Masyarakat Perkotaan dan sekolah Pedesaan

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

Untuk Memenuhi Tugas :
IAD, ISD dan IBD

Dosen Pengampu :
Al-ustadz Muhamad Abdul Aziz, M. S. I

Oleh : Gryselda Sheryl Selena
Puji Aenun
Lulu Latifah

Fakultas Syari’ah
Hukum Ekonomi Syari’ah
Universitas Darussalam Gontor Mantingan
1438 / 2017

BAB I
1. Pendahuluan
Setiap waktu bahkan detik pasti ada seorang bayi yang dilahirkan da nada
pula seseorang yang meninggal dunia dengan beberapa sebab. Dari sinilah

sekelompok masyarakat muncul

yaitu dari individu, kelompok keluarga, dan

masyarakat. Semakin banyak oranmg yang dilahirkan maka semakin padat muka
bumi ini yang akhirnya masyarakatpun di bagi menjadi dua yaitu masyarakat
perdesaan dan masyarakat perkotaan.

2. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui masyarakat perkotaan dan ruang lingkupnya.
b. Mengetahui masyarakat perdesaan dan ruang lingkupnya.

3. Rumusan Masalah
a. Siapa masyarakat perkotaan itu ?
b. Siapa masyarakat perdesan itu ?

1

BAB II
Pembahasan


Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti
“kawan”.Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek artinya
“bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk–bentuk akhiran
hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh
unsur–unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuankesatuan.1

A. MASYARAKAT PERKOTAAN
a) Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacammacam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
1. Menurut Wirth kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan
permanen serta dihuni oleh

orang-orang yang heterogen kedudukan

sosialnya.
2. Max Weber berpendapat bahwa apabila penghuni setempatnya dapat
memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar local disebut
dengan kota.
3. Dwigth


Sanderson

berpendapat

bahwa

kota

ialah

tempat

yang

berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat secara
umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama yaitu
lingkungan

komunitas


tertentu

dengan

tingkatan

dalam

struktur

pemerintahan.
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu :

1

Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Perkotaan , Pustaka Setia, Bandung, 2015, hal:6


2

1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan
keagamaan di desa.
2. Orang-orang kotadapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain.
3. Pembagian kerja diantara warga kota lebih tegas dan mempunyai batasbatas yang nyata.
4. Peluang mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh warga kota
daripada warga desa.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.
6. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota mengakibatka pentingnya waktu
bagi warga kota.
7. Perubahan sosial tampak

nyata di kota-kota sebab terbuka dalam

menerima pengaruh luar.

b) Karakter masyarakat perkotaan :

1. Netral Afektif yaitu masyarakat kotayang memperlihatkan sifat yang lebih
mementingkat rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan
konsep Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang
bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan
hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut
netral dalam perasaannya.
2. Orientasi Diri yaitu manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat
mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan
orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena
itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada
orang lain maka mereka cenderung untuk individualistik.
3. Universalisme yaitu berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum,
oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting
untuk universalisme.
4. Prestasi yaitu mutu seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima
berdasarkan kepandaianatau keahlian yang dimilikinya.

3

5. Heterogenitas yaitu masyarakat kotayang lebih memperlihatkan sifat

Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan
penduduknya.

c) Ciri-ciri masyarakat Perkotaan yang menonjol pada masyarakat perkotaan,
yaitu :2
1. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan
karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain (Individualisme).
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih
banyak diperoleh warga kota.
5. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota mengakibatkan pentingnya faktor
waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
6. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota sebab kota-kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

d) Masalah-masalah perkotaan :

1.Banjir
Penyebab banjir di DKI Jakarta secara umum terjadi karena dua faktor
utama yakni faktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor alam
antara lain karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka
air laut pasang. Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat rentang terhadap
banjir saat ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat
itu ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran
sungai, sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase
yang memadai. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tamping sungai saat
2

Riska, Masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan, Jakarta, 2007, hal:6

4

ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta. Kapasitas sungai dan
saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan,
sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan.

