Kata kunci: outbond, perangkat pembelajaran, perilaku sosial PENDAHULUAN - View of PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN OUTBOND UNTUK PENINGKATAN PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS IV SDN 01 TAWANGREJO
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN OUTBOND UNTUK PENINGKATAN PERILAKU SOSIAL
SISWA KELAS IV SDN 01 TAWANGREJO
Arni Gemilang Harsanti
Universitas PGRI Madiun
[email protected]
Abstrak
Outbond salah satu kegiatan dalam pembelajaran yang diharapkan mampu
menimbulkan suasana yang menyenangkan dari pada pembelajaran di kelas.
Penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan. Siswa diajak
untuk membebaskan diri dari paradigma lama , lepas dari batasan ruang
dan formalitas yang sering menghambat keberanian, kreataifitas, dan
menutup jalan untuk membuka diri seluas-luasnya bagi suatu perubahan
positif. Kegiatan outdoor mampu memberikan suasana yang berbeda bagi
anak dan lebih mendekatkan anak pada alam sekitar, yang menekankan
pada pengamatan alam sebagai sumber utama pengetahuan. Oleh karena itu
kegiatan belajar dilakukan melalui pengamatan di luar ruangan agar anak
memperoleh berbagai macam pengetahuan salah satunya pengetahuan yang
dapat berkembang adalah potensi kreatif yang terdapat dalam setiap
individu anak melalui kegiatan bermain karena dunia bermain adalah dunia
anak dan umumnya terjadi secara alamiah. Melalui kegiatan bermain anak
mampu mengembangkan potensi tersembunyi dalam diri secara aman,
nyaman, dan menyenangkan. Kegiatan bermain tersebut akan lebih
bermakna dan menyenangkan bagi anak bila dilakukan di luar ruangan
(outdoor) karena pengetahuan anak lebih luas dan berkembang karena
mereka dapat menemukan sesuatu yang tidak ada saat sedang bermain di
dalam ruangan. Untuk itu diperlukan berbagai macam kegiatan bermain
yang dapat menstimulasianak untuk beraktifitas dan memiliki kegiatannya
sendiri sehingga mampu menemukan hal baru dan dapat berpikir kreatif
untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh anak
Kata kunci: outbond, perangkat pembelajaran, perilaku sosial
PENDAHULUAN
dipisahkan agar peserta didik dapat
Pendidikann, menurut Ki Hajar
memperoleh
kesempurnaan
Dewantara merupakan sarana untuk
Berbagai
pengembangan budi pekerti, pikiran,
diarahkan untuk membina kepribadian
dan tubuh. Bagian-bagian itu tidak boleh
peserta didik secara menyeluruh baik
21
upaya
dalam
hidup.
pendidikan
Jurnal Buana Pendidikan
dari
segi
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
kognitif,
afektif,
dalam berbagai kesempatan aktivitas.
maupun
Salah
psikomotorik
Anak
dalam
satu
aktivitas
yang
dapat
membuat anak senang dan tertarik
perkembangannya
dipengaruhi oleh orang tua atau wali
adalah
(pendidikan
guru-guru
dilakukan di luar dapat juga di dalam
(pendidikan formal), dan masyarakat
ruangan. Salah satu kegiatan bermain
(pendidikan
yang
informal),
Keberhasilan
nonformal).
bermain.
dapat
Bermain
digunakan
dapat
untuk
pendidikan di sekolah bukan hanya
membiasakan kerjasama anak adalah
ditentukan oleh usaha murid secara
melalui kegiatan outbond. Outbond dapat
individual atau berkat interaksi murid
menstimulasi aspek fisik hingga psikis
dan guru dalam proses belajar mengajar
anak dengan berbagai aktivitas yang
(PBM), melainkan juga oleh interaksi
menyenangkan
anak atau siswa dengan lingkungan
sosialnya
(yang
berlainan)
KAJIAN PUSTAKA
dalam
Outbond adalah suatu program
berbagai situasi yang dihadapi di dalam
pembelajaran di alam terbuka yang
maupun di luar sekolah.
dasar
berdasar pada prinsip experiental learning
merupakan usia yang berada pada tahap
(belajar melalui pengalaman langsung)
egosentris dimana anak masih sangat
yang disajikan dalam bentuk permainan,
kental dengan keakuannya. Anak yang
simulasi,
masih berada pada tahap ini sangat sulit
sebagai
untuk diajak berbagi dengan yang lain,
Astuti (2009:12). Artinya dalam program
selalu merasa dirinya lebih dari orang
outbond
lain, dan sulit untuk diminta melakukan
dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang
kegiatan dalam kelompok. Anak selalu
dilakukan, dengan langsung terlibat
menganggap
menjadi
pada aktivitas (learning by doing) siswa
miliknya tidak boleh dibagi dengan
akan segera mendapat umpan balik
orang lain, hanya ia seorang yang boleh
tentang dampak dari kegiatan yang
memiliki. Berbagai cara dicari untuk
dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan
menanamkan kebiasaan anak
untuk
sebagai bahan pengembangan diri setiap
bekerjasam agar nantinya dapat hidup
siswa dimasa mendatang. Hal tersebut
bersosial sebagai anggota masyarakat.
juga dapat diartikan bahwa proses
Cara-cara
belajar
Anak
usia
sekolah
apapun
yang
yang
dicari
diusahakan
diskusi
media
petualangan
penyampaian
tersebut
dari
dan
siswa
pengalaman
secara
materi
aktif
(experiental
menarik agar menyenangkan bagi anak
learning) dengan menggunakan seluruh
dalam
panca
melakukannya.
