EFEKTIVITAS MODEL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH VERTICAL FLOW SUB-SURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND DALAM MENGOLAH AIR LIMBAH KEGIATAN LAUNDRY DI KABUPATEN BADUNG.

Community Health
VOLUME X  No X Juli 20XX

Halaman XX - XX

Artikel Penelitian

EFEKTIVITAS MODEL INSTALASI PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
VERTICAL
FLOW
SUB-SURFACE
FLOW
CONSTRUCTED WETLAND DALAM MENGOLAH AIR
LIMBAH KEGIATAN LAUNDRY DI KABUPATEN BADUNG
Gede Padmanabha *1, I Gede Herry Purnama, S.T., M.T., M.IDEA

1

Alamat: PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana
Email: jerrysawada.digitalworld@gmail.com

*Penulis untuk berkorespondensi

ABSTRACT
Recently laundry services have increased especially in Bali. Many parties offer these
services from small scale to big scale laundries, hotels, even hospitals. Preventing the
impact of laundries’ wastewater, Vertical Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland
system was created considered the cost and the usage of Balinese volcanic rocks as
substrate.
Aim of this study to measure effectivity rate of wetland system that divided into five
parameters; TDS, TSS, BOD, COD, and Total Phosphate. Wetland system in this study
used Kintamani Volcanic Rocks as the substrate and for the plants, Cattail (Thypa sp.)
and Canna (Canna sp.) was used. Effectivity rate of this system measured in 6 weeks
straight by compared the parameters between pre-treatment wastewater and pascatreatment wastewater.
The results showed that the effectivity rate of TDS was 14.94%, TSS was 53.13%, BOD
was 76.31%, COD was 67.41%, and Total Phosphate was 57.53%. Effectivity rate of
wetland system was 53.86% by calculated the average from thos five parameters.
Keywords: treatment effectivity, constructed wetland, laundry wastewater, volcanic
rock

PENDAHULUAN


namun

Jasa laundry saat ini terus meningkat

perkotaan

khususnya

Kabupaten di Bali dikarenakan adanya

di

meningkatnya

Bali

bersamaan

dengan


laundry

yang

jasa

potensi

mencapai
dan

usaha

setiap

daerah

pedesaan


di

dari

laundry

di

baik
setiap

dalam

ditawarkan oleh berabagai industri seperti

perkembangan aktivitas masyarakat saat

industri laundry skala kecil hingga skala

ini (Antara dkk. 2011). Perkembangan jasa


besar,

hotel,

Perkembangan

maupun
laundry

rumah

sakit.

laundry tersebut berdampak pada volume

terutama

skala


air limbah dari kegiatan laundry yang juga

kecil dan menengah belum terdata saat ini,

meningkat.
Community Health 2015, I:2  1

Air Limbah dari kegiatan laundry memiliki

oleh Kementerian Lingkungan Hidup serta

dampak yang berbahaya bagi lingkungan

pemerintah

dan kesehatan. Studi yang dilaksanakan

peraturan Gubernur nomor 8 tahun 2007

oleh Esmiralda dkk. (2012) menunjukkan


tentang baku mutu lingkungan hidup yang

bahwa konsentrasi surfaktan dan nilai COD

diterapkan di Bali. Untuk menyesuaikan

(Chemical Oxygen Demand) yang tinggi

baku mutu tersebut, diperlukan upaya

dalam limbah laundry berdampak pada

pengolahan

penurunan

melalui instalasi pengolahan air limbah.

