PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA DENGAN APLIKASI MODEL RESEARCH BASED LEARNING MELALUI LESSON STUDY DI SEKOLAH DASAR | Chrysti S | Paedagogia 6363 13536 1 SM

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA DENGAN APLIKASI
MODEL RESEARCH BASED LEARNING MELALUI LESSON
STUDY DI SEKOLAH DASAR
Kartika Chrysti S*

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menggambarkan langkah-langkah model
research based learning dalam pembelajaran IPA melalui lesson study di SD dan (2)
meningkatkan pembelajaran IPA di SD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV
SDN Kejawang, siswa kelas V SDN Selang dan SDN 1 Banyuroto pada tahun pelajaran
2012/2013. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, angket, dan
tes. Validasi data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan deskriptif
komparatif dan kualitatif. Hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa langkah research
based learning meliputi: (1) pendahuluan, mengajar pengetahuan, penelitian, laporan
intern, presentasi, laporan akhir dan (2) model research based learning dapat meningkatkan pembelajaran IPA di SD.
Kata kunci: research based learning, ilmu pengetahuan alam, lesson study
Abstract: This research aims: (1) to describe steps of Research Based Learning model in
natural science through Lesson Study in the elementary school, (2) to improve natural
science learning in the elementary school. This research is classroom action research
implemented in two cycles. The subject of this research is the fourth grade students at
SDN Kejawang, the fifth grade students at SDN Selang and SDN I Banyuroto in academic

year 2012/2013. The data were collected by observation, interview, questionnaire, and
test. The data were validated by using triangulation technique, and analyzed by using
comparative and qualitative description. The result of this research shows that (1) the
steps of Research Baser Learning are introduction, lecturing on knowledge, research,
intern report, presentation, and final report, and (2) Research Based Learning model can
be used for improving natural science learning in the elementary school.
Keywords: research based learning, natural science, lesson study

*Alamat korespondensi: RT 04/16 Menulis, Sumbersari, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, HP 081392173743, e-mail:
kartika@fkip.uns.ac.id

187

PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA di SD membutuhkan profesionalisme guru yang memadai. Guru harus mempunyai cukup ilmu
dalam menyampaikan pengetahuan IPA
secara utuh. Kegiatan belajar-mengajar
yang efektif harus melibatkan peserta didik secara aktif dalam membangun pengetahuannya dengan melibatkan pengajar sebagai fasilitator. Selain itu, dalam penyampaian pembelajaran IPA diperlukan suatu
sarana yang berupa model pembelajaran
beserta perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu metode untuk guru dalam

melakukan tukar pikiran tentang penyusunan dan pengembangan rencana pembelajaran IPA adalah melalui kegiatan
lesson study.
Oleh karena itu, dipandang perlu
dilakukan kegiatan lesson study untuk
diterapkan sebagai model bimbingan mahasiswa calon guru. Sebab, lesson study
telah terbukti dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menerapkan
strategi pembelajaran. Lesson study dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu: (1)
perencanaan (plan); (2) pelaksanaan (do);
dan (3) refleksi (see). Guru yang berkolaborasi dalam penyusunan rencana pembelajaran dapat saling bertukar pikiran untuk

mendapatkan solusi untuk permasalahan
yang dihadapi (Rustono & Muin, 2007).
Lesson Study adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan pembelajaran
tersebut dilakukan melalui proses kolaborasi antarguru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses tersebut sebagai langkahlangkah kolaborasi dengan guru-guru
untuk merencanakan (plan), mengamati
(observe), dan melakukan refleksi (reflect)
terhadap pembelajaran (lesson). Lesson
study adalah proses yang kompleks didukung oleh penataan tujuan secara kolaboratif, pencermatan dalam pengumpulan
data tentang belajar siswa dan kesepakatan
yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit. Lesson

study pada hakikatnya merupakan aktivitas siklikal berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis dalam pendidikan.
Lesson study merupakan salah satu strategi
pengembangan profesi guru. Kegiatan
lesson study selain melibatkan guru
sebagai kolaborator juga melibatkan dosen
LPTK dan pihak lain yang relevan dalam
mengembangkan. Secara lebih sederhana,
siklus lesson study dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan praktik. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Pelaksanaan (Do)
Pelaksanaan pembelajaran
Pengamatan oleh teman sejawat

