PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA INKUIRI GURU PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY.

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA INKUIRI GURU PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh IWAN SUPENDI

1204727

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

==================================================================

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri

Guru Pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Melalui Kegiatan Lesson Study

Oleh Iwan Supendi S.Pd.SD UT Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana

© Iwan Supendi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Wahyu Sopandi, M.A NIP. 19660525 199001 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd NIP. 19651001 199802 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd NIP. 19651001 199802 2 001


(4)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA INKUIRI GURU PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

IWAN SUPENDI 1204727 ABSTRAK

Pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebaiknya pembelajaran IPA dilakukan secara inkuiri ilmiah. Salah satu permasalahan pembelajaran adalah guru masih menggunakan pertanyaan yang bersifat mengulang atau mengingat saja pada pembelajaran IPA, sehingga proses menemukan sendiri mengenai suatu konsep oleh siswa yang merupakan rohnya pembelajaran IPA tidak tergali dengan baik. Oleh karena itu, perlu pembinaan bagi guru yang secara khusus meningkatkan keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembinaannya adalah lesson study. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang peningkatan keterampilan bertanya inkuiri guru melalui lesson study di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen (pre-experimental) dengan desain penelitian pretest-postest kelompok tunggal eksperimen dengan subyek penelitian empat orang guru yang dilaksanakan di empat sekolah yang berada di gugus “Melati” Kabupaten Indramayu. Pada tahap in-service 1, diisi dengan pemberian pelatihan dengan materi lesson study, keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri. Tahap selanjutnya adalah on-service, tahap ini dilakukan dengan penerapan materi yang telah disampaikan pada tahap in-service 1, melalui implementasi lesson study, tahap berikutnya adalah tahap in-service 2, tahap ini kegiatannya diskusi antar guru. Secara garis besar permasalahan yang didiskusikan sekitar pemahaman tentang lesson study, keterampilan bertanya inkuiri guru. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner atau angket dan catatan lapangan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman guru tentang lesson study, hal yang sama juga terjadi dengan pemahaman guru tentang bertanya inkuiri, begitu pula dengan keterampilan bertanya inkuiri guru dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan setelah melakukan kegiatan lesson study.


(5)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPROVEMENT OF SKILLS ASKS TEACHERS INQUIRY IN LEARNING SCIENCE IN PRIMARY SCHOOL THROUGH

LESSON STUDY ACTIVITIES IWAN SUPENDI

1204727 ABSTRACT

Learning science in primary schools should develop the ability to ask and seek answers evidence-based, and develop scientific thinking. To achieve these objectives, learning science should be done in a scientific inquiry. One of the problems learning is the teacher still to use questions that are a repeat or remember only on science learning, so the process of finding itself on a concept by which students spirit are learning science is not well explored.Therefore, teachers need coaching specifically to improve skills asked in the learning process.One model is built it is lesson study. The primary objective of this study was to obtain data on their quest to improve the skills asked of teachers through lesson study at primary school.This study uses a quasi-experimental method (pre-experimental) with design study pretest-posttest single group experiment with subjects of study four teachers who conducted in four schools in the cluster "Melati" Indramayu District.In the stages in-service 1, is filled with provision of training skills material asked basic, skills asked further, skills asked of inquiry, and lesson study, the next step is on-service, this is done by the application of the material that has been presented on the stage of in-service 1, through the implementation of lesson study, the next stage is the in-service stage 2, the stage of discussion activity among teachers.Broadly speaking, the problem is discussed about the understanding of lesson study, lesson plans and skills asked of teacher. Data collected through observation, questionnaire or questionnaires and field notes.Analysis of data using qualitative descriptive analysis. The results showed that an increase in teachers 'understanding of lesson study, the same thing happened with the teachers' understanding of inquiry asking, as well as asked inquiry skills of teachers in learning science increased after conducting lesson study.


(6)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study


(7)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal.

Pernyataan ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Abstrak ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Pertanyaan Penelitian ... 8

D. Batasan Masalah ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Tesis ... 9

BAB II PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA INKUIRI GURU PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY ... 11

A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 10

B. Keterampilan Bertanya Dasar ... 12

C. Keterampilan Bertanya Lanjut ... 16

D. Keterampilan Bertanya Inkuiri ... 21

E. Relevansi Keterampilan Bertanya Dasar, Keterampilan Bertanya Lanjut dan Keterampilan Bertanya Inkuiri ... 26

F. Lesson study ... 28

G. Lesson Study Sebagai Alternatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru ... 35


(8)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode dan Desain Penelitian ... 39

B. Variabel Penelitian ... 41

C. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 41

D. Definisi Operasional ... 41

E. Instrument Penelitian ... 42

F. Validitas Instrumen ... 51

G. Teknik Analisis Data ... 51

H. Prosedur Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Pemahaman Guru Tentang Lesson Study ... 56

B. Pemahaman Guru Tentang Keterampilan Bertanya Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA ... 59

C. Pemahaman Guru Pada Setiap Keterampilan Bertanya ... 61

D. Penerapan Lesson study Terhadap Kemunculan Komponen Keterampilan Bertanya Dasar, Keterampilan Bertanya Lanjut dan Keterampilan Bertanya Inkuiri ... 67

E. Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Melalui Kegiatan Lesson study ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

Daftar Pustaka ... 101

Lampiran-lampiran ... 106


(9)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka, (Hamalik, 2002). Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu juga dalam mengelola kelasnya, sehingga proses belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Kompetensi guru sebagaimana telah diatur dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yaitu : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dari keempat kompetensi yang harus dimiliki guru tersebut yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi siswa yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik mengharuskan guru untuk menguasai dan memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, intelektual, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya, sehingga didapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai kepribadian peserta didik yang digunakan untuk menerapkan layanan dan strategi pembelajaran yang sesuai dan dibutuhkan oleh peserta didik. Sedangkan kompetensi profesional mengenai kemampuan guru dalam hal menguasai bahan ajar, konsep-konsep keilmuwan, tekhnologi-informasi sesuai dengan bidang ilmu yang diampunya, (Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007).

Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan proses dan hasil pembelajaran. Suatu hasil belajar yang baik tentunya didapat melalui serangkaian proses pembelajaran yang


(10)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermutu dan itu hanya bisa dilakukan oleh guru yang mempunyai kompetensi. Kompetensi guru wajib dimiliki oleh setiap guru sebagai suatu kemampuan yang berfungsi dalam menelaah aspek-aspek yang berkaitan dengan pemberian layanan pendidikan sehingga mutu pendidikan dapat meningkat. Memperhatikan salah satu kompetensi inti guru kelas atau guru sekolah dasar yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 yang salah satu poinnya mengatakan memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, menuntut kemampuan guru untuk memiliki keterampilan bertanya yang digunakan sebagai stimulus dalam menggali pengetahuan-pengetahuan siswa untuk memahami suatu konsep atau materi.