2.Urbanisasi

Berdasarkan survei penduduk antar sensus 1995, tingkat urbanisasi
diIndonesia padatahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa
pendudukIndonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari
sekitar 22,4 persenpada tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang
tinggal di daerah pedesaanmenurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi
64,09 persen pada tahun1995.
Meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak yang
sangat besar kepada tingkat kenyamanan yang tinggi.Kota seperti Jakarta
misalnya tidak dirancang untukmelayanimobilitas penduduk lebih dari 10 juta
orang. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 juta penduduk saat ini ditambah
dengan 4-6 juta penduduk yang melaju dari berbagai kota sekitar Jakarta
menjadikan Jakarta sangatlah sesak.

3.Kriminalitas
Kejahatan

atau

kriminalitas


di

kota-kota

besar

sudah

menjadi

permasalahan sosial yangmembuat semua warga yang tinggal atau menetap
menjadi resah, karena tingkat kriminalitasyang terus meningkat setiap tahunnya.
Faktor penyebab-penyebab kriminalitas :
1. Tingkat pengangguran yang tinggi ,
2. Kurangnya lapangan pekerjaan
3. Kemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil membuat merekamelakukan
tindakan kriminal

Kota sebagai tempat transit berbagai aktivitas masyarakat dari berbagai
wilayah cenderung mengalami perkembangan karena adanya perkembangan

industri dan perdagangan yang menciptakan daya tarik kota. Sementara

5

itu,perubahan teknologi dan tingginya tingkat kelahiran desa menciptakan
kelebihan penduduk desa yang tidak diimbangi dengan perkembangan industri
yang memadai sehingga menimbulkan urbanisasi. Bahkan, mata pencaharian
bidang pertanian tidak mampu untuk mengimbangikenaikan jumlah penduduk
sehingga penduduk desa beramai-ramaipindah

ke kota meskipun

sulit

memperoleh pekerjaan dan perumahan. Akhirnya, jumlah penduduk kota
meningkat dua kali lipat.
Masyarakat kota juga mengalami segregasi, artinya konsentrasi tipe
kelompok orang atau kegiatan tertentu di wilayah tertentu. Segregasi dapat
tercipta secara sukarela atau sebaliknya.Banyak kelompok imigran memisahkan
diri secara sukarela karena kehidupan demikian terasa lebih menyenangkan.Invasi
terjadi ketika suatu kelompokorang, organisasi atau kegiatan baru masuk kedalam
suatu wilayah, mereka memasuki kegiatan bisnis, menjadi pedagang baru dan
pindah ke suatu wilayah tempat tinggal.Pada umumnya invasi dilakukan oeleh
kelompok social yang lebih rendah terhadap wilayah kelompok social atas.
Kecenderungan invasi akibat dari adanya proses pertumbuhan kota. Jadi suatu
wilayah suatu tempat tinggal yang dahulu pernah merupakan tempat tinggal
mewah kemudian dimasuki dimasuki oleh kelompok orang berkelas social satu
jenjang dibawah kelas social para penghuni lamanya. Satu generasi setelah itu,
tempat itu mungkin dimasuki lagi oleh kelompok orang yang kelas sosialnya lebih
rendah satu jenjang lagi .
Perkotaan dengan segala keunikannya dan peristiwayang dialami oleh
penduduk merupakan pengetahuan dibidang sosiologi yang menjadi literature
penting untuk mahasiswa dan mahasiswi yang mendalami kajian sosiologi.

B. MASYARAKAT PEDESAAN
Desa berasal dari kata deshi yang berarti tanah air, tanah asal, tanah
kelahiran.3 Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma
mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro
3

Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Perkotaan, Pustaka Setia, Bandung, 2015, hal:4

6

desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.Sedang menurut Paul H.
Landis :Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa,dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan
jiwa.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c. Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alamseperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

a) Hakikat dan Sifat Pedesaan
Masyarakat pedesaan yang agraris dinilai orang kota sebagai masyarakat
yang tenang, damai dan Harmonis. Menurut Mubiyartopetani Indonesia
mempunyai sifat :
1. Petani itu tidak kolot, tidak bodoh atau tidak malas
2. Rata – rata petani di desa mempunyai luas sawah kurang dari 0,5 hayang
serba kekurangan adalah nrimo (menyerah pada takdir) karena merasa
tidak berdaya

b) Sistem Nilai Budaya Petani :
1. Petani di Indonesia terutama jawa menganggap bahwa hidupnya sutau
yang buruk dan sengsara
2. Menganggap orang kerja untuk hidup dan kadang untukmencapai
Kedudukan
3. Berorientasi masa kini
4. Menganggap alam tidak menakutkan atau bencana lain
5. Menghadapi alam cukup dengan hidup bergotong royong

