PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA.

(1)

i

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KREATIF MATEMATIS SISWA

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

MAYA ADHIAWATI 1204654

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat Pernyataan,

Maya Adhiawati NIM : 1204654


(3)

iii

Lembar Pengesahan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KREATIF MATEMATIS SISWA Oleh :

Maya Adhiawati NIM: 1204654

Disetujui Oleh : Pembimbing I,

Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D.

Pembimbing II,

Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes.

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,


(4)

i Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Tesis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Berpikir Kritis ... 8

B. Berpikir Kreatif ... 14

C. Pembelajaran Kooperatif Berbasis Mind Mapping ... 18

D. Pembelajaran Langsung ... 25

E. Penelitian yang Terdahulu ... 27

F. Kerangka Pemikiran ... 29

G. Hipotesis ... 31

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 32

A. Desain dan Metode Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32


(5)

ii Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Prosedur Penelitian ... 45

F. Prosedur Pengolahan Data ... 46

G. Diagram Alur Uji Statistik ... 50

H. Diagram Alur Penelitian ... 51

I. Jadwal Penelitian ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 53

2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 56

3. Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .... 61

4. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 64

5. Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .. 68

6. Hasil Angket Skala Sikap Siswa ... 71

7. Hasil Observasi ... 76

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

1. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 79

2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis... 81

3. Sikap Siswa ... 83

C. Keterbatasan Penelitian ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(6)

iii Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 11

2.1. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 16

3.1. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 35

3.2. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 36

3.3. Interpretasi Validitas Butir Soal ... 37

3.4. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 38

3.5. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 38

3.6. Kriteria Reliabilitas J.P. Guilford ... 39

3.7. Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis ... 39

3.8. Klasifikasi Indeks Kesukaran... 40

3.9. Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 41

3.10. Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 41

3.11. Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda... 42

3.12. Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 42

3.13. Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 43

3.14. Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba Tes Kamampuan Berpikir Kritis Matematis ... 43

3.15. Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ... 44

3.16. Kategori Skor Gain Ternormalisasi ... 47

3.17. Jadwal Penelitian ... 52 4.1. Deskripsi Hasil Pretes, Postes dan Gain Kemampuan Berpikir


(7)

iv Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 57 4.2. Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58 4.3. Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59 4.4. Hasil Uji Kesamaan Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir

Kritis ... 60 4.5. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62 4.6. Hasil Uji Mann-Whitney N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis ... 63 4.7. Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 65 4.8. Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66 4.9. Hasil Uji Kesamaan Skor Rata-rata Pretes Kemampuan

Kreatif ... 68 4.10. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 70 4.11. Hasil Uji Mann-Whitney N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis ... 71 4.12. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika .... 72 4.13. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Kooperatif

Berbasis Mind Mapping ... 73 4.14. Hasil Angket Sikap Siswa terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ... 75 4.15. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen ... 77


(8)

v Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

4.1. Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran ... 86

4.2. Suasana Kelas ketika Mengerjakan Lembar Kerja Siswa ... 86

4.3. Kata Kunci yang Belum Tepat ... 87

4.4. Kata Kunci yang Tepat ... 87

4.5. Siswa Membuat Mind Mapping ... 88

4.6. Kreativitas Siswa dalam Membuat Mind Mapping ... 89

4.7. Mind Mapping yang Tepat ... 90

4.8. Mind Mapping yang Kurang Tepat ... 91


(9)

vi Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Hal

3.1. Alur Analisis Data ... 50 3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 51 4.1. Skor Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan

Kreatif Matematis ... 55 4.2. Skor Rata-rata Hasil Pretes dan Postes ... 57 4.3. Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. 61 4.4. Skor Rata-rata Hasil Pretes dan Postes ... 64 4.5. Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa ... 69 4.6. Hasil Pengamatan Skor Rata-rata Aktivitas Siswa ... 78


(10)

vii Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

A Instrumen Penelitian ... 100

B Ujicoba Instrumen ... 199

C Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 217

D Dokumentasi Penelitian ... 277


(11)

viii Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa


(12)

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN

KREATIF MATEMATIS SISWA

Maya Adhiawati ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk menelaah perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Selain itu diungkap pula sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif

mind mapping. Desain penelitiannya adalah eksperimen kelompok kontrol

pretes-postes dengan populasi seluruh siswa SMPN 5 Cianjur dan sampel siswa kelas VIII yang dipilih 2 kelas secara purposive sampling, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran langsung. Pengumpulan data hasil penelitian menggunakan instrumen berupa soal-soal tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis yang dianalisis secara kuantitatif. Data hasil angket skala sikap, observasi aktivitas siswa, wawancara dan angket guru dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif mind mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa yang lebih baik dari pembelajaran langsung. Analisis data angket skala sikap siswa, observasi aktivitas siswa dan wawancara memperlihatkan bahwa siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika, baik terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran kooperatif mind mapping maupun terhadap soal-soal berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif mind mapping, kemampuan berpikir kritis matematis, kemampuan berpikir kreatif matematis.


