108 PENGEMBANGAN KAPASITAS SDM

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

PENGEMBANGAN KAPASITAS SDM MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI
PENGOLAHAN PRODUK PANGAN HASIL INDUSTRI RUMAH
Munthoha1, Agus Mansyur2
1

2

Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Islam Indonesia
Program Studi Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia
Email: muntoha@fh.uii.ac.id

ABSTRAK
Desa Ngluwar merupakan wilayah yang berada di pusat pertumvbuhan kecamatan Ngluwar,
Kabupaten Magelang. Sebagaian besar masyarakat desa Ngluwar bekerja sebagai petani,
sedangkan sebagaian kecilnya ada pelaku usaha (UKM) lokal dibidang pengolahan pangan,
sehingga sedikit banyak mewarnai pertumbuhan ekonomi desa Ngluwar. Dengan potensi
sumberdaya manusia terutama pelaku usaha (UKM) sebenarnya bisa meningkatkan pengembangan
potensi lainnya seperti peningkatan budidaya tanaman pangan serta penambahan jumlah

sumberdaya manusia yang terlibat dalam usaha (UKM) lokal. Namun dengan latar belakang
sebagai masyarakat agraris maka para pelaku usaha (UKM) masih memiliki kultur kerja yang
belum berkembangan sebagaimana diharapkan, dimana cara berpikir dan hasil usaha mereka
belum berkembangan dengan teknologi pengolahan pangan yang memadai.Pola kerja tradisional
masih sangat terasa dimana pengelolaan usaha belum dikembangan dengan manajemen usaha yang
modern, pengolahan dibidang pangan (makanan) belum menerapkan teknologi yang baik yang
mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Para pelaku usaha masih memiliki
keterbatasan dalam meningkatkan jumlah bahan baku lokal dan keterbatasan pengetahuan dan skill
menggali potensi bahan pangan lokal yang dapat diolah sebagai produk makanan bernila i. Potensi
peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan pengembangan alat produksi memberikan peuang
yang baik bagi para pelaku usaha (UKM) desa Ngluwar karena masih tingginya permintaan pasar
dan kemampuan serap produk makanan olahan dari wilayah Ngluwar dan sekitarnya. Dengan
memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku usaha (UKM) untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk lokal diharapkan dapat menumbuhkan posisi tawar dalam persaingan
produk dengan wilayah lain, sehingga dapat mewujudkan tujuan utama pemerintah desa untuk
menekan keterbatasan ekonomi keluarga dan mampu mendorong kesejahteraan masyarakat secara
lebih luas.
Kata kunci : Peningkatan kapasistas SDM, peningkatan kualitas produk

ABSTRACT

Ngluwar village is a region of central pertumvbuhan Ngluwar districts, Magelang. A large
part of the village community Ngluwar work as farmers, whereas in part of his existing businesses
(SMEs) locally in the field of food processing, so a little more coloring Ngluwar village of economic
growth. With the potential of human resources, especially businesses (SMBs) can actually increase
the potential development such as an increase in cultivation of food crops as well as increasing the
number of human resources involved in the business (SMEs) locally. However, with a background
as an agrarian society then businesses (SMEs) still has a working culture that has not berkembangan
as expected, where the way of thinking and the results of their efforts have not been progress with
food processing technology that memadai.Pola traditional work is still strongly felt where
management effort yet developed with modern business management, the field of food processing
(food) do not apply good technology that can improve the quality and quantity of products. The
businesses still have limitations in increasing the number of local raw materials and lack of
knowledge and skills to explore the potential of local foodstuffs that can be treated as a valuable
food product. The potential for increased human resource capacity and development of production
tools provide peuang good for business (SMEs) Ngluwar village because of the high market demand
and absorption ability of processed food products from the region and surrounding Ngluwar. By
providing training and assistance to businesses (SMBs) to improve the quality and quantity of local
products is expected to grow bargaining in product competition with other regions, so as to realize