Cara
yang
indera
(global
learning)
yang
menyenangkan merupakan cara yang
nampaknya rumit, memiliki kekuatan
dapat membuat anak aktif berpartisipasi
karena
22
situasinya
mendorong
siswa
Jurnal Buana Pendidikan
memberikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
respon
spontan
Menurut Walgito (2003:2) ada tiga
yang
melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan
macam
cara
pembentukan
sehingga secara langsung mereka dapat
sosial, diantaranya adalah:
lebih memahami diri sendiri dan orang
1. Pembentukan
perilaku
perilaku
dengan
conditioning atau kebiasaan
lain.
Salah satu pembentukan perilaku
Manfaat mengikuti outbond adalah:
(1)
Meningkatkan
dapat ditempuh dengan conditioning
kemampuan
mengenal diri dan orang lain,(2) melatih
atau
ketahanan mental dan pengendalian
membiasakan diri untuk berperilaku
diri, (3) Menumbuhkan empati, (4)
sesuai yang diharapkan akhirnya akan
melahirkan semangat kompetisi yang
terbentuk perilaku tersebut (Walgito
sehat,
2003:3).
(5)
meningkatkan
jiwa
kebiasaan.
Dengan
Misalnya,
anak
cara
dibiasakan
kepemimpinan, (6) melihat kelemahan
bangun bagi,
orang lain bukan sebagai kendala, (7)
sebelum
meningkatkan kemampuan mengambil
terimakasih kepada orang lain, dan
keputusan dalam situasi sulit secara
sebagainya. Cara ini didasarkan atas
cepat dan akurat, (8) membangun rasa
teori belajar kondisioning baik yang
percaya diri, (9) meningkatkan rasa
dikemukakakn oleh Pavlov, Torndike,
kebutuhan akan pentingnya kerja tim
Skinner.
untuk mencapai sasaran secara optimal,
2. Pembentukan
sosial
tidur,
mengucapkan
perilaku
dengan
pengertian (insight)
(10) Investasi jangka panjang.
Perilaku
atau menggosok gigi
adalah
Disanbing pembentukan perilaku
pola
interaksi dan tindakan antara individu
dengan
dengan
2010:56).
perilaku juga dapat ditempuh dengan
Hurlock (1998:49) berpendapat bahwa
pengertian atau insight, misalnya siswa
perilaku
menunjukkan
datang ke sekolah tepat waktu dan tidak
kemampuan untuk menjadi orang yang
terlambat, karena siswa yang terlambat
bermasyarakat.
Lebih
lanjut
lagi,
akan mengganggu siswa yang lain. Bila
perilaku
adalah
istilah
yang
naik kendaraan bermotor harus pakai
menggambarkan
helm karena itu untuk keamanan diri
lainnya
(Myers,
sosial
sosial
digunakan
untuk
kebiasaan,
perilaku umum yang ditunjukkan oleh
dan
individu dalam masyarakat, yang pada
menggambarkan hal tersebut. Cara ini
dasarnya sebagai respon terhadap apa
berdasarkan teori belajar kognitif yaitu
yang dianggap dapat diterima atau tidak
belajar
dapat diterima oleh kelompok sebaya
pengertian (Hergenhahn 1976 dalam
seseorang (Baron & Byrne, 2005:68).
Walgito 2003:21).
23
masik
banyak
pembentukan
dengan
contoh
disertai
untuk
adalanya
Jurnal Buana Pendidikan
3. Pembentukan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
perilaku
digunakan
dengan
pendidikan
dan
pembelajaran. Lebih lanjut, perangkat
menggunakan model
Pembentukan
dalam
perilaku
pembelajaran
dapat
berupa RPP, buku ajar
ditempuh dengan menggunakan contoh
siswa, dan LKS. Sugiyono (2010 : 401)
atau
model
Walgito
1997
dalam
menyatakan bahwa untuk menghasilkan
Kalau
orang
produk
(Bandura
2003:
24).
tertentu
jenis
penelitian
mengatakan bahwa orang tua sebagai
pengembangan yang digunakan untuk
contoh anak-anaknya, pemimpin sebagai
penelitian
panutan yang dipimpinnya, hal tersebut
analisis kebutuhan, dan hasil produk
menunjukkan
perilaku
tersebut dijadikan sebagai alat untuk
dengan menggunakan model. Cara ini
menguji keefektifan produk. Hasil uji
didasarkan atas teori belajar sosial (social
coba akan dianalisis secara deskriptif
learning theory)
kualitatif dan hasil data dari validator
pembentukan
pengembangan
bersifat
dianalisis secara deskriptif kualitatif.
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
penelitian
dikembangkan
ini
adalah
pengembangan,
yang
dalam
penelitian
PEMBAHASAN
Hasil
ini
penerapan
pembelajaran
di
perangkat
kelas
meliputi
adalah perangkat pembelajaran berupa
keterlaksanaan RPP, aktivitas siswa,
RPP,
LKS.
perilaku sosial siswa, serta kendala yang
pada
dihadapi
yang
diseskripsikan sebagai berikut:
buku
ajar
Penelitian
dasarmya
siswa,
dan
pengembangan
adalah
penelitian
digunakan untuk menghasilkan produk
dan
cara
menghadapi
1. Keterlaksanaan RPP
tertentu dan menghasilkan keefektifan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
produk tertentu (Sugiyono, 2010:407).
