PENGEMBANGAN N PERANGKAT PERANGKAT PEMBELAJARAN PEM SIKAP SOSIAL SOSIAL MULTIKULTURAL MELALUII PERMAINAN PERMAINAN PUZZLE ipi100915
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
PENGEMBANGAN PERANG
NGKAT PEMBELAJARAN SIKAP SOSIAL M
MULTIKULTURAL
MELALUI PERMAI
AINAN PUZZLE PADA PENDIDIKAN ANAK
KU
USIA DINI
Studi Di TK Mariana Padang
Oleh: Serli Marlina
Universitas Negeri Padang
Abstract
he fi
findings of a study that aimed of this study is to de
This article present the
develop the social
through puzzle in early childhood education
multicultural attitudess th
on at Kindergarten
subject test in this study is one class in group
Mariana Padang. The sub
oup B (consist of 25
classes has taken as the sample of this research.
students), while two cla
arch. Kindergarten
Mariana was selectedd as the main research subjects, because in this place the
arious multicultural students. The type of th
researchers found vari
this research is
development research that apply 4-D model, they are; (1) define, (2) desi
design, (3) develop,
spreading). Due to time limitations of the study,
and (4) disseminate (spr
y, the research is
carried out only up too tthe third stage, namely development. The resul
sults of this study
multicultural attitudes through puzzle is valid.. It means that the
especially the social mul
titudes through puzzle can be applied during teachi
social multicultural attitud
aching and learning
results of the experiment shows that the social
process. Besides, the re
ocial multicultural
zle practically applicable. In conclusion, the soci
attitudes through puzzle
ocial multicultural
ough puzzle can be used to increase the students’
attitudes device through
ts’ interest during
ng pr
process, also it can develop the students’ soci
teaching and learning
ocial multicultural
attitudes.
pembelajaran, sikap sosial multikultural, permainan
Keywords: perangkat pem
nan puz
puzzle,
anak usia dini
pendidikann ana
PENDAHULUAN
an
mengenai
Pentingnya
pemahaman
maka pendidikan
keragaman budaya di Indonesiaa m
ra agar dapat tetap
multikutural perlu dicarikan cara
yarakat. Salah satu
terinternalisasi dalam jiwa masyar
cara yang dapat dilakukann adalah dengan
ultikultural melalui
memberikan pendidikan multik
multikultural sejak
pengembangan sikap sosial mul
awal kepada anak usia dini. Sikap sosial
enerima perbedaan
multikultural adalah perilaku mene
orang lain baik dari segi agama,, ssuku, bangsa dan
perilaku tersebut
ras serta keadaan ekonomi, pe
us dan teraplikasi
dilakukan secara terus menerus
hingga sikap sosial
dalam kehidupan sehari-hari. Sehing
ndasi yang kokoh
multikultural dapat menjadi ponda
anak. Karena pada
bagi perkembangan jiwa anak-ana
nusia akan lebih
dasarnya pengembangan manus
mudah dilakukan pada usia ddini. Usia dini
age) yang hanya
merupakan usia emas (goldenn ag
terjadi sekali selama kehidupann sseorang manusia.
anfaatkan dengan
Apabila usia dini tidak dimanf
ultikultural
dan
menerapkan
pendidikan
mul
ntunya kelak ketika
penanaman sikap yang baik tentuny
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
ia dewasa berkembang sik
sikap kurang baik. Oleh
karena itu pendidikan ana
anak usia dini adalah
investasi yang sangat m
mahal harganya bagi
keluarga dan juga bangsa..
Supra Wimbarti (Sem
eminar Early Children in
Education
Multicultur
ltural
Perpec-tives:
Multicultural Approach inn IImproving the Quality of
Early Childhood Education
ion di UGM 17 Mei 2010)
menyatakan pengembanga
ngan pendidikan budaya
majemuk ditataran PAU
AUD merupakan suatu
kebutuhan yang mendesakk unt
untuk segera dilakukan.
Pasalnya, kesadaran akan
an eksistensi diri telah
dimulai saat anak berusia
usia cukup muda. Seiring
dengan pertambahan usia,
a, anak akan mempunyai
lingkaran sosial yang sema
makin besar. Jadi, sangat
tepat jika pendidikan buda
budaya majemuk melalui
pengembangan sikap sosial
ial multikultural dikaitkan
dengan pendidikan anak usi
usia dini karena pada masa
inilah nilai-nilai dasar kema
manusiaan diletakkan.
Pengembangan sika
ikap sosial multikultural
membantu peserta didik ag
agar tidak tercerabut dari
akar budaya sendiri akiba
ibat pertemuan budaya-budaya luar yang masuk
uk seiring dengan lajunya
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
40
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
arus globalisasi dan bisa meng
enghargai budayabudaya lain yang berbeda deng
dengan budayanya.
Pengembangan sikap sosial mul
multikultural juga
dapat digunakan sebagai landa
ndasan kurikulum
nasional dan sebagai langkah awal
al dalam mendidik
warga menuju masyarakat IIndonesia yang
multikultural. Pengembangan pe
pendidikan harus
sesuai dengan tingkatan umur ata
atau perkembangan
seseorang, maka dari itu pengemba
bangan pendidikan
multikultural pada pendidikan ana
anak usia dini ini
lebih diarahkan pada pengembang
bangan sikap sosial
multikultural.
Pengembangan sikap sosi
osial multikultural
bisa dilakukan dan terealisasi ol
oleh guru dalam
proses pembelajaran apabila
la sikap sosial
multikultural tersebut bisa dirumus
uskan dengan baik
dan benar, maka dari itu penge
ngembangan sikap
sosial multikultural harus ssejalan dengan
pengembangan perangkat pembe
belajarannya. Hal
tersebut dirumuskan agar prose
oses pembelajaran
terarah, sesuai perkembangann aanak serta bisa
digunakan dengan mudah olehh gguru dilapangan.
Perangkat pembelajaran yang dik
dikembangkan juga
membutuhkan metode dan pendek
ndekatan yang tepat
dalam pelaksanaannya. Dalam
m pengembangan
perangkat pembelajaran sikap sos
sosial multikultural
pada pendidikan anak usia dini,, m
metode yang tepat
digunakan adalah bermain. Hal
al tersebut sejalan
dengan prinsip pembelajaran anak
nak usia dini yaitu
belajar seraya bermain dan bermai
ain seraya belajar.
Untuk pendekatan yang digunakan
kan adalah melalui
permainan Puzzle. Permainan yang dirancang
melalui kegiatan bermain, sert
serta dilaksanakan
bersama oleh anak. Pada konse
onsepnya permainan
puzzle ini dapat mengembangkann ssikap sosial anak
(Syukron: 2011).
Realita dalam kehidupan ma
masyarakat saat ini,
sikap untuk bisa menerima perbe
perbedaan dan bisa
hidup berdampingan dengan orang
ng atau masyarakat
yang
berbeda
dengannya
(sikap
sosial
multikultural) sangat susah ditem
temukan, sehingga
hal tersebut sering memicu konfli
onflik dan pertikaian
dalam kehidupan masyarakat.. D
Di kota Padang
sendiri hal tersebut juga tterlihat. Dalam
bermasyarakat terlihat adany
nya kotak-kotak
kehidupan antara suku bangsa
ngsa lain dengan
penduduk setempat, seperti adany
danya pemukiman
yang mayoritas Cina, India dann pe
penduduk asli. Hal
ini tidak sejalan dengan konse
onsep sikap sosial
multikultural yang menginginkan
an masyarakat bisa
hidup berdampingan walaupun
upun berbeda kultur.
Yang jadi permasalahan adalahh ba
bagaimana analisis
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
kurikulum dan analisis sis
siswa kelompok B2 TK
Mariana Padang untuk pe
pengembangan perangkat
pembelajaran sikap sosial
ial multikultural melalui
permainan Puzzle pada Pendi
endidikan Anak Usia Dini
Di TK Mariana Padang?? B
Bagaimana perancangan
perangkat pembelajaran sik
sikap sosial multikultural
melalui permainan Puzzle
le pada Pendidikan Anak
Usia Dini Di TK Mariana Pa
Padang?
Tujuan
pengemba
bangan
ini
adalah
mengembangkan perangka
ngkat pembelajaran sikap
sosial multikultural melalui
lui permainan puzzle pada
pendidikan anak usia di
dini khususnya di TK
Mariana Padang. Pengem
ngembangan sikap sosial
multikultural pada pendidi
didikan anak usia dini
penting dilaksanakan ka
karena mengacu pada
penyataan Agustian (2006)
2006) yang mengungkapkan
masyarakat Negara Kesat
satuan Republik (NKRI)
terdiri atas berbagai sukuu ba
bangsa dan setiap suku
bangsa berbeda dalam bany
banyak hal dengan suku
bangsa lainnya. Adanya be
berbagai perbedaan tidak
hanya memberikan keunik
unikan yang menarik yang
dapat dibanggakan, namun
mun dipihak lain dapat
menimbulkan berbagai konf
onflik. Dengan munculnya
konflik besar di Indonesia
ia sseperti di Ambon, Poso,
Aceh, Papua, dan konflik-k
k-konflik lainnya semakin
dirasakan bahwa perlu ada
da cara untuk membekali
anak-anak sebagai pene
penerus bangsa untuk
menghambat terjadinya kkonflik dan menjaga
kesatuan NKRI.
Jika
pengembang
ngan
sikap
sosial
multikultural tidak diberika
ikan pada tahap anak usia
dini dan hanya dibentuk
uk pada usia lanjut, hal
tersebut tidak akan berjala
alan dengan baik. karena
pada masa usia dini penanam
naman hal-hal positif lebih
tepat
dilakukan.
