13.INVENTARISASI GAMBUT DI DAERAH SUNGAI PAWAN
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
INVENTARISASI GAMBUT
DI DAERAH SUNGAI PAWAN KABUPATEN KETAPANG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Truman Wijaya
Kelompok Program Peneliti Energi Fosil
SARI
Daerah inventarisasi S. Pawan secara geografis daerah penyelidikan termasuk
ke dalam enam Lembar Peta Rupa Bumi (Jantop), yaitu No. 1414-21, 22, 23 dan 24
skala 1 : 50.000. Daerah gambut yang diselidiki terletak pada 1o45'00" – 2o00'00"LS
dan 110o00'00" – 110o15'00"BT dengan luas peta penyelidikan sekitar + 80.000 ha.
Daerah ini terletak di sebelah tenggara kota Ketapang atau sebelah timur kota
Pontianak.
Secara administratip, daerah ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mantan
Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
Secara geologi endapan gambut terdapat pada dataran rendah yang disusun
satuan endapan aluvium yang terbentuk Kala Holosen dan berada diatas dari Formasi
Granit Sukadana yang berumur Kapur Atas
.
Dari hasil penyelidikan endapan gambut didaerah ini kemungkinan secara
Paleogeografi terbentuk pada cekungan diantara undak-undak bukit batuan beku dan
tanggul-tanggul pantai, tidak banyak dipengaruhi sungai, dengan ketebalan lebih dari
9,50 meter.
Secara megaskopis endapan gambut yang ditemukan didaerah ini termasuk
kelas Hemics sampai Sapric, berkomposisi sisa tumbuhan berupa pasta sampai
ukuran 5 cm, termasuk “Ombrogeneous Peat”.
Sumber daya gambut dihitung dari perkalian antara luas sebaran dan ketebalan
rata-rata antara 2 isopah dan dihitung dari ketebalan 1 meter ke atas adalah 36,7084
juta m3, tersebar pada areal seluas ± 9.078,8 ha.
Pada beberapa areal yang mempunyai ketebalan gambut kurang dari 1 meter,
telah dimanfaatkan sebagai lahan transmigrasi lokal dan lahan tanaman padi dan
kelapa.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia termasuk negara no
4 di dunia yang mempunyai potensi
endapan gambut setelah Kanada,
Rusia dan Amerika Serikat. Endapan
ini tersebar di seluruh Indonesia seluas
kurang lebih 26 juta Ha ( Anderson,
1964, Report Energy of Peat, Shell
Companies in Indonesia ). Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam rangka
menjalankan salah satu tugas dan
fungsi Pusat Sumber Daya Geologi
(PMG)
yaitu
meninventarisasikan
potensi endapan gambut di Indonesia,
maka PMG melalui KPP Energi Fosil
telah menginventarisasi
endapan
gambut di sekitar daerah antara Sungai
Pawan dan Sungai Kepulu dengan
biaya anggaran DIPA- 2010.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 0030 Tahun 2005.
Pusat Sumber Daya Geologi (PMG),
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
199
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
menyelenggarakan penelitian, penyelidikan
dan pelayanan bidang sumber daya geologi
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kegiatan
inventarisasi gambut di wilayah ini adalah
untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
data dan informasi potensi sumberdaya
gambut, serta sejauh mana potensi endapan
gambut tersebut dapat dikembangkan lebih
lanjut, dalam rangka pengembangan energi
altematif di Provinsi Kalimantan Barat.
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk
mengetahui
sebaran,
ketebalan,
sumber daya, mutu, bentuk (DOME)
endapan gambut dan kondisi geologi
endapan
gambut
di
daerah
penyelidikan.
Selain hal tersebut juga untuk
mengetahui data umum wilayah seperti
infra
struktur,
kondisi
sosial
masyarakat,
iklim,
curah
hujan,
demografi dan hal-hal lain yang erat
kaitannya dengan kegiatan eksplorasi
selanjutnya, dengan maksud seluruh
data
yang
didapat
diharapkan
merupakan data inventarisasi yang
akan menunjang dalam menentukan
prospek
pemanfaatan
dan
pengembangan serta penggunaannya
untuk budidaya dikemudian hari.
Tujuan lain untuk penyusunan
data base dan penambahan informasi
mengenai keanekaragaman bahan
galian yang terdapat di daerah
tersebut,
juga
bertujuan
untuk
menggali potensi bahan galian yang
mungkin dapat ditemukan dan dapat
dikembangkan sebagai penunjang
pertumbuhan
perekonomian
serta
membantu penyusunan tata ruang
untuk daerah setempat.
Melihat luasnya sebaran
kuarter pada peta Geologi lembar
Ketapang, yang umumnya berupa
endapan alluvial dan gambut, yang
diendapkan dalam lingkungan darat
sampai
rawa,
yang
diduga
mengandung endapan gambut, oleh
karena itu perlu adanya penyelidikan
pendahuluan
untuk
mengetahui
kualitas dan kuantitas dari endapan
gambut yang ada di daerah tersebut.
Inventarisasi gambut di wilayah
Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat
merupakan upaya menghimpun data gambut
di seluruh Indonesia dalam rangka
meningkatkan ketersediaan data gambut
yang terbaru dan akurat terutama dalam
kaitannya dengan bidang energi alternatif.
Hal ini juga berkaitan dengan penyusunan
neraca sumberdaya energi fosil dimana
salah satu diantaranya adalah gambut.
Lokasi Daerah Penyelidikan.
Secara
geografis
daerah
penyelidikan termasuk ke dalam enam
Lembar Peta Rupa Bumi (Jantop),
yaitu No. 1414-21, 22, 23 dan 24 skala
1 : 50.000.
Daerah gambut yang diselidiki
terletak pada 1o45'00" – 2o00'00"LS
dan 110o00'00" – 110o15'00"BT
dengan luas peta penyelidikan sekitar
+ 80.000 ha. Daerah ini terletak di
sebelah tenggara kota Ketapang atau
sebelah timur kota Pontianak (Gambar
1).
Secara administratip, daerah ini
termasuk ke dalam wilayah Kecamatan
Mantan Hilir Selatan, Kabupaten
Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
Keadaan Lingkungan
Kabupaten Ketapang yang
meliputi 24 Kecamatan diantaranya
Kecamatan Mantan Hilir Selatan yang
ibukotanya di Pesaguan. Desa Sungai
Pelang salah satu desa di Kecamatan
Mantan Hilir, yang terdekat dengan
endapan gambut ditemukan. Jumlah
penduduk Kabupaten Ketapang adalah
473.880 jiwa (tahun 2004) yang terdiri
dari laki-laki 217.885 jiwa dan
200 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
perempuan
205.931
jiwa.
Kota
Ketapang adalah kota yang multi suku
dan etnis. Suku Dayak dan Melayu
serta Tionghua yang merupakan tiga
suku terbesar di kota ini. Selain itu juga
ada suku Jawa dan Madura. Orang
Tionghua di kota ini menggunakan
dialek
Tiochiu
sebagai
bahasa
pengantar sesama Tionghua.Terdapat
beberapa SMA dan SMK di kota ini.
Juga terdapat beberapa perguruan
tinggi, antara lain STAI Al Haudl,
Politeknik Ketapang, AMKI, AKPER
dan UT. Pendapatan utama Kabupaten
Ketapang berasal dari bisnis kayu,
kelapa sawit, sarang burung walet, dan
jasa
perdagangan.
Kabupaten
Ketapang beriklim tropis dengan suhu
rata - rata 23,70° C - 26,70° C dan
suhu pada siang hari mencapai 30,80°
C serta memiliki curah hujan rata - rata
3696,1 mm / th dengan curah hujan
rata - rata per tahun sebanyak 280,75
mm, sedangkan kecepatan angin
adalah 3,1 knot dan merupakan yang
tertinggi di Kalimantan Barat.
1.5. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan
Personil
yang
melakukan
penyelidikan
pendahuluan
direncanakan pelaksana kegiatan terdiri
dari 6 orang dengan komposisi meliputi 2
orang ahli geologi/tambang, 2 orang
surveyor dan 2 orang labortoris. Waktu
penyelidikan
selama
45
hari,
dilaksanakan bulan Oktober sampai
dengan pertengahan bulan November
2010. Penanggung Jawab Kegiatan
kegiatan inventarisasi gambut adalah Kepala
Pusat Sumberdaya Geologi.
Penyelidik Terdahulu
Laporan penyelidik terdahulu
hanya diketahui dari Peta Geologi
Lembar Peta Ketapang, Kalimantan
Barat (R. Rustandi dkk , 1993 ),
dimana didalamnya tercakup daerah
penyelidikan, disusun oleh endapan
aluvium ( Qa ) terdiri dari kerikil, pasir,
lempung, lumpur dan gambut. Batuan
Granit (KUS) terdiri dari Monzonit
kuarsa kerikilan.