Pertanyaan menurut Nasution (1995) adalah suatu rangsangan atau stimulus yang mendorong anak untuk berpikir dan belajar. Berkaitan dengan itu Djamarah (2005) menjelaskan bahwa cara bertanya guru untuk seluruh kelas, untuk kelompok, atau untuk individu, memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak hanya pada hasil belajar siswa, tetapi juga pada suasana kelas baik sosial maupun emosional. Dengan bertanya akan membantu siswa belajar dengan kawannya, membantu siswa lebih sempurna dalam menerima informasi, atau dapat mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi. Dengan demikian guru tidak hanya akan belajar bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga belajar bagaimana pengaruh bertanya di dalam kelas.

Sebagaimana dikemukakan oleh Jacobsen et al.(2009). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan merupakan salah satu strategi pengajaran dasar yang dapat diterapkan pada hampir semua bidang materi pelajaran, tingkatan kelas, atau kepribadian guru. Jika dilakukan dengan efektif, strategi ini dapat mendorong keterlibatan, meningkatkan pembelajaran, memotivasi siswa dan menyediakan umpan balik tentang kemajuan pembelajaran baik kepada guru maupun siswa. Sementara itu Wilen (1992) mengatakan bahwa:


(11)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teacher have long used questioning strategies to review, to check on learning, to probe thought processes, to pose problem, to seek out different or alternative solutions, and to challenge students to reflect on critical issues or values they had not previously considered.

Dari penjelasan di atas tergambarkan bahwa pertanyaan merupakan suatu hal yang penting bagi seorang guru sebagai strategi untuk dapat menggali pengetahuan siswa, memperbaiki pengajarannya dan membantu siswa untuk dapat tanggap terhadap perkembangan disekitarnya. Selain itu juga pertanyaan merupakan alat yang efektif untuk dapat mengembangkan keterampilan berfikir kognitif tingkat tinggi. Semua manfaat penting pertanyaan tersebut tentunya harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk dapat mengeksplorasi semua pengetahuannya sebagai akibat dari pertanyaan yang dilontarkan oleh guru dalam suatu pembelajaran.

Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah dasar adalah pembelajaran IPA. Esensi IPA ialah kegunaannya sebagai alat dalam penemuan pengetahuan dengan jalan antara lain observasi, eksperimentasi dan pemecahan masalah. Hal ini dapat dicapai melalui proses belajar-mengajar IPA dengan menggunakan metode inquiri (Amien, 1987). Berkaitan dengan itu Samatowa (2010) menjelaskan bahwa, pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah.

Lebih lanjut Samatowa, (2010) mengatakan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA ialah salahsatunya menggunakan pendekatan inkuiri. Berkaitan dengan itu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyarankan pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta


(12)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Penelitian yang dilakukan oleh Alpusari (2008) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibanding penerapan model pembelajaran konvensional. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Nyoto (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri menggunakan analogi dapat meningkatkan penguasaan konsep listrik-magnet (N-gain = 54%) dan dapat meningkatkan kemampuan beranalogi (N-gain = 56%) calon guru fisika.

Pada strategi pembelajaran inkuiri, kemampuan guru untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sangat penting, karena akan memfasilitasi siswa untuk dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008), ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri, Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

Langkah selanjutnya adalah seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru


(13)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Artinya dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensinya.

Keterampilan bertanya guru dalam membimbing siswa untuk dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, masih pada tingkatan kognitif rendah, seperti penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2011) menunjukkan bahwa profil pertanyaan guru pada jenjang pertanyaan kognitif dan pertanyaan inkuiri ternyata hasilnya masih belum merata dan masih didominasi oleh pertanyaan yang hanya menyentuh domain kognitif terendah. Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Oviana (2009) tentang analisis kemampuan guru SD memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA dan kesesuaiannya dengan pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa, kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam RPP masih belum mengintegrasikan semua aspek inkuiri, maka perlu diupayakan peningkatan kemampuan guru melalui pelatihan.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa sebagian besar pertanyaan guru masih didominasi oleh domain kognitif rendah dan kemampuan guru dalam memunculkan aspek inkuiri masih belum mengintegrasikan semua aspek inkuiri, maka diperlukan suatu upaya untuk memunculkan pertanyaan inkuiri selama proses pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu guru yang dilakukan oleh pemerintah melalui pelatihan dengan biaya yang tidak sedikit, namun hasilnya kurang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan mutu guru. Menurut Widodo (Febriliawati, 2011) penataran yang dilakukan terhadap guru tidak mengalami perubahan dalam mengajar, cara guru mengajar tetap saja seperti sebelum mengikuti kegiatan penataran.


(14)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hendayana et al. (2006), minimal ada dua hal yang menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan mutu pendidikan, yaitu materi pelatihan dan monitoring setelah pelatihan. Dari segi materi, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata di dalam kelas. Materi pelatihan yang sama disampaikan kepada semua guru tanpa mengenal daerah asal. Padahal kondisi sekolah di suatu daerah belum tentu sama dengan sekolah di daerah lain. Dari segi monitoring, lemahnya atau bahkan tidak adanya monitoring dari kepala sekolah bagi guru yang telah mengikuti pelatihan sehingga hasil pelatihan hanya menjadi pengetahuan saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas, guru yang telah mengikuti pelatihan tidak difasilitasi untuk berbagi pengalaman dalam forum sharing pengalaman dengan guru-guru lainnya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru-guru sekolah dasar di gugus “Melati” Desa Sukaslamet Kec. Kroya Kab. Indramayu dalam proses pembelajaran IPA masih bersifat : (a) menggunakan pertanyaan yang bersifat mengulang atau mengingat saja, sehingga proses menemukan sendiri mengenai suatu konsep oleh siswa yang merupakan rohnya pembelajaran IPA tidak tergali dengan baik, (b) mengcopy paste perangkat pembelajaran dalam hal ini rencana pembelajaran tanpa adanya analisis berdasarkan kebutuhan siswa masing-masing sekolah, sehingga hampir seluruh sekolah dalam satu gugus menggunakan rencana pembelajaran yang sama, (c) belum memanfaatkan sepenuhnya konektivitas dan kerjasama yang telah terjalin, baik itu melalui forum kelompok kerja guru ataupun forum-forum lainnya untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya, sehingga guru mengalami kebingungan sendiri ketika menemukan permasalahan-permasalahan pembelajaran.

Hal tersebut menjadi fokus penulis untuk dapat menerapkan suatu upaya yang bisa meningkatkan keterampilan teknik bertanya yang dapat membuat siswa melakukan tahapan inkuiri yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang sesuai dengan lingkungan kerja guru dan memanfaatkan


(15)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kerjasama yang telah terjalin tersebut adalah lesson study. Lesson study dapat diartikan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning comunity (Hendayana,dkk: 2006).

Ada beberapa alasan mengapa lesson study bisa meningkatkan keterampilan bertanya inkuiri guru, diantaranya adalah :

1. Lesson study memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran, sekelompok guru berdiskusi membahas bahan pembelajaran yang tepat untuk materi tertentu dalam kelas tertentu. Bahan-bahan itu bisa berupa materi pelajaran, metode pembelajaran dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada proses pembelajaran . Hasil dari seluruh proses pembelajaran didiskusikan secara detail sehingga guru dapat mengetahui kualitas pertanyaan yang diajukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemudian, guru akan mendapatkan berbagai pengetahuan baru dari hasil masukan dengan anggota kelompok diskusi untuk menentukan langkah perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.

