Business Plan Bengkel "Automodif".

(1)

HALAMAN

JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN………...….ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iii

KATA PENGANTAR………..….iv

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR GAMBAR………..….xi

DAFTAR TABEL………..……….xii

DAFTAR LAMPIRAN………..xvi

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1 

1.1 Deskripsi Konsep Bisnis ... 1 

1.1.1 Latar Belakang ... 1 

1.1.2 Persaingan ... 11 


(2)

vii

1.1.5 Kelayakan Investasi ... 13 

1.2. Deskripsi Bisnis ... 15 

1.2.1 Visi Perusahaan ... 18 

1.2.2 Misi Perusahaan ... 18 

BAB II ANALISA PELUANG BISNIS DAN IDE PRODUK ... 20 

2.1 Analisis Peluang ... 20 

2.2. Analisis Ide Produk dan Pasar ... 21 

2.2.1 Proyeksi peningkatan kebutuhan ... 23 

2.2.2 Proyeksi peningkatan konsumen ... 26 

2.2.3 Keunikan Produk ... 27 

2.2.4 Analisis SWOT ... 35 

BAB III ASPEK PEMASARAN ... 37 

3.1 Strategi Pemasaran ... 37 

3.1.1 Segmentasi ... 38 

3.1.2 Targeting ... 40 

3.1.3 Positioning ... 42 

3.2 Bauran Pemasaran ... 45 

3.2.1 Produk Jasa ... 46 

3.2.2 Harga ... 46 


(3)

 

3.3.2 Perkiraan Penjualan Tahun Kedua ... 50 

3.3.3 Perkiraan Penjualan Tahun Ketiga ... 51 

BAB IV ASPEK OPERASIONAL ... 53 

4.1. Peralatan dan Kapasitas Produksi / Operasi ... 53 

4.1.1 Peralatan Yang Dibutuhkan ... 53 

4.1.2  Kapasitas Produksi Jasa Bengkel ... 54 

4.1.3   Jenis dan Frekuensi Kebutuhan Pelayanan Jasa Oleh Konsumen ... 55 

4.2  Proses Operasi ... 56 

4.2.1 Proses operasi dalam melayani pelanggan: ... 56 

4.2.2 Proses Modifikasi Mobil ... 64 

4.3 Layout ... 67 

4.3.1 Layout Gedung ... 67 

BAB V ASPEK SUMBER DAYA INSANI DAN MANAJEMEN ... 69 

5.1 Struktur Organisasi ... 69 

5.1.1 Deskripsi Kerja ... 70 

5.1.2 Spesifikasi Kerja ... 76 

5.1.3 Program seleksi ... 78 


(4)

ix

5.2.1 Waktu kerja ... 80 

5.2.2 Kompensasi ... 80 

5.2.3 Izin Absen ... 81 

5.2.4 Disiplin dan Sanksi ... 82 

5.2.5 Jenis Pelanggaran ... 82 

5.2.6 Gaji Karyawan ... 85 

5.3 Standard Operating Procedure ... 85 

5.3.1 Standar Operasional Bengkel ... 86 

5.3.2 Standar Kedisiplinan Karyawan ... 86 

5.3.3 Standar Pemberian Informasi Kepada Pelanggan ... 88 

5.3.4 Standar Layanan Yang Diberikan ... 88 

5.3.4 Standar Penataan Peralatan Bengkel... 89 

5.3.5 Standar Peralatan dan Perlengkapan Bengkel ... 92 

5.3.6 Standar Minimal Peralatan Dan Perlengkapan Bengkel ... 97 

5.3.7 Standar Penerimaan dan Penyambutan Pelanggan ... 101 

5.3.8 Standar Proses Antrian Pelanggan ... 102 

5.3.9 Standar Pembayaran oleh Pelanggan ... 103 

5.3.10 Standar Pemeriksaan Kendaraan dan Kepuasan Pelanggan ... 103 

5.3.11 Standar Persiapan Fasilitas Pendukung ... 104 


(5)

 

5.3.15 Standar Administrasi Keuangan ... 106 

5.3.16 Penggunaan Uang Kas Bengkel ... 107 

5.3.17 Kerusakan dan Perbaikan... 107 

5.3.18 Sanksi Kerusakan Fasilitas Yang Terdapat Di Bengkel ... 107 

5.3.19 Sanksi Kerusakan Fasilitas Bengkel Yang Disebabkan Karyawan ... 107 

5.3.20 Penghargaan, Kompensasi, atau Bonus untuk Pelanggan ... 108 

5.3.21 Penghargaan, Kompensasi atau Bonus untuk Karyawan ... 108 

5.3.23 Tanggungjawab Karyawan ... 109 

BAB VI ASPEK KEUANGAN ... 111 

6.1 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan ... 111 

6.3 Kebutuhan Dana Modal Kerja ... 114 

6.6 Proyeksi Arus Kas ... 118 

6.7 Perhitungan NPV (dengan discount factor 20%) ... 119 

6.8 Perhitungan Payback Period ... 120 

6.9 Perhitungan Profitability Index (PI) ... 121 

DAFTAR PUSTAKA ... 122 

CURRICULUM VITAE ... 135 


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Nilai Tambah Industri Menurut Jenis Industri Di Jawa Barat ... 15 

Gambar 2 Logo AutoModif ... 17 

Gambar 3 Contoh Teknologi Virtual ... 28 

Gambar 4 Sebelum dan Sesudah EZface ... 29 

Gambar 5 Form Pendaftaran 3D Tuning ... 30 

Gambar 6 Pengiriman Email oleh 3D Tuning ... 31 

Gambar 7 Pemilihan Jenis Mobil Modifikasi ... 31 

Gambar 8 Contoh Honda Civic Sebelum Modifikasi ... 32 

Gambar 9 Honda Civic Setelah Proses Modifikasi Tampak Depan ... 32 

Gambar 10 Honda Civic Setelah Proses Modifikasi Tampak Belakang ... 33 

Gambar 11 Software Virtual AutoModif ... 34 

Gambar 12 Penerapan Virtual AutoModif ... 35 

Gambar 13 Layout Gedung ... 67 


(7)