tersebut


LC50

yang

semakin

artinya

toksik

limbah

dan

semakin

berisiko mencemari lingkungan dan biota
yang ada di dalamnya. Selain dampak
toksik, limbah laundry juga berdampak

pada perubahan lingkungan salah satunya
adalah eutrofikasi. Menurut Kohler (2006),
kandungan

fosfor

berupa

sodium

tripolifosfat

dalam

limbah

laundry

mengakibatkan


adanya

peningkatan

pertumbuhan enceng gondok, alga serta
sianobakteri yang mengurangi kandungan
oksigen

dalam

perairan

sehingga

mempercepat proses eutrofikasi. Dampak
dari

eutrofikasi

bagi


kesehatan

adalah

risiko keracunan serta penyakit-penyakit
yang berasal dari air (foodborne diseases)

daerah,

air

Constructed

salah

limbah

Wetland

satunya

yang

dilakukan

merupakan

salah

satu jenis instalasi pengolahan air limbah
yang

dapat

khususnya

diterapkan

di

Bali

di

dengan

Indonesia
keuntungan

biaya yang lebih murah, perawatan yang
mudah, keberlangsungan instalasi yang
mampu

mencapai

penentuan
fleksibel

lokasi

15

instalasi

(WasteWater

Berdasarkan

tahun,

studi

yang

Garden.

Zurita

serta
lebih
2012).

dkk.

(2006),

efektivitas pengolahan air limbah dengan
metode

ini

mampu

menurunkan

kandungan Biochemical Oxygen Demand
(BOD) lebih dari 70%, Chemical Oxygen
Demand (COD) lebih dari 75 %, dan
kandungan fosfor lebih dari 66%.

lainnya dikarenakan penggunaan air dari
perairan

yang

mengalami

eutrofikasi

ataupun sumber air yang terkontaminasi
oleh perairan tersebut. Risiko tersebut
disebabkan oleh toksin yang dihasilkan
oleh

sianobakteri

yang

tumbuh

dalam

perairan (Volterra dkk. 2002).

Penentuan Vertical Flow Sub-Surface Flow
Constructed Wetland dengan substrat batu
vulkanik

yang

akan

digunakan

dalam

penelitian ini dikarenakan Vertical Flow
Sub-Surface

Flow

memerlukan

lahan

Constructed
yang

Wetland

sedikit

dalam

pengoperasiannya dan memiliki persentase
Dampak dari air limbah laundry harus
diminimalkan melalui upaya pengendalian
pencemaran air. Upaya tersebut diatur
dalam berbagai peraturan yang ditetapkan

pengurangan kandungan
dan

amonia, nitrat,

fosfor yang lebih tinggi dalam air

limbah
Wetland

dibandingkan
lainnya

jenis

Constructed

(Vymazal.

2008).

Community Health 2014, II:1  2

Penentuan batu vulkanik sebagai substrat

penanaman dilakukan dengan menanam 3

dikarenakan

merupakan

buah tanaman pada masing-masing model

jenis substrat yang paling baik digunakan

dengan jarak antar tanaman 25cm dan

dalam

jarak antara tanaman dengan pinggir drum

batu

vulkanik

Sub-Surface

Flow

Constructed

Wetland baik untuk Vertical Flow Sub-

19cm

Surface Flow Constructed Wetland maupun

permukaan air.

Horizontal

Flow

Sub-Surface

Flow

Constructed Wetland dibandingkan jenis
batuan

lainnya

(DuPoldt.

1998;

WasteWater Garden. 2012).

Flow

10

cm

dari

Sampel air limbah yang telah diolah dalam
sistem

Wetland

ini

diambil

dengan

pedoman SNI SNI 6989. 59-2008 yang

sekali

Vertical

kedalaman

dilakukan secara berkala setiap seminggu

METODE
Sistem

dengan

Sub-surface

Flow

selama

laboratorium.

6

minggu

Parameter

untuk

diuji

yang

diuji

Constructed Wetland dalam penelitian ini

laboratorium adalah TDS, TSS, pH, BOD,

menggunakan tiga drum besi berkapasitas

COD, dan Total Fosfat.

200 liter dengan tinggi 0,88 meter dan
diameter

0,57

meter.