Laporan penyelidikan endapan
gambut
didaeah
Rasaujaya
(Supardi dkk, 1983) yang terletak
disebelah
barat
daerah
penyelidikan
tercatat
adanya
endapan gambut dengan ketebalan
sampai 10 meter, daerah ini
mempunyai ciri-ciri geologi yang
sama sehingga sisa-sisa tumbuhan
tersebut kemungkinan besar adalah
gambut.
Ucapan Terimakasih
Pada kesempatan ini kami ucapkan
terima kasih kepada :
1. Badan Geologi.
2. Kapus. Pusat Sumber Daya
Geologi
3. Gubernur Provinsi Kalimantan
Barat
4. Bupati Kabupaten Pontianak
5. Camat Kabupatend an Kepala
Desa setempat
6. Seluruh
penduduk
daerah
penyelidikan dan rekan-rekan
yang telah berpartisipasi dalam
penyelidikan ini.
GEOLOGI UMUM
Stratigrafi
Tatanan stratigrafi daerah Ketapang
menurut R. Rustandi dkk, 1993 dalam
Peta Geologi Lembar Ketapang, terdiri
dari :
1. Satuan endapan Aluvium pantai,
rawa dan undak ( Qa ) berupa pasir
lanau, lempung dan sisa tumbuhan (
gambut ) berumur Holosen.
2. Satuan Granit Sukadana (KUS),
terdiri dari Monzonit kuarsa kerikilan,
berumur Kapur Atas
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
201
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Struktur
Katili
(
1983
),
mengklasifikasikan
bahwa
sedimen
yang
mengisi
Basin
Tersier dibawah endapan rawa
gambut sebagai “ Back Arc Basin “.
Basin
Kalimantan
Barat
d i p e r k i r a k a n dikorelasikan dengan
Basin Serawak yang diklasifikasikan
dengan
Basin
dataran
stabil,
sehingga tidak terjadi strukturisasi.
Endapan Gambut.
Laporan penyelidikan endapan
gambut
didaerah
Encemanan
(D.Subekti
dkk,
2004)
yang
letaknya
di
barat
daerah
penyelidikan mencatat adanya
endapan gambut di sekitar S.
Pawan yang cukup tebal. Laporan
lain dari P4S Departemen PU di S.
Pawan mengandung sumberdaya
endapan gambut cukup banyak,
diindikasikan
dengan
sering
amblasnya jalan menuju Desa
Simpang Titi.
Penyelidikan endapan gambut di
daeah Rasaujaya (Supardi dkk,
1983) yang letaknya di barat
daerah
penyelidikan
tercatat
adanya endapan gambut dengan
ketebalan sampai 10 meter, daerah
ini mempunyai ciri-ciri geologi yang
sama sehingga sisa-sisa tumbuhan
tersebut kemungkinan besar adalah
gambut.
KEGIATAN PENYELIDIKAN
Penyelidikan lapangan
Pengumpulan Data Sekunder
Beberapa
penyelidikan
pendahuluan telah dilakukan sekitar
dan dekat desa S. Pelang, dari
Bakosurtanal
dengan
peta
topografinya, P3G dengan peta geologi
daerah S. Pawan dengan mempelajari
stratigrafi batuan yang tercakup di
daerah tersebut, dapat diketahui
tentang
sebaran
aluvium
yang
selanjutnya sebaran tersebut kita pilih
menjadi area daerah penyelidikan.
Data-data sekunder di dapat yang
sangat
membantu
daerah
penyelidikan, Departemen PU dan
Transmigrasi ini sangat membantu tim
untuk mencapai lokasi pengumpulan
data primer dengan melalui jalan
yang dibuat dan mereka pelihara.
Pengumpulan Data Gambut
Data Lapangan
Dari hasil pengamatan inti bor,
pembentukan gambut didaerah ini
diperkirakan
dimulai
dari
penimbunan sisa-sisa tumbuhan
jenis tanaman rendah pada lensalensa
dataran
bergelombang
rendah – dalam, diantara undakundak pantai dan bukit-bukit batuan
pasir yang telah lama terbentuk
didaerah ini. Sehingga diperkirakan
dalam pembentukan awal daerah
ini kurang dipengaruhi sedimen
sungai, dicirikan pula banyaknya
aliran anak sungai yang mengalir
didaerah ini, sehingga terbentuk
endapan gambut yang baik. Selain
itu
paleogeografinya
sangat
mendukung dalam pembentukan
gambut.
Endapan gambut didaerah ini
termasuk
bentuk
endapan”Ombrogeneous peat” dan
sebagian kecil “Topogenous peat”
sedikit
mengandung
material
matter, ketebalan berkisar antara
beberapa cm hingga 9,5 meter.
Secara megaskopis seluruh
endapan gambut tersebut termasuk
kelas/jenis Hemic dan Sapric
(Sistem Pemerian U.S.Agric), yang
terdiri dari sisa-sisa komponen
material tumbuhan berukuran halus
202 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
berupa pasta (Sapric) sampai
ukuran komponen 5 cm (Hemic),
fragmen-fragmen sisa tumbuhan
masih terlihat jelas dengan tingkat
pembusukan antara H6 – H9 skala
Van Post.
Analisa Laboratorium
Analisa
di
laboratorium
dilakukan untuk nilai kalori, kandungan
abu, sulfur, karbon, zat terbang,
kelembaban dan bulk density.
Hasil analisa 15 conto gambut
yang di analisa proximate dan
sebagian ultimate analisis, didapatkan
mutu
gambut
sebagai
berikut
(tercantum dalam lampiran) :
Dari hasil analisa nilai kalori
antara 4253 - 4940 kal/gr, cukup tinggi
untuk endapan gambut di Kalimantan,
pada S-01 agak sedikit rendah, dengan
kadar abu 12,32 %, ini kemungkinan
disebabkan oleh kontaminasi diwaktu
pemboran dan dapat dilihat dari nilai
fixed karbon yang cukup tinggi serta
posisi gambut yang dekat dengan
pinggiran
cekungan.
Bulk-density
antara
0,07 - 0,14gr/cc, didalam
perhitungan berat diambil bulk density
rata-rata gambut di seluruh Indonesia
sebesar 0,10 gr/cc. Total sulfur
dibawah 1 % kecuali pada conto S-01.
PH antara 2,5 – 4,0 susana asam.
Volatille Matter antara 48,79- 58,04.
Fixed Carbon umumnya tinggi antara
26,11 - 31,22 % ini menunjukan
keseimbangan dengan nilai kalori yang
ada.
Pengolahan Data
Penyelidikan pendahuluan ini
menggunakan metoda pengolahan
data yang meliputi :
Studi
literatur
dari
penyelidik
terdahulu, rekontruksi data singkapan
dan bor tangan serta perhitungan
sumberdaya.
Studi literatur, yaitu sebelum
menentukan
lokasi
daerah
penyelidikan
pertama-tama
mempelajari dahulu geologi daerah
yang akan diselidiki, yaitu dengan
menggunakan panduan peta geologi
regional.
Penyelidikan lapangan, yaitu,
Orientasi dan Pemetaan Geologi
Permukaan dan membuat rekontruksi
penyebaran antara singkapan dan bor
tangan
berdasarkan
posisi
dan
penyebaran dari singkapan dan bor
tangan.
Sumberdaya gambut dihitung
dengan perkalian antara luas sebaran
gambut dengan ketebalan rata-rata
antara dua isopah. Luas sebaran
gambut dibagi menjadi 4 bagian
menurut ketebalannya, yaitu sebaran
gambut dengan ketebalan antara 1-3
m, 3-5 m, 5-7 m dan lebih besar dari
>7m. Ketebalan gambut rata-rata ialah
ketebalan antara dua isopah yang
dibagi menjadi empat bagian yaitu 2 m,
4m, 5m dan 8 m.
Sumberdaya = { Luas x Tebal rata-rata
(m) x Bulk density (ton) dimana Bd
adalah
berat
jenis
rata-rata
sumberdaya gambut.
HASIL PENYELIDIKAN
Geologi Daerah Penyelidikan
Morfologi
Secara keseluruhan daerah
yang diselidiki memperlihatkan bentuk
morfologi
relatif
rendah
dengan
ketinggian berkisar antara 3 meter
sampai 5 meter.
Dataran
rendah
yang
mempunyai ketinggian maksimal 5
meter diisi oleh endapan gambut dan
lempung.
4.1.2. Stratigrafi
Daerah
penyelidikan
merupakan rawa yang diisi oleh
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
203
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
endapan gambut dan endapan lainnya,
yang terdiri atas :
Gambut, ombrogenus (setebal
1 – 9,5 m) dan gambut topogenus yang
secara
makroskopis
dapat
dikualifikasikan pada endapan gambut
saprik
sampai
Hemik,
derajat
kematangan H6-H9.
Endapan tanggul ( levee )
terbentuk di pinggir sungai dan
berfungsi
sebagai tanggul sungai.