108


ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
the main purpose of the village government to suppress economic limitations families and to
encourage the public welfare more large.
Keywords: Increasing the capacity of human resources, improvement of product quality

LATAR BELAKANG
Di negara Inbdonesia ini bahwa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peranan
strategis dalam kancah pembangunan teruatama dibidang perekonomian nasional. Peran UKM
mendorong pertumbuhan ekonomi kelas bawah, ini terbukti dengan banyaknya tenaga kerja
yang terserap di berbagai sector UKM. Dengan kondisi ekonomi negara yang stagnan sekalipun
bahwa UKM tetap mampu bertahan dan masih bisa tumbuh dibandingkan dengan usaha yang
berskala besar. Artinya perekonomial nasional masih bisa bertahan dalam krisis karena
didukung oleh keberadaan dari usaha kecil fan menengah ini. Pengembangan UKM sudah
sepantasnya mendapat perhatian yang besar dari semua kalangan, baik pemerintah, perguruan
tinggi maupun para pengusaha besar. Jaringan kemitraan harus dibangun untuk menopang
ketahan ekonomi nasional dengan prinsip saling member keuntungan.
Pengembangan UKM saat ini perlu di dorong untuk mengembangkan keunggulan lokal
(lingkungan internal) menangkap peluang pasar global, dengan dasar sinergi otonomi daerah

dan pasar bebas. Konsep pemikiran pengembangan UKM harus berskala global dengan
diterjemahkan berdasarkan kearifan lokal untuk membangun program berskala local (think
globaly and act locally) sehingga kebijakan pengembangan UKM dapat berjalan sesuai kondisi
dan situasi masyarakat.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan
yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sebagai sebuah dokumen perencanaan jangka
menengah daerah yang merupakan sebuah rangkaian dokumen perencanaan daerah bersamasama dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Magelang
Tahun 2005-2025 (Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2008), maka visi di dalam RPJMD
Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019 haruslah memiliki keterkaitan terhadap pencapaian visi
RPJPD Kabupaten Magelang sebagai kesinambungan pembangunan daerah.
Dengan adanya kebijakan pembangunan yang mengarah pada RPJMD maka pemerintah
kabupaten magelang akan melanjutkan program pembangunan yang lebih tepat sasaran.
Program tahun 2014-2019 dari pemerintah kabupaten

Magelang dilaksanakan dengan

memperhatikan situasi dan kondisi Kabupaten Magelang pada masa lalu dan saat ini, tantangan
yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang serta dengan memperhitungkan modal dasar
109


Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

yang dimiliki serta dengan tetap memperhatikan motto Kabupaten Magelang yaitu “Gemah
Ripah Iman Cemerlang” atau Magelang Gemilang dan Visi Pembangunan Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014. Untuk mewujudkan visi pembangunan 5 (lima) tahun maka
ditempuh melalui 6 (enam) misi pembangunan daerah, salah satunya adalah
“ Membangun perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya saing”
Desa Ngluwar, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang merupakan salah satu wilayah
di Kabupaten Magelang yang memiliki sejumlah UKM yang potensial, dimana para pelaku
usahanya merupakan masyarakat lokal yang melakukan pengolahan produk pangan berbasis
potensi lokal. Seiring adanya kegiatan pendampingan maka muncul beberapa permasalahan
yang dihadapi para UKM berupa keterbatasan skill dan wawasan usaha. Beberapa masalah
tentang pengolahan produk masih bersifat tradisonal, pengemasan dan packing produk masih
sederhana, serta standar produk belum mengacu pada standar BPOM. Oleh karenanya
pelaksanaan program pengembangan UKM akan diarahkan pada pengembangan SDM dan
pembaharuan teknologi melalui bentuk pengabdian kepada masyarakat.