7

Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat
yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka.Pada situasi dan kondisi
tertentu sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat
desa di Jawa.Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan
perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik
tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan
batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota
masyarakat yang amat kuat hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup
dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu
demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat.
Karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai
saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

c) Masalah-masalah pedesaan :
1. Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan
proses belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat
pedesaan lebih terbuka dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan
zaman pengertian pendidikan pun mengalami perkembangan. Sehingga pengertian
pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial
terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu
bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan
yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan
dan lainnya.
Umumnya masyarakat pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya
pendidikan, mereka lebih memilih mengajak anak-anak mereka berkebun atau
bertani ketimbang menyekolahkan mereka. Alhasil banyak dari masyarakat
pedesaan yang buta tulis dan hitung oleh karena itu taraf hidup masyarakat

8

pedesaan relative.Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam
bidang pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam
mengakses terutama pendidikan. Hal ini yang menyebabkan kesadaran
masyarakat di desa sangat kurang dan tidak antusias serta memahami akan
pentingnya pendidikan.
Selain itu kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia dan untuk
masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan,
yaitu:
1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya
sangat rendah.
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah
bersaing dengankebutuhan pembangunan bidang lainnya.
3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru
menguntungkan mereka yang relatif kaya.
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul
pengelolaan yangtidak efisien.

Walaupun hanya sebuah desa namun tetap harus memiliki sebuah
peraturan yang dalam pelaksanaany belum dapat mewadahi segala kepentingan
dan kebutuhan masyarakat desa hingga saat ini.

d) Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi
“Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional
(Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta ,
kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan
tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita
orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu
mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri,

9

c. Partikularismepada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya
dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu.
Perasaan subyektif perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya
berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak
diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan
suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya
prestasi).
e. Kekabaran(diffuseness) sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan
antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa
menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari
uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa
yang masih murni masyarakatnya tanpapengaruh dari luar.

e) Media Rakyat
Pada masyarakat perdesaan dimana sebagian besar mereka adalah
masyarakat tradisional terdapat berbagai media sosial sebagai sarana efektif saling
berinteraksi.Media ini telah sejak lama tumbuh dan berkembang bersama
masyarakat dan menjadi media sosialisasi nilai-nilai antar wargs masyarakat,
bahkan dari generasi ke generasi yang mana mediaini disebut Rakyat.
Media rakyat sering muncul dalam bentuk kesenian daerah atau
kebudayaan tradisional daerah.Kesenian dan kebudayaan daerah sebagai wahana
untuk memperkenalkan dan memberikan pesan-pesan pembangunan kepada
masyarakat perdesaan. Karena warga masyarakat perdesaan masih sangat
menyukai dan membutuhkan budaya dan seni tradisional sebagai sebuah bentuk
hiburan maka media ini juga menjadi sarana yang sangat tepat sebagai media
transformasi nilai-nilai, termasuk pesan-pesan pembangunan dari masyarakat dan
pemerintah. Pesan-pesan disisipkan secara implisit dan kreatif sehingga terasa
menyatu dengan media rakyat.

10

C.ASPEK POSITIF DAN NEGATIF4

Untuk menunjang warganya dalam memberikan suasana aman, nyaman,
dan tenteram, kota dihadapkan pada keharusan menyediakan fasilitas kehidupan.
Secara umum lingkungan perkotaan seyogyanya meliputi : Wisma, Karya, Marga,
Suka dan Penyempurnaan. Kelima unsur ini merupakan pola pokok dari
komponen – komponen perkotaan yang kuantitas dan kualitasnya dirinci dalam
perencanaan kota.
Untuk itu semua, maka fungsi aparatur harus ditingkatkan seperti :
a) Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota
harus dikerjakan lebih cepat dan tepat
c) Masalah keamanan harus dapat ditangan lebih baik
d) Dalam rangka pemekaran kota kerja sama harus ditingkatkan antara
pemimpin kota dan daerah

Rumusan

pengembangan

kota

itu

tergambar

dalam

pendekatan

penanganan masalah kota sebagai berikut:
1. Menekan angka kelahiran
2. Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (Industri) ke pinggiran kota
3. Membendung Urbanisasi
4. Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5. Miningkatkan funsi dan peranan kota – kota kecil
6. Transmigrasi bagi warga miskin dan pengangguran

Dipihak lain kota mempunyai peran / fungsi eksternal yaitu sebarapa jauh
fungsi dan peran kota dalam kerangka wilayah dan daerah yang dilingkupi dan
melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional.