Batu

Vulkanik

Kintamani yang digunakan disusun dengan
susunan dari bawah ke atas yaitu; lapisan
Batu Vulkanik dengan ukuran 10-15 cm
setinggi 15 cm, lapisan Batu Vulkanik
berukuran sekitar 3-5 cm setinggi 20 cm,
dan

lapisan

Batu

Vulkanik

berukuran

sekitar 6-10 cm setinggi 25 cm sehingga
tinggi lapisan filter adalah 60 cm. Pipa
yang digunakan pada model adalah pipa
PVC dengan diameter 0,5 inci dengan debit
masuk ke sistem sebesar 240 mL/ menit.
Setelah batu vulkanik tersusun, dialirkan
air

limbah

laundry

ke

dalam

sistem.

Setelah drum terisi dengan air limbah,
drum ditanami dengan Tanaman Cattail
(Thypa

sp.)

pada

drum

pertama

dan

ketiga, sedangkan Tanaman Kana (Canna
sp.) ditanam pada model kedua yang
ditanam

secara

tertata.

HASIL
Terjadi

penurunan

nilai

parameter

pH

dengan nilai yang sama setiap minggu.
Penuruan nilai parameter yang teratur
terjadi

pada

hingga

parameter

minggu

penurunan

V

performa

TDS
meski

dan

TSS

terdapat

pengurangan

nilai

parameter di minggu VI. Pada parameter
lainnya yaitu BOD, COD, dan Total Fosfat
mengalami perubahan yang tidak sesuai.
Pada Parameter BOD, nilai BOD minggu
pertama

menunjukkan

penurunan

dibandingkan dengan nilai parameter air
limbah sebelum diolah di sistem, namun
pada

minggu

penurunan

II

BOD

persentase
turun

efektivitas

menjadi

0%.

Setelah minggu III hingga minggu VI,
terjadi peningkatan persentase efektivitas
penurunan pada parameter BOD. Pada
parameter

COD,

persentase

efektivitas

Penataan
Community Health 2014, II:1  3

penurunan

minggu

I

mendapat

nilai

Setelah

dilakukan

penghitungan

negatif, kemudian pada minggu II hingga

persentase efektivitas pengurangan nilai

minggu VI terjadi peningkatan persentase

parameter

sebagai

efektivitas penurunan. Sedangkan pada

diketahui

persentase

parameter

semua

Total

Fosfat,

persentase

efektivitas

nilai

efektivitas

meningkat

dan

hingga

persentase
minggu

tersebut

III,

namun

dari

pencemar,

maksimal

parameter

efektivitas penurunan minggu I mendapat
negatif

indikator

untuk

dan

persentase

sistem.

Persentase

pengurangan

TDS

dan

TSS

terjadi pada Minggu V dengan persentase

terjadi penurunan persentase efektivitas

efektivitas

penurunan pada minggu IV. Pada minggu

persentase

V dan VI terjadi peningkatan persentase

53,13%. Parameter lainnya terjadi pada

efektivitas pengurangan nilai parameter

minggu VI yaitu persentase efektivitas

Total Fosfat. Pengurangan

semua nilai

BOD

parameter yang dilakukan

oleh

efektivitas

sistem

TDS

sebesar

efektivitas

sebesar
COD

14,94%
TSS

76,31%,
sebesar

dan

sebesar

persentase
67,41%,

dan

wetland sudah mampu mengurangi nilai

persentase efektivitas Total Fosfat sebesar

parameter BOD, COD, dan Total Fosfat

57,53%. Dari kelima parameter tersebut

yang

didapat nilai persentase efektivitas sistem

sebelumnya

melebihi

baku

mutu

menjadi di bawah baku mutu sehingga

sebesar

lebih aman dibuang ke lingkungan.

tersaji

53,86%.
pada

Tabel

Data
1

selengkapnya
dan

Grafik

1

Community Health 2014, II:1  4

Tabel 1. Hasil Pengolahan Sistem Vertical Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland

Grafik

1.