2. Lesson study memberikan kesempatan kepada guru untuk dapat meningkatkan kemampuan mengobservasi melalui proses pengamatan langsung pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain (guru model), sehingga didapatkan masalah nyata yang dihadapi guru dan siswa dalam proses dan hasil pembelajaran. Menurut Undang (2009), secara kolaboratif bersama dengan teman sejawat, para guru dapat saling mempertajam pengalaman dan mengidentifikasi masalah nyata proses pembelajaran tersebut.

3. Lesson study dapat membangun hubungan kolaboratif guru, Sudrajat (Undang, 2009) mengatakan dari pelaksanaan lesson study, guru dapat menimba pengetahuan dan memperoleh umpan balik dari guru lainnya. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru terutama Kesulitan-kesulitan dalam menerapkan


(16)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan bertanya dalam kelas dapat dipecahkan dalam diskusi kelompok. Dengan adanya diskusi dan proses pengamatan, guru secara langsung telah melakukan kerja sama positif bagi peningkatan pembelajaran.

Lesson study dilakukan dengan melakukan Plan (merencanakan), Do (melaksanakan) dan See (refleksi) yang berkelanjutan. Dengan demikian lesson study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tidak pernah berakhir (continuous improvement) (Sofiraeni : 2011). Menurut Sukarna (2008) lesson study dapat mengurangi keterasingan guru, membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya, memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan, dan urutan materi dalam kurikulum, membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa, menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berfikir dan belajar siswa, dan meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, dkk. (2012) menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran problem base melalui lesson study dapat membantu guru untuk mengembangkan seperangkat pembelajaran dan memberikan pembelajaran yang lebih baik. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Winarsih dan Mulyani (2012), menunjukkan bahwa melalui lesson study dapat meningkatkan profesionalisme guru IPA dalam pengembangan model pembelajaran Problem Base Instruction (PBI).

Setelah memperhatikan kelebihan dari lesson study dan mengaitkannya dengan permasalahan yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah lesson study dapat meningkatkan keterampilan bertanya inkuiri guru pada pembelajaran IPA di sekolah dasar.


(17)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah kegiatan lesson study dapat meningkatkan keterampilan bertanya inkuiri guru pada pembelajran IPA di sekolah dasar?” C. Pertanyaan Penelitian

Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut, dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah pemahaman guru tentang lesson study setelah kegiatan lesson study meningkat daripada sebelum kegiatan lesson study?

2. Apakah pemahaman guru tentang keterampilan bertanya inkuiri setelah kegiatan lesson study meningkat daripada sebelum kegiatan lesson study? 3. Komponen keterampilan bertanya inkuiri apa saja yang meningkat setelah

kegiatan lesson study?

D. Batasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

1. Keterampilan bertanya guru dibatasi pada pertanyaan yang mengandung komponen keterampilan bertanya dasar dan lanjut

2. Keterampilan bertanya inkuiri guru yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada pertanyaan yang mengindikasikan munculnya aspek inkuiri.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Seiring dengan permasalahan dan fokus penelitian sebagaimana diuraikan di atas, penelitian ini pada intinya adalah mengkaji sebuah


(18)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upaya peningkatan keterampilan bertanya inkuiri guru pada pembelajaran IPA di sekolah dasar melalui kegiatan lesson study.

2. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembelajaran IPA, yaitu :

a. Bagi guru, memperoleh pengalaman dalam mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar, dan menjadi bahan evaluasi agar guru dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya, terutama dalam meningkatkan keterampilan bertanya. Selain itu juga, melalui lesson study guru dapat meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran yang dilakukannya, meningkatkan motivasi diri untuk terus berkembang, saling belajar sesama guru melalui hubungan kolegalitas yang terjalin, dan meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar siswa.

b. Bagi sekolah, untuk memperoleh informasi mengenai pertanyaan guru dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar, sehingga menjadi bahan evaluasi dan refleksi bagi program pembinaan dan pelatihan guru. c. Bagi peneliti lain, untuk memperoleh data pendahuluan sebagai

pendukung dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya terutama mengenai keterampilan bertanya inkuiri guru pada pembelajaran IPA di sekolah dasar.

F. Struktur Organisasi Tesis

Sistematika penulisan dalam tesis ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami permasalahan dan pembahasannya. Oleh karena itu tesis ini menggunakan sistematika sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian


(19)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Bab II Kajian pustaka.

Bab III Metode penelitian, diuraikan pendekatan penelitian yang di dalamnya mencakup metode adan desain penelitian, variabel penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, validitas instrumen, teknik analisis data dan prosedur penelitian.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini terdiri dari dua hal utama, yakni : a) pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan b) pembahasan atau analisis temuan.

Bab V kesimpulan dan saran, dalam bab ini kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(20)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (pre-experimental) dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest design, pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2012). Desain penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Postest

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Analisis pemahaman guru tentang lesson study, analisis pemahaman guru tentang keterampilan bertanya inkuiri serta observasi keterampilan bertanya inkuiri guru dalam pembelajaran IPA sebelum kegiatan lesson study.

X : Kegiatan lesson study.

O2 : Analisis pemahaman guru tentang lesson study, analisis pemahaman guru tentang keterampilan bertanya inkuiri serta observasi keterampilan bertanya inkuiri guru dalam pembelajaran IPA setelah kegiatan lesson study.

Menurut Arikunto (2010) eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti


(21)

peraturan-Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peraturan tertentu. Berkaitan dengan itu, Sukmadinata (2011) mengatakan bahwa desain penelitian ini, kelompok tidak diambil secara acak atau pasangan, juga tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal dan tes akhir disamping perlakuan. Pada desain penelitian ini peneliti melakukan analisis pemahaman guru tentang lesson study dan analisis pemahaman guru tentang bertanya inkuiri serta melakukan observasi pembelajaran IPA khususnya mengenai keterampilan bertanya inkuiri sebelum kegiatan lesson study untuk mendapatkan hasil pengukuran awal (pretest), kemudian peneliti melakukan perlakuan tertentu. Setelah itu melakukan analisis pemahaman guru tentang lesson study dan analisis pemahaman guru tentang bertanya inkuiri serta melakukan observasi pembelajaran IPA khususnya mengenai keterampilan bertanya inkuiri setelah kegiatan lesson study sebagai bentuk tes akhir (postest). Tes akhir dilakukan satu kali yang bertujuan untuk melihat hasil perlakuan yang diberikan. Istrumen yang digunakan dalam pengukuran tes awal dan tes akhir menggunakan instrumen yang sama.