Endapan tanggul terdiri dari partikel
lempung, batupasir halus dan lanau
(silt).
Endapan dasar gambut yang
umumnya terdiri dari lempung dengan
kandungan partikel organik, dan di
daerah
penyelidikan
terdapat
disebagian tempat yang mempunyai
dasar lempung-pasiran.
Batuan Granit Sukadana yang
terletak dibawah endapan gambut
dibagian utara daerah penyelidikan
tersingkap terdiri dari putih-abu-abu
terang kurang padu. Sepanjang aliran
Sungai Pawan tersebut material
sedimennya
membentuk
tanggultanggul sungai, membentuk areal rawa
gambut dan material yang diendapkan
di daerah daratan banjir lebih kasar.
Sedangkan pada dataran pertanian,
perkampungan tanahnya umumnya
terdiri dari lanau-pasir lepas bersifat
darat (endapan sungai tua). Dari
beberapa lubang bor didasar endapan
gambut diketahui terdapat banyak
lumpur organik.
Struktur
Basin Kalimantan Barat
d i p e r k i r a k a n dikorelasikan dengan
Basin Serawak yang diklasifikasikan
dengan
Basin
dataran
stabil,
sehingga di daerah penyelidikan S.
Pawan tidak terjadi strukturisasi.
Potensi Endapan Gambut
Pembentukan endapan gambut
tergantung juga dari “Paleogeografi”
dimana endapan tersebut terbentuk.
Dari hasil pengamatan terutama dari
pemboran dan juga bentuk morfologi
permukaan, endapan gambut di daerah
ini terbentuk diantara undak-undak
batuan pasir dan tanggul-tanggul
pantai, sungai disekitarnya pada
satuan Aluvium rawa
Di Kalimantan Barat bahan
utama gambut adalah senyawa organik
dan air. Unsur organiknya membentuk
suatu rantai molekul terdiri atas asam
humat,
asam
fulvat,
humin,
karbohidrat, malam, protein, lignit,
sellulosa, bitumen dan senyawa
lainnya.
Endapan gambut di Ketapang
mempunyai sifat relatif heterogen,
tetapi dominan H6-H9 yang terdiri dari
bahan organik dan anorganik yang
sangat kompleks dan telah mengalami
dekomposisi secara menengah hingga
tinggi yang biasanya cocok untuk
energi. Komponen organik berupa
karbon hidrogen yang terkandung
didalamnya adalah komponen yang
sangat penting dalam pemanfaatan
gambut sebagai bahan energi.
Kualitas
endapan
gambut
mempunyai
sifat
fisik
secara
megaskopis sebagai berikut:
Warna,
gambut
dekat
permukaan kadang-kadang ditemukan
berwarna coklat tua sampai hitam, hal
ini disebabkan oleh pengaruh oksidasi
dan bekas hutan terbakar. Warna ini
banyak dipengaruhi oleh derajat
pembusukan dan pengotoran zat
anorganik. Pada gambut dekat dengan
batuan dasar cekungan berwarna
hitam kecoklatan sedangkan makin ke
atas makin dominan warna coklat.
Derajat
pembusukan
(H),
umumnya
dekat
permukaan
204 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
mempunyai H rendah dan sebaliknya
pada dasar gambut mempunyai derajat
pembusukan yang tinggi. Sebaran
kearah horizontal tidak menunjukkan
perbedaan yang mencolok, derajat
pembusukan (H), yaitu antara H6-H9
(saprik sampai hemik ).
Kandungan kayu (W), gambut
tidak homogen. Pada gambut yang
tedapat di bagian bawah umumnya,
mempunyai kandungan kayu relatip
lebih banyak dibandingkan dengan
bagian atas. Perbedaan ini disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain derajat
pembusukan dan kecepatan proses
pembentukan gambut, di bagian bawah
permukaan air tanah pembentukan
gambut lebih cepat, sedangkan
dibagian atas kayu banyak terbusukan.
Kandungan kayu berkisar antara 5 - 15
%.
Kandungan akar (R), pada
bagian atas sebagian besar berasal
dari tumbuhan baru, sedangkan yang
berasal dari
tumbuhan yang lama
banyak yang telah hancur, kandungan
akar yang tinggi ( >30% ) terdapat
dekat dengan permukaan.
Kandungan serat (F), gambut
dapat digolongkan kepada
saprik
sampai hemik, yang dipengaruhi oleh
proses derajat pembusukan setempat,
dengan prosentase kandungan serat
>25 %, terutama dibagian bawah (dari
tumbuhan nipah dan bakau).
Kandungan air (M), gambut erat
hubungannya dengan muka air tanah.
Pada musim hujan air tanah hampir
sama tinggi dari pada permukaan
gambut. Pada waktu penyelidikan
permukaan air tanah tingginya 0 - 0,5
m dibawah permukaan gambut
Sumberdaya = { Luas x Tebal
rata-rata (m) x Bulk density (ton)
dimana Bd adalah berat jenis rata-rata
sumberdaya gambut.
Sumberdaya 367,084x106 X 100 kg =
36.708,4x106 kg atau 36,7084 juta ton.
gambut kering ( +5 % air, Bulk density
rata-rata 0,1gr/cc atau 100 kg/m3 ).
Luas areal gambut 9.078,8 ha.
Prospek Pemanfaatan
Umumnya
berdasarkan
pengalaman di lapangan, selain
sebagai bahan energi alternatif
gambut dapat dimanfaatkan antara
lain untuk industri dan lahan
pertanian.
Endapan
gambut
dikelompokan berdasarkan pola
manfaat sebagai berikut :
¾ Lahan gambut dengan ketebalan 0
sampai kurang dari 1 meter
umumnya
dapat
dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian bahan
makanan padi, palawija dan
hortikultura.
¾ Lahan gambut dengan ketebalan
kurang dari 2 meter biasanya masih
dapat digunakan sebagai lahan
pertanian produksi perkebunan
rakyat ataupun perkebunan besar
seperti karet,
sawit, sagu dan
tanaman produksi lain dengan
irigasi teratur.
¾ Lahan gambut dengan ketebalan
lebih dari 2 meter umumnya tidak
pernah
bagus
untuk
lahan
pertanian,
diharapkan
lahan
gambut
tersebut
dapat
dipergunakan
untuk
energi
alternatif.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Endapan gambut yang dijumpai
didaerah penyelidikan terjadi
dilingkungan rawa air tawar
sampai dataran banjir, termasuk
bentuk
endapan
“Ombrogeneous” dan terdiri dari
kelas/jenis Hemik sampai Saprik.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
205
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
2.
3.
4.
Granit Sukadana yang terdiri dari
Monzonit-kuarsa berumur Kapur
Atas sebagai dasar dari endapan
gambut.
Dari hasil pemboran diketahui
ketebalan
endapan
gambut
berkisar dari beberapa cm
sampai 9,50 meter, sumberdaya
gambut 36,7084 juta ton, dengan
luas sebaran 9.078,8 ha.
Lahan gambut kurang dari 1
meter
telah
dimanfaatkan
sebagai lahan transmigrasi lokal,
lahan tanaman padi kebun dan
kelapa. Sedangkan pada lahan
gambut tebal masih belum
dimanfaatkan secara optimal,
dan disarankan untuk bahan
energi alternatif maupun industri,
karena lokasi dekat dengan kota
Kecamatan yang cukup padat
penduduk dan umumnya masih
menggunakan energi diesel/solar
sebagai pembangkit listrik.
SARAN
Disarankan dengan kondisi
jalan antara Desa S. Pelang dan
Tumbang Titi yang selalu rusak, karena
memotong
dome
gambut
untuk
dipindahkan kearah timur supaya tidak
merusak dome gambut dan tidak
terjadi penurunan terus menerus areal
dome gambut.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew I, Quarles Van Ufford, B.A., (1996); Stratigraphy, Struktural Geology And
Tectonics Of a Young For Arc Continent Collisian, Western Central
Range, Irian Jaya (Western New Guinea), Indonesia.
Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And Development Of The Peat
Swamps Of Serawak And Brunei. Journal of Tropical Geography. vol. 18,
1964.
A.J.P Goret, 1983; General Studies of Mires; Swamp, Bog, Fen and Moor
(Ecosystems of The World 4A), Elsevier Scentific Publisahing
Company, Amsterdam – Ox for A New York.
Diemont, W.H., and Supardi, 1986: Genesis of Indonesia Lowland Peats and
Possibilities for Development. Symposium and exhibition lowland
development in Indonesia, Jakarta. University of Illinois, Urbana,Illinois.
Euroconsult, (1984) : Preliminary Assestment of Peat Development Potential.
Final Report., Euroconsult, Ahrnem, The Netherland.
Geyh, H.R., Kudras Streif, H., (1974): Global changes in post Glacial Sea
Level. A Memorial Calculation Quartenary Research P.264-287.
E. Rustandi dkk, Peta Geologi lembar Ketapang 1:250.000. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi. Th, 1993
Shell International, (1983) : Utilization of Indonesian Peat for PowerGeneration.
