20.SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG

I.20

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG
KABUPATEN OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN
Oleh:
Asep Sugianto dan Yudi Aziz Muttaqin
Kelompok Penyelidikan Bawah Permukaan

SARI

”Secara geologi daerah panas bumi Way Selabung diperkirakan berkaitan erat dengan aktivitas Sesar
Sumatera yang membentuk pull a part basin (graben). Aktivitas sesar ini pula yang mengakibatkan munculnya batuan vulkanik di daerah Akarjangkang yang berumur tersier dan di Tebatgayat yang berumur
kuarter. Manifestasi panas bumi permukaan muncul berupa mata air panas dengan temperatur antara
40oC sampai dengan 92,5oC, pH umumnya netral, debit antar 0,05 liter/detik hingga 0,5 liter/detik.
Pada tahun 2011, telah dilakukan survei magnetotelurik dengan tujuan untuk mengetahui informasi
bawah permukaan dari sistem panas bumi di daerah ini. Pengukuran MT telah dilakukan pada 30 titik
ukur dengan interval sekitar 2000 meter. Hasil survei MT memperlihatkan bahwa nilai tahanan jenis
rendah yang diinterpretasikan sebagai batuan ubahan tersebar di sebelah baratdaya dari dekat permukaan hingga kedalaman sekitar 1500 meter dengan ketebalan antara 1000 meter hingga 1500 meter. Di
bagian bawahnya tersebar nilai tahanan jenis sedang yang diinterpretasikan sebagai zona reservoir. Puncak dari reservoir ini berada pada kedalaman sekitar 1500 meter di bawah permukaan tanah dan memiliki

ketebalan sekitar 1000 meter. Daerah prospek panas bumi Way Selabung diperkirakan berada di sebelah
baratdaya dengan luas sekitar 27 km2.



Kata Kunci: magnetotelurik, Way Selabung, Sumatera Selatan

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENDAHULUAN
Daerah panas bumi Way Selabung merupakan
salah satu daerah panas bumi yang berada
pada suatu graben di Pulau Sumatera. Daerah ini berada di sebelah utara Danau Ranau
dan Gunung Seminung. Aktivitas panas bumi di
daerah ini diperkirakan erat kaitannya dengan
aktivitas Sesar Sumatera yang mengakibatkan
munculnya batuan vulkanik di daerah ini. Indikasi panas bumi di daerah ini dicirikan dengan
munculnya manifestasi panas bumi berupa

mata air panas dengan temperatur antara
antara 40 oC sampai dengan 92,5 oC. Secara
administrasi daerah panas bumi ini berada di
Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera
Selatan (Gambar 1).
Untuk melihat lebih jauh mengenai prospek
panas bumi di daerah ini, maka pada tahun
2010, Pusat Sumber Daya Geologi melakukan
survei magnetotelurik (MT) di daerah ini. Survei
MT ini sebagai tindaklanjut dari survei terpadu
geologi dan geokimia dan survei geofisika terpadu (geomagnet, gaya berat, dan geolistrik)
yang dilaksanakan pada tahun yang sama.
Hasil dari survei terpadu ini memperlihatkan
adanya potensi panas bumi di daerah ini dengan temperatur reservoir sekitar 176 oC. Tujuan
dari survei MT ini adalah untuk lebih menegaskan keprospekan (letak, delineasi, kedalaman
dan besarnya potensi) daerah panas bumi Way
Selabung dari tinjauan data geofisika dan menjadi data pendukung yang menguatkan bagi
evaluasi geosain terpadu keprospekan panas
bumi.


