Fitoremediasi Fosfat dan COD Dengan Ecen

Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Efektifitas Fitoremediasi Fosfat dan
COD Dengan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kiambang
(Salvania natans) pada Limbah Cair Pencucian Pakaian

SKRIPSI
Program Studi Teknik Lingkungan

Oleh :
NAMA
NIM

: RD Muhammad Luthfi F
: 011502573125010

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
JAKARTA
2017

Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Efektifitas Fitoremediasi Fosfat dan
COD Dengan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kiambang

(Salvania natans) pada Limbah Cair Pencucian Pakaian

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNIK

Program Studi Teknik Lingkungan

Oleh :
NAMA
NIM

: RD Muhammad Luthfi F
: 011502573125010

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
JAKARTA
2017


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya
saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Satya Negara Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skirpsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. Yusriani Sapta Dewi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.
2. Drs. Charles Situmorang, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II, ketua Jurusan dan
Dekan yang telah memberikan pengarahan dan memotivasi penulis selama masa
perkuliahan.
3. Ir. Nurhayati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing
dan memotivasi penulis selama masa perkuliahan.
4. Orangtua tercinta dan keluarga besar yang selalu memberikan cinta, do’a, semangat,
dukungan, dan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini.
5. Semua staf pengajar di Fakultas Teknik Universitas Satya Negara Indonesia yang

telah memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Teman-teman Teknik Lingkungan yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, Agustus 2017

RD M Luthfi Firmansyah

ABSTRAK
Pertumbuhan industri pencucian pakaian (laundry) di perkotaan semakin menambah
tingkat pencemaran badan air perkotaan oleh limbah deterjen sehingga air semakin tercemar.
Salah satu senyawa yang terkandung di dalam deterjen adalah senyawa fosfat yang dapat
mengakibatkan eutrofikasi pada badan air. Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tumbuhan
dan bagian-bagiannya untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran
lingkungan. Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan kiambang (Salvania natans)
merupakan salah satu tanaman air yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar pencemar
dalam limbah industri pencucian pakaian dengan cara fitoremediasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Eceng gondok
(Eichhornia crassipes) dan kiambang (Salvania natans) dalam menurunkan fosfat pada
limbah pencucian pakaian dengan menggunakan dua variabel yaitu jumlah tanaman 2, 4 dan
6 tanaman serta waktu kontak 2, 4 dan 6 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tanaman

yang paling optimum menurunkan kadar fosfat yaitu tanaman
Eceng gondok
(Eichhornia crassipes) dengan jumlah 2 tanaman dan waktu kontak 4 hari dengan konsentrasi
fosfat 0.3389 mg/L.
Kata Kunci : Fosfat, Fitoremediasi, Eceng Gondok, Kiambang

ABSTRACT
The growth of urban laundry (laundry) industry increasingly adds to urban water body
contamination level by detergent waste so that water becomes more polluted. One of the
compounds contained in the detergent is a phosphate compound which can lead to
eutrophication in the body of water. Phytoremediation is the use of plants and parts for waste
decontamination and environmental pollution problems. Water hyacinth (Eichhornia
crassipes) and kiambang (Salvania natans) is one of the water plants that can be used to
reduce the levels of pollutants in the waste of the clothes washing industry by
phytoremediation.
This study aims to determine the ability of Eceng gondok (Eichhornia crassipes) and
kiambang (Salvania natans) to decrease the phosphate in the wash waste by using two
variables ie the number of plants 2, 4 and 6 plants and contact time 2, 4 and 6 days. The
results showed that the most optimum plants decreased the phosphate concentration of Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) with 2 plants and 4 days contact time with phosphate

concentration 0.3389 mg / L.
Keywords: Phosphate, Phytoremediation, Eceng Gondok, Kiambang

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….….i
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………..…ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.2

Perumusan Masalah..................................................................................................... 1

1.4

Batasan Masalah .......................................................................................................... 2

1.5

Manfaat Penelitian....................................................................................................... 2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 4
2.1

Fitoremediasi ............................................................................................................... 4

2.2

Eceng Gondok (Eichornia crassipes) .......................................................................... 4

2.3

Kiambang (Salvania natans)........................................................................................ 5

2.4

Fosfat (PO43-) dalam Detergen .................................................................................... 5

2.5

COD dalam Detergen .................................................................................................. 6


BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 7
3.1

Waktu dan tempat penelitian ....................................................................................... 7

3.2

Desain Penelitian ......................................................................................................... 7

3.3

Hipotesis ...................................................................................................................... 7

3.4

Variabel dan skala pengukuran ................................................................................... 8

3.5


Metode dan pengumpulan data ................................................................................... 8

3.6

Jenis data ..................................................................................................................... 8

3.7

Populasi dan sampel .................................................................................................... 8

3.8

Metode analisis data .................................................................................................. 10

i

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perlakuan terhadap limbah industri pencucian pakaian yang ditambahkan tanaman Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) .......................................... 9

Tabel 2 Hasil Pengujian Awal Limbah Laundry.................................................................................. 11
Tabel 3 Hasil Pengujian setelah Perlakuan .......................................................................................... 11

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Desain Alur Kegiatan Penelitian ........................................................................................... 7
Gambar 2 Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry ..................................... 12
Gambar 3 Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry ..................................... 13
Gambar 4 Penurunan kadar fosfat pada masing – masing perlakuan .................................................. 14

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan industri pencucian pakaian (laundry) di perkotaan semakin
menambah tingkat pencemaran badan air perkotaan oleh limbah deterjen sehingga air
semakin tercemar. Salah satu senyawa yang terkandung di dalam deterjen adalah

senyawa fosfat yang dapat mengakibatkan eutrofikasi pada badan air.
Deterjen merupakan senyawa sabun yang terbentuk melalui proses kimia.
Umumnya komponen utama penyusun deterjen adalah Natrium Dodecyl Benzen
Sulfonat (NaDBS) dan Sodium Tripolyphosphat (STPP) yang bersifat sangat sulit
terdegradasi secara alamiah (Hermawati et al., 2005).
Untuk menanggulangi pencemaran yang timbul akibat air limbah, maka
pengolahan air limbah merupakan hal yang mutlak diperlukan. Metode pengolahan air
limbah dapat berupa metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi. Dari ketiga
metode tersebut yang dinilai paling efisien dalam menurunkan zat organik dalam air
limbah dengan biaya relatif murah adalah dengan metode pengolahan biologis
(Hermawati et al., 2005).
Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tumbuhan dan bagian-bagiannya
untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran lingkungan baik secara
ex-situ menggunakan kolam buatan atau reaktor, maupun in-situ (langsung di lapangan)

pada tanah atau daerah yang terkontaminasi limbah (Stefhany et al 2013).
Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang

(Salvania natans)


merupakan salah satu tanaman air yang dapat digunakan untuk mengolah limbah
industri

pencucian

pakaian

dengan

cara

fitoremediasi.

Eceng

Gondok

(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) juga efektif menurunkan
kadar COD, karena Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang memiliki
perakaran yang banyak yang dapat mengabrsorpsi senyawa organik dan memfiltrasi
senyawa anorganik

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu :

1

1. Berapa lama waktu kontak yang paling efektif untuk menurunkan senyawa fosfat
dalam limbah industri pencucian pakaian baik menggunakan Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) maupun Kiambang (Salvania natans) ?
2. Bagaimana perbedaan efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan
Kiambang (Salvania natans) dalam mengubah kadar senyawa fosfat pada limbah
industri pencucian pakaian ?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis perbedaan efektifitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan
Kiambang (Salvania natans) dalam mengubah kadar senyawa fosfat dan COD dalam
limbah industri pencucian pakaian dengan fitoremediasi.
2. Menganalisis perbedaan pengaruh waktu kontak terhadap fitoremediasi senyawa
fosfat dan COD dalam limbah industri pencucian pakaian antara Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans).

1.4 Batasan Masalah
1. Penelitian difokuskan pada kadar fosfat (PO43-) dan COD dalam limbah industri
pencucian pakaian.
2. Efektifitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans)
dalam menurunkan kadar senyawa fosfat dan COD dalam limbah industri
pencucian pakaian.
3. Pengaruh waktu kontak terhadap fitoremediasi senyawa fosfat dan COD oleh Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans).

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :
1. Bagi Institusi
Sebagai bahan alternatif yang efektif dalam menurunkan kadar kadar senyawa
fosfat dalam limbah industri pencucian pakaian.
2. Bagi Peneliti
Sebagai proses pengembangan, pengetahuan dalam menurunkan kadar senyawa
fosfat dalam limbah industri pencucian pakaian

2

3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan pembelajaran.