Suy
Suyanto
(2005:
8)
menggungkapkan, jika iingin mengembangkan
bangsa yang cerdas, berim
iman dan bertaqwa, serta
berbudi luhur hendaklah di
dimulai dari Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD
UD). Oleh karena itu
pengembangan sikap sosi
osial multikultural pada
pendidikan anak usia dinii m
merupakan langkah yang
sangat strategis untuk mem
embentuk watak penerus
bangsa berikutnya sehingga
ngga menciptakan manusia
antarbudaya.
Dari hal di atas da
dapat dijelaskan bahwa
adanya pengembangan sik
sikap sosial multikultural
pada pendidikan anak usia
ia dini akan menghasilkan
manusia antarbudaya. Peng
engembangan sikap sosial
multikultural bagi anak us
usia dini sangat penting
untuk
didorong
seba
ebagai
fondasi
bagi
pengembangan masyarakat
kat Indonesia yang lebih
terbuka, toleran, dan dem
demokratis. Pengembangan
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
41
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
ini nantinya tidak sekadar terpak
paku pada dimensi
kognitif atau pengetahuan, tetapi
pi juga afektif dan
psikomotorik.
PERMEN 58 Tahun 2009 tentang Stan-dar
Pendidikan Anak Usia Dini meng
enguraikan dalam
Standar Tingkat Pencapaian Perke
rkembangan Anak,
lingkup perkembangan anak usia
ia di
dini khusunya di
Taman Kanak-kanak adalah nilailai-nilai agama dan
moral, fisik, kognitif, bahasa dann ssosial emosional.
Pengembangan perangkat pembe
pembelajaran sikap
sosial multikultural melalui permai
ainan puzzle dapat
dikembangkan melalui lingkup
up perkembangan
sosial emosional anak usia dini
dini. Hal tersebut
dilakukan karena dari lingkup perk
perkembangan sosial
emosional relevan untuk pengemba
mbangan perangkat
pembelajaran sikap sosial multikul
ikultural. Mengacu
pada
pedoman
Pengembang
bangan
Program
Pembelajaran di TK oleh Kemente
nterian Pendidikan
Nasional (2010: 4) dalam pengemba
mbangan perangkat
pembelajaran sikap sosial multikul
kultural, Rancangan
Kegiatan Harian yang akan dira
dirancang nantinya
mengacu pada Lingkup perkem
kembangan sosial
emosional dan kemandirian.
Syamsu
(2009:
122)
menjelaskan
perkembangan sosial merupak
upakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sos
sosial. Bisa juga
diartikan
sebagai
proses
belajar
untuk
menyesuaikan
diri
terhadap
dap
norma-norma
kelompok, moral dan tradisi,, m
meleburkan diri
menjadi satu kesatuan dan saling
ling berkomunikasi
dan saling bekerjasama. Se
Seseorang ketika
dilahirkan belum bersifat sosial.. B
Bisa dikatakan dia
belum bisa untuk bergaul dengan
an orang lain. Agar
bisa bergaul dengan orang lain
in maka seseorang
harus belajar (sosialisasi) tentang
ng cara-cara untuk
menyesuaikan diri dengan orang
ang lain. Apabila
seseorang tersebut sudah mampu
pu menyesuaikan
diri dan meleburkan diri untuk bisa berbaur dengan
masyarakat, berarti sese-orang
ng tersebut sudah
sampai pada kematangan dalam hubung
hubungan sosial.
Piaget dalam teori kognitifny
ifnya (Hergenhahn,
2008:
324)
menguraikan
an
tahap-tahap
perkembangan intelektual pada ma
masa kanak-kanak.
Dia mendeskripsikan menjadi empa
pat:
1) Sensorimotor Stage (0-2 tahun
ahun)
2) Preoperational Thingking (2
(2-7 tahun)
3) Concrete Operation (7-11
11 at
atau 12 tahun)
4) Formal operations (11 atau
au 12 – 14 atau 15
tahun)
Tahapan ini sudah baku dan saling berkaitan.
Urutan tahapan tidak dapat dituk
itukar atau dibalik
karena tahap sesudahnya melanda
ndasi terbentuknya
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
tahap sebelumnya. Akann te
tetapi terbentuknya tahap
tersebut dapat berubah-uba
h-ubah menurut situasi
seseorang. Perbedaan anta
ntara tahap sangat besar,
karena ada perbedaan kualit
ualitas pemikiran yang lain,
meskipun demikian unsur dari perkembangan
sebelumnya tetap tidak
dak dibuang. Jadi ada
kesinambungan dari tahap
hap ketahap, walaupun ada
juga perbedaan yang sangat
at m
mencolok.
Perkembangan sosia
osial pada anak usia dini
mengikuti suatu pola perk
perkembangan sosial yang
nantinya memungkinkann adanya jadwal waktu
sosialisasi yang baik, pola perkembangan sosial
anak usia dini adalah a) Urut
rutan perilaku sosial yang
teratur, b) Pola sikap anak
nak tentang minat terhadap
aktivitas sosial, c) dan pem
pemilihan teman (Hurlock;
1978: 258). Hurlock (1978:
1978: 262) juga menguraikan
pola perilaku dalam situasi
si ssosial pada masa kanakkanak awal adalah kkerjasama, persaingan,
kemurahan hati, hasrat ak
akan penerimaan sosial,
simpati, empati, ketergant
antungan, sikap ramah,
sikap tidak me-mentingkan
kan diri sendiri, meniru,
dan perilaku kelekatan (attac
attachment behavior).
Vygotsky memandang
ndang bahwa sistem sosial
sangat penting dalam perke
rkembangan kognitif anak.
Orang tua, guru dan tema
man berinteraksi dengan
anak dan berkolaborasii unt
untuk mengembangkan
suatu pengertian. Jadi belaja
lajar terjadi dalam konteks
sosial, dan muncullah istila
tilah ZPD. ZPD diartikan
sebagai daerah potensial
ial seorang anak untuk
belajar, atau suatu tahap di
dimana kemampuan anak
dapat ditingkatkan dengan
ngan bantuan orang yang
lebih ahli. Daerah ini merupa
rupakan jarak antara tahap
perkembangan aktual anak
ak yaitu ditandai dengan
kemampuan mengatasi perm
permasalahan sendiri batas
tahap perkembangan potens
ensial dimana kemampuan
pemecahan masalah harus
us melalui bantuan orang
lain yang mampu.
Suryana (2009: 14)) m
mencontohkan anak usia
5 tahun belajar menggam
nggambar dengan bantuan
pengarahan dari orang tua dan guru bagaimana
caranya secara bertahap,
p, sedikit demi sedikit
bantuan akan berkurang
ng sampai ZPD berubah
menjadi tahap perkembang
bangan aktual saat anak
dapat menggambar sendiri.
ndiri. Oleh karena itu dalam
mengembangkan
setiapp
kemampuan
anak
diperlukan scaffolding atau
tau bantuan arahan agar
anak pada akhirnya me
menguasai keterampilan
tersebut secara inde-penden.
nden. Dalam mengajar guru
perlu menjadi fasilitator di mana pendidik berada
disana ketika anak-anakk membutuhkan bantuan
gurunya.
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
42
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
Puzzle merupakan salah ssatu mainan/alat
peraga yang disukai oleh anak us
usia dini. Puzzle
bisa dimainkan mulai dari usia
ia 12 bulan. Anak
edukatif dari umur 12 bulan bisa
sa bermain dengan
puzzle dua keping. Seiring denga
ngan perkembangan
anak, mereka akan menikmati
ati puzzle dengan
kepingan yang lebih banyak. Pe
Permainan puzzle
sering dimainkan secara berkelom
elompok. Disinilah
peranan permainan puzzle dalam
m mengembangkan
sikap sosial multikultural. Dalam
m permainan guru
bisa menggabungkan anak ya
yang multikultur
(berbeda agama, ras, suku, bang
ngsa ataupun dari
segi ekonomi keluarga anak)
k) kedalam satu
kelompok bermain. Sehingga me
mereka merasakan
keru-kunan dalam lingkungan yang
ang multikultur.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan deng
dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan
an saat ini karena
pengembangan pendidikan buday
budaya majemuk di
tataran PAUD merupakan suatu
tu kebutuhan yang
mendesak untuk segera dilakuk
akukan. Pasalnya,
kesadaran akan eksistensi diri tel
telah dimulai saat
anak berusia cukup muda. Be
Berdasarkan jenis
penelitian di atas Asikin, dkk (Tanpa tahun)
mengutip pendapat Richey & Nelson (1996)
menjelaskan bahwa penelitian
an pengembangan
adalah ”as the systematic study
tudy of designing,
developing and evaluating instruc
ructional programs
process, and product that must me
meet the criteria of
internal consistency and effectivene
iveness” (penelitian
pengembangan merupakan studi
udi yang sistematis
tentang
perancangan,
pengembangan,
pengevaluasian program pengaja
ajaran, proses dan
produk yang harus memenuhi kri
kriteria konsistensi
internal dan keefektifan). Dengan
an demikian, fokus
utama penelitian pen-gembangan
an menurut Richey
& Nelson adalah mengembangka
gkan pembelajaran
dan menguji efektifitas penerapan
pan pengembangan
itu secara eksperimen.
