PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMPN 1 HURISTAK.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP
PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
MIND MAPPING PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELASVII SMP
NEGERI 1 HURISTAK
T.A. 2012/2013

Oleh:
Siti Amislan Hasibuan
Nim 061244110003
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memproleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Terhadap
Pelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran
Mind Mapping Pada Materi Segi Empat
di Kelas VII SMPN 1 Huristak

Siti Amislan Hasibuan
(061244110003)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa terhadap pelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping pada materi segi empat. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (Classroom Actoin Research). Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMPN 1 Huristak sebanyak 31 siswa. Prosedur dalam
penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana setiap akhir siklus diberi tes berpikir
kritis berupa tes uraian yang terdiri dari 4 soal yang telah divalidasi oleh validator.
Dalam penelitian ini kriteria siswa yang mencapai skor pada interval 62,5%
digunakan sebagai acuan dalam melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya atau
tidak.
Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada
siklus I terdapat 22 orang siswa (70,96%) yang mencapai skor pada interval lebih

besar dari atau sama dengan 62,5% dengan nilai rata-rata sebesar 68,85. Pada
siklus II diperoleh data bahwa 31 orang atau semua siswa (100%) telah mencapai
skor pada interval lebih besar dari atau sama dengan 62,5% dengan nilai rata-rata
94,80. Dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan jumlah siswa yang
mencapai skor pada interval lebih besar dari atau sama dengan 62,5% yaitu
sebanyak 9 orang siswa atau (29,03%), dan nilai rata-rata meningkat sebesar
25,95. Skor pengamatan aktivitas siswa pada siklus I adalah 68,75 dan 85 pada
siklus II, mengalami peningkatan sehingga aktivitas siswa berada pada interval
75% ≤ � < 87,5% (baik). Skor pengamatan untuk guru pada siklus I adalah
66,66 dan 87,49 pada siklus II, mengalami peningkatan sehingga berada pada
interval 75% ≤ � < 87,5% (baik).
Model pembelajaran mind mapping terdiri dari 6 fase yaitu menyampaikan
kompetensi dan tujuan pembelajaran, mengemukakan suatu konsep atau
permasalahan, mengarahkan diskusi, kegiatan berpikir (mind), memaparkan
diskusi secara serentak (mapping), dan membuat kesimpulan. Kategori soal-soal
berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis, mensintesis, dan kemampuan
menyimpulkan.
Karena telah memenuhi kriteria siswa mencapai skor pada interval lebih
besar dari atau sama dengan 62,5% dan mengalami peningkatan dari siklus I dan
siklus II, maka disimpulkan bahwa metode pembelajaran mind mapping dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi segi empat.

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i

DAFTAR LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

vi


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

5

1.3 Batasan Masalah

6

1.4 Rumusan Masala

6

1.5 Tujuan Penelitian

6


1.6 Manfaat Penelitia

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis

8

2.1.1 Pengertian Berpikir
2.1.2Berpikir Kritis

8
10

2.2 Model Pembelajaran Mind Mapping

18


2.2.1 Model Pembelajaran

18

2.2.2 Model Pembelajaran Mind Mapping

20

2.2.3 Tujuan dan Mampaat Mind Mapping

24

2.2.4 Langkah-langkah pembelajaran Mind Mapping

26

2.2.5 Model pembelajaran Mind Mapping dalam Pelajaran Matematika
Yang Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

29


2.3 Materi Pelajaran Segi Empat

30

2.5 Krangka Konseptual

38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian

39

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

39

3.2.1 Subjek Penelitian


39

3.2.2 Objek Penelitian

39

3.3 Jenis dan Pendekatan Penelitian

39

3.5 Defenisi Operasional

39

3.6 Alat Pengumpul Data

40

3.7 Prosedur Penelitian


42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

52

4.1.1. Siklus I

52

4.1.1.1 Permasalahan

52

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan

53

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan


53

4.1.1.4. Observasi Siklus I

55

4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus

55

4.1.1.6. Refleksi

62

4.1.2. Hasil Penelitian

64

4.1.2.1. Permasalahan


64

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan

64

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan

66

4.1.2.4. Observasi Siklus II

67

4.1.2.5. Analisis Data Hasil

67

4.1.2.6. Refleksi Siklus II

74

4.2. Diskusi Hasil Penelitian

75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

80

5.2 Saran

80

DAFTAR PUSTAKA

82

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1.