4

Heru Hermawan, Aspek Negatif dan Positif Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Perdesaan,
hal:1

11

Salah satu aspek negative masyarakat desa adalah kemiskinan.Angka
kemiskinan penduduk perdesaan jauh lebih besar dibandingkan dengan perkotaan.
Data menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin desa pada Maret 2017
masih mencapai 13,93 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding dengan
persentase penduduk miskin perkotaan yang hanya 7,72 persen. Persentase
penduduk desa juga di atas angka penduduk miskin nasional yang berada di level
10,64 persen pada Maret 2017.

Kurangnya pendidikan yang didapat oleh penduduk perdesaan dengan
kendala kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses. Hal ini menyebabkan
kesadaran manusia perdesaan sangat kurang dan tidak antisias serta memahami
akan pentingnya pendidikan. Sebab-sebab masyarakat perdesaan kekurangan
pendidikan :
a. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya
sangat rendah
b. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah
bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya

12

c. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru
menguntungkan mereka yang relative kaya
d. Karena anggaran rendah dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul
pengelolaan yang tidak efisien. Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak
saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga
menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya termasuk
dalam bidang pendidikan , dimana kebijakan disetujui, diterima, dan
dilaksanakan oleh pranata pemerintah
Maka rasio perkotaan sangatlah berbeda dengan perdesaan dengan salah
satu penyebabnya adalah kemiskinan.

D.URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.5 Urbanisasi
adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang
tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan
kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang

5

Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Perkotaan, Pustaka Setia, Bandung, 2015,hal:198

13

signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya. Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi
berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan
manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi.
Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni :
1. Migrasi Penduduk adalah perpindahan dari desa ke kota y untuk tinggal
menetap di kota
2. Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat
sementara saja.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa
seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan,
informasi dan impian pribadi.Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk
sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk
urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik.
Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya
dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi.
a) Faktor penarik
1. Kehidupan kota yang lebih modern
2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
b) Faktor pendorong
1. Lahan pertanian semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa

14

5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Berikut adalah keuntungan dan kerugian dari urbanisasi :
a) Keuntungan urbanisasi
1. Memoderenisasikan warga desa
2. Menambah pengetahuan warga desa
3. Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4. Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
b) Akibat urbanisasi
1. Terbentuknya tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota (suburb)
2. Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai
pekerjaan tetap)
3. Masalah perumahan yang sempit dan tidak memenuhi persyaratan
kesehatan
4. Lingkungan hidup tidak sehat dan timbulkan kerawanan sosial
sertacriminal
Proses

urbanisasi

yang

tidak

terkendali

menunjukkan

adanya

ketidakseimbangan demografi secara keruangan yang sering disebut dengan
istilah urbanisasi berlebih atau over urbanization. Dalam istilah lain sering disebut
juga sebagai urbanisasi semu atau pseudo-urbanization. Hal ini menjadi penyebab
yang menghambat pembangunan.Menurut Smith dan Nemeth bahwa urbanisasi
harus dikendalikan. Karena jika tidak maka akan timbuldampak negative baik
terhadap penduduk kota dan penduduk desa maupun pengaruh makro terhadap
Negara.