DISKUSI

Grafik

Persentase

Efektivitas

Pengurangan

Parameter

Air

Limbah

Nilai Parameter Air Limbah Sebelum Diolah

Community Health 2015, I:2  1

Kualitas air limbah yang dihasilkan oleh

Tingginya nilai BOD dan COD dalam air

laundry

yang

limbah laundry disebabkan oleh adanya

ditetapkan kecuali parameter TDS, TSS,

penggunaan berbagai jenis deterjen yang

dan pH. Nilai parameter air limbah laundry

dengan

dalam penelitian ini, yaitu pada parameter

berbeda-beda di dalamnya (Yu. 2008).

TSS, COD, dan Total Fosfat masih lebih

Selama proses pencucian, jenis deterjen

rendah

nilai

yang

digunakan

laundry

dari

jenis

noda

(2013).

Nilai

sehingga

baku

mutu

lebih dari satu jenis deterjen dalam satu

produk-

sesi pengoperasian pencucian. Kandungan

melewati

baku

dibandingkan

parameter

air

penelitian

yang

disebabkan

dengan

limbah

Suwerda

parameter

mutu

dkk.

melewati

oleh

penggunan

kandungan

yang

menyesuaikan

yang

pihak

surfaktan

ada

dengan

dalam

laundry

cucian

menggunakan

produk laundry. Bahan-bahan dari produk-

surfaktan

produk laundry yang berkontribusi dalam

organik kompleks dalam air limbah akan

parameter

meningkatkan

air

limbah

khususnya

yang

merupakan

kebutuhan

senyawa

oksigen

bagi

parameter BOD, COD, dan Total Fosfat

mikroorganisme

dalam air limbah laundry adalah surfaktan

untuk menguraikan bahan-bahan organik

dan builder. Produk laundry konvensional

tersebut sehingga nilai BOD dan COD akan

dan produk laundry yang berasal dari

meningkat.

supplier

2015, pihak laundry hanya menggunakan

yang

laundry

digunakan

mengandung

oleh

surfaktan

pihak
dengan

dan

senyawa

Sebelum

deterjen-deterjen

oksidan

pertengahan

konvensional

April

yang

jenis yang berbeda-beda meliputi; Alkyl

terdiri

Benzene Sulfonate, Linier Alkyl Benzene

umum

Sulfonate,

dikombinasikan dalam satu produk, yaitu

dan

Alpha

Olein

Sulfonate,

atas
baik

tiga

jenis

secara

surfaktan

terpisah

yang

ataupun

Texapon (Sodium Lauryl Ether Sulphate),

Alkyl

dan Nonylphenol. Sedangkan untuk builder

Benzene

yang

deterjen

Sulfonate, namun sejak pertengahan April

mengandung builder Sodium Tripolifosfat

2015, pola npenggunaan deterjen berubah

sebagai bahan

menjadi

terkandung

dalam

yang umum ditemukan

Benzene

Sulfonate,

berasal

dari

Senyawa

organik

utama

dengan

surfaktan

dan

banyak

builder

dalam

dan

penggunaan

dalam deterjen (Effendi. 2003; Yu. 2008).
yang

Sulfonate,

supplier

Linier
Alpha

deterjen
sebagai

kandungan

Alkyl
Olefin

yang

deterjen
surfaktan

tersebut

Texapon (Sodium Lauryl Ether Sulphate)

berpengaruh terhadap peningkatan nilai

dan Nonylphenol sehingga nilai BOD dan

parameter BOD, COD, dan Total fosfat

COD dalam air limbah yang dihasilkan ikut

dalam air limbah (Fardiaz. 1992; Effendi.

berubah akibat perubahan jenis surfaktan

2003).

dengan

kompleksitas

senyawa

organik

Community Health 2014, II:1  6

yang

berbeda

dengan

deterjen-deterjen

pada

bahan pencemar dalam air limbah tidak

meski

berlangsung secara optimal. Selain itu,

menggunakan

pori-pori yang sedikit juga mempengaruhi

surfaktan

konvesional

laundry

juga

masih

beberapa

deterjen

konvensional

dalam

filtrasi padatan sehingga ukuran filter yang

pengoperasian pencucian (Fardiaz. 1992;

besar

Effendi. 2003; Yu. 2008).