Tabel I Deskripsi Bisnis ... 17 

Tabel II Data Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia... 25 

Tabel III Analisis SWOT ... 35 

Tabel IV Produk Jasa ... 46 

Tabel V Perencanaan Pemasaran ... 48 

Tabel VI Perkiraan Penjualan Tahun Pertama ... 49 

Tabel VII Perkiraan Penjualan Tahun Kedua ... 50 

Tabel VIII Perkiraan Penjualan Tahun Ketiga ... 51 

Tabel IX Peralatan yang Dibutuhkan ... 53 

Tabel X Kapasitas Produksi Jasa Bengkel ... 54 

Tabel XI Jenis dan Frekuensi Kebutuhan Pelayanan Jasa Oleh Konsumen ... 55 

Tabel XII Spesifikasi Kerja ... 76 

Tabel XIII Kompensasi Karyawan... 81 

Tabel XIV Jenis Pelanggaran ... 82 

Tabel XV Daftar Gaji Karyawan ... 85 

Tabel XVI Standar Operasional Bengkel ... 86 

Tabel XVII Standar Kedisiplinan Karyawan ... 87 

Tabel XVIII Standar Pemberian Informasi Kepada Pelanggan ... 88 

Tabel XIX Standar Layanan Yang Diberikan ... 89 

Tabel XX Standar Penataan Peralatan Bengkel ... 89 

Tabel XXI Standar Peralatan dan Perlengkapan Bengkel ... 92 


(8)

xiii

Tabel XXIII Standar Penerimaan Telepon dan Penyambutan Pelanggan ... 101 

Tabel XXIV Standar Proses Antrian Pelanggan ... 102 

Tabel XXV Standar Pembayaran Pelanggan ... 103 

Tabel XXVI Standar Pemeriksaan Kendaraan dan Kepuasan Pelanggan ... 103 

Tabel XXVII Standar Persiapan Fasilitas Pendukung ... 104 

Tabel XXVIII Standar Pemeliharaan Bengkel ... 104 

Tabel XXIX Standar Pemakaian Ruang Tunggu ... 105 

Tabel XXX Standar Akhir Jam Operasional ... 105 

Tabel XXXI Standar Administrasi Keuangan ... 106 

Tabel XXXII Standar Penggunaan Uang Kas Bengkel ... 107 

Tabel XXXIII Kerusakan dan Perbaikan ... 107 

Tabel XXXIV Sanksi Kerusakan Fasilitas Bengkel Yang Disebabkan Pelanggan ... 107 

Tabel XXXV SanksiKerusakan Fasilitas Bengkel Yang Disebabkan Karyawan ... 108 

Tabel XXXVI Penghargaan, Kompensasi, atau Bonus untuk Pelanggan ... 108 

Tabel XXXVII Penghargaan, Kompensasi atau Bonus untuk Karyawan ... 108 

Tabel XXXVIII Pertemuan Intern Perusahaan ... 109 

Tabel XXXIX Tanggungjawab Karyawan ... 109 

Tabel XL Larangan Bagi Karyawan ... 109 

Tabel XLI Larangan Bagi Pelanggan ... 110 

Tabel XLII Asumsi untuk Analisis Keuangan ... 112 

Tabel XLIII Biaya Investasi ... 112 

Tabel XLIV Biaya Operasional ... 114 

Tabel XLV Kebutuhan Dana Modal Kerja ... 114 


(9)

Tabel XLIX Perhitungan NPV ... 119  Tabel L Perhitungan Payback Period ... 120 


(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Asumsi untuk Analisis Keuangan... 1242 

Lampiran 2 Biaya Investasi ... 1263 

Lampiran 3 Biaya Variabel ... 1274 

Lampiran 4 Biaya Tetap ... 1285 

Lampiran 5 Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor ... 1296 

Lampiran 6 Proyeksi Laba Rugi Usaha (Rp) ... 13027 

Lampiran 7 Proyeksi Arus Kas Usaha (Rp) ... 13128 


(11)

BAB I

RINGKASAN EKSEKUTIF

1.1 Deskripsi Konsep Bisnis

1.1.1 Latar Belakang

Bisnis Bengkel AutoModif dilatar belakangi oleh semakin banyaknya permintaan kendaraan bermotor di masyarakat. Kawasan ASEAN yang diperkirakan akan menjadi pasar otomotif kelima terbesar di dunia pada tahun 2019. Prediksi ini diluncurkan berdasarkan analisa terbaru Frost & Sullivan. Dalam analisa tersebut, ASEAN dinilai menawarkan peluang yang signifikan bagi produsen mobil global baik dalam jangka pendek maupun menengah. Research Director, Automotive and Transportation Practice Frost & Sullivan untuk kawasan Asia Pasifik, Vijay Rao, mengatakan peranan ASEAN dalam pasar otomotif tidak bisa dianggap remeh. Pasar otomotif ASEAN akan tumbuh 5,8 persen pada periode 2012-2019 dan pasar akan mencapai 4,71 juta pada 2019.

“Pada 2019, produksi kendaraan di Asean diperkirakan tumbuh 8 persen pada 2012-2019 dan mencapai 7.05 juta unit,” katanya dalam keterangan tertulis. Rao menambahkan tumbuhnya pasar otomotif ASEAN ini didorong oleh perkembangan pasar di Indonesia dan Thailand.


(12)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 2

Selain itu, rendahnya tingkat motorisasi di ASEAN juga memicu pertumbuhan pasar otomotif. Frost & Sullivan memprediksi Indonesia akan menjadi pasar otomotif terbesar di ASEAN pada 2019 dengan total kendaraan mencapai 2,3 juta. Perkembangan ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, peningkatan kelas menengah, dan peningkatan investasi sektor otomotif serta pemberlakukan regulasi otomotif yang mendukung pertumbuhan pasar. (www.tempo.co.id, 22 Oktober 2013)

Pada jaman sekarang kendaraan bermotor merupakan kebutuhan yang wajib dimiliki oleh semua orang karena bermanfaat sebagai alat transportasi untuk memudahkan melakukan aktivitas. Hampir semua masyarakat Indonesia mempunyai kendaraan bermotor didukung pula dengan kemudahan yang didapat oleh masyarakat untuk membeli kendaraaan bermotor khususnya untuk kendaraan roda dua. Sejumlah perusahaan leasing memberikan berbagai kemudahan. Berbagai kemudahan perusahaan pembiayaan itu sangat mudah ditemui. Dari berbagai spanduk dan brosur yang disebar-sebarkan, terlihat bagaimana mudahnya prosedur untuk membeli sepeda motor.

Kemudahan itu antara lain berupa uang muka alias Downpayment (DP) yang relative murah, hanya Rp 500 ribu dengan dokumen yang perlu disertakan hanya Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Bahkan kemudahan itu kini semakin bertambah karena biarpun rumah mengontrak,


(13)

perusahaan pembiayaan tetap akan memberikan kredit. (Finance.detik.com, 14 September 2011)

Tawaran menggiurkan ini tentu saja jauh berbeda dengan beberapa tahun silam. Ketika itu, DP motor bisa berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. Dokumen kreditpun cukup rumit karena harus menyertakan slip gaji dan juga rincian usaha, termasuk juga bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) rumah. Sehingga dipastikan pada masa lalu, masyarakat yang belum memiliki rumah tinggal tetap, sulit membeli motor secara kredit. Kini bahkan perusahaan pembiayaan hanya bersedia memberikan diskon jika membeli motor secara kredit. Masyarakat yang ingin membeli motor secara tunai, dipastikan tidak mendapatkan diskon, bahkan dokumen-dokumen kelengkapan bisa lebih lama mendapatkannya ketimbang secara kredit.