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fitoremediasi
Fitoremediasi (phytoremediation) adalah pemanfaatan tumbuhan untuk mengurangi dan
menghilangkan konsentrasi bahan pencemar, karena tanaman mempunyai kemampuan
menyerap logam-logam berat dan mineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulator dan
fitochelator (Komala 2015). Fitoremediasi dapat dilakukan pada limbah organik

maupun anorganik dan juga unsur logam seperti As, Cd, Cr, Hg, Pb, Zn, Ni dan Cu
dalam bentuk padat, cair dan gas (Komala 2015)

2.2 Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) merupakan gulma air yang memiliki
daya regenerasi yang cepat. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) peka terhadap
keadaan unsur hara dalam air dan mampu menyerap unsur hara, senyawa organik, dan
unsur kimia dalam air limbah dalam jumlah besar. Tumbuhan Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) mampu menurunkan konsentrasi amonia dalam air limbah
secara

signifikan

(Zaman

2006).

Menurut

Kalsum

2014,

Eceng

Gondok

(Eichhornia crassipes) yang merupakan tumbuhan air dapat mnghasilkan eksudat yang
berguna menurunkan pH yang basa pada air limbah, sehingga pH menjadi netral dan
menimbulkan reaksi remediasi yang dilakukan tanaman terhadap kontaminan menjadi
optimal. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) memiliki efektivitas terbaik dalam
menurunkan nilai BOD, karena Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) merupakan
tumbuhan air mengapung yang memiliki kecepatan fotosintesis yang tinggi sehingga
dapat

meningkatkan

oksigen

terlarut. Selain

itu,

Eceng

Gondok

(Eichhornia crassipes) juga efektif menurunkan kadar COD, karena Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) memiliki perakaran yang banyak yang dapat mengabrsorpsi
senyawa organik dan memfiltrasi senyawa anorganik. Perakaran yang banyak tersebut
juga membuat Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) mampu memfiltrasi jumlah
padatan tersuspensi dalam air sehingga efektif menurunkan kadar TSS yang
terkandung dalam air limbah.

4

2.3 Kiambang (Salvania natans)
Tanaman Kiambang (Salvania natans) merupakan nama umum dari paku air dari
genus Salvinia, divisi Pteridophyta. Menurut Rahmawati 2016, secara morfologi,
Kiambang (Salvania natans) memiliki diameter daun yang relatif kecil (rata-rata 2-4
cm) tetapi memiliki perakaran yang lebat dan panjang. Berdasarkan hal tersebut,
diharapkan Kiambang (Salvania natans) dapat secara aktif menyerap polutan, namun
tidak menghalangi penetrasi cahaya ke dalam perairan. Selain itu, Kiambang (Salvania
natans) merupakan salah satu tumbuhan air yang mempunyai daya survival terhadap

zat pencemar yang cukup tinggi. Menurut (Viobeth 2012), kemampuan akumulasi
timbal oleh Kiambang (Salvania natans) yang tinggi jaringannya pada kondisi
lingkungan tercemar ini menandakan Kiambang (Salvania natans) masih dapat tumbuh
dengan baik. Pemilihan Kiambang (Salvania natans) sebagai tumbuhan fitoremediasi
didasari oleh potensi Kiambang (Salvania natans) sebagai tanaman hiperakumulator
yang baik dengan pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Selain itu Kiambang
(Salvania natans) mampu tumbuh pada nutrisi yang rendah (Rahmansyah 2009).
2.4 Fosfat (PO43-) dalam Detergen
Fosfat yang terkandung dalam deterjen berasal dari Sodium Tripolyphospate (STPP)
yang merupakan unsur terpenting kedua setelah surfaktan karena berfungsi sebagai
builder yaitu kemampuannya menonaktifkan mineral kesadahan dalam air sehingga

deterjen dapat bekerja secara optimal. STPP ini akan terhidrolisis menjadi PO4 (Hera
2003). Fosfat yang terdapat dalam air alam atau air limbah disebut sebagai senyawa
ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam
bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Polifosfat dapat
memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan
bahan deterjen. Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem perairan. Bila kandungan fosfat dalam air limbah semakin
tinggi maka hal ini akan mengganggu lingkungan sekitar badan air, antara lain yaitu
menyebabkan badan air menjadi kaya akan nutrien terlarut (eutrofikasi), menurunnya
kandungan oksigen terlarut dan kemampuan daya dukung badan air terhadap biota air
(Astuti 2015).