menyebabkan

Kinerja Sistem Vertical Flow Sub-surface
Flow Constructed Wetland
Efektivitas pengurangan nilai parameter
kualitas air masih di bawah 65% pada
semua parameter dari minggu I sampai
minggu IV, sedangkan pada minggu V dan
VI

parameter

mengalami

BOD

dan

COD

peningkatan

sudah

efektivitas

pengurangan nilai parameter di atas 65%.
Efektivitas pengurangan nilai parameter
yang berada di bawah 65% disebabkan
oleh berbagai faktor yaitu; ukuran filter
batu

vulkanik

yang

relatif

besar

dan

kuantitas dan kualitas air limbah yang
masuk tidak sama pada setiap sesi.

dengan

penahanan

pori-pori
proses

partikel

yang

sedikit

penyaringan

padatan

dan

dalam

air

tidak

optimal (Vymazal 2002). Ukuran

filter

yang

digunakan

dalam

sistem

wetland juga dibuat agar tidak melebihi
ukuran
ukuran

yang

seharusnya

yang

mempengaruhi

terlalu
ruang

dikarenakan
besar

antar

akan

filter

dan

distribusi air limbah pada sistem. Ukuran
filter yang besar memperbesar ruang antar
filter sehingga laju air limbah lanudry
dalam

sistem

lebih

cepat

dari

yang

seharusnya. Ukuran filter yang besar juga
menyebabkan distribusi air limbah yang
tidak merata pada sistem menyebabkan
perbedaan laju air limbah pada setiap titik
dalam sistem. Laju air limbah laundry di

Ukuran batu yang digunakan sebagai filter

dalam sistem yang cepat menyebabkan

idealnya berukuran 0,8-1,6 cm, namun

waktu kontak air limbah laundry dengan

dalam

filter berlangsung singkat sehingga durasi

penelitian

ukuran

filter

yang

digunakan berukuran 6-10cm dengan tebal

pengolahan

bahan-bahan

lapisan 25cm dan 10-15 cm dengan tebal

bahan

dalam

15cm, artinya ukuran filter masih lima

berlangsung lebih cepat dan tidak optimal.

sampai sepuluh kali lebih besar dari yang

Di lain sisi, laju air limbah yang berbeda di

seharusnya

setiap

sehingga

hasil

pengolahan

lain

titik

air

dalam

organik

limbah

dan

laundry

sistem

akan

tidak berjalan dengan optimal. Ukuran

menyebabkan ketidakseimbangan proses

filter yang besar juga tidak menyediakan

pengolahan

pori-pori yang banyak sehingga bakteri

menyebabkan terdapat beberapa titik yang

yang

tidak optimal mengolah air limbah laundry

menempel

menyebabkan

lebih

proses

sedikit

degradasi

yang

air

limbah

laundry

yang

bahan-

Community Health 2014, II:1  7

(Environmental Protection Agency. 2000;

bersamaan dengan pengurangan nilai TDS

Lavrova dan Koumanova. 2013).

apabila ukuran filter dibuat lebih kecil

Efektivitas pengurangan TDS yang paling
rendah dibandingkan dengan parameter
lainnya.

Hal

kandungan

tersebut

disebabkan

padatan terlarut

dipisahkan

oleh

sistem

Kandungan

padatan

terlarut

oleh

dibandingkan dengan ukuran filter yang
diterapkan dalam penelitian ini (Vymazal.
2002).

yang sulit

Efektivitas pengurangan nilai parameter

wetland.

BOD, COD, dan Total Fosfat minggu I dan

dalam

air

II

memiliki

nilai

yang

rendah

hingga

limbah laundry sebagian besar terdiri dari

mencapai negatif. Hal tersebut disebabkan

bahan-bahan

antara Minggu II dan III yang berlangsung

berbasis
pemutih

produk-produk

sodium
yang

pada

deterjen
larut

dan

pertengahan

April,

terjadi

penambahan produk laundry dari supplier

khusus

sebagai produk utama dan penggunaan

untuk memisahkan padatan tersebut dan

produk laundry konvensional yang tetap

sisanya merupakan padatan terlarut yang

meski

mudah dipisahkan dari air limbah laundry

sebelumnya

(Patterson.