Tentu saja untung yang diraup perusahaan pembiayaan jika menjual motor secara kredit lebih besar. Mereka bisa meraup untung dengan bunga kredit yang berkisar mulai dari 9% hingga 12%. Tak heran, perusahaan-perusahaan pembiayaan pun sangat gencar mengajak orang untuk membeli kendaraan bermotor. Mereka umumnya memanfaatkan pusat-pusat keramaian untuk membagi-bagi brosur yang isinya cukup menggiurkan. "Ngontrak tidak masalah! 99,9% aplikasi kredit kami setujui" demikian diantaranya bunyi dari selebaran kredit kendaraan yang diperoleh detikFinance. Kemudahan itu tentu sangat


(14)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 4

menggiurkan masyarakat. Tak heran, angka penjualan kendaraan bermotor pun terus meningkat yang diikuti pula dengan kenaikan jumlah kredit konsumtif.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), penjualan motor untuk 4 merek unggulan asal Jepang yakni Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki selama bulan Agustus mencapai 677.775 unit. Angka itu turun dibandingkan penjualan di bulan Juli yang mencapai angka 737.044 unit. Sementara berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), kredit konsumsi yang termasuk kredit kendaraan bermotor, kredit perumahan hingga kredit tanpa agunan nilainya sudah mencapai Rp 113 triliun hingga awal Agustus 2011 lalu atau tumbuh 6,2% sepanjang tahun dan 23,2% dari tahun ke tahun. BI mengungkapkan pertumbuhan ini sudah mendekati ambang batas BI. (Finance.detik.com, 14 September 2011)

Permintaan dan penawaran bengkel mobil juga terpaut jauh dimana jumlah permintaan masyarakat terhadap bengkel mobil lebih besar dibandingkan jumlah penawaran yang disediakan. Perkembangan industri otomotif nasional belum diimbangi dengan pertumbuhan jumlah bengkel pendukung layanan purna jual, akibatnya sering terjadi antrIan cukup panjang kendaraan yang membutuhkan perawatan atau perbaikan. Euis Saedah, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian, mengatakan kondisi tersebut terjadi karena bengkel yang ada hanya bisa melayani sekitar 60% dari kebutuhan layanan purna


(15)

jual kendaraan, sehingga masih terbuka luas untuk bisnis perbengkelan di dalam negeri.

Apalagi, industri otomotif juga membutuhkan keberadaan bengkel umum atau bengkel resmi (authorized) menjadi bagian dari jaringan layanan purna jual untuk memberi kemudahan bagi pelanggan yang kendaraannya bermasalah. "Karena itu usaha bengkel sangat prospektif, mengingat pertumbuhan industri otomotif dan populasi kendaraan yang meningkat, termasuk kalangan menengah yang mampu membeli kendaraan, tetapi jumlah bengkelnya masih terbatas, katanya saat membuka munas Himpunan Bengkel Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (HBBA) di Jakarta. Dia menjelaskan jumlah anggota HBBA mencapai 135 bengkel umum, ditambah dengan ribuan bengkel binaan.

Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) lain maupun bengkel umum itu ternyata belum mencukupi kebutuhan layanan perawatan dan perbaikan kendaraan yang cenderung meningkat. Untuk itu, lanjutnya, hendaknya ATPM juga berkontribusi meningkatkan kualitas bengkel dengan memberikan pelatihan dan pembinaan bidang manajemen keuangan dan pengelolaan, standar teknis pelayanan, dan mentransfer teknologi terbaru yang dikembangkan pada produknya. Menurutnya, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian juga memberikan kesempatan kepada pengelola dan teknisi bengkel mengikut pelatihan sesuai bidangnya, termasuk subsidi potongan harga mencapai 30% untuk pembelian peralatan bengkel.


(16)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 6

Sementara itu Hendro Setyawan, Ketua Pengurus HBBA, mengatakan selama ini jalinan kerja sama antar pengusaha bengkel anggota HBBA maupun dengan ATPM yang difasilitasi oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra berjalan cukup baik. "Kami berharap jumlah anggota terus bertambah, diikuti dengan kualitas pelayanannya yang terus meningkat mengikuti perkembangan teknologi otomotif, sehingga layanan kepada konsumen juga semakin baik," katanya. F.X. Sri Martono, Ketua Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), mengatakan pihaknya membina sebanyak 1.130 bengkel, yang terdiri dari 262 bengkel umum mobil, 180 bengkel umum sepeda motor, 60 bengkel authorized mobil dan 628 bengkel authorized motor.

Dari seluruh bengkel itu yang terdaftar sebagai anggota aktif HBBA sebanyak 135 bengkel umum, yang mendapat pelatihan khusus layanan standar Astra, agar dapat melayani jasa perawatan dan perbaikan mobil merek Toyota, Daihatsu dan Isuzu dengan segala perkembangan teknologinya. "Mereka kami berikan training manajemen, kualitas pelayanan, teknik yang berkaitan dengan mesin, termasuk setiap ada teknologi yang baru, juga dukungan permodalan bagi yang akan melakukan investasi pengembangan usaha atau untuk modal kerja," ujarnya. Sementara itu Henry C. Widjaja, Sekretaris Pengurus YDBA, mengatakan yayasan dapat memfasilitasi bengkel untuk mendapatkan peralatan khusus perbengkelan dari ATPM untuk melayani kendaraan keluaran terbaru maupun dukungan permodalan usaha dari Astra Mitra Ventura mencapai Rp 50 juta-Rp10 miliar. (www.bisnisotomotif.com, 9 April 2013)


(17)

Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor di Indonesia semakin proaktif menggarap pasar modifikasi dengan membangun unit khusus untuk mengerjakan produk custom. Kondisi ini seiring dengan semakin besarnya populasi anak muda yang kini telah mencapai 27% dari total jumlah penduduk Indonesia. Apa yang dikerjakan ATPM di Indonesia sebenarnya sudah lama menjadi tren di kawasan Eropa. Pabrikan mobil dunia, seperti Mercedez Benz memiliki divisi modifikasi bernama AMG dan Honda yang mendirikan Mugen untuk mengoprek mobil menjadi bergaya custom. Kini tren itu sudah mulai memasuki Indonesia.

Menurut General Manager Departemen Part Division PT Astra Honda Motor (AHM), melihat kecenderungan kaum muda saat ini yang ingin tampil beda dan terlihat lebih trendi dalam berkendara, maka pasar modifikasi memiliki potensi besar. Dengan alasan itu AHM membangun unit painting shop yang tersebar di berbagai main dealer di seluruh Indonesia. “Pasar anak muda di Indonesia saat ini cukup besar dan mereka memiliki keinginan yang unik. Karena itu kami harus proaktif menggarap pasar anak muda itu dengan membangun fasilitas pengecatan khusus sepeda motor,” kata Heri Junaedi. (Oviprasetyo.blogspot.com, 27 November 2008)

Perilaku konsumen di Indonesia pun menjadi latar belakang yang mendukung perencanaan bisnis AutoModif dimana konsumen pada jaman sekarang ingin semua yang serba cepat dan tidak mau repot,


(18)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 8

Menurut Handi Irawan perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:

1. Berpikir jangka pendek (short term perspective)

Ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.

2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior).

Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).

3. Suka berkumpul.

Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia. 4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology).

Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.

