Tinjauan hukum pidana islam dan Undang-Undang No 28 Tahun 2014 tentang hak cipta terhadap pembajakan film via bigo live di gedung bioskop.

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
NO 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA TERHADAP
PEMBAJAKAN FILM VIA BIGO LIVE
DI GEDUNG BIOSKOP

SKRIPSI

Oleh
Intan Aulia Ridyana
NIM C03213024

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam Prodi Hukum Pidana Islam
Surabaya
2017

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam Dan Undang-Undang No 28 Tahun
2014 Tentang Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film Via Bigo Live Di Gedung Bioskop”.

Skripsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses
pembajakan film via aplikasi Bigo Live dalam gedung bioskop serta bagaimana tinjauan
hukum pidana islam dan Undang-undang No 28 Tahun 2014 terhadap pembajakan film via
aplikasi Bigo Live.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi.
Setelah data terkumpul, data diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif analisisdan dengan
pola fikir deduktif untuk memperoleh kesimpulan yang khusus dan dianalisis menurut hukum
pidana Islam.
Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa proses pembajakan film via Bigo Live
dilakukan dengan cara live streaming di gedung bioskop oleh pengguna aplikasi tersebut yang
kemudian disebarluaskan melalui smarthphone ketika film sedang berlangsung. Pembajakan
film tersebut menurut hukum pidana Islam adalah termasuk pencurian yang tidak memenuhi
syarat yang mengharuskan dilaksanakannya hukuman takzir, karena telah merugikan seseorang
dan mengambil hak seseorang tanpa kerelaan orang tersebut. Ketentuan hukumannya
ditentukan oleh ulil amri. Sedangkan menurut Undang-undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta, pembajakan film via Bigo Live telah melanggar aturan pasal 113 ayat (3) yaitu jika tanpa
hak/ tanpa izin pencipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana yang
disebutkan dalam pasal 9 ayat (1) huruf b yaitu penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya
secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) Tahun dan pidana
denda paling banyak Rp. 1000.000.0000,00 (satu miliar rupiah). Serta pembajakan film via

Bigo Live melanggar Undang-undang No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronika Pasal 48 ayat 1 dan 2 karena telah menyalahgunakan aplikasi tersebut
menggunakan alat elektronik dengan ancaman Pidana 8 tahun penjara dan denda
2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran bagi para pengguna aplikasi
Bigo Live agar lebih pandai dalam menggunakan aplikasi tersebut sesuai kegunaannya
terutama dalam menyiarkan hal-hal yang positif agar tidak memicu adanya pelanggaranpelanggaran Hak Cipta dan pelanggar lainnya. Bagi pemerintah merevisi aturan-aturan untuk
melindungi pemilik Hak Cipta.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM ........ ....................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................


ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN ..................................................................................................

iv

ABSTRAK ..........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ...............................................................................................

ix

MOTTO ..............................................................................................................

xi


DAFTAR ISI......... .............................................................................................. xii
DAFTAR TRANSLITERASI............................................................................. xiii

BAB I

:

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah .........................................

7

C. Rumusan Masalah .................................................................

9


D. Kajian Pustaka ......................................................................

9

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 11
F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................... 12
G. Definisi Operasional ............................................................. 12
H. Metode Penelitian ................................................................. 13
I. Sistematika Pembahasan ....................................................... 18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

:

PEMBUNUHAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM
A. Pengertian Pembunuhan........................................................ 20
B. Macam-Macam Pembunuhan ............................................... 21
C. Unsur-Unsur Pembunuhan............................................ ........ 22

D. Sanksi Hukuman Pembunuhan......................... ................... 28

BAB III

:

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NOMOR:
186/PID.B/2014/PN.LMG TENTANG PEMBUNUHAN BERENCANA
SETELAH MENDAPAT PEMAAFAN DARI KELUARGA
A. Sekilas Tentang Pengadilan Negeri Lamongan .................. 41
B. Deskripsi Kasus .................................................................... 43
C. Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Lamongan
dalam Putusan Nomor: 186/Pid.B/2014/PN.Lmg ................ 46
D. Amar Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lamongan
Nomor 186/Pid.B/2014/PN.Lm g ............................... 57

BAB IV

:


PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NOMOR:
186/PID.B/2014/PN.LMG TENTANG PEMBUNUHAN BERENCANA
SETELAH MENDAPAT PEMAAFAN DARI KELUARGA DALAM
PRESPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM
A. Analisis Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Lamongan dalam
Memutuskan Perkara Pidana Pembunuhan Berencana Setelah
Mendapat Pemaafan dari Keluarga Nomor: 186/Pid.B/2014/PN.Lmg ...
.............................................................................................. 59
B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Pertimbangan Hakim
Pengadilan Negeri Lamongan Nomor: 186/Pid.B/2014/PN.Lmg
Tentang Tindak Pidana Pembunuhan Berencana Setelah Mendapat
Pemaafan dari Keluarga ...................................................... 63

BAB V

:

PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 70
B. Saran ...................................................................................... 71


DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

73

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 74

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman dari waktu ke waktu telah menjadikan dunia
semakin modern.Seiring perkembangan tersebut, kejahatan dalam kehidupan
manusia senantiasa berkembang dan seiring dengan tumbuh kembangnya
manusia, yang mana merupakan persoalan yang dialami manusia dari waktu
ke waktu. Semakin modern peradaban manusia semakin besar pula potensi

kejahatan itu terjadi, jika manusia tersebut tidak mempunyai landasan yang
kuat untuk mencegah terjadinya kejahatan.
Melihat sejarah perjuangan bangsa Indonesia sudah sejak dulu
terbukti. Perjuangan ini tidak lepas dari peran pemuda yang tampil lebih awal
secara positif dan murni menuju Indonesia merdeka.Hal ini dapat dilihat sejak
generasi ’08.’28, dan generasi ’45, bahkan sampai dengan perjuangan
mengisi kemerdekaan gerak langkah generasi muda pada awal perjuangan
tersebut tampak kompak bersatu dalam perjuangan menegakkan kebenaran
dan keadilan sehingga mendapat dukungan rakyat Indonesia.1
Pada akhir abad ke-20 terjadi adanya suatu perkembangan kehidupan
di tingkat nasional maupun internasional yang berkembang dengan pesat,
terutama