PERMASALAHAN

Keberadaan usaha skala kecil dan menengah (UKM) di Indonesia adalah merupakan
subyek pemikiran yang senantiasa menjadi perjhatian banyak pihak sebab perusahaan skala
kecil ini ada di tiap wialayah terkecil sekalipun, dan dampaknya menciptakan lapangan kerja
yang potensial. Fakta menyatakan bahwa sektor ekonomi UKM memiliki proporsi unit usaha
terbesar berdasarkan statistik UKM tahun 2004-2005
Demikian halnya dengan kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang merupakan
kecamatan yang berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu berbatasan dengan
kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Ngluwar merupakan daerah
pertumbuhan yang cukup menjanjikan sebagai daerah pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dimana memiliki 8 desa.
Program pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan oleh banyak pihak, termasuk
perguruan tinggi merupakan satu mitra alternatif bagi masyarakat untuk bisa lebih aktif dalam
mengembangkan potensi diri, dan memperbaiki perekonomian keluarga. Dengan adanya
program pendampingan dalam pemberdayaan masyarakat, bisa lebih berperan aktif dalam
menjalankan serta mengembangkan perekonomian yang ada di Desa. Dengan adanya kemitraan
dengan perguruan tinggi diharpkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masyarakat Desa, dapat
berjalan optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik dari Sumber Daya Alam (SDA)
dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa.
110


ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Kemauan dan keuletan pelaku usaha di masyarakat dalam menggeluti pekerjaan sebagai
produsen produk pangan dapat dilihat dalam kegiatan produksi dari produk-produknya. Setiap
hari masyarakat (UKM) harus berproduksi karena permintaan pasar selalu terjadi setiap hari,
selain itu keberlangsungan usaha sangat tergantung dari hasil penjualan produk tiap harinya..
Kapasitas produksi masyarakat atas produk yang dihasilkan saat ini diserap pasar dalam
ukuran kiloan, sehingga nilainya sangat ditentukan oleh harga pasar. Sedangkan kemampuan
untuk menemukan pasar baru di luar penjualan kiloan belum mampu bersaingan dengan produk
jadi yang sudah ada di pasar tertentu.
Berdasarkan masih besarnya peluang permintaan produk pangan maka pemerintah Desa
Ngluwar berupaya menumbuhkan potensi lokal berbasis kompetensi sumberdaya manusianya.
Pemanfaatan hasil pertanian dan perkebunannya harus dilakukan secara optimal, yaitu dengan
memanfatkan ilmu Teknologi Pengolahan pangan. Mengingat persaingan cukup tinggi, produkproduk makanan lokal hasil UKM setempat memerlukan pendampingan oleh perguruan tinggi,
mengingat tingkat pengetahuan dan skill SDM lokal belum mampu mendorong peningkatan
produk yang ada.
Dengan memperhatikan Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional serta amanatnya dalam rangka meningkatkan produksi dan konsumsi
yang beragam untuk menunjang Program Peningkatan Ketahanan Pangan maka perlu

pembinaan dan pengembangan UKM melalui Diversifikasi Pangan Olahan Berbahan Baku
Lokal.
Oleh karenanya perlu pengawalan terhadap UKM agar memiliki cara produksi yang baik
(CPB) atau dalam bahasa asing dikenal Good Manufacturing Practice (GMP), harus diterapkan
kepada semua aspek-aspek yang berhubungan dengan produksi, agar produk memenuhi
harapan konsumen, berarti bahwa produk yang dibeli pada kenyataanya sama dengan yang
diklaim pada label, tepat digunakan, tidak terkontaminasi dengan apapun yang mungkin
berbahaya dan tidak memiliki kandungan bahan kimiawi yang merusak kesehatan, sehingga
perlu standar pengawetan, pengemasan dan penyimpanan yang baik.
Dengan memperhatikan banyaknya permintaan yang terjadi tiap hari sesungguhnya para
UKM mampu memenuhi permintaan pasar, namun kemampuan belum bisa optimal karena
masih ada keterbatasan alat.

