melakukan analisis data

  8. Menyimpulkan hasil penelitian