(RPP)
Menurut Borg and Gall (1983: 17) bahwa
sebanyak tiga kali pertemuan dan uji
penelitian dan pengembangan (Research
coba II sebanyak tiga kali. Nilai rata-rata
and Development) merupakan penelitian
oleh pengamat disajikan dalam tabel
yang digunakan untuk mengembangkan
sebagai berikut.
diterapkan
pada
uji
coba
atau memvalidasi produk-produk yang
Tabel Keterlaksanaan RPP Uji coba I dan II
Kegiatan pembelajaran
Uji coba I
Pertemuan 1
Pengamat
Presentase
Skor
100 %
3,5
Kriteria
Sangat
baik/terlaksana
Rata-rata
Pertemuan 2
100 %
3,2
Baik/terlaksana
Pertemuan 3
100 %
3,0
Baik/terlaksana
100 %
3,2
Baik/terlaksana
24
I
Jurnal Buana Pendidikan
Uji coba II
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
Pertemuan 1
94,6 %
3,1
Baik/terlaksana
Pertemuan 2
100 %
3,2
Baik/terlaksana
Pertemuan 3
100 %
2,9
Baik/terlaksana
98,2 %
3,1
Baik/terlaksana
Rata-rata
Berdasarkan tabel diatas, rata-rata persentase keterlaksanaan RPP dari
pengamat pada uji coba 1 adalah 100% dengan skor 3,2 dan memenuhi kriteria baik
atau kegiatan dalam RPP terlaksana.
2. Aktivitas siswa
Aktivitas siswa yang mendukung tercapainya tujuan penelitian ini dipaparkan
pada tabel berikut.
Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
No
Kegiatan
Presentase
teramati
siswa
melakukan
aktivitas
1
Uji coba 1
Pertemuan 1
93 %
Pertemuan 2
92 %
Pertemuan 3
100 %
Rata-rata
2
Uji coba 2
95 %
Pertemuan 1
92 %
Pertemuan 2
92 %
Pertemuan 3
100 %
Rata-rata
94,7 %
Berdasarkan tabel diatas, pada kegiatan 1 sebesar 95% siswa teramati
melakukan aktivitas yang mendukung tercapainya tujuan penelitian ini yaitu
meningkatkan perilaku social. Sedangkan dalam ujicoba kedua sebesar 94,7% siswa
teramati melakukan aktivitas yang dikehendaki.
3. Respon Siswa
Respon siswa terhadap kegiatan dan pembelajaaran baik pada uji coba I dan II
dapat diketahui melalui angket dan tanya jawab. Pada angket tersebut ada tujuh
butir soal dengan dua pilihan jawaban yang diberikan kepada siswa di akhir
pembelajaran.
25
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
Tabel Respon Siswa
No
Kegiatan
Presentase respon
siswa
terhadap
kegiatan
belajar
mengajar
1
Uji coba 1
Pertemuan 1
93 %
Pertemuan 2
92 %
Pertemuan 3
100 %
Rata-rata
2
95 %
Uji coba 2
Pertemuan 1
92 %
Pertemuan 2
92 %
Pertemuan 3
100 %
Rata-rata
94,7 %
Pada uji coba I respon positif siswa mencapai 95%. Pada uji coba II dengan
seluruh siswa kelas IV sebanyak 30 siswa respon positif siswa mencapai 94,7%
Beberapa
4. Kendala Pembelajaran
Kendala yang mungkin muncul
selama
pembelajaran
diantaraanyaa
kendala
tersebut
selanjutnya
didiskusikan
dan
dicari
pemecahan
masalahnya
agar
pada
adalah: siswa merasa canggung dan
kegiatan pembelajaran yang akan datang
bingung
tidak terjadi lagi.
sehingga
tidak
langsung
untuk
Berdasarkan hasil analisis data
memajang dan melakukan kunjungan
penelitian ujicoba II “Pengembangan
kelompok lain, siswa hanya menggali
Perangkat Pembelajaran Menggunakan
informasi dari bahan ajar saja dan belum
Outbond untuk Meningkatkan Perilaku
terbiasa mencari sumber lain seperti
Sosial Siswa dengan tema “Indahnya
internet, beberapa siswa ramai sendiri
Kebersamaan”
bercerita
temuan sebagai berikut:
mengikuti
petunjuk
bersama
guru
temannya
sebab
memperoleh
temuan-
dalam pembelajaran ini yang di berikan
1. Hasil pengamatan keterbacaan Materi
adalah permainan outbond, siswa belum
Ajar Siswa dengan Menggunakan
terlatih untuk mendengar pengarahan
Outbond menunjukkan bahwa secara
tentang langkah-langkah dalam outbond,
keseluruhan siswa dapat memahami
siswa lalai memperhatikan kebersihan
isi bacaan Materi Ajar Siswa yang
setelah belajar diluar kelas dengan
dibuat oleh peneliti dan digunakan
menggunakan outbond.
pada
26
saat
pelaksanaan
kegiatan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
pembelajaran dan pengambilan data
waktu pelaksanaan RPP khususnya saat
penelitian.
outbond
2. Tingkat
materi
kesulitan
ajar
siswa
siswa
berlangsung
dan
pengorganisasian kelas yang gaduh saat
terhadap
akan berlangsungnya kegiatan outbond
menunjukkan
bahwa kalimat yang terdapat dalam
SIMPULAN
materi ajar siswa layak digunakan
Berdasarkan temuan-temuan di
sebagai perangkat pembelajaran.
3. Keterlaksanaan
atas,
kegiatan
peneliti
dapat
menyimpulkan
pembelajaran utnuk meningkatkan
menjadi dua hal. Pertama, kualitas
perilaku sosial menggunakan outbond
perangkat pembelajaran menggunakan
secara
Rencana
outbond untuk meningkatkan perilaku
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah
sosial siswa kelas IV SDN 01 Tawangrejo
efektif yakni data hasil pengamatan
Madiun
keterlaksanaan pembelajaran tersebut
kelayakan
sebagai
perangkat
menunjukkan
pembelajaran.