5

2.5 COD dalam Detergen
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah

jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang
ada dalam l sampel air dengan pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber
oksigen (oxidizing agent). Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh
zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis,
dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut didalam air (Muthawali 2016).
Detergen mengandung zat-zat organik dari gugus surfaktan diantaranya alkyl benzene
sulfonate (ABS) dan linear alkyl benzene sulfonate (LAS) yang dapat menyebabkan

naiknya nilai COD di perairan.

6

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan H
Salim No.31 B Bintaro Jakarta Selatan. Pengujian kadar fosfat dilakukan di
Laboratorium Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB Dramaga Bogor.

3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk melihat seberapa besar pengaruh
Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) dalam
menurunkan senyawa fosfat dalam limbah industri pencucian pakaian serta mengetahui
pengaruh waktu kontak terhadap fitoremediasi senyawa fosfat oleh Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans). Desain alur kegiatan
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1
Limbah laundry diambil dari
industri pencucian pakaian dan
ditampung di dalam wadah

Pengukuran kadar fosfat (PO43-) dan
COD pada limbah laundry sebelum
dilakukan perlakuan

Ditambah eceng gondong dan
Kiambang pada masingmasing perlakuan dengan
waktu kontak yang berbeda

Pengukuran kadar kadar fosfat
(PO43) dan COD pada limbah
laundry setelah dilakukan perlakuan

Gambar 1 Desain Alur Kegiatan Penelitian
3.3 Hipotesis
H0 : Eceng Gondok dan Kiambang tidak mempengaruhi kadar senyawa fosfat dan
COD yang ada di dalam limbah cair industri pencucian pakaian.
H1 : Eceng Gondok dan Kiambang mempengaruhi kadar senyawa fosfat dan COD
yang ada di dalam limbah cair industri pencucian pakaian.

7

3.4 Variabel dan skala pengukuran
Objek penelitian ini adalah limbah industri pencucian pakaian (laundry) dengan
menambahkan

tanaman

Eceng

Gondok

(Eichhornia crassipes) dan

Kiambang

(Salvania natans) diatas permukaannya dengan variasi waktu kontak dan variasi jumlah
tanaman. Pada penelitian ini yang akan diukur adalah kadar fosfat (PO43-) sebelum dan
sesudah ditambahkan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania
natans). Selain itu, pada pengukuran awal limbah juga diukur kadar COD untuk

mengetahui kandungan zat organik dan anorganik yang akan berpengaruh pada
kemampuan hidup tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang
(Salvania natans).
3.5 Metode dan pengumpulan data
3.5.1 Peralatan Penelitian
1. Jerigen
2. Ember
3. Spektrofotometer

3.5.2 Bahan Penelitian
1. Limbah industri pencucian pakaian (laundry)
2. Eceng Gondok
3. Kiambang

3.6 Jenis data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari
percobaan langsung.

3.7 Populasi dan sampel
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain :

3.7.1

Proses Penyiapan Limbah Industri Pencucian Pakaian
Pengambilan sampel air limbah laundry dilakukan secara grab sampel, yaitu
sampel air diambil pada satu kali pengambilan dari sumber yang diteliti. Air
limbah yang diambil yaitu air limbah pada bilasan pertama pencucian pakaian.
Lokasi pengambilan sampel limbah laundry pada penelitian ini diambil dari
industri pencucian pakaian Refa Laundry yang beralamat di Jalan Depsos Raya
8

No. 7 Bintaro Jakarta Selatan. Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
diperoleh dari danau Fakultas MIPA Universitas Indonesia dan Kiambang
(Salvania natans) diperoleh dari Sentra Ikan Hias Laladon Bogor.

3.7.2 Preparasi dan Perlakuan Awal Sampel
Limbah laundry dengan volume masing-masing 10 liter kemudian di tempatkan
pada wadah berdasarkan perlakuan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel
perlakuan yaitu variabel jenis tanaman dan variabel waktu kontak. Perlakuan
pada penelitian ini dapat dilihat pada table 1.