(13)

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

The Effect of Mind Mapping Cooperative Learning on the Improvement of

Students’ Critical and Creative Mathematical Thinking Skills

Maya Adhiawati ABSTRACT

This quasi-experimental study aims to investigate differences in the improvement of critical and creative mathematical thinking skills among students taught using mind mapping cooperative learning compared to those taught using direct instruction. Additionally, this research also reveals students' attitudes toward learning mathematics through mind mapping cooperative learning. With the entire student population in SMPN 5 Cianjur, this study employs the pretest-posttest control group experimental research design using the sample of eighth grade students. Incorporating the purposive sampling techniques, two classes were selected; one as the experimental class and the other as the control class. In this study, the experimental class participated in mind mapping cooperative learning while the control class were taught using the direct teaching. Data were collected using the instruments in the form of test items for measuring critical and creative mathematical thinking skills, a questionnaire for students’ attitude, observations on student activities a teacher-questionnaire, and interviews with the teachers. Quantitative analyses were carried out for the test results and qualitative analyses were applied for the questionnaires, observations, and interviews results. The results show that using mind mapping cooperative learning can improve students’ ability to think critically and creatively in mathematics better than using the direct instruction. The analyses of student attitude-scale questionnaire, observation on student activities, teacher-questionnaire, and teacher-interviews indicate that in general the students reflect positive attitudes towards learning mathematics. In particular, they showed positive attitudes towards the mind mapping cooperative learning as well as towards the mathematical test-items for students’ critical and creative thinking.


(14)

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa


(15)

1

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika memiliki peranan penting dalam pendidikan terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagaimana tertuang dalam Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 menyatakan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pernyataan ini ditegaskan Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), pembelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan agar siswa dapat menggunakan matematika sebagai cara bernalar (berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan kemampuan bekerjasama). Hal ini mengisyaratkan bahwa matematika merupakan mata pelajaran wajib yang bertujuan untuk melatih siswa bernalar terutama dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya.

Matematika merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diarahkan untuk dapat mendukung tujuan pendidikan nasional. Sebagimana salah satu tujuan pembelajaran matematika yang tertuang dalam KTSP yaitu dapat mengem-bangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil dan rasa ingin tahu. Artinya, kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan penting yang harus dikembangkan.

Suryadi (2012) menyatakan bahwa berpikir kritis dan kreatif merupakan dua kemampuan manusia yang sangat mendasar. Keduanya dapat mendorong seseorang untuk senantiasa memandang permasalahan yang dihadapi secara kritis dan mencoba menyelesaikannya secara kreatif, sehingga diperoleh suatu hal baru yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif tidak hanya menjadi bagian dari tujuan pembelajaran matematika tetapi merupakan hal yang penting dalam kehidupan.


(16)

2

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumarmo (2010) mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran matematika diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang. Untuk kebutuhan masa kini pembelajaran matematika mengarah pada pemahaman konsep dan idea matematika yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematis dan ilmu pengetahuan lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan masa yang akan datang mempunyai arti yang lebih luas yaitu bahwa pembelajaran matematika memberikan kemampuan bernalar yang logis, sistematik, kritis dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika, dan mengembangkan sikap objektif dan terbuka yang diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam permasalahan pembelajaran di sekolah.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan matematis tingkat tinggi. Berpikir matematis tingkat tinggi dapat dijadikan landasan pembelajaran berpikir matematika. Henningsen dan Stein (Suryadi, 2012) menyatakan bahwa kemampuan matematis tingkat tinggi pada hakekatnya merupakan kemampuan berpikir nonprosedural yang antara lain mencakup hal-hal berikut: kemampuan mencari dan mengeksplorasi pola untuk memahami stuktur matematis dan hubungan yang mendasarinya; kemampuan menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk menformulasikan serta menyelesaikan masalah; kemampuan membuat ide-ide matematis secara ber-makna; kemampuan berpikir dan bernalar secara fleksibel melalui penyusunan konjektur, generalisasi dan justifikasi; serta kemampuan menetapkan bahwa suatu hasil pemecahan masalah bersifat masuk akal atau logis. Jadi kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan nonprosedural yang bersifat fleksibel dalam menyelesaikan masalah.

Herman (2006) menyatakan bahwa kemampuan matematis tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir nonprosedural yang mencakup kemampuan mencari dan mengeksplorasi pola untuk memahami struktur matematis, kemampuan menggunakan fakta untuk menyelesaikan masalah, kemampuan bernalar dan berpikir secara fleksibel melalui penyusunan konjektur, analisis, sintesis, generalisasi


(17)

3

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan justifikasi. Dengan demikian kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk merumuskan dan menyelesaikan masalah.