Perencanaan (Plan)
Penggalian akademis
Perencanaan pembelajaran
Persiapan alat

Refleksi (See)
Refleksi dengan rekan

Komentar dan diskusi

Gambar 1. Siklus Lesson Study Berorientasi Praktik
188

PAEDAGOGIA, Jilid 16, Nomor 2, Agustus 2013, halaman 187 - 198

Tahap perencanaan (plan) pada tahap ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Dalam perencanaan guru
secara kolaboratif berbagi ide menyusun
rancangan pembelajaran untuk menghasilkan cara-cara pengorganisasian bahan ajar,
proses pembelajaran maupun penyiapan
alat bantu pembelajaran diimplementasikan dalam kelas. Pada tahap ini ditetapkan
prosedur pengamatan dan instrumen yang
diperlukan dalam pengamatan.
Tahap pelaksanaan (do) bertujuan
untuk mengimplementasikan rancangan
pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan
tersebut salah satu guru berperan sebagai
pelaksana lesson study dan guru yang lain

sebagai pengamat. Fokus pengamatan bukan pada penampilan guru yang mengajar,
tetapi diutamakan pada kegiatan belajar
siswa dengan berpedoman pada prosedur
dan instrumen yang telah disepakati pada
tahap perencanaan.
Tahap refleksi (see) bertujuan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan diawali dengan penyampaian kesan dari
pembelajar dan selanjutnya diberikan kepada pengamat. Kritik dan saran diarahkan
dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan disampaikan secara bijak
tanpa merendahkan atau menyakiti hati
guru yang membelajarkan. Masukan yang
positif dapat digunakan untuk merancang
pembelajaran yang lebih baik.
Model research based learning
(RBL) atau pembelajaran berbasis riset
adalah metode pengajaran menggunakan
riset dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran berbasis riset didasari filosofi
konstruktivisme yang mencakup empat

aspek, yaitu pembelajaran yang membangun pemahaman siswa, pembelajaran

dengan mengembangkan prior knowledge,
pembelajaran yang merupakan proses interaksi sosial dan pembelajaran bermakna
yang dicapai melalui pengalaman nyata.
Research based learning (RBL)
adalah sistem pengajaran yang bersifat
autentik problem solving dengan sudut
pandang formulasi permasalahan, penyelesaian masalah, dan mengkomunikasikan
manfaat hasil penelitian. Hal tersebut diyakini mampu meningkatkan mutu pembelajaran. RBL merupakan metode pembelajaran kooperatif, problem-solving,
authentic learning, contextual (hands on
& minds on) dan inquiry discovery
approach secara konstruktivisme dengan
harapan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menganalisis dan mengevaluasi suatu persoalan.
Poonpan & Siriphan (2001) menyatakan bahwa peserta didik seharusnya
dapat membangun pengetahuan baru dari
prosedur penelitian. RBL merupakan salah
satu metode student-centered learning
(SCL) yang mengintegrasikan riset di
dalam proses pembelajaran. RBL bersifat
multifaset yang mengacu kepada berbagai
macam metode pembelajaran. RBL memberi peluang atau kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi, menyusun

hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan atas
data yang sudah tersusun; dalam aktivitas
ini berlaku pembelajaran dengan pendekatan learning by doing.
Aplikasi model RBL pada pembelajaran IPA ini dengan meliputi tiga
tahap, yaitu: exposure, experience, dan
capstone sehingga peserta didik berkompeten. Pada model RBL siswa dibekali
terlebih dahulu dengan konsep dasar IPA,

Kartika Chrysti S., Peningkatan Pembelajaran IPA dengan Aplikasi ....

189

kemudian pembelajaran dilaksanakan
dengan menyajikan permasalahan kepada
siswa dan menyelesaikan masalah dengan
kegiatan penelitian. Tahap selanjutnya melaporkan hasil penelitian dengan presentasi dan membuat laporan. Penyelesaian
suatu masalah yang berkaitan dengan IPA
dilakukan melalui metode ilmiah. Pelaksanaan metode ilmiah ini menuntut siswa
untuk melakukan kerja ilmiah, sehingga
pembelajaran RBL memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiahnya.

Pendekatan menggunakan RBL ini
telah mengubah fokus pendidikan IPA dari
penghafalan konsep-konsep dan fakta-fakta ke dalam belajar berdasar inkuiri, selanjutnya peserta didik mencoba menjawab
untuk memahami atau memecahkan suatu
masalah (Sinlarat, 2002).
Penelitian aplikasi model RBL
pada pembelajaran IPA ini dirancang dengan terlebih dulu melakukan kegiatan
lesson study guru SD dan mahasiswa
PGSD dengan mendapat masukan dari
dosen pembimbing. Penelitian model RBL
ini sejalan dengan RIP/road map UNS
dalam pengembangan kompetensi profesionalisme dosen. Peneliti menyadari bahwa
penelitian dalam pembelajaran sangat
penting sebagai sarana untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Prosedur penelitian dan hasilnya dapat digunakan
untuk mendapatkan pembelajaran yang
efektif bagi guru, mahasiswa, dan siswa.
Menurut Landrum & Nelesson
(dalam Kazura, 2010) menyatakan bahwa
penerapan pembelajaran berbasis riset
merupakan penelitian interdisiplin dan