Shell International Petroleum, London. .
Supardi, 1983; Kegunaan gambut dan perkembangannya di Indonesia,
Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung
Timor, Jarsbu 1985; Energy Project Based on Peat and Bimass Indonesia,
Technical Research Centre of Findland.
206 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Daerah Penyelidikan
Gambar 1 Peta Indek Daerah Inventarisasi
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penyelidikan
`
Bulan-Tahun 2010
Juni
Juli
Agust
Sept
Oktober
November
Desember
Persiapan
Pemaparan
Kegiatan lapangan
Penyusunan laporan
Analisis
laboratorium
Pengolahan data
Penyusunan
laporan
akhir
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
207
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Tabel 3 Curah Hujan Bulanan Tahun 2009
Sumber BPP. Kabupaten. Ketapang
NO
BULAN
CURAH HUJAN
{1}
{2}
( mm )
01
Januari
544
02
Pebruari
141
03
Maret
224
04
April
365
05
Mei
253
06
Juni
99
07
Juli
44
08
Agustus
60
09
September
34
10
Oktober
404
11
Nopember
581
12
Desember
620
Rata rata
208 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
280,75
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Tabel 4. Stratigrafi Daerah Ketapang
UMUR
FORMASI
KETERANGAN
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
H
Terdiri dari lanau, abu-abu
O
kekuningan, padat,
Endapan
Rawa air tawar,
L
Permukaan
O
bercampur
(Qa)
organik,
lempung abu-abu terang
air
laut
sampai
dataran banjir.
agak kotor lembek-padat,
S
lumpur dan gambut
E
N
K
Granit
A
P
G
Granit Sukadana (KUS),
N
terdiri
Sukadana
(KUS)
K
Monzonit
kuarsa kerikilan berumur
E
Kapur Atas
R
U
dari
Darat
B
A
R
I
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
209
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Tabel 6. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan
UMUR
FORMASI
PEMERIAN LITOLOGI
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
Gambut
H
a.Gambut ombrogenus ( murni)
Paludal
b.Gambut topogenus ( gambutO
terpengaruh material klastik)
L
Pasir, abu-abu-putih, berbutir halus, bersifat
lempungan dan lanauan pasir atau lanau
ALLUVIUM
RAWA
O
dibagian atas.
Fluviatil/
dataran banjir
Lempung, abu2, plastis, lanauan kadangkadang pasiran
S
lempung, abu2 kotor plastis dengan lanau
E
kadang-kadang
pasir,
berbutir
halus
Laut dangkal
mengandung mengandung material organik,
N
cangkang kerang
P
R
G
A
N
Monzonit-kuarsa, setempat pasir kuars-
T
KAPUR
A
Granit Sukadana
E
ATAS
P
(KUS)
R
akerikilan, berwarna putih kotor, berbutir
medium – kasar
I
S
I
K
E
E
R
R
B
A
210 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
Darat
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
I
Tabel 6. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya Gambut.
Daerah
Luas juta
ketebalan
Sumberdaya
(m )
rata-rata ( m )
juta (m3)
isopah 1-3 m
36,853
2
73,706
isopah 3-5 m
25,286
4
101,144
isopah 5-7 m
19,222
6
115,332
isopah 7-9m
8,164
8
65,312
isopah >9m
1,253
9,25
11,59
jumlah
90,778
2
367,084
Tabel 5. Hasil Pengamatan Lapangan Dari Bor Tangan, Singkapan, dan GPS
No
Conto
Koordinat UTM
Ketebalan
Keterangan
m
x
y
1
P1
1,00
402355.9133
9790185.9704
saprik-hemik
2
P2
1,9
402566.1685
9790690.8722
saprik
3
P3
3,0
402442.5120
9791023.8644
saprik-hemik
4
P4
4,0
402377.9582
9791379.8231
saprik
5
P5
5,1
402460.7433
9791865.9451
saprik-hemik
6
P6
6,0
402324.0086
9792307.6610
saprik
7
P7
7,0
402158.2513
9792711.0444
saprik
8
P8
7,9
402006.7665
9792993.1402
saprik
9
P9
8,5
401774.6904
9793103.2536
saprik-hemik
10
P10
9,5
400748.6315
9792965.8003
saprik
11
P11
8,1
400369.2916
9792670.2825
saprik
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
211
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
12
P12
7,8
400063.7477
9792527.7077
saprik-hemik
13
P13
1,4
399805.0712
9792222.9720
saprik
14
P14
6,0
399530.9512
9792064.8180
saprik
15
P15
5,1
399264.5527
9791910.5215
saprik-hemik
16
P16
4,1
399183.4750
9791740.7953
saprik-hemik
17
P17
3.2
398745.4313
9791577.2176
saprik
18
P18
2,0
398523.8810
9791372.5760
saprik
19
P19
1,2
398271.6222
9791248.3336
saprik-hemik
20
P20
9,0
401871.1316
9793659.5834
saprik-hemik
21
P21
8,0
402343.4645
9793926.7040
saprik
22
P22
7,0
403512.2447
9794587.6137
saprik
23
P23
6,0
406432.7448
9796880.2192
saprik
24
P24
5,2
407361.7336
9797662.5277
saprik-hemik
25
P25
4,0
407609.4081
9798076.8698
saprik
26
P26
3,0
408196.2879
9798622.8801
saprik
27
P27
1,9
408484.9088
9798962.4104
saprik-hemik
28
P28
1,1
409009.0571
9799296.1860
saprik
29
P29
3,8
404803.4067
9797123.0964
saprik
30
P30
2,5
404808.2421
9797578.0592
saprik-hemik
31
P31
1,8
404769.4103
9797785.9021
saprik
32
P32
1,1
404444.8869
9797974.3462
saprik
33
P33
2,9
407333.4367
9798522.5105
saprik-hemik
34
P34
1,5
406978.8954
9798877.8770
saprik
35
P35
1,1
406317.1381
9798831.9361
saprik
36
P36
1,0
407819.6039
9799288.5577
saprik-hemik
37
P37
1,5
407942.4177
9799153.7345
saprik
38
P38
2,2
408351.6759
9798884.4524
saprik
39
P39
1,1
409871.2964
9799165.3203
saprik
40
P40
2,3
409389.0988
9798742.9057
saprik-hemik
212 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PETA SEBARAN ENDAPAN GAMBUT SUNGAI PAWAN SKALA : 1 : 50.000
388.770
390.000
400.000
410.000
9.806.555
1°45'00" LS
KALI MANTAN BARAT
SAMBAS
1° 00'00'' LU
SINGKAWANG
PUTUSSI BAU
BENGKAYANG
MEMPAWAH
SANGAU
PONTI ANAK
SINT ANG
0° 00'00''
1° 00'00'' LS
S. PAWAN
danau
KETAPANG
PT Sawit
2° 00'00''LS
9.800.000
109° 00' BT
P36
P28
P39
P37
P35 P34 P38 P27 P40
P33 P26
Tanjungpura
P25
P24
P32 P31
P30
1°50'00" LS
P28
P29
P27
P26
110° 00' BT
111° 00' BT
LOKASI PENYELIDIKAN
112° 00' BT
113° 00' BT
U
B
P23
SKALA 1 : 50.000
P25
0
1
2
3
4
5 Km
0
2
4
6
8
10 Cm
Sungai Pawan
P24
Negeri Baru
Sungai Jawi
Pemukiman Transmigrasi
P10
P11
P13 P12
P15 P14
P17 P16
P19 P18
A
Qa
9
8
7
6
P22
KETERANGAN :
P21
P20
P9 P8
P7
P6
Qa
Alluvium
Lokasi Titik Bor Gambut
P-05
P5
5
P4
4
P3
3
P2
2
P1
1
Pemukiman Transmigrasi
Isopah Endapan Gambut
Desa/Perkampungan
9.790.000
Jalan Utama
Sungai
Kanal
1°55'00" L.S
Sungai Pelang
Handil/Parit
A
B
Penampang A-B
KETEBALAN GAMBUT
1-3m
Ke
p
ulu
3-5m
5-7m
Su
ng
ai
Laut Jawa
7- 9 m
>9 m
Sungai Besar
9.780.000
9.778.934
110°15'00" BT
2°00'00" LS
110°00'00" BT
110°05'00" BT
110°10'00" BT
A
PENAMPANG A - B
Kanal Transmigrasi
Skala H 1 : 50.000
V 1 : 500
B
Endapan Gambut
2
2
1
1
Qa
Qa
0
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN GEOLOGI
0
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOG I
Batu Granit Sukadana
PETA GEOLOGI DAN SEBARAN GAMBUT
DAERAH PANGKOH, KABUPATEN BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Disusun
: Ir. Truman Wijaya Diperiksa
: Ir. Asep Suryana
Tahun
Digambar
: Priyono
: Ir. Sabtanto J.S
No. Peta : 1
Disetujui
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
: 2010
213
INVENTARISASI GAMBUT
DI DAERAH SUNGAI PAWAN KABUPATEN KETAPANG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Truman Wijaya
Kelompok Program Peneliti Energi Fosil
SARI
Daerah inventarisasi S. Pawan secara geografis daerah penyelidikan termasuk
ke dalam enam Lembar Peta Rupa Bumi (Jantop), yaitu No. 1414-21, 22, 23 dan 24
skala 1 : 50.000. Daerah gambut yang diselidiki terletak pada 1o45'00" – 2o00'00"LS
dan 110o00'00" – 110o15'00"BT dengan luas peta penyelidikan sekitar + 80.000 ha.