Menurut Soenarto (2005:
05: 1), penelitian
pengembangan adalah upaya
ya untuk mengembangkan dan menghasilkan
an suatu produk
berupa materi, media atau strateg
tegi pembelajaran,
digunakan untuk mengatasi masal
salah pembelajaran
dan bukan untuk menguji teori.
i. D
Dalam penelitian
ini yang dikembangkan nantinya
nya adalah berupa
perangkat pembelajaran yang
ng sejalan dengan
metodenya, metodenya adalah be
bermain dengan
permainan Puzzle.
Puzzle yang dirancang ber
berasal dari kertas
karton tebal. Puzzle yang diran
rancang berbentuk
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
persegi panjang, tingkatt kkesulitan puzzle sesuai
dengan karakteristik anakk usia dini dan memiliki
potongan 14 sampai 15 potong. Puzzle yang
dirancang dengan ukurann pa
panjang 39cm dan lebar
33,5cm sehingga bisa di
dimainkan oleh empat
sampai enam orang anakk dalam satu kelompok.
Alat permainan ini diranca
cang sesuai dengan tema
dan sub tema yang sedang
ng berjalan yaitu dengan
tema tanah airku dan subb ttema suku-suku bangsa.
Puzzle yang dirancang adal
dalah puzzle pakaian adat,
puzzle rumah adat, puzzlee ttarian tradisional, puzzle
alat musik tradisional.
HASIL PENELITIAN
Analisis kurikulum da
dan analisis siswa sangat
penting dilakukan. Analisis
sis kurikulum dan analisis
siswa dilakukan untuk
uk menghindari adanya
kesalahan
dalam
m
merancang
perangkat
pembelajaran.
Pada analisis kurikulum
ulum, indikator dan tujuan
pembelajaran. Setelah iindicator dan tujuan
ditentukan maka dilakukan
an analisis konsep untuk
menentukan materi-materi
eri esensial yang akan
dibahas dalam pembelajara
aran. Dari materi esensial
tersebut, maka akan dihas
hasilkan sebuah Rencana
Kegiatan Mingguan dann Renc
Rencana Kegiatan Harian.
Validitas Perangkat Pemb
mbelajaran Sikap Sosial
Multikultural Melalui Per
ermainan Puzzle
Pada deskripsi dataa va
validasi oleh 4 orang ahli
(validator). Validitas ya
yang dilakukan pada
penelitian ini menekankan
an pada validitas materi,
validitas media dan validi
aliditas bahasa. Validitas
materi, validitas mediaa dan validitas bahasa
dinyatakan sangat valid oleh validator dengan ratarata nilai sebesar 98,8. Berda
erdasarkan hasil penilaian
tersebut maka Perangkat Pem
Pembelajaran Sikap Sosial
Multikultural Melalui Perma
rmainan Puzzle dinyatakan
valid.
Secara konstruksii ddinyatakan valid oleh
validator karena susunan
unan materi, perancangan
media dan penggunaann ba
bahasa pada perangkat
pembelajaran sikap sosial
ial multikultural melalui
permainan puzzle telahh m
memenuhi syarat-syarat
penyusunan materi, pera
perancangan media dan
penggunaan bahasa yang
ng ba
baik. Materi perangkat
pembelajaran yang disusun
usun sejalan dengan RKM
dan RKH yang dirancang
ng, serta mengacu pada
tema dan sub tema yang
ng ssedang berjalan. Media
yang dirancang sesuai deng
engan tema dan sub tema,
mudah dipahami anak da
dan bisa membuat anak
menjadi antusias dalam
m menggunakan media
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
43
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
sebagai alat permainan dalam pros
proses belajar. Serta
bahasa yang digu-nakan pa
pada perangkat
pembelajaran pun mudah dipahami
mi anak.
Hal di atas sejalan dengann pendapat Zaman
dan Eliyawati (2010: 4), menurut
nurut mereka banyak
manfaat
yang
dapat
dipe
diperoleh
dengan
memanfaatkan media dalam pem
pembelajaran yaitu:
(1)
Pesan/informasi
pem-be
-belajaran
dapat
disampaikan dengan lebih jelas,, m
menarik, kongkrit
dan tidak hanya dalam bentuk
uk kkata-kata tertulis
atau lisan belaka (verbalistis).
s). (2) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
Misalnya objek yang terlalu besar
ar dapat digantikan
dengan realita, gambar, film bingk
bingkai, film atau
model. Kejadian atau peris-tiwaa yang terjadi di
masa lalu dapat ditampilkan lagi
agi lewat rekaman
film, video, dan lain-lain. Obje
bjek yang terlalu
kompleks dapat disajikan dengan
an model, diagram
dan lain-lain. (3) Meningkatkann ssikap aktif siswa
dalam belajar. (4) Menimbulkan
an kegairahan dan
motivasi dalam belajar. (5)) Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung anta
ntara siswa dengan
lingkungan dan kenyataan. (6)
6) Memungkinkan
siswa belajar sendiri-sendiri menur
nurut kemam-puan
dan minatnya. (7) Memberika
ikan perang-sang,
pengalaman dan persepsi yang sam
ama bagi siswa.
Bisa ditarik kesimpulann ba
bahwa perangkat
pembelajaran yang dirancang telah
lah sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Zaman
an dan Eliyawati,
karena pesan dari perangkat pem
pembelajaran sikap
sosial multikultural bisa diterim
erima oleh anak,
budaya-budaya yang konkrit bi
bisa dipindahkan
dalam sebuah media sepertii alat permainan
sehingga bisa meningkatkan sik
sikap aktif siswa
dalam belajar dan menimbulkann kegairahan serta
motivasi dalam belajar.
Praktikalis Perangkat Pembe
belajaran Sikap
Sosial Multikultural Melalui Per
ermainan Puzzle
Praktikalitas diketahui setela
telah dilaku-kannya
uji coba. Ujicoba dilakukann untuk me-lihat
keterpakaian perangkat pembelaja
ajaran sikap sosial
multikultural melalui permainan
nan puzzle. Data
kepraktisan perangkat pembelajar
ajaran sikap sosial
multikultural melalui permainann puzzle diperoleh
dari angket guru dan hasil pe
pemahaman siswa
setelah proses belajar mengajar ber
berlangsung.
Perangkat pembelajarann sikap sosial
multikultural melalui permainan puz
puzzle dinyatakan
praktis berdasarkan rata-rata nil
nilai sebesar 86,6
dengan kategori sangat valid. Hal
al tersebut tampak
dari hasil pengetahuan anak da
dari sikap sosial
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
multikultural yang merek
reka ketahui. Penilaian
tersebut diperoleh darii rrefleksi yang peneliti
dilakukan oleh anak dann peneliti setelah proses
pembelajaran berlangsung.
ung. Anak maju ke depan
secara bergantian dan menc
enceritakan jenis puzzle
yang mereka susun dan me
menyatakan sikapnya jika
menemukan hal yang samaa di
dilapangan.
Dari aspek-aspek yang
ang menjadi tujuan dalam
pembelajaran bisa tercapa
apai sehingga perangkat
pembelajaran bisa dijadika
dikan sumber belajar bagi
anak usia dini. Sudjana
na (1997) mendefinisikan
sumber belajar sebagai se
segala daya yang dapat
dimanfaatkan guna membe
beri kemudahan kepada
seseorang dalam belajar
ajarnya. Pengertian ini
memberikan penger-tiann su
sumber belajar dalam arti
luas juga. Sumber belajar
ar diartikan sebagai daya
yang dapat dimanfaatkann unt
untuk kepentingan proses
pembelajaran baik secaraa llangsung maupun tidak
langsung, sebagian atau seca
ecara keseluruhan.
Efektivitas Perangkat Pembelajaran Sikap
Sosial Multikultural Melal
elalui Permainan Puzzle
Efektivitas perangka
ngkat pembelajaran sikap
sosial multikultural melalui
lui permainan puzzle bisa
dilihat dari aktivitas siswaa da
dan hasil belajar.
Aktivitas siswa selam
lama proses pembelajaran
berlangsung merupakann salah satu informasi
mengenai aktivitas siswaa pa
pada saat pembelajaran
berlangsung. Aktivitas sisw
iswa merupakan kegiatan
atau perilaku yang te
terjadi selama proses
pembelajaran. Aktivitass siswa selama proses
pembelajaran merupakan
kan indikator adanya
keinginan siswa untuk bel
belajar. Berdasarkan hasil
observasi
aktivitas
sis
siswa
selama
proses
pembelajaran menunjukka
ukkan bahwa perangkat
pembelajaran sikap sosia
osial multikultural dapat
memunculkan aktivitas pos
positif siswa. Menurut
Schramm (1997 dalam Fe
Festiyed 2008: 35) salah
satu
fungsi
media
pembelajaran
dapat
membangkitkan motivasii da
dan merangsang siswa
untuk belajar dengan baik..
Dari penelitian inii aaktivitas siswa yang di
amati oleh pengamat selam
lama proses pembelajaran
dengan menggunakan pe
perangkat pembelajaran
sikap sosial multikulturall m
melalui permainan puzzle
antara lain; Tanya ja
jawab dengan guru,
Memperhatikan penjelasan
san guru dengan serius,
Menyusun
puzzle
sesua
esuai
petunjuk
yang
disampaikan, Bekerjasamaa dengan teman dalam
menyelesaikan tugas, Mau
au berbagi dengan teman
saat menyusun puzzle, M
Menghargai hasil karya
orang lain.