Adapun perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah lesson study yang pelaksanaannya melalui tiga tahapan yaitu (1) tahap in-service 1, diisi dengan pemberian pelatihan dengan materi keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut, keterampilan bertanya inkuiri, dan lesson study. Sebagai penguat pemahaman guru, ditayangkan juga video pembelajaran keterampilan bertanya dan tahapan-tahapan lesson study ; (2) tahap on-service, tahap ini dilakukan dengan penerapan materi yang telah disampaikan pada tahap in-service 1, melalui implementasi lesson study. Dalam penelitian ini siklus lesson study hanya dilakukan sebanyak satu kali yang terdiri dari tahap plan, do dan see. Karena keterbatasan waktu, khusus untuk guru model yang mengimplementasikan lesson study, kegiatan open lesson dijadikan juga sebagai bahan observasi. Tahap selanjutnya adalah dilakukan observasi pembelajaran terhadap tiga orang guru yang menjadi observer di sekolah masing-masing (3) tahap in-service 2, tahap ini kegiatannya diskusi antar guru. Secara garis besar permasalahan yang


(22)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didiskusikan sekitar pemahaman tentang lesson study, perencanaan pembelajaran dan keterampilan bertanya guru.

B. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu : 1. Variabel bebas : Kegiatan lesson study

2. Variabel terikat : Pemahaman guru tentang lesson study, pemahaman guru tentang bertanya inkuiri dan keterampilan bertanya inkuiri guru dalam pembelajaran IPA.

Dalam penelitian ini akan diteliti apakah ada pengaruhnya variabel bebas ( kegiatan lesson study) terhadap variabel terikat (pemahaman guru tentang lesson study, pemahaman guru tentang bertanya inkuiri dan keterampilan bertanya inkuiri guru dalam pembelajaran IPA.).

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di empat Sekolah Dasar Negeri yang berada di gugus Melati Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu yaitu SDN Sukaslamet I, SDN Sukaslamet II, SDN Sukaslamet III dan SDN Sukaslamet IV. Dengan subyek penelitian adalah guru kelas VI Sekolah Dasar yang berjumlah empat orang. Subyek penelitian yang berjumlah empat orang ini sudah memenuhi kriteria untuk dapat melaksanakan kegiatan lesson study sebagaimana yang dijelaskan oleh Hurd & Musso (2005), “the typical size of a lesson study team is four to six members”.


(23)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar diperoleh persepsi yang jelas mengenai penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan, yaitu :

1. Keterampilan bertanya guru, didefinisikan sebagai keterampilan bertanya yang diajukan oleh guru kepada siswa pada pembelajaran IPA, yang mengandung aspek keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri.

a. Keterampilan bertanya dasar didefinisikan sebagai kemampuan guru untuk memunculkan komponen keterampilan bertanya dasar yaitu: pengungkapan pertanyaan secara jelas, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir, dan pemberian tuntunan.

b. Keterampilan bertanya lanjut didefinisikan sebagai kemampuan guru untuk memunculkan komponen bertanya lanjut yaitu : pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan; pengaturan urutan pertanyaan; penggunaan pertanyaan pelacak; dan peningkatan terjadinya inetraksi.

c. Keterampilan bertanya inkuiri didefinisikan sebagai kemampuan guru dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan/tugas-tugas yang didalamnya mengandung aspek-aspek inkuiri yaitu : orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.

2. Lesson study didefinisikan sebagai serangkaian proses dalam upaya peningkatan keterampilan bertanya inkuiri guru pada pembelajaran IPA di sekolah dasar, melalui pembinaan terhadap guru dengan memberikan pelatihan dalam kegiatan lesson study yang dilakukan melalui tahap in service 1, tahap on service yang di dalamnya terdapat tahap plan-do-see dan tahap in service 2 yang diisi dengan kegiatan diskusi.

E. Instrumen Penelitian


(24)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Pertanyaan yang digunakan dapat berupa pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur atau pertanyaan tertutup (Sukmadinata, 2011). Sedangkan menurut Sugiyono (2008), angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mendapatkan data mengenai pemahaman guru tentang lesson study dan keterampilan bertanya. Instrumen kuesioner pemahaman guru tentang lesson study dan keterampilan bertanya dapat dilihat pada lampiran B.1

a.Kisi-kisi Kuesioner Pemahaman Guru tentang Lesson Study

Tabel. 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Pemahaman Guru tentang Lesson Study

No Aspek Lesson Study Pernyataan

1 Pengertian lesson study Lesson Study merupakan model pembinaan profesi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

2 Prinsip lesson study Lesson study menganut prinsip kolegalitas dan mutual learning (saling belajar) secara berkolaborasi.

3 Tahap plan Fokus utama tahapan plan adalah pembuatan RPP.

Tahapan dalam kegiatan plan adalah : menganalisis topik, menganalisis realitas siswa, membuat rencana pembelajaran, dan mereview rencana pembelajaran.

4 Tahap do Pada tahap do, guru model menerapkan

rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada tahap do, guru model dapat mengubah strategi pembelajaran yang sudah direncanakan

Tahap do meliputi : membangkitkan minat siswa, menyadari pembelajaran bermakna bagi


(25)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aspek Lesson Study Pernyataan

siswa, dan menyimpulkan pelajaran.

Observer pada open lesson selain anggota kelompok juga para ahli atau guru lainnya yang telah disepakati diundang.

Posisi observer pada saat open lesson berada disamping kanan-kiri atau di belakang siswa. Observer harus mengikuti seluruh tahapan kegiatan pembelajaran.

Observer tidak membantu guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung Pada saat open lesson, observer tidak membantu kesulitan siswa.

5 Tahap see Pada tahap see langkah-langkahnya adalah

merefleksi pembelajaran.

Pada tahap see, pelaksanaan pembelajaran ditinjau kembali dengan mengacu pada rencana pembelajaran.

Pada tahap see, hal yang diungkapkan observer adalah temuan-temuan pada kegiatan pembelajaran (kejadian yang dialami siswa). Pada tahap see, hal yang diungkapkan observer bukanlah kritik terhadap kegiatan yang dilakukan guru di kelas.

Inti kegiatan LS adalah tahapan see/refleksi. Observer belajar dari kegiatan pembelajaran yang diamati.

Semua observer berhak memberikan refleksi pada tahapan see.

Refleksi sangat penting untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya.

b. Kriteria Penilaian Pemahaman Guru tentang Lesson Study

Dalam penelitian ini, untuk instrumen pemahaman guru tentang lesson study, peneliti menggunakan kriteria persentase penguasaan konsep/pemahaman dari Arikunto (2000), yaitu sebagai berikut :

Tabel. 3.3 Kriteria Penilaian Pemahaman Guru tentang Lesson Study


(26)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

81-100 Sangat Baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Sangat Kurang

c. Kisi-kisi Kuesioner Pemahaman Guru tentang Keterampilan Bertanya Tabel. 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Pemahaman Guru tentang

Keterampilan Bertanya No Aspek Keterampilan

Bertanya Pernyataan

1 Pengungkapan Pertanyaan secara Jelas

Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat, dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa.

2 Pemberian Acuan Adanya pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.

3 Pemusatan Pertanyaan berfokus luas, kemudian diikuti dengan pertanyaan yang lebih khusus.

4 Pemindahan Giliran Mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, kemudian memilih beberapa siswa untuk menjawab dengan cara menyebut nama mereka atau dengan menunjuk siswa.

5 Penyebaran Beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula secara acak.

6 Pemberian Waktu Berpikir Mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh siswa, kemudian memberikan waktu beberapa detik untuk berpikir selanjutnya menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. 7 Pemberian Tuntunan Guru memberikan tuntunan bila seorang siswa

memberikan jawaban yang salah, atau tidak dapat memberikan jawaban.