Kddua,
implementasi
umum
peneliti
dalam
bahwa
dalam
pelaksanaan
kemampuan
pengelolaan
pembelajaran
telah
memenuhi
standar
perangkat pembelajaran menggunakan
dan
dapat
yang
outbond
dikembangkan
dilakukan sehingga dapat menunjang
dikatakan
efektif
menunjang
seluruh proses pembelajaran.
kegiatan belajar mengajar.
dapat
proses
4. Berdasarkan analisis aktivitas siswa
selama
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
berlangsung
Agoes,
diketahui bahwa aktivitas siswa yang
paling
menonjol
adalah
ketika
mereka
Bumi
Jakarta: Rinneka Cipta.
Ancok,
menggunakan outbond siswa lebih
pembelajaran
Jakarta:
itu
Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Belajar.
bahwa dalam pembelajaran dengan
memegang
Outbond
Cendikia.
Dengan demikian dapat disimpulkan
dan
2004.
Menyesatkan.
melakukan aktivitas bermain outbond.
dominan
Susilo.
Djamaluddin.
2003.
Outbond
Management Training. Jogyakarta:
kendali
UII Press.
dan
Ancok, Djamaluddin. 2007. Aplikasi Ilmu
pembelajaran berpusat pada siswa.
5. Respon siswa dalam pembelajaran
Perilaku
dalam
Pengembangan
outbond , sebagian besar siswa senang
Sumber Daya Manusia. Jogjakarta:
dan
UII Press.
setuju
dengan
keseluruhan
Arikunto,
komponen yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut.
Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rinneka Cipta.
Hambatan yang dihadapi peneliti
secara umum terdapat pada alokasi
27
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
Karmila, Suharno. 2011. Jurnal Penelitian
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rinneka Cipta.
Baron, A. Robert. 2005. Psikologi Sosial.
Jakarta: Erlangga.
Terhadap Peningkatan
Jakarta:
Kepempinan.
PT
Raja
Grafindo Persada.
Chapman, Gary. 2008. Perilaku Prososial.
Ma, Li, Pow. 2011. Perilaku Prososial dan
Jakarta: Interaksara.
Hudaniyah.
Antisosial. Bandung: UPI Press.
2009.
Martuti, A. 2008.
Psikologi Sosial. Malang: UMM
Mengelola Siswa.
Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Press.
Depdiknas.
Permainan
Kartono, Kartini, 1998. Pemimpin dan
New York: Psycology Press.
dan
Metode Pembelajaran
Sosial Anak”.
Bierhoff, H.W. 2002. Prosocial Behavior.
Dayakisni
“Pengaruh
2006.
Kurikulum
Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran
Sekolah
Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Taman
Jakarta:
Kanak-kanak.
Rinneka Cipta.
Gerungan, W.A. 2010. Psikologi Sosial.
Moeslichatoen R. 2005. Pengembangan
Bandung: Refika Aditama.
Gunarsa, W.A. 2004. Psikologi Sosial.
Kognitif,
Bahasa,
Kreatifitas,
Motorik, dan Emosional. Jakarta:
Bandung: PT. Eresco.
Debdikbud.
H.W, Bierhoff. 2002. Prosocial Behavior.
New York: Psycology Press.
Myers, David. 2012. Psikologi Social.
Huberman, Miles. 2009. Analisis Data
Jakarta: Salemba Humanika.
Permendiknas 2010. Jakarta.
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. 2000. Penelitian Ilmiah.
Hurlock, Elizabeth. 1998. Perkembangan
Jakarta: Bumi Aksara.
Anak. Jakarta: Erlangga.
Hurlock,
Elizabeth.
2008.
Nasution,
Psikologi
Patterson,
I, Yulianti, Rani. 2009. Permainan yang
Kecerdasan
M.
Perangkat
2003.
Riyanto,
Jakarta:
James.
Yatim.
Kuantitatif).
2002.
Perilaku
2007.
Metodologi
Surabaya:
Unesa
Universiti Press.
Depdiknas.
Sabardi,
Ibrahim , Muslimin. 2005. Asessmen
Berkelanjutan
dan
Penelitian pendidikan (Kualitatif dan
Pengembangan
Pembelajaran.
Kurikulum
Antisosial. Jakarta: Gramedia.
Anak.
Jakarta: Laskar Aksara.
Ibrahim,
2006.
Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
meningkatkan
S.
Konsep
Agus.
2008.
Manajemen
Pengantar. Jogjakarta: UPP YKPN.
Dasar,
Sanderson,
Tahapan Pengembangan dan Contoh.
Surabaya: Unesa University Press.
Stephen.
2011.
Sebuah
Pendekatan Terhadap Realitas Sosial.
Jakarta: Rajawali Press.
Kardi, S. 2000. Pengajaran Langsung.
Surabaya: University Press.
28
Jurnal Buana Pendidikan
Shchoeder,
Roger.
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
2003.
Operations
Management. Hill Publishing.
Sugiyanto.
2009.
Tesis, Disertasi. Surabaya: UNESA
Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta:
PSG Rayon
13 FKIP Unnes
Semarang.
Press.
Trianto. 2010. Mendesain Pembelajaran
Inovatif. Jakarta: Progresif.
Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran
Sugiyono, 2010. Metodologi Penelitian
Pengembangan. Jakarta: Alfabetha.
Tedjasaputra,
Tim. 2000. Pedoman Penulisan Skripsi,
Mayke.
Menciptakan
Proses
Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
2001.Bermain,
Mainan, dan Permainan. Jakarta:
Grasindo.
Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Umum.
Bandung: Rosda.
Thiagaradjan, Sivasailam, Semmel. S
Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi
Dorothy and Semmel. I Melvyn.
Umum.
1974. Instructional Development for
Offset.
Training
Teacher
of
Exceptional
Children.
Bloomington
Indiana:
Indiana University.