2000).

proses

jumlah kandungan bahan organik dalam

pengolahan,

tidak

perlakuan

total air limbah yang masuk ke sistem

memerlukan

dalam

pada

air

sehingga

sangat

laundry

proses

Selama
diberkan

kuantitasnya

tidak

menyebabkan

sebanyak
perubahan

khusus pada air limbah sebelum dialirkan

selama satu

ke

proses

surfaktan yang lebih sedikit dalam produk

pengurangan TDS dalam air limbah hanya

supplier menyebabkan kandungan bahan

mengandalkan

organik dalam air limbah lebih sedikit

dalam

sistem

proses

sehingga

sedimentasi

dan

minggu. Kandungan

jenis

filtrasi pada padatan terlarut yang mudah

sehingga

dipisahkan dan disaring oleh filter. Selain

menguraikan

itu, sistem wetland yang memiliki ukuran

tersebut. Pengambilan sampel air limbah

filter yang besar tidak bekerja secara

laundry yang belum diolah dilakukan pada

optimal dalam menyaring dan menahan

pertengahan

padatan

akibat

diasumsikan nilai parameter BOD, COD,

jumlah pori-pori yang sedikit dalam filter

dan Total Fosfatnya lebih rendah apabila

yang

dibandingkan

tersebut

dalam

berukuran

sistem

besar

tersebut

kebutuhan

oksigen

bahan-bahan

April

dengan

organik

sehingga

nilai

untuk

dapat

parameter

(Environmental Protection Agency. 2000;

sampel air limbah laundry yang belum

Vymazal. 2002). Efektivitas pengurangan

diolah sebelum pertengahan April 2015.

nilai TSS mendekati angka 65% pada

Hal tersebut terlihat dari pembandingan

minggu

performa

nilai parameter Minggu I dan II dengan

pengurangan nilai TSS akan lebih optimal

nilai parameter sampel air limbah laundry

V

dan

VI,

namun

Community Health 2014, II:1  8

yang belum diolah. Nilai parameter COD

jumlahnya sedikit dalam sistem maupun

dan Total Fosfat Minggu I dan II lebih

bahan kimia pengoksidasi dalam sistem.

besar daripada nilai parameter COD dan

Hal

Total Fosfat sampel air limbah laundry

perkembangan persentase efektivitas BOD

yang belum diolah. Selain perubahan pola

dan COD yang terjadi pada sistem ini

penggunaan

(Environmental Protection Agency. 2000;

produk

laundry,

terjadi

tersebut

berpengaruh

terhadap

inkonsistensi jumlah penggunaan produk-

Lavrova

produk laundry yang bergantung pada

Sedangkan pada pengurangan nilai Total

jumlah cucian dan jenis noda pada cucian

Fosfat

tiap

disebabkan

sesi

pengoperasian

menyebabkan
kandungan

laundry

perbedaan

bahan

organik

jumlah
dalam

air

dan

yang

degradasi

mikroorganisme,

1992; Effendi. 2003).

menyebabkan

performa

yang

berpengaruh

pegurangan

terhadap

nilai BOD,

COD,

khususnya Total Fosfat yang masih di
bawah

65%

adalah

kinerja

antara

tanaman, filter dan mikroorganisme dalam
sistem.

Ukuran

filter

yang

besar

menyebabkan terganggunya pertumbuhan
tunas tanaman yang ditanam dalam sistem

di

tanaman,

proses

jenis

oleh

serta
yang

yang

filter.
sedikit

degradasi

fosfat

65%

optimalnya

adsorpsi

mikroorganisme

khususnya

2013).

bawah

kurang

dan

Jumlah

lain

berada
oleh

limbah yang dihasilkan tiap sesi (Fardiaz.

