Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah

EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG
Meylinda Mulyati1, JM Sri Narhadi2
Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Musi Palembang
meylinda@sttmusi.ac.id1
2
Jurusan Teknik Arsitektur, Sekolah Tinggi Teknik Musi Palembang
narhadi@sttmusi.ac.id2
1

ABSTRACT
Hospital wastewater is one of the sources of pollution for the environment that can have a
negative impact on the health, and disruption of biotic life. Hospital wastewater must be
treated before discharged into RS.Rk Charitas environment. RS.Rk Charitas Wastewater
Treatment Plant (WWTP), has not been evaluated. Environmental Quality Standards (EQS)
of Wastewater hospital consists of BOD, COD, TSS, ammonia-free, phosphate, and Total
Coli Analysis. The results of analysis of RS.Rk Charitas Palembang’s wastewater now
days shows that the wastewater still have levels of ammonia (NH 3) and phosphate (PO4)
were still high that do not sufficient to envi ronmental quality standards (BML) and other
terms of envi ronmental quality standards (BML) are at the threshold. Phosphate (PO4)
levels is 2.134 to 2.213 mg / l which exceeded the envi ronmental quality standards (BML) is

2 mg/l and ammonia-free (NH3) levels is 0.174 to 0.186 that exceed the envi ronmental
quality standards (BML)is 0.1 mg / l.
This research will be conducted evaluation process flow of WWTP installations of RS.Rk
Charitas Palembang, processing time, material waste water treatment, and wastewater
treatment costs and provide a solution for redesign a miniature WWTP that will be
simulated. It is expected that the proposed redesign Wastewater Treatment Plant (WWTP) in
RS.RK Charitas will produce effluent of hospital environment quality standards are eligible.
Keywords: Hospitals Wastewater, WWTP, BML, evaluation, redesign.

1. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan dengan bidang
preventif
(pencegahan),
kuratif
(pengobatan),
rehabilitatif
maupun
promotif sebagai upaya untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat

(Djaja IM, 2006). Produk samping yang
dihasilkan dari semua kegiatan yang ada di
rumah sakit adalah limbah. Salah satu
limbah yang dihasilkan oleh sebuah rumah
sakit adalah limbah cair.Berdasarkan
kandungan polutan, limbah cair rumah
sakit dapat digolongkan dalam air limbah
klinis dan air limbah non klinis (Arifin,
2008). Jika tidak diolah dengan baik maka
limbah tersebut dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan perairan maupun

air tanah yang selanjutnya berdampak pada
kesehatan masyarakat.
Rumah Sakit RK Charitas Palembang
adalah salah satu rumah sakit yang ada di
kota Palembang. Rumah Sakit RK Charitas
Palembang ini menyediakan fasilitas
dengan peralatan lengkap dan tenaga medis
professional. Dalam kegiatan melayani

kesehatan masyarakat, RS. Rk Charitas
selalu menghasilkan limbah cair. Limbah
cair RS Rk Charitas berasal dari kamar
mandi, kamar cuci, dapur, ruang perawatan,
ruang poliklinik, ruang tindakan, ruang
laboratorium,
dan
lain-lain
yang
mengandung bahan kimia (toksik),
infeksius dan radioaktif.

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Rk Charitas Palembang Dengan Value Engineering

Hasil pengolahan air limbah berupa air
bersih dan parameter harus sesuai Baku
Mutu Limbah Cair (BMCL). Selama ini
hasil pengolahan limbah cair Rumah Sakit
RK Charitas untuk kadar BOD5, COD,
kadang-kadang melebihi ambang batas

BMCL terutama kadar NH3 dan PO4 yang
tidak memenuhi BMCL sebagai data adalah
sampel dari Rumah Sakit RK Charitas
tanggal 28 September 2013 kadar PO4
sebesar 2,134 mg/l yang melebihi BMCL
sebesar 2 mg/l dan kadar NH3 sebesar
0,174 yang melebihi BMCL sebesar 0,1
mg/l.
Dari hasil analisa kimia limbah cair rumah
sakit menunjukkan bahwa konsentrasi
senyawa pencemar sangat bervariasi
misalnya, BOD 31,52 - 675,33 mg/l,
ammoniak 10,79 - 158,73 mg/l, deterjen
(MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l. Hal ini mungkin
disebabkan karena sumber air limbah juga
bervarisi sehingga faktor waktu dan metoda
pengambilan contoh sangat mempengaruhi
besarnya konsentrasi(Widayat W dan Said,
2005)
Limbah cair RS RK Charitas dilakukan

dengan gabungan sistem pengolahan
biologi dan kimia dengan alur proses yang
panjang, waktu proses lama dan biaya
pengolahan yang relatif mahal setiap
bulannya (Noviratri, S., 2013). Dari Hasil
Analisa keluaran limbah cair RS Rk
Charitas Palembang tenyata limbah cair ini
masih memiliki kadar amoniak dan
phosphat yang masih tinggi yang tidak
memenuhi baku mutu lingkungan. Maka
untuk itu peneliti ingin melakukan evaluasi
terhadap instalasi pengolahan air limbah
dan mencoba mengusulkan redesain
instalasi pengolahan air limbah di Rumah
Sakit RK Charitas dengan pemakaian
bahan pengolah limbah cair yang berbeda
dan konsep yang berbeda dari yang dimiliki
oleh Rumah Sakit RK Charitas sesuai
dengan kondisi maupun jumlah air limbah
yang akan diolah, yang layak secara teknis,

ekonomis
dan
memenuhi
standar
lingkungan.