8 Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab

Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat menundang proses mental yang berbeda-beda. 9 Urutan pertanyaan Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari

yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan seperti pertanyaan tingkat pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan


(27)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Aspek Keterampilan

Bertanya Pernyataan

evaluasi.

10 Pertanyaan pelacak Jika jawaban siswa dinilai benar, tetapi masih dapt ditingkatkan menjadi lebih sempurna, maka guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelackan kepada siswa tersebut. 11 Orientasi Guru menyajikan kejadian-kejadian atau

fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.

12 Merumuskan Masalah Guru membimbing siswa merumuskan masalah berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya.

13 Merumuskan Hipotesis Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

14 Mengumpulkan Data Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat dan mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan 15 Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa menentukan jawaban

yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

16 Merumuskan Kesimpulan Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data-data yang relevan dari percobaan dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.

Lembar kuesioner pemahaman guru tentang keterampilan bertanya bisa dilihat pada lampiran B-2.

d. Kriteria Penilaian Pemahaman Guru tentang Keterampilan Bertanya Tabel. 3.5 Penilaian Pemahaman Guru tentang Keterampilan Bertanya


(28)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Positif 5 4 3 2 1

2 Negatif 1 2 3 4 5

Keterangan : SS=Sangat Setuju; S=Setuju; TS=Tidak Setuju; R=Ragu-ragu; STS=Sangat Tidak Setuju.

2. Pedoman observasi. Observasi adalah pengumpulan data yang dikumpulkan dengan mengadakan pengamatan secara cermat dan teliti (Ali, 2011). Sedangkan menurut Sukmadinata (2011) observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mengungkap pertanyaan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Data ini dikumpulkan dengan melakukan observasi pembelajaran di kelas sebanyak dua kali yaitu sebelum dan setelah kegiatan lesson study, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana guru memunculkan komponen keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Teknik analisis yang dilakukan adalah teknik analisis terstruktur dengan sistem tanda, karena dalam penelitian ini menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan untuk mengidentifikasi kemunculan komponen keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri. Selain itu sistem tanda digunakan karena instrumen ini terdiri dari beberapa variabel dan kejadian yang muncul lebih dari satu kali di cek satu kali. Hal ini merujuk pada pendapat Arikunto (2000) yang menyatakan bahwa observasi terstruktur merupakan observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan dan sistem tanda, artinya instrumen tersebut digunakan untuk memotret proses pengajaran, selain daripada itu, dalam sistem tanda jika kejadian muncul lebih dari satu kali maka kejadian itu dihitung hanya satu kali saja. Instrumen observasi dapat dilihat pada lampiran B-3.


(29)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi lembar observasi di kelas untuk mendeskripsikan kemampuan guru memunculkan komponen keterampilan bertanya dasar, didaftarkan sebagai berikut :

Tabel 3.6 Kisi-kisi lembar Observasi Keterampilan Bertanya Dasar

No Komponen Keterampilan

Bertanya Dasar Indikator

1 Pengungkapan Pertanyaan secara Jelas

1.Pertanyaan yang diberikan guru kata-katanya dapat dipahami siswa sehingga siswa dapat menjawabnya.

2.Pertanyaan yang diberikan tidak berbelit-belit.

2 Pemberian Acuan Pertanyaan berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. 3 Pemusatan 1.Adanya pertanyaan berfokus luas, kemudian

diikuti dengan pertanyaan yang lebih khusus.

2.Pertanyaan yang berfokus khusus sesuai dengan tujuan diskusi.

4 Pemindahan Giliran 1.Adanya pertanyaan diajukan ke seluruh kelas.

2.Adanya penunjukkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sama secara bergilir.

3.Pertanyaan yang diberikan dapat mempertinggi perhatian dan interaksi siswa. 5 Penyebaran 1.Adanya pertanyan yang berbeda diberikan

secara acak kepada siswa yang berbeda pula.

2.Pertanyaan yang diberikan dapat melibatkan banyak siswa.

3.Semua siswa mendapat giliran secara merata.

6 Pemberian Waktu Berpikir 1.Adanya waktu (3-5 detik) yang diberikan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan guru setelah guru mengajukan pertanyaan 2.Adanya penunjukkan siswa untuk

menjawab pertanyaan guru

7 Pemberian Tuntunan Munculnya salah satu kegiatan guru :

(1) Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana dengan susunan


(30)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Komponen Keterampilan

Bertanya Dasar Indikator

kata yang lebih mudah dipahami siswa. (2) Mengajukan pertanyaan lain yang lebih

sederhana yang jawabannya dapat dipakai menuntun siswa menemukan jawaban pertanyaan semula.

(3) Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan yang dimaksud.

b. Kriteria Penilaian

Merujuk pendapat Arikunto (2000) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yang menyatakan bahwa observasi terstruktur merupakan observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan dan sistem tanda, artinya instrument tersebut digunakan untuk memotret proses pengajaran, selain daripada itu, dalam sistem tanda jika kejadian muncul lebih dari satu kali maka kejadian itu dihitung hanya satu kali saja. Penilaian tersebut mengacu pada kemunculan komponen-komponen keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPA, dalam hal ini ditunjukkan oleh tabel 3.7 berikut:

Tabel. 3.7 Kriteria Penilaian Kemampuan Guru Memunculkan Komponen Keterampilan Bertanya Dasar

Kriteria Penilaian

Muncul 1 Komponen Keterampilan Bertanya Dasar 1 Muncul 2 Komponen Keterampilan Bertanya Dasar 2 Muncul 3 Komponen Keterampilan Bertanya Dasar 3 Muncul 4 Komponen Keterampilan Bertanya Dasar 4 Muncul 5 Komponen Keterampilan Bertanya Dasar 5 Muncul 6 Komponen Keterampilan Bertanya Dasar 6 Muncul 7 Komponen keterampilan bertanya

(semua komponen keterampilan bertanya dasar)


(31)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kisi-kisi lembar Observasi Keterampilan Bertanya Lanjut

Kisi-kisi lembar observasi di kelas untuk mendeskripsikan kemampuan guru memunculkan komponen keterampilan bertanya lanjut, didaftarkan pada tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.8 Kisi-kisi lembar Observasi Keterampilan Bertanya Lanjut

No Komponen Keterampilan

Bertanya Lanjut Indikator

1 Pengubahan tuntutan tingkat

kognitif dalam menjawab

Munculnya pertanyaan guru pada jenjang kognitif:

ingatan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis, evaluasi dan membuat.

2 Urutan pertanyaan Munculnya pertanyaan guru secara berurutan

pada jenjang kognitif: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi dan membuat.