Hal

Koumanova.

fosfat

memiliki

susunan kompleks lambat sehingga jumlah
fosfat

yang

dapat

diadsorpsi

sedikit.

Jumlah tanaman yang bertambah sedikit
dan

pori-pori

menyebabkan

filter
adsorpsi

yang

sedikit

fosfat

sedikit

(Tousignant dkk. 1999; Priya dkk. 2013)
SIMPULAN

dikarenakan terganggunya alur tumbuh

Pengoperasian sistem Vertical Flow Sub-

tanaman

tunas

surface Flow Constructed Wetland pada air

tersebut

limbah laundry ndi mampu mengurangi

mikroorganisme

semua parameter air limbah yang umum

dalam sistem lebih sedikit dari jumlah

yaitu TDS, TSS, BOD, COD, Total Fosfat,

yang seharusnya ketika ukuran filter dan

dan pH. Pengurangan tersebut membuat

jumlah pori-pori dalam filter sesuai dengan

nilai parameter air limbah yang sudah di

kondisi

sistem

olah berada di bawah baku mutu sehingga

beroperasi dalam 6 minggu penelitian.

lebih aman dibuang ke lingkungan dengan

Ukuran filter yang besar menyebabkan

pengurangan

sedikitnya bahan organik yang dipecah

mg/L, TSS sebesar 26,55 mg/L, BOD

menjadi

untuk

sebesar 139,48 mg/L, COD sebesar 233.80

yang

mg/L, Total Fosfat sebesar 4,20 mg/L, dan

lambat

sehingga
dan

menyebabkan

yang

sedikit.
jumlah

optimal

ukuran

didegradasi

pertumbuhan

oleh

yang

Hal

selama

sesuai

mikroorganisme

nilai

TDS

sebesar133,07

Community Health 2014, II:1  9

nilai pH dari 8,6 menjadi 7,8 mendekati

3.

sifat netral.

Air. Yogyakarta: Kanisius.

Berdasarkan
parameter

besar

pengurangan

tersebutdiketahui

nilai

4.

TSS

sebesar

53,13%,

5.

Surfaktan

dalam

114.

persentase
6.

Fardiaz, Srikandi. (1992). Polusi Air
dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

7.

Guberbur

Bali.

Peraturan

UCAPAN TERIMA KASIH

tahun

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada

Lingkungan Hidup.

I Gede Herry Purnama, S.T., M.T., M.IDEA
bantuan

Damanni

dan

selaku

Cair

Teknik Lingkungan UNAND, 9 (1): 110-

yaitu sebesar 53,86%.

atas

Limbah

Laundri Terhadap Nilai Lc50. Jurnal

persentase efektivitas dari sistem dengan

efektivitas dari kelima parameter tersebut

Esmiralda dkk. (2012). Pengaruh Cod
dan

kelima parameter tersebut didapat nilai

rata-rata

Agency.

Ohio

dan Total Fosfat sebesar 57,53%. Dari

penghitungan

Protection

Treatment of Municipal Wastewaters.

BOD

sebesar 76,31%, COD sebesar 67,41%,

Environmental

(2000). Manual: Constructed Wetlands

persentase

efektivitas pengurangan nilai TDS sebesar
14,94%,

Effendi, Hefni. (2003). Telaah Kualitas

sarannya,

pemiliki

8.

Bapak

Laundry

Tentang

Baku

8

Mutu

Kohler, Jonathan. (2006). Detergent
Phosphates: an EU Policy Assessment.

di

Journal of Business Chemistry, Vol. 3,

wilayah Kapal, Badungyang telah bersedia
menngizinkan pelaksanaan penelitian ini,

2007

nomor

Issue 2.
9.

Lavrova,

Silviya

dan

Koumanova,

serta Bapak Supriyadi yang telah banyak

Bogdana.(2013). Nutrients and Organic

membantu

Matter

proses

pembuatan

sistem

wetland.