29
Jogjakarta:
CV
Andi
Wijana, I Gede. 2010. Analisis Wacana
Pragmatik. Jakarta: Yuma Pustaka.
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN OUTBOND UNTUK PENINGKATAN PERILAKU SOSIAL
SISWA KELAS IV SDN 01 TAWANGREJO
Arni Gemilang Harsanti
Universitas PGRI Madiun
[email protected]
Abstrak
Outbond salah satu kegiatan dalam pembelajaran yang diharapkan mampu
menimbulkan suasana yang menyenangkan dari pada pembelajaran di kelas.
Penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan. Siswa diajak
untuk membebaskan diri dari paradigma lama , lepas dari batasan ruang
dan formalitas yang sering menghambat keberanian, kreataifitas, dan
menutup jalan untuk membuka diri seluas-luasnya bagi suatu perubahan
positif. Kegiatan outdoor mampu memberikan suasana yang berbeda bagi
anak dan lebih mendekatkan anak pada alam sekitar, yang menekankan
pada pengamatan alam sebagai sumber utama pengetahuan. Oleh karena itu
kegiatan belajar dilakukan melalui pengamatan di luar ruangan agar anak
memperoleh berbagai macam pengetahuan salah satunya pengetahuan yang
dapat berkembang adalah potensi kreatif yang terdapat dalam setiap
individu anak melalui kegiatan bermain karena dunia bermain adalah dunia
anak dan umumnya terjadi secara alamiah. Melalui kegiatan bermain anak
mampu mengembangkan potensi tersembunyi dalam diri secara aman,
nyaman, dan menyenangkan. Kegiatan bermain tersebut akan lebih
bermakna dan menyenangkan bagi anak bila dilakukan di luar ruangan
(outdoor) karena pengetahuan anak lebih luas dan berkembang karena
mereka dapat menemukan sesuatu yang tidak ada saat sedang bermain di
dalam ruangan. Untuk itu diperlukan berbagai macam kegiatan bermain
yang dapat menstimulasianak untuk beraktifitas dan memiliki kegiatannya
sendiri sehingga mampu menemukan hal baru dan dapat berpikir kreatif
untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh anak
Kata kunci: outbond, perangkat pembelajaran, perilaku sosial
PENDAHULUAN
dipisahkan agar peserta didik dapat
Pendidikann, menurut Ki Hajar
memperoleh
kesempurnaan
Dewantara merupakan sarana untuk
Berbagai
pengembangan budi pekerti, pikiran,
diarahkan untuk membina kepribadian
dan tubuh. Bagian-bagian itu tidak boleh
peserta didik secara menyeluruh baik
21
upaya
dalam
hidup.
pendidikan
Jurnal Buana Pendidikan
dari
segi
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
kognitif,
afektif,
dalam berbagai kesempatan aktivitas.
maupun
Salah
psikomotorik
Anak
dalam
satu
aktivitas
yang
dapat
membuat anak senang dan tertarik
perkembangannya
dipengaruhi oleh orang tua atau wali
adalah
(pendidikan
guru-guru
dilakukan di luar dapat juga di dalam
(pendidikan formal), dan masyarakat
ruangan. Salah satu kegiatan bermain
(pendidikan
yang
informal),
Keberhasilan
nonformal).
bermain.
dapat
Bermain
digunakan
dapat
untuk
pendidikan di sekolah bukan hanya
membiasakan kerjasama anak adalah
ditentukan oleh usaha murid secara
melalui kegiatan outbond. Outbond dapat
individual atau berkat interaksi murid
menstimulasi aspek fisik hingga psikis
dan guru dalam proses belajar mengajar
anak dengan berbagai aktivitas yang
(PBM), melainkan juga oleh interaksi
menyenangkan
anak atau siswa dengan lingkungan
sosialnya
(yang
berlainan)
KAJIAN PUSTAKA
dalam
Outbond adalah suatu program
berbagai situasi yang dihadapi di dalam
pembelajaran di alam terbuka yang
maupun di luar sekolah.
dasar
berdasar pada prinsip experiental learning
merupakan usia yang berada pada tahap
(belajar melalui pengalaman langsung)
egosentris dimana anak masih sangat
yang disajikan dalam bentuk permainan,
kental dengan keakuannya. Anak yang
simulasi,
masih berada pada tahap ini sangat sulit
sebagai
untuk diajak berbagi dengan yang lain,
Astuti (2009:12). Artinya dalam program
selalu merasa dirinya lebih dari orang
outbond
lain, dan sulit untuk diminta melakukan
dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang
kegiatan dalam kelompok. Anak selalu
dilakukan, dengan langsung terlibat
menganggap
menjadi
pada aktivitas (learning by doing) siswa
miliknya tidak boleh dibagi dengan
akan segera mendapat umpan balik
orang lain, hanya ia seorang yang boleh
tentang dampak dari kegiatan yang
memiliki. Berbagai cara dicari untuk
dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan
menanamkan kebiasaan anak
untuk
sebagai bahan pengembangan diri setiap
bekerjasam agar nantinya dapat hidup
siswa dimasa mendatang. Hal tersebut
bersosial sebagai anggota masyarakat.
juga dapat diartikan bahwa proses
Cara-cara
belajar
Anak
usia
sekolah
apapun
yang
yang
dicari
diusahakan
diskusi
media
petualangan
penyampaian
tersebut
dari
dan
siswa
pengalaman
secara
materi
aktif
(experiental
menarik agar menyenangkan bagi anak
learning) dengan menggunakan seluruh
dalam
panca
melakukannya.
