teknologi pengolahan dan pengeringan hij
PENGOLAHAN HIJAUAN
SECARA FISIK ( HAY RUMPUT GAJAH)
Kelas E
Kelompo
k3
GATRA KENCANANING AVIANTY
FAKHRINNISA H. SEPYAN
RIKI SAUMI
200110120233
200110120234
200110120235
HAFIZ WAHYU RIANDI
200110120236
MUHAMMAD YUNUS
200110120244
PENDAHULUAN
• Pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan
diserap baik secara keseluruhan atau sebagian dan tidak
menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu
kesehatan ternak yang mengkonsumsinya
• Pengolahan dan pengawetan bahan pakan dapat dilakukan
dengan cara fisik atau mekanik, kimiawi, biologis dan
kobinasinya. Perlakuan secara fisik dapat dilakukan
dengan cara penjemuran, pencacah atau pemotongan,
penggiling, penghancuran serta pembuatan pelet
KARAKTERISTIK RUMPUT GAJAH
• Rumput gajah (pennicetum purureum) atau rumput napier merupakan jenis
hijauan pakan ternak yang mempunyai kualitas tinggi dan disukai oleh ternak
• Karakteristik dari rumput ini yaitu :
- Tumbuh tinggi
- Kuat
- Prakaran dalam
- Berkembang dengan rhizome
- Batang
- Baun bagian permukaan atas berbulu
- Bunga berwarna kuning atau coklat.
• Rumput gajah adalah salah satu jenis
rumput unggul yang sekarang banyak
ditanam oleh para peternak, rumput
ini memiliki kandungan :
• bahan kering (BK) 21%, protein kasar
(PK) 9,6%, lemak kasar (LK) 1,9%,
total digestible nutrients(tdn) 52,4%
PROSES PEMBUATAN HAY
• Proses pembuatan hay :
• Pertama menyiapkan hijauan pakan (rumput gajah) yang kemudian
memotong- motongnya baik dengan cara manual dengan pisau
atau sabit maupun dengan menggunakan mesin pencacah rumput
dan dilakukan penimbangan untuk mengetahui kadar airnya,
• Kemudian jemur hijauan dibawah sinar matahari selama 1-2 hari
agar kadar air menjadi 20-25% dan perlu dilakukan penimbangan
setiap 5 jam untuk mengetahui kadar airnya.
• Jika pengeringan sudah merata selanjutnya hijauan diikat dan hay
disimpan digudang. Ciri-ciri hay yang baik adalah warna hijau
kekuningan, tidak banyak daun yang rusak, bentuk daun masih
utuh atau jelas dan tidak kotor atau berjamur, serta tidak mudah
patah bila batang dilipat dengan tangan (subekti, 2009).
METODE PEMBUATAN HAY
• Ada beberapa metode pembuatan hay yang dapat diterapkan yaitu:
• A) metode hamparan merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara
meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah
sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang
dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30% (tanda: warna
kecoklat-coklatan).
• B) metode pod dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai
tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air
±50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga
(berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga
hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan
menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
METODE PENGERINGAN HAY
A. Pengeringan di lapangan
• Rumput yang dipotong rata-rata berkadar air 80%, harus dikeringkan sampai
kadar air antara 16-24%.
• Pengeringan ini sangat tergantung pada sinar matahari, angin, hujan,
temperatur, dan kelembaban udara.
B. Pengeringan dengan menggunakan para-para
• Hijauan dibiarkan terurai di lapangan selama 1-2 hari (tergantung cuaca)
dengan tujuan mengurangi kandungan airnya/melayukan.
• Pengeringan selanjutnya dilakukan dengan meletakkannya di atas para-para
sampai bk-nya mencapai 80-85%. Pengeringan ini biasanya berlangsung 3
sampai 6 minggu tergantung cuacanya., Walaupun demikian nilai gizinya
lebih tinggi dibandingkan dengan bila dikeringkan dengan cara ditebar di
lapangan.
• C. Pengeringan dengan panas buatan
• Pengeringan dengan panas buatan dimaksudkan agar proses pengeringan lebih
cepat dan kemunduran gizi yang disebabkan oleh cuaca bisa dihindari, di
samping itu juga dapat dipakai di segala waktu/musim, tetapi memerlukan biaya
yang sangat mahal.