Constructed
Yogesh

DAFTAR PUSTAKA
1. Antara,

Made

Pengembangan
Jenis

Usaha

dkk.

(2011).

Komoditas/
Unggulan

Produk/

UMKM

di

Provinsi Bali. Laporan Penelitian Bank
Indonesia
dengan

Removal

Denpasar
Lembaga

Pengabdian

bekerja
Penelitian

Kepada

sama
dan

Masyarakat

Universitas Udayana.
2. DuPoldt, Carl. (1998). A Handbook of

and

(2013).

in

Wetland.
Rao,

Applied

a

Vertical-Flow
Dalam:

Prakash

Patil,
(eds).

Bioremediation



Active and Passive Approaches. Intech
Open

Science

Online

Publishers,

Croatia
10. Patterson,

Robert

A.

(2000).

Wastewater Quality Relationships with
Reuse Options. Dalam 1st World Water
Congress of the International Water
Association. Paris.

Constructed Wetlands.
Community Health 2014, II:1  10

11. Pratiwi, Yuli dkk. (2012). Uji Toksisitas
Limbah

Cair

Laundry

Sebelum dan

Sesudah Diolah dengan Tawas dan
Karbon

Aktif

Terhadap

(Cyprinuscarpio L).
Seminar

Nasional

Bioindikator

Dalam Prosiding
Aplikasi

Sains

&

Teknologi (SNAST) Periode III.
12. Priya

dkk.

(2013).

College (University of Guelph); dan
South Nation Conservation.
16. Volterra,

Pr.

Eutrophication

Laura

dkk.

(2002).

and

Health.

World

Health Organization Regional Office for
Europe dan European Commission.
17. Vymazal, Jan. (2002). The Use of Sub-

Comparison

of

Surface

Constructed

Wetlands

for

Different Types of Media for Nutrient

Wastewater Treatment in the Czech

Removal Efficiency in Vertical Upflow

Republic:

Constructed

Ecological Engineering: Vol. 18.

Wetlands.

International

Journal of Environmental Engineering

10

18. Vymazal,

Years

Jan.

Experience.

(2008).

Constructed

and Management: Volume 4, Number

Wetlands for Wastewater Treatment: A

5.

Review.

13. Sopiah, R. Nida. (2004). Pengelolaan
Limbah

Deterjen

Minimalisasi
dalam

Sebagai

Polutan

di

Rangka

Berkelanjutan.

Upaya

Badan

Air

Pembangunan
Disajikan

pada

Prosiding Pengolahan Limbah IV.
14. Suwerda,

Bambang

dkk.

Disajikan

19. WasteWater

Garden.

Constructed

12th

(2012).

Wetlands

Wastewater:

to

Treat

Framework

and

Schematic Overview.
20. Yu, Yangxin dkk. (2008). Development

(2013).

of

Surfactants

Detergent

Tanaman,

Chinese

Sedimentasi,

Filtrasi Terhadap Kadar

The

World Lake Conference.

Pengaruh Pengolahan dengan Wetland
Koagulasi,

dalam

COD, TSS,

Deterjen, Fosfat Limbah Cair Laundry

Builders

Formulations
Journal

of

21. Zurita,

Florentina

Performance

Jurnal Riset Daerah, Vol. XII, No. 1.

Wetlands

REVIEWS.
Chemical

of
Planted

dkk.

(2006).

Laboratory-Scale
with

Tropical

Ornamental Plants to Treat Domestik

Manual for The Design, Construction

Wastewater.

and

Canada, Volume 41, No. 4: 410–417.

Operations

Wetlands

for

of

Rural

Constructed

Applications

in

Engineering: 16(4).

“X” di Badegan Bantul Yogyakarta.

15. Tousignant, Eric dkk. (1999). Guidance

and

Water

Qual.

Res.

J.

in

Ontario. Kerja sama antara Stantec
Consulting
Technology

Ltd;
Transfer

Research
Group,

and
Alfred

Community Health 2014, II:1  11