kolaboratif pada peserta didik dalam pembelajaran. Artinya, ada hubungan antara
pengalaman peserta didik selama pembelajaran dalam kelas dengan penemuan baru
190

pada penelitian. RBL menguatkan peserta
didik menjadi aktif dalam pembelajaran.
Dengan pengalaman selama penelitian peserta didik diharapkan melaksanakan pembelajaran kolaboratif selama penelitian
dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari membaca dan pembelajaran dalam kelas. RBL merupakan penggabungan
dari dua komponen, yaitu pengajaran dan
penelitian. Pada pembelajaran ini, peserta
didik dilatih dalam hal kepemimpinan dan
mampu berkomunikasi dan membuat hipotesis.
Menurut Arifin (2010), dalam RBL
terdapat kompetensi bahwa peserta didik
dapat: (1) mempunyai pemahaman konsep
dasar dan metodologi yang kuat; (2) dapat
memecahkan masalah secara kreatif, logis
dan sistematis; dan (3) mempunyai sikap
ilmiah yang selalu mencari kebenaran,
terbuka, dan jujur. Peserta didik diharapkan mempunyai keterampilan berkomunikasi, teknik dan analitis yang kompeten

untuk beradaptasi, kerja kelompok dan
kompetitif. Model tersebut merupakan
implementasi pembelajaran di dalam kelas
dan laboratorium dengan puncaknya
pengalaman sebagai projek akhir. Tahapan
dalam RBL dapat dikemukakan sebagai
berikut. Pertama, tahap exposure tahap ini
dilaksanakan pada tahun pertama dan kedua selama pembelajaran dengan karakteristik: (1) membangun pengetahuan peserta didik dari berbagai disiplin dengan
studi literatur dan (2) mengembangkan
analitis dan keterampilan teknis. Kedua,
tahap experience tahap ini dilaksanakan
tahun ketiga dan keempat pembelajaran
dengan karakteristik: (1) peserta didik mengembangkan pengetahuan; (2) bekerja
dan belajar mandiri; dan (3) peserta didik
mendapat petunjuk yang benar dalam keterampilan berkomunikasi. Ketiga, tahap
PAEDAGOGIA, Jilid 16, Nomor 2, Agustus 2013, halaman 187 - 198

capstone tahap ini mempersiapkan dalam
projek akhir peserta didik dengan karakteristik: (1) aplikasi dari pengalaman selama pembelajaran dan penelitian sebagai
penampilan projek; (2) presentasi hasil

secara tertulis dan lisan; dan (3) publikasi
ilmiah.
Berdasarkan hasil wawancara dari
guru-guru SD di Kebumen bahwa kenyataan di lapangan kompetensi keterampilan
proses IPA siswa SD masih rendah dan
belum mampu mengaitkan antara konsepkonsep yang disampaikan di kelas dengan
percobaan siswa masih terkesan hafalan.
Gejala lain terlihat banyaknya guru yang
menggunakan metode ceramah yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas
berlangsung. Pembelajaran masih bersifat
teacher center sehingga kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit
untuk dapat mengantarkan siswa ke arah
pencapaian kompetensi pembelajaran.
Banyak guru SD dalam pembelajaran IPA
bersifat teoretis dan hafalan serta belum
menggunakan metode dan model yang
bervariasi. Siswa tidak termotivasi untuk
melakukan riset. Perencanaan pembelajaran tidak dipersiapkan dengan baik oleh guru. Jika guru membuat perencanaan pembelajaran masih bersifat individu sehingga
tidak ada sharing dari guru lain. Karena
itu, peneliti bermaksud menerapkan model
RBL melalui lesson study pada pembelajaran IPA. Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut: (1) Bagaimanakah aplikasi model Research Based Learning pada
pembelajaran IPA melalui lesson study
yang paling tepat di SD? dan (2) Apakah
aplikasi model Research Based Learning
melalui lesson study dapat meningkatkan
Pembelajaran IPA di SD?