• Prinsip pengeringan dengan panas buatan adalah hijauan segar dikeringkan
pada tempat khusus dengan temperatur 100°c-250°c. Pengeringan dihentikan
apabila kadar BK sudah mencapai 80-85%.
D. Pengeringan dengan membiarkan hijauan menua/standing hay
• Untuk mengatasi kekurangan hijaun makanan ternak dapat juga dibuat
standing hay, yaitu mengusahakan sebagian lahan atau kebun rumput dan
membiarkan rumput tersebut berbunga, menua, dan akhirnya menjadi kering
dengan sendirinya. Kualitas hay yang dihasilkan jelas jauh lebih rendah
dibandingkan dengan cara pengeringan yang lain.
PROSES YANG TERJADI PADA SAAT
PENGERINGAN
• Pada proses penumpukan hijauan akan terjadi proses-proses sebagai berikut :
a. Proses respirasi
• Hijauan yang segar masih mampu mengadakan respirasi. Respirasi ini akan mengambil
oksigen dari luar dan akan menghasilkan air serta panas. Kerusakan gizi pada tahap ini
bisa mencapai 10%
• B. Proses fermentasi
bakteri yang berpengaruh dalam proses fermentasi adalah dari jenis bakteri thermofilik,
yang akan menghasilkan panas. Apabila tumpukan hijauan tidak sempurna, kerusakan
yang disebabkan oleh bakteri dan enzim tersebut bisa mencapai 5-10%.
• C. Reaksi kimiawi
dalam proses pembuatan hay mungkin akan terjadi suatu reaksi kimiawi, akibat dari
reaksi ini akan timbul panas yang tinggi, sehingga hasil dari hay akan berwarna coklat
kehitaman.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM
PENGOLAHAN RUMPUT GAJAH MENJADI HAY
- Keuntungan pembuatan hay
• Menghemat biaya peralatan
• Lebih cepat prosesnya
• Dapat dikontrol kerusakan fisiknya, karena mudah terlihat
• Ternak tidak perlu penyesuaian cara makannya, seperti pada silase
- Kerugian pembuatan hay
• Sangat tergantung cuaca
• Kerusakan gizinya lebih tinggi (caroten), terutama bila cuaca jelek.
SECARA FISIK ( HAY RUMPUT GAJAH)
Kelas E
Kelompo
k3
GATRA KENCANANING AVIANTY
FAKHRINNISA H. SEPYAN
RIKI SAUMI
200110120233
200110120234
200110120235
HAFIZ WAHYU RIANDI
200110120236
MUHAMMAD YUNUS
200110120244
PENDAHULUAN
• Pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan
diserap baik secara keseluruhan atau sebagian dan tidak
menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu
kesehatan ternak yang mengkonsumsinya
• Pengolahan dan pengawetan bahan pakan dapat dilakukan
dengan cara fisik atau mekanik, kimiawi, biologis dan
kobinasinya. Perlakuan secara fisik dapat dilakukan
dengan cara penjemuran, pencacah atau pemotongan,
penggiling, penghancuran serta pembuatan pelet
KARAKTERISTIK RUMPUT GAJAH
• Rumput gajah (pennicetum purureum) atau rumput napier merupakan jenis
hijauan pakan ternak yang mempunyai kualitas tinggi dan disukai oleh ternak
• Karakteristik dari rumput ini yaitu :
- Tumbuh tinggi
- Kuat
- Prakaran dalam
- Berkembang dengan rhizome
- Batang
- Baun bagian permukaan atas berbulu
- Bunga berwarna kuning atau coklat.
• Rumput gajah adalah salah satu jenis
rumput unggul yang sekarang banyak
ditanam oleh para peternak, rumput
ini memiliki kandungan :
• bahan kering (BK) 21%, protein kasar
(PK) 9,6%, lemak kasar (LK) 1,9%,
total digestible nutrients(tdn) 52,4%
PROSES PEMBUATAN HAY
• Proses pembuatan hay :
• Pertama menyiapkan hijauan pakan (rumput gajah) yang kemudian
memotong- motongnya baik dengan cara manual dengan pisau
atau sabit maupun dengan menggunakan mesin pencacah rumput
dan dilakukan penimbangan untuk mengetahui kadar airnya,
• Kemudian jemur hijauan dibawah sinar matahari selama 1-2 hari
agar kadar air menjadi 20-25% dan perlu dilakukan penimbangan
setiap 5 jam untuk mengetahui kadar airnya.
• Jika pengeringan sudah merata selanjutnya hijauan diikat dan hay
disimpan digudang. Ciri-ciri hay yang baik adalah warna hijau
kekuningan, tidak banyak daun yang rusak, bentuk daun masih
utuh atau jelas dan tidak kotor atau berjamur, serta tidak mudah
patah bila batang dilipat dengan tangan (subekti, 2009).
METODE PEMBUATAN HAY
• Ada beberapa metode pembuatan hay yang dapat diterapkan yaitu:
• A) metode hamparan merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara
meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah
sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang
dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30% (tanda: warna
kecoklat-coklatan).
• B) metode pod dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai
tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air
±50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga
(berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga
hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan
menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
METODE PENGERINGAN HAY
A. Pengeringan di lapangan
• Rumput yang dipotong rata-rata berkadar air 80%, harus dikeringkan sampai
kadar air antara 16-24%.
• Pengeringan ini sangat tergantung pada sinar matahari, angin, hujan,
temperatur, dan kelembaban udara.
B. Pengeringan dengan menggunakan para-para
• Hijauan dibiarkan terurai di lapangan selama 1-2 hari (tergantung cuaca)
dengan tujuan mengurangi kandungan airnya/melayukan.
• Pengeringan selanjutnya dilakukan dengan meletakkannya di atas para-para
sampai bk-nya mencapai 80-85%. Pengeringan ini biasanya berlangsung 3
sampai 6 minggu tergantung cuacanya., Walaupun demikian nilai gizinya
lebih tinggi dibandingkan dengan bila dikeringkan dengan cara ditebar di
lapangan.
• C. Pengeringan dengan panas buatan
• Pengeringan dengan panas buatan dimaksudkan agar proses pengeringan lebih
cepat dan kemunduran gizi yang disebabkan oleh cuaca bisa dihindari, di
samping itu juga dapat dipakai di segala waktu/musim, tetapi memerlukan biaya
yang sangat mahal.
• Prinsip pengeringan dengan panas buatan adalah hijauan segar dikeringkan
pada tempat khusus dengan temperatur 100°c-250°c. Pengeringan dihentikan
apabila kadar BK sudah mencapai 80-85%.
D. Pengeringan dengan membiarkan hijauan menua/standing hay
• Untuk mengatasi kekurangan hijaun makanan ternak dapat juga dibuat
standing hay, yaitu mengusahakan sebagian lahan atau kebun rumput dan
membiarkan rumput tersebut berbunga, menua, dan akhirnya menjadi kering
dengan sendirinya. Kualitas hay yang dihasilkan jelas jauh lebih rendah
dibandingkan dengan cara pengeringan yang lain.
PROSES YANG TERJADI PADA SAAT
PENGERINGAN
• Pada proses penumpukan hijauan akan terjadi proses-proses sebagai berikut :
a. Proses respirasi
• Hijauan yang segar masih mampu mengadakan respirasi. Respirasi ini akan mengambil
oksigen dari luar dan akan menghasilkan air serta panas. Kerusakan gizi pada tahap ini
bisa mencapai 10%
• B. Proses fermentasi
bakteri yang berpengaruh dalam proses fermentasi adalah dari jenis bakteri thermofilik,
yang akan menghasilkan panas. Apabila tumpukan hijauan tidak sempurna, kerusakan
yang disebabkan oleh bakteri dan enzim tersebut bisa mencapai 5-10%.
• C. Reaksi kimiawi
dalam proses pembuatan hay mungkin akan terjadi suatu reaksi kimiawi, akibat dari
reaksi ini akan timbul panas yang tinggi, sehingga hasil dari hay akan berwarna coklat
kehitaman.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM
PENGOLAHAN RUMPUT GAJAH MENJADI HAY
- Keuntungan pembuatan hay
• Menghemat biaya peralatan
• Lebih cepat prosesnya
• Dapat dikontrol kerusakan fisiknya, karena mudah terlihat
• Ternak tidak perlu penyesuaian cara makannya, seperti pada silase
- Kerugian pembuatan hay
• Sangat tergantung cuaca
• Kerusakan gizinya lebih tinggi (caroten), terutama bila cuaca jelek.