Sumarmo (2010) menyatakan beberapa indikator kemampuan berpikir kritis diantaranya adalah mencari pernyataan, pertanyaan dan alasan secara jelas, memilih informasi secara baik dengan cara memilih sumber yang terpercaya, memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan; bersikap tegas dengan ide utama; menjaga keaslian dan mendasar; mencari alternatif dan bersikap, berpikir terbuka, sistematis, dan teratur; mengambil posisi disertai bukti yang cukup; dan mencari penjelasan sebanyak mungkin. Selanjutnya Semiawan (2004) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menyusun ide baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah, dan kemampuan mengidentifikasi asosiasi antara dua ide yang kurang jelas. Jelaslah bahwa dalam kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan menggunakan informasi atau fakta-fakta secara efektif dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda atau fleksibel. Hal ini merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Uraian beberapa pendapat di atas memberikan informasi bahwa indikator kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis tersirat dalam kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi. Kemampuan-kemampuan ini merupakan kemampuan yang penting untuk dikembangkan pada siswa, karena dalam menyelesaikan masalah siswa harus mampu mengeksplorasi masalah dengan beberapa interpretasi, menangkap masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi dan mengemukakan pendapatnya sendiri.

Kenyataan sekarang ini kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa belum tercapai secara optimal. Hidayat (2011) mendeskripsikan hasil penelitiannya di SMA bahwa kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 56,88% dan kemampuan berpikir kreatif mencapai 54,68%. Begitu pula dengan Gulo (2009) yang meneliti siswa SMP dengan hasil penelitiannya bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 37,40% dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif mencapai 50,20%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa relatif masih rendah.


(18)

4

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Herman (2006) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran konvensional yang tidak memberi kesempatan yang luas bagi berkembangnya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, koneksi dan komunikasi matematis siswa karena aktivitas siswa tergolong rendah dan siswa lebih berperan sebagai penerima ilmu yang diberikan langsung oleh guru, akibatnya kemampuan siswa dalam berpikir matematis tingkat tinggi sangat lemah karena kegiatan mereka seringkali berkutat pada tataran berpikir tingkat rendah. Turmudi (2009) menyatakan bahwa selama ini pembelajaran matematika disampaikan kepada siswa secara informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja, sehingga derajat melekatnya juga dapat dikatakan rendah. Hal ini menuntut adanya paradigma baru dalam pembelajaran, pembelajaran harus memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengeksplor dirinya dan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Pembelajaran langsung, yang umum dilakukan oleh guru di sekolah belum dapat secara maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Sari dan Dahlan (2008) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah biasanya linear, yang cenderung bertujuan hanya meningkatkan nilai matematika tanpa memperhatikan mutu dan aspek matematika yang lain yang saling berkesinambungan.

Salah satu upaya guru untuk memfasilitasi siswa agar kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya berkembang adalah dengan mengembangkan pembelajaran yang dirancang secara tepat. Zohar, dkk. (Miliyawati, 2012) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sari dan Dahlan (2008) menyatakan bahwa untuk mengem-bangkan kreativitas, siswa perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Suryadi (2012) menyatakan bahwa sejumlah hasil penelitian menunjukkan pendekatan pembelajaran yang memberikan otonomi lebih luas kepada siswa dalam belajar, diyakini dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi. Dengan demikian kemampuan berpikir matematis siswa dapat berkembang apabila siswa difasilitasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa.


(19)

5

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran kooperatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rusman (2010) bahwa dalam pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka.

Suprijono (2010) menyatakan bahwa salah satu ciri khusus model pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi antar anggota kelompok untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi. Sejalan dengan Majid (2013) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Suherman, dkk. (2003) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dalam matematika dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam metematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika. Dengan demikian, dalam pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan interaksi antar anggota kelompok sehingga terwujud kerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan.

Ada beberapa tipe dalam model pembelajaran kooperatif diantaranya: STAD, TGT, CIRC, Mind Mapping, Jigsaw dan lain-lain. Mind mapping merupakan teknik pemetaan pikiran, yang dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran kooperatif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta atau peta konsep yang akan disampaikan. Mind mapping diharapkan memunculkan kreativitas siswa terutama dalam menuangkan konsep-konsep yang telah diterima-nya sehingga mempermudah untuk mengingatditerima-nya.


(20)

6

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan dan fakta di atas, penulis meneliti kaitan pembelajaran kooperatif mind mapping dengan peningkatan kemampuan matematis berpikir kritis dan kreatif siswa sekolah menengah pertama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi pembelajaran kooperatif mind mapping lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran langsung?

2. Apakah peningkatan kemampuan kreatif matematis siswa yang diberi pembelajaran kooperatif mind mapping lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran langsung?

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif mind mapping?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang mendapat pembelajaran langsung.

2. Mengkaji peningkatan kemampuan kreatif matematis antara siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif mind mapping dengan siswa yang mendapat pembelajaran langsung.


(21)

7

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh bermanfaat bagi pengembangan keilmuan, diantaranya:

1. Bagi guru: pembelajaran kooperatif mind mapping dapat menjadi model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.

2. Bagi siswa: pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis.

3. Bagi peneliti: dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengembangan diri. 4. Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan acuan/ referensi bagi penelitian yang

relevan.

