TEKNIK TEMU BALIK INFORMASI SECARA EFEKT

TEKNIK TEMU BALIK INFORMASI SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN PADA
PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN HIBRIDA
Oleh:
Ginanda Rahmadini
1601396
Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: ginanda.rhmdn@student.upi.edu
LATAR BELAKANG
Kurang lebih seama 1 dekade ini, perkembangan internet sangat pesat. Dilansir dari
situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi, di tahun 2010, pengguna internet di
Indonesia sudah mencapai angka 82 juta pengguna. Keberadaan internet di dunia ini
memungkinkan user untuk berkomunikasi lintas kota, lintas pulau, lintas negara, bahkan
lintas benua.
Perkembangan internet pun merambah hampir ke seluruh aspek kehidupan manusia.
Perpustakaan pun menjadi salah satu objek yang berkembang seiring dengan perkembangan
internet. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan perpustakaan yang terus mencapai ke
arah perpustakaan digtal.
Banyaknya informasi yang beredar mengakibatkan warganet berada dalam situasi
ledakan informasi. Ledakan informasi adalah suatu keadaan dimana menyebarluasnya

informasi-informasi dan bercampurnya antara informasi ilmiah dengan informasi hoax.
Keadaan tersebut mengakibatkan user kesulitan untuk memilah dan memilih informasi yang
ia butuhkan. User membutuhkan cara yang efektif dan efisien agar dapat menemukan
informasi secara akurat dan dengan kualitas yang baik.
Salah satu cara untuk menemukan informasi yang user butuhkan pada era ledakan
informasi ini adalah dengan melakukan temu balik informasi. Lalu, bagaimanakah cara
melakukan proses temu balik informasi secara efektif dan efisien agar mendapatkan
informasi yang dibutuhkan secara akurat?

METODOLOGI PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam artikel ini adalah dengan
menggunakan studi literature. Studi literatur adalah proses pengumpulan data dengan
menggunakan berbagai sumber literatur tertulis seperti buku, jurnal, makalah, prosiding, dan
lain-lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Di era ledakan informasi ini seseorang harus memiliki kemampuan untuk menyaring
informasi yang datang pada dirinya sehingga informasi yang ia dapatkan tidak keliru dan
dapat dipergunakan dalam aktivitasnya (Solehat, Rusmono, & Rullyana, 2016, hlm. 53). Hal
tersebut berkaitan dengan kemampuan proses temu balik informasi yang akan dilakukan.

a. Perpustakaan Hibrida
Pemustaka di perpustakaan hibrida umumnya adalah pemustaka yang berusia
18-25 tahun. Perpustakaan hibrida umumnya sudah diterapkan hampir di seluruh
perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. Perpustakaan hibrida merupakan cikal
bakal konsep perpustakaan digital (Pendit, 2008, hlm. 33). Perpustakaan hibrida
memiliki koleksi tercetak dan koleksi elektronik dalam arti perpustakaan hibrida
bukanlah perpustakaan yang memiliki koleksi elektronik sepenuhnya, namun juga
tetap menyediakan koleksi tercetak.
Di dalam perpustakaan hibrida, akan terjadi dua kegiatan temu balik informasi,
yaitu temu balik informasi pada koleksi tercetak dan temu balik informasi pada
koleksi elektronik. Hal terebut berkaitan dengan karakteristik perpustakaan hibrida
yaitu menyediakan koleksi tercetak dan digital.
b. Temu Balik Informasi
Temu balik informasi adalah kesesuaian antara ketersediaan koleksi dan kata
kunci yang digunakan oleh pencari informasi (Muttaqien dan Kusmayadi, 2009, hlm.
5.14). Dalam hal ini, kita mencari koleksi yang sudah pernah kita simpan sebelumnya.
Sistem temu balik informasi dibangun oleh dua subsistem, yaitu sumber informasi dan
query.
Kegiatan dalam sudut pandang konten atau informasi yang dicari meliputi
analisis sumber informasi, lalu pengorganisasian dan penyesuaian. Sedangkan dari

sudut pandang pengguna meliputi analisis terhadap query yang dimasukkan,
pernyataan penelusuran dan pengambilan informasi.

Sumber: Muttaqien dan Kusmayadi, 2009, hlm. 5.16

c. Timeline Perkembangan Perpustakaan dan Alat Bantu Penelusuran

Perkembangan alat bantu penelusuran di perpustakaan sejalan dengan
perkembangan perpustakaan. Perkembangan perpustakaan sejalan pula dengan
perkembangan teknologi. Artinya, perpustakaan dan alat bantu penelusuran akan
berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi di
dunia ini.