111

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

Tabel 1 . Potensi Permintaan Pasar
No


Produk

UKM

Kapasitas (1 bal: 2,5Kg)

Permintaan

1

Criping Ketela

21

± 90 - 100 bal / hari

≥ 200 bal/hari

2


Criping Pisang

16

± 90 - 100 bal / hari

≥ 200 bal/hari

Dari kapasistas produksi 21 UKM saat ini baru mampu menghasilkan ± 90 - 100 bal / hari
criping ketela dan 16 UKM juga baru mampu menghasilkan criping pisang sebanyak ± 90 100 bal / hari, karena masih adanya keterbatas kemampuan tiap UKM. Sedangkan potensi
permintaan pasar masih belum mampu dipenuhi, sehingga jika dibiarkan maka potensi pasar
tersebut dapat di raih oleh produk UKM luar wilayah desa Ngluwar.
Masalah yang Dihadapi UKM saat ini Pada umumnya, permasalahan yang dihadapi oleh
Usaha Kecil dan Menengah (UKM), antara lain meliputi:

1) Faktor Internal
a) Terbatasnya Akses Pembiayaan Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan
untuk mengembangkan suatu unit usaha. Minimnya permodalan UKM di desa Ngluwar
disebabkan oleh factor tikat perekonomian keluarga, yaitu UKM yang ada pada

umumnya masih merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup,
yang mengandalkan modal dari si pemilik usaha itu sendiri. Sedangakan kemampuan
untuk mengakses pendanaan dari luar masih belum dilakukan karena pola piker dan
kemampuan usahanya dianggap masih kecil sehingga menjadi penghambat kemajuan
usahanya.
b) Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dari para UKM desa Ngluwar pada dasarnya
tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga berkesinambungan. Pada sisi
lain tingkat pendidikan formal maupun dukungan pengetahuan dan skill masih belum
memadai untuk menopang perkembangan usahanya. Pengaruh system manajemen
pengelolaan usaha keluarga berdampak pada kesulitan berkembang, apalagi
kemampuan untuk memasukan perkembangan teknologi terapan baru untuk
meningkatkan kemampuan dan daya saing produk yang dihasilakn oleh usahanya.
c) Belum adanya dukungan jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar yang kuat
membuat UKM desa Ngluwar mempunyai banyak keterbatasan menyebabkan sulit
untuk meningkatkan pengembasngan produk usahanya.

112

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

d) Dengan lemahnya daya serap produk membuat UKM tidak mudah untuk
mengembangkan produksinya secara lebih besar serta kualitasnyapun menjadi kurang
kompetitif. UKM.
e) Factor mentalitas pelaku usaha UKM belum memadai, dimana jiwa kewirausahaan
menjadi hal penting yang sering dilupakan dalam pembinaan dan pengembangan UKM
di pedesaan. Suasana pedesaan yang menjadi latar belakang dari UKM seringkali
memiliki andil juga dalam membentuk kinerja para pelaku usaha UKM. Beberapa
diantaranya konerja atau ritme kerja cenderung datar (kurang aktif) untuk menemukan
peluang-peluang pasar, tidak uletnya membangun jaringan informasi dan kemitraan
yang memperlambat gerak majunya usaha.

2) Faktor Eksternal
a) Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif untuk upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM. Banyak factor yang mempengaruhi dalam pengabilan kebijakan oleh
pemerintah dalam memberdayakan UKM. Iklim persaingan masih dirasa kurang sehat
dan terkadang merugikan para pelaku usaha kecil.
b) Banyak UKM masih memiliki keterbatasan dalam penyediaan sarana dan prasarana
usaha. Minimnya informasi tentang kemanjuan teknologi terapan mwembuat para
UKM lamban dalam memanfatkan kesempatan itu. Akibatnya masih banyak sarana dan
prasarana yang mereka miliki kurang mendukung kemajuan usahanya.
c) Rendahnya kualitas produk teruatama makanan olahan local (home industry) membuat
UKM tidak mudah bersaing secara lebih luas di lini produknya. Faktornya adalah sifat
produk dengan ketahanan pendek. Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri
atau karakteristik sebagai produk-produk yang kurang bertahan lama. Banyakk factor
meliputi bahan baku kurang baik, system produksi yang kurang memenuhi criteria baik
serta pengemasan produk yang tidak baik.
d) Terbatasnya akses pasar menyebabkan produk yang dihasilkan UKM tidak dapat
dipasarkan secara kompetitif. UKM hanya sebatas melayani konsumen perantara yang
justru ikut menentukan harga pembelian kepada UKM.
e) Dengan keterbatasan akses informasi, UKM akan sedikit banyak memberikan pengaruh
terhadap kemampuan untuk berkompetisi pada produk yang sama dari UKM lain,
sehingga tidak dapat diketahui seberapa besar daya saing dan kualitas produk yang
dihasilkan untuk jangka panjang.