Tabel 1
Perlakuan terhadap limbah industri pencucian pakaian yang
ditambahkan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang
(Salvania natans)
4 hari

2 hari
Perlakuan

6 hari

2

4

6

2

4

6

2

4

6

individu

individu

individu

individu

individu

individu

individu

individu

individu

E

E1

E2

E3

E4

E5

E6

E7

E8

E9

K

K1

K2

K3

K4

K5

K6

K7

K8

K9

Keterangan :
E : Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
K : Kiambang (Salvania natans)

Pada masing-masing sampel akan diberikan tanaman (Eceng Gondok atau
Kiambang)

sesuai

dengan

perlakuannya.

Tanaman

Eceng

Gondok

(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) yang digunakan
memiliki spesifikasi dengan kriteria : jumlah daun 3-6 lembar, daun yang masih
segar dan tidak menguning, panjang daun 3-6 cm, tinggi tanaman 10-14 cm dan
berat basah sekitar 15-20 gram

3.7.3

Analisis kadar fosfat pada limbah industri pencucian pakaian sebelum
diberikan perlakuan
Sebelum dilakukan perlakuan, limbah industri pencucian pakaian terlebih
dahulu di analisis di laboratorium. Analisis dilakukan untuk mengetahui kadar
fosfat awal sebelum diberikan perlakuan. Selain itu, pada pengukuran awal
9

limbah juga diukur kadar COD untuk mengetahui kandungan zat organik dan
anorganik yang akan berpengaruh pada kemampuan hidup tumbuhan Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans)

3.7.4

Analisis kadar fosfat pada limbah industri pencucian pakaian setelah
diberikan perlakuan
Limbah laundry yang telah diberikan perlakuan akan dianalisis untuk
mengetahui kadar fosfatnya. Sampel air limbah dari masing masing perlakuan
akan diambil sampelnya kemudian di analisis di Laboratorium Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup (PPLH) IPB Dramaga Bogor. Sampel akan dianalisis
langsung sesuai waktu kontak masing-masing untuk mencegah adanya
perubahan kadar akibat faktor pengendapan/didiamkan.

3.8 Metode analisis data
Metode analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif, yaitu dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian yakni limbah industri
pencucian pakaian yang diberikan perlakuan berupa penambahan tanaman Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) dan perbedaan
waktu kontak. Parameter yang diukur yaitu kandungan fosfat (PO43-) yang terdapat
dalam limbah laundry yang diteliti. Selain itu juga dilakukan pengukuran nilai COD
dalam limbah untuk mengetahui kandungan bahan organik dan bahan anorganik
dalam limbah.

10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh penambahan Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) terhadap kandungan fosfat
yang ada pada limbah laundry. Hasil pengujian awal dari air limbah laundry disajikan
pada Tabel 4.1.
Tabel 2 Hasil Pengujian Awal Limbah Laundry
Parameter

Satuan

Baku mutu

Hasil

COD

mg/L

150 *)

114

Fosfat (PO4)

mg/L

1 **)

1

Keterangan

: *) PerGub DKI Jakarta Nomor 69 Tahun 2013 Baku Mutu Limbah
untuk Kegiatan Laundry (Lamp. W)
**) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 (Kelas IV)

Perlakuan limbah laundry pada penelitian ini menggunakan air limbah laundry “Refa
Laundry” dengan 9 (Sembilan) perlakuan berbeda. Masing perlakukan dilakukan
dengan volume air limbah laundry sejumlah 10 liter. Perlakuan tersebut menggunakan
variabel waktu kontak selama 2, 4, dan 6 hari, serta variabel jumlah tanaman Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) yaitu 2, 4 dan 6
tanaman untuk melihat perlakuan yang paling efisien dalam penurunan nilai parameter
Fosfat yang terkandung dalam sampel limbah laundry. Hasil pengujian air limbah
laundry setelah mendapat masing-masing perlakuan tersebut disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 3 Hasil Pengujian setelah Perlakuan

COD
(mg/L)
PO4 (mg/L)

COD
(mg/L)
PO4 (mg/L)