Evaluasi instalasi pengolahan air limbah ini
juga harus memperhatikan aspek teknis air
limbah agar input bangunan, proses, output
dan
outcome
memenuhi
standar
lingkungan.
Aspek
ekonomi
juga
merupakan hal yang akan menentukan
dalam penentuan pemilihan bahan kimia
yang lebih murah dan fungsi yang sama

dalam sistem pengelolaan air limbah. Dan
biaya operasional unit pengolah limbah cair
di rumah sakit dihitung berdasarkan
kebutuhan biaya listrik dan biaya rutin
perawatan fasilitas Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Dari standar lingkungan
harus sesuai dengan syarat Badan
Lingkungan Hidup (BLH).

2. KAJIAN LITERATUR
2.1 Karakteristik Limbah Cair Rumah
Sakit
Limbah cair rumah sakit adalah seluruh
buangan cair yang berasal dari hasil proses
seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi,
limbah domestik cair yakni buangan kamar
mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian;
limbah cair klinis yakni air limbah yang
berasal dari kegiatan klinis rumah sakit
misalnya air bekas cucian luka, cucian

darah, air limbah laboratorium dan lainya.
Oleh karena itu limbah cair yang berasal
dari
laboratorium
dipisahkan
dan
ditampung dulu, lalu diolah secara kimiafisika. Selanjutnya air olahannya dialirkan
bersama-sama dengan limbah cair lainnya,
dan selanjutnya diolah dengan proses
pengolahan secara biologis (Kusumanto H,
1993). Diagram proses pengelolaan air
limbah rumah sakit secara umum dapat
dilihat seperti pada gambar 1.
Dari hasil analisa kimia limbah cair
rumah
sakit
menunjukkan
bahwa
konsentrasi senyawa pencemar sangat
bervariasi misalnya, BOD 31,52 - 675,33

mg/l, ammoniak 10,79 - 158,73 mg/l,
deterjen (MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l. Hal ini
mungkin disebabkan karena sumber air
limbah juga bervarisi sehingga faktor
waktu dan metoda pengambilan contoh

sangat
mempengaruhi
besarnya
konsentrasi(Widayat W dan Said, 2005)

Gambar 1 Diagram Proses Pengelolaan
Air Limbah Rumah Sakit
2.2 Cara Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang datang dari segala macam
aktifitas akan ditampung kedalam bak
penyaring, bak penyaring berfungsi sebagai
penyaring kotoran padat dan sampah yang
dapat mengganggu proses peralatan
selanjutnya atau peralatan lainnya air yang

telah disaring selanjutnya menuju ke bak
equalizing, bak equalizing berfungsi sebagi
penampung dalam proses awal agar
kualitas air rata dan teratur.
Air kemudian di pompakan ke flow control
box untuk selanjutnya masuk ke bak aerasi,
bak ini dilengkapi dengan air diffuser yang
berfungsi melarutkan udara kedalam air
sehingga bakteri menjadi aktif
Di bak ini air limbah akan diproses
dengan cara menambahkan atau melarutkan
udara kedalam air dan menambahkan
lumpur aktif yang diperoleh dari bak
pengendap atau sedimentation tank. Bak ini
berfungsi untuk mengendapkan lumpur
yang datang dari aerasi dengan tujuan
mempercepat
pengendapan
struktur,
sehingga dibuat seperti limas segi empat.

Lumpur yang mengendap akan
diangkat oleh airlift melalui udara blower
kemudian lumpur ditampung ke setiap
distributor box untuk di distribusikan ke
bak aerasi, bak penampungan lumpur dan
bak klorinasi atau clorinasi tank. Setelah
air diendapkan proses selanjutnya biasanya

menambahkan bahan kimia yang berfungsi
untuk membunuh kuman, namun bisa juga
tidak menggunakan bahan kimia, hal
tersebut
dapat
diatasi
dengan
menambahkan bakteri aktif pada saat
proses aerasi. Bak penampungan air olahan
atau effluent tank adalah bak yang
berfungsi sebagai bak penampungan air
olahan yang dihasilkan oleh unit
pengolahan limbah untuk disalurkan ke
watertank, air yang masuk ke bak ini
adalah air yang sudah diproses bebas dari
kuman. Sebelum masuk ke make up water
tank, air olahan akan di saring
menggunakan pasir dan karbon untuk
menghilangkan rasa, warna dan bau
kemudian akan ditampung ke dalam tangki
penampungan, air ditangki adalah air
olahan atau recycle yang telah siap dipakai
kembali sesuai kebutuhan.
2.3 Standar Limbah Cair
Pada standar yang telah dikeluarkan
oleh pemerintah, ada delapan buah satandar
yang harus dipenuhi atau ditaati yaitu kadar
Temperatur, pH, TSS, COD, NH3 bebas,
BOD5, PO4, dan MPN Kuman Gol.
Coli/100ml. Standar tersebut tercantum
dalam Badan Lingkungan Hidup. Berikut
adalah sedikit penjelasan dari standar
tersebut:
a. Temperatur, standar yang diperoleh
adalah