E. Struktur Organisasi Tesis

Adapun struktur organisasi pada tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang terdiri atas: Latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi tesis; Bab II Kajian pustaka teori terdiri atas yang mendukung, penelitian yang terdahulu dan hipotesis penelitian; Bab III Metode penelitian, yang terdiri atas: lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain, metode, definisi operasional, instrumen, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data; Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri atas: pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan dan Bab V yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


(22)

32

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Desain dan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjeknya tidak dikelompokan secara acak ke dalam kelompok-kelompok baru. Pengelompokan baru tidak memungkinkan, sehingga peneliti menerima keadaan subjek seadanya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol

pretes-postes. Terdapat 2 kelompok yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Kelompok pertama sebagai kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran kooperatif mind mapping dan kelompok yang kedua sebagai kelas kontrol yang mendapat pembelajaran langsung.

Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelompok diberi pretes untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan kreatif awal, dan setelah perlakuan diberikan postes yang ekuivalen dengan pretes. Dengan demikian desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

O X O O O Keterangan:

O : Tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa X : Perlakuan dengan pembelajaran kooperatif mind mapping.

B. Populasi dan Sampel

Populasi terbatas penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Cianjur. Populasi terjangkau adalah siswa SMPN 5 Cianjur, sedangkan yang menjadi sampelnya dipilih 2 kelas secara purposive karena peneliti tidak mengelompokkan subjek secara acak tetapi menerima keadaan subjek apa adanya. Subjek dalam penelitian ini di kelas VIII di SMPN 5 Cianjur, kelas yang satu sebagai kelas eksperimen dan kelas yang lain adalah kelas kontrol.


(23)

33

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan pemilihan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siswa kelas VIII diperkirakan telah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat mengikuti proses pembelajaran yang diberikan.

2. Siswa kelas VIII sudah mendapat materi prasyarat yang cukup sesuai dengan yang dikehendaki dalam penelitian ini.

C. Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan persepsi tentang istilah yang digunakan peneliti memberikan beberapa definisi operasional sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis metematis dalam penelitian ini adalah kemampuan memberikan penjelasan sederhana, kemampuan membangun keterampilan dasar dan membuat kesimpulan, dengan indikator sebagai berikut:

a. Kemampuan memberikan penjelasan sederhana (Elementary Clarification) yaitu kemampuan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan.

b. Kemampuan membangun keterampilan dasar (Basic Support) yaitu kemampuan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. c. Kemampuan membuat kesimpulan (Inference) yaitu kemampuan melakukan

dan mempertimbangkan nilai keputusan.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir yang bersifat divergen, yang dapat menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang sehingga solusi yang diberikan cenderung fleksibel, yang meliputi kriteria sebagai berikut:

a. Kelancaran (fluency) mempunyai banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah matematika.

b. Keluwesan (flexibility) yaitu mempunyai gagasan yang beragam.

c. Keaslian (originality) mempunyai gagasan baru untuk memecahkan masalah matematika.


(24)

34

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Elaborasi (elaboration) yaitu mampu mengembangkan gagasan untuk memecahkan masalah matematika secara rinci.

3. Model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini adalah pembelajaran diawali oleh tugas-tugas matematika yang diselesaikan secara kooperatif, mendiskusikan kata-kata kunci, menyamakan persepsi kata kunci, dan menyusun ringkasan catatan berupa mind mapping.

4. Pembelajaran langsung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mempunyai 5 langkah dalam pelaksanaannya, yaitu menyiapkan siswa menerima pelajaran, demonstrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri).

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen berupa: (1) Perangkat Pembelajaran; (2) Instrumen Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis; (3) Seperangkat soal skala sikap terhadap pembelajaran.

1. Perangkat Pembelajaran

Perangkat Pembelajaran yang mendukung penelitian ini terdiri dari: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi dengan cara menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, RPP dirancang berdasarkan silabus, Lembar Kerja Siswa mengacu pada RPP dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif

mind mapping.

2. Instrumen Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Instrumen tes yang digunakan ada 2 macam yaitu tes kemampuan berpikir kritis dan tes kemampuan berpikir kreatif. Penyusunan tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi tes berpikir kritis dan berpikir kreatif kemudian dilanjutkan


(25)

35

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan penyusunan soal beserta kunci jawabannya dan pedoman penskoran dalam penilaian kemampuan matematis siswa. Seperangkat tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif disusun sendiri oleh penulis dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

Tes dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, yang pertama untuk mengetahui kemampuan awal siswa,sebelum mendapat perlakuan diberikan pretes dan yang kedua untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapat perlakuan diberikan postes. Tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada penelitian ini berupa pretes dan postes dalam bentuk uraian yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan terhadap soal uraian bertujuan mengukur kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan meliputi kemampuan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan serta mengukur kemampuan berpikir kreatif yang meliputi kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan keterperincian (elaboration) respon siswa dalam menggunakan konsep-konsep matematika. Materi yang diteskan meliputi pokok bahasan relasi dan fungsi.

Rubrik penskoran untuk soal-soal berpikir kritis dalam penelitian ini diadaptasi dari Ansari (Nurhayati, 2013). Pedoman penskoran dirancang seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Skor Memberikan Penjelasan Sederhana Membangun Keterampilan Dasar Membuat Kesimpulan 0 Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban.