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
44
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
Pada aspek pengamatan tany
anya jawab dengan
guru, memperhatikan penjelasan
san guru dengan
serius sehingga bisa disim
impulkan proses
pembelajaran dengan mengguna
unakan perangkat
pembelajaran sikap sosial multi
ultikultural melalui
permainan puzzle berhasil meningk
ningkatkan aktivitas
siswa. Untuk aspek menyusun
un puzzle sesuai
bekerjasama dengan
petunjuk yang disampaikan, beke
ugas, mau berbagi
teman dalam menyelesaikan tuga
puzzle, menghargai
dengan teman saat menyusun puz
hasil karya orang lain berada pada kategori sangat
ang diambil pada
baik. sehingga kesimpulan yang
an menggunakan
proses pembelajaran dengan
sosial multikultural
perangkat pembelajaran sikap sos
melalui permainan puzzle ssangat berhasil
meningkatkan aktivitas siswa.
m Yasa, 2008:1),
Menurut Sriyono (dalam
yang dilaksana-kan
aktivitas adalah segala kegiatan ya
iatan-kegiatan yang
baik jasmani atau rohani. Kegiata
ng mengarah pada
dimaksud adalah kegiatan yang
belajar
dengan
aktivitas
dalam
proses
be
lajaran sikap sosial
menggunakan perangkat pembelaj
nan puzzle seperti
multikultural melalui permainan
usun puzzle sesuai
bertanya, memperhatikan, menyus
bekerjasama dengan
petunjuk yang disampaikan, beke
ugas, mau berbagi
teman dalam menyelesaikan tuga
puzzle, menghargai
dengan teman saat menyusun puz
hasil karya orang lain.
ng diamati, dapat
Pada kelima aspek yang
ngat baik dan 20%
dilihat persentasenya; 80% sanga
ini dapat diambil
baik, sehingga dari gambarann in
mbelajaran dengan
kesimpulan bahwa proses pembe
lajaran sikap sosial
menggunakan perangkat pembelaj
nan puzzle berhasil
multikultural melalui permainan
meningkatkan aktivitas siswa.
digunakan untuk
Analisis hasil belajar di
osial multikul-tural
mengetahui ketuntasan sikap sosi
pembelajaran sikap
tiap siswa pada perangkat pem
rmainan puzzle. Di
sosial multikultural melalui perm
akhir pembelajaran siswa di ajak merefleksi
ng-sung. Rata-rata
pembelajaran yang telah berlang
lajar dibandingkan
hasil pengolahan nilai hasil belaj
diperoleh ketuntasan
dengan KKM, sehingga akan dipe
2010: 235) KKM
individu. Menurut Trianto (201
jar yang ditentukan
adalah kriteria ketuntasan belajar
ng-masing sekolah).
oleh satuan pendidikan (masing-m
airku dan sub tema
Nilai KKM untuk tema tanah airk
ukan oleh sekolah
suku-suku bangsa yang ditentuka
pat 22 orang siswa
adalah 75. Dari 25 orang terdapat
memperoleh
sis
dengan nilai ≥75 dan 3 orang siswa
secara individual
nilai 75, dengan demikian se
dinyatakan tuntas.
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Depdikbud 1996 (dal
dalam Trianto, 2010: 241)
menjelaskan “setiap sisw
siswa dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan indi
individual) jika proporsi
nilainya ≥65%, dan suatuu kkelas dinyatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klas
lasikal) jika dalam kelas
siswa yang telah tuntas
tersebut terdapat ≥85% si
belajarnya”. Dengan de
demikian dapat kita
ngkat pembelajaran sikap
simpulkan bahwa perangk
lui permainan puzzle dapat
sosial multikultural melalui
jar siswa, hal ini terlihat
meningkatkan hasil belajar
ng di
dicapai siswa dan ratadari perolehan nilai yang
rata kelas di atas KKM.
AN
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
itian dapat disimpulkan
Dari hasil penelitia
ri validator menunjukkan
bahwa hasil validasi dari
bahwa perangkat pembe
belajaran sikap sosial
multikultural melalui per
permainan puzzle sudah
valid. Artinya perangkat pe
pembelajaran sikap sosial
multikultural melalui pe
permainan puzzle bisa
digunakan dalam pembelaja
ajaran. Hasil uji coba yang
dilakukan di TK Mariana
na Padang menunjukkan
bahwa perangkat pembe
belajaran sikap sosial
multikultural melalui per
permainan puzzle sudah
praktis. Perangkat pembe
mbelajaran sikap sosial
multikultural melalui per
permainan puzzle yang
digunakan dapat meningka
katkan minat belajar dan
aktivitas siswa, sehingga
ga waktu yang tersedia
dirasakan kurang cukup
up ba
bagi anak karena adanya
keinginan untuk mengula
ulanginya kembali. Dan
dapat membangun sikap sos
sosial multikultural siswa.
Efektifitas yang diamat
ati pada pelaksanaan
pembelajaran ini adalah ak
aktivitas dan hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil
il deskripsi dan analisis
data, tingkat aktivitas siswa selama proses
pembelajaran adalah siswaa aaktif.
Saran
Pengembangan per
perangkat pembelajaran
sikap sosial multikulturall m
melalui permainan puzzle
dapat dilakukan oleh guru
uru-guru di sekolah yang
memiliki karakteristik siswa
wa yang sama dengan TK
Mariana Padang. Namun
un yyang perlu diperhatikan
adalah validitas, praktikalit
alitas serta efektifitas dari
perangkat pembelajaran tersebut tidak boleh
diabaikan, karena hal-ha
hal-hal tersebut sangat
menentukan
tingkat
kualitas
perangkat
pembelajaran yang dikemba
bangkan. Pengembangan
perangkat pembelajaran sik
sikap sosial multikultural
melalui permainan puzzle
le dapat dijadikan contoh
bagi guru di sekolahh lain yang memiliki
karakteristik siswa yang sam
sama dengan TK Mariana
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
45
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
Padang. Hasil penelitian ini menun
enunjukkan bahwa
pembelajaran dengan mengguna
unakan perangkat
pembelajaran sikap sosial multi
ultikultural melalui
permainan puzzle yang dikem
embangkan dalam
penelitian ini dapat meningkatkan
kan aktivitas siswa
dan hasil belajar siswa serta da
dapat membentuk
sikap sosial multikultural siswa.
a. Oleh karena itu
dapat dijadikan salah satu alternatif
atif bagi guru.
DAFTAR PUSTAK
AKA
Agustian, Murniati, dkk. 2006. Pengembangan
Model Pendidikan Mult
ultikultural untuk
Anak Usia Sekolah-Pandu
anduan Untuk Guru.
(Online),http://www.atmaj
ajaya.ac.id/content
.asp?f=13&id=3453, diaks
akses 1 November
2011.
Eliyawati,
Cucu.
2005.
P
Pemilihan
dan
er Belajar Untuk
Pengembangan Sumber
Anak Usia Dini. Jakarta:: D
Depdiknas.
John W. Santrock. 2010. Psikol
kologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada
da M
Media Group
Kompas. Com. 2009. Dorong
orong Pendidikan
Multikultural Sejak D
Dini. (Online),
http://edukasi.kompas.com
om/read/2009/11/0
2/02560417, diakses 10 Jul
Juli 2011.
---------.2009. Dorong Pendidika
ikan Multikultural
Sejak
Dini.
(Online),
http://edukasi.kompas.com
om/read/2009/10/3
1/15013147, diakses 20 Au
Augustus 2011.
Mahfud, Choirul. 2008. Pendidikan
ikan Multikultural.
Yogyakarta: Pustaka Pelaja
lajar
Mulyatno. 2008. “Pendidikan Dam
Damai Bagi AnakAnak Usia Dini: Belajar
ajar Dari Pedagogi
Maria Montessori”, Ar
Artikel Vol. 19
Tanggal 1 Oktober 2008.
Peraturan Pemerintah No.
o. 19 Tahun 2005, Tentang
Standar Nasionall P
Pendidikan.
Soenarto. (2005). Penge
ngembangan multimedia
pembelajaran inter
nteraktif matakuliah tata
hidang. Inotek: Jurna
urnal inovasi dan aplikasi
teknologi.Volumee 9, Nomor 1, Februari
2005.
2009). Model Pembelajaran
Suryana, Dadan. (2009).
mi dan Tsunami di Taman
Siaga Gempa Bumi
rogram Pasca Sarjana.
Kanak-kanak. Prog
ri JJakarta.
Universitas Negeri
Konsep Dasar Pendidikan
Suyanto, Slamet. 2005. Ko
Jakarta: Depdiknas.
Anak Usia Dini. Jak
enggunaan Media Games
Syukron. 2011. Upaya Pengg
eningkatkan Pemahaman
Puzzle Untuk Meni
(Online),
http:Siswa.
(O
.blogspot.com/2011/05/
//syukronsahara.blog
dia-games-puzzle.html.
penggunaan-mediaFebruari 2012.
diakses tanggal 20 F
nd Semmel M. 1974.
Thiagarajan, Semme and
evelopment For Training
Instructional Deve
eptional Children.
Teachers Of Except
Tilaar.
Multikulturalisme;
H.A.R.
2004.
angan Global Masa Depan
Tantangan-tantangan
asi Pendidikan Nasional.
dalam Transformas
ndo.
Jakarta: Grasindo.
ain Model Pembelajaran
Trianto. 2010. Mendesain
if.
Jakarta:
Perenada
Inovatif-Progresif.
Media Group.
Pendidikan Nasional No.
Undang-undang Sistem Pe
akarta.
20 Tahun 2003, Jak
“Penanaman Nilai Moral
Zein, Sulaiman. 2008. “Pe
jak Usia Dini”. (Online),
Untuk Anak Sejak
ogspot.com/2008/08,
http://bbawor.blogspot
al
25
April
2010.
diakses
tanggal
Peraturan Menteri Pendidikan Na
Nasional Republik
Indonesia Nomor 58 Tahu
hun 2009, Tentang
Standar Pendidikan Anak
ak U
Usia Dini.