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

85

2.

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

95

3.

Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Berpikir Kritis

105

4.

Lampiran 4 Tes Berpikir Kritis I

106

5.

Lampiran 5 Tes Berpikir Kritis II

108

6.

Lampiran 6 Jawaban Tes Berpikir Kritis I

110

7.

Lampiran 7 Jawaban Tes Berpikir Kritis II

115

8.

Lampiran 8 Tabel Tingkat Kemampuan Menganalisis Siswa Siklus I

120

9.

Lampiran 9 Tabel Tingkat Kemampuan Mensintesis Siswa Siklus I

122

10. Lampiran 10 Tabel Tingkat Kemampuan Menyimpulkan Siswa Siklus I

124

11. Lampiran 11 Tabel Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
(dalam semua aspek) Siklus I

126

12. Lampiran 12 Tabel Tingkat Kemampuan Menganalisis Siswa Siklus II

128

13. Lampiran 13 Tabel Tingkat Kemampuan Mensintesis Siswa Siklus II

130

14. Lampiran 14 Tabel Tingkat Kemampuan Menyimpulka Siswa Siklus II

132

15. Lampiran 15 Tabel Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
(dalam semua aspek) Siklus II

134

16. Lampiran 16 Nama-nama Siswa Kelas VII SMPN 1 Huristak

136

17. Lampiran 17 Lembar Validitas Soal Tes

138

18. Lampiran 18 Lembar Observasi Guru Siklus I

144

19. Lampiran 19 Lembar Observasi Guru Siklus II

148

20. Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa Siklus I

152

21. Lampiran 21 Lembar Observasi Siswa Siklus II

158

22. Lampiran 22 Lembar Aktivitas Siswa

160

23. Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian

171

24. Lampiran 24 Gambar Mind Mapping Segi Empat

176

25. Lampiran 24 Jadwal Kegiatan Penelitian

177

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi diperlukan sumber daya manusia yang handal
dan mampu berkompetensi secara global. Sumber daya manusia dapat
ditingkatkan hanya dengan melalui pendidikan. Pendidikan manusia mempunyai
potensi besar untuk memainkan peran strategi dalam menyiapkan sumber daya
manusia. Potensi ini dapat terwujud jika pendidikan matematika mampu
melahirkan peserta didik yang cakap dalam matematika dan berhasil
menumbuhkan kemampuan berpikir logis, bersifat kritis, kreatif, inisiatif, dan
adaptif terhadap perubahan dan perkembangan. Kualitas sumber daya manusia
seperti

ini

menjamin

keberhasilan

upaya

penguasaan

teknologi

untuk

pengembangan di Indonesia.
Namun kenyataannya, pendidikan matematika di Indonesia masih
memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Dari hasil
studi The Thir International Mathematic and Science Study-Repeat-Timss-R,1999
(IEA, 1999) (http://mii.fmipa.ugm.ac.id/?p=121) memperlihatkan bahwa prestasi
siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-34 dari 38 negara peserta.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan matematika masih mengecewakan.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika rendah, salah
satunya adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.
Hal ini disebabkan karena adanya anggapan dari sebagian siswa bahwa
matematika adalah salah satu mata pelajaraan yang paling sulit, siswa juga
berpikir bahwa matematika adalah pelajaran yang membosankan, karena penuh
rumus dan miskin nilai moral. Sebagaimana yang diungkapkan Ruseffendi (2008)
bahwa: ”Kelemahan matematika pada siswa Indonesia, karena pelajaran
matematika disekolah ditakuti bahkan dibenci oleh siswa”.
Pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
kondisi proses pembelajaran yang ada antara lain kompetensi pendidik, fasilitas
belajar, anak didik, metode pembelajaran, lingkungan dan faktor lain. Tujuan dari