3 Pertanyaan pelacak Munculnya salah satu kegiatan bertanya guru

untuk : klasifikasi, pemberian alasan, kesepakatan pandangan, ketepatan, relevansi jawaban, meminta

memberikan contoh, meminta siswa untuk

memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya. 4 Mendorong terjadinya interaksi

antar siswa

Munculnya salah satu kegiatan guru: pertama, mencegah pertanyaannya hanya dijawab oleh satu orang siswa saja, tapi siswa lain diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman terdekatnya. Kedua, jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab pertanyaan tersebut, tetapi melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk didiskusikan.

d. Penilaian

Tabel. 3.9 Kriteria Penilaian Kemampuan Guru Memunculkan Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut

Kriteria Penilaian

Muncul 1 Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut 1 Muncul 2 Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut 2 Muncul 3 Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut 3


(32)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muncul 4 Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut 4 (Nilai Maksimum)

e. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Bertanya Inkuiri

Tabel 3.10 Kisi-kisi lembar Observasi Keterampilan Bertanya Inkuiri

No Komponen Keterampilan

Bertanya Inkuiri Indikator

1 Orientasi Guru menyajikan kejadian-kejadian atau

fenomena melalui pertanyaan yang memungkinkan siswa menemukan masalah. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.

2 Merumuskan Masalah Guru membimbing siswa melalui pertanyaan

yang memungkinkan siswa dapat merumuskan masalah berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya.

3 Merumuskan Hipotesis Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang

dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

4 Mengumpulkan Data Guru mengajukan pertanyaan produktif yang

dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan untuk merencanakan pemecahan masalah.

5 Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa melalui pertanyaan

produktif untuk menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6 Merumuskan Kesimpulan Guru membimbing siswa melalui pertanyaan

yang memungkinkan siswa dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data-data yang relevan dari percobaan dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.

f. Penilaian

Tabel. 3.11 Kriteria Penilaian Kemampuan Guru Memunculkan Komponen Keterampilan Bertanya Inkuiri

Kriteria Penilaian


(33)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muncul 2 Aspek Kegiatan Inkuiri 2

Muncul 3 Aspek Kegiatan Inkuiri 3

Muncul 4 Aspek Kegiatan Inkuiri 4

Muncul 5 Aspek Kegiatan Inkuiri 5

Muncul 6 Aspek Kegiatan Inkuiri 6 (Nilai Maksimum)

3. Angket profil guru, digunakan untuk mengetahui latar belakang pendidikan, masa kerja dan pelatihan yang pernah diikuti oleh guru.

4. Catatan lapangan, digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian mengenai kondisi-kondisi tertentu selama kegiatan penelitian.

F. Validitas Instrumen

Untuk mengetahui ketepatan instrumen yang digunakan maka dibutuhkan validasi sebagai bukti bahwa instrumen yang digunakan sesuai, sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini validasi instrumen dilakukan dengan menggunakan validitas internal yaitu dengan melakukan validasi pakar atau dengan penilaian pakar (para ahli) untuk menentukan validnya instrumen penelitian ini (Sugiyono, 2008).

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Sebelum dilakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan pemberian skor terhadap hasil kuesioner pemahaman guru tentang lesson study, kuesioner pemahaman guru tentang keterampilan bertanya dan pemberian skor terhadap lembar observasi pembelajaran. Data pemahaman guru tentang lesson study, dianalisis dengan menggunakan kuesioner, kemudian hasilnya dianalisis sederhana dalam bentuk persentase. Data pemahaman guru tentang keterampilan bertanya dianalisis menggunakan kuesioner, dilanjutkan dengan menghitung tingkat gain yang dinormalisasi. Peningkatan pemahaman guru tentang keterampilan bertanya yang dihitung dari skor kuesioner awal dan skor kuesioner


(34)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akhir yang dinyatakan dalam gain yang dinormalisasi dihitung dengan rumus faktor g (gain score normalized).

Keterangan:

= skor test akhir = skor tets awal = skor maksimal ideal

Kriteria perolehan skor N-gain dapat dilihat pada tabel 3.12

Tabel 3.12 Kategori perolehan skor N-gain (Meltzer, 2002)

Batasan Kategori

g ˃ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ˂0,7 Sedang

g ˂0,3 Rendah

Data kemampuan guru untuk memunculkan komponen keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri, dianalisis dengan menggunakan pedoman observasi, kemudian hasilnya dianalisis sederhana dalam bentuk persentase.

1. Data pemahaman guru tentang lesson study dianalisis sederhana dalam bentuk persentase.

2. Data pemahaman guru tentang keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri dianalisis sederhana dalam bentuk persentase.

3. Data kemampuan guru memunculkan komponen keterampilan bertanya dasar, dianalisis sederhana dalam bentuk persentase.

4. Data kemampuan guru memunculkan komponen keterampilan bertanya lanjut dianalisis sederhana dalam bentuk persentase.

5. Data kemampuan guru memunculkan aspek keterampilan bertanya inkuiri dianalisis sederhana dalam bentuk persentase.


(35)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam proses penelitian ini melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data, sebagaimana diuraikan berikut ini :

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan Studi Literatur.

Studi literatur dilakukan untuk mengkaji teori-teori tentang lesson study, keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri serta program pelatihan.

b. Memilih masalah berdasarkan literatur tentang lesson study, keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri.

c. Membuat proposal penelitian, melakukan seminar proposal, selanjutnya melakukan perbaikan proposal sesuai dengan arahan dosen pembimbing dan penguji.

d. Menyusun instrument penelitian yaitu : kuesioner pemahaman guru tentang lesson study, kuesioner pemahaman guru tentang keterampilan bertanya dasar,keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri, angket profil guru dan pedoman observasi pembelajaran guru.

e. Perancangan Program Pelatihan

Hasil studi literatur dijadikan sebagai bahan untuk merancang program pelatihan. rancangan pelatihan mencakup panduan pelatihan, struktur program, dan bahan ajar.


(36)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2013, adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

A. Kegiatan pada tanggal 26-29 Nopember 2013

1. Menghubungi UPTD Pendidikan Kecamatan Kroya untuk memberitahukan tentang maksud, tujuan dan waktu serta tempat penelitian.

2. Menghubungi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

3. Menghubungi secara personal guru-guru yang akan dijadikan subyek penelitian (anggota lesson study).

B. Kegiatan pada tanggal 2-6 Desember 2013

1. Membagikan angket profil guru untuk mengetahui nama, latar belakang pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti, pengalaman mengajar dan jenis guru.

2. Membagikan kuesioner untuk mengetahui pemahaman awal guru tentang lesson study dan keterampilan bertanya dasar, lanjut dan inkuiri sebagai bentuk tes awal (pre test).

3. Melakukan observasi pertama, sebagai tes awal (pre test) dengan cara mengobservasi pembelajaran guru selama proses pembelajaran untuk mengungkap kemunculan komponen bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri.

C. Kegiatan pada tanggal 7-17 Desember 2013

Memberikan perlakuan berupa lesson study melalui tiga tahap, yaitu: 1. in-service 1 (Tanggal 7 Desember 2013)

Memberikan pelatihan dengan materi lesson study, keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri.


(37)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan hasil pelatihan dengan melakukan observasi pembelajaran sebagai bentuk postest dengan cara mengobservasi pembelajaran guru selama proses pembelajaran untuk melihat sejauh mana penguasaan lesson study dan peningkatan keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri guru sesudah diberikan perlakuan lesson study.

3. in-service 2 (Tanggal 17 Desember 2013).