Daerah ini terletak di sebelah tenggara kota Ketapang atau sebelah timur kota
Pontianak.
Secara administratip, daerah ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mantan
Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
Secara geologi endapan gambut terdapat pada dataran rendah yang disusun
satuan endapan aluvium yang terbentuk Kala Holosen dan berada diatas dari Formasi
Granit Sukadana yang berumur Kapur Atas
.
Dari hasil penyelidikan endapan gambut didaerah ini kemungkinan secara
Paleogeografi terbentuk pada cekungan diantara undak-undak bukit batuan beku dan
tanggul-tanggul pantai, tidak banyak dipengaruhi sungai, dengan ketebalan lebih dari
9,50 meter.
Secara megaskopis endapan gambut yang ditemukan didaerah ini termasuk
kelas Hemics sampai Sapric, berkomposisi sisa tumbuhan berupa pasta sampai
ukuran 5 cm, termasuk “Ombrogeneous Peat”.
Sumber daya gambut dihitung dari perkalian antara luas sebaran dan ketebalan
rata-rata antara 2 isopah dan dihitung dari ketebalan 1 meter ke atas adalah 36,7084
juta m3, tersebar pada areal seluas ± 9.078,8 ha.
Pada beberapa areal yang mempunyai ketebalan gambut kurang dari 1 meter,
telah dimanfaatkan sebagai lahan transmigrasi lokal dan lahan tanaman padi dan
kelapa.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia termasuk negara no
4 di dunia yang mempunyai potensi
endapan gambut setelah Kanada,
Rusia dan Amerika Serikat. Endapan
ini tersebar di seluruh Indonesia seluas
kurang lebih 26 juta Ha ( Anderson,
1964, Report Energy of Peat, Shell
Companies in Indonesia ). Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam rangka
menjalankan salah satu tugas dan
fungsi Pusat Sumber Daya Geologi
(PMG)
yaitu
meninventarisasikan
potensi endapan gambut di Indonesia,
maka PMG melalui KPP Energi Fosil
telah menginventarisasi
endapan
gambut di sekitar daerah antara Sungai
Pawan dan Sungai Kepulu dengan
biaya anggaran DIPA- 2010.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 0030 Tahun 2005.
Pusat Sumber Daya Geologi (PMG),
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
199
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
menyelenggarakan penelitian, penyelidikan
dan pelayanan bidang sumber daya geologi
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kegiatan
inventarisasi gambut di wilayah ini adalah
untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
data dan informasi potensi sumberdaya
gambut, serta sejauh mana potensi endapan
gambut tersebut dapat dikembangkan lebih
lanjut, dalam rangka pengembangan energi
altematif di Provinsi Kalimantan Barat.
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk
mengetahui
sebaran,
ketebalan,
sumber daya, mutu, bentuk (DOME)
endapan gambut dan kondisi geologi
endapan
gambut
di
daerah
penyelidikan.
Selain hal tersebut juga untuk
mengetahui data umum wilayah seperti
infra
struktur,
kondisi
sosial
masyarakat,
iklim,
curah
hujan,
demografi dan hal-hal lain yang erat
kaitannya dengan kegiatan eksplorasi
selanjutnya, dengan maksud seluruh
data
yang
didapat
diharapkan
merupakan data inventarisasi yang
akan menunjang dalam menentukan
prospek
pemanfaatan
dan
pengembangan serta penggunaannya
untuk budidaya dikemudian hari.
Tujuan lain untuk penyusunan
data base dan penambahan informasi
mengenai keanekaragaman bahan
galian yang terdapat di daerah
tersebut,
juga
bertujuan
untuk
menggali potensi bahan galian yang
mungkin dapat ditemukan dan dapat
dikembangkan sebagai penunjang
pertumbuhan
perekonomian
serta
membantu penyusunan tata ruang
untuk daerah setempat.
Melihat luasnya sebaran
kuarter pada peta Geologi lembar
Ketapang, yang umumnya berupa
endapan alluvial dan gambut, yang
diendapkan dalam lingkungan darat
sampai
rawa,
yang
diduga
mengandung endapan gambut, oleh
karena itu perlu adanya penyelidikan
pendahuluan
untuk
mengetahui
kualitas dan kuantitas dari endapan
gambut yang ada di daerah tersebut.
Inventarisasi gambut di wilayah
Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat
merupakan upaya menghimpun data gambut
di seluruh Indonesia dalam rangka
meningkatkan ketersediaan data gambut
yang terbaru dan akurat terutama dalam
kaitannya dengan bidang energi alternatif.
Hal ini juga berkaitan dengan penyusunan
neraca sumberdaya energi fosil dimana
salah satu diantaranya adalah gambut.
Lokasi Daerah Penyelidikan.
Secara
geografis
daerah
penyelidikan termasuk ke dalam enam
Lembar Peta Rupa Bumi (Jantop),
yaitu No. 1414-21, 22, 23 dan 24 skala
1 : 50.000.
Daerah gambut yang diselidiki
terletak pada 1o45'00" – 2o00'00"LS
dan 110o00'00" – 110o15'00"BT
dengan luas peta penyelidikan sekitar
+ 80.000 ha. Daerah ini terletak di
sebelah tenggara kota Ketapang atau
sebelah timur kota Pontianak (Gambar
1).
Secara administratip, daerah ini
termasuk ke dalam wilayah Kecamatan
Mantan Hilir Selatan, Kabupaten
Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
Keadaan Lingkungan
Kabupaten Ketapang yang
meliputi 24 Kecamatan diantaranya
Kecamatan Mantan Hilir Selatan yang
ibukotanya di Pesaguan. Desa Sungai
Pelang salah satu desa di Kecamatan
Mantan Hilir, yang terdekat dengan
endapan gambut ditemukan. Jumlah
penduduk Kabupaten Ketapang adalah
473.880 jiwa (tahun 2004) yang terdiri
dari laki-laki 217.885 jiwa dan
200 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
perempuan
205.931
jiwa.
Kota
Ketapang adalah kota yang multi suku
dan etnis. Suku Dayak dan Melayu
serta Tionghua yang merupakan tiga
suku terbesar di kota ini. Selain itu juga
ada suku Jawa dan Madura. Orang
Tionghua di kota ini menggunakan
dialek
Tiochiu
sebagai
bahasa
pengantar sesama Tionghua.Terdapat
beberapa SMA dan SMK di kota ini.
Juga terdapat beberapa perguruan
tinggi, antara lain STAI Al Haudl,
Politeknik Ketapang, AMKI, AKPER
dan UT. Pendapatan utama Kabupaten
Ketapang berasal dari bisnis kayu,
kelapa sawit, sarang burung walet, dan
jasa
perdagangan.
Kabupaten
Ketapang beriklim tropis dengan suhu
rata - rata 23,70° C - 26,70° C dan
suhu pada siang hari mencapai 30,80°
C serta memiliki curah hujan rata - rata
3696,1 mm / th dengan curah hujan
rata - rata per tahun sebanyak 280,75
mm, sedangkan kecepatan angin
adalah 3,1 knot dan merupakan yang
tertinggi di Kalimantan Barat.
1.5. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan
Personil
yang
melakukan
penyelidikan
pendahuluan
direncanakan pelaksana kegiatan terdiri
dari 6 orang dengan komposisi meliputi 2
orang ahli geologi/tambang, 2 orang
surveyor dan 2 orang labortoris. Waktu
penyelidikan
selama
45
hari,
dilaksanakan bulan Oktober sampai
dengan pertengahan bulan November
2010. Penanggung Jawab Kegiatan
kegiatan inventarisasi gambut adalah Kepala
Pusat Sumberdaya Geologi.
Penyelidik Terdahulu
Laporan penyelidik terdahulu
hanya diketahui dari Peta Geologi
Lembar Peta Ketapang, Kalimantan
Barat (R. Rustandi dkk , 1993 ),
dimana didalamnya tercakup daerah
penyelidikan, disusun oleh endapan
aluvium ( Qa ) terdiri dari kerikil, pasir,
lempung, lumpur dan gambut. Batuan
Granit (KUS) terdiri dari Monzonit
kuarsa kerikilan.