46
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
Volume XIII No.1 April 2013
PENGEMBANGAN PERANG
NGKAT PEMBELAJARAN SIKAP SOSIAL M
MULTIKULTURAL
MELALUI PERMAI
AINAN PUZZLE PADA PENDIDIKAN ANAK
KU
USIA DINI
Studi Di TK Mariana Padang
Oleh: Serli Marlina
Universitas Negeri Padang
Abstract
he fi
findings of a study that aimed of this study is to de
This article present the
develop the social
through puzzle in early childhood education
multicultural attitudess th
on at Kindergarten
subject test in this study is one class in group
Mariana Padang. The sub
oup B (consist of 25
classes has taken as the sample of this research.
students), while two cla
arch. Kindergarten
Mariana was selectedd as the main research subjects, because in this place the
arious multicultural students. The type of th
researchers found vari
this research is
development research that apply 4-D model, they are; (1) define, (2) desi
design, (3) develop,
spreading). Due to time limitations of the study,
and (4) disseminate (spr
y, the research is
carried out only up too tthe third stage, namely development. The resul
sults of this study
multicultural attitudes through puzzle is valid.. It means that the
especially the social mul
titudes through puzzle can be applied during teachi
social multicultural attitud
aching and learning
results of the experiment shows that the social
process. Besides, the re
ocial multicultural
zle practically applicable. In conclusion, the soci
attitudes through puzzle
ocial multicultural
ough puzzle can be used to increase the students’
attitudes device through
ts’ interest during
ng pr
process, also it can develop the students’ soci
teaching and learning
ocial multicultural
attitudes.
pembelajaran, sikap sosial multikultural, permainan
Keywords: perangkat pem
nan puz
puzzle,
anak usia dini
pendidikann ana
PENDAHULUAN
an
mengenai
Pentingnya
pemahaman
maka pendidikan
keragaman budaya di Indonesiaa m
ra agar dapat tetap
multikutural perlu dicarikan cara
yarakat. Salah satu
terinternalisasi dalam jiwa masyar
cara yang dapat dilakukann adalah dengan
ultikultural melalui
memberikan pendidikan multik
multikultural sejak
pengembangan sikap sosial mul
awal kepada anak usia dini. Sikap sosial
enerima perbedaan
multikultural adalah perilaku mene
orang lain baik dari segi agama,, ssuku, bangsa dan
perilaku tersebut
ras serta keadaan ekonomi, pe
us dan teraplikasi
dilakukan secara terus menerus
hingga sikap sosial
dalam kehidupan sehari-hari. Sehing
ndasi yang kokoh
multikultural dapat menjadi ponda
anak. Karena pada
bagi perkembangan jiwa anak-ana
nusia akan lebih
dasarnya pengembangan manus
mudah dilakukan pada usia ddini. Usia dini
age) yang hanya
merupakan usia emas (goldenn ag
terjadi sekali selama kehidupann sseorang manusia.
anfaatkan dengan
Apabila usia dini tidak dimanf
ultikultural
dan
menerapkan
pendidikan
mul
ntunya kelak ketika
penanaman sikap yang baik tentuny
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
ia dewasa berkembang sik
sikap kurang baik. Oleh
karena itu pendidikan ana
anak usia dini adalah
investasi yang sangat m
mahal harganya bagi
keluarga dan juga bangsa..
Supra Wimbarti (Sem
eminar Early Children in
Education
Multicultur
ltural
Perpec-tives:
Multicultural Approach inn IImproving the Quality of
Early Childhood Education
ion di UGM 17 Mei 2010)
menyatakan pengembanga
ngan pendidikan budaya
majemuk ditataran PAU
AUD merupakan suatu
kebutuhan yang mendesakk unt
untuk segera dilakukan.
Pasalnya, kesadaran akan
an eksistensi diri telah
dimulai saat anak berusia
usia cukup muda. Seiring
dengan pertambahan usia,
a, anak akan mempunyai
lingkaran sosial yang sema
makin besar. Jadi, sangat
tepat jika pendidikan buda
budaya majemuk melalui
pengembangan sikap sosial
ial multikultural dikaitkan
dengan pendidikan anak usi
usia dini karena pada masa
inilah nilai-nilai dasar kema
manusiaan diletakkan.
Pengembangan sika
ikap sosial multikultural
membantu peserta didik ag
agar tidak tercerabut dari
akar budaya sendiri akiba
ibat pertemuan budaya-budaya luar yang masuk
uk seiring dengan lajunya
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
40
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
arus globalisasi dan bisa meng
enghargai budayabudaya lain yang berbeda deng
dengan budayanya.
Pengembangan sikap sosial mul
multikultural juga
dapat digunakan sebagai landa
ndasan kurikulum
nasional dan sebagai langkah awal
al dalam mendidik
warga menuju masyarakat IIndonesia yang
multikultural. Pengembangan pe
pendidikan harus
sesuai dengan tingkatan umur ata
atau perkembangan
seseorang, maka dari itu pengemba
bangan pendidikan
multikultural pada pendidikan ana
anak usia dini ini
lebih diarahkan pada pengembang
bangan sikap sosial
multikultural.
Pengembangan sikap sosi
osial multikultural
bisa dilakukan dan terealisasi ol
oleh guru dalam
proses pembelajaran apabila
la sikap sosial
multikultural tersebut bisa dirumus
uskan dengan baik
dan benar, maka dari itu penge
ngembangan sikap
sosial multikultural harus ssejalan dengan
pengembangan perangkat pembe
belajarannya. Hal
tersebut dirumuskan agar prose
oses pembelajaran
terarah, sesuai perkembangann aanak serta bisa
digunakan dengan mudah olehh gguru dilapangan.
Perangkat pembelajaran yang dik
dikembangkan juga
membutuhkan metode dan pendek
ndekatan yang tepat
dalam pelaksanaannya. Dalam
m pengembangan
perangkat pembelajaran sikap sos
sosial multikultural
pada pendidikan anak usia dini,, m
metode yang tepat
digunakan adalah bermain. Hal
al tersebut sejalan
dengan prinsip pembelajaran anak
nak usia dini yaitu
belajar seraya bermain dan bermai
ain seraya belajar.
Untuk pendekatan yang digunakan
kan adalah melalui
permainan Puzzle. Permainan yang dirancang
melalui kegiatan bermain, sert
serta dilaksanakan
bersama oleh anak. Pada konse
onsepnya permainan
puzzle ini dapat mengembangkann ssikap sosial anak
(Syukron: 2011).
Realita dalam kehidupan ma
masyarakat saat ini,
sikap untuk bisa menerima perbe
perbedaan dan bisa
hidup berdampingan dengan orang
ng atau masyarakat
yang
berbeda
dengannya
(sikap
sosial
multikultural) sangat susah ditem
temukan, sehingga
hal tersebut sering memicu konfli
onflik dan pertikaian
dalam kehidupan masyarakat.. D
Di kota Padang
sendiri hal tersebut juga tterlihat. Dalam
bermasyarakat terlihat adany
nya kotak-kotak
kehidupan antara suku bangsa
ngsa lain dengan
penduduk setempat, seperti adany
danya pemukiman
yang mayoritas Cina, India dann pe
penduduk asli. Hal
ini tidak sejalan dengan konse
onsep sikap sosial
multikultural yang menginginkan
an masyarakat bisa
hidup berdampingan walaupun
upun berbeda kultur.
Yang jadi permasalahan adalahh ba
bagaimana analisis
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
kurikulum dan analisis sis
siswa kelompok B2 TK
Mariana Padang untuk pe
pengembangan perangkat
pembelajaran sikap sosial
ial multikultural melalui
permainan Puzzle pada Pendi
endidikan Anak Usia Dini
Di TK Mariana Padang?? B
Bagaimana perancangan
perangkat pembelajaran sik
sikap sosial multikultural
melalui permainan Puzzle
le pada Pendidikan Anak
Usia Dini Di TK Mariana Pa
Padang?
Tujuan
pengemba
bangan
ini
adalah
mengembangkan perangka
ngkat pembelajaran sikap
sosial multikultural melalui
lui permainan puzzle pada
pendidikan anak usia di
dini khususnya di TK
Mariana Padang. Pengem
ngembangan sikap sosial
multikultural pada pendidi
didikan anak usia dini
penting dilaksanakan ka
karena mengacu pada
penyataan Agustian (2006)
2006) yang mengungkapkan
masyarakat Negara Kesat
satuan Republik (NKRI)
terdiri atas berbagai sukuu ba
bangsa dan setiap suku
bangsa berbeda dalam bany
banyak hal dengan suku
bangsa lainnya. Adanya be
berbagai perbedaan tidak
hanya memberikan keunik
unikan yang menarik yang
dapat dibanggakan, namun
mun dipihak lain dapat
menimbulkan berbagai konf
onflik. Dengan munculnya
konflik besar di Indonesia
ia sseperti di Ambon, Poso,
Aceh, Papua, dan konflik-k
k-konflik lainnya semakin
dirasakan bahwa perlu ada
da cara untuk membekali
anak-anak sebagai pene
penerus bangsa untuk
menghambat terjadinya kkonflik dan menjaga
kesatuan NKRI.
Jika
pengembang
ngan
sikap
sosial
multikultural tidak diberika
ikan pada tahap anak usia
dini dan hanya dibentuk
uk pada usia lanjut, hal
tersebut tidak akan berjala
alan dengan baik. karena
pada masa usia dini penanam
naman hal-hal positif lebih
tepat
dilakukan.