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di beberapa
SD Kecamatan Kebumen Tahun Ajaran
2012/2013. SDN 1 Selang dengan penekanan aplikasi model RBL fokus khusus
mendapatkan langkah-langkah yang tepat
jika diterapkan di SD. SD Negeri 1 Banyuroto dan SD Negeri Kejawang dengan
penekanan peningkatan keterampilan proses IPA. Penekanan-penekanan ini dengan
tujuan untuk memperoleh gambaran bahwa model RBL dalam pembelajaran IPA
bukanlah berteori, tetapi adalah sebuah
pengalaman riset yang nyata. Waktu penelitian dilaksanakan semester genap tahun
ajaran 2012/2013.
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Negeri 1 Selang yang
berjumlah 22 siswa. SD Negeri 1 Banyuroto yang berjumlah 20 siswa dan SDN
Kejawang dengan jumlah 19 siswa. Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini, yaitu: siswa dan teman sejawat, yaitu dosen dan guru.
Teknik pengumpulan data dengan
tes hasil belajar, angket, wawancara,
observasi, dan catatan lapangan. Validitas
data dicek dengan teknik triangulasi.
Dalam hal ini beberapa data dikonfirmasi
berdasarkan informasi data yang dimiliki
dosen dan anggota lesson study.
Dalam penelitian tindakan kelas
ini, analisis menggunakan dua macam
teknik, yaitu analisis data kuantitatif dan
analisis data kualitatif. Analisis kuantitatif
digunakan untuk menentukan peningkatan
keterampilan proses siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan
guru. Analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Mengacu pada pendapat Miles & Huberman (dalam Sujana,
1992: 246) menyebutkan ada tiga langkah
pengolahan data kualitatif, yaitu: (1) re-

Kartika Chrysti S., Peningkatan Pembelajaran IPA dengan Aplikasi ....

191

duksi data; (2) menyajikan data; dan (3)
menarik kesimpulan dan verifikasi.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Desain penelitian yang digunakan
mengacu pada model Kemmis & Mc
Taggart (1998) yang terdiri dari: (1) perencanaan; (2) tindakan; (3) observasi; dan (4)
refleksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Plan (Perencanaan)
Pada penelitian ini dilaksanakan
dalam satu semester dan diawali dengan
kegiatan plan. Pada tahap ini dilaksanakan
di tiga lokasi, yaitu: SDN Selang, SDN 1
Banyuroto, dan SDN Kejawang dengan
beberapa kegiatan, antara lain: (1) guru
kelas mahasiswa dan dosen pembimbing
secara kolaborasi berdiskusi menyiapkan
skenario pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran dan metode, lembar kegiatan siswa
(LKS), lembar observasi, dan angket siswa; (2) Dosen model (dalam hal ini peneliti) menjelaskan strategi pembelajaran
yang akan dilaksanakan di kelas, yaitu
dengan model pembelajaran research
based learning (RBL); dan (3) Dosen
pengamat (observer) bertugas mengamati
kegiatan perencanaan. Dalam kegiatan
perencanaan ini diperlukan waktu khusus
untuk melaksanakan pertemuan dan
mengimplementasikan lesson study.
Do (Pelaksanaan)
Pada tahap ini terdapat beberapa
kegiatan yang dilaksanakan di SDN Selang, SDN 1 Banyuroto dan SDN Kejawang kegiatan, antara lain: (1) Pelaksa192

naan pembelajaran IPA pada pertemuan
pertama menerapkan model RBL berlangsung tertib dan lancar; (2) guru model sebagai pelaksana lesson study sebagai fasilitator dalam pembelajaran; (3) guru lain
sebagai pengamat dalam pembelajaran
yang tidak membantu siswa, bertugas
mengamati keaktifan siswa, kegiatan belajar siswa dan sikap afektif siswa di kelas,
keterampilan proses siswa, penampilan
guru dalam mengajar, membuat catatan lapangan serta mendokumentasikan selama
pembelajaran berlangsung dengan kamera
dan handycam.
Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, peneliti mengamati dan
membuat catatan lapangan. Namun sebelumnya, peneliti terlebih dulu memberikan
lembar observasi pada observer, yaitu
dosen, kepala sekolah, guru kelas, dan 2
orang mahasiswa.
Penyampaian motivasi dilaksanakan dengan menyanyikan sebuah lagu.
Pembelajaran berbasis riset diawali dengan tahapan pengenalan masalah riset
tentang “Pembiasan Cahaya dan Perubahan Sifat-sifat Benda”, yaitu: pengenalan
langkah-langkah riset, pembagian kelompok, dan pembagian alat-alat riset. Guru
juga memberikan gambaran tentang masalah riset yang akan dilakukan siswa sebagai referensi dan menuntun siswa untuk
menemukan hipotesis. Guru juga memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas.
Tindakan guru ini tergolong pada tahap
pemberian pengetahuan (lecturing of core
knowledge).
Kegiatan inti pada pembelajaran
berbasis riset menitikberatkan pada praktik atau tahap bertindak. Experience stage
(tahap bertindak) terdiri dari dua bagian
umum, yaitu research (penelitian dengan
PAEDAGOGIA, Jilid 16, Nomor 2, Agustus 2013, halaman 187 - 198