Cara
yang
indera
(global
learning)
yang
menyenangkan merupakan cara yang
nampaknya rumit, memiliki kekuatan
dapat membuat anak aktif berpartisipasi
karena
22
situasinya
mendorong
siswa
Jurnal Buana Pendidikan
memberikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
respon
spontan
Menurut Walgito (2003:2) ada tiga
yang
melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan
macam
cara
pembentukan
sehingga secara langsung mereka dapat
sosial, diantaranya adalah:
lebih memahami diri sendiri dan orang
1. Pembentukan
perilaku
perilaku
dengan
conditioning atau kebiasaan
lain.
Salah satu pembentukan perilaku
Manfaat mengikuti outbond adalah:
(1)
Meningkatkan
dapat ditempuh dengan conditioning
kemampuan
mengenal diri dan orang lain,(2) melatih
atau
ketahanan mental dan pengendalian
membiasakan diri untuk berperilaku
diri, (3) Menumbuhkan empati, (4)
sesuai yang diharapkan akhirnya akan
melahirkan semangat kompetisi yang
terbentuk perilaku tersebut (Walgito
sehat,
2003:3).
(5)
meningkatkan
jiwa
kebiasaan.
Dengan
Misalnya,
anak
cara
dibiasakan
kepemimpinan, (6) melihat kelemahan
bangun bagi,
orang lain bukan sebagai kendala, (7)
sebelum
meningkatkan kemampuan mengambil
terimakasih kepada orang lain, dan
keputusan dalam situasi sulit secara
sebagainya. Cara ini didasarkan atas
cepat dan akurat, (8) membangun rasa
teori belajar kondisioning baik yang
percaya diri, (9) meningkatkan rasa
dikemukakakn oleh Pavlov, Torndike,
kebutuhan akan pentingnya kerja tim
Skinner.
untuk mencapai sasaran secara optimal,
2. Pembentukan
sosial
tidur,
mengucapkan
perilaku
dengan
pengertian (insight)
(10) Investasi jangka panjang.
Perilaku
atau menggosok gigi
adalah
Disanbing pembentukan perilaku
pola
interaksi dan tindakan antara individu
dengan
dengan
2010:56).
perilaku juga dapat ditempuh dengan
Hurlock (1998:49) berpendapat bahwa
pengertian atau insight, misalnya siswa
perilaku
menunjukkan
datang ke sekolah tepat waktu dan tidak
kemampuan untuk menjadi orang yang
terlambat, karena siswa yang terlambat
bermasyarakat.
Lebih
lanjut
lagi,
akan mengganggu siswa yang lain. Bila
perilaku
adalah
istilah
yang
naik kendaraan bermotor harus pakai
menggambarkan
helm karena itu untuk keamanan diri
lainnya
(Myers,
sosial
sosial
digunakan
untuk
kebiasaan,
perilaku umum yang ditunjukkan oleh
dan
individu dalam masyarakat, yang pada
menggambarkan hal tersebut. Cara ini
dasarnya sebagai respon terhadap apa
berdasarkan teori belajar kognitif yaitu
yang dianggap dapat diterima atau tidak
belajar
dapat diterima oleh kelompok sebaya
pengertian (Hergenhahn 1976 dalam
seseorang (Baron & Byrne, 2005:68).
Walgito 2003:21).
23
masik
banyak
pembentukan
dengan
contoh
disertai
untuk
adalanya
Jurnal Buana Pendidikan
3. Pembentukan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
perilaku
digunakan
dengan
pendidikan
dan
pembelajaran. Lebih lanjut, perangkat
menggunakan model
Pembentukan
dalam
perilaku
pembelajaran
dapat
berupa RPP, buku ajar
ditempuh dengan menggunakan contoh
siswa, dan LKS. Sugiyono (2010 : 401)
atau
model
Walgito
1997
dalam
menyatakan bahwa untuk menghasilkan
Kalau
orang
produk
(Bandura
2003:
24).
tertentu
jenis
penelitian
mengatakan bahwa orang tua sebagai
pengembangan yang digunakan untuk
contoh anak-anaknya, pemimpin sebagai
penelitian
panutan yang dipimpinnya, hal tersebut
analisis kebutuhan, dan hasil produk
menunjukkan
perilaku
tersebut dijadikan sebagai alat untuk
dengan menggunakan model. Cara ini
menguji keefektifan produk. Hasil uji
didasarkan atas teori belajar sosial (social
coba akan dianalisis secara deskriptif
learning theory)
kualitatif dan hasil data dari validator
pembentukan
pengembangan
bersifat
dianalisis secara deskriptif kualitatif.
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
penelitian
dikembangkan
ini
adalah
pengembangan,
yang
dalam
penelitian
PEMBAHASAN
Hasil
ini
penerapan
pembelajaran
di
perangkat
kelas
meliputi
adalah perangkat pembelajaran berupa
keterlaksanaan RPP, aktivitas siswa,
RPP,
LKS.
perilaku sosial siswa, serta kendala yang
pada
dihadapi
yang
diseskripsikan sebagai berikut:
buku
ajar
Penelitian
dasarmya
siswa,
dan
pengembangan
adalah
penelitian
digunakan untuk menghasilkan produk
dan
cara
menghadapi
1. Keterlaksanaan RPP
tertentu dan menghasilkan keefektifan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
produk tertentu (Sugiyono, 2010:407).