dibidang-bidang

informasi,

telekomunikasi,

transportasi,


perekonomian, hukum pada umumnya dan pemberian perlindungan hukum

1

Sudiyo, Arus Perjuangan Pemuda Dari Masa Ke Masa, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 2003), h. 1.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

yang semakin efektif terhadap hak-hak atas kekayaan intelektual (intellectual
property right), khususnya dibidang hak cipta.2
Perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan banyak karya cipta dan
kreatifitas manusia diberbagai bidang kehidupan. Banyak hasil karya cipta
manusia yang telah dipatenkan untuk mendapatkan perlindungan hukum
sekaligus sebagai upaya penghargaan atas hasil karya cipta tersebut. Namun
pada kenyataannya, banyak terjadi tindakan illegal yang berupa pelanggaran

terhadap hasil karya cipta yang bernilai ekonomis dengan cara melakukan
pembajakan atas hasil karya cipta.
Hak cipta merupakan sesuatu yang harus dilindungi, tidak seorang
pun berhak untuk memperbanyak, terutama utuk mengkomersialkan ke
khalayak umum tanpa seizin pencipta atau pun penerima hak, namun karena
didalam hak cipta intelektual terkandung nilai ekonomi yang tinggi,
seringkali membuat pihak tertentu untuk melanggar ketentuan hukum yang
berlaku demi keutungan dan kepentingan pribadi.3
Kemajuan teknologi yang pesat pada era saat ini memudahkan bagi
usaha pembajakan dengan memperoleh keuntungan yang cepat, hanya dengan
sebuah aplikasi pada smartphone saja dapat digunakan sebagai usaha
pembajakan film maupun produk-produk lainnya. Seperti Media sosial yang
berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, kegemaran orang
berinteraksi satu sama lain di dunia maya memunculkan kreatifitas baru dari
para pengembang aplikasi yang tidak hanya berbasis foto, teks atau pesan
2

Eddy Damain, Hukum Hak Cipta, (Bandung: Alumni, 2002), hlm. 1.
Muhammad Irvan Alimudin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Barang Hasil bajakan”,
(skripsi – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon, 2015)
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

singkat, kini banyak bermunculan juga media sosial berbasis video streaming.
Salah satunya aplikasi yang sedang populer adalah Bigo Live.4
Bigo Live termasuk aplikasi populer di Indonesia saat ini dan
digandrungi oleh kalangan anak muda. Bigo Live adalah aplikasi broadcast
dalam bentuk video live streaming yang digunakan untuk menyiarkan
kegiatan diri sendiri secara online melalui kamera smarthphone dan bisa
ditonton oleh para pengguna Bigo Live yang lain secara bersamaan.5 Penguna
bisa menjadi broadcaster (penyiar) maupun viewer (penonton).
Salah satu keistimewaan Bigo Live ini yaitu broadcaster dapat
menghasilkan uang cash dari hasil Broadcasting secara Live, Semakin banyak
orang yang memberikan Gift kepada broadcaster maka akan semakin banyak
Diamond terkumpul, yang pada akhirnya nanti Diamond tersebut bisa
ditukarkan menjadi uang cash, minimal penarikan adalah 6700 diamond atau
setara dengan Rp. 2.000.000;.6
Banyak sisi positif dari aplikasi Bigo Live ini, salah satunya para
broadcaster menggunakan Bigo Live untuk menunjukkan bakat dan
kekreatifitasannya. Misalnya dengan menggambar, menari, bernyanyi,
menjadi konsultan kesehatan, atau melakukan hal-hal yang bersifat religius.

4

http://www.whaffindonesia.com/2016/08/cara-menghasilkan-uang-dari-bigo-live.html?m=1,
diakses pada hari Minggu 7-5-2017, 22.00 WIB.
5
Mu Tmm, “Tentang Bigo Live dan Cara Menggunakannya”
http://www.menitinfo.com/2016/09/tentang-bigo-live-dan-cara-menggunakan.html?m=1, diakses
pada hari Minggu 7-5-2017, 23.30 WIB.
6
Dimas Maulana,“Bigo live, Kenapa Bisa Tenar?”,
https://www.kaskus.co.id/thread/578f74fb507410f0718b456a/aplikasi-bigo-live-kenapa-bisatenar/.diakses pada 14 Juni 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Namun, banyak juga dari sisi negatifnya, salah satunya menggunakan aplikasi
ini secara live streaming didalam sebuah bioskop.
Larangan menggunakan handphone didalam gedung bioskop ketika
film sedang berlangsung itu sudah ada, namun tidak menutup kemungkinan
para broadcaster tetap menggunakannya demi kepopuleran di dunia maya,
apalagi jika menggunakan aplikasi Bigo Live ini menguntungkan bagi
mereka, hingga tidak memikirkan bahwa yang dilakukannya adalah perbuatan
yang sangat merugikan hak pencipta

bahkan termasuk tindak pidana

pembajakan.
Dalam Undang-undang No 28 Tentang Hak Cipta, telah diatur
mengenai tindak pidana pembajakan yang merupakan pelanggaran terhadap
hak pencipta. Pada pasal 113 ayat (3) yang berbunyi :7
“Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/ atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/
atau huruf g untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”
Hal ini tentu secara ekonomi memberikan keuntungan bagi
masyarakat luas terutama bagi para broadcaster. Hanya saja keadaan ini
tidakdibenarkan hukum, sebab ada pihak lain yang dirugikan yakni pencipta
dan penerbit. Pembajakan tetap merupakan tindakan kurang baik, tindakan
tidak terpuji, bertentangan dengan prinsip moralitas, apalagi dilakukan