bahan-bahan yang dirisetkan) dan intern
report for feedback (diskusi untuk menemukan kesimpulan). Kegiatan research
menerapkan langkah model pembelajaran
berbasis riset yang di dalamnya memuat
kedisiplinan siswa dalam melaksanakan
percobaan, penggunaan alat dan bahan
yang disediakan secara tepat dan penemuan hal baru dari bahan dan alat yang
dirisetkan. Kegiatan riset berbeda dengan
kegiatan percobaan pada umumnya, karena kegiatan riset ini memberikan peluang pada guru untuk berinovasi dan
kreatif menyediakan bahan-bahan yang
tidak biasa digunakan untuk percobaan.
Hal ini dimaksudkan untuk memacu keterampilan siswa berpikir dari hasil penemuan-penemuan baru. Pada siklus I, siswa
merisetkan kaca bening pengganti cermin
yang dimasukkan ke dalam air berwarna
pengganti air bening.

Kegiatan diskusi dalam pembelajaran berbasis riset difungsikan sebagai
kontrol kelompok untuk bertukar pikiran,
mengaktifkan siswa untuk menemukan
hasil riset secara berkelompok dengan
bantuan LKS. Kegiatan akhir dilaksanakan sesuai dengan langkah research based
learning yang tahap presentasi dan penyajian hasil akhir.
See (Refleksi)
Pelaksanaan refleksi tindakan pada
siklus I dilakukan di SDN Selang, SDN 1
Banyuroto, dan SDN Kejawang oleh tiga
observer terhadap langkah research based
learning dari kegiatan guru dan kegiatan
siswa, keterampilan proses, dan hasil belajar siswa, pelaksanaan pembelajaran melalui lesson study sebagai pendukung data
penelitian. Skor rata-rata hasil observasi
terhadap kegiatan guru pada penggunaan
langkah model research based learning
siklus I dijelaskan lebih rinci pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Observasi pada Langkah Model RBL Siklus I
No
1
2
3
4
5
6

Langkah
Model RBL
Introductory
Lecturing knowledge
Research
Intern Report
Presentation
Final report

Skor Total
Skor Rata-rata Total
% Ketuntasan belajar

Rata-rata di Lokasi SD
I
II
III
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
13
2,17
50

12
2,0
30

13
2,17
45

Rata-rata
Total
2,33
2,00
3,00
3,00
2,33
2,00
12,67
2,11
30

%

Kategori

58,25
2,00
75,00
75,00
58,25
50,00

C
C
B
B
C
C

52,75

C

Keterangan: 1. SDN Selang 2. SDN 1 Banyuroto 3. SDN Kejawang

Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa keseluruhan proses pembelajaran IPA dari guru dengan menerapkan
enam langkah model research based
learning pada siklus I mendapatkan skor

rata-rata total 2,11 atau 52,75 % belum
mencapai target ketuntasan sesuai dengan
indikator kinerja 85,00 % dan masih perlu
perbaikan tindakan untuk pertemuan selanjutnya. Di SDN 1 Banyuroto persentase

Kartika Chrysti S., Peningkatan Pembelajaran IPA dengan Aplikasi ....

193

siswa yang sudah mencapai ketuntasan
hasil belajar sesuai dengan KKM (70)
sebanyak 45 %, ketuntasan di SDN Selang
50%, sedangkan SDN Kejawang hanya
30% siswa. Berdasarkan data tersebut
banyak siswa yang belum tuntas selama
mengikuti pembelajaran IPA dengan
model pendekatan RBL. Oleh karena itu,

perlu diadakan perbaikan untuk siklus selanjutnya.
Kegiatan lesson study dalam pembelajaran IPA dengan model RBL pada
siklus I peneliti telah melibatkan dosen,
mahasiswa, guru kelas, dan kepala sekolah. Pencapaian indikator pembelajaran
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pencapaian Indikator Pembelajaran Melalui Lesson Study Siklus 1
Aspek
Tahap perencanaan (Plan)
1. Membentuk kelompok Lesson study
2. Bekerja kolaboratif
3. Sharing pengalaman
4. Dalam lesson study diperlukan komitmen
5. Setiap anggota kelompok sepakat aturan main
Rerata
Tahap Pelaksanaan (Do)
1. Lesson study bertujuan mengimplementasikan
RPP model RBL
2. Fokus pengamatan tertuju pada kegiatan siswa
3. Pembagian tugas observer
Rerata
Tahap Refleksi (See)
1. Kegiatan penyampaian kesan & pesan
2. Instruktur/dosen/ guru yang menyampaikan
kritik dan saran
Rerata
Jumlah