1

Hanya sedikit penjelasan dan alasan salah.

Hanya mengidentifikasi soal dengan benar.

Hanya melengkapi data pendukung dengan lengkap dan benar.

2

Ada penjelasan dan alasan belum tepat.

Mengidentifikasi soal dengan benar tetapi model matematika dan penyelesaiannya salah.

Melengkapi data pendukung dengan baik dan benar tetapi salah dalam


(26)

36

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor Memberikan Penjelasan Sederhana Membangun Keterampilan Dasar Membuat Kesimpulan menentukan aturan umum. 3 Penjelasan lengkap tetapi alasan kurang lengkap. Mengidentifikasi soal dan membuat matematika dengan benar tetapi penyelesaiannya ada kesalahan. Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan umum dengan benar tetapi kesimpulan akhir tidak tepat.

4

Penjelasan lengkap dan alasan yang dikemukakan tepat.

Mengidentifikasi soal dan membuat model matematika dengan benar dan kemudian peyelesaiannya benar.

Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan umum dengan benar serta kesimpulan yang diambil tepat.

Rubrik penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif di adaptasi dari Hidayat (2011), yang dirancang seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2.

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Skor Kelancaran

(fluency) Keluwesan (flexibility) Keaslian (originality) Keterperincian (elaboration) 0 Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. Tidak ada jawaban. 1

Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar.

Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar. Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar. Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar.

2

Memberikan satu alternatif jawaban dan sebagian penyelesaian telah dilaksanakan dengan benar. Mengemukakan sebuah gagasan penyelesaian dan sebagian penyelesaian telah dilaksanakan dengan benar. Hampir sebagian penyelesaian orisinal telah diselesaikan dengan benar. Memberikan satu alternatif jawaban dan sebagian penyelesaian telah dilaksanakan dengan benar. 3 Memberikan satu alternatif jawaban dan seluruh penyelesaiannya telah Mengemukakan satu gagasan penyelesaian dan seluruh Sebagian penyelesaian orisinal telah diselesaikan Hampir seluruh pengembangan gagasan telah diselesaikan


(27)

37

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor Kelancaran

(fluency) Keluwesan (flexibility) Keaslian (originality) Keterperincian (elaboration) dilaksanakan dengan benar. penyelesaian telah dilaksanakan dengan benar.

dengan benar. dengan benar.

4

Memberikan lebih dari satu alternatif jawaban dan seluruh penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar.

Memberikan lebih dari satu alternatif jawaban dan seluruh penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar. Seluruh penyelesaian telah diselesaikan dengan benar. Seluruh pengembangan gagasan telah diselesaikan dengan benar.

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu, yang dilaksanakan di SMPN 4 Cianjur, pada tanggal 24 Oktober 2013 pukul 07.15 – 08.35 WIB yang selanjutnya hasil dianalisis dan dikonsultasikan dengan pembimbing.

Hasil uji coba dianalisis terkait dengan validitas butir soal, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2011) sebuah tes dikatakan valid, apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Adapun langkah-langkahnya untuk mengukur validitas adalah sebagai berikut:

a. Menghitung nilai korelasi dengan rumus:

= − ( )

(( 2 −( )2)( 2−( )2) Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = jumlah soal X = skor item


(28)

38

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menetapkan taraf signifikansi 0,05, apabila maka maka soal tersebut valid. Perhitungan koefisien korelasi menggunakan program Anates Versi 4 dan Microsoft Excel 2007 yang penafsirannya menggunakan pedoman dari Arikunto (2010) yang interpretasi validitasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3. sebagai berikut

Tabel 3.3

Interpretasi Validitas Butir Soal

Nilai 11 Interpretasi

0,00 < 0,20 Sangat rendah

0,20 < 0,40 Rendah

0,40 < 0,70 Cukup

0,70 < 0,90 Tinggi

0,90 1,00 Sangat tinggi

Sumber: Arikunto (2010)

Data yang diperoleh dari hasil uji coba dihitung validitasnya, perhitungan validitas ada pada lampiran B.2. halaman 202, didapat hasil perhitungan berikut ini.

Tabel 3.4.

Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No

soal � �� ��

Intrepretasi

Koefisien Korelasi Signifikansi Validitas

1 0,874 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

2 0,729 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

3 0,906 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

Hasil perhitungan koefisien korelasi dan signifikansi serta validitas soal kemampuan berpikir kritis matematis pada Tabel 3.4. menunjukkan bahwa seluruh butir soal memiliki korelasi yang tinggi dengan sangat signifikansi merupakan soal yang valid, sehingga memiliki keabsahan yang baik.

Tabel 3.5.

Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Signifikansi serta Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis


(29)

39

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal Koefisien Korelasi

1 0,861 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

2 0,805 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

3 0,829 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

4 0,719 0,291 Tinggi Sangat Signifikan Valid

Hasil perhitungan koefisien korelasi dan signifikansi serta validitas soal kemampuan berpikir kreatif matematis pada Tabel 3.5. menunjukkan bahwa seluruh butir soal memiliki korelasi yang tinggi dengan sangat signifikans merupakan soal yang valid, sehingga memiliki keabsahan yang baik.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Reliabilitas suatu tes dinyatakan dengan koefisien korelasi. Jawaban soal dikorelasikan dengan jawaban pada soal-soal sisanya, sehingga penyelenggaraan tesnya hanya satu kali (Ruseffendi, 2010).