7

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dengan

unsur

kesengajaan

untuk

memperoleh

keuntungan

dengan

mengabaikan jerih payah orang lain.8
Secara prinsip, islam mengakui dan menghargai hak cipta sama
dengan penghargaan islam yang tegas terhadap hak individu untuk memiliki,
mengambil keuntungan dengan kerja keras dan hasil kreasi buah pikirannya
sendiri. Maraknya pembajakan atas hak cipta membuat para pemegang hak
cipta sangat dirugikan.
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari al-Qur’an dan alHadits. Apapun bentuk kejahatan yang dilakukan manusia pasti telah ada
sanksinya dalam hukum Islam. Dalam hukum pidana Islam bentuk kejahatan
sering disebut dengan jinayah yaitu perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
syara’ yang diancam dan dapat mengakibatkan hukuman had atau takzir.9
Istilah lain yang sepadan dengan istilah jinayah adalah jarimah yaitu
larangan-larangan syarak yang diancam Allah dengan hukuman had atau
takzir.10
Dalam al-Qur’an telah dijelaskan hukum bagi perlindungan terhadap
hak kekayaan intelektual dan larangan tindakan pembajakan. Pertama,
tuntutan hukum untuk tidak memakan harta sesama dengan carayang batil
melainkan dengan cara yang dibenarkan oleh syarak. Firman Allah dalam
surat al-Nisa’ ayat 29:

8

H. Ok. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010),113.
9
A Djazuli, Fiqih Jinayah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1996), 2.
Abdul Qadir Audah. At-Tasyri’ Al-Jinaih Al-Islami Juz1,(Beirut,1992),66.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

ِ ‫َ أاي ها ال ِذين آمنُوا ا اَْ ُكلُوا أاموالا ُكم ب ي نا ُكم ِ لْب‬
ٍ ‫اط ِل إِا أا ْن تا ُكو ان ِِا اارةً اع ْن تا ار‬
‫اض ِمْن ُك ْم اوا‬
‫ا ا‬
‫ا ا‬
‫ْ ا ْ اْ ْ ا‬
ِ ِ
ِ
‫يما‬
ً ‫تا ْقتُلُوا أانْ ُف اس ُك ْم إن اَا اكا ان ب ُك ْم ارح‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamu dengan cara yang batil, kecuali dengan cara perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang
kepadamu”11
Kedua, larangan perbuatan yang menyebabkan kerugian pada diri dan
hak orang lain. Termasuk tindak pidana pembajakan terhadap Hak Kekayaan
Intelektual yang merugikan hak-hak pencipta dan pemegang hak, baik
ekonominya maupun hak moralnya. Firman Allah dalam Surat as-Syu’ara’
ayat 183 yang berbunyi:

ِ ِ ِ ‫واا تابخسوا الناس أا ْشياء م واا تاعث وا ِِ ْاْار‬
‫ين‬
ْ
ْ‫ا ا ا ُ ْ ا ْا‬
‫ض ُم ْفسد ا‬
ُ‫ا ْا‬
Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.”12
Para ulama komtemporer telah membahas masalah hak kekayaan
intelektual dalam karya-karya mereka. Mengenai hak kepengarangan (haqq
al-ta’lif), sebagai salah satu bagian dari hak cipta. Wahbah al-Zuhaili
menegaskan “Berdasarkan hal (bahwa hak kepengarangan adalah hak yang
dilindungi oleh syara’ atas dasar qaidah istishlah, maka mencetak ulang atau
mencopy buku tanpa seizin yang sah dipandang sebagai pelanggaran atau

11

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV Penerbit Diponegoro,
2010), h. 83.
12
Al-Qur’an dan Terjemahnya, kompleks percetakan raja fahd, h. 588.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

kejahatan terhadap hak pengarang, ini berarti perbuatan tersebut adalah
sebuah kemaksiatan yang menimbulkan dosa dalam pandangan syara’.
Perbuatan tersebut merupakan pencurian yang mengharuskan ganti rugi
terhadap hak pengarang atas naskah yang dicetak secara melanggar dan
zalim, serta menimbulkan kerugian moril bagi penciptanya.”13
Kecerdasan intelektual masyarakat dalam suatu bangsa memang
sangat ditentukan oleh seberapa jauh penguasaan ilmu pengetahuan dan
tekologi oleh individu-individu dalm suatu negara. Kreatifitas manusia
melahirkan karya-karya intelektualitas yang bermutu seperti hasil penelitian,
karya sastra yang bernilai tnggi serta apresiasi budaya yang memiliki kualitas
seni yang tinggi, tidak lahir begitu saja. Kelahirannya memerlukan banyak
energi dan tidak jarang diikuti dengan pengeluaran biaya-biaya yang besar.14
Oleh karena itu, perlindungan terhadap Hak kekayaan Intelektual
harus lebih ditingkatkan kembali mengingat para pelaku pembajakan lebih
mudah mendapat hasil karya cipta seorang pencipta yang mana mereka telah
bekerja keras, menguras waktu dan pikiran mereka untuk menciptakan hasil
karya cipta yang baik dan bernilai ekonomi yang tinggi. Namun, tidak bisa
dipungkiri kenyataannya di luar masih banyak tindakan pembajakan dan
dalam undang-undang di Indonesia hal ini termasuk pelanggaran hak
ekonomi pencipta. Selain dalam hukum pidana islam hal ini termasuk dalam
kategori jarimah takzir karena merupakan sebuah larangan syarak yang
diancam dengan hukuman takzir.
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu Juz IV, (Bairut : Dar al-Fikr Mu’ashir,
1998), h. 2862.
14
Ibid., 56
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Dari uraian yang disampaikan diatas.Penulis tertarik untuk membahas
tentang masalah ini dan dikaitkan dengan undang-undang Hak Cipta yakni
undang-undang nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dan juga
pandangan dari hukum pidana islam itu sendiri. Itulah yang menarik
perhatian peneliti dan yang menjadi alasan peneliti untuk menulis judul
“Tinjauan Hukum Pidana Islam dan Undang-undang No 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film Via Bigo Live di Gedung
Bioskop”.