113

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

METODE
Atas berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Ngluwar, khususnya di
maka disusun solusi yang dapat dilaksanakan selama pelaksanaan KKN PPM, yaitu :
a. FGD, yaitu melaksanakan dialog dengan para UKM yang masih aktif dalam usahanya
guna menemukenali permasalahan utama dari usahanya dan penguatan komitmen
usaha yang berorientasi pada kebutuhan pasar.
b. Pemetaan dan identifikasi bahan baku pangan lokal yang potensial digunakan dalam
pembuatan produk pangan.
c. Perencanaan kegiatan bisnis (bisnis plan) di tingkat kelompok sasaran.
d. Penerapan Teknologi pengolahan pangan pada produk unggulan serta pemasarannya
berbasis konsep ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) untuk meningkatkan daya saing
UKM.
e. Melaksanakan Penyediaan teknologi terapa berupa alat pendukung usaha yang dapat
meningkatkan kualitas produk secara terpadu.
f. Pelatihan pengolahan pangan local secara baik dan benar.
g. Pelatihan Manajemen usaha dan administrasi keuangan UKM
h. Pendampingan masyarakat UKM Desa Ngluwar agar ada keberlanjutan kegiatan
usahanya sesuai dengan prinsip ASUH.

PELAKSANAAN PROGRAM
Pelaksanaan Program meliputi :
a. Dialog dengan para UKM menemukenali permasalahan utama dan penguatan komitmen usaha berorientasi pasar
b. Penyuluhan Kewirausahaan dalam UKM (Bisnis Plan)
c. Praktek pembuatan Bisnis Plan di kelompok UKM
d. Pengenalan Teknologi Pengolahan Pangan
e. Pengenalan Pangan Berbahan Baku Lokal (gambaran macam dan sifat masing-masing
bahan serta gizi bahan makanan)
f. Pengenalan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
g. Good Manufacturing Practice (GMP)/ Cara Produksi yang Baik (CPB)
h. Manajemen Pangan dengan konsep ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) / sanitasi,
hygiene dan keamanan pangan.
i. Perencanaan dan Cara Mendesain Kemasan
j. Praktek Pengemasan
114

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

k. Praktik Pengolahan Pangan Lokal
l. Penyediaan fasilitas produksi untuk mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas
produk pangan.
m. Pelatihan pemasaran produk secara sederhana dan efektif .
n. Pelatihan Administrasi dan Keuangan Usaha.

Profil Mitra kerjasama
a. Para pelaku usaha (UKM) Desa Ngluwar sudah lama memiliki pengolahan produk pangan
yang dihasilkan industri rumah tangga. Para pelaku usaha (UKM) jumlahnya cukup
lumayan untuk ukuran Desa di kabupaten Magelang yaitu berkisar 81 UKM. Hasil produk
olahan pangan tersebut dipasarkan ditingkat lokal dan keluar wilayah kecamatan Ngluwar
b. Berdasarkan potensi yang paling menonjol adalah industri pengolahan produk makanan,
diantaranya meliputi :
Tabel 2. Produk UKM Desa Ngluwar
No