Untuk mengukur reliabilitas soal yang jawabannya bervariasi pada jawaban soal uraian, maka menggunakan rumus Alpha- Cronbach:

11 = −

1 1− ��2

�2 Keterangan:

11 = koefisien reliabilitas tes

2 = jumlah varians skor tiap butir soal �2 = varians skor total

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak ukur yang ditetapkan J.P. Guilford (Suherman, 2003) berikut ini.

Tabel 3.6. Kriteria Reliabilitas J.P. Guilford


(30)

40

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11 < 0,20 Sangat rendah

0,20 11 < 0,40 Rendah

0,40 11 < 0,70 Sedang

0,70 11 < 0,90 Tinggi

0,90 11 1,00 Sangat tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas tes untuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran B.3. halaman 206 yang kesimpulannya berikut ini .

Tabel 3.7.

Relibabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis

No Kemampuan �� Interpretasi

1 Berpikir Kritis 0,67 Sedang

2 Berpikir Kreatif 0,88 Tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas pada Tabel 3.7. menunjukkan bahwa soal tes kemampuan berpikir kritis matematis tergolong pada kategori sedang, sedangkan pada soal kemampuan berpikir kreatif matematis tergolong pada kategori tinggi. Dengan demikian seluruh soal merupakan soal yang reliabel.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk mengklasifikasikan setiap item instrumen tes kedalam tiga kelompok tingkat kesukaran untuk mengetahui apakah sebuah instrumen tergolong mudah, sedang atau sukar.

Tingkat kesukaran tes dihitung dengan rumus: =

� Keterangan :

TK : Tingkat Kesukaran : Rata-rata Skor (mean)


(31)

41

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SMI : Skor Maksimum Ideal

Ketentuan tingkat kesukaran pada penelitian ini berpedoman pada yang dikemukakan Suherman (2003).

Tabel 3.8.

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Tingkat Kesukaran Klasifikasi Soal

0,00 < 0,30 Sukar

0,30 < 0,70 Sedang

0,71 1,00 Mudah

Dari hasil perhitungan, diperoleh tingkat kesukaran untuk setiap butir soal secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B.4. halaman 210 yang ksimpulannya berikut ini.

Tabel 3.9.

Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1 0,635 Sedang

2 0,302 Sukar

3 0,552 Sedang

Tingkat kesukaran berdasarkan Tabel 3.9. hasil uji coba tes kemampuan berpikir kritis matematis menunjukkan bahwa dua butir soal yang berada pada klasifikasi sedang dan satu soal pada klasifikasi sukar, sehingga butir soal pada kemampuan berpikir kreatif matematis memiliki tingkat kesukaran yang baik.

Tabel 3.10.


(32)

42

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi

4 0,490 Sedang

5 0,521 Sedang

6 0,260 Sukar

7 0,438 Sedang

Tingkat kesukaran berdasarkan Tabel 3.10. hasil uji coba tes kemampuan berpikir kreatif matematis menunjukkan bahwa tiga butir soal yang berada pada klasifikasi sedang dan satu soal pada klasifikasi sukar, sehingga butir soal pada kemampuan berpikir kreatif matematis memiliki tingkat kesukaran yang baik.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai materi dengan siswa yang belum/ kurang menguasai materi berdasarkan kriteria tertentu.

Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus:

��

=

Keterangan:

DP : daya pembeda

: jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

: jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang dipilih Untuk data dalam jumlah yang banyak (kelas besar) dengan n > 30, maka sebanyak 27% siswa yang memperoleh skor tertinggi dikategorikan kedalam kelompok atas (higher group) dan sebanyak 27% siswa yang memperoleh skor terendah dikategorikan kelompok bawah (lower group). Data yang diambil dalam uji coba sebanyak 45 siswa, sehingga diperoleh data untuk kelompok atas dan kelompok bawah sebanyak 12 siswa yang perhitungannya terlampir.


(33)

43

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi perhitungan daya pembeda dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Suherman (2003).

Tabel 3.11.

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Besarnya DP Interpretasi

�� 0,00 Sangat Jelek

0,00 <�� 0,20 Jelek

0,20 <�� 0,40 Cukup

0,40 <�� 0,70 Baik

0,70 <�� 1,00 Sangat Baik

Hasil perhitungan daya pembeda untuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif terdapat dalam lampiran B.4. halaman 210 yang kesimpulannya berikut ini.

Tabel 3.12.

Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,604 Baik

2 0,521 Baik

3 0,771 Sangat Baik

Daya pembeda berdasarkan Tabel 3.12. hasil uji coba tes kemampuan berpikir kritis matematis menunjukkan bahwa dua buah soal memiliki interpretasi Baik dan satu soal memiliki interpretasi sangat baik. Secara keseluruhan butir soal tersebut sudah dapat membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah.