(RPP)
Menurut Borg and Gall (1983: 17) bahwa
sebanyak tiga kali pertemuan dan uji
penelitian dan pengembangan (Research
coba II sebanyak tiga kali. Nilai rata-rata
and Development) merupakan penelitian
oleh pengamat disajikan dalam tabel
yang digunakan untuk mengembangkan
sebagai berikut.
diterapkan
pada
uji
coba
atau memvalidasi produk-produk yang
Tabel Keterlaksanaan RPP Uji coba I dan II
Kegiatan pembelajaran
Uji coba I
Pertemuan 1
Pengamat
Presentase
Skor
100 %
3,5
Kriteria
Sangat
baik/terlaksana
Rata-rata
Pertemuan 2
100 %
3,2
Baik/terlaksana
Pertemuan 3
100 %
3,0
Baik/terlaksana
100 %
3,2
Baik/terlaksana
24
I
Jurnal Buana Pendidikan
Uji coba II
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
Pertemuan 1
94,6 %
3,1
Baik/terlaksana
Pertemuan 2
100 %
3,2
Baik/terlaksana
Pertemuan 3
100 %
2,9
Baik/terlaksana
98,2 %
3,1
Baik/terlaksana
Rata-rata
Berdasarkan tabel diatas, rata-rata persentase keterlaksanaan RPP dari
pengamat pada uji coba 1 adalah 100% dengan skor 3,2 dan memenuhi kriteria baik
atau kegiatan dalam RPP terlaksana.
2. Aktivitas siswa
Aktivitas siswa yang mendukung tercapainya tujuan penelitian ini dipaparkan
pada tabel berikut.
Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
No
Kegiatan
Presentase
teramati
siswa
melakukan
aktivitas
1
Uji coba 1
Pertemuan 1
93 %
Pertemuan 2
92 %
Pertemuan 3
100 %
Rata-rata
2
Uji coba 2
95 %
Pertemuan 1
92 %
Pertemuan 2
92 %
Pertemuan 3
100 %
Rata-rata
94,7 %
Berdasarkan tabel diatas, pada kegiatan 1 sebesar 95% siswa teramati
melakukan aktivitas yang mendukung tercapainya tujuan penelitian ini yaitu
meningkatkan perilaku social. Sedangkan dalam ujicoba kedua sebesar 94,7% siswa
teramati melakukan aktivitas yang dikehendaki.
3. Respon Siswa
Respon siswa terhadap kegiatan dan pembelajaaran baik pada uji coba I dan II
dapat diketahui melalui angket dan tanya jawab. Pada angket tersebut ada tujuh
butir soal dengan dua pilihan jawaban yang diberikan kepada siswa di akhir
pembelajaran.
25
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
Tabel Respon Siswa
No
Kegiatan
Presentase respon
siswa
terhadap
kegiatan
belajar
mengajar
1
Uji coba 1
Pertemuan 1
93 %
Pertemuan 2
92 %
Pertemuan 3
100 %
Rata-rata
2
95 %
Uji coba 2
Pertemuan 1
92 %
Pertemuan 2
92 %
Pertemuan 3
100 %
Rata-rata
94,7 %
Pada uji coba I respon positif siswa mencapai 95%. Pada uji coba II dengan
seluruh siswa kelas IV sebanyak 30 siswa respon positif siswa mencapai 94,7%
Beberapa
4. Kendala Pembelajaran
Kendala yang mungkin muncul
selama
pembelajaran
diantaraanyaa
kendala
tersebut
selanjutnya
didiskusikan
dan
dicari
pemecahan
masalahnya
agar
pada
adalah: siswa merasa canggung dan
kegiatan pembelajaran yang akan datang
bingung
tidak terjadi lagi.
sehingga
tidak
langsung
untuk
Berdasarkan hasil analisis data
memajang dan melakukan kunjungan
penelitian ujicoba II “Pengembangan
kelompok lain, siswa hanya menggali
Perangkat Pembelajaran Menggunakan
informasi dari bahan ajar saja dan belum
Outbond untuk Meningkatkan Perilaku
terbiasa mencari sumber lain seperti
Sosial Siswa dengan tema “Indahnya
internet, beberapa siswa ramai sendiri
Kebersamaan”
bercerita
temuan sebagai berikut:
mengikuti
petunjuk
bersama
guru
temannya
sebab
memperoleh
temuan-
dalam pembelajaran ini yang di berikan
1. Hasil pengamatan keterbacaan Materi
adalah permainan outbond, siswa belum
Ajar Siswa dengan Menggunakan
terlatih untuk mendengar pengarahan
Outbond menunjukkan bahwa secara
tentang langkah-langkah dalam outbond,
keseluruhan siswa dapat memahami
siswa lalai memperhatikan kebersihan
isi bacaan Materi Ajar Siswa yang
setelah belajar diluar kelas dengan
dibuat oleh peneliti dan digunakan
menggunakan outbond.
pada
26
saat
pelaksanaan
kegiatan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
pembelajaran dan pengambilan data
waktu pelaksanaan RPP khususnya saat
penelitian.
outbond
2. Tingkat
materi
kesulitan
ajar
siswa
siswa
berlangsung
dan
pengorganisasian kelas yang gaduh saat
terhadap
akan berlangsungnya kegiatan outbond
menunjukkan
bahwa kalimat yang terdapat dalam
SIMPULAN
materi ajar siswa layak digunakan
Berdasarkan temuan-temuan di
sebagai perangkat pembelajaran.
3. Keterlaksanaan
atas,
kegiatan
peneliti
dapat
menyimpulkan
pembelajaran utnuk meningkatkan
menjadi dua hal. Pertama, kualitas
perilaku sosial menggunakan outbond
perangkat pembelajaran menggunakan
secara
Rencana
outbond untuk meningkatkan perilaku
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah
sosial siswa kelas IV SDN 01 Tawangrejo
efektif yakni data hasil pengamatan
Madiun
keterlaksanaan pembelajaran tersebut
kelayakan
sebagai
perangkat
menunjukkan
pembelajaran.