GEOLOGI DAN MANIFESTASI PANAS
BUMI
Daerah panas bumi Way Selabung berada pada
busur magmatik dan merupakan salah satu
segmen Sesar Sumatera bagian selatan. Daerah ini juga berada pada suatu graben yang
terbentuk akibat adanya aktivitas Sesar Sumatera. Secara umum, daerah ini disusun oleh
batuan vulkanik dan batuan sedimen klastik
yang berumur Tersier hingga Kuarter (Gambar
2). Berikut satuan batuan daerah Way Selabung
dengan urutan dari tua ke muda.
1. Satuan Lava Akar Jangkang: tersebar di
bagian tengah berupa lava basalt kehitaman yang terkekarkan kuat.
2. Satuan Batupasir: tersebar luas di bagian
utara hingga ke bagian barat tersusun oleh
batupasir, serpih, batupasir gampingan, dan
konglomerat.
3. Satuan Lava Asadimana: berada di ujung
barat laut berupa lava andesit warna abuabu tua.
4. Satuan Lava Pematang Gong: tersebar di
bagian utara tersusun oleh lava dan breksi

lava basaltis warna kehitaman.
5. Satuan Breksi Tua: berada di bagian tengah
memanjang ke selatan berupa breksi tufa
berwarna keputih-putihan hingga kecoklatan yang telah mengalami deformasi
intensif.
6. Satuan Aliran Piroklastik Ranau: menyebar ke arah utara mengisi zona depresi

I.20

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

yang sejajar dengan arah aliran sungai Way
Selabung ke hilir.
7. Satuan Aliran Piroklastik Sapatuhu: mengisi bagian timur laut atau di bagian barat
daya dari Danau Ranau.
8. Satuan Jatuhan Piroklastik Ranau: tersebar
sangat luas dan hampir menutupi bagian
tengah ke timur daerah penyelidikan.


oleh sesar yang berarah baratlaut–tenggara
yang terpotong oleh sesar dengan arah baratdaya– timurlaut dan arah utara–selatan. Mata
air panas yang muncul di permukaan dikontruksi oleh pengaruh dari intersection atau
pertemuan antara sesar Sumatera dengan
antitetiknya, sehingga menghasilkan zona permeabel yang sangat baik untuk meloloskan
fluida panas ke permukaan.

10. Satuan Lava Bengkok: menempati bagian
barat laut berupa batuan vulkanik lava
andesit dan breksi lava.

Manifestasi panas bumi permukaan di daerah ini muncul berupa mata air panas dengan
temperatur antara 40oC sampai dengan 92,5oC,
pH umumnya netral, debit antar 0,05 liter/
detik hingga 0,5 liter/detik. Umumnya masifestasi panas bumi muncul pada batuan lava dan
piroklastik, disertai dengan munculnya sinter
karbonat, dan tidak berasa. Pada beberapa
mata air panas juga tercium bau H2S.


11. Satuan Lava Pandan: menempati bagian
barat yang tersusun oleh lava andesit dan
aliran piroklastik.

METODE DAN SEBARAN TITIK UKUR

9. Satuan Lava Laai: berada di bagian selatan
daerah penyelidikan dekat Danau Ranau
bagian utara. Membentuk morfologi tubuh
vulkanik yang terisolir.

12. Satuan Lava Gedang: terdiri dari lava dan
breksi lava yang tersebar di bagian baratdaya daerah penyelidikan.
13. Satuan Lava Perean: menempati bagian
tengah berupa morfologi perbukitan yang
soliter.
14. Satuan Lava Tebat Gayat: berada dibagian
barat berupa perbukitan yang terisolir.
15. Aluvium


Struktur geologi yang berkembang didominasi

Pengukuran MT di daerah ini dilakukan pada
30 titik ukur yang tersebar membentuk lintasan berarah utara-selatan dengan jarak
antar titik ukur sekitar 2000 meter (Gambar
3). Sebaran titik ukur ini didesain sedemikian
rupa agar dapat menglingkupi seluruh daerah
daerah prospek. Walaupun sebaran titik ukur
cenderung membentuk lintasan berarah utaraselatan, tetapi pada saat melakukan pemodelan
lintasan (penampang model 2D) ditarik berarah baratdaya-timurlaut (N 45o E) supaya tegak
lurus dengan struktur utama yang berarah
baratlaut-tenggara.
Pada saat melakukan pemodelan, data MT

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.20

BUKU 1 : BIDANG ENERGI


dirotasi terlebih dahulu ke arah -45o karena
berdasarkan analisis data dan sebaran nilai
tahanan jenis ataupun anomali bouguer, struktur utama yang berkembang di daerah ini
cenderung berarah hampir baratlaut-tenggara. Karena itu agar data TE maupun TM lebih
menggambarkan keadaan bawah permukaan
yang sebenarnya, maka data MT tersebut perlu
dirotasi terlebih dahulu.
Pengukuran MT di daerah ini juga tidak disertai
dengan pengukuran TDEM. Karena itu, untuk
melakukan analisis dan koreksi statik digunakan metode statistik. Prinsip dari metode ini
adalah menentukan median nilai tahanan jenis
semu dari sejumlah data MT di sekitar titik MT
yang mau dikoreksi (Geothermal Departement,
WJEC).