Laporan penyelidikan endapan
gambut
didaeah
Rasaujaya
(Supardi dkk, 1983) yang terletak
disebelah
barat
daerah
penyelidikan
tercatat
adanya
endapan gambut dengan ketebalan
sampai 10 meter, daerah ini
mempunyai ciri-ciri geologi yang
sama sehingga sisa-sisa tumbuhan
tersebut kemungkinan besar adalah
gambut.
Ucapan Terimakasih
Pada kesempatan ini kami ucapkan
terima kasih kepada :
1. Badan Geologi.
2. Kapus. Pusat Sumber Daya
Geologi
3. Gubernur Provinsi Kalimantan
Barat
4. Bupati Kabupaten Pontianak
5. Camat Kabupatend an Kepala
Desa setempat
6. Seluruh
penduduk
daerah
penyelidikan dan rekan-rekan
yang telah berpartisipasi dalam
penyelidikan ini.
GEOLOGI UMUM
Stratigrafi
Tatanan stratigrafi daerah Ketapang
menurut R. Rustandi dkk, 1993 dalam
Peta Geologi Lembar Ketapang, terdiri
dari :
1. Satuan endapan Aluvium pantai,
rawa dan undak ( Qa ) berupa pasir
lanau, lempung dan sisa tumbuhan (
gambut ) berumur Holosen.
2. Satuan Granit Sukadana (KUS),
terdiri dari Monzonit kuarsa kerikilan,
berumur Kapur Atas
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
201
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Struktur
Katili
(
1983
),
mengklasifikasikan
bahwa
sedimen
yang
mengisi
Basin
Tersier dibawah endapan rawa
gambut sebagai “ Back Arc Basin “.
Basin
Kalimantan
Barat
d i p e r k i r a k a n dikorelasikan dengan
Basin Serawak yang diklasifikasikan
dengan
Basin
dataran
stabil,
sehingga tidak terjadi strukturisasi.
Endapan Gambut.
Laporan penyelidikan endapan
gambut
didaerah
Encemanan
(D.Subekti
dkk,
2004)
yang
letaknya
di
barat
daerah
penyelidikan mencatat adanya
endapan gambut di sekitar S.
Pawan yang cukup tebal. Laporan
lain dari P4S Departemen PU di S.
Pawan mengandung sumberdaya
endapan gambut cukup banyak,
diindikasikan
dengan
sering
amblasnya jalan menuju Desa
Simpang Titi.
Penyelidikan endapan gambut di
daeah Rasaujaya (Supardi dkk,
1983) yang letaknya di barat
daerah
penyelidikan
tercatat
adanya endapan gambut dengan
ketebalan sampai 10 meter, daerah
ini mempunyai ciri-ciri geologi yang
sama sehingga sisa-sisa tumbuhan
tersebut kemungkinan besar adalah
gambut.
KEGIATAN PENYELIDIKAN
Penyelidikan lapangan
Pengumpulan Data Sekunder
Beberapa
penyelidikan
pendahuluan telah dilakukan sekitar
dan dekat desa S. Pelang, dari
Bakosurtanal
dengan
peta
topografinya, P3G dengan peta geologi
daerah S. Pawan dengan mempelajari
stratigrafi batuan yang tercakup di
daerah tersebut, dapat diketahui
tentang
sebaran
aluvium
yang
selanjutnya sebaran tersebut kita pilih
menjadi area daerah penyelidikan.
Data-data sekunder di dapat yang
sangat
membantu
daerah
penyelidikan, Departemen PU dan
Transmigrasi ini sangat membantu tim
untuk mencapai lokasi pengumpulan
data primer dengan melalui jalan
yang dibuat dan mereka pelihara.
Pengumpulan Data Gambut
Data Lapangan
Dari hasil pengamatan inti bor,
pembentukan gambut didaerah ini
diperkirakan
dimulai
dari
penimbunan sisa-sisa tumbuhan
jenis tanaman rendah pada lensalensa
dataran
bergelombang
rendah – dalam, diantara undakundak pantai dan bukit-bukit batuan
pasir yang telah lama terbentuk
didaerah ini. Sehingga diperkirakan
dalam pembentukan awal daerah
ini kurang dipengaruhi sedimen
sungai, dicirikan pula banyaknya
aliran anak sungai yang mengalir
didaerah ini, sehingga terbentuk
endapan gambut yang baik. Selain
itu
paleogeografinya
sangat
mendukung dalam pembentukan
gambut.
Endapan gambut didaerah ini
termasuk
bentuk
endapan”Ombrogeneous peat” dan
sebagian kecil “Topogenous peat”
sedikit
mengandung
material
matter, ketebalan berkisar antara
beberapa cm hingga 9,5 meter.
Secara megaskopis seluruh
endapan gambut tersebut termasuk
kelas/jenis Hemic dan Sapric
(Sistem Pemerian U.S.Agric), yang
terdiri dari sisa-sisa komponen
material tumbuhan berukuran halus
202 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
berupa pasta (Sapric) sampai
ukuran komponen 5 cm (Hemic),
fragmen-fragmen sisa tumbuhan
masih terlihat jelas dengan tingkat
pembusukan antara H6 – H9 skala
Van Post.
Analisa Laboratorium
Analisa
di
laboratorium
dilakukan untuk nilai kalori, kandungan
abu, sulfur, karbon, zat terbang,
kelembaban dan bulk density.
Hasil analisa 15 conto gambut
yang di analisa proximate dan
sebagian ultimate analisis, didapatkan
mutu
gambut
sebagai
berikut
(tercantum dalam lampiran) :
Dari hasil analisa nilai kalori
antara 4253 - 4940 kal/gr, cukup tinggi
untuk endapan gambut di Kalimantan,
pada S-01 agak sedikit rendah, dengan
kadar abu 12,32 %, ini kemungkinan
disebabkan oleh kontaminasi diwaktu
pemboran dan dapat dilihat dari nilai
fixed karbon yang cukup tinggi serta
posisi gambut yang dekat dengan
pinggiran
cekungan.
Bulk-density
antara
0,07 - 0,14gr/cc, didalam
perhitungan berat diambil bulk density
rata-rata gambut di seluruh Indonesia
sebesar 0,10 gr/cc. Total sulfur
dibawah 1 % kecuali pada conto S-01.
PH antara 2,5 – 4,0 susana asam.
Volatille Matter antara 48,79- 58,04.
Fixed Carbon umumnya tinggi antara
26,11 - 31,22 % ini menunjukan
keseimbangan dengan nilai kalori yang
ada.
Pengolahan Data
Penyelidikan pendahuluan ini
menggunakan metoda pengolahan
data yang meliputi :
Studi
literatur
dari
penyelidik
terdahulu, rekontruksi data singkapan
dan bor tangan serta perhitungan
sumberdaya.
Studi literatur, yaitu sebelum
menentukan
lokasi
daerah
penyelidikan
pertama-tama
mempelajari dahulu geologi daerah
yang akan diselidiki, yaitu dengan
menggunakan panduan peta geologi
regional.
Penyelidikan lapangan, yaitu,
Orientasi dan Pemetaan Geologi
Permukaan dan membuat rekontruksi
penyebaran antara singkapan dan bor
tangan
berdasarkan
posisi
dan
penyebaran dari singkapan dan bor
tangan.
Sumberdaya gambut dihitung
dengan perkalian antara luas sebaran
gambut dengan ketebalan rata-rata
antara dua isopah. Luas sebaran
gambut dibagi menjadi 4 bagian
menurut ketebalannya, yaitu sebaran
gambut dengan ketebalan antara 1-3
m, 3-5 m, 5-7 m dan lebih besar dari
>7m. Ketebalan gambut rata-rata ialah
ketebalan antara dua isopah yang
dibagi menjadi empat bagian yaitu 2 m,
4m, 5m dan 8 m.
Sumberdaya = { Luas x Tebal rata-rata
(m) x Bulk density (ton) dimana Bd
adalah
berat
jenis
rata-rata
sumberdaya gambut.
HASIL PENYELIDIKAN
Geologi Daerah Penyelidikan
Morfologi
Secara keseluruhan daerah
yang diselidiki memperlihatkan bentuk
morfologi
relatif
rendah
dengan
ketinggian berkisar antara 3 meter
sampai 5 meter.
Dataran
rendah
yang
mempunyai ketinggian maksimal 5
meter diisi oleh endapan gambut dan
lempung.
4.1.2. Stratigrafi
Daerah
penyelidikan
merupakan rawa yang diisi oleh
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
203
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
endapan gambut dan endapan lainnya,
yang terdiri atas :
Gambut, ombrogenus (setebal
1 – 9,5 m) dan gambut topogenus yang
secara
makroskopis
dapat
dikualifikasikan pada endapan gambut
saprik
sampai
Hemik,
derajat
kematangan H6-H9.
Endapan tanggul ( levee )
terbentuk di pinggir sungai dan
berfungsi
sebagai tanggul sungai.
Endapan tanggul terdiri dari partikel
lempung, batupasir halus dan lanau
(silt).