E1

E2

E3

E4

E5

E6

E7

E8

E9

87.06

69.64

55.72

94.02

52.32

69.64

90.54

76.61

62.68

1.4224 1.6794 2.0125 0.3389 0.3754 2.2243 0.4332 0.6442 0.5452
K1

K2

K3

K4

K5

K6

K7

K8

K9

69.64

90.54

87.06

81.84

87.06

104.47

83.57

104.47

118

0.5937

0.857

1.0813 0.8623 1.2402 1.1444 0.7208 1.0562 1.0404

Sumber : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB, 2017
11

Keterangan

:

E1

= 2 Tanaman Eceng Gondok selama 2 hari

K1

= 2 Tanaman Kiambang selama 2 hari

E2

= 4 Tanaman Eceng Gondok selama 2 hari

K2

= 4 Tanaman Kiambang selama 2 hari

E3

= 6 Tanaman Eceng Gondok selama 2 hari

K3

= 6 Tanaman Kiambang selama 2 hari

E4

= 2 Tanaman Eceng Gondok selama 4 hari

K4

= 2 Tanaman Kiambang selama 4 hari

E5

= 4 Tanaman Eceng Gondok selama 4 hari

K5

= 4 Tanaman Kiambang selama 4 hari

E6

= 6 Tanaman Eceng Gondok selama 4 hari

K6

= 6 Tanaman Kiambang selama 4 hari

E7

= 2 Tanaman Eceng Gondok selama 6 hari

K7

= 2 Tanaman Kiambang selama 6 hari

E8

= 4 Tanaman Eceng Gondok selama 6 hari

K8

= 4 Tanaman Kiambang selama 6 hari

E9

= 6 Tanaman Eceng Gondok selama 6 hari

K9

= 6 Tanaman Kiambang selama 6 hari

4.2 Pembahasan

Gambar 2 Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry
Berdasarkan grafik yang disajikan pada Gambar 2, nilai parameter COD terendah
dihasilkan dari perlakuan E5 yaitu perlakuan menggunakan 4 (empat) tanaman Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes) selama 4 (empat) hari dengan nilai COD sebesar 52.32
mg/L. Sedangkan nilai parameter COD pada tanaman Kiambang (Salvania natans)

dihasilkan dari perlakuan K1 yaitu perlakuan menggunakan 2 (dua) tanaman
Kiambang (Salvania natans) selama 2 (dua) hari dengan nilai COD sebesar 69,64
mg/L. Dibandingkan Kiambang (Salvania natans), tanaman Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) memiliki kemampuan remediasi limbah yang lebih baik,
sebagaimana

(Kalsum

2014)

menyatakan

bahwa

Eceng

Gondok

(Eichhornia crassipes) memiliki perakaran yang banyak, dengan sistem perakaran
tersebut mampu mengabsorbsi senyawa organik dan memfiltrasi senyawa anorganik,
selain itu dapat meningkatkan oksigen terlarut melalui proses fotosintesis. Sehingga
12

Fitoremediasi

menggunakan

Eceng

Gondok

(Eichhornia crassipes)

mampu

menurunkan kadar COD menjadi lebih rendah dibandingkan fitoremediasi
menggunakan tanaman Kiambang (Salvania natans).

Gambar 3 Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry
Berdasarkan tabel pada Gambar 3, nilai parameter Fosfat terendah dihasilkan dari
perlakuan E4 yaitu perlakuan menggunakan 2 (dua) tanaman Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) selama 2 (dua) hari dengan kandungan fosfat sebesar 0.3389
mg/L.

Kenaikan

kandungan

fosfat

terjadi

pada

tanaman

Eceng

Gondok

(Eichhornia crassipes), setelah kandungan fosfat menurun pada hari ke-2 di masingmasing perlakuan jumlah tanaman, kemudian nilai fosfat naik kembali pada hari ke-4.
Hal ini menunjukkan bahwa waktu efektif penyerapan fosfat melalui akar tanaman
hanya berlangsung selama kurun waktu tertentu, selanjutnya fosfat dalam limbah akan
terlarut kembali, sehingga meningkatkan nilai fosfat terlarut. Sebagaimana (Stephany
2013) menyatakan bahwa penurunan parameter fosfat yang optimum pada akar
tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) memiliki kemampuan yang cukup
baik dalam menurunkan konsentrasi Fosfat, sedangkan kenaikan nilai fosfat dapat
terjadi lagi akibat endapan di limbah laundry larut lagi sehingga menyebabkan
tingginya nilai fosfat terlarut.
Perlakuan dengan menggunakan tanaman Kiambang (Salvania natans) menghasilkan
penurunan kandungan fosfat tertinggi yaitu pada perlakuan K1 yaitu menggunakan 1
(satu) tanaman dan 2 (dua) hari waktu kontak dengan kandungan fosfat sebesar 69.64
mg/L. Penurunan nilai fosfat pada limbah laundry tersebut tidak terlalu signifikan.
13