Kddua,
implementasi
umum
peneliti
dalam
bahwa
dalam
pelaksanaan
kemampuan
pengelolaan
pembelajaran
telah
memenuhi
standar
perangkat pembelajaran menggunakan
dan
dapat
yang
outbond
dikembangkan
dilakukan sehingga dapat menunjang
dikatakan
efektif
menunjang
seluruh proses pembelajaran.
kegiatan belajar mengajar.
dapat
proses
4. Berdasarkan analisis aktivitas siswa
selama
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
berlangsung
Agoes,
diketahui bahwa aktivitas siswa yang
paling
menonjol
adalah
ketika
mereka
Bumi
Jakarta: Rinneka Cipta.
Ancok,
menggunakan outbond siswa lebih
pembelajaran
Jakarta:
itu
Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Belajar.
bahwa dalam pembelajaran dengan
memegang
Outbond
Cendikia.
Dengan demikian dapat disimpulkan
dan
2004.
Menyesatkan.
melakukan aktivitas bermain outbond.
dominan
Susilo.
Djamaluddin.
2003.
Outbond
Management Training. Jogyakarta:
kendali
UII Press.
dan
Ancok, Djamaluddin. 2007. Aplikasi Ilmu
pembelajaran berpusat pada siswa.
5. Respon siswa dalam pembelajaran
Perilaku
dalam
Pengembangan
outbond , sebagian besar siswa senang
Sumber Daya Manusia. Jogjakarta:
dan
UII Press.
setuju
dengan
keseluruhan
Arikunto,
komponen yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut.
Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rinneka Cipta.
Hambatan yang dihadapi peneliti
secara umum terdapat pada alokasi
27
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
Karmila, Suharno. 2011. Jurnal Penelitian
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rinneka Cipta.
Baron, A. Robert. 2005. Psikologi Sosial.
Jakarta: Erlangga.
Terhadap Peningkatan
Jakarta:
Kepempinan.
PT
Raja
Grafindo Persada.
Chapman, Gary. 2008. Perilaku Prososial.
Ma, Li, Pow. 2011. Perilaku Prososial dan
Jakarta: Interaksara.
Hudaniyah.
Antisosial. Bandung: UPI Press.
2009.
Martuti, A. 2008.
Psikologi Sosial. Malang: UMM
Mengelola Siswa.
Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Press.
Depdiknas.
Permainan
Kartono, Kartini, 1998. Pemimpin dan
New York: Psycology Press.
dan
Metode Pembelajaran
Sosial Anak”.
Bierhoff, H.W. 2002. Prosocial Behavior.
Dayakisni
“Pengaruh
2006.
Kurikulum
Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran
Sekolah
Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Taman
Jakarta:
Kanak-kanak.
Rinneka Cipta.
Gerungan, W.A. 2010. Psikologi Sosial.
Moeslichatoen R. 2005. Pengembangan
Bandung: Refika Aditama.
Gunarsa, W.A. 2004. Psikologi Sosial.
Kognitif,
Bahasa,
Kreatifitas,
Motorik, dan Emosional. Jakarta:
Bandung: PT. Eresco.
Debdikbud.
H.W, Bierhoff. 2002. Prosocial Behavior.
New York: Psycology Press.
Myers, David. 2012. Psikologi Social.
Huberman, Miles. 2009. Analisis Data
Jakarta: Salemba Humanika.
Permendiknas 2010. Jakarta.
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. 2000. Penelitian Ilmiah.
Hurlock, Elizabeth. 1998. Perkembangan
Jakarta: Bumi Aksara.
Anak. Jakarta: Erlangga.
Hurlock,
Elizabeth.
2008.
Nasution,
Psikologi
Patterson,
I, Yulianti, Rani. 2009. Permainan yang
Kecerdasan
M.
Perangkat
2003.
Riyanto,
Jakarta:
James.
Yatim.
Kuantitatif).
2002.
Perilaku
2007.
Metodologi
Surabaya:
Unesa
Universiti Press.
Depdiknas.
Sabardi,
Ibrahim , Muslimin. 2005. Asessmen
Berkelanjutan
dan
Penelitian pendidikan (Kualitatif dan
Pengembangan
Pembelajaran.
Kurikulum
Antisosial. Jakarta: Gramedia.
Anak.
Jakarta: Laskar Aksara.
Ibrahim,
2006.
Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
meningkatkan
S.
Konsep
Agus.
2008.
Manajemen
Pengantar. Jogjakarta: UPP YKPN.
Dasar,
Sanderson,
Tahapan Pengembangan dan Contoh.
Surabaya: Unesa University Press.
Stephen.
2011.
Sebuah
Pendekatan Terhadap Realitas Sosial.
Jakarta: Rajawali Press.
Kardi, S. 2000. Pengajaran Langsung.
Surabaya: University Press.
28
Jurnal Buana Pendidikan
Shchoeder,
Roger.
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
2003.
Operations
Management. Hill Publishing.
Sugiyanto.
2009.
Tesis, Disertasi. Surabaya: UNESA
Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta:
PSG Rayon
13 FKIP Unnes
Semarang.
Press.
Trianto. 2010. Mendesain Pembelajaran
Inovatif. Jakarta: Progresif.
Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran
Sugiyono, 2010. Metodologi Penelitian
Pengembangan. Jakarta: Alfabetha.
Tedjasaputra,
Tim. 2000. Pedoman Penulisan Skripsi,
Mayke.
Menciptakan
Proses
Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
2001.Bermain,
Mainan, dan Permainan. Jakarta:
Grasindo.
Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Umum.
Bandung: Rosda.
Thiagaradjan, Sivasailam, Semmel. S
Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi
Dorothy and Semmel. I Melvyn.
Umum.
1974. Instructional Development for
Offset.
Training
Teacher
of
Exceptional
Children.
Bloomington
Indiana:
Indiana University.
29
Jogjakarta:
CV
Andi
Wijana, I Gede. 2010. Analisis Wacana
Pragmatik. Jakarta: Yuma Pustaka.