Berdasarkan Tabel 2 pada tahap
perencanaan dengan kegiatan membentuk
kelompok lesson study, untuk bekerja secara kolaboratif dengan sharing pengalaman mengajar. Dalam lesson study
semua anggota kelompok harus berkomitmen dan sepakat dengan aturan main.
Langkah selanjutnya, yaitu refleksi
dengan rerata skor 3,30 (baik) dengan penyampaian kesan dan pesan dari guru
pelaksana. Observer lain, yaitu: peneliti,
194

Rerata
Skor

I

Lokasi SD
II

III

3
3,5
3
3
4

3,5
3
2
3
3

3
3,5
3
3
3

3
3
2.67
3
3.33
3

3

3,5

3,5

3

3
3

3
3,5

3
4

3
3.5
3.17

3,5
3,5

3
3,5

3
3

3.33
3.25
3.30

3.2

2.8

3.2

dosen, mahasiswa, guru kelas, dan kepala
sekolah memberikan masukan untuk kelangsungan pembelajaran yang lebih baik.
Secara keseluruhan kegiatan lesson study
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
refleksi sudah berlangsung dengan baik
namun belum memenuhi target atau indikator yang diharapkan, yaitu dengan rerata
3,6. Hasil wawancara terhadap 2 observer
didapatkan kesimpulan bahwa guru sudah
melaksanakan proses pembelajaran dePAEDAGOGIA, Jilid 16, Nomor 2, Agustus 2013, halaman 187 - 198

ngan model pembelajaran berbasis riset
sudah sesuai dengan skenario, siswa sudah
diajak menemukan hipotesis dengan bantuan guru. Namun, pada langkah pengenalan, pemberian tanggapan hasil riset
perlu adanya perbaikan pembelajaran dari
guru untuk meningkatkan antusias dan keaktifan siswa. Hasil wawancara terhadap 3
siswa kelas V dan 4 siswa kelas IV didapatkan kesimpulan bahwa kesan siswa terhadap guru pada saat pembelajaran, siswa
senang dan lebih senang belajar IPA dengan praktik percobaan daripada belajar
materi di kelas. Siswa sudah terlihat aktif
melaksanakan kegiatan percobaan sesuai
dengan petunjuk LKS meskipun siswa
masih memerlukan bimbingan secara
khusus dari guru dalam melaksanakan
kegiatan.
Siklus II
Plan (Perencanaan)
Tindakan di siklus II dengan kegiatan, antara lain: (1) guru kelas mahasiswa
dan dosen pembimbing secara kolaborasi
berdiskusi menyiapkan skenario pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), media pembelajaran dan metodenya, lembar kegiatan siswa (LKS), lembar
observasi, dan lembar angket siswa; (2)
Dosen model (dalam hal ini peneliti) menjelaskan strategi pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas, yaitu dengan model
pembelajaran research based learning
(RBL); dan (3) Dosen, mahasiswa, guru
kelas sebagai pengamat (observer) bertugas mengamati kegiatan perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan ini diperlukan
waktu khusus untuk melaksanakan pertemuan dan mengimplementasikan lesson
study. Pertemuan ini dilaksanakan untuk
membahas pembelajaran yang akan diterapkan di SDN Selang dan SDN 1 Banyu-

roto dengan peserta didik kelas V SD.
Adapun materi yang diajarkan ialah Sifatsifat Cahaya yang Dapat Dibiaskan. Pelaksanaan yang akan diterapkan di SDN Kejawang dengan peserta didik kelas IV SD
dengan materi yang diajarkan tentang
Perubahan Sifat-sifat Benda.
Do (Pelaksanaan)
Pada tahap ini terdapat beberapa
kegiatan yang dilaksanakan di SDN Selang, SDN 1 Banyuroto dan SDN Kejawang, antara lain: (1) Pelaksanaan pembelajaran IPA pada siklus II menerapkan model RBL berlangsung tertib dan lancar; (2)
Guru model sebagai pelaksana lesson
study sebagai fasilitator dalam pembelajaran; dan (3) Guru lain sebagai pengamat
dalam pembelajaran, bertugas mengamati
keaktifan siswa, kegiatan belajar siswa dan
sikap afektif siswa di kelas, keterampilan
proses siswa, penampilan guru dalam
mengajar, membuat catatan lapangan serta
mendokumentasikan selama pembelajaran
dengan kamera dan handycam.
Kegiatan inti pada pembelajaran
berbasis riset menitikberatkan pada praktik atau tahap bertindak dengan pelaksanaan sama dengan siklus I. Kegiatan riset
berbeda dengan kegiatan percobaan pada
umumnya. Sebab, kegiatan riset ini memberikan peluang guru untuk berinovasi dan
kreatif menyediakan bahan-bahan yang
tidak biasa digunakan untuk percobaan.
Hal ini dimaksudkan untuk memacu keterampilan siswa berpikir dari hasil penemuan-penemuan baru.
Kegiatan akhir dilaksanakan sesuai
dengan langkah research based learning,
yaitu: presentasi dan penyajian hasil akhir.
Guru memberikan siswa waktu untuk
mempresentasikan hasil riset, yaitu menyuruh perwakilan kelompok membaca-