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah yang
dapat dijadikan bahan penelitian diantaranya:
1. Pembajakan yang dilakukan via Bigo Live digedung bioskop.
2. Pandangan Undang-undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
terhadap pembajakan film via Bigo Live di gedung bioskop.
3. Pandangan Hukum Pidana Islam terhadap pembajakan film via Bigo Live
di gedung bioskop.
4. Penyebab adanya pembajakan film via Bigo Live di gedung bioskop.
Dari masalah-masalah yang dapat diidentifikasi tersebut, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu:
1. Proses terjadinya pembajakan film via Bigo Live digedung bioskop.
2. Tinjauan hukum pidana Islam dan Undang-undang No 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta terhadap pembajakan film via Bigo Live di gedung
bioskop.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, agar lebih
praktis dan opeasional, maka penulis mengambil rumusan masalah dalam
beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembajakan film via Bigo Live di gedung bioskop?
2. Bagaimana Tinjauan hukum pidana Islam dan Undang-undang No 28
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta terhadap pembajakan film via Bigo Live
digedung bioskop?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/ penelitian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat
jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan
atau duplikasi dari kajian penelitian yang telah ada15
Penulisan skripsi mengenai tindak pidana pembajakan telah ada yang
menulis, diantaranya adalah :
Skripsi yang ditulis oleh Ema Rochimatusshodiq Jurusan Siyasah Jinayah
tahun 2004 berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembajakan Atas Hak
Cipta dibidang Ilmu Pengetahuan Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun
2002” inti dari pembahasan skripsi tersebut adalah tentang sanksi pembajakan
atas hak cipta di bidang ilmu pengetahuan yang teelah diatur dalam pasal 72,
khususnya ayat (1), (2), dan (4) dan didalam hukum islam pembajakan atas

15

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan
Skripsi, (Surabaya: t.p, 2014), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

hak cipta dibidang ilmu pengetahuan ini termasuk kategori jarimah pencurian
biasa dengan hukuman takzir, yaitu hukuman yang telah ditentukan kadar dan
batasannya ditentukan oleh hakim dengan mempertimbangkan aspek
kemaslahatan masyarakat dan dapat disesuaikan deengan Undang-undang No
19 Tahun 2002 serta dilaksanakan secara tegas oleh pemerintah dan aparat
yang berwenang.16
Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Hadi Amaarullah Prodi Muamalah
tahun 2013 berjudul “Analisis Hukum Islam dan Undang-undang Hak Cipta
No.19 Tahun 2002 Terhadap Jual Beli Jasa Download Free Software
OpenOffice.org di www. Tusnet.us” inti dari pembahasan skripsi tersebut
adalah tentang jual beli jasa download Free Software OpenOffice.org yang
dilakukan oleh www.tusnet.us, menurut hukum islam merupakan sebuah
kegiatan transaksi jual beli yang tidak seuai dengan jual beli yang telah
ditentukan oleh islam. Sebab salah satu ada salah satu rukun akad jual beli
yang tidak terpenuhi, yakni status barang yang diperjualbelikan adalah barang
bebas yang tidak di komersialkan.Sedangkan menurut Undang-undang Hak
Cipta No. 19 Tahun 2002 tidak melanggar tersebut, sebab Free Software
OpenOffice.org disamping menganut aturan copyright, juga menganut aturan
copyleft, yaitu aturan menjamin bahwa seseorang itu dapat meng-copy,
mengembangkan dan menyebarluaskan software tersebut.17

16

Ema Rochimatusshodiq, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembajakan Atas Hak Cipta
Dibidang Ilmu Pengetahuan Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2002. Skripsi (IAIN Sunan
Ampel Jurusan Siyasah Jinayah).
17
Muhammad Hadi Amarullah, Anilisis Hukum Islam dan Undang-undang Hak Cipta No.19
Tahun 2002 Terhadap Jual Beli Jasa Download Free Software OpenOffice.org di www. Tusnet.us,
Skripsi (UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Prodi Muamalah).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Skripsi yang ditulis oleh Moh. Zainul Huda Jurusan Hukum Perdata
Islam tahun 2015 berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam dan Undangundang No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Terhadap Jual Beli Lagu Free
Download di Bayu Phone Jl. Pabrik Kulit Wonocolo Surabaya” inti dari
pembahasan skripsi tersebut adalah tentang mekanisme jual beli lagu yang
dilakukan oleh Bayu Phone yaitu dengan mengkoleksi lagu-lagu melalui free
download di internet yang kemudian diperjualbelikan untuk kepentingan
komersial dengan harga Rp. 25.000; pembeli mendapatkan copyan lagu-lagu
sebanyak 300 fie Mp3 berbagai musisi tanpa seizin pencipta lagu terlebih
dahulu. Serta menurut tinjauan hukum Islam, jual beli lagu oleh Bayu Phone
akad jual belinya tidak sah karena orang yang melakukan akad tidak memiliki
izin atau lisensi dari pencipta lagu. Dan menurut Undang-undang Tahun 28
Tahun 2014 melanggar pasal 8 dan 9 tentang hak ekonomi yang merupakan
hak eksklusif untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaannya.18
Begitu banyak kajian yang membahas tentang Pembajakan Hak
Ciptaakan tetapi semua itu berbeda dengan kajian yang akan dibahas oleh
penulis karena penulis lebih menekankan pada Undang – Undang dan hukum
pidana Islam tentang Pembajakan film via Bigo Live di Gedung Bioskop
serta dikuatkan dengan adanya contoh kasus nyata tentang pembajakan film
via Bigo Live di Gedung Bioskop.

E. Tujuan
Muh. Zainul Huda, “Tinjauan Hukum Pidana Islam dan Undang-undang No 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta Terhadap Jual Beli Lagu Free Download di Bayu Phone Jl. Pabrik Kulit
Wonocolo Surabaya”, Skripsi (UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan
Hukum Perdata Islam).

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembajakan film via Bigo Live digedung
bioskop.
2. Untuk mengetahui ketentuan hukum pidana Islam dan Undang-undang
No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta terhadap pembajakan film via
Bigo Live di gedung bioskop.