5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented).

Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih

menarik ketimbang hal itu sendiri.


(19)

6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect).

Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus

dibanding produk di Indonesia 7. Beragama(religious).

Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang

mengusung simbol-simbol agama.

8. Gengsi (putting prestige as important motive).

Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Akibat urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.


(20)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 10

9. Budaya lokal (strong in subculture).

Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.

10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment).

Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka. (forum.kompas.com, 16 Februari 2011)

Melihat kondisi dan perilaku konsumen Indonesia seperti ini bisnis ini mempunyai peluang yang sangat besar untuk berkembang dimana belum adanya bengkel yang fokus pada system Virtual modifikasi mobil. Dimana konsumen diberikan fasilitas untuk melihat modifikasi mobil yang diinginkan langsung pada mobil konsumen.


(21)

1.1.2 Persaingan

Persaingan seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa jumlah penawaran terhadap permintaan pasar belum mencukupi sehingga peluang bisnis bengkel semakin besar untuk berkembang ditambah lagi belum adanya bengkel yang fokus pada system modifikasi Virtual dan sistem Delivery yang memudahkan konsumen. Kalaupun ada pesaingnya pun sangat sedikit tidak berkembang. Persaingan yang ada masih sedikit sehingga membuat bisnis ini semakin mempunyai peluang untuk maju.

1.1.3 Produk

Produk utama dari bisnis ini adalah memberikan memberikan modifikasi mobil dengan fasilitas Virtual kepada konsumen disamping itu juga usaha ini memberikan produk jasa (perbaikan, tune-up, poles mobil) secara delivery (diantar konsumen). Produk – produk yang lain juga dapat dikembangkan seperti menciptakan produk – produk mobil seperti accesories, untuk modifikasi mobil. Menciptakan sesuatu yang baru seperti membuat pelindung spion mobil untuk melindungi spion dari kerusakan.

1.1.4 Target dan Potensi Pasar

Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor di Indonesia semakin proaktif menggarap pasar modifikasi dengan membangun unit khusus untuk mengerjakan produk custom. Kondisi ini seiring dengan semakin besarnya populasi anak muda yang kini telah mencapai 27% dari total jumlah penduduk


(22)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 12

Indonesia. Apa yang dikerjakan ATPM di Indonesia sebenarnya sudah lama menjadi tren di kawasan Eropa. Pabrikan mobil dunia, seperti Mercedez Benz memiliki divisi modifikasi bernama AMG dan Honda yang mendirikan Mugen untuk mengoprek mobil menjadi bergaya custom. Kini tren itu sudah mulai memasuki Indonesia.

Menurut General Manager Departemen Part Division PT Astra Honda Motor (AHM), melihat kecenderungan kaum muda saat ini yang ingin tampil beda dan terlihat lebih trendi dalam berkendara, maka pasar modifikasi memiliki potensi besar. Dengan alasan itu AHM membangun unit painting shop yang tersebar di berbagai main dealer di seluruh Indonesia. “Pasar anak muda di Indonesia saat ini cukup besar dan mereka memiliki keinginan yang unik. Karena itu kami harus proaktif menggarap pasar anak muda itu dengan membangun fasilitas pengecatan khusus sepeda motor,” kata Heri Junaedi. (Oviprasetyo.blogspot.com, 27 November 2008)

Target bisnis ini untuk kalangan yang ingin memodifikasi kendaraan bermotor secara detail dan lengkap. Khusus kalangan menengah ke atas seperti mahasiswa, eksekutif muda dan businessman yang tidak mempunyai waktu untuk pergi langsung merawat dan melakukan perbaikan kendaraan bermotor yang dimilikinya. Untuk target menciptakan produk baru bisnis ini akan terus berinovasi mengikuti perkembangan pasar seperti membuat accessories yang sesuai dengan tren yang ada. Potensi pasar lebih fokus pada kalangan yang tidak mempunyai waktu untuk merawat kendaraannya.


(23)

Strategi pemasaran bisnis ini pada awalnya bisnis ini akan mengadakan promosi sebagai contoh cuci mobil 5 kali gratis 1 kali dan memberikan garansi apabila service yang diberikan tidak memuaskan pelanggan. Bisnis ini juga akan mengadakan event–event mobil dan motor sehingga secara tidak langsung akan memperkenalkan bisnis ini kepada orang banyak. Strategi promosi juga dilakukan dapat dilakukan di internet dengan membuat situs resmi dimana masyarakat dapat mudah mengaksesnya, dan bagi anggota tetap dapat melakukan transaksi di internet, melakukan permintaan di internet dan pembayaran melalui system transfer sehingga lebih memudahkan konsumen.

1.1.5 Kelayakan Investasi

Minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor otomotif di Indonesia cukup tinggi. Ini diungkapkan Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi dalam siaran persnya yang diterima //Republika// di Jakarta, Senin (12/12). ''Sejak tahun 2011 sudah ada 18 aplikasi dari investor yang ingin menanamkan modalnya di sektor otomotif. Sebanyak 18 aplikasi tersebut antara lain berasal dari investor Amerika Serikat (AS) yang berminat mengembangkan usaha di bidang perakitan kendaraan bermotor dengan kapasitas 50 ribu unit dengan nilai investasi sebesar Rp 1,26 triliun. Investasi yang menyasar lokasi di Jawa Barat ini bisa menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 700 orang. Investor lainnya berasal dari Thailand yang bergerak di bidang usaha industri komponen dan perlengkapan kendaraan


(24)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 14

Diungkapkannya, secara umum saat ini industri otomotif telah memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi Nasional sebesar 28,14 persen dan menyerap tenaga kerja sebanyak 646.500 orang. Perkembangan pasar industri kendaraan bermotor roda empat di Indonesia berkembang sangat pesat. Terbukti dari peningkatan penjualan mobil sejak tahun 2005 sampai dengan 2010 sebesar 143 persen. Sementara penjualan sampai dengan bulan Juli 2011 sebesar 506.743 unit atau sekitar 66 persen dari total penjualan pada tahun 2010. Di sektor produksi, peningkatan produksi industri kendaraan bermotor roda empat berkembang dari tahun 2005 sampai dengan 2010 sebesar 140 persen. Sementara untuk produksi sampai dengan Juli 2011 sebesar 467.418 unit atau sekitar 66% dari total produksi tahun 2010. (Republika.co.id,12 Desember 2013)

Bisnis ini mempunyai kelayakan investasi yang tinggi dilihat dari peluangnya yang masih sangat besar, belum banyaknya pesaing yang fokus pada sistem bisnis ini, dan bisnis ini akan membuat standar operasional sehingga dapat dilakukan system franchise.