Kartika Chrysti S., Peningkatan Pembelajaran IPA dengan Aplikasi ....

195

kan hasil diskusi kelompoknya. Guru
memberikan penilaian dengan terlebih dahulu menanyakan tanggapan kelompok
selain yang berkesempatan untuk maju
memberikan tanggapan. Dari proses bertukar pikiran antarkelompok siswa dibantu
oleh guru untuk mendapat kesimpulan dan
menghubungkannya dengan hipotesis
awal. Pada riset tentang Cahaya Matahari
yang Dapat Dibiaskan adalah pensil yang
dimasukkan ke dalam gelas berisi air akan
terlihat patah; sedangkan makin banyak
kadar minyak pada campuran minyak dan
air, pensil akan terlihat menghilang. Pembelajaran berbasis riset diawali dengan
tahapan pengenalan masalah dalam kehidupan sehari-hari tentang pembakaran, pemanasan dan pendinginan. Riset yang

akan dilakukan, yaitu: pengenalan langkah-langkah riset, pembagian kelompok,
dan pembagian alat-alat riset.
See (Refleksi)
Pelaksanaan refleksi tindakan pada
siklus II dilakukan di SDN Selang, SDN 1
Banyuroto dan SDN Kejawang oleh tiga
observer terhadap langkah research based
learning dari kegiatan guru dan kegiatan
siswa, keterampilan proses, dan hasil belajar siswa, pelaksanaan pembelajaran melalui lesson study sebagai pendukung data
penelitian. Skor rata-rata hasil observasi
terhadap kegiatan guru pada penggunaan
langkah model research based learning
siklus II dapat dijelaskan lebih rinci pada
Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Observasi tentang Langkah Model RBL Siklus II
No
1
2
3
4
5
6

Langkah
Model RBL
Introductory
Lecturing knowledge
Research
Intern Report
Presentation
Final report

Skor Total
Skor Rata-rata Total
% Ketuntasan belajar

Rata-rata per observer
I
II
III
4
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
20
3,50
100

21
3,33
100

21
3,50
94,8

Rata-rata
Total
4,00
2,67
3,00
3,00
4,00
4,00

%

Kategori

100,0
66,75
75,00
75,00
100,0
100,0

A
C
B
B
A
A

20,67
3,44

86,00

B

Keterangan: 1. SDN Selang 2. SDN 1 Banyuroto 3. SDN Kejawang

Berdasarkan Tabel 3 dapat diuraikan enam langkah pokok model pembelajaran berbasis riset yang dilaksanakan
guru pada pembelajaran IPA, sebagai berikut. Dapat disimpulkan bahwa keseluruhan proses pembelajaran IPA dari guru dengan menerapkan 6 langkah model
research based learning pada siklus II
mendapatkan skor rata-rata total 3,44 atau
196

86,00%, sudah mencapai target ketuntasan
sesuai dengan indikator kinerja 85,00%,.
Di SDN 1 Banyuroto persentase siswa
yang sudah mencapai ketuntasan hasil
belajar sesuai dengan KKM (70) sebanyak
100 %, ketuntasan di SDN Selang 100%,
sedangkan SDN Kejawang hanya 94,6%
siswa. Berdasarkan data tersebut banyak
siswa yang sudah tuntas selama mengikuti
PAEDAGOGIA, Jilid 16, Nomor 2, Agustus 2013, halaman 187 - 198

pembelajaran IPA dengan model pendekatan RBL.
Kegiatan lesson study dalam pembelajaran IPA dengan model RBL pada

siklus II peneliti telah melibatkan dosen,
mahasiswa, guru kelas, dan kepala sekolah. Pencapaian indikator pembelajaran
pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pencapaian Indikator Pembelajaran Melalui Lesson Study Siklus II
Aspek
Tahap perencanaan (Plan)
1. Membentuk kelompok Lesson study
2. Bekerja kolaboratif
3. Sharing pengalaman
4. Dalam lesson study diperlukan komitmen
5. Setiap anggota kelompok sepakat aturan main
Rerata
Tahap Pelaksanaan (Do)
1. Lesson study bertujuan mengimplementasikan
RPP model RBL
2. Fokus pengamatan tertuju pada kegiatan siswa
3. Pembagian tugas observer
Rerata
Tahap Refleksi (See)
1. Kegiatan penyampaian kesan & pesan
2. Instruktur/dosen/ guru yang menyampaikan
kritik dan saran
Rerata
Jumlah