15

Model-model

Perubahan

Penduduk

Berdasarkan

Komponen

6

Kependudukan
Keterangan

Migrasi Neto
Positif
Negatif

Zero

Mortalitas lebih tinggi dari fertilitas

T,K,S

K

K

Mortalitas lebih rendah dari fertilitas

T

T,K,S

T

Mortalitas sama dengan fertilitas

T

K

S

Ket : T = Penduduk bertanbah
K = Penduduk berkurang
S = Penduduk Stabil
Pertambahan penduduk dapat terjadi apabila memenuhi hal-hal berikut :
1. Moralitas lebih tinggi daripada fertilitas, tetapi selisih kekurangan fertilitas
ini ditutup oleh migrasi neto positif.
2. Mortalitas lebih rendah daripada fertilitas, meskipun terdapat migrasi nato
positif
3. Tidak ada migrasi neto
4. Ada migrasi neto negative tetapi tidak cukup besar untuk mengimbangi
lebihan fertilitas
5. Mortalitas sama dengan fertilitas dan terdapat migrasi neto positif

Penurunan jumlah penduduk dapat terjadi apabila memenuhi hal-hal
berikut:
1.

Mortalitas lebih tinggi dariupada fertilitas dan terdapat migrasi neto
negative.

2.

6

Tidak ada migrasi neto

Adon Nasrullah, Sosiologi Perkotaan,Pustaka Setia, Bandung, 2015, hal:194

16

3.

Migrasi neto positif tidak dapat menutup kekurangan penduduk akibat
mortalitas yang lebih tinggi.

4.

Mortalitas lebih rendah daripadafertilitas dan migrasi neto negatif cukup
besar untuk menghapus tambahan penduduk yang disebabkan oleh
keseimbangan dari elemen-elemen vital
Jumlah penduduk tidak akan berubah apabila:

1.

Mortalitas lebih tinggi dari fertilitas dan migrasi neto positif menutup
berkurangnya pendududk akibat kelebihan mortalitas.

2.

Mortalitas lebih rendah dari fertilitas dan migrasi neto negative menghapus
pertambahan penduduk yang disebabkan oleh kelebihan fertilitas yang
mana apabila mortalitas dan fertilitas sama maka tidak ada migrasi neto.

Urbanisasi pada umumnya dilihat dari presentasi penduduk yang tinggal di
daerah perkotaan.tingkat urbanisasi di suatu daerah dapat diukur dengan
memebandingkan jumlah penduduk di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk
seluruhnya di suatu wilayah perhitungan urbanisasi dapat dicari dengan rumus:7



PU= ×100%


Di mana:
U

=besarnya jumlah penduduk urban(perkotaan)

P

=populasi/jumlah penduduk keseluruhan

Pu

=persentase penduduk yang tinggal di perkotaan

7

Adon Nasrullah, Sosiologi Perkotaan, Pustaka Setia, Bandung 2015,hal:199

17

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan,definisi urbanisasi berarti
persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.Perpindahan itu
dikategorikan

dua

macam,yaitu

migrasi

penduduk

dan

mobilitas

penduduk.Perbedaannya,migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk
dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota,sedangkan
mobilitas penduduk berarti perpindahan penduduk yang bersifat sementara atau
tidak menetap.
Pembangunan

ekonomi

dan

pembangunan

sosial

mempengaruhi

munculnyaurbanisasi. Pembangunan ekonomi akan di ikuti perombakan dalam
corak kegiatanekonomi, makin maju suatu perekonomian makin penting peranan
kegiatan industri danperdagangan serta mempengaruhi perubahan tata kehidupan
masyarakat kota dalambidang pemukiman, hukum, politik, keamanan dan segi
sosial.Proses

berpindahnya

penduduk

dari

desa

kekota

akan

di

ikuti

adanyapengembangan fisik kota termasuk adanya perubahan fungsi yang ada di
kota, selain haltersebut akan terjadi meluasnya pembagian kerja, meningkatnya
spesialisasi system kerja, makin mudahnya penggunaan tenaga non insani, makin
cepatnya perubahanpenggunaan teknologi, makin berkuran jarak, waktu dan ruang
serta memperbesargolongan penduduk yang mendapat pelayanan umum.
Pertumbuhan kota di tandai dengan adanya perubahan atau pergeseran
kondisiekonomi yang ada di perkotaan atau dengan kata lain struktur ekonomi
primer berubahmenjadi sektor sekunder dan sektor industri mengarah menjadi
sektor tersier.Pembangunan ekonomi dapat mempercepat proses urbanisasi dan
sebaliknya prosesurbanisasi dapat pula mempercepat proses pembangunan
ekonomi ( Sukirno 1983 ).Sesuai dengan hal tersebut maka urbanisasi akan
menciptakan perkembangan kota danselanjutnya terdapatnya kota-kota besar akan
menyebabkan proses pembangunanekonomi dan transportasi sosial budaya dari
desa yang masuk kekota akan mengalamiperubahan karena situasi dan kondisi
tempat kota.
Faktor yang bersifat ekonomi merupakan penyebab terpenting dan
timbulnyaurbanisasi dan perkembangan kota, pembangunan ekonomi akan dapat
mempengaruhipembangunan yang lain terutama dapat di lihatdengan mudah