Tabel 3.13.

Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

4 0,854 Sangat Baik

5 0,458 Baik


(34)

44

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 0,417 Baik

Daya pembeda berdasarkan Tabel 3.13. hasil uji coba tes kemampuan berpikir kreatif matematis menunjukkan bahwa dua buah soal memiliki interpretasi baik dan satu soal memiliki interpretasi sangat baik. Secara keseluruhan butir soal tersebut sudah bisa membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Secara lebih jelas gambaran keseluruhan hasil analisis data uji coba tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa dapat terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.14

Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa No

Soal Validitas Reliabilitas

Daya Pembeda

Tingkat

Kesukaran Keterangan

1 Valid

Reliabel

Baik Sedang Terpakai

2 Valid Baik Sukar Terpakai

3 Valid Sangat Baik Sedang Terpakai

Berdasarkan Tabel 3.14. menunjukkan bahwa untuk setiap butir soal kemampuan berpikir kritis matematis sudah memenuhi persyaratan tes instrumen penelitian, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis.

Tabel 3.15

Gambaran Umum Analisis Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa No

Soal Validitas Reliabilitas

Daya Pembeda

Tingkat

Kesukaran Keterangan

4 Valid

Reliabel Sangat Baik Sedang Terpakai


(35)

45

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Valid Baik Sukar Terpakai

7 Valid Baik Sedang Terpakai

Tabel 3.15. menunjukkan bahwa untuk setiap butir soal kemampuan berpikir kreatif matematis sudah memenuhi persyaratan tes instrumen penelitian. Dengan demikian semua soal dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII SMP.

3. Instrumen Skala Sikap

Instrumen skala sikap berisi pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang diberikan. Instrumen disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk dilakukan validasi baik konstruk maupun isinya. Validitas konstruk maupun validitas isi ini bertujuan untuk memeriksa ketepatan setiap butir tes baik isi maupun bahasa yang digunakan.

Angket skala sikap yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Setiap pernyataan dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR) tidak Setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

4. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi ini terdiri dari item-item yang memuat aktivitas siswa yang diharapkan munculnya sikap positif siswa terhadap pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati berkaitan dengan perhatian siswa selama pembelajaran, mengemukakan pendapatnya, menemukan kata kunci, dan membuat ringkasan catatan yang lebih praktis melalui kreatifitas siswa

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian mengenai kegiatan pembelajaran kooperatif mind

mapping untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis

siswa ini dirancang dengan langkah–langkah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan


(36)

46

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melakukan studi kepustakaan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis matematis, kemampuan berpikir kreatif matematis, pembelajaran kooperatif mind mapping, pembelajaran langsung.

2) Seminar proposal pada tanggal 09 September 2013.

3) Menyusun instrumen penelitian berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, LKS, kisi- kisi dan butir soal, serta skala sikap yang akan digunakan dalam penelitian.

4) Mengurus surat izin penelitian dari Direktur Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

5) Melakukan uji coba instrumen di SMP Negeri 4 Cianjur pada tanggal 24 Oktober 2013, yang selanjutnya dianalisis dan hasilnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

6) Menentukan subjek penelitian yang terdiri dari: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menentukan salah satu sekolah di kabupaten Cianjur.

7) Melakukan penelitian di SMP Negeri 5 Cianjur dari tanggal 01- 23 November 2013.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Diberikan pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan maksud untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi pembelajaran. 2) Setelah pemberian pretes dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran di

mana kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif mind

mapping sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran langsung. Di SMP

Negeri 5 Cianjur untuk mata pelajaran matematika alokasi waktunya 4 jam pelajaran /minggu.


(37)

47

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Pelaksanaan pembelajaran dimulai tgl 01 November 2013 sampai 23 November 2013. Jadwal pelajaran untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada hari Jum’at dan Sabtu dengan alokasi waktu masing-masing 2 jam pelajaran yang berdurasi 40 menit.

4) Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan oleh peneliti sendiri. Kedua kelas eksperimen dan kontrol diberi Lembar Kerja Siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran.

5) Pemberian materi pembelajaran di kedua kelas dilaksanakan sebanyak 5 pertemuan dan diakhiri dengan pemberian postes. Pada kelas eksperimen, setelah postes diberi pengisian pernyataan skala sikap untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

F. Prosedur Pengolahan Data

Dari data yang diperoleh dalam penelitian, data dikelompokkan dengan rincian sebagai berikut:

1. Data nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari nilai pretes dan postes uji kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.

2. Data skala sikap yang menggambarkan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika kooperatif mind mapping pada kelas eksperimen.

Untuk keperluan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Software SPSS Versi 20 dam Microsoft Office Excel 2007.

Analisis data hasil tes kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif matematis siswa dilakukan secara kuantitatif. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan data penelitian yang diperoleh dari hasil pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui descriptive statistics pada SPSS Versi 20.