Produk Pangan

Bahan

UKM

1

Kerupuk Lele

Ikan Lele

4 unit

2

Slondok

Ketela

6 unit

3

Lempeng

Nasi /Beras

9 unit

4

Criping Ketela

Ketela

21 unit

5

Lanting

Ketela

5 unit

6

Rengginan

Nasi /Beras

4 unit

7

Bolu Kukus

Waluh & Ketela

3 unit

8

Susu Jagung

Jagung

2 unit

9

Kerupuk Ketela

Ketela

6 unit

10

Galundeng Kering

Tepung

3 unit

11

Criping Pisang

Pisang

16 unit

12

Jamur Crispy

Jamur Kuping

2 unit

Sumber : Desa Ngluwar
c. Dari 81 unit usaha (UKM) dengan produk pada tabel di atas, bahwa produk yang paling
besar diserap pasar adalah produk berbahan ketela dan pisang. Produk berbahan ketela dan
pisangpun jenisnya adalah criping. Sedangkan sebagian produk lainnya masih
membutuhkan waktu untuk berkembangan seperti produk criping.
d. Dengan kondisi di atas maka pada tahun 2014 telah diupayakan untuk menumbuh
kembangkan produk yang ada dari warga masyarakat bersama banyak pihak. Tujuannya
115

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

untuk memberi nilai tambah bagi usaha masyarakat, baik usaha yng sudah berjalan maupun
warga masyarakat yang akan merintis atau memulai usaha baru.
e. Para UKM desa Ngluwar sesungguhnya memiliki banyak permintaan produk yang cukup
besar. Diantara produk yang paling banyak diminati adalah produk criping pisang dan
criping ketela. Mulai tahun tahun 2000 banyak pihak telah mengupayakan pembinaan
hasil-hasil pertanian dan perkebunan namun belum masimal karena dukungan banyak
pihak masih sebatas pembinaan pengetahuan dan skill yang tidak berkelanjutan sehingga
hasil yang diharpkantidak bias mempengaruhi perubahan ekonomi keluarga di masyarakat.

Tahapan Realisasi Program
Pada pelaksanaan KKN di desa Ngluwar telah dilakukan pertemuan awal dengan
masyarakat teruatama mengundang kelompok UKM untuk memaparkan progran KKN
Tematik, terkait program-program yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sasaran.
Selanjutnya dilakukan kegiatan berdasarkan acuan program yang telah disusun dalam programprogram KKN PPM meliputi :
a. Dialog dengan para UKM menemukenali permasalahan utama dan penguatan komitmen
usaha berorientasi pasar, dimana para UKM yang ada di desa Ngluwar masih bersifat
tradisional dalam pengelolaan, dan pemahaman terhadap pasar masih sebatas jualan produk.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Agustus 2016 jam 19.30 WIB.

Gambar 3. Dialog dengan para pelaku usaha lokal (UKM)
b. Pemetaan bahan pangan lokal yang potensial untuk pengolahan produk pangan baru.
Beberapa bahan pangan yang dikelola masyarakat masih ada yang belum diolah dan masih
dijual mentah dari hasil budidaya tanaman pangan. Olehkarenanya perlu pemetaan ulang
dan pendampingan untuk memberikan bantuan pemikiran ataupun skliil biladibutuhkan
untuk pengolahan pasca budidaya. Pelaksanaan ini dilakukan membutuhkan kecermatan
dan waktu yang cukup guna mengetahui apakah setiap bahan pangan dapat diberi nilai
116

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

tambah atau tidak sehingg mampu menaikan harga jual yang lebih baik. Dilaksanakan mulai
tanggal 4 Agustus 2016 hingga waktu 12 Agustus 2016