Dilakukan dengan diskusi antar guru untuk memperkuat pemahaman tentang lesson study, keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri dan juga membagikan kuesioner setelah perlakuan, untuk melihat sejauh mana peningkatan pemahaman guru tentang lesson study dan keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri setelah diberi perlakuan lesson study.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Menganalisis data hasil kuesioner untuk mendapatkan data pemahaman guru tentang lesson study, keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri.

b. Menganalisis hasil observasi pembelajaran untuk memperoleh data tentang kemunculan komponen keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran merupakan indikator kemampuan guru dalam meningkatkan keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri.

c. Menjelaskan hasil temuan dan membahasnya. Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dilakukan analisis hasil temuan dan membahas hasil temuan.


(38)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan data penelitian, mengenai kegiatan lesson study dan pemahaman guru tentang lesson study, pemahaman guru tentang keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri serta dengan melihat kemunculan komponen-komponen keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri dalam pembelajaran IPA, maka penulis menyimpulkan bahwa kegiatan lesson study yang dilakukan melalui tahap in-service 1, tahap on-service dan tahap in-service 2 dapat meningkatkan pemahaman guru tentang lesson study dan dapat meningkatkan pemahaman guru tentang keterampilan bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut dan keterampilan bertanya inkuiri serta dapat meningkatkan keterampilan bertanya inkuiri guru dalam proses pembelajaran IPA di sekolah dasar, hal tersebut terlihat dari :

1. Peningkatan pemahaman guru tentang pengertian, prinsip-prinsip dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam lesson study.

2. Pemahaman guru terhadap keterampilan bertanya dasar, keterampilan lanjut, dan keterampilan bertanya inkuiri, sebelum diadakan kegiatan lesson study menunjukkan persentase pemahaman yang sudah baik, perubahan pemahaman guru tentang keterampilan bertanya dasar, keterampilan lanjut, dan keterampilan bertanya inkuiri terjadi setelah mengikuti lesson study hal ini ditandai dengan adanya peningkatan persentase dan nilai N-gain pemahaman guru pada masing-masing keterampilan bertanya tersebut.

3. Peningkatan keterampilan bertanya guru didasarkan pada kemunculan komponen-komponen keterampilan bertanya pada proses pembelajarannya, setelah diadakannya lesson study kemunculan komponen keterampilan


(39)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertanya mengalami peningkatan dari sebelumnya. Adapun peningkatan kemunculan komponen bertanya itu meliputi : (1). Kemunculan komponen keterampilan bertanya dasar pada observasi pertama, masing-masing guru dapat memunculkan tiga komponen dari tujuh komponen yang diharapkan muncul dalam pembelajaran, setelah diadakannya lesson study, enam komponen dapat dimunculkan oleh guru pada pembelajarannya; (2). Pada observasi pertama, rata-rata guru hanya dapat memunculkan satu komponen keterampilan bertanya lanjut dan pada observasi kedua setelah lesson study rata-rata kemunculannya adalah tiga komponen; (3). Komponen keterampilan bertanya inkuiri sebelum diadakannya lesson study, rata-rata kemunculannya hanya satu komponen yang dapat dimunculkan oleh guru dan empat komponen mampu dimunculkan oleh guru setelah mengikuti lesson study.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, diajukan beberapa saran sebagai berikut :

Kemampuan guru dalam pengaturan urutan pertanyaan pada keterampilan bertanya lanjut belum mengindikasikan pengembangan tingkat kognitif siswa dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, maka untuk itu guru perlu meningkatan keterampilan mengurutkan urutan pertanyaan yang dapat mengembangkan tingkat kognitif siswa dengan membiasakan diri menggunakan pertanyaan tingkat tinggi dalam setiap pembelajarannya ataupun dengan memanfaatkan pelatihan bertanya yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan maupun oleh kelompok kerja guru.

Perlunya komitmen yang kuat antar anggota lesson study, supaya setiap tahapan lesson study berjalan dengan baik sesuai rencana dan juga pelaksanaan lesson study perlu memperhatikan waktu yang dipunyai oleh guru dan tugas


(40)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tambahan dari seorang guru selain tugas pokoknya, karena kesibukan dari tugas tambahan tersebut akan mempengaruhi terhadap proses dan hasil lesson study.

Guru di gugus “Melati” Desa Sukaslamet Kec. Kroya Kab. Indramayu agar

memanfaatkan semaksimal mungkin setiap bentuk pelatihan untuk peningkatan kompetensi mereka dan terus meningkatkan keterampilan mengajarnya baik secara perorangan maupun dengan memanfaatkan kerjasama yang sudah terjalin melalui forum kelompok kerja guru.

Cara penilaian yang digunakan pada keterampilan bertanya dasar, dan keterampilan bertanya lanjut, berdasarkan kemunculan komponen-komponen bukan berdasarkan kemunculan indikator-indikator dari masing-masing keterampilan bertanya tersebut, untuk itu disarankan bagi penelitian selanjutnya penilaian didasarkan pada kemunculan indikator-indikator dari keterampilan bertanya tersebut karena dianggap akan lebih akurat untuk mendapatkan data tentang keterampilan bertanya guru.

Hasil penelitian ini dilihat dari sisi pengembangan ilmu pengetahuan dirasakan masih banyak memiliki keterbatasan dan kekurangan, untuk itu perlu ada penelitian berikutnya sebagai tindak lanjut dalam pengimplementasian lesson study untuk mengkaji keterampilan bertanya yang lain dengan menganalisa juga respon siswa dari pertanyaan yang diajukan oleh guru.


(41)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama

Alma, B. et al. (2009). Guru Profesional. Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung : Alfabeta

Alpusari, M. (2008). Dampak Kemampuan Inkuiri Guru Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Amien, M. (1987). Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.

Anderson, L.W and Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning. Teaching

and Assessing (a Revision of Blomm’s Taxonomy of Educational

Objective). New York: Logman.

Anggraeni, P. (2011). Analisis Profil Pertanyaan Guru Pada Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar. Tesis pada Program Magister Pendidikan Dasar Konsentrasi IPA SD Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Putra.

Armstrong, D., Henson, K., & Savage, T. (2005). Teaching Today: An Introduction to Education. UpperSaddle River, NJ: Pearson Education. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. (2010).

Bahan Pelatihan Metodologi Belajar-Mengajar Aktif. Buku II: Metodik Umum Pendekatan Belajar Aktif. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional.

BSNP. (2006). Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : BSNP.

Bolla, I.J. and Pah, N.D. (1984). Panduan Mengajar Mikro I. keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.


(42)

Iwan Supendi, 2014

Peningkatan Keterampilan Bertanya Inkuiri Guru Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Lesson Study

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cerbin, B., and Kopp, B. A brief Introduction to College Lesson Study. Lesson

Study Project. [online].

Tersedia:http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm [18 Februari 2014] Dahar, R.W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas, (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Suatu Pendekatan Teoritis psikologis. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dunkin, M.J. (1987). The International Encyclopedia of Teaching and Teacher Education. England : Pegamon Press.