Berdasarkan Tabel 4 dapat dikemukakan bahwa pada tahap perencanaan dengan kegiatan membentuk kelompok
lesson study, untuk bekerja secara kolaboratif dengan sharing pengalaman mengajar. Dalam lesson study semua anggota
kelompok harus berkomitmen dan sepakat
dengan aturan main. Kegiatan perencanaan tersebut dengan rerata skor 3,5 (baik).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri
1 Banyuroto dan SDN Selang tahun ajaran

Rerata
Skor

I

Lokasi SD
II

III

3
3,5
3.5
3
4

3.5
3.5
3.5
3
4

3.5
3,5
4
3
4

3.33
3.5
3.67
3
4
3.5

3.6

3.5

3.5

3.53

4
3.5

4
3.5

4
4

4
3.67
3.73

3,5
3,5

4
3,5

3.5
3.8

3.7
3.72

3.5

3.6

3.7

3.7

2012/2013 serta SDN Kejawang tahun
ajaran 2013/2014 dapat disimpulkan sebagai berikut.
Aplikasi pembelajaran IPA yang
paling tepat di SD terlebih dulu menerapkan lesson study dengan 3 tahapan, yaitu:
(1) perencanaan (plan); (2) pelaksanaan
(do); dan refleksi (see) yang pelaksanaannya menerapkan model research based
learning melalui langkah-langkah: (a)
Introductory atau tahap pengenalan; (b)
Lecturing of knowladge atau pemberian
referensi; (c) Research atau pengadaan
riset; (d) Intern report for feedback atau
proses diskusi; (e) Presentation atau pre-

Kartika Chrysti S., Peningkatan Pembelajaran IPA dengan Aplikasi ....

197

sentasi hasil riset; dan (f) Final report atau
pengumpulan hasil. Guru yang berkolaborasi dalam penyusunan rencana pembelajaran dapat saling bertukar pikiran untuk
mendapatkan solusi untuk permasalahan
yang dihadapi.
Aplikasi model research based
learning melalui lesson study dapat meningkatkan keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA di SD terbukti bahwa
keterampilan proses IPA mengalami peningkatan.
Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian dan kesimpulan di atas, ada
beberapa saran yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan, antara lain: (1) Guru hendaknya mempelajari langkah-langkah model research based learning melalui lesson
study sehingga sesuai tujuan pembelajar-

an; (2) Siswa hendaknya aktif bertanya,
menjawab pertanyaan, mengembangkan
rasa ingin tahu untuk proses riset, dan
antusias sehingga mencapai hasil yang
maksimal; (3) Peneliti hendaknya lebih
kreatif dan inovatif dalam merancang
penggunaan metode dan media pembelajaran dalam riset agar esensial Research
Based Learning tercapai; dan (4) Sekolah
hendaknya menganjurkan guru untuk melaksanakan lesson study pada setiap pembelajaran tidak hanya IPA saja. Sekolah
memberikan fasilitas yang memadai,
bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan riset sehingga mempermudah dalam pengalokasian siswa melakukan riset
guna mengembangkan hasil dan tujuan
sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, P. 2010. Research Based Learning. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Lewis, C. 2002. Lesson study: A handbook of Teacher-led Instructional Change.
Philadelphia: Research for Better School Lesson study.
Poonpan, Suchada & Siriphan, S. 2001. “Indicators of Research-Based Learning
Instructional Process: A Case Study of Best Practice in a Primary School”, dalam
Disertasi. Faculty of Education, Chulalongkorn University Phaya Thai. Bangkok.
Thailand
Rustono, E.H.M. & Muin, Abdul. 2007. Lesson Study sebagai Model Bimbingan
Mahasiswa PGSD Pada Program Pengalaman Lapangan di Sekolah Dasar.
Penelitian Pembinaan. Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Sinlarat, P. 2002. Research Based Instruction (collected articles). Bangkok: Faculty of
Education. Chulalongkorn University. (in Thai).
Sujana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

198

PAEDAGOGIA, Jilid 16, Nomor 2, Agustus 2013, halaman 187 - 198