F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sekurang-kurangnya untuk:
1. Aspek Keilmuan (Teoritis)
a. Sebagai upaya bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dibidang tindak pidana Islam yang berkaitan dengan masalah
pembajakan film via Bigo Live di gedung bioskop.
b. Hasil studi ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk penelitian
berikutnya agar lebih mudah terutama yang berkaitan dengan
masalah pembajakan film via Bigo Live digedung bioskop.
2. Aspek Terapan (Praktis)
Hasil studi ini dapat dijadikan sebagai sumbangan informasi bagi
masyarakat tentang betapa pentingnya penegakan hukum yang benar dan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan, penyuluhan khususnya
bagi penegak hukum di Indonesia serta bagi praktisi hukum pada
umumnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

G. Definisi Operasional
Adapun untuk mempermudah gambaran yang jelas dan konkrit
tentang permasalahan yang terkandung dalam konsep penelitian ini, maka
perlu dijelaskan makna yang terdapat dalam penelitan ini, “judul” definisi
operasional dari judul tersebut adalah:
1. Hukum pidana Islam adalah larangan syara' yang dijatuhi sanksi oleh
pembuat syariat (Allah) dengan hukuman hadd atau takzir.19 Hukum
pidana Islam yang dimaksud dalam tulisan ini adalah hukum pidana
Islam yang dinyatakan oleh empat madzhab fikih yang terkenal yaitu
madzhab Malikiyah, Hanabilah, Syafi’i Dan Hanafiyah. Dalam hal ini
menggunakan teori tentang jarimah takzir.
2. Pembajakan adalah menggunakan tanpa izin pemegang hak intelektual
yang sah dengan melakukan tindakan mengcopy hasil karya seseorang
yang asli dan kemudian memasarkannya. Dalam hal ini, biasanya karya
cipta yang dicopy merupakan karya cipta yang terkenal dan diminati
khalayak ramai.
3. Bigo Live adalah aplikasi berbasis Android dan IOS yang saat ini sedang
digemari oleh pengguna khususnya dari Indonesia. Bigo Live digunakan
untuk menyiarkan aktivitas sehari-hari broadcaster (penyiar) ke
pengguna Bigo Live lainnya. Dengan adanya fitur penukaran Diamond
menjadi uang cash inilah yang menyebabkan banyak para Broadcaster
(istilah yang sedang siaran) rela melakukan hal-hal unik dan melampaui
19

Abdurrahman al-Maliki, Sistem Sanksi dalam Islam, (Bogor: Thariqul Izzah, 2002), 50.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

batas.
4. Gedung Bioskop adalah tempat untuk menonton pertunjukan film dengan
menggunakan layar lebar, gambar film dengan menggunakan proyektor.
5. Undang-undang No 28 Tahun 2014 adalah undang-undang yang dibuat
untuk

melindungi

hak

eksklusif

bagi

para

pencipta

untuk

mendistribusikan suatu ciptaan atau memberikan izin kepada pihak lain
untuk melakukan hal yang sama.

H. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini sendiri berarti sarana
yang dipergunakan oleh manusia untuk memperkuat, membina, serta
mengembangkan ilmu pengetahuan.20 Metode penelitian dalam hal ini akan
mengarahkan penelitian tersebut untuk dapat mengungkap kebenaran secara
sistematis dan konsisten.

1. Data Yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa:
a. Data tentang pembajakan film dari Undang-undang No 28 Tahun
2014 tentang hak cipta.
b. Hukum pidana Islam beserta ketentuan-ketentuan pidananya.
2. Sumber Data
a. Sumber primer
20

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-PRESS, 2007), 3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Sumber primer adalah penelitian langsung pada subyek sebagai
sumber informasi yang diteliti.21 Bahan primer dalam penulisan ini
yaitu menggunakan bahan yang diambil dari hukum positif Indonesia
yang diambil dari KUHP, UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
serta UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
b. Sumber sekunder
Sumber Sekunder yaitu sumber yang mendukung atau sumber
tambahan bagi sumber primer. Sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitian.22 Bahan
sekunder berupa kitab-kitab atau bahan bacaan lain yang memiliki
keterkaitan dengan penulisan skripsi.

3. Teknik Pengumpulan Data
Kategori penelitian ini adalah literatur, maka teknik pengumpulan
datanya diselaraskan dengan sifat penelitian. Dalam hal ini, teknik yang
digunakan adalah pustaka, yakni menggali data dengan buku-buku dan
literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.
Pengumpulan data dalam teknik ini yakni mengkaji bahan hukum
yang terdiri dari bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum
primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat. Seperti kitab
21

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),91.
Ibid.,31.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

perundang-undangan. Dalam hal ini penulis menggunakan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2014 Dan bahan hukum sekunder adalah bukubuku hukum serta catatan tulisan yang mendukung dan memperjelas
bahan hukum primer.
4. Teknik Analisis Data
Teknik

analisis

data

yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik deskriptif analisis, yakni untuk memberikan
deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang
diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan
untuk pengujian hipotesis.23
Maksudnya

menggunakan

teknik

analisa

dengan

cara

menggambarkan teori dan proses tindak pidana pembajakan film via
Bigo Live di gedung bioskop sesuai dengan Undang-undang No 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Juga pola pikir deduktif yang berpangkal
dari prinsip-prinsip dasar kemudian menghadirkan objek yang hendak
diteliti.Berpangkal dari prinsip-prinsip umum yang berupa hukum pidana
Islam kemudian ditarik jarimah yang berbentuk takzir.

I. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas pada skripsi ini, penulis
akan menguraikan isi uraian pembahasan. Adapun Sistematika pembahasan
skripsi ini terdiri dari lima bab dengan pembahasan secara sistematis sebagai
berikut:
23

Ibid.,6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Bab I, memuat tentang pendahuluan yang terdiri dari, Latar Belakang,
Identifikasi dan Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Kajian Pustaka, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Hasil Penelitian, Definisi Operasional, Metode
Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
Bab II, bab ini membahas landasan teori tentang tinjauan umum jarimah
takzir dan tinjauan umum undang-undang hak Cipta meliputi: pengertian
tindak pidana, jarimah takzir, macam-macam jarimah takzir, dasar hukum
jarimah takzir, pengertian hak cipta, dan pelanggaran hak cipta serta
pelanggaran melalui media elektronik.
Bab III, bab ini merupakan pembahasan mengenai aplikasi Bigo Live
meliputi: Sejarah Bigo Live, Pengertian Bigo Live, bentuk penyalahgunaan
Bigo Live, cara menggunakan Bigo Live, dan bentuk Penyalahgunaan
Aplikasi Bigo Live di Indonesia.
Bab IV, bab ini merupakan analisis tentang Pembajakan film via Bigo
Live digedung bioskop meliputi: analisis pembajakan dalam hukum pidana
islam dan analisis pembajakan dalam Undang-undang No. 28 Tahun 2014.
Bab V, bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang merupakan
rangkuman yang terdapat pada bagian akhir dari penelitian skripsi ini.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG JARIMAH TAKZIR DAN HAK CIPTA
MENURUT UNDANG-UNDANG NO 28 TAHUN 2014

A. Tindak Pidana atau Jarimah Menurut Hukum Islam
1. Pengertian Tindak Pidana atau Jarimah
Hukum pidana islam sering disebut dalam fiqh dengan istilah
jinayah atau jarimah.1 Menurut bahasa Jarimah berasal dari kata (‫جرام‬
‫)ا‬

‫ا‬

yang sinonimnya (‫قاطا اع‬

‫ب او‬
‫) اك اس ا‬

artinya : berusaha dan bekerja. Hanya

saja pegertian usaha disini khusus untuk usaha yang tidak baik atau usaha
yang dibenci oleh manusia. Dari pengertian tersebut dapatlah ditarik
suatu definisi yang jelas, bahwa jarimah itu adalah:2

ِ
‫اِْرتِ اك‬
‫ف لِْل اح ِّق اواْ الع ْد ِل اوالطّ ِريْ ِق اْم ْستا ِقْي ِم‬
ٌ ‫اب ُك ِّل اما ُ او ُ ا ل‬
ُ
ُ
Artinya: “Melakukan setiap perbuatan yang menyimpang dari kebenaran,
keadilan, dan jalan yang lurus (agama)”.
Dari keterangan ini jelaslah bahwa jarimah menurut arti bahasa
adalah melakukan perbuata-perbuatan atau hal-hal yang dipandang tidak
baik, dibenci oleh manusia karena bertentangan dengan keadilan,
kebenaran, dan jalan yang lurus (agama).

1

Makhrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, (Sleman: Logung Pustaka, 2004), 1.
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Sinar Grafika,
2004), 9.

2

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Sedangkan menurut istilah, Imam Al Mawardi mengemukakan
definisi sebagai berikut:

ِ ‫ا ْْرائِم اْظُور‬
‫ات اش ْر ِعيةٌ از اجار هُ تا اع ااَ اعْن اها ِِا ٍّد أ ْاوتا ْع ِزيْ ٍر‬
‫اا ُ ْ ا‬
“Jarimah adalah Perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara’,
yang diancam dengan hukuman had atau takzir”.3
Menurut Abd al-Qadir Awdah, Jinayah atau jarimah memiliki arti
sebagai berikut :4

ِ
ٍ ‫ِجنااياةُ اوِ ي فِ ْع ٌل ُِ رٌم اش ْر ًعا اس اواءٌ اوقا اع اْ ِلف ْعل اعلاى نا ْف‬
‫ك‬
‫س اْو امال اْو اغ ْْ ذاال ا‬
ُ
‫ا‬
“Perbuatan yang dilarang oleh syara’ baik perbuatan itu mengenai
jiwa, harta benda, atau lainnya”.
Jadi, Jinayah atau jarimah merupakan suatu tidakan yang dilarang
oleh syara’ karena dapat menimbulkan bahaya bagi jiwa, harta,
keturunan, dan akal.
Para Fuqaha menyatakan bahwa lafal Jinayah atau Jarimah adalah
setiap perbuatan yang dilarang oleh syara’, baik perbuatan itu mengenai
jiwa, harta, benda, atau lain-lainnya. Sayid Sabiq memberikan definisi
jinayah sebagai berikut :5

ٍ
ِ
ِ
ِ
ِ ِِ ِ
‫ع‬
ُ ‫ اواْلف ْع ُل اْمُ احرُم ُكل ف ْع ٍل احظاارُ الشا ِر‬.‫ ُكل ف ْع ٍل ُارم‬: ‫الشرِع‬
ْ ‫اواْمُار ُاد ِ ْْنااياة ِ عُ ْرف‬
ِِِ ِ ِِ
ِ ‫س أا ِواْ الع ْق ِل أا ِواْ الع ْر‬
ِ ‫ضارٍر اواقِ ٍع اعلاى ال ِّديْ ِن أا ِوالن ْف‬
‫ض أا ِواْم ِال‬
‫ ل اما فْيه م ْن ا‬, ‫اوامنا اع فْيه‬
‫ا‬

3

Ibid., 9.
Makhrus Munajat,; Dekonstruksi Hukum Pidana Islam..., 2.
5
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam..., 13.