18

adalah pembangunaninfrastruktur misal pembangunan gedung, jalan, jembatan
serta pembangunansuprastruktur misal peningkatan SDM Pembangunan ekonomi
apabila berjalankonsisiten dan rutin maka akan menjadi ekonomi yang besar dan
pada

waktu

yang

akandatang

menjadi

tolak

ukur

majunya

suatu

pemerintahan.Pembangunan ataupertumbuhan ekonomi dikota juga membutuhkan
tenaga manusia dan oleh sebab itulahtidak dapat di tolak atau di hentikan adanya
urbanisasi. Pembangunan ekonomi jugamembutuhkan tenaga terampil, tempat
(lahan), kestabilan pemerintah, kestabilan ataukejelasan hukum dan politik,
keamanan dan masih banyak lagi.Semua membutuhkan tenaga atau pemikiran
manusia yang handal (profesional).
a. Implikasi yang menimbulkan implikasi terhadap perkembangan kota
(Sukirno,1985 ). Kemajuan teknologi memungkinkansektor pertanian
menaikkan produktifitasnyadan mengurangi jumlah tenaga pertanian.
Kondisi ini akan banyak yangmenganggur, misalnya membacak tanah
dahulu membutuhkan binatang sudah digantikan traktor, alat tersebut hasil
lebih baik dan lebih cepat selesai, tenagamanusianya tidak banyak di
butuhkan, termasuk menanam padi dan memanen padijuga merubah gabah
jadi beras semuanya semuanya sudah memakai mesin.
b. Kemajuan teknologi menyebabkan kegiatan sektor industri bertambah
danberkembang jenis serta mutunya, hal ini akan membawa dampak
terhadap

kondisikota

akan

berubah

atau

tumbuh

dengan

cepat

strategis.Pertumbuhan ekonomi yang cepat ini akan mempengaruhi sektor
yan lain missal tenaga kerja : bertambahnya jenis kegiatan ekonomi dan
perdagangan akanmembutuhkan banyaknya tenaga manusia sehingga
kalau dikota tidak mencukupitenaga yang di butuhkan maka akan mencari
tenaga dari luar kota masuk ke kotamenjadi tenaga kerja tetap, kontrak,
musiman, kesemuanya akan menambah jumlahpenduduk kota jadi
bertambah besar.Pertumbuhan penduduk kota di butuhkan maupuntidak di
kota kesemuanyaakan menjadi beban kota, terutama kepadatan kota,
keamanan, pendidikan,kebersihan, persediaan lahan, masalah politik,

19

lunturnya peradapan pranata sosialmasyarakat atau perubahan karakter
masyarakat yang pindah dari desa ke kota.

Munculnya transformasi global yang ada sekarang ini akan cenderung
adanyaperubahan wajah kota dan lingkungan.
a. Tranformasi dari desa ke kota, pindahnya penduduk merupakan satu
mekanismeuntuk menjadi agar kepadatan penduduk tidak melebihi daya
dukungnya. Keadaanyang menimbulkan adanya manusia berkeinginan
hidup yang nyaman danberkecukupan akan kebutuhannya, terutama
kebutuhan setiap harinya.Urbanisasi terjadi karena dorongan dari desa
misalnya faktor keamanan, ekonomi,sosial, lingkungan, pemerintahan dan
lain-lain kesemuanya ini di kota tersedia.
b. Kota-kota besar, kota raya dan kota mega akan lebih banyak terdapat di
negaranegara selatan ketimbah utara. Unyuk negara selatan pada
umumnya banyaknegara berkembang sehingga segala sesuatunya belum
terpenuhi secaramaksimal. Agar kebutuhan secara maksimal di butuhkan
daya dukung yang besardan lengkap termasuk tenaga manusia yang handal
dan terampil. Kebutuhantenaga ini akan ada kemungkinan mendatangkan
dari luar daerah sekitarnya ataukalau perlu dari luar negeri, sehingga yang
katagoti berkembangkan segerberubah menjadi negara maju.
c. Penduduk mulai bergerak dari sektor formal pindah ke sektor non formal,
misalnyake jasa perdagangan sektor formal, misalnya perusahaan besar
dan perusahaanswasta. Sektor informal perusahaan mikro atau perumahan
rakyat.