Sumber: Susanto, 2010, hlm. 18

d. Teknik Temu Balik Informasi
Karakteristik perpustakaan hibrida ialah memiliki dua jenis koleksi, yaitu
koleksi tercetak dan koleksi digital (elektronik). Artinya, dalam hal ini perpustakaan
hibrida memiliki 2 jenis teknik penelusuran, yaitu teknik penelusuran koleksi tercetak
dan teknik penelusuran koleksi digital. Perpustakaan Hibrida termasuk dalam kategori

perpustakaan semi modern, yang memiliki koleksi elekrtonik namun masih melayani
koleksi tercetak. Alat temu balik informasinya berupa Online Public Access Catalog
(OPAC) dan juga melalui jaringan internet atau website perpustakaan tersebut untuk
koleksi elektronik seperti repository dan jurnal elektronik.
1. Teknik Temu Balik Informasi menggunakan OPAC
Jika menggunakan OPAC sebagai alat temu balik informasi, sudah
pasti yang dicari adalah koleksi tercetak, biasanya berupa buku. Agar
kegiatan temu balik informasi berjalan dengan efektif dan efisien, maka
yang pertama kali harus dilakukan adalah users harus sudah mengetahui
apa yang akan ia cari. Baik itu hanya berupa judulnya saja, atau
pengarangnya saja, atau hanya subjeknya saja. Biasanya, OPAC hanya
menyediakan 3 kategori pencarian itu saja.
Alur sederhana dapat dilihat dalam formasi berikut:

Sumber: Yusup dan Subekti, 2010, hlm. 245

2. Teknik Temu Balik Informasi Menggunakan Website atau Jaringan
Internet
Jika user ingin melakukan proses temu balik informasi untuk koleksi
repository, biasanya proses tersebut dilakukan pada website perpustakaan

yang bersangkutan. Agar efektif dan efisien, cara yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan fasilitas advanced search pada kolom search
box. Fasilitas advanced search dapat digunakan dengan catatan pengguna
harus sudah mengetahui identitas bahan pustaka atau dokumen yang dicari.
Jika user ingin melakukan proses temu balik informasi dengan
menggunakan jaringan internet atau search engine google, maka pastikan
query yang digunakan dapat merepresentasikan dokumen yang akan dicari.
Jika hal tersebut tidak berhasil, user dapat menggunakan boolean logic,
seperti AND, OR, dan NOT ataupun tanda petik (“...”). hal tersebut dapat
mempersempit pencarian dan hasil yang akan didapatkan diharapkan dapat
mendekati keakuratan dokumen yang dicari.
User juga dapat menelusur langsung pada portal atau homepage.
Menelusur langsung pada portal atau homepage akan mempermudah
penemuan informasi yang dimaksud. Karena portal atau homepage sudah
memiliki karakteristik bidang informasinya sendiri sehingga tidak akan
tercampur dengan informasi bidang lain.
SIMPULAN
Perkembangan teknologi membawa dampak besar pada seluruh aspek kehidupan
manusia, termasuk didalamnya adalah perpustakaan. Perpustakaan terus mengalami
perkembangan sejalan dengan perkembangan teknologi. Namun, tidak semua perpustakaan

berevolusi denagn cepat mengikuti perkembangan zaman. Meskipun saat ini sudah masuk
pada era 3.0, nyatanya, keberadaan perpustakaan tradisionalpun masih banyak ditemukan.

Di era ledakan informasi seperti ini, masyarakat khususnya warganet perlu memiliki
kemampuan pencarian informasi yang efektif dan efisien agar dapat menemukan informasi
yang dicarinya secara akurat. Perpustakaan hibrida sebagai cikal bakal lahirnya perpustakaan
digital pun demikian adanya. Perpustakaan tersebut menggabungkan dua jenis perpustakaan,
yaitu perpustakaan tradisional dan perpustakaan modern. Teknik temu balik informasi yang
digunakan di perpustakaan hibrida pun termasuk dalam alat temu balik informasi semi
modern. Artinya, perpustakaan hibrida sudah menggunakan OPAC dan jaringan internet
meskipun masih ada koleksi tercetak.
Teknik yang dapat digunakan untuk melakukan proses temu balik informasi di
perpustakaan hibrida adalah dengan menggunakan fasilitas advanced search, boolean logic,
keyword, dan menelusur langsung ke homepage.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Muttaqien, M. Zain., dan Kusmayadi, Eka. (2009). Materi Pokok Dasar-dasar Teknologi
Informasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Pendit, Putu Laxman. (2007). Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan

Tinggi Indonesia. Jakarta: Sagung Seto
Yusup, Pawit M., dan Subekti, Priyo. (2010). Teori & Praktik Penelusuran Informasi. Jakarta:
Kencana.
Sumber Jurnal
Solehat, D. S., Rusmono, D., & Rullyana, G. (2016). INFORMATION SEEKING
BEHAVIOUR STUDENT IN FOREIGN LANGUAGE EDUCATION STUDENT IN
INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION. Edulib, 6(1).
Susanto, S. E. (2010). Desain Dan Standar Perpustakaan Digital. Jurnal Pustakawan
Indonesia, 10(2).
Sumber Online
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo
%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker diakses pada 1
April 2018 pukul 13.06