2

proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku siswa. Salah
satu perubahan tingkah laku yang diharapkan adalah siswa menjadi pemikir kritis
yang baik. Oleh sebab itu, saat ini dunia pendidkan harus mampu
memperlengkapi siswa dengan keahlian yang membantu siswa menjadi pemikir
kritis.
Pendidikan di Indonesia sekarang belum menjadikan siswa-siswi berpikir
secara kritis. Dilihat dari prestasi matematika siswa SLTP Indonesia berada pada
urutan ke 34 dari 38 negara peserta. Cara berpikir yang kritis sangat dibutuhkan
sekarang, terutama bila bangsa kita tidak ingin menjadi pengikut. Menyedihkan
bila dalam dunia yang semakin maju bangsa Indonesia hanya menjadi pelaksana
dari perintah orang-orang bangsa lain yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Pembelajaran matematika disekolah adalah pembelajaran yang mengacu
pada ketiga fungsi mata pelajaran matematika yaitu, sebagai alat, pola pikir dan
ilmu atau pengetahuan. Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan
pembelajaran matematika menurut Suherman (dalam Khowarizmi,
http://lela-al-khowarizmi.blogspot.com/)

adalah

pembentukan

sifat

2009
dengan

berpikir kritis dan kreatif. Hal ini sesuai dengan standar untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi) telah disebutkan bahwa mata
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif.
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat mencari kebenaran dari
suatu kejadian dan informasi yang datang setiap saat. Berpikir kritis adalah suatu
proses yang sistematis yang digunakan siswa untuk merumuskan dan
mengevaluasi apa yang dipercayai dan diyakini. Tujuan dari berpikir kritis adalah
untuk dapat memahami secara total tentang suatu kenyataan, memahami ide dasar
yang mengatur kehidupannya setiap hari dan memahami suatu arti dibalik suatu
kejadian.
Dalam ranah kognitif, berpikir kritis meliputi kegiatan menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi pada jenjang kognitif, kemampuan analisis berada

3

pada jenjang ke empat setelah pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Sehingga
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah dengan meningkatkan
kemampuan analisis, kemampuan sintesis dan kemampuan evaluasi siswa hingga
mampu memberika argumen yang tepat pada suatu kondisi. Karena untuk
memberikan argumen yang tepat diperlukan analisis yang baik sebelum
memberikan argumen.
Di dalam lingkungan pendidikan banyak yang beranggapan bahwa untuk
dapat berpikir kritis memerlukan suatu tingkat kecerdasan yang tinggi. Padahal
berpikir kritis dapat dilatih pada semua orang untuk dipelajari. Disinilah peranan
pendidikan memberikan suatu konsep cara belajar yang efektif.
Berpikir kritis adalah keharusan, dalam usaha memecahkan masalah,
pembuatan keputusan, sebagai pendekatan, menganalisis asumsi-asumsi dan
penemuan-penemuan keilmuan. Berpikir kritis diterapkan siswa untuk belajar
memecahkan

masalah

secara

sistamatis

dalam

menghadapi

tantangan,

memecahkan masalah secara inovatif dan mendisain solusi yang mendasar. Hanya
dengan berpikir kritis kita dapat menganalisis apa yang kita pikiirkan, membuat
yakin terhadap informasi apa yang didapat dan kemudian menyimpulkan.
Berpikir kritis dapat juga diartikan

sebagai kemampuan menganalisis

masalah. Pada dasarnya setiap siswa mempunyai sifat dasar yaitu rasa ingin tahu
dan imajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan dasar untuk pengembangan sikap
kritis. Aktivitas berpikir kritis dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal dengan baik. Matematika diajarkan bukan hanya untuk
mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam matematika itu sendiri,
tetapi matematika diajarkan pada dasarnya bertujuan untuk membantu melatih
pola pikir semua siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, dan
tepat.
Untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa menurut Edmun
(dalam Sekar, 2009) http:www.docstoc.com/docs/21178447/) tidaklah mudah.
Dalam belajar mengajar dilingkungan sekolah sering dijumpai masalah antara
lain: (1) Hampir tidak ada siswa yang mempunyai inisiatif untuk bertanya pada
guru. (2) Sibuk menyalin apa yang ditulis dan diungkapkan guru. (3) Apabila

4

ditanya guru tidak ada yang mau menjawab tetapi mereka menjawab secara
bersamaan sehingga suara tidak jelas. (4) Siswa terkadang sibuk sendiri waktu
guru menerangkan atau mengajar.
Pernyataan di atas mendukung tercapainya tujuan matematika yaitu antara
lain agar siswa terlatih untuk bertindak atas dasar pemikiran secara logis, kritis,
rasional, cermat dan tepat.
Selanjutnya diberikan tes diagnostik pada siswa kelas VII SMPN 1
Huristak, pada materi segi empat dengan soal-soal yang menguji kekritisan
berpikir kritis siswa. Hasil tes diagnostik dari 31 orang siswa yang mengikuti tes,
terdapat 13 orang siswa atau 42 % orang siswa yang mampu berpikir kritis. Hasil
tes diagnostik untuk setiap aspek adalah sebagai berikut:
1.

Pada aspek kemampuan menganalisis diperoleh 18 orang siswa atau 58%
siswa yang mampu menganalisis soal.

2.

Pada aspek kemampuan mensintesis diperoleh 20 orang siswa atau 64,51%
siswa yang mampu mensintesis soal.

3.

Pada aspek kemampuan menyimpulkan diperoleh 13 orang siswa atau
41,93% siswa yang mampu menyimpulkan soal.
Dari hasil survei Ini menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMPN 1

Huristak belum memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik. Hal ini
dimungkinkan karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
cocok sehingga menyebabkan siswa kurang menggunakan pemikirannya dengan
baik dalam pembelajaran matematika apalagi untuk mampu berpikir kritis dengan
baik. Siswa hanya menerima konsep seperti mengkonsumsi tanpa ada umpan
balik yang dapat membuat siswa paham dengan konsep tersebut. Hal tersebut
terlihat dari hasil tes harian mereka.
Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat memampukan
siswa menguasai dan memecahkan masalah dengan berpikir kritis, logis,
sistematis, dan terstruktur. Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah
pembentukan sikap berpikir kritis pada siswa, namun fakta yang diperoleh tidak
sedikit siswa-siswi di Indonesia yang belum memiliki sikap tersebut. Hal ini dapat

5

dilihat dari hasil matematika masih rendah. Ini berarti tujuan pembelajaran
matematika untuk sikap berpikir kritis pada siswa belum tercapai.
Menanggapi masalah di atas diperlukan suatu metode atau model
pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika yang memberikan
kebebasan berpikir kepada siswa dan membawa siswa untuk berpikir kritis. Untuk
itu, guru sebagai perancang dan pengelola pembelajaran harus mampu
memikirkan dan merencanakan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih
mengaktifkan siswa sebagai peserta didik sehingga matematika semakin disenangi
siswa.
Usaha pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan guru yaitu
dengan menawarkan suatu pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa. Salah satu caranya dengan pembelajaran matematika model Mind Mapping
yaitu suatu teknis grafis yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi seluruh
kemampuan otak siswa untuk keperluan berpikir dalam belajar.
Melalui pembelajaran model Mind mapping ini siswa diharapkan
mengalami pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan bagi siswa, lebih
mengaktifkan siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika
siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Terhadap Pelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Mind
Mapping pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMPN 1 Huristak T.A. 2012 ∕
2013”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa.
3. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar matematika masih rendah.

6

1.3 Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar
masalah dalam penelitian ini terarah dan jelas. Dalam penelitian ini masalah yang
timbul di batasi pada “kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran
matematika masih rendah khususnya pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMPN
1 Huristak T.A. 2012 ∕ 2013”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka dapat dibuat
rumusan masalah: ”Apakah model pembelajaran Mind Mapping dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar matematika pada
Materi Segi Empat di Kelas VII SMPN 1 Huristak T.A. 2012 ∕ 2013”.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Mind Mapping dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada Materi Segi
Empat di Kelas VII SMPN 1 Huristak T.A. 2012 ∕ 2013.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan berpikir kritis siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada Materi Segi Empat di
Kelas VII SMPN 1 Huristak T.A. 2012 ∕ 2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan mamfaat yang berarti yaitu :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru maupun calon guru agar dapat menerapkan
model pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.

7

2. Siswa menemukan model pembelajaran yang membantu mereka untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya serta mencapai prestasi belajar
yang lebih baik.
3. Sebagai sumber informasi bagi sekolah tentang keadaan kemampuan berpikir
kritis siswa sehingga dapat dirancang suatu pendekatan pembelajaran guna
meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan sebagai calon guru.
5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca atau peneliti lain
yang berminat melakukan penelitian sejenis atau penelitian lebih lanjut.

80

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematika siswa khususnya pada materi segi empat. Hal ini
dilihat dari pertambahan jumlah siswa

yang mencapai ketuntasan

kemampuan berpikir kritis dari siklus I ke siklus II.
2. Dari hasil tes diagnostik ke tes berpikir kritis I pada siklus I terdapat
peningkatan

aspek

kemampuan

menganalisis,

aspek

kemampuan

mensintesis dan aspek kemampuan menyimpulkan. Hal ini dapat dilihat
dari peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan
berpikir kritis dari tes diagnostik ke siklus I. Dari hasil tes diagnostik ke
tes berpikir kritis II pada siklus II jugaterjadi peningkatan aspek
kemampuan menganalisis, aspek kemampuan mensintesis dan aspek
kemampuan menyimpulkan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan berpikir kritis dari tes
diagnostik ke siklus II.

5.2. Saran
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 1
Huristak, agar selalu memperhatikan kesulitan yang dialami siswa dalam
belajar khusnya dalam menyelesaikan soal yang menuntut kemampuan
berpikir kritis siswa. Untuk itu hendaknya guru matematika dapat
menggunakan model pembelajaran mind mapping sebagai alternatif dalam
kegiatan pembelajaran khususnya pada materi segi empat karena model ini
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dapat memotivasi
siswa dan melatih siswa untuk belajar aktif.

81

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari
siswa kemampuan tinggi, sedang dan rendah (menggabungkan siswa yang
pintar dengan siswa yang kurang pintar) agar disetiap kelompok semua
anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.
3. Kepada siswa SMP Negeri 1 Huristak khususnya siswa kelas VII yang
kemampuan berpikir kritisnya rendah dan sedang agar lebih banyak
berlatih dan belajar lagi untuk menyelesaikan soal-soal yang menuntut
kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Kepada peneliti lanjutan yang berminat untuk melakukan penelitian yang
sejenis supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada
penelitian ini, sehingga diharapkan kedepannya akan lebih baik.

82

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, (2007).BerpikirKritis. http://agustinus.Wordpress.com/2007/09/25/
berpikir-kritis/ (accessed 25 0ktober 2010)
Achmad, A., (2007).Memahami Berpikir Kritis.
http:/re-searchengines.com/1007arief3.html (accesed 20 oktober 2010)
Amri, S., (2010). Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Anton,(2008). Peta Konsep Anak Bangsa.
http://pkab.wordpress.com/2008/02/298/peta-pikiran-mind-mapping/
(accesed 5 nov 2010)
Arikunto, S., dkk, (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:PT Bumi Aksara
Budhi , S., (2008). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 2. Bandung:
Erlangga
Buzan, T., (2004). Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas, jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Enggar, (2007). Mind Mapp. http://enggar.net/2007/12/17/mind-mapp
(accesed 1 november 2010)
Fisher, A., (2008). Berpikir Kritis Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga
Frenky, (2006). Pendidikan di Indonesia: Masalah dan Solusinya.
http://mii. fmipa. ugm. ac. Id/?p=121 (accesed 5 november 2010)
Ray, H.,(2006). Pembelajaran.
http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html
(accesed 5 nov 2010)
Ibad, A., (2010). Gunakan Mind Mapp untuk Menyalurkan Ide.
http://ibad.bebasbelanja.com/gunakan-mind-mapping-untuk
menyalurkan-ide.html
(accessed 5 november 2010)

83

Iwan, S., (2008). Peta Konsep Anak Bangsa.
http://didin-uninus.blogspot.com/2008/03/berpikir-kritis-danpengembangannya.htm(accessed 20 oktober 2010)
Kwarizmi, Lela, Al, (2008). Refleksi Tugas Akhir.
http://lela-al-kwarizmi.blokspot.com (di accessed 5 november 2010)

Priyadi, (2005). Berpikir Kritis. http://Priyadi. Net/archives/2005/04/21/berpikirkritis/ (accesed 25 oktober 2010)
Purwanto, N., (2001). Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Racmadwidodo’s, (2009). Model PembelajaranMind Mapping.
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/05/model-pembelajaran-mindmapping/
(accesed 1 november 2010)
Rostikawati, T., (2008. Peta Konsepanak Bangsa.
http://pkab.wordpress.com/2008/04/02/metode-quantum-learning/
(di accessed 1 november 2010)
Ruggiero, (2012).Keterampilan Berpikir Kreatif.
http://suara guru. Wordpres.com (accessed 12 Desember 2012)
Ruseffendi, (2008). Membangun Keterampilan Komunikasi Matematika dan Nilai
Moral Siswa Melalui Model Pembelajaran Bentang Pengajen.
http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilankomunikasi-matematika-dan-nilai-siswa-melalui-model-pembelajaranbentang-pengajen/ (accessed 5 November 2010)
Rusli, S., (2010). Mind Mapping.
http://blog.unm.ac.id/rusli/2010/03/25/mind mapping/
(accessed 5 november 2010)
Sekar, G.,(2009). Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi dan Berpikir Kritis
Siswa dalam Belajar Matematika dengan Metode Mind Mapp.
http://www.docstoc.com/docs/21178447/(-Penelitian-Tindakan-KelasVIII-SMP-Negeri)/
Sepia, (2007). Mind Mapping. Cara Mudah Memakai Otak.
.http://sepia.blogsome.com/2007/03/25/mind-mapping-cara-mudahmemakai-otak/ (di akses 7 november 2010)

84

Setiawan, (2008). Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran Matematika SMA.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Matematika.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sopan dan Lif Khoirul, (2010). Taktik Mengembangkan Individual Siswa. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Sudaryanto,(2008).PembelajaranBerpikirKritis.
http://www.fk.undip.ac.id/pengembangan
kemampuanberpikir-kritis.html (accesed 25 oktober 2010)

pendidikan/pembelajaran-

Suryabrata, S., (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.
Susanti, A., (2010).KoranPendidikan.
http://www.Koranpendidikan.com/artikel/5218/mind-mapping-sebagaipembelajaran-berbasis-atak.html
(accesed 16 november 2010)
Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya:
Kencana Prenada Group.
Wahidin, D., (2008). Berpikir Kritis dan Pengembangannya.
http://didin-uinus.blokspot.com/2008/03/berpikir-kritis-danpengembangannya.html (accessed 20 Oktober 2010)
Widura,S., (2008). Mind Mapp Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Yamin dan Ansari, (2008). Takti Mengembangkan Individual Siswa. Jakarta:
Gaung Persada Press.

Dokumen yang terkait

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI MELALUI MODEL MIND MAPPING

0 6 91

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBALJARANA INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA SANTA MARIA MEDAN T.A 2014/2015.

0 4 24

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL MIND MAPPING DAN SUPERITEM DITINJAU DARI Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Mind Mapping Dan Superitem Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa (Pada kelas VII SMP N 1 Kradenan Tahun Ajaran

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN SISWA PADA MATEMATIKA DENGAN Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran Siswa pada Matematika dengan Model Pembelajaran Problem Posing (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Ta

0 2 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN SISWA PADA MATEMATIKA DENGAN Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran Siswa pada Matematika dengan Model Pembelajaran Problem Posing (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Ta

0 0 14

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA.

0 0 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Pokok Bahasan Segi Empat (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII di

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Pokok Bahasan Segi Empat (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII di

0 2 17

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATERI POKOK SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 PEMALANG.

0 0 297