Dampak urbanisasi di negara maju berbeda bila dibandingkan dengan
Negara berkembang. Bedanya adalah dinegara berkembang secara fisik kota akan
tumbuhmenjadi besar dan luas dengan tingkat teknologi dan kualitas kehidupan
kota yangkurang memadai, misalnya pemukiman miskin (squatter), saranaprasarana yang kurang memadai. Sebaliknya di negara maju perubahan fisik kota

20

berkembangdengan pemukiman elite di pinggiran kota yang ditunjang dengan
teknologi maju.Meskipun di beberapa negara sedang berkembang di Asia
Tenggara namapak adanyakorelasi antara perkembangan ekonomidan tingkat
urbanisasi, tapi Gunner Myrdal(1968) menunjukan bahwa urbanisasi merupakan
aspek belaka dari kemiskinan.Urbanisasi lebih merupakan akibat dari reaksi
terhadap kurangnya perkembanganekonomi daripada akibat kenaikan pedapatan
per kapita. Dari penelitian yangdilakukannya, secara umum yang mendorong
penduduk pedesaan pindah ke kotaadalah kemiskinan, kerusakan lingkungan, dan
gangguan keamanan.Di antara hal-hal penting yang ditemukan mengenai
perbedaan pertumbuhankota dan urbanisasi di negara maju serta negara
berkembang adalah di Negara berkembang pertambahan penduduk secara alami
lebih memainkan peranan pentingdalam pertumbuhan kota. Meski arus penduduk
dari desa ke kota juga menjadimasalah bagi pemerintah di negara berkembang.
Hal yang lebih penting dariperpindahan penduduk adalah lebih besarnya jumlah
kelahiran atas angka kematian yang harus menjadi perhatian penuh dalam usaha
mengurangi laju pertumbuhan kota.

E. URBANISME
Secara umum, urbanisme adalah fokus pada kota dan daerah perkotaan,
geografi, ekonomi, politik, karakteristik sosial, serta efek dan disebabkan oleh
lingkungan yang dibangun. Menurut para filosofi dari urbanisme berpendapat
bahwa kota-kota yang sangat penting bagi masyarakat kota atau pemukiman padat
dikatakan untuk melayani sebagi fungsi penting.Urbanis membedakan daerah
perkotaan dari daerah perdesaan dengan kepadatan penduduk lebih tinggi. Mereka
mempertahankan bahwa perbedaan dalam tatanan sosial dan politik antara daerah
perdesaan dan perkotaan, dan bersikeras bahwa tidak ada gunanya dalam studi
khusus perkotaan, tetapi perdebatan ini telah diselesaikan sebagian besar
mendukung studi perkotaan dan sekarang diterima secara luas bahwa kota perlu
dipelajari secara terpisah dari negara itu.