PETA TAHANAN JENIS
Salah satu hasil dari survei MT ini disajikan
dalam bentuk peta tahanan jenis (Gambar
4). Peta ini merupakan hasil dari pemodelan
tahanan jenis 2D yang disayat pada kedalaman

yang sama. Pada makalah ini akan dibahas peta
tahanan jenis pada kedalaman 500, 1000, 1500,
dan 2000 meter.

Kedalaman 500 meter
Secara umum, peta tahanan jenis kedalam a n 5 0 0 m e te r m e m p e r l i h a t k a n p o l a
kelurusan berarah baratlaut-tenggara. Kelurusan ini menggambarkan keberadaan Sesar
Besar Sumatera yang memotong daerah survei dan diperkirakan menjadi pengontrol utara

I.20

dari sistem panas bumi di daerah ini. Pada peta
ini juga terlihat adanya kelurusan yang berarah
baratdaya-timurlaut walaupun tidak terlalu
jelas. Kelurusan-kelurusan ini diperkirakan
sebagai indikasi dari adanya struktur-struktur
minor dari Sesar Besar Sumatera.
Pada kedalaman ini, tahanan jenis rendah
tersebar di sebelah baratdaya dan timurlaut.
Nilai tahanan jenis yang tersebar di sebelah

timurlaut cenderung memiliki nilai yang lebih
tinggi daripada di sebelah baratdaya, sehingga
tahanan jenis rendah ini diinterpretasikan
sebagai batuan sedimen tersier. Tahanan
jenis rendah yang terdapat di sebelah baratdaya diinterpretasikan sebagai batuan ubahan,
karena nilai tahanan jenisnya lebih rendah dan
berdekatan dengan intrusi vulkanik muda.
Tahanan jenis sedang (30-100 Ohm-m) tersebar di antara nilai tahanan jenis rendah dan
juga membentuk kelurusan berarah baratlauttenggara. Tahanan jenis ini diinterpretasikan
sebagai piroklastik produk Ranau yang bersifat
resistif.

Kedalaman 1000 meter
Pada kedalaman ini sebaran tahanan jenis rendah juga tersebar di sebelah baratdaya dan
timurlaut. Hampir sama dengan pada kedalaman sebelumnya tahanan jenis rendah yang
tersebar di sebelah timurlaut diinterpretasikan
sebagai batuan sedimen tersier, sedangkan
yang tersebar di sebelah baratdayanya diinterpretasikan sebagai batuan ubahan. Tahanan
jenis sedang juga masih terlihat konsisten
tersebar di bagian tengah membentuk kelurusan berarah baratlaut-tenggara. Tahanan jenis


PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

sedang ini diinterpretasikan sebagai piroklastik
Ranau dan/atau batuan sedimen yang kompak.
Sebaran tahanan jenis pada kedalaman ini
juga masih memperlihatkan pola kelurusan
yang berarah baratlaut-tenggara. Namun pada
kedalaman ini arah kelurusan sedikit bergeser
berlawanan dengan arah jarum jam. Hal ini
menunjukkan adanya pergeseran struktur pada
kedalaman sekitar 1000 meter ke bawah.