Suy
Suyanto
(2005:
8)
menggungkapkan, jika iingin mengembangkan
bangsa yang cerdas, berim
iman dan bertaqwa, serta
berbudi luhur hendaklah di
dimulai dari Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD
UD). Oleh karena itu
pengembangan sikap sosi
osial multikultural pada
pendidikan anak usia dinii m
merupakan langkah yang
sangat strategis untuk mem
embentuk watak penerus
bangsa berikutnya sehingga
ngga menciptakan manusia
antarbudaya.
Dari hal di atas da
dapat dijelaskan bahwa
adanya pengembangan sik
sikap sosial multikultural
pada pendidikan anak usia
ia dini akan menghasilkan
manusia antarbudaya. Peng
engembangan sikap sosial
multikultural bagi anak us
usia dini sangat penting
untuk
didorong
seba
ebagai
fondasi
bagi
pengembangan masyarakat
kat Indonesia yang lebih
terbuka, toleran, dan dem
demokratis. Pengembangan
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
41
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
ini nantinya tidak sekadar terpak
paku pada dimensi
kognitif atau pengetahuan, tetapi
pi juga afektif dan
psikomotorik.
PERMEN 58 Tahun 2009 tentang Stan-dar
Pendidikan Anak Usia Dini meng
enguraikan dalam
Standar Tingkat Pencapaian Perke
rkembangan Anak,
lingkup perkembangan anak usia
ia di
dini khusunya di
Taman Kanak-kanak adalah nilailai-nilai agama dan
moral, fisik, kognitif, bahasa dann ssosial emosional.
Pengembangan perangkat pembe
pembelajaran sikap
sosial multikultural melalui permai
ainan puzzle dapat
dikembangkan melalui lingkup
up perkembangan
sosial emosional anak usia dini
dini. Hal tersebut
dilakukan karena dari lingkup perk
perkembangan sosial
emosional relevan untuk pengemba
mbangan perangkat
pembelajaran sikap sosial multikul
ikultural. Mengacu
pada
pedoman
Pengembang
bangan
Program
Pembelajaran di TK oleh Kemente
nterian Pendidikan
Nasional (2010: 4) dalam pengemba
mbangan perangkat
pembelajaran sikap sosial multikul
kultural, Rancangan
Kegiatan Harian yang akan dira
dirancang nantinya
mengacu pada Lingkup perkem
kembangan sosial
emosional dan kemandirian.
Syamsu
(2009:
122)
menjelaskan
perkembangan sosial merupak
upakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sos
sosial. Bisa juga
diartikan
sebagai
proses
belajar
untuk
menyesuaikan
diri
terhadap
dap
norma-norma
kelompok, moral dan tradisi,, m
meleburkan diri
menjadi satu kesatuan dan saling
ling berkomunikasi
dan saling bekerjasama. Se
Seseorang ketika
dilahirkan belum bersifat sosial.. B
Bisa dikatakan dia
belum bisa untuk bergaul dengan
an orang lain. Agar
bisa bergaul dengan orang lain
in maka seseorang
harus belajar (sosialisasi) tentang
ng cara-cara untuk
menyesuaikan diri dengan orang
ang lain. Apabila
seseorang tersebut sudah mampu
pu menyesuaikan
diri dan meleburkan diri untuk bisa berbaur dengan
masyarakat, berarti sese-orang
ng tersebut sudah
sampai pada kematangan dalam hubung
hubungan sosial.
Piaget dalam teori kognitifny
ifnya (Hergenhahn,
2008:
324)
menguraikan
an
tahap-tahap
perkembangan intelektual pada ma
masa kanak-kanak.
Dia mendeskripsikan menjadi empa
pat:
1) Sensorimotor Stage (0-2 tahun
ahun)
2) Preoperational Thingking (2
(2-7 tahun)
3) Concrete Operation (7-11
11 at
atau 12 tahun)
4) Formal operations (11 atau
au 12 – 14 atau 15
tahun)
Tahapan ini sudah baku dan saling berkaitan.
Urutan tahapan tidak dapat dituk
itukar atau dibalik
karena tahap sesudahnya melanda
ndasi terbentuknya
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
tahap sebelumnya. Akann te
tetapi terbentuknya tahap
tersebut dapat berubah-uba
h-ubah menurut situasi
seseorang. Perbedaan anta
ntara tahap sangat besar,
karena ada perbedaan kualit
ualitas pemikiran yang lain,
meskipun demikian unsur dari perkembangan
sebelumnya tetap tidak
dak dibuang. Jadi ada
kesinambungan dari tahap
hap ketahap, walaupun ada
juga perbedaan yang sangat
at m
mencolok.
Perkembangan sosia
osial pada anak usia dini
mengikuti suatu pola perk
perkembangan sosial yang
nantinya memungkinkann adanya jadwal waktu
sosialisasi yang baik, pola perkembangan sosial
anak usia dini adalah a) Urut
rutan perilaku sosial yang
teratur, b) Pola sikap anak
nak tentang minat terhadap
aktivitas sosial, c) dan pem
pemilihan teman (Hurlock;
1978: 258). Hurlock (1978:
1978: 262) juga menguraikan
pola perilaku dalam situasi
si ssosial pada masa kanakkanak awal adalah kkerjasama, persaingan,
kemurahan hati, hasrat ak
akan penerimaan sosial,
simpati, empati, ketergant
antungan, sikap ramah,
sikap tidak me-mentingkan
kan diri sendiri, meniru,
dan perilaku kelekatan (attac
attachment behavior).
Vygotsky memandang
ndang bahwa sistem sosial
sangat penting dalam perke
rkembangan kognitif anak.
Orang tua, guru dan tema
man berinteraksi dengan
anak dan berkolaborasii unt
untuk mengembangkan
suatu pengertian. Jadi belaja
lajar terjadi dalam konteks
sosial, dan muncullah istila
tilah ZPD. ZPD diartikan
sebagai daerah potensial
ial seorang anak untuk
belajar, atau suatu tahap di
dimana kemampuan anak
dapat ditingkatkan dengan
ngan bantuan orang yang
lebih ahli. Daerah ini merupa
rupakan jarak antara tahap
perkembangan aktual anak
ak yaitu ditandai dengan
kemampuan mengatasi perm
permasalahan sendiri batas
tahap perkembangan potens
ensial dimana kemampuan
pemecahan masalah harus
us melalui bantuan orang
lain yang mampu.
Suryana (2009: 14)) m
mencontohkan anak usia
5 tahun belajar menggam
nggambar dengan bantuan
pengarahan dari orang tua dan guru bagaimana
caranya secara bertahap,
p, sedikit demi sedikit
bantuan akan berkurang
ng sampai ZPD berubah
menjadi tahap perkembang
bangan aktual saat anak
dapat menggambar sendiri.
ndiri. Oleh karena itu dalam
mengembangkan
setiapp
kemampuan
anak
diperlukan scaffolding atau
tau bantuan arahan agar
anak pada akhirnya me
menguasai keterampilan
tersebut secara inde-penden.
nden. Dalam mengajar guru
perlu menjadi fasilitator di mana pendidik berada
disana ketika anak-anakk membutuhkan bantuan
gurunya.
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
42
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
Puzzle merupakan salah ssatu mainan/alat
peraga yang disukai oleh anak us
usia dini. Puzzle
bisa dimainkan mulai dari usia
ia 12 bulan. Anak
edukatif dari umur 12 bulan bisa
sa bermain dengan
puzzle dua keping. Seiring denga
ngan perkembangan
anak, mereka akan menikmati
ati puzzle dengan
kepingan yang lebih banyak. Pe
Permainan puzzle
sering dimainkan secara berkelom
elompok. Disinilah
peranan permainan puzzle dalam
m mengembangkan
sikap sosial multikultural. Dalam
m permainan guru
bisa menggabungkan anak ya
yang multikultur
(berbeda agama, ras, suku, bang
ngsa ataupun dari
segi ekonomi keluarga anak)
k) kedalam satu
kelompok bermain. Sehingga me
mereka merasakan
keru-kunan dalam lingkungan yang
ang multikultur.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan deng
dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan
an saat ini karena
pengembangan pendidikan buday
budaya majemuk di
tataran PAUD merupakan suatu
tu kebutuhan yang
mendesak untuk segera dilakuk
akukan. Pasalnya,
kesadaran akan eksistensi diri tel
telah dimulai saat
anak berusia cukup muda. Be
Berdasarkan jenis
penelitian di atas Asikin, dkk (Tanpa tahun)
mengutip pendapat Richey & Nelson (1996)
menjelaskan bahwa penelitian
an pengembangan
adalah ”as the systematic study
tudy of designing,
developing and evaluating instruc
ructional programs
process, and product that must me
meet the criteria of
internal consistency and effectivene
iveness” (penelitian
pengembangan merupakan studi
udi yang sistematis
tentang
perancangan,
pengembangan,
pengevaluasian program pengaja
ajaran, proses dan
produk yang harus memenuhi kri
kriteria konsistensi
internal dan keefektifan). Dengan
an demikian, fokus
utama penelitian pen-gembangan
an menurut Richey
& Nelson adalah mengembangka
gkan pembelajaran
dan menguji efektifitas penerapan
pan pengembangan
itu secara eksperimen.
Menurut Soenarto (2005:
05: 1), penelitian
pengembangan adalah upaya
ya untuk mengembangkan dan menghasilkan
an suatu produk
berupa materi, media atau strateg
tegi pembelajaran,
digunakan untuk mengatasi masal
salah pembelajaran
dan bukan untuk menguji teori.
i. D
Dalam penelitian
ini yang dikembangkan nantinya
nya adalah berupa
perangkat pembelajaran yang
ng sejalan dengan
metodenya, metodenya adalah be
bermain dengan
permainan Puzzle.