Ertikanto, C. (2013). Pengembangan Program Pelatihan Kemampuan Inkuiri dan Membelajarkan Sains Secara Inkuiri Bagi Guru Sekolah Dasar. Disertasi pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Faturrohman, P. dan Suryana. (2012). Guru Profesional. Bandung : Refika Aditama

Febriliawati, E. (2011). Implementasi Coaching Berbasis Rekaman Video Terhadap Kemunculan Pertanyaan Guru Berdasarkan Jenjang Kognitif Bloom Pada Proses Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Haithcock, F. (2010). A guide for Implementing. Lesson Study for District and School Leadership Teams in Differentiated Accountability Schools. (1st Ed.).Florida Department of Education Division of K-12 Public Schools Bureau of School Improvement.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama

Alma, B. et al. (2009). Guru Profesional. Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung : Alfabeta

Alpusari, M. (2008). Dampak Kemampuan Inkuiri Guru Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Amien, M. (1987). Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.

Anderson, L.W and Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning. Teaching and Assessing (a Revision of Blomm’s Taxonomy of Educational Objective). New York: Logman.

Anggraeni, P. (2011). Analisis Profil Pertanyaan Guru Pada Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar. Tesis pada Program Magister Pendidikan Dasar Konsentrasi IPA SD Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Putra.

Armstrong, D., Henson, K., & Savage, T. (2005). Teaching Today: An Introduction to Education. UpperSaddle River, NJ: Pearson Education. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. (2010).

Bahan Pelatihan Metodologi Belajar-Mengajar Aktif. Buku II: Metodik Umum Pendekatan Belajar Aktif. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional.

BSNP. (2006). Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : BSNP.

Bolla, I.J. and Pah, N.D. (1984). Panduan Mengajar Mikro I. keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.


(2)

Cerbin, B., and Kopp, B. A brief Introduction to College Lesson Study. Lesson

Study Project. [online].

Tersedia:http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm [18 Februari 2014] Dahar, R.W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas, (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Suatu Pendekatan Teoritis psikologis. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dunkin, M.J. (1987). The International Encyclopedia of Teaching and Teacher Education. England : Pegamon Press.

Ertikanto, C. (2013). Pengembangan Program Pelatihan Kemampuan Inkuiri dan Membelajarkan Sains Secara Inkuiri Bagi Guru Sekolah Dasar. Disertasi pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Faturrohman, P. dan Suryana. (2012). Guru Profesional. Bandung : Refika Aditama

Febriliawati, E. (2011). Implementasi Coaching Berbasis Rekaman Video Terhadap Kemunculan Pertanyaan Guru Berdasarkan Jenjang Kognitif Bloom Pada Proses Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Haithcock, F. (2010). A guide for Implementing. Lesson Study for District and School Leadership Teams in Differentiated Accountability Schools. (1st Ed.).Florida Department of Education Division of K-12 Public Schools Bureau of School Improvement.


(3)

Hendayana, S. et al. (2006). Lesson Study. Suatu Strategi Untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung : UPI Press.

Hurd,J. and Musso, L.L. (2005). “Lesson study: Teacher-Led Professional

Development in Literacy Instruction.” Journal of Lesson Study. 82,(5). Ibrohim. (2010). Panduan Pelaksanaan Lesson Study di KKG. Universitas Negeri

Malang.

Indrawati dan Sinulingga. (2005). Teknik Bertanya. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam.

Jacobsen, D.A., Eggen, P., dan Kauchak, D. (2009). Methods For Teaching:Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. (Edisi ke delapan). Penerjemah Fawaid, A. dan Anam K. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Joyce, B., Weill, M., and Calhoun, E. (1996). Models of Teaching (Sixth ed.). Boston : Allyn and Bacon.

Kamalia-Dewi, P. (2010). Peningkatan Kompetensi Guru Kimia Melalui program Pelatihan di MGMP Wilayah. Disertasi pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Kemdiknas. (2007). Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Kemdiknas.

Kemdiknas. (2010). Bahan Pelatihan Metodologi Belajar-Mengajar Aktif. Buku II Metodik Umum Pendekatan Belajar Aktif. Unit II Pertanyaan Tingkat Tinggi. Jakarta : Balitbang Kemdiknas.

Lewis, C. (2002). Lesson study. A Handbook of Teacher-led Instructional Change. Philadelphia : Research for Better School.

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Phisics: „Hidden Variable‟ in Diagnostic Pretest Score”. American Journal of Phisics, 70, (12), 1259-1267.

Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(4)

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Musfah, J. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan praktek (Edisi Pertama). Jakarta : Kencana Predana Media Group.

Nasution, N.A. (1995). Didaktik Asas-asas Mengajar (Edisi Kedua). Jakarta : Bumi Aksara.

Nurdin, S. (2009). Analysis Pertanyaan Inkuiri pada Evaluasi Pembelajaran IPA. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

National Research Council. (2000). National Science Educations Standards. Washingtin DC : National Academy Press

http://books.nap.edu/html/inquiryaddendum/notice.html

Nyoto. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Analogi Pada Konsep Listrik-Magnet Untuk Membekalkan Kemampuan Beranalogi Calon Guru Fisika. Disertasi pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Oviana, W. (2009). Analisis Kemampuan Guru SD Memunculkan Aspek Inkuiri Dalam Rencana Pembelajaran IPA dan Kesesuaiannya Dengan Pelaksanaan Pembelajaran. Tesis pada Program Pascasarjana Konsentrasi Sains SD Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Universitas Pendidikan Indonesia. Rahayu, P., Mulyani, S., dan Miswadi, S.S. (2012). Pengembangan Pembelajaran

IPA Terpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base Melalui Lesson Study. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1, (1).

Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Indeks. Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media


(5)

Santyasa, W.I. (2009). “Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran”. Makalah pada Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Nusa Penida.

Sapriya, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung : Yasindo Multi Aspek.

Seyfarth, J.T. (2002). Human Resources; Management for Effective Schools (Third ed.). Boston: Allyn and Bacon

Sherman, A.W.S, Bohlander, G.W., dan Chruden, H.J. (1988). Managing Human Resources. Edisi ke-8. Cincinnati, Ohio:South-Western Publishing, Co. Sofiraeni, R. (2011). Model Pengembangan Profesional Berkelanjutan Guru IPA

Melalui Lesson Study Berbasis MGMP. Disertasi pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan. Sugiarti, T. (2010). Manajemen Lesson Study Berbasis Sekolah dan Supervisi

Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, S.N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Susilo, H. (2013). “Lesson Study Sebagai Sarana Meningkatkan Kompetensi Pendidik”. Makalah pada Seminar dan Lokakarya PLEASE, Lawang. Undang, G. (2009). Lesson Study. Model Pengkajian Pembelajaran Kolaboratif.

Bandung : Sayagatama Press.

Wilen, W.W. (1992). Questions, Questioning Techniques, and Effective Teaching. Washington : National Educational Association.

Wikipedia. (2007). Lesson Study.

Online:http://en.wikipedia.org/wiki/lesson_study.

Winarsih, A. & Mulyani, S. (2012). Peningkatan Profesionalisme Guru IPA Melalui Lesson Study Dalam Pengembangan Model Pembelajaran PBI. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1, (1).


(6)