Kedalaman 1500
meterSebaran tahanan jenis pada kedalaman ini cenderung didominasi oleh sebaran
tahanan jenis sedang. Tahanan jenis rendah di
sebelah baratdaya tersebar lebih kecil daripada
kedalaman sebelumnya. Hal ini menunjukkan
bahwa tahanan jenis rendah yang diinterpretasikan sebagai batuan ubahan telah memasuki
batas bawah dan mungkin merupakan zona
batas antara batuan penudung dengan reservoir. Begitu juga dengan sebaran tahanan jenis
rendah yang berada di sebelah timurlaut, pada
kedalaman ini tahanan jenis tersebut tersebar
lebih kecil, sehingga diinterpretasikan sebagai batuan sedimen yang kompak dan resistif.
Tahanan jenis sedang yang hampir mendominasi daerah survei diinterpretasikan sebagai
piroklastik produk Ranau dan/atau batuan sedimen yang menjadi basemen dari sistem panas
bumi di daerah ini.

Kedalaman 2000 meter
Pada kedalaman 2000 meter sebaran tahanan
jenis didominasi oleh sebaran tahanan jenis
sedang dan tinggi. Yang menarik adalah sebaran
tahanan jenis tinggi yang tersebar di seki-

tar mata air panas. Tahanan jenis tinggi ini, di
dekat permukaan (pada kedalaman 500 meter)
terlihat sebagai tahanan jenis sedang dan diinterpretasikan sebagai lava Akarjangkang yang
oleh tim geologi diperkirakan menerus hingga
ke bawah. Di samping itu terdapat juga hal yang
menarik, yakni perubahan nilai tahanan jenis
di sebelah baratdaya. Sebelumnya di daerah
ini tersebar nilai tahanan jenis rendah, tetapi
sebaran nilai tahanan jenis ini cenderung meninggi di kedalaman 2000 meter. Tahanan jenis
ini diinterpretasikan sebagai zona reservoir dari
sistem panas bumi di daerah Way Selabung ini.
Pola kelurusan yang berkembang pada kedalaman ini juga cenderung mengalami perputaran/
pergeseran berlawan dengan arah jarum jam.
Hal ini mengindikasikan adanya pergerakan
dari Sesar Sumatera yang sangat aktif.

MODEL TAHANAN JENIS 2D
Hasil survei MT ini juga disajikan dalam penampang model tahanan jenis 2D. Pada makalah ini
hanya akan disajikan 2 model tahanan jenis 2D,
yaitu model tahanan jenis pada lintasan 3 dan
lintasan 4. Kedua lintasan ini dianggap dapat
memberikan gambaran mengenai keberadaan
sistem panas bumi di daerah ini.
Lintasan 3 memotong mata air panas Selabung
Damping dan mata air panas Lubuk Suban
(Gambar 5). Pada model ini terlihat adanya
anomali menarik di sebelah baratdaya, dimana
terdapat sebaran tahanan jenis rendah dan
tahanan jenis tinggi di bagian bawahnya.
Tahanan jenis rendah ini diinterpretasikan

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.20

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

sebagai batuan ubahan, walaupun tidak berada
di bawah mata air panas. Karena temperatur
air panas ini tidak terlalu tinggi, maka air panas
tersebut diperkirakan tidak muncul langsung
dari reservoir, tetapi telah mengalami pencampuran dengan air permukaan. Tahanan jenis
sedang yang ada di bagian bawah batuan ubahan diinterpretasikan sebagai zona reservoir.
Puncak dari reservoir ini diperkirakan berada
pada kedalaman sekitar 1500 meter di bawah
permukaan tanah.

meter. Tahanan jenis rendah ini diinterpretasikan sebagai batuan ubahan akibat adanya
interaksi antara fluida panas dengan batuan di
sekitarnya. Batuan ubahan ini berfungsi sebagai batuan penudung pada sistem panas bumi
di daerah ini. Di bagian bawahnya tersebar nilai
tahanan jenis sedang yang diinterpretasikan
sebagai zona reservoir. Tahanan jenis tinggi
yang berada di bagian bawahnya lagi diinterpretasikan sebagai batuan beku yang menjadi
indikasi adanya sumber panas.

Pada model ini diinterpretasikan terdapat 3
buah struktur yang menjadi pengontrol sistem panas bumi di daerah ini dan merupakan
bagian dari Sesar Besar Sumatera. Sesar-sesar
ini diinterpretasikan dari adanya kontras nilai
tahanan jenis, baik dari tahanan jenis rendah ke
sedang, maupun dari tahanan jenis sedang ke
tinggi.