Puzzle yang dirancang ber
berasal dari kertas
karton tebal. Puzzle yang diran
rancang berbentuk
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
persegi panjang, tingkatt kkesulitan puzzle sesuai
dengan karakteristik anakk usia dini dan memiliki
potongan 14 sampai 15 potong. Puzzle yang
dirancang dengan ukurann pa
panjang 39cm dan lebar
33,5cm sehingga bisa di
dimainkan oleh empat
sampai enam orang anakk dalam satu kelompok.
Alat permainan ini diranca
cang sesuai dengan tema
dan sub tema yang sedang
ng berjalan yaitu dengan
tema tanah airku dan subb ttema suku-suku bangsa.
Puzzle yang dirancang adal
dalah puzzle pakaian adat,
puzzle rumah adat, puzzlee ttarian tradisional, puzzle
alat musik tradisional.
HASIL PENELITIAN
Analisis kurikulum da
dan analisis siswa sangat
penting dilakukan. Analisis
sis kurikulum dan analisis
siswa dilakukan untuk
uk menghindari adanya
kesalahan
dalam
m
merancang
perangkat
pembelajaran.
Pada analisis kurikulum
ulum, indikator dan tujuan
pembelajaran. Setelah iindicator dan tujuan
ditentukan maka dilakukan
an analisis konsep untuk
menentukan materi-materi
eri esensial yang akan
dibahas dalam pembelajara
aran. Dari materi esensial
tersebut, maka akan dihas
hasilkan sebuah Rencana
Kegiatan Mingguan dann Renc
Rencana Kegiatan Harian.
Validitas Perangkat Pemb
mbelajaran Sikap Sosial
Multikultural Melalui Per
ermainan Puzzle
Pada deskripsi dataa va
validasi oleh 4 orang ahli
(validator). Validitas ya
yang dilakukan pada
penelitian ini menekankan
an pada validitas materi,
validitas media dan validi
aliditas bahasa. Validitas
materi, validitas mediaa dan validitas bahasa
dinyatakan sangat valid oleh validator dengan ratarata nilai sebesar 98,8. Berda
erdasarkan hasil penilaian
tersebut maka Perangkat Pem
Pembelajaran Sikap Sosial
Multikultural Melalui Perma
rmainan Puzzle dinyatakan
valid.
Secara konstruksii ddinyatakan valid oleh
validator karena susunan
unan materi, perancangan
media dan penggunaann ba
bahasa pada perangkat
pembelajaran sikap sosial
ial multikultural melalui
permainan puzzle telahh m
memenuhi syarat-syarat
penyusunan materi, pera
perancangan media dan
penggunaan bahasa yang
ng ba
baik. Materi perangkat
pembelajaran yang disusun
usun sejalan dengan RKM
dan RKH yang dirancang
ng, serta mengacu pada
tema dan sub tema yang
ng ssedang berjalan. Media
yang dirancang sesuai deng
engan tema dan sub tema,
mudah dipahami anak da
dan bisa membuat anak
menjadi antusias dalam
m menggunakan media
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
43
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
sebagai alat permainan dalam pros
proses belajar. Serta
bahasa yang digu-nakan pa
pada perangkat
pembelajaran pun mudah dipahami
mi anak.
Hal di atas sejalan dengann pendapat Zaman
dan Eliyawati (2010: 4), menurut
nurut mereka banyak
manfaat
yang
dapat
dipe
diperoleh
dengan
memanfaatkan media dalam pem
pembelajaran yaitu:
(1)
Pesan/informasi
pem-be
-belajaran
dapat
disampaikan dengan lebih jelas,, m
menarik, kongkrit
dan tidak hanya dalam bentuk
uk kkata-kata tertulis
atau lisan belaka (verbalistis).
s). (2) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
Misalnya objek yang terlalu besar
ar dapat digantikan
dengan realita, gambar, film bingk
bingkai, film atau
model. Kejadian atau peris-tiwaa yang terjadi di
masa lalu dapat ditampilkan lagi
agi lewat rekaman
film, video, dan lain-lain. Obje
bjek yang terlalu
kompleks dapat disajikan dengan
an model, diagram
dan lain-lain. (3) Meningkatkann ssikap aktif siswa
dalam belajar. (4) Menimbulkan
an kegairahan dan
motivasi dalam belajar. (5)) Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung anta
ntara siswa dengan
lingkungan dan kenyataan. (6)
6) Memungkinkan
siswa belajar sendiri-sendiri menur
nurut kemam-puan
dan minatnya. (7) Memberika
ikan perang-sang,
pengalaman dan persepsi yang sam
ama bagi siswa.
Bisa ditarik kesimpulann ba
bahwa perangkat
pembelajaran yang dirancang telah
lah sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Zaman
an dan Eliyawati,
karena pesan dari perangkat pem
pembelajaran sikap
sosial multikultural bisa diterim
erima oleh anak,
budaya-budaya yang konkrit bi
bisa dipindahkan
dalam sebuah media sepertii alat permainan
sehingga bisa meningkatkan sik
sikap aktif siswa
dalam belajar dan menimbulkann kegairahan serta
motivasi dalam belajar.
Praktikalis Perangkat Pembe
belajaran Sikap
Sosial Multikultural Melalui Per
ermainan Puzzle
Praktikalitas diketahui setela
telah dilaku-kannya
uji coba. Ujicoba dilakukann untuk me-lihat
keterpakaian perangkat pembelaja
ajaran sikap sosial
multikultural melalui permainan
nan puzzle. Data
kepraktisan perangkat pembelajar
ajaran sikap sosial
multikultural melalui permainann puzzle diperoleh
dari angket guru dan hasil pe
pemahaman siswa
setelah proses belajar mengajar ber
berlangsung.
Perangkat pembelajarann sikap sosial
multikultural melalui permainan puz
puzzle dinyatakan
praktis berdasarkan rata-rata nil
nilai sebesar 86,6
dengan kategori sangat valid. Hal
al tersebut tampak
dari hasil pengetahuan anak da
dari sikap sosial
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
multikultural yang merek
reka ketahui. Penilaian
tersebut diperoleh darii rrefleksi yang peneliti
dilakukan oleh anak dann peneliti setelah proses
pembelajaran berlangsung.
ung. Anak maju ke depan
secara bergantian dan menc
enceritakan jenis puzzle
yang mereka susun dan me
menyatakan sikapnya jika
menemukan hal yang samaa di
dilapangan.
Dari aspek-aspek yang
ang menjadi tujuan dalam
pembelajaran bisa tercapa
apai sehingga perangkat
pembelajaran bisa dijadika
dikan sumber belajar bagi
anak usia dini. Sudjana
na (1997) mendefinisikan
sumber belajar sebagai se
segala daya yang dapat
dimanfaatkan guna membe
beri kemudahan kepada
seseorang dalam belajar
ajarnya. Pengertian ini
memberikan penger-tiann su
sumber belajar dalam arti
luas juga. Sumber belajar
ar diartikan sebagai daya
yang dapat dimanfaatkann unt
untuk kepentingan proses
pembelajaran baik secaraa llangsung maupun tidak
langsung, sebagian atau seca
ecara keseluruhan.
Efektivitas Perangkat Pembelajaran Sikap
Sosial Multikultural Melal
elalui Permainan Puzzle
Efektivitas perangka
ngkat pembelajaran sikap
sosial multikultural melalui
lui permainan puzzle bisa
dilihat dari aktivitas siswaa da
dan hasil belajar.
Aktivitas siswa selam
lama proses pembelajaran
berlangsung merupakann salah satu informasi
mengenai aktivitas siswaa pa
pada saat pembelajaran
berlangsung. Aktivitas sisw
iswa merupakan kegiatan
atau perilaku yang te
terjadi selama proses
pembelajaran. Aktivitass siswa selama proses
pembelajaran merupakan
kan indikator adanya
keinginan siswa untuk bel
belajar. Berdasarkan hasil
observasi
aktivitas
sis
siswa
selama
proses
pembelajaran menunjukka
ukkan bahwa perangkat
pembelajaran sikap sosia
osial multikultural dapat
memunculkan aktivitas pos
positif siswa. Menurut
Schramm (1997 dalam Fe
Festiyed 2008: 35) salah
satu
fungsi
media
pembelajaran
dapat
membangkitkan motivasii da
dan merangsang siswa
untuk belajar dengan baik..
Dari penelitian inii aaktivitas siswa yang di
amati oleh pengamat selam
lama proses pembelajaran
dengan menggunakan pe
perangkat pembelajaran
sikap sosial multikulturall m
melalui permainan puzzle
antara lain; Tanya ja
jawab dengan guru,
Memperhatikan penjelasan
san guru dengan serius,
Menyusun
puzzle
sesua
esuai
petunjuk
yang
disampaikan, Bekerjasamaa dengan teman dalam
menyelesaikan tugas, Mau
au berbagi dengan teman
saat menyusun puzzle, M
Menghargai hasil karya
orang lain.