Endapan dasar gambut yang
umumnya terdiri dari lempung dengan
kandungan partikel organik, dan di
daerah
penyelidikan
terdapat
disebagian tempat yang mempunyai
dasar lempung-pasiran.
Batuan Granit Sukadana yang
terletak dibawah endapan gambut
dibagian utara daerah penyelidikan
tersingkap terdiri dari putih-abu-abu
terang kurang padu. Sepanjang aliran
Sungai Pawan tersebut material
sedimennya
membentuk
tanggultanggul sungai, membentuk areal rawa
gambut dan material yang diendapkan
di daerah daratan banjir lebih kasar.
Sedangkan pada dataran pertanian,
perkampungan tanahnya umumnya
terdiri dari lanau-pasir lepas bersifat
darat (endapan sungai tua). Dari
beberapa lubang bor didasar endapan
gambut diketahui terdapat banyak
lumpur organik.
Struktur
Basin Kalimantan Barat
d i p e r k i r a k a n dikorelasikan dengan
Basin Serawak yang diklasifikasikan
dengan
Basin
dataran
stabil,
sehingga di daerah penyelidikan S.
Pawan tidak terjadi strukturisasi.
Potensi Endapan Gambut
Pembentukan endapan gambut
tergantung juga dari “Paleogeografi”
dimana endapan tersebut terbentuk.
Dari hasil pengamatan terutama dari
pemboran dan juga bentuk morfologi
permukaan, endapan gambut di daerah
ini terbentuk diantara undak-undak
batuan pasir dan tanggul-tanggul
pantai, sungai disekitarnya pada
satuan Aluvium rawa
Di Kalimantan Barat bahan
utama gambut adalah senyawa organik
dan air. Unsur organiknya membentuk
suatu rantai molekul terdiri atas asam
humat,
asam
fulvat,
humin,
karbohidrat, malam, protein, lignit,
sellulosa, bitumen dan senyawa
lainnya.
Endapan gambut di Ketapang
mempunyai sifat relatif heterogen,
tetapi dominan H6-H9 yang terdiri dari
bahan organik dan anorganik yang
sangat kompleks dan telah mengalami
dekomposisi secara menengah hingga
tinggi yang biasanya cocok untuk
energi. Komponen organik berupa
karbon hidrogen yang terkandung
didalamnya adalah komponen yang
sangat penting dalam pemanfaatan
gambut sebagai bahan energi.
Kualitas
endapan
gambut
mempunyai
sifat
fisik
secara
megaskopis sebagai berikut:
Warna,
gambut
dekat
permukaan kadang-kadang ditemukan
berwarna coklat tua sampai hitam, hal
ini disebabkan oleh pengaruh oksidasi
dan bekas hutan terbakar. Warna ini
banyak dipengaruhi oleh derajat
pembusukan dan pengotoran zat
anorganik. Pada gambut dekat dengan
batuan dasar cekungan berwarna
hitam kecoklatan sedangkan makin ke
atas makin dominan warna coklat.
Derajat
pembusukan
(H),
umumnya
dekat
permukaan
204 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
mempunyai H rendah dan sebaliknya
pada dasar gambut mempunyai derajat
pembusukan yang tinggi. Sebaran
kearah horizontal tidak menunjukkan
perbedaan yang mencolok, derajat
pembusukan (H), yaitu antara H6-H9
(saprik sampai hemik ).
Kandungan kayu (W), gambut
tidak homogen. Pada gambut yang
tedapat di bagian bawah umumnya,
mempunyai kandungan kayu relatip
lebih banyak dibandingkan dengan
bagian atas. Perbedaan ini disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain derajat
pembusukan dan kecepatan proses
pembentukan gambut, di bagian bawah
permukaan air tanah pembentukan
gambut lebih cepat, sedangkan
dibagian atas kayu banyak terbusukan.
Kandungan kayu berkisar antara 5 - 15
%.
Kandungan akar (R), pada
bagian atas sebagian besar berasal
dari tumbuhan baru, sedangkan yang
berasal dari
tumbuhan yang lama
banyak yang telah hancur, kandungan
akar yang tinggi ( >30% ) terdapat
dekat dengan permukaan.
Kandungan serat (F), gambut
dapat digolongkan kepada
saprik
sampai hemik, yang dipengaruhi oleh
proses derajat pembusukan setempat,
dengan prosentase kandungan serat
>25 %, terutama dibagian bawah (dari
tumbuhan nipah dan bakau).
Kandungan air (M), gambut erat
hubungannya dengan muka air tanah.
Pada musim hujan air tanah hampir
sama tinggi dari pada permukaan
gambut. Pada waktu penyelidikan
permukaan air tanah tingginya 0 - 0,5
m dibawah permukaan gambut
Sumberdaya = { Luas x Tebal
rata-rata (m) x Bulk density (ton)
dimana Bd adalah berat jenis rata-rata
sumberdaya gambut.
Sumberdaya 367,084x106 X 100 kg =
36.708,4x106 kg atau 36,7084 juta ton.
gambut kering ( +5 % air, Bulk density
rata-rata 0,1gr/cc atau 100 kg/m3 ).
Luas areal gambut 9.078,8 ha.
Prospek Pemanfaatan
Umumnya
berdasarkan
pengalaman di lapangan, selain
sebagai bahan energi alternatif
gambut dapat dimanfaatkan antara
lain untuk industri dan lahan
pertanian.
Endapan
gambut
dikelompokan berdasarkan pola
manfaat sebagai berikut :
¾ Lahan gambut dengan ketebalan 0
sampai kurang dari 1 meter
umumnya
dapat
dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian bahan
makanan padi, palawija dan
hortikultura.
¾ Lahan gambut dengan ketebalan
kurang dari 2 meter biasanya masih
dapat digunakan sebagai lahan
pertanian produksi perkebunan
rakyat ataupun perkebunan besar
seperti karet,
sawit, sagu dan
tanaman produksi lain dengan
irigasi teratur.
¾ Lahan gambut dengan ketebalan
lebih dari 2 meter umumnya tidak
pernah
bagus
untuk
lahan
pertanian,
diharapkan
lahan
gambut
tersebut
dapat
dipergunakan
untuk
energi
alternatif.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Endapan gambut yang dijumpai
didaerah penyelidikan terjadi
dilingkungan rawa air tawar
sampai dataran banjir, termasuk
bentuk
endapan
“Ombrogeneous” dan terdiri dari
kelas/jenis Hemik sampai Saprik.
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
205
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
2.
3.
4.
Granit Sukadana yang terdiri dari
Monzonit-kuarsa berumur Kapur
Atas sebagai dasar dari endapan
gambut.
Dari hasil pemboran diketahui
ketebalan
endapan
gambut
berkisar dari beberapa cm
sampai 9,50 meter, sumberdaya
gambut 36,7084 juta ton, dengan
luas sebaran 9.078,8 ha.
Lahan gambut kurang dari 1
meter
telah
dimanfaatkan
sebagai lahan transmigrasi lokal,
lahan tanaman padi kebun dan
kelapa. Sedangkan pada lahan
gambut tebal masih belum
dimanfaatkan secara optimal,
dan disarankan untuk bahan
energi alternatif maupun industri,
karena lokasi dekat dengan kota
Kecamatan yang cukup padat
penduduk dan umumnya masih
menggunakan energi diesel/solar
sebagai pembangkit listrik.
SARAN
Disarankan dengan kondisi
jalan antara Desa S. Pelang dan
Tumbang Titi yang selalu rusak, karena
memotong
dome
gambut
untuk
dipindahkan kearah timur supaya tidak
merusak dome gambut dan tidak
terjadi penurunan terus menerus areal
dome gambut.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew I, Quarles Van Ufford, B.A., (1996); Stratigraphy, Struktural Geology And
Tectonics Of a Young For Arc Continent Collisian, Western Central
Range, Irian Jaya (Western New Guinea), Indonesia.
Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And Development Of The Peat
Swamps Of Serawak And Brunei. Journal of Tropical Geography. vol. 18,
1964.
A.J.P Goret, 1983; General Studies of Mires; Swamp, Bog, Fen and Moor
(Ecosystems of The World 4A), Elsevier Scentific Publisahing
Company, Amsterdam – Ox for A New York.
Diemont, W.H., and Supardi, 1986: Genesis of Indonesia Lowland Peats and
Possibilities for Development. Symposium and exhibition lowland
development in Indonesia, Jakarta. University of Illinois, Urbana,Illinois.
Euroconsult, (1984) : Preliminary Assestment of Peat Development Potential.
Final Report., Euroconsult, Ahrnem, The Netherland.
Geyh, H.R., Kudras Streif, H., (1974): Global changes in post Glacial Sea
Level. A Memorial Calculation Quartenary Research P.264-287.
E. Rustandi dkk, Peta Geologi lembar Ketapang 1:250.000. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi. Th, 1993
Shell International, (1983) : Utilization of Indonesian Peat for PowerGeneration.