Gambar 4. Pemetaan Potensi bahan pangan lokal
c. Pendampingan kepada para UKM lokal untuk melihat kembali unit usahanya yang sedang
berjalan guna melihat potensi berkembangnya usaha melalui pengelolaan yang baik dan benar.
Proses ini memberikan dampingan pembelajaran secara utuh kepada para UKM berdasarkan
kasus usaha masing-masing UKM. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Proses
ini diarahkan hingga pembelajaran pada Perencanaan Bisnis UKM skala kecil hingga menengah
(Bisnis Plan). Dilaksanakan mulai tanggal 6 Agustus 2016 dan diharapkan bisa mendampingan
beberapa UKM hingga tanggal 13 Agustus 2016

Gambar 5. Penyuluhan Bisnis Plan bagi beberapa UKM lokal

Gambar 6. Pendampingan Pemahaman Bisnis Plan bagi beberapa UKM lokal
d. Pembinaan para UKM local agar memiliki wawasan dan mengerti perlunya produk yang di
produksi berstandar makanan sehat, aman dan berkualitas. Maka kepada beberapa UKM
117

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

dilakukan pendampingan untuk mengikuti aturan dan ketentuan mengenai produksi makanan
yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) sesuai yang disyaratkan oleh pemerintah melalui
BPOM. UKM didampingi untuk mendaftar produknya guna mendapatkan ijin produksi (PIRT)
terhadap usaha produksi makanan olahan yang menjadi sumber pendapatan keluarganya.
Dilaksanakan tanggal 14 s/d 15 Agustus 2016.

Gambar 7. Pendampingan kepada para UKM untuk mewujudkan produk terstandart BPOM
e. Sebagai bagian dari proses pembinaan dan pengembangan UKM maka KKN UII bekerjasama
dengan Pemerintah Desa Ngluwar untuk meningkatkan kemampuan produksi para UKM yang
ada. Dari beberapa UKM yang ada terdapat beberapa yang masih membutuhkan pendampingan
guna meningkatkan kemampuan produksinya. Salah satunya adalah dengan memberikan
bantuan alat-alat produksi yang sesuai dan dibutuhkan para UKM tersebut. Bersama pemerintah
desa maka para UKM diberikan pengarahan tentang motivasi dan kemampuan berwirausaha
Agar para UKM memiliki semangat untuk menumbuhkembangkan usahanya keraha yang lebih
baik.

Gambar 8. Penyerahan bantuan alat produksi bagi UKM dari mahasiswa dan pengarahan
pembinaan dari Desa
f. Bagi para UKM telah memiliki berbagai produk hasil usahanya dengan segala kemampuannya,
dan masing-masing punya teknik atau cara yang berbeda dalam pengolahan bahan baku sebagai
dasar produknya. Dengan menggunakan alat rekayasa produk maka para UKM telah mencoba
menggunakan teknologi yang lebih baik dari sebelumnya. Para UKM selama ini menggunakan
pisau atau alat pemotong lain untuk mengolah bahan baku seperti ketela, pare, kentang atau
bahan lainya. Dengan menggunakan alat potong berupa mesiin pemotong cepat maka dapat
118

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

menghemat tenaga, memudahkan pemotongan bahan sesuai ukuran yang sama. Pelaksanaannya
dilakukan tanggal 18 Agustus 2016.

Pemotongan manual
(pisau) Tangan
Gambar 9. Pengenalan Teknologi Pengolahan bahan Pangan

g. Pengenalan Pangan Berbahan Baku Lokal (gambaran macam dan sifat masing-masing bahan
serta gizi bahan makanan) melalui 2 kali penyuluhan kepada para UKM maupun warga
masyarakat sekitar. Kegiatannya dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2016.

Gambar 10. Penyuluhan Pangan Berbahan Baku Lokal (macam dan sifat - gizi makanan)
Selanjutnya dilakukan beberapa praktek mengenai pengolahan bahan makanan pilihan lain
sebagai produk baru (ketela, jagung dan tepung). Dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 23 Agustus
2016.