(25)

1 i d m k b m Gam Sum 1.2. Deskrip Nam ini karena n dengan fasil modifikasi kendaraan y bengkel-ben mengetahui

mbar 1 Nilai mber: https:/

psi Bisnis ma dari bisni

nama ini me litas teknolo yang diing yang dimilik ngkel mobil s

bidang dari

i Tambah In //Jabar.pbs.

is ini adalah ewakili foku ogi Virtual y ginkannya t ki oleh kons sehingga den

AutoModif

ndustri Men .go.id.

h Bengkel A us bisnis in yang memu anpa harus umen. Nam ngan nama A

ini adalah be

nurut Jenis

AutoModif m ni yaitu mem udahkan kon

menunggu ma Auto juga AutoModif m engkel mobi Industri Di mengapa me mberikan lay nsumen untu

u lama dan a sudah ban maka masya

il.

i Jawa Bara

enggunakan yanan modi uk merealisa

n cocok de nyak dipakai arakat akan s

at nama fikasi asikan engan i oleh segera


(26)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 16

Dalam pemakaian logo AutoModif, mengapa kami menggunakan Logo mobil Mini Cooper? Karena Mini Cooper merupakan mobil yang identik dengan Mr Bean, siapa yang tidak kenal dengan Mr Bean? Semua orang tahu dengan Mr Bean sehingga hal ini mempermudah proses pemasaran dari AutoModif untuk menanamkan Brand Image kepada konsumen bahwa Logo mobil Mr Bean adalah kepunyaan bengkel AutoModif.

Kenapa saya memilih warna merah dalam logo Automodif ini karena warna merah mempunyai beberapa arti. Yang pertama warna merah mempunyai arti keberuntungan sehingga dalam membuat dan menjalankan bisnis ini saya berharap dapat diberikan hoki atau keberuntungan Yang kedua warna merah mempunyai arti kebahagiaan sehingga dalam menjalankan bisnis ini saya berharap dapat memberikan kebahagiaan bagi semua orang yang terlibat dalam proses kerja sama dengan AutoModif baik yang menjalankan bisnis ini, karyawan AutoModif, partner kerja dan tentunya bagi konsumen AutoModif. Yang ketiga warna merah juga mempunyai arti semangat, keberanian dan melakukannya dalam tindakan nyata sehingga kami berharap AutoModif mempunyai semangat untuk melakukan inovasi, mempunyai keberanian dan menerapkannya dalam suatu tindakan nyata.


(27)

N

2 3

4

5

No U

1 Je

2 L

3 D

B B T

4 S

M

5 K

a b c Unsur Pembi enis Usaha Lokasi Usaha Dana yang di Biaya Investa Biaya Tetap Total Sumber Dana Modal sendi Kelayakan us . Produk b. Skala Proy

. Teknologi Gamb Tab iayaan a igunakan asi a ri saha yek

bar 2 Logo A

bel I Deskrip

AutoModif psi Bisnis Uraian Usaha Ben Bandung Rp Rp Rp

Rp 2 Pelayanan 5 tahun Bengkel ngkel Mobil 1,603,370,0 406,800,00 2,010,170,0 2,010,170,00

n Jasa Bengk

dengan te 000 00 000 00 kel


(28)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 18

d. Pemasaran Produk

Konsumen langsung dan perusahaan swasta

6 Kriteria Kelayakan Usaha

NPV Rp 2,239,996,013

Profitability Index 2,09

Payback Period 1 Tahun 3 Bulan 26 hari

Penilaian Layak Dilaksanakan

7

Izin yang dimiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU/HO) dari kelurahan dan kota

8  Bentuk Kepemilikan Perusahaan Perseorangan

1.2.1 Visi Perusahaan

Visi perusahaan ini adalah menjadi perusahaan bengkel No 1 di Bandung yang memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas.

1.2.2 Misi Perusahaan

1. Memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan.

2. Menciptakan interaksi kerja yang saling mendukung dan lingkungan kerja yang kondusif.

3. Menjamin kesejahteraan pegawai.

4. Menjalin kerjasama dengan dunia pendidikan untuk meningkatkan SDM dengan cara:

a) Mengadakan pelatihan-pelatihan.

b) Memberi masukan untuk penataan kembali kurikulum yang meliputi materi, pola, dan sistem pembelajaran di SMK.


(29)

5. Memastikan nilai premium bagi pemegang saham dengan pengelolaan modal dan jasa bengkel secara efisien dan menguntungkan.

6. Meningkatkan hubungan komunitas melalui program tanggung jawab sosial.

7. Memberikan solusi tepat dan cepat mulai dari saat pelanggan ingin memperbaiki mobil, proses menunggu sampai dengan mobil selesai diperbaiki.


(30)

BAB VI ASPEK KEUANGAN

111

BAB VI

ASPEK KEUANGAN

Analisis aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama kemampuan pengusaha untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan.

6.1 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan

Untuk analisis kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi mengenai parameter proses pelayanan jasa maupun biaya operasional, sebagaimana terinci dalam Tabel

Penentuan usia proyek selama 5 tahun didasarkan atas pertimbangan investasi peralatan yang digunakan AutoModif, selain bangunan, kendaraan, dan yang paling sedikit memiliki umur ekonomis selama 5 tahun, sehingga pada saat proyek selesai maka peralatan tersebut mungkin perlu ditambah atau diperbarui. Lampiran 1 memuat rincian asumsi dan parameter analisis keuangan.


(31)

Tabel XLII Asumsi untuk Analisis Keuangan

No Parameter Satuan

1 Periode Projek Tahun

2 Pendapatan Jasa

Modifikasi Mobil Rp/Bulan Rp20,000,000 Modifikasi Motor Rp/Bulan Rp10,000,000

Spooring Rp/Bulan Rp24,750,000

Balancing Rp/Bulan Rp15,750,000

Pencucian Mobil Rp/Bulan Rp15,000,000 Pencucian Motor Rp/Bulan Rp9,000,000

Poles Mobil Rp/Bulan Rp26,250,000

Perbaikan mobil Rp/Bulan Rp26,250,000 Ganti Oli Mobil Rp/Bulan Rp37,500,000 Ganti Oli motor Rp/Bulan Rp12,500,000

Storing Rp/Bulan Rp1,500,000

Uji emisi Rp/Bulan Rp6,750,000

3

Pendapatan dari Penjualan Suku Cadang

(15% dari total nilai penjualan) Rp30,787,500

6.2 Biaya Investasi

Dalam membuat bisnis AutoModif terdapat komponen biaya yang harus dimiliki agar operasi berjalan, komponen biaya dapat diartikan menjadi suatu aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan melalui perdagangan. Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal pendirian AutoModif adalah bangunan, peralatan, dan prasarana angkutan, dengan total biaya sebesar Rp. 1.603.370.000. Komponen terbesar adalah peralatan bengkel (60,5%) yang dijelaskan pada tabel XLII. Rincian biaya investasi dimuat dalam Lampiran 2.