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Artinya: “Yang dimaksud dengan jinayah dalam istilah syara’ adalah
setiap perbuatan yang dilarang dan perbuatan yang dilarang itu
adalah setiap perbuatan yang oleh syara’ dilarang untuk
melakukannya, karena adanya bahaya terhadap agama, jiwa,
akal, kehormatan, atau harta benda.6
Adapun definisi dari istilah jarimah yang dikemukakan oleh para
ulama ialah :

ِ ‫ظُورات شر ِعيةُ زجره عْن ها ِِ ِّد أاو تاع ِزي ٍر والْمحظُور‬
ِ
ُ ‫اْ ْ ا ُ ا ْ ا ا ا ا ا ا ا ْ ْ ْ ا ا ْ ْ ا‬
ُ‫ات اي إِما إِتْيا ٌن ف ْع ًل امْن ِه ِّي اعْنه‬
‫ا ْو تا ْرُك فِ ْع ٍل ام ْع ُم ْوٍربِِه‬
“Segala larangan-larangan yang haram karena dilarang oleh Allah
dan diancam dengan hukum baik had maupun takzir, maksud almahdhurat ialah baik mengerjakan perbuatan yang dilarang maupun
meninggalkan perbuatan yang diperintahkan”.7
Larangan-larangan tersebut, ada kalanya berupa mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang dilarang, atau meninggalkan perbuatan yang
diperintahkan.Dengan kata-kata syarak pada pengertian tersebut di atas,
yang dimaksud ialah bahwa sesuatu perbuatan baru dianggap jarimah
apabila dilarang oleh syarak.
Selanjutnya Islam menganggap sebagian perbuatan-perbuatan
manusia itu merupakan tindak pidana jarimah yang oleh karenanya
dikenakan sanksi.Hal ini memelihara kemaslahatan masyarakat, serta

6

Ibid., 13.
Syafiqotul Maula, “ Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana Penipuan Oleh
Dukun Penggandaan Uang: Studi Direktori Putusan Nomor. 225/Pid.B/2014/PN.Lmg”. (Skripsi-UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2017), 21.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

memelihara peraturan-peraturan yang merupakan tiang berdirinya
masyarakat yang kuat dan berakhlak sempurna.8
2. Unsur-unsur Tindak Pidana dalam Hukum Islam
Untuk menentukan suatu hukuman terhadap suatu tindak pidana
dalam hukum islam, diperlukan unsur normatif dan moral sebagai berikut:
a. Secara yuridis normatif disatu aspek harus didasari oleh suatu dalil
yang menentukan larangan terhadap perilaku tertentu dan diancam
dengan hukuman. Aspek lainnya secara yuridis normatif mempunyai
unsur materiil, yaitu sikap yang dapat di nilai sebagai suatu
pelanggaran terhadap sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT.
b. Unsur moral yaitu, kesanggupan seseoranguntuk menerima sesuatu
yang

secara

nyata

mempunyai

niai

yang

dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam halini disebut mukallaf. Mukallaf
adalah orang islam yang sudah baligh dan berakal sehat.
Selain unsur-unsur Tindak pidana dalam hukum islam yang telah
disebutkan, perlu diungkapkan bahwa hukum Pidana islam dapat dilihat
dari beberapa segi, yaitu sebagai berikut:9
a. Dari segi berat atau ringannya hukuman, maka hukum pidana islam
dapat dibedakan menjadi jarimah hudud, jarimah kisas dan jarimah
takzir.
b. Dari segi unsur niat, ada dua jarimah, yaitu yang disengaja dan tidak
disengaja.
8
9

Ibid., 22.
Zainuddin Ali, hukum pidana islam, (jakarta : sinar grafika, 2007), 22.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

c. Dari segi cara mengerjakan, ada dua jarimah, yaitu yang positif dan
negatif.
d. Dari segi si korban. Jarimah itu ada dua, yaitu perorangan dan
kelompok.
e. Dari segi tabiat, jarimah terbagi dua, yaitu yang bersifat biasa dan
bersifat politik.

B. Pegertian Jarimah Takzir
Jarimah

takzir

secara

harfiah

bermakna

memuliakan

atau

menolong.Namun pengertian berdasarkan istilah hukum Islam, yaitu takzir
adalah hukuman yang bersifat mendidik yang tidak mengharuskan pelakunya
dikenai had dan tidak pula harus membayar kafarat atau diat.
Takzir adalah bentuk masdar dari kata ‫ اعازار – يا ْع ِزُر‬yang secara etimologis
berarti ‫ الرد اواْمنا ُع‬yaitu menolak dan mencegah.Kata ini juga memiliki arti ُ‫صار‬
‫نا ا‬
‫ا‬
menolong atau menguatkan.10Hal ini seperti dalam Qur’an surat al-Fath ayat
9 :11

ِ ‫لِتُ ْؤِمنُوا ِ َِ ورسولِِه وتُع ِزرو وتُوقِّرو وتُسبِحو بكْرًة وأ‬
‫اص ًيل‬
‫ا ا ُ ا اُّ ُ ا ا ُ ُ ا ا ّ ُ ُ ُ ا ا‬
”Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya di
waktu pagi dan petang.”
Kata takzir dalam Ayat ini juga berarti

membesarkan,
10
11

memperhatikan,

ُ ‫اعظ امهُ اواوق ارُ اوأ ااعاناهُ اوقا اوا‬

membantu,

dan

menguatkan

yaitu

(agama

M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah ..., 136.
Departement Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya..., 838.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Allah).Sementara itu, al-Fayyumi dalam al-Misbah al-Munir mengatakan
bahwa takzir adalah pengajaran dan tidak termasuk ke dalam kelompok had.12
Penjelasan al-Fayyumi ini sudah mengarah pada definisi takzir secara
syariat sebab ia sudah menyebut istilah had. Begitu pula dengan beberapa
definisi di bawah ini :13
1. Ibrahim Anis, dkk., tim penyusun kamus al - Mu’jam al – Wasit
Takzir ialah pengajaran yang tidak sampai pada ketentuan had
syar’i, seperti pengajaran terhadap seseorang yang mencaci-maki (pihak
lain) tetapi bukan menuduh (orang lain berbuat zina). Dalam definisi ini
terdapat kalimat tidak sampai pada ketentuan had syar’i. Hal ini sesuai
dengan pernyataan al-Fayyumi dalam definisi di atas, yaitu takzir adalah
pengajaran dan tidak termasuk dalam kelompok had. Dengan demikian,
takzir tidak termasuk ke dalam kategori hukuman hudud.Namun, bukan
berarti tidak lebih keras dari hudud, bahkan sangat mungkin berupa
hukuman mati.
2. Al-Mawardi dalam kitab al -Akhkam al-Sultaniyyah
Takzir adalah pengajaran (terhadap pelaku) dosa-dosa yang tidak
diatur oleh hudud.Status hukumnya berbeda-beda sesuai dengan keadaan
dosa dan pelakunya. Takzir sama dengan hudud dari satu sisi, yaitu
sebagai pengajaran (untuk menciptakan) kesejahteraan dan untuk
melaksanakan ancaman yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan

12

M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah ..., 136.
Ibid., 136-139.