21

Setelah menetapkan bahwa kota benar-benar berbeda dari daerah pedesaan
para sarjana telah mempelajari kota-kota sesuai dengan tiga perspektif yang
berbeda:
a) Perspektif internalist yaitu yang tampak pada tata ruang dan sosial di
dalam kota.
b) Perspektif externalistyaitu yang melihat kota sebagai titik stabil atau node
dalam globalisasi yang lebih luas ruang jaringan dan arus.
c) Perspektif interstisial yaitu yang mencoba untuk mendamaikan dua
perspektif melalui pemahaman bagaimana sosial, temporal dan penataan
ruang kota dipengaruhi oleh global, kekuatan eksternal, dan bagaimana hal
itu mempengaruhi mereka pada gilirannya.
Sebagai contoh di Kota Biasa Amin dan Graham berpendapat bahwa
urbanscape yang terbaik dapat dipahami sebagai situs co-kehadiran beberapa
ruang, beberapa kali dan web serta beberapa hubungan yang mengikat situs lokal,
subyek dan fragmen ke globalisasi jaringan perubahan ekonomi, sosial dan
budaya.
“Urbanisme” dalam arti lebih luas juga akan mencakup studi tentang
interaksi antara kota dan pedalaman pedesaan. Tidak ada kota bisa eksis tanpa
pedalaman untuk memasok itu tetapi karena teknologi komunikasi pedalaman ini
mungkin kurang mudah untuk mengidentifikasi dari itu di pra-industri,
masyarakat agraris, dan selanjutnya konsepsi tentang bagaimana pedalaman
tersebut berhubungan dengan kota mungkin perubahan sepanjang sejarah. Di
Kekaisaran Romawi dan Yunani kuno misalnya municipium dan polis dianggap
terdiri dari kedua pusat “kota” dan pedalaman dengan mana mereka membentuk
satu kesatuan sosial, politik dan ekonomi terpadu.
Kata ini urbanisme juga digunakan sebagai pelengkap kualitatif dengan
deskripsi bentuk berbagai perkotaan dan pedesaan, yakni urbanisme informal,
urbanisme baru, urbanisme mandiri, urbanisme berkelanjutan, urbanisme terpusat
atau desentralisasi, urbanisme neo-tradisional, dan urbanisme transisi.

22

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang
terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara
keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan karena diantara
mereka saling membutuhkan, Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan pangan seperti beras, sayur mayur , daging dan ikan. Desa
juga merupakan sumber tenaga kasar bagi
Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek

jenis pekerjaan tertentu dikota.
perumahan, pembangunan atau

perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah
pekerja pekerja musiman.Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah.
Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa
panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja
yang tersedia.“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang
tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut
sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas
pendidikan, pasar, dan rumahmakan dan lain sebagainya, yang mempertemukan
kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.Hubungan kota-desa cenderung
terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan
desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.Secara teoristikkota merubah atau paling mempengaruhi
desa melalui beberapa cara, seperti:
a. Ekspansikota ke desa atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan
dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua
kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
b. Invasi kota pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak
kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat
kedesaan lenyap atau hilangdan sepenuhnya diganti dengan perkotaan
c. Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke
desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi
d. Kooperasi kota dan desapada umumnya berupa pengangkatan produk yang
bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa dan kota tersebut
kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota.

23

Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam
kehidupan dunia yang memang akan mengkota salah satu bentuk hubungan antara
kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling
ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru
yakni ;
Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat
pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan.
b)Sebab-sebab Urbanisasi
1. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya
2. Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah
dan menetap dikota

Hal–hal yang termasuk faktor pendorong antara lain :
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan
lahan pertanian.
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa terutama kaum muda merasa tertekan oleh adat istiadat
yang

ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.

d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal seperti banjir,
serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa
untuk mencari penghidupan lain dikota.

Hal–hal yang termasuk faktor penarik antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan
dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.

24

b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan
rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan lebih banyak dikota dan lebih
mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan
merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial
yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah

25

BAB III
Penutup

Setiap orang memiliki karakter, ciri dan watak yang berbeda-beda
begitupun dengan masyarakat yang berkelompok. Masyarakat desa dan
masyarakat kota memiliki ciri khas yang masing-masing. Firman Allah SWT.
Yang artinya : “Wahai manusia sungguh Kami telah menciptakanmu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal (bersosialisasi).” AlHujurat : 13. Maka kita harus saling rukun dan akur untuk menggapai cita-cita
yang harmonis dan salingtolong-menolong walaupun dengan karakter yang
berbeda-beda.

26

Daftar Pustaka

Jamaludin, Adon Nasrullah, (2015), Sosiologi Perkotaan, Pustaka Setia, Bandung.
Jamaludin, Adon Nasrullah, (2015), Sosiologi Perdesaan, Pustaka Setia, Bandung.
Grafika, Redaksi Sinar, (2017), Undang-undang, Sinar Grafika, Jakarta.
Hemawan, Heru, Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Perdesaan, pdf.
Suharso, Yohanes, (2014), Proses dan Dampak Urbanisasi, ipi251850.pdf,
Semarang.

27