Di sebelah timurlaut juga terlihat adanya
sebaran tahanan jenis rendah dan tahanan jenis
sedang yang diinterpretasikan sebagai batuan
sedimen tersier. Pada model ini juga terlihat
adanya beberapa kontras nilai tahanan jenis
yang diinterpretasikan sebagai struktur sesar.
Sesar-sesar inilah yang menyebabkan terjadi
banyaknya rekahan yang mengakibatkan batuan di bawahnya bersifat permiabel dan sangat
baik untuk menjadi reservoir panas bumi.

Tahanan jenis sedang yang muncul di sebelah
timurlaut diperkirakan berhubungan dengan
batuan sedimen tersier. Tahanan jenis tinggi di
bagian bawahnya diperkirakan masih merupakan batuan sedimen yang sudah sangat kompak
dan resistif. Akan tetapi, nilai tahanan jenis
tinggi yang terdapat di bagian bawah sebelah
baratdaya diinterpretasikan sebagai batuan
beku yang menjadi indikasi adanya sumber
panas di bagian bawahnya.
Lintasan 4 memotong mata air panas Way
Selabung. Hasil pemodelan pada lintasan ini
memperlihatkan adanya sebaran nilai tahanan
jenis rendah di sekitar titik MTWS-04 (Gambar
6). Tahanan jenis rendah ini tersebar dari dekat
permukaan hingga kedalaman 1500 meter dengan ketebalan antara 1000 meter hingga 1500

I.20

DISKUSI
Sistem panas bumi yang berkembang di daerah
ini diperkirakan berkaitan erat dengan aktivitas
Sesar Sumatera yang membentuk pull a part
basin (graben) di daerah ini. Aktivitas sesar ini
pula yang mengakibatkan munculnya batuan
vulkanik di daerah Akarjangkang yang berumur
tersier dan di Tebatgayat yang berumur kuarter. Batuan-batuan vulkanik inilah yang menjadi
indikasi adanya sumber panas di bawah permukaan.
Selain itu, struktur-struktur yang berkembang

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

di daerah ini juga menyebabkan banyak terbentuknya kekar-kekar yang mengakibatkan
batuan menjadi bersifat permiabel. Kekarkekar ini pula yang menjadi jalan masuknya
air permukaan ke bawah tanah dan tersimpan
di batuan yang permiabel. Kemudian air ini
terpanaskan oleh sumber panas yang ada di
bawahnya membentuk fluida panas bumi. Fluida ini kemudian berinteraksi dengan batuan
di sekitarnya dan mengubah mineral-mineral
yang ada menjadi mineral ubahan, seperti kaolin, monmorilonit, smectite. Mineral-mineral
ubahan ini akan menyebabkan batuan bersifat impermiabel, sehingga berfungsi sebagai
batuan penudung pada sistem panas bumi di
daerah ini.

anomali menarik muncul di sebelah baratdaya,
diantaranya sebaran Hg tinggi, tahananan jenis
rendah, anomali magnet rendah, dan anomali
sisa tinggi. Selain itu, di sebelah baratdaya
juga muncul strukur-struktur minor dari Sesar
Sumatera yang berarah hampir utara-selatan.
Struktur-struktur ini diduga menyebabkan terbentuknya kekar-kekar yang membuat batuan
menjadi permiabel. Berdasarkan data tersebut, maka daerah prospek panas bumi Way
Selabung diperkirakan berada di sebelah baratdaya dengan luas sekitar 27 km2 (Gambar 7).

KESIMPULAN

Batuan ubahan tersebut biasanya juga memiliki
sifat fisika yang berbeda dengan batuan yang
masih segar. Salah satu sifat fisika yang berubah adalah tahanan jenis batuan. Tahanan jenis
batuan ubahan umumnya lebih rendah daripada
tahanan jenis batuan yang masih segar. Pada
kasus ini, tahanan jenis yang diinterpretasikan
sebagai batuan ubahan tersebar di sebelah
baratdaya dari dekat permukaan hingga kedalaman sekitar 1500 meter dengan ketebalan
antara 1000 meter hingga 1500 meter. Di bagian
bawahnya tersebar nilai tahanan jenis sedang
yang diinterpretasikan sebagai zona reservoir. Karena zona reservoir umumnya memiliki
nilai tahanan jenis lebih tinggi daripada batuan
penudung. Puncak dari reservoir ini berada
pada kedalaman sekitar 1500 meter di bawah
permukaan tanah dan memiliki ketebalan sekitar 1000 meter.