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

yang(dikerjakan). Definisi takzir yang dikemukakan oleh al-Mawardi ini
dikutip oleh Abu Ya’la.
3. Abdul Aziz Amir dalam al - Takzir fi Al - Syari’ah al -Islamiyyah
Takzir ialah sanksi yang tidak ada ketentuannya. Hukumnya wajib
sebagai hak Allah atau manusia karena melakukan kemaksiatan yang
tidak termasuk ke dalam sanksi had dan kafarat. Takzir sama dengan
hudud dalam hal fungsi, yaitu sebagai pengajaran (untuk menciptakan)
kesejahteraan dan sebagai ancaman. Definisi ini memiliki kesamaan
dengan definisi takzir Al-Mawardi.
4. Abdul Qadir Audah dalam al - Tasyri al - Jina’i al - Islami Muqaranan
bi al -Qanun al- Wad’i
Takzir ialah pengajaran yang tidak diatur oleh hudud dan merupakan
jenis sanksi yang diberlakukan karena melakukan beberapa tindak pidana
yang oleh syariat tidak ditentukan dengan sebuah sanksi hukuman
tertentu.
5. Wahbah al-Zuhaili dalam kitab al -Fiqh al- Islami wa Adillatuh
Sanksi-sanksi takzir adalah hukuman-hukuman yang secara syarak
tidak ditegaskan mengenai ukurannya. Syariat Islam menyerahkannya
kepada penguasa negara untuk menentukan sanksi terhadap pelaku tindak
pidana yang sesuai dengan kejahatannya. Selain itu untuk menumpas
permusuhan, mewujudkan situasi aman terkendali dan perbaikan, serta
melindungi masyarakat kapan saja dan di mana saja. Sanksi-sanksi takzir
ini sangat beragam sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat, taraf

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

pendidikan masyarakat, dan berbagai keadaan lain manusia dalam
berbagai masa dan tempat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa takzir ialah sanksi yang
diberlakukan kepada pelaku jarimah yang melakukan pelanggaran, baik
berkaitan dengan hak Allah maupun hak manusia dan tidak termasuk ke
dalam kategori hukuman hudud atau kafarat.14
Dalam takzir, hukuman itu tidak ditetapkan dengan ketentuan (dari Allah
dan Rasul-Nya, dan kadi diperkenankan untuk mempertimbangkan baik
bentuk hukuman yang akan dikenakan maupun kadarnya). Bentuk hukuman
dengan kebijaksanaan ini diberikan dengan pertimbangan khusus tentang
berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dalam peradaban
manusia dan bervariasi berdasarkan pada keanekaragaman metode yang
dipergunakan pengadilan ataupun jenis tindak pidana yang dapat ditunjukkan
dalam Undang-undang. Pelanggaran yang dapat dihukum dengan metode ini
adalah yangmengganggu kehidupan dan harta orang serta kedamaian dan
ketentraman masyarakat.15

C. Macam-macam Jarimah Takzir
Berikut ini macam-macam jarimah takzir, yaitu sebagai berikut: 16

14

Ibid., 136-140.
Syafiqotul Maula, “ Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana Penipuan Oleh
Dukun Penggandaan Uang: Studi Direktori Putusan Nomor. 225/Pid.B/2014/PN.Lmg”. (Skripsi-UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2017), 27.
16
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah ...,143-144.
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

1. Jarimah hudud atau kisas – diat yang terdapat syubhat, dialihkan ke
sanksi takzir, seperti :
a. Orang tua yang mencuri harta anaknya. Dalilnya yaitu :

ِ ُ‫انْت وما ل‬
‫ك‬
‫ك ااابِْي ا‬
‫ا اا ا‬
“Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu”.(HR. Ahmad dan Ibnu
Majah).
b. Orang tua yang membunuh anaknya. Dalilnya yaitu :

ِ ‫ااي اقاد الوالِ ُدبِولا ِد‬
‫ُ ُ ا ا‬
“Orang tua tidak dapat dijatuhi hukuman kisas karena membunuh
anaknya”. (HR. Ahmad dan Al-Tirmidzi)
Kedua hadis tersebut melarang pelaksanaan kisas terhadap seorang
ayah yang membunuh anaknya. Begitu pula ayah yang mencuri harta
anaknya tidak akan dikenakan hukuman had potong tangan. Dengan
adanya kedua hadis itu menimbulkan syubhat bagi pelaksanaan kisas dan
had. Adapun mengenai syubhat, didasarkan atas hadis berikut :

ِ ‫ْادرءو اْ ُدود ِِلشب ه‬
‫ات‬
‫اُ ُ ا ُا‬
“Hindarkanlah had, jika ada syubhat”. (HR. Al-Baihaqi)
2.

Jarimah hudud atau kisas- diat yang tidak memenuhi syarat akandijatuhi
sanksi takzir. Contohnya percobaan pencurian, percobaanpembunuhan,
dan percobaan zina.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

3.

Jarimah yang ditentukan al-Quran dan hadis, namun tidak ditentukan
sanksinya. Misalnya, penghinaan, tidak melaksanakan amanah, saksi
palsu, riba, suap, dan pembalakan liar.

4.

Jarimah yang ditentukan ulil amri untuk kemaslahatan umat, seperti
penipuan, pencopetan, pornografi dan pornoaksi, penyelundupan,
pembajakan, human trafficking, dan money laundring.
Jarimah takzir apabila dilihat dari hak yang dilanggar dibagi menjadi dua,

yaitu sebagai berikut:17
1. Jarimah takzir yang menyinggung hak Allah, yaitu semua perbuatan yang
berkaitan dengan kemaslahatan umum. Misalnya, berbuat kerusakan
dimuka bumi, pencurian yang tidak memenuhi syarat, mencium