Respon tanaman Kiambang (Salvania natans) yang dihasilkan terhadap perlakuan
menggunakan limbah laundry yaitu tanaman Kiambang (Salvania natans) tidak dapat
bertahan terhadap adanya limbah laundry. Hal ini dapat dilihat dari daun tanaman
Kiambang (Salvania natans) yang mulai layu pada perlakuan 4 hari.

Sumber: Stefhany et al 2013
Keterangan : Perlakuan 1 : Limbah laundry saja (kontrol)
Perlakuan 2 : Limbah laundry dan 3 tumbuhan Eceng Gondok
Perlakuan 3 : Limbah laundry dan 3 tumbuhan Eceng Gondok bebas bakteri aktif

Gambar 4 Penurunan kadar fosfat pada masing – masing perlakuan
Berdasarkan data pada Gambar 4, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Stephany 2013,
penurunan kadar fosfat dalam limbah laundry terjadi antara hari ke-0 sampai hari ke-5.
Setelah itu, terjadi kenaikan kadar fosfat yang ada dalam limbah laundry. Berdasarkan
penelitian tersebut, kenaikan kandungan fosfat disebabkan karena adanya kenaikan
suhu air limbah dan adanya endapan fosfat yang terlarut lagi pada hari ke-10 hingga jari
ke-20.

4.2.1 Analisis
pengaruh
waktu
kontak
tanaman
Eceng
Gondok
(Eichhornia crassipes) terhadap parameter COD dengan menggunakan uji
regresi dan anova
Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
terhadap parameter COD melalui uji regresi dan anova menggunakan software
SPSS versi 2.2 dengan waktu sebagai variabel bebas (dependent variable) dan
nilai COD sebagai variabel terikat (constant). Berdasarkan uji regresi, didapatkan
hasil Korelasi (R) 0.167 (sangat rendah) antara waktu kontak dan nilai COD.
Kemudian, berdasarkan uji anova didapatkan hasil Ftest 0.2 dengan Fsig 0.67 ≥ 0.05
(Fsig lebih besar dari nilai α = 0.005) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang
14

signifikan antara waktu kontak Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan
nilai COD yang dihasilkan.
4.2.2 Analisis
pengaruh
waktu
kontak
tanaman
Eceng
Gondok
(Eichhornia crassipes) terhadap parameter PO4 dengan menggunakan uji
regresi dan anova
Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
terhadap parameter PO4 melalui uji regresi dan anova menggunakan software
SPSS versi 2.2 dengan waktu sebagai variabel bebas (dependent variable) dan
nilai PO4 sebagai variabel terikat (constant). Berdasarkan uji regresi, didapatkan
hasil Korelasi (R) 0.666 (kuat) antara waktu kontak dan nilai PO4. Kemudian,
berdasarkan uji anova didapatkan hasil Ftest 5.585 dengan Fsig 0.050 ≤ 0.05 (Fsig
sama dengan nilai α = 0.005) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antara waktu kontak Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan nilai PO4 yang
dihasilkan.

4.2.3 Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans)
terhadap parameter COD dengan menggunakan uji regresi dan anova
Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans) terhadap
parameter COD melalui uji regresi dan anova menggunakan software SPSS versi
2.2 dengan waktu sebagai variabel bebas (dependent variable) dan nilai COD
sebagai variabel terikat (constant). Berdasarkan uji regresi, didapatkan hasil
Korelasi (R) 0.580 (sedang) antara waktu kontak dan nilai COD. Kemudian,
berdasarkan uji anova didapatkan hasil Ftest 3.552 dengan Fsig 0.101 ≥ 0.05 (Fsig
sama dengan nilai α = 0.005) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans) dengan nilai COD
yang dihasilkan.
4.2.4 Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans)
terhadap parameter PO4 dengan menggunakan uji regresi dan anova
Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans) terhadap
parameter PO4 melalui uji regresi dan anova menggunakan software SPSS versi
2.2 dengan waktu sebagai variabel bebas (dependent variable) dan nilai PO4
sebagai variabel terikat (constant). Berdasarkan uji regresi, didapatkan hasil
Korelasi (R) 0.198 (sangat rendah) antara waktu kontak dan nilai PO4. Kemudian,
berdasarkan uji anova didapatkan hasil Ftest 0.287 dengan Fsig 0.609 ≥ 0.05 (Fsig
15

sama dengan nilai α = 0.005) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara waktu kontak dengan nilai PO4 yang dihasilkan.