Sebaran nilai tahanan jenis memperlihatkan
adanya pola kelurusan yang ditandai dengan
kontras nilai tahanan jenis berarah baratlauttenggara, baratdaya-timurlaut, dan hampir
utara-selatan. Kelurusan-kelurusan ini diinterpretasikan sebagai Sesar Besar Sumatera dan
struktur-struktur minornya yang terbentuk di
sekitarnya. Struktur-struktur ini diperkirakan
sebagai pengontrol utama sistem panas bumi
di daerah Way Selabung.

Kompilasi hasil survei MT dengan hasil survei terpadu memperlihatkan adanya beberapa

Di bagian bawah tahanan jenis rendah ini (batuan penudung) diinterpretasikan sebagai zona

Tahanan jenis rendah yang diinterpretasikan
sebagai batuan penudung (batuan ubahan)
tersebar di sebelah baratdaya membentuk
pola memanjang berarah baratlaut-tenggara.
Tahanan jenis rendah ini tersebar dari dekat
permukaan hingga kedalaman sekitar 1500
meter dengan ketebalan antara 1000 meter
hingga 1500 meter.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.20

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

reservoir yang ditandai dengan nilai tahanan
jenis sedang. Puncak dari reservoir ini berada
pada kedalaman sekitar 1500 meter dengan
ketebalan sekitar 1000 meter.

Nikmatul Akbar (1994), Penyelidikan Lapangan
Geologi Panas Bumi Selatan Margabayur, Kec.
Pulau Beringin, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Provinsi Sumatera Selatan.

Daerah prospek panas bumi Way Selabung
diperkirakan berada di sebelah baratdaya dengan luas sekitar 27 km2.

Rodi, W., dan Mackie, R.L., 2001, Non Linear
Conjugate Gradients Algoritm for 2-D Magnetotelluric Inversion. Gophysic, Vol. 66 No.1 P.
174-187.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim Survei Geofisika Terpadu, 2011, Survei
Geofisika Terpadu Daerah Panas Bumi Way
Selabung, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.

Penulis memberikan apresiasi yang sedalamdalamnya kepada seluruh anggota tim survei
MT Way Selabung yang telah bahu-membahu
melaksanakan survei MT di daerah ini. Secara
khusus penulis juga memberikan apresiasi
yang sedalam-dalamnya kepada Mitsuru Honda
(West JEC/JICA) yang telah mendampingi dan
memberikan banyak masukan kepada penulis dalam melaksanakan survei ini. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada Kelompok Penyelidikan Bawah Permukaan dan Pusat Sumber
Daya Geologi yang telah memberikan ijin penggunaan data untuk menulis makalah ini.

Tim Survei Terpadu, 2011, Survei Terpadu
Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Way
Selabung, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.

DAFTAR PUSTAKA
Gafur,S., dkk 1993, Geologi Regional Bersistem Lembar Baturaja, Skala 1 : 250.000 (Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi)
Geothermal Departement, Basic Concept of
Magnetotellurik Survey in Geothermal Fields.,
West Japan Engineerring Consultants, Inc.

I.20

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1. Peta indeks lokasi survei

Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Way Selabung (Tim Survei Terpadu, 2011)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.20

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 3. Peta sebaran titik ukur MT daerah panas bumi Way Selabung

I.20

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 4. Peta tahanan jenis kedalaman 500, 1000, 1500, dan 2000 meter

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.20

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 5. Model tahanan jenis 2D lintasan 3

Gambar 6. Model tahanan jenis 2D lintasan 4

I.20

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 7. Peta kompilasi geosain daerah panas bumi Way Selabung

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.20