(32)

BAB VI ASPEK KEUANGAN 113

No Komponen Biaya Jumlah Nilai (Rp) Penyusutan Rp /tahun 10%

1 Perijinan Rp3,250,000

2 Bangunan (300 m) Rp585,000,000 Rp58,500,000

3 Peralatan bengkel (masing-masing

1 unit) Rp985,120,000 Rp98,512,000

a. Lift Cuci Rp45,500,000

b. Mesin Semprot Rp10,920,000 c. Lift Reparasi Rp156,000,000 d. Mesin Balancing Rp78,000,000 e. Lift Spooring Rp97,500,000 f. Mesin Spooring Rp162,500,000

g. ATF changer Rp33,000,000

h. Tyre changer Rp78,000,000 i. Scanner engine Rp78,000,000 j. Injector cleaner Rp58,500,000

k. Kompresor Rp26,000,000

l. Tool kit Rp83,200,000

m. Genset Rp32,500,000

n. Komputer + jaringan Rp32,500,000

o. Lain-lain (alat pemadam

kebakaran dll) Rp13,000,000

4 Kendaraan motor 3 buah Rp30,000,000 Rp3,000,000 Jumlah Rp1,603,370,000 Rp160,012,000

6.2 Biaya Operasional


(33)

Biaya operasional AutoModif meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya operasional pertahun sebesar Rp 475,200,000 dengan asumsi bahwa pada dua tahun pertama usaha ini sudah dapat beroperasi dengan volume penjualan yang sama dengan ketiga tahun berikutnya. Biaya operasional tersebut terdiri dari biaya tetap Rp 448,800,000 dan biaya variabel Rp 26,400,000. selengkapnya rincian kebutuhan biaya tetap dan biaya variabel ditampilkan pada Lampiran 3 dan 4.

Tabel XLIV Biaya Operasional

No Komponen Biaya Perbulan Pertahun

1 Biaya Variabel Rp 2,200,000 Rp 26,400,000

2 Biaya Tetap

Rp33,900,000

Rp 448,800,000

Rp475,200,000

6.3 Kebutuhan Dana Modal Kerja

Total kebutuhan biaya proyek adalah sebesar Rp 2,078,570,000 diperoleh dari modal sendiri yang dijelaskan pada Tabel XLV

Tabel XLV Kebutuhan Dana Modal Kerja

No Komponen Biaya Proyek Persentase Total Biaya

1 Biaya Investasi Rp 2,078,570,000

Kredit 0%

Modal Sendiri 100% Rp 2,078,570,000

6.4 Proyeksi Produksi Jasa dan Pendapatan

Berdasarkan kapasitas yang ada, produksi jasa AutoModif per bulan dirinci dalam Tabel XLVI terdiri dari 12 jenis pelayanan jasa dengan volume pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam model ini diasumsikan jumlah volume pekerjaan tiap bulan adalah sama walaupun sebenarnya berfluktuasi, yaitu rata-rata kegiatan bulanan dari rentang


(34)

BAB VI ASPEK KEUANGAN 115

waktu satu tahun. Usaha ini diproyeksikan untuk dapat berproduksi secara optimal mulai tahun pertama hingga akhir tahun kelima (sesuai umur proyek). Pendapatan per bulan dan per tahun diuraikan untuk masing-masing jenis pelayanan jasa.

Tabel XLVI Proyeksi Produksi Jasa dan Pendapatan No Jenis Pelayanan Jasa Volume Pekerjaa n/ unit bulan Harga/satua

n Pendapatan/bln

Pendapatan per tahun 1 Modifikasi

Mobil

200 Rp100,000

Rp20,000,000 Rp180,000,000 2 Modifikasi

Motor

200 Rp50,000

Rp10,000,000 Rp90,000,000 3 Spooring 150 Rp165,000 Rp24,750,000 Rp222,750,000 4 Balancing 150 Rp105,000 Rp15,750,000 Rp141,750,000 5 Pencucian

Mobil

300 Rp50,000

Rp15,000,000 Rp135,000,000 6 Pencucian Motor 300 Rp30,000

Rp9,000,000 Rp81,000,000 7 Poles Mobil 175 Rp150,000 Rp26,250,000 Rp236,250,000 8 Body Repair 175 Rp150,000 Rp26,250,000 Rp236,250,000 9 Ganti Oli

Mobil

250 Rp150,000

Rp37,500,000 Rp337,500,000 10 Ganti Oli motor 250 Rp50,000

Rp12,500,000 Rp112,500,000 11 Storing 30 Rp50,000 Rp1,500,000 Rp13,500,000 12 Uji emisi 15 Rp450,000 Rp6,750,000 Rp60,750,000 13 Total

Pendapatan 2195

Rp1,500,00

0 Rp205,250,000 Rp1,847,250,000

14 Pendapatan dari penjualan bahan penunjang dan suku cadang (15% penjualan

rata-rata) Rp225,000 Rp30,787,500 Rp277,087,500


(35)

15

Jumlah

Rp1,725,00

0 Rp236,037,500 Rp2,124,337,500 Di samping ke 13 jenis pelayanan jasa, AutoModif memperoleh pendapatan yang nyata dari keuntungan penjualan barang yaitu oli dan suku cadang. Jumlah rata-rata penjualan barang per tahun adalah Rp 1,847,250,000 per tahun, sedang AutoModif memperoleh keuntungan sebesar 10 – 20%. Oleh karena itu dalam perhitungan ini diambil nilai 15% dari hasil penjualan barang. Proyeksi Produksi jasa dan pendapatan usaha secara lebih rinci dimua pada Lampiran 6.


(36)

BAB VI ASPEK KEUANGAN 117

6.5 Proyeksi Laba Rugi

Proyeksi laba rugi usaha adalah suatu gambaran atau bayangan tentang keuangan perusahaan dimasa yang akan datang, dengan demikian perusahaan dapat memperkirakan pengeluaran dan pemasukan yang diterima.

Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan AutoModif telah menghasil laba (setelah pajak) pada tahun pertama sebesar Rp 1,489,125,500 dengan jumlah laba meningkat 6% setiap tahunnya dijelaskan pada Tabel XLVII. Proyeksi Laba Rugi Usaha ditampilkan secara lengkap pada Lampiran 7.

*) Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan), maka tarif (potongan) pajak penghasilan pribadi di atas Rp. 500.000.000 adalah sebesar 30%. (http://www.putra-putri-indonesia.com/tarif-pajak-penghasilan.html).

*) Asumsi kenaikan pendapatan maupun biaya sebesar 6% tiap tahun sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 6%)

*) Asumsi pajak 30% baru mulai dibayar pada tahun ke karenabaru memulai usaha.

Tabel XLVII Proyeksi Laba Rugi

No Uraian Tahun

1 2 3

1 Penerimaan

Total Penerimaan 2124337500 2251797750 2386905615

2 Pengeluaran

Biaya Variabel 26400000 27984000 29663040 Biaya Tetap 448800000 475728000 504271680


(37)

Penyusutan 160012000 160012000 160012000

Total Pengeluaran 635212000 663724000 693946720

3 Pendapatan sebelum pajak 1489125500 1588073750 1692958895 4 Pajak (30%) 476422125 507887668.5 5 Laba Setelah pajak 1489125500 1111651625 1185071227

6.6 Proyeksi Arus Kas

Proyeksi arus kas adalah suatu laporan keuangan yang berisikan tentang transaksi maupun kegiatan-kegiatan kas didalam perusahaan. Dalam arus kas harus mengelola keuangan dengan baik agar penyimpangan keuangan tidak terjadi.

Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran, yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh dari pendapatan jasa AutoModif selama satu tahun. Untuk arus keluar meliputi biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, dan pajak penghasilan. Proyeksi arus kas AutoModif ditampilkan secara lengkap pada Lampiran 8.

*) Asumsi kenaikan pendapatan maupun biaya sebesar 6% tiap tahun --> sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 6%)

*) Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan), maka tarif (potongan) pajak penghasilan pribadi di atas Rp. 500.000.000 adalah sebesar 30% (http://www.putra-putri-indonesia.com/tarif-pajak-penghasilan.html).


(38)

BAB VI ASPEK KEUANGAN 119

*) Asumsi pajak 30% baru mulai dibayar pada tahun ke karenabaru memulai usaha.

Tabel XLVIII Proyeksi Arus Kas

No Uraian Tahun

0 1 2

Arus Masuk

1 Total Penjualan 2124337500 2251797750

2 Modal awal

a. Investasi 1603370000

b. Modal kerja 448800000

3 Total Arus Masuk 2052170000

4 Arus Keluar

Biaya Investasi 1603370000 Biaya Variabel 26400000 27984000 Biaya Tetap 448800000 475728000

5 Pajak (30%) 491304525

6 Total Arus Keluar 1603370000 475200000 995016525

7 Arus Bersih 448800000 1649137500 1256781225

6.7 Perhitungan NPV (dengan discount factor 20%)

Net Present Value adalah metode analisis investasi untuk menentukan layak atau tidaknya investasi pada suatu bisnis.

Net Present Value dari usaha AutoModif adalah sebesar Rp 2,436,496,325 dimana penghitungan menggunakan Discount Factor sebesar 20% perhitungan dijelaskan pada Tabel XLIX.

Tabel XLIX Perhitungan NPV

Tahun Arus Bersih Discount Factor Present Value Tahun 1 Rp1,649,137,500 0.8333 Rp1,374,226,279 Tahun 2 Rp1,256,781,225 0.6944 Rp872,708,883 Tahun 3 Rp1,329,307,882 0.5787 Rp769,270,471


(39)

Tahun 4 Rp1,406,186,140 0.4822 Rp678,062,957 Tahun 5 Rp1,487,677,092 0.4019 Rp597,897,423

Total Present Value Rp4,292,166,013

Initial Investment Rp2,052,170,000

NPV Rp2,239,996,013

Oleh karena nilai NPV > 0 (2.239.996.013 ) maka usaha ini layak dijalankan.

6.8 Perhitungan Payback Period

Payback Period adalah metode analisis investasi untuk mengetahui jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari bisnis yang telah direncanakan.

Payback Period dari AutoModif adalah sebesar 1 Tahun 2 Bulan 26 hari. Perhitungan dijelaskan pada Tabel L.

Tabel L Perhitungan Payback Period Tahun Arus Bersih

Tahun 1 Rp1,649,137,500 Tahun 2 Rp1,256,781,225 Tahun 3 Rp1,329,307,882 Tahun 4 Rp1,406,186,140 Tahun 5 Rp1,487,677,092

PP = 1 tahun + {(Initial Investment-Arus Bersih Tahun 1) X 12 bulan} = Arus Bersih Tahun 2

= 1 tahun + Rp 2.052.170.000 – Rp 1.649.137.500X 12 bulan Rp 1.256.781.225


(40)

BAB VI ASPEK KEUANGAN 121

Karena periode usaha selama 5 tahun maka perhitungan Payback Period usaha ini layak yaitu selama 1 tahun 3 bulan 26 hari.

6.9 Perhitungan Profitability Index (PI)

Profitability Index adalah metode analisis investasi untuk mengetahui perbandingan arus kas bersih dengan investasi yang dikeluarkan.

Profitability Index = Total Present Value / Initial Investment = Rp4,292,166,013 / Rp2,052,170,000

= 2,09

Oleh karena nilai Profitability Index > 1 yaitu 2,09 maka usaha ini layak dijalankan.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Basarah Santosa, R. (2011). Tingginya Minat Investor Di Industri Otomotif Indonesia. www.republika.co.id. 11 Desember 2013

Ginanjar, Adi. (2013). Jumlah Bengkel Tak Sebanding Dengan Penjualan Otomotif. www.bisnisotomotif.com. 11 Desember 2013.

Kotler, Philip. (2003) Manajemen Pemasaran Diterjmahkan oleh Hendra Teguh. Edisi Millenium1, PT Indeks. Jakarta.

Kotler, Philip., Kartajaya, Hermawan., Huan Den, H., dan Liu, Sandra. (2003). Rethinking Marketing, Prentice Hall.

Kurniawan, Agung. (2013). 94,2 Juta Mobil dan Sepeda Motor Berseliweran di Jalanan Indonesia. otomotif.kompas.com. 11 Desember 2013

Michael R. Solomon. Consumer Behaviour, Buying, Having And Being, Edisi Kelima. Upper Saddle River. New Jersey

Oviprasetyo. (2008). ATPM Masuk Pasar Modifikasi. Oviprasetyo.blogspot.com. 11 Desember 2013.

Purnormo, Herdaru. (2011). Mudahnya Dapat Kredit Motor. Finance.detik.com. 11 Desember 2013.

Scottiati Ayu, Febrina. (2010). Cermin Virual, Tes Make Up Tanpa Harus “Mengotori” Wajah. www.detik.com. 11 Desember 2013.

Teresia, Ananda. (2013). ASEAN Bakal Jadi Pasar Otomotif Nomor Lima. www.tempo.co.id. 11 Desember 2013.

Yan. (2006). Menawan dengan EZface. liputan6.com. 11 Desember 2013.. Jurnal, Tesis, dan Simposium:

Agustina, Rita. (2005). Pengaruh Service Delivery System Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Bengkel Wicaksana Berlian Motor. Fakultas Bisnis Dan Manajemen. Universitas Widyatama. Bandung

Bank Indonesia. (2008). Pola Pembiayaan Usaha Bengkel Mobil

Budiman Arief, W., (2006). Proposal Manajemen Bengkel Membuka Bengkel Mobil “Khusus” Toyota. Fakultas Teknik Otomotif. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.


(1)

6.5 Proyeksi Laba Rugi

Proyeksi laba rugi usaha adalah suatu gambaran atau bayangan tentang keuangan perusahaan dimasa yang akan datang, dengan demikian perusahaan dapat memperkirakan pengeluaran dan pemasukan yang diterima.

Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan AutoModif telah menghasil laba (setelah pajak) pada tahun pertama sebesar Rp 1,489,125,500 dengan jumlah laba meningkat 6% setiap tahunnya dijelaskan pada Tabel XLVII. Proyeksi Laba Rugi Usaha ditampilkan secara lengkap pada Lampiran 7.

*) Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan), maka tarif (potongan) pajak penghasilan pribadi di atas Rp. 500.000.000 adalah sebesar 30%. (http://www.putra-putri-indonesia.com/tarif-pajak-penghasilan.html).

*) Asumsi kenaikan pendapatan maupun biaya sebesar 6% tiap tahun sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 6%)

*) Asumsi pajak 30% baru mulai dibayar pada tahun ke karenabaru memulai usaha.

Tabel XLVII Proyeksi Laba Rugi

No Uraian Tahun

1 2 3

1 Penerimaan

Total Penerimaan 2124337500 2251797750 2386905615

2 Pengeluaran

Biaya Variabel 26400000 27984000 29663040


(2)

Penyusutan 160012000 160012000 160012000 Total Pengeluaran 635212000 663724000 693946720 3 Pendapatan sebelum pajak 1489125500 1588073750 1692958895

4 Pajak (30%) 476422125 507887668.5

5 Laba Setelah pajak 1489125500 1111651625 1185071227

6.6 Proyeksi Arus Kas

Proyeksi arus kas adalah suatu laporan keuangan yang berisikan tentang transaksi maupun kegiatan-kegiatan kas didalam perusahaan. Dalam arus kas harus mengelola keuangan dengan baik agar penyimpangan keuangan tidak terjadi.

Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran, yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh dari pendapatan jasa AutoModif selama satu tahun. Untuk arus keluar meliputi biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, dan pajak penghasilan. Proyeksi arus kas AutoModif ditampilkan secara lengkap pada Lampiran 8.

*) Asumsi kenaikan pendapatan maupun biaya sebesar 6% tiap tahun --> sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 6%)

*) Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan), maka tarif (potongan) pajak penghasilan pribadi di atas Rp. 500.000.000 adalah sebesar 30% (http://www.putra-putri-indonesia.com/tarif-pajak-penghasilan.html).


(3)

*) Asumsi pajak 30% baru mulai dibayar pada tahun ke karenabaru memulai usaha.

Tabel XLVIII Proyeksi Arus Kas

No Uraian Tahun

0 1 2

Arus Masuk

1 Total Penjualan 2124337500 2251797750

2 Modal awal

a. Investasi 1603370000

b. Modal kerja 448800000

3 Total Arus Masuk 2052170000

4 Arus Keluar

Biaya Investasi 1603370000

Biaya Variabel 26400000 27984000

Biaya Tetap 448800000 475728000

5 Pajak (30%) 491304525

6 Total Arus Keluar 1603370000 475200000 995016525 7 Arus Bersih 448800000 1649137500 1256781225

6.7 Perhitungan NPV (dengan discount factor 20%)

Net Present Value adalah metode analisis investasi untuk menentukan layak atau tidaknya investasi pada suatu bisnis.

Net Present Value dari usaha AutoModif adalah sebesar Rp 2,436,496,325 dimana penghitungan menggunakan Discount Factor sebesar 20% perhitungan dijelaskan pada Tabel XLIX.

Tabel XLIX Perhitungan NPV

Tahun Arus Bersih Discount Factor Present Value

Tahun 1 Rp1,649,137,500 0.8333 Rp1,374,226,279

Tahun 2 Rp1,256,781,225 0.6944 Rp872,708,883


(4)

Tahun 4 Rp1,406,186,140 0.4822 Rp678,062,957

Tahun 5 Rp1,487,677,092 0.4019 Rp597,897,423

Total Present Value Rp4,292,166,013

Initial Investment Rp2,052,170,000

NPV Rp2,239,996,013

Oleh karena nilai NPV > 0 (2.239.996.013 ) maka usaha ini layak dijalankan.

6.8 Perhitungan Payback Period

Payback Period adalah metode analisis investasi untuk mengetahui jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari bisnis yang telah direncanakan.

Payback Period dari AutoModif adalah sebesar 1 Tahun 2 Bulan 26 hari. Perhitungan dijelaskan pada Tabel L.

Tabel L Perhitungan Payback Period

Tahun Arus Bersih

Tahun 1 Rp1,649,137,500 Tahun 2 Rp1,256,781,225 Tahun 3 Rp1,329,307,882 Tahun 4 Rp1,406,186,140 Tahun 5 Rp1,487,677,092

PP = 1 tahun + {(Initial Investment-Arus Bersih Tahun 1) X 12 bulan} = Arus Bersih Tahun 2

= 1 tahun + Rp 2.052.170.000 – Rp 1.649.137.500X 12 bulan Rp 1.256.781.225

= 1 tahun + 3,85


(5)

Karena periode usaha selama 5 tahun maka perhitungan Payback Period usaha ini layak yaitu selama 1 tahun 3 bulan 26 hari.

6.9 Perhitungan Profitability Index (PI)

Profitability Index adalah metode analisis investasi untuk mengetahui perbandingan arus kas bersih dengan investasi yang dikeluarkan.

Profitability Index = Total Present Value / Initial Investment = Rp4,292,166,013 / Rp2,052,170,000

= 2,09


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Basarah Santosa, R. (2011). Tingginya Minat Investor Di Industri Otomotif Indonesia. www.republika.co.id. 11 Desember 2013

Ginanjar, Adi. (2013). Jumlah Bengkel Tak Sebanding Dengan Penjualan Otomotif. www.bisnisotomotif.com. 11 Desember 2013.

Kotler, Philip. (2003) Manajemen Pemasaran Diterjmahkan oleh Hendra Teguh. Edisi Millenium1, PT Indeks. Jakarta.

Kotler, Philip., Kartajaya, Hermawan., Huan Den, H., dan Liu, Sandra. (2003). Rethinking Marketing, Prentice Hall.

Kurniawan, Agung. (2013). 94,2 Juta Mobil dan Sepeda Motor Berseliweran di Jalanan Indonesia. otomotif.kompas.com. 11 Desember 2013

Michael R. Solomon. Consumer Behaviour, Buying, Having And Being, Edisi Kelima. Upper Saddle River. New Jersey

Oviprasetyo. (2008). ATPM Masuk Pasar Modifikasi. Oviprasetyo.blogspot.com. 11 Desember 2013.

Purnormo, Herdaru. (2011). Mudahnya Dapat Kredit Motor. Finance.detik.com. 11 Desember 2013.

Scottiati Ayu, Febrina. (2010). Cermin Virual, Tes Make Up Tanpa Harus “Mengotori” Wajah. www.detik.com. 11 Desember 2013.

Teresia, Ananda. (2013). ASEAN Bakal Jadi Pasar Otomotif Nomor Lima. www.tempo.co.id. 11 Desember 2013.

Yan. (2006). Menawan dengan EZface. liputan6.com. 11 Desember 2013.. Jurnal, Tesis, dan Simposium:

Agustina, Rita. (2005). Pengaruh Service Delivery System Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Bengkel Wicaksana Berlian Motor. Fakultas Bisnis Dan Manajemen. Universitas Widyatama. Bandung

Bank Indonesia. (2008). Pola Pembiayaan Usaha Bengkel Mobil

Budiman Arief, W., (2006). Proposal Manajemen Bengkel Membuka Bengkel Mobil “Khusus” Toyota. Fakultas Teknik Otomotif. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.