16

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
-

Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) memiliki pengaruh dalam menurunkan
kadar senyawa fosfat, tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap penurunan COD.
Kiambang (Salvania natans) tidak memiliki pengaruh yang signifikan baik
terhadap penurunan kadar senyawa fosfat maupun COD.

-

Waktu kontak berpengaruh terhadap penurunan senyawa fosfat dan COD pada
fitoremediasi limbah laundry menggunakan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes). Waktu kontak yang memiliki penurunan paling signifikan yaitu pada

rentang waktu 2 sampai 4 hari, di atas rentang waktu tersebut senyawa pencemar
dalam hal ini fosfat yang terserap oleh sistem perakaran Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) dapat terlarut kembali sehingga kadar senyawa fosfat
terlarut menjadi naik kembali.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk melakukan perlakuan tambahan
seperti penambahan aerasi dan pengendapan sebelum dilakukan penambahan
tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans)
hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan senyawa pencemar oleh
tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans).

17

DAFTAR PUSTAKA
Hermawati, E, Wiryanto, Solichatun. 2005. Fitoremediasi limbah detergen menggunakan
kayu apu (Pistia stratiotes L. ) dan genjer ( Limnocharis flava L.). Jurnal BioSMART:

7(2), 115-124.
Muthawali DI. 2016. Analisa Cod Dari Campuran Limbah Domestik Dan Laboratorium Di
Balai Riset Dan Standarisasi Industri Medan. Universitas Negeri Medan Repository : 05
(01), 1-13.
Rahmawati, A, Badrus. Z, dan Purwono. 2016. Kemampuan tanaman Kiambang (Salvinia
molesta) dalam menyisihkan BOD dan fosfat pada limbah domestik (grey water) dengan
sistem fitoremediasi secara kontinyu. Jurnal Teknik Lingkungan : 5(4), 1-10.

Rahmansyah, Maman. 2009. Tumbuhan Akumulator untuk Fitoremediasi Lingkungan
Tercemar Merkuri dan Sianida Penambangan Emas. Jakarta(ID) : LIPI Press.
Astuti, WS, dan Sinaga. SM. 2015. Pengolahan limbah laundry menggunakan metode
biosand filter untuk mendegradasi fosfat. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 2, 53-

58.
Hera (Human and Enviromental Risk Assessment). 2003. Sodium Tripolyphospat. Human
and Enviromental Risk Assessment ingredients of European household cleaning
products.
Kalsum U , A. Napoleon, dan B. Yudoyono. 2015. Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes), hydrilla (Hydrilla verticillata), dan rumput payung (Cyperus alterni-folius)
dalam pengolahan limbah grey water . Jurnal Penelitian Sains : 17(1), 20-25.

Komala, R . 2015. Proses fitoremediasi limbah cair tahu untuk menurunkan COD dan TSS
dengan memanfaatkan Kiambang. Jurnal Kinetika: Vol 6, 31-36.

Stefhany AC, Sutisna M dan Pharmawati K. 2013. Fitoremediasi phosfat dengan
menggunakan tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) pada limbah cair
industri kecil pencucian pakaian (laundry). Jurnal Institut Teknologi Nasional : 1(1,) ,

1-11
Viobeth, BR, Sri .S, dan Endro .S. 2012. Fitoremediasi Limbah Mengandung Timbal (Pb)
dan Nikel (Ni) Menggunakan Tanaman Kiambang (Salvinia molesta ). Diponogoro (ID):
Laporan Penelitian Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.

18

Zaman, B, dan Endro. S, 2006. Kemampuan penyerapan Eceng Gondok terhadap amoniak
dalam limbah rumah sakit berdasarkan umur dan lama kontak (studi kasus: RS Panti
Wilasa,

Semarang).

Jurnal

Presipitasi

:

1(1),

4

19