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
44
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
Pada aspek pengamatan tany
anya jawab dengan
guru, memperhatikan penjelasan
san guru dengan
serius sehingga bisa disim
impulkan proses
pembelajaran dengan mengguna
unakan perangkat
pembelajaran sikap sosial multi
ultikultural melalui
permainan puzzle berhasil meningk
ningkatkan aktivitas
siswa. Untuk aspek menyusun
un puzzle sesuai
bekerjasama dengan
petunjuk yang disampaikan, beke
ugas, mau berbagi
teman dalam menyelesaikan tuga
puzzle, menghargai
dengan teman saat menyusun puz
hasil karya orang lain berada pada kategori sangat
ang diambil pada
baik. sehingga kesimpulan yang
an menggunakan
proses pembelajaran dengan
sosial multikultural
perangkat pembelajaran sikap sos
melalui permainan puzzle ssangat berhasil
meningkatkan aktivitas siswa.
m Yasa, 2008:1),
Menurut Sriyono (dalam
yang dilaksana-kan
aktivitas adalah segala kegiatan ya
iatan-kegiatan yang
baik jasmani atau rohani. Kegiata
ng mengarah pada
dimaksud adalah kegiatan yang
belajar
dengan
aktivitas
dalam
proses
be
lajaran sikap sosial
menggunakan perangkat pembelaj
nan puzzle seperti
multikultural melalui permainan
usun puzzle sesuai
bertanya, memperhatikan, menyus
bekerjasama dengan
petunjuk yang disampaikan, beke
ugas, mau berbagi
teman dalam menyelesaikan tuga
puzzle, menghargai
dengan teman saat menyusun puz
hasil karya orang lain.
ng diamati, dapat
Pada kelima aspek yang
ngat baik dan 20%
dilihat persentasenya; 80% sanga
ini dapat diambil
baik, sehingga dari gambarann in
mbelajaran dengan
kesimpulan bahwa proses pembe
lajaran sikap sosial
menggunakan perangkat pembelaj
nan puzzle berhasil
multikultural melalui permainan
meningkatkan aktivitas siswa.
digunakan untuk
Analisis hasil belajar di
osial multikul-tural
mengetahui ketuntasan sikap sosi
pembelajaran sikap
tiap siswa pada perangkat pem
rmainan puzzle. Di
sosial multikultural melalui perm
akhir pembelajaran siswa di ajak merefleksi
ng-sung. Rata-rata
pembelajaran yang telah berlang
lajar dibandingkan
hasil pengolahan nilai hasil belaj
diperoleh ketuntasan
dengan KKM, sehingga akan dipe
2010: 235) KKM
individu. Menurut Trianto (201
jar yang ditentukan
adalah kriteria ketuntasan belajar
ng-masing sekolah).
oleh satuan pendidikan (masing-m
airku dan sub tema
Nilai KKM untuk tema tanah airk
ukan oleh sekolah
suku-suku bangsa yang ditentuka
pat 22 orang siswa
adalah 75. Dari 25 orang terdapat
memperoleh
sis
dengan nilai ≥75 dan 3 orang siswa
secara individual
nilai 75, dengan demikian se
dinyatakan tuntas.
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Depdikbud 1996 (dal
dalam Trianto, 2010: 241)
menjelaskan “setiap sisw
siswa dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan indi
individual) jika proporsi
nilainya ≥65%, dan suatuu kkelas dinyatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klas
lasikal) jika dalam kelas
siswa yang telah tuntas
tersebut terdapat ≥85% si
belajarnya”. Dengan de
demikian dapat kita
ngkat pembelajaran sikap
simpulkan bahwa perangk
lui permainan puzzle dapat
sosial multikultural melalui
jar siswa, hal ini terlihat
meningkatkan hasil belajar
ng di
dicapai siswa dan ratadari perolehan nilai yang
rata kelas di atas KKM.
AN
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
itian dapat disimpulkan
Dari hasil penelitia
ri validator menunjukkan
bahwa hasil validasi dari
bahwa perangkat pembe
belajaran sikap sosial
multikultural melalui per
permainan puzzle sudah
valid. Artinya perangkat pe
pembelajaran sikap sosial
multikultural melalui pe
permainan puzzle bisa
digunakan dalam pembelaja
ajaran. Hasil uji coba yang
dilakukan di TK Mariana
na Padang menunjukkan
bahwa perangkat pembe
belajaran sikap sosial
multikultural melalui per
permainan puzzle sudah
praktis. Perangkat pembe
mbelajaran sikap sosial
multikultural melalui per
permainan puzzle yang
digunakan dapat meningka
katkan minat belajar dan
aktivitas siswa, sehingga
ga waktu yang tersedia
dirasakan kurang cukup
up ba
bagi anak karena adanya
keinginan untuk mengula
ulanginya kembali. Dan
dapat membangun sikap sos
sosial multikultural siswa.
Efektifitas yang diamat
ati pada pelaksanaan
pembelajaran ini adalah ak
aktivitas dan hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil
il deskripsi dan analisis
data, tingkat aktivitas siswa selama proses
pembelajaran adalah siswaa aaktif.
Saran
Pengembangan per
perangkat pembelajaran
sikap sosial multikulturall m
melalui permainan puzzle
dapat dilakukan oleh guru
uru-guru di sekolah yang
memiliki karakteristik siswa
wa yang sama dengan TK
Mariana Padang. Namun
un yyang perlu diperhatikan
adalah validitas, praktikalit
alitas serta efektifitas dari
perangkat pembelajaran tersebut tidak boleh
diabaikan, karena hal-ha
hal-hal tersebut sangat
menentukan
tingkat
kualitas
perangkat
pembelajaran yang dikemba
bangkan. Pengembangan
perangkat pembelajaran sik
sikap sosial multikultural
melalui permainan puzzle
le dapat dijadikan contoh
bagi guru di sekolahh lain yang memiliki
karakteristik siswa yang sam
sama dengan TK Mariana
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
45
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013
Padang. Hasil penelitian ini menun
enunjukkan bahwa
pembelajaran dengan mengguna
unakan perangkat
pembelajaran sikap sosial multi
ultikultural melalui
permainan puzzle yang dikem
embangkan dalam
penelitian ini dapat meningkatkan
kan aktivitas siswa
dan hasil belajar siswa serta da
dapat membentuk
sikap sosial multikultural siswa.
a. Oleh karena itu
dapat dijadikan salah satu alternatif
atif bagi guru.
DAFTAR PUSTAK
AKA
Agustian, Murniati, dkk. 2006. Pengembangan
Model Pendidikan Mult
ultikultural untuk
Anak Usia Sekolah-Pandu
anduan Untuk Guru.
(Online),http://www.atmaj
ajaya.ac.id/content
.asp?f=13&id=3453, diaks
akses 1 November
2011.
Eliyawati,
Cucu.
2005.
P
Pemilihan
dan
er Belajar Untuk
Pengembangan Sumber
Anak Usia Dini. Jakarta:: D
Depdiknas.
John W. Santrock. 2010. Psikol
kologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada
da M
Media Group
Kompas. Com. 2009. Dorong
orong Pendidikan
Multikultural Sejak D
Dini. (Online),
http://edukasi.kompas.com
om/read/2009/11/0
2/02560417, diakses 10 Jul
Juli 2011.
---------.2009. Dorong Pendidika
ikan Multikultural
Sejak
Dini.
(Online),
http://edukasi.kompas.com
om/read/2009/10/3
1/15013147, diakses 20 Au
Augustus 2011.
Mahfud, Choirul. 2008. Pendidikan
ikan Multikultural.
Yogyakarta: Pustaka Pelaja
lajar
Mulyatno. 2008. “Pendidikan Dam
Damai Bagi AnakAnak Usia Dini: Belajar
ajar Dari Pedagogi
Maria Montessori”, Ar
Artikel Vol. 19
Tanggal 1 Oktober 2008.
Peraturan Pemerintah No.
o. 19 Tahun 2005, Tentang
Standar Nasionall P
Pendidikan.
Soenarto. (2005). Penge
ngembangan multimedia
pembelajaran inter
nteraktif matakuliah tata
hidang. Inotek: Jurna
urnal inovasi dan aplikasi
teknologi.Volumee 9, Nomor 1, Februari
2005.
2009). Model Pembelajaran
Suryana, Dadan. (2009).
mi dan Tsunami di Taman
Siaga Gempa Bumi
rogram Pasca Sarjana.
Kanak-kanak. Prog
ri JJakarta.
Universitas Negeri
Konsep Dasar Pendidikan
Suyanto, Slamet. 2005. Ko
Jakarta: Depdiknas.
Anak Usia Dini. Jak
enggunaan Media Games
Syukron. 2011. Upaya Pengg
eningkatkan Pemahaman
Puzzle Untuk Meni
(Online),
http:Siswa.
(O
.blogspot.com/2011/05/
//syukronsahara.blog
dia-games-puzzle.html.
penggunaan-mediaFebruari 2012.
diakses tanggal 20 F
nd Semmel M. 1974.
Thiagarajan, Semme and
evelopment For Training
Instructional Deve
eptional Children.
Teachers Of Except
Tilaar.
Multikulturalisme;
H.A.R.
2004.
angan Global Masa Depan
Tantangan-tantangan
asi Pendidikan Nasional.
dalam Transformas
ndo.
Jakarta: Grasindo.
ain Model Pembelajaran
Trianto. 2010. Mendesain
if.
Jakarta:
Perenada
Inovatif-Progresif.
Media Group.
Pendidikan Nasional No.
Undang-undang Sistem Pe
akarta.
20 Tahun 2003, Jak
“Penanaman Nilai Moral
Zein, Sulaiman. 2008. “Pe
jak Usia Dini”. (Online),
Untuk Anak Sejak
ogspot.com/2008/08,
http://bbawor.blogspot
al
25
April
2010.
diakses
tanggal
Peraturan Menteri Pendidikan Na
Nasional Republik
Indonesia Nomor 58 Tahu
hun 2009, Tentang
Standar Pendidikan Anak
ak U
Usia Dini.
46
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang