struktur dan organisasi hewan (1)

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara
posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi berkaitan dengan hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang
ada dalam organisasi. Proses untuk menciptakan struktur dalam pengambilan keputusan
tentang alternatif struktur disebut desain organisasi.
Pada umumnya orang akan menganggap struktur sama dengan desain organisasi.
Sesungguhnya desain organisasi merupakan proses desain. Proses desain merupakan suatu
kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer. Apapun bentuk atau hasil dari
proses desain tersebut para perancang desain organisasi harus merancang sebuah organisasi
yang dapat membuat organisasi tersebut tetap bertahan hidup. Selain itu pemilihan desain
organisasi tersebut akan menentukan besar kecilnya organisasi. Setiap ukuran organisasi akan
memberikan keuntungan masing - masing, namun diharapkan tercapainya tujuan organisasi
dan juga eksistensi dari organisasi
2.2 LANGKAH – LANGKAH MEMBUAT KEPUTUSAN PENGORGANISASIAN
1. Pengertian Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu
maupun organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit

sekali. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif
yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam
mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tinkat yang berbeda-beda. Ada
keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang
dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil
keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.
Keputusan adalah sesuatu pilihan yang diambil diantara satu atau lebih pilihan yang tersedia.
2. Jenis-Jenis Keputusan
Jenis Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya
waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi harus
dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan.
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan
yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang,
dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan tidak
rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode
yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan

lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua adalah metode modern,

dimana pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan penggunaan
instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan perhitungan statistik.
Pengambilan keputusan berdasrkan metode ada 2, yaitu tradisional
modern. Pengambilan keputusan secara garis besar ada 2, yaitu rutin dan tidak rutin.

dan

3. Tingkat Pengambilan Keputusan
Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi. Seperti
bagaimana membuat suatu produk, bagaimana memelihara mesin, bagaimana menjamin
kualitas produk dan bagaimana membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan
pelanggan.
Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus
dikembangkan untuk menetapkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk membuat
keputusan dalam organisasi.
Pemikiran tersebut didasarkan pada dua faktor berikut :
1. Sejauh mana keputusan yang diambil akan mempengaruhi pihak lain.
2. Tingkat manajemen.
Keputusan yang diambil mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap
organisasi secara umum, tetapi bisa saja sebaliknya. Semakin banyak pengaruh keputusan

yang diambil terhadap organisasi tersebut, semakin vital keputusan tersebut. Tingkatan pada
manajemen menuntuk pada manajemen tingkat bawah, menengah, dan atas. Dasar pemikiran
untuk menentukan siapa yang akan mengambil keputusan adalah semakin besar pengaruh
keputusan yang diambil terhadap organisasi (yang artinya semakin vital keputusan tersebut)
maka semakin tinggi tingkatan manajer yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan
tersebut.
Walaupun seseorang wirausahawan memiliki tanggung jawab dalam pembuatan
keputusan tertentu, tidak berarti ketika mengambil keputusan tidak membutuhkan bantuan
orang lain, terutama anggota organisasinya.
Ada sebuah cara yang disebut “konsensus” yang biasa digunakan wirausahawan untuk
mendorong anggota organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan tertentu. Konsensus
adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang terlibat
didalamnya. Konsensus biasanya terjadi setelah pertimbangan dan pembahasan mendalam
yang lama oleh anggota-anggota dari kelompok yang mengambil keputusan.
Keputusan melalui konsensus memiliki kelebihan dan kekurangan.


Kelebihannya : Seorang wirausaha dapat lebih memanfaatkan perhatian pada konsep,
sementara anggota organisasi lainnya mengembangkan konsep dasar tersebut menjadi
sebuah keputusan konkrit dan dapat diambil.




Kekurangannya : terlalu banyak orang yang dilibatkan, amak pengambilan keputusan
memakan waktu yang relatif lama dan biayanya yang relatif mahal.

4. Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh
pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah sistematis yang
harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah sebgai berikut :
1. Mengidentifikasi atau mengenali masalah yang dihadapi
2. Mencari alternatif perusahaan bagi masalah yang dihadapi
3. Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah
4. Melaksanakan alternatif tersebut
5. Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Berikut ini merupakan penjabaran proses pengambilan keputusan.
1. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang
menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih

dahulu harus dikenali apa masalahnya.
2. Mencari alternatif pemecahan
Setelah masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif-alrternatif
yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif
hendaknya tidak mamikirkan masalah efisiensi dan efektifitas. Ynag terpenting adalah
mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif. Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun
berurutan dari yang paling diinginkan sampai yang tidak diinginkan.
3. Memilih alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat
memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif
dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk
tiap-tiap alternatif.
4. Pelaksanaan alternatif
Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan.
pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat tercapai.
5. Evaluasi
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah
selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang
dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan

alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh

negatif potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak
diperkirakan.

2.3 UNSUR – UNSUR ORGANISASI
A. Spesialisasi kerja
Spesialisasi kerja adalah pembagian tenaga kerja untuk mendeskripsikan sampai
tingkat mana tugas dalam organisasi di pecah – pecah menjadi pekerjaan – pekerjaan yang
terpisah. Hakikat spesialisasi kerja adalah bahwa, daripada dilakukan dilakukan oleh satu
individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah – pecah menjadi sejumlah langkah, dengan
tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan. Pada hakikatnya, individu –
individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian dari satu kegiatan, bukannya mengerjakan
seluruh kegiatan.
B. DEPARTEMENTALISASI
Begitu kita membagi – bagi pekerjaan lewat spesialisasi kerja, anda perlu
mengelompokan pekerjaan – pekerjaan ini sehingga tugas yang sama / mirip dapat
dikoordinasikan. Dasar yang dipakai dalam pengelompokan pekerjaan disebut
departementalisasi. Salah satu cara yang populer untuk mengelompokan kegiatan adalah
menurut fungsi yang dijalankan.

C. RANTAI KOMANDO
Rantai komando merupakan garis tidak putus dari wewenang yang terentang dari
puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa melapor ke siapa. Anda tidak
dapat membahas rantai komando tanpa membahas konsep komplementer, wewenang dan
kesatuan komando. Wewenang mengacu pada hak – hak yang interen untuk memberi perintah
dari mengharapkan perintah itu dipatuhi. Asas kesatuan komando membantu mengamankan
garis wewenang yang tidak terputuskan. Kesatuan ini menyatakan bahwa semua mempunyai
satu atasan kepada siapa ia harus bertanggung jawab.
D. RENTANG KENDALI
Pertanyaan tentang rentang ini sangat penting, karena sangat menentukan banyaknya
tingkatan yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.
E. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
Sentralisasi adalah memusatkan selurh wewenang kepada sejumlah kecil pemimpin
atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak
digunakan pada pemerintahan lama di indonesia sebelum adanya otonomi daerah.

Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah dimana seluruh keputusan dan kebijakan di
bawah dihasilkan oleh orang – orang yang berada di pusat, sehingga waktu yang diprlukan
untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pusat tidak
harus pusing – pusing pada permasalahan ang timbul akibat perbedaan pengambilan

keputusan, karena seluruh keputusan dan kebijakan dikoordinir selutuhnya oleh pusat.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada orang – orang yang berada pada level bawah dalam struktur organisasi.
Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih setia menerapkan
sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan
produktifitas suatu organisasi.
Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di
daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintah pusat.
Namun kekurangan sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia
yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkan kepentingan golongan dan
kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut
terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
F. FORMALISASI
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu
dibakukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan itu
mempunyai kuantitas keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan
harus dikerjakan dan bagaimana ia harus mengerjakan. Jika formalisasi tinggi terdapat uraian
jabatan yang tersurat, banyak aturan organisasi dan prosedur yang terdefinisi dengan jelas
yang meliputi proses kerja dalam organisasi.
2.4 PENERAPAN DESAIN ORGANISASI

Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal
pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orangorang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbedabeda dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran
satuan kerja.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi
Mekanistik
dan
Desain
organisasi
orgranik.
1.



Desain

Organisasi

Mekanistik.


Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.








Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui
perasaan takut dan sanksi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke
bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas
tujuan dan metode departemental.
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya
partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.

2.









Desain

Orgranisasi

Orgranik.

Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara
atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara
bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat
mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses
kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk
menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik
melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain
organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
Desain struktur subunit didesain sesuai dengan kontinummekanistik organik dengan cara
yang konsisten dengan keadaan kondisi lingkungan, khususnya laju perubahan yamg lebih
lambat, ketidak pastian yg lebih besar & rentang waktu balikan yang lebih singkat sesuai
demgam
desain
mekanistik.
Desain teknik integratif tekhnik yang cocok, apakah peraturan, perencanaan atau penyesuaian
bersama, bergantung pada tingkat diferensiasi sub unit. Semakin besar diferensiasinya
semakin
besar
perlunya
peraturan
dan
perencanaan.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengorganisasian diperlukan saat melakukan dengan orang banyak. Karena dengan adanya
pengorganisasian suatu pekerjaan/ kegiatan dapat berjalan dengan terstruktur dan dapat
berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Dalam langkah – langkah membuat keputusan
pengorganisasian, walaupun masalah sudah mendapatkan alternatif pemecahannya ada
baiknya melakukan evaluasi kembali dan harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Bila langkah – langkah pelaksanaannya telah dilakukan dengan benar tetapi
hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan pemilihan
alernatiflainnya.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
http://anggalatewel.weebly.com/pengorganisasin.html