Shell International Petroleum, London. .
Supardi, 1983; Kegunaan gambut dan perkembangannya di Indonesia,
Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung
Timor, Jarsbu 1985; Energy Project Based on Peat and Bimass Indonesia,
Technical Research Centre of Findland.
206 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Daerah Penyelidikan
Gambar 1 Peta Indek Daerah Inventarisasi
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penyelidikan
`
Bulan-Tahun 2010
Juni
Juli
Agust
Sept
Oktober
November
Desember
Persiapan
Pemaparan
Kegiatan lapangan
Penyusunan laporan
Analisis
laboratorium
Pengolahan data
Penyusunan
laporan
akhir
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
207
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Tabel 3 Curah Hujan Bulanan Tahun 2009
Sumber BPP. Kabupaten. Ketapang
NO
BULAN
CURAH HUJAN
{1}
{2}
( mm )
01
Januari
544
02
Pebruari
141
03
Maret
224
04
April
365
05
Mei
253
06
Juni
99
07
Juli
44
08
Agustus
60
09
September
34
10
Oktober
404
11
Nopember
581
12
Desember
620
Rata rata
208 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
280,75
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Tabel 4. Stratigrafi Daerah Ketapang
UMUR
FORMASI
KETERANGAN
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
H
Terdiri dari lanau, abu-abu
O
kekuningan, padat,
Endapan
Rawa air tawar,
L
Permukaan
O
bercampur
(Qa)
organik,
lempung abu-abu terang
air
laut
sampai
dataran banjir.
agak kotor lembek-padat,
S
lumpur dan gambut
E
N
K
Granit
A
P
G
Granit Sukadana (KUS),
N
terdiri
Sukadana
(KUS)
K
Monzonit
kuarsa kerikilan berumur
E
Kapur Atas
R
U
dari
Darat
B
A
R
I
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
209
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Tabel 6. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan
UMUR
FORMASI
PEMERIAN LITOLOGI
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
Gambut
H
a.Gambut ombrogenus ( murni)
Paludal
b.Gambut topogenus ( gambutO
terpengaruh material klastik)
L
Pasir, abu-abu-putih, berbutir halus, bersifat
lempungan dan lanauan pasir atau lanau
ALLUVIUM
RAWA
O
dibagian atas.
Fluviatil/
dataran banjir
Lempung, abu2, plastis, lanauan kadangkadang pasiran
S
lempung, abu2 kotor plastis dengan lanau
E
kadang-kadang
pasir,
berbutir
halus
Laut dangkal
mengandung mengandung material organik,
N
cangkang kerang
P
R
G
A
N
Monzonit-kuarsa, setempat pasir kuars-
T
KAPUR
A
Granit Sukadana
E
ATAS
P
(KUS)
R
akerikilan, berwarna putih kotor, berbutir
medium – kasar
I
S
I
K
E
E
R
R
B
A
210 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
Darat
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
I
Tabel 6. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya Gambut.
Daerah
Luas juta
ketebalan
Sumberdaya
(m )
rata-rata ( m )
juta (m3)
isopah 1-3 m
36,853
2
73,706
isopah 3-5 m
25,286
4
101,144
isopah 5-7 m
19,222
6
115,332
isopah 7-9m
8,164
8
65,312
isopah >9m
1,253
9,25
11,59
jumlah
90,778
2
367,084
Tabel 5. Hasil Pengamatan Lapangan Dari Bor Tangan, Singkapan, dan GPS
No
Conto
Koordinat UTM
Ketebalan
Keterangan
m
x
y
1
P1
1,00
402355.9133
9790185.9704
saprik-hemik
2
P2
1,9
402566.1685
9790690.8722
saprik
3
P3
3,0
402442.5120
9791023.8644
saprik-hemik
4
P4
4,0
402377.9582
9791379.8231
saprik
5
P5
5,1
402460.7433
9791865.9451
saprik-hemik
6
P6
6,0
402324.0086
9792307.6610
saprik
7
P7
7,0
402158.2513
9792711.0444
saprik
8
P8
7,9
402006.7665
9792993.1402
saprik
9
P9
8,5
401774.6904
9793103.2536
saprik-hemik
10
P10
9,5
400748.6315
9792965.8003
saprik
11
P11
8,1
400369.2916
9792670.2825
saprik
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
211
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
12
P12
7,8
400063.7477
9792527.7077
saprik-hemik
13
P13
1,4
399805.0712
9792222.9720
saprik
14
P14
6,0
399530.9512
9792064.8180
saprik
15
P15
5,1
399264.5527
9791910.5215
saprik-hemik
16
P16
4,1
399183.4750
9791740.7953
saprik-hemik
17
P17
3.2
398745.4313
9791577.2176
saprik
18
P18
2,0
398523.8810
9791372.5760
saprik
19
P19
1,2
398271.6222
9791248.3336
saprik-hemik
20
P20
9,0
401871.1316
9793659.5834
saprik-hemik
21
P21
8,0
402343.4645
9793926.7040
saprik
22
P22
7,0
403512.2447
9794587.6137
saprik
23
P23
6,0
406432.7448
9796880.2192
saprik
24
P24
5,2
407361.7336
9797662.5277
saprik-hemik
25
P25
4,0
407609.4081
9798076.8698
saprik
26
P26
3,0
408196.2879
9798622.8801
saprik
27
P27
1,9
408484.9088
9798962.4104
saprik-hemik
28
P28
1,1
409009.0571
9799296.1860
saprik
29
P29
3,8
404803.4067
9797123.0964
saprik
30
P30
2,5
404808.2421
9797578.0592
saprik-hemik
31
P31
1,8
404769.4103
9797785.9021
saprik
32
P32
1,1
404444.8869
9797974.3462
saprik
33
P33
2,9
407333.4367
9798522.5105
saprik-hemik
34
P34
1,5
406978.8954
9798877.8770
saprik
35
P35
1,1
406317.1381
9798831.9361
saprik
36
P36
1,0
407819.6039
9799288.5577
saprik-hemik
37
P37
1,5
407942.4177
9799153.7345
saprik
38
P38
2,2
408351.6759
9798884.4524
saprik
39
P39
1,1
409871.2964
9799165.3203
saprik
40
P40
2,3
409389.0988
9798742.9057
saprik-hemik
212 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PETA SEBARAN ENDAPAN GAMBUT SUNGAI PAWAN SKALA : 1 : 50.000
388.770
390.000
400.000
410.000
9.806.555
1°45'00" LS
KALI MANTAN BARAT
SAMBAS
1° 00'00'' LU
SINGKAWANG
PUTUSSI BAU
BENGKAYANG
MEMPAWAH
SANGAU
PONTI ANAK
SINT ANG
0° 00'00''
1° 00'00'' LS
S. PAWAN
danau
KETAPANG
PT Sawit
2° 00'00''LS
9.800.000
109° 00' BT
P36
P28
P39
P37
P35 P34 P38 P27 P40
P33 P26
Tanjungpura
P25
P24
P32 P31
P30
1°50'00" LS
P28
P29
P27
P26
110° 00' BT
111° 00' BT
LOKASI PENYELIDIKAN
112° 00' BT
113° 00' BT
U
B
P23
SKALA 1 : 50.000
P25
0
1
2
3
4
5 Km
0
2
4
6
8
10 Cm
Sungai Pawan
P24
Negeri Baru
Sungai Jawi
Pemukiman Transmigrasi
P10
P11
P13 P12
P15 P14
P17 P16
P19 P18
A
Qa
9
8
7
6
P22
KETERANGAN :
P21
P20
P9 P8
P7
P6
Qa
Alluvium
Lokasi Titik Bor Gambut
P-05
P5
5
P4
4
P3
3
P2
2
P1
1
Pemukiman Transmigrasi
Isopah Endapan Gambut
Desa/Perkampungan
9.790.000
Jalan Utama
Sungai
Kanal
1°55'00" L.S
Sungai Pelang
Handil/Parit
A
B
Penampang A-B
KETEBALAN GAMBUT
1-3m
Ke
p
ulu
3-5m
5-7m
Su
ng
ai
Laut Jawa
7- 9 m
>9 m
Sungai Besar
9.780.000
9.778.934
110°15'00" BT
2°00'00" LS
110°00'00" BT
110°05'00" BT
110°10'00" BT
A
PENAMPANG A - B
Kanal Transmigrasi
Skala H 1 : 50.000
V 1 : 500
B
Endapan Gambut
2
2
1
1
Qa
Qa
0
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN GEOLOGI
0
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOG I
Batu Granit Sukadana
PETA GEOLOGI DAN SEBARAN GAMBUT
DAERAH PANGKOH, KABUPATEN BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Disusun
: Ir. Truman Wijaya Diperiksa
: Ir. Asep Suryana
Tahun
Digambar
: Priyono
: Ir. Sabtanto J.S
No. Peta : 1
Disetujui
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
: 2010
213