119

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

Gambar 11. Praktek Pengolahan Pangan Berbahan Baku Lokal

h. Dari beberapa produk para UKM dapat di evaluasi melalui kegiatan penyuluhan tentang konsep
pemasaran baik yang sederhana. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016.
Pemasaran juga berkaitan dengan pola pengemasan produk para UKM yang selama ini sudah
ada. Pengemasan dapat dipilah berdasarkan permintaan pasar dan kebutuhan konsumen.

Gambar 12. UKM dan masyarakat dikenalkan desain kemasan menarik sesuai kebutuhan
produk
Beberapa produk dijual berdasarkan konsumen yang menghendaki dengan model ukuran
tertentu dan model curah, sehingga pengemasan akan menyesuaikan pilihan konsumen tersebut.
Dengan adanya dua moidel serapan pasar oleh konsumen maka mahasiswa mendorong untuk
melakukan pengemasan yang baik dan tahan terhadap segala kondisi. Beberapa contoh kemasan
di atas merupakan kemasan untuk melayani model konsumen menengah keatas sehingga
diperlukan pengenalan konsep pengemasan yang baik dan menarik.
Sedangkan pengemasan yang memenuhi konseumen tertentu model kemasannya tertentu pula
seperti pembelian konsumen dalam jumlah tertentu (Kg, ons atau ball).

120

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Gambar 13. Pengolahan dan Produk olahan

Gambar 14. Pengemasan produk olahan

Gambar 15. Pengemasan produk olahan kg, gram dan ball
i. Sebagai tahap lanjutan dari pembinaan bagi para UKM adalah memberikan penyuluhan
terhadap segala yang terkait administrasi, seperti penyuluhan keuangan, penghitungan HPP
produk, pembukuan neraca keuangan .

121

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

Gambar 17. Penyuluhan administrasi dan Keuangan
j. Proses hasil pembinaan UKM diharapkan ada umpan balik dari masyarakat luas maka
dilakukan pameran produk UKM di tingkat Kecamatan untuk siar produk terhadap masyarakat
luas. Beberapa produk ditampilkan dan di tunjukkan pula profil Desa Ngluwar tahap awal
(editan awal) sebagai gambaran tentang usaha-usaha masyarakat di berbagai bidang.

Gambar 18. Pameran di Kecamatan Ngluwar : produk alternative dari hasil pelatihan kepada
masyarakat

122

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Gambar 19. Profil Desa Ngluwar : beberapa tampilan halaman profil

KESIMPULAN
Program kegiatan KKN UII di desa Ngluwar ini masih tahap awal sehingga kegiatan
masih belum banyak, yaitu mulai seleksi awal mahasiswa hingga pelaksanaan beberapa
kegiatan KKN yang direncanakan. Oleh karenanya kegiatan yang terlaporankan masih
sementara. Maka dapat disimpulkan meliputi :
1. Kegiatan-kegiatan awal persiapan dan pembinaan melalui program sudah dilaksanakan
guna mewujudkan hasil yang diharapkan.
2. Kegiatan dialog dan pemetaan usaha masyarakat UKM dan kegiatan dampingan
perencanaan usaha sudah dilaksanakan sehingga kegiatan KKN sudah berjalan sesuai
dengan arah dan sasaran program.
3. Beberapa luaran seperti
a. adanya pemahaman tentang pentingnya melakukan perencanaan bisnis tradisional
melangkah pada perencanaan bisnis yang lebih maju.
b. terlatihnya kelompok usaha masyarakat dalam pembuatan rencana usaha kedepan
dengan berbasis potensi wilayah.
c. Terpetakannya bahan-bahan hasil budidaya lokal yang potensi untuk dikembangkan
sebagai alternative diversifikasi produk makanan lokal (seperti tumbuhan gagangaganan, pace dan kenikir)

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian masyarakat
(DRPM), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah memberikan dana

123

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

hibah untuk pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat KKN-PPM (Kuliah Kerja NyataProgram Pemberdayaan Masyarakat) ini.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Departemen
Kesehatan RI, Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Pembinaan
Kesehatan Mayarakat, Jakarta.
Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

124