(38)

48

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menguji normalitas data pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang didasarkan pada hipotesis:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujian menggunakan uji tes Shaphiro-Wilk, jika P value (sig) � maka H0 diterima dan jika P value (sig) < maka H0 ditolak, dengan taraf

signifikan α = 0,05.

3. Menguji homogenitas varians untuk melihat homogenitas atau kesamaan beberapa bagian sampel, yaitu seragam tidaknya varians sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Berdasarkan pada hipotesis berikut:

H0 : �2� = �2

H1 : �2� ≠ �2

Keterangan: �2

� = Varians kelompok eksperimen �2 = Varians kelompok kontrol

H0 : varians siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping

sama siswa yang memperoleh pembelajaran langsung.

H1 : varians siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping

tidak sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Kriteria pengujian dengan menggunakan uji tes Levene, jika jika P-value (sig) maka H0 diterima dan jika P-value (sig) < α maka H0 ditolak, dengan taraf signifikan α = 0,05.

4. Menguji kesamaan dua rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumusan hipotesisnya adalah:

H0 : � = �

H1 : �� ≠ �

Keterangan:

�� = Rata-rata skor pretes kelas eksperimen. � = Rata-rata skor pretes kelas kontrol.


(39)

49

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila sebaran data normal dan homogen, uji signifikansi dengan statistik uji-t. Bila sebaran data normal dan tidak homogen, uji signifikansi dengan statistik uji-t. Apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujiannya menggunakan uji non parametrik untuk dua sampel yang saling bebas pengganti uji-t yaitu uji Mann-Whitney.

5. Untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus skor gain ternormalisasi (indeks gain) yaitu membandingkan skor pretes dengan skor postes. Rumus yang digunakan adalah:

�= − �

− �

Keterangan: � = Skor pretes

= Skor postes

= Skor maksimum ideal

Setelah dihitung skor gain ternormalisasi kemudian dilakukan penafsiran dengan menggunakan kategori yang dikemukakan Hake (Nurhayati, 2012) sebagai berikut:

Tabel 3.16.

Kategori Skor Gain Ternormalisasi

Skor Gain Ternormalisasi Kategori

g 0,70 Tinggi

0,30 g < 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

Untuk mengetahui benar tidaknya kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif kelompok eksperimen lebih menyebar dibanding kelompok kontrol perlu diuji secara statistik. Pengujian sama atau tidaknya dua nilai rata-rata gain ternormalisasi dilakukan dengan uji-t dengan syarat datanya berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau kedua variansi homogen.


(40)

50

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas data skor pretes kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan uji normalitas data gain ternormalisasi menggunakan rumus hipotesis:

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Uji homogenitas antara dua varians pada skor pretes kelompok eksperimen ��2 dan kelompok kontrol �2 , dan pada skor gain kelompok eksperimen ��2 dan kelompok kontrol �2 dilakukan uji F dengan rumus hipotesis: H0 : �2 = �2

H1 : ��2 ≠ �2

Uji kesamaan rerata dengan uji-t pada skor pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk menguji rumusan hipotesis:

H0 : � = �

H1 : �� ≠�

sedangkan untuk skor N-Gain menggunakan hipotesis: H0 : �� = �

H1 : � > �

6. Untuk mengetahui kualitas sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model kooperatif mind mapping, serta berpikir kritis dan kreatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pemberian skor butir skala sikap dengan berpedoman kepada model Likert, mencari skor netral butir skala sikap, membandingkan skor sikap siswa untuk setiap item, untuk melihat kecenderungan sikap siswa. Sikap siswa dikatakan positif jika skor sikap siswa lebih besar dari sikap netralnya, demikian juga sebaliknya.


(41)

51

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Diagram Alur Uji Statistik

Uji Mann Whitney Uji Normalitas

Kesimpulan Uji Parametrik

(Uji t)

Uji Parametrik

(Uji t’)

Normal Pretes, Postes dan

Gain

Uji Homogenitas

Homogen

Tidak

Ya


(42)

52

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.1. Alur Analisis Data

H. Diagram Alur Penelitian

Studi Pendahuluan: Identifikasi Masalah,

Rumusan Masalah

Pengembangan Instrumen, Validasi

dan Uji coba

Pemilihan Populasi dan Sampel

Pembelajaran Langsung

Pembelajaran Mind

Mapping

Pretes

Postes

Analisis Data

Kesimpulan dan Rekomendasi


(43)

53

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

I. Jadwal Penelitian

Tabel 3.17. Jadwal Penelitian

No Waktu Penelitian Kegiatan

1 Juli – Agustus 2013 Tahap penyusunan proposal penelitian 2 Agustus – Oktober 2013 Revisi Proposal dan Pembuatan

Instrumen Penelitian

3 Oktober – November 2013 Uji coba Instrumen dan Penelitian 4 Desember 2013 – Januari 2014 Pengolahan dan analisis data


(44)

54

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa


(45)

94

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan tahap penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pengaruh pembelajaran kooperatif

mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

matematis siswa sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping (berada pada kategori sedang mendekati tinggi) lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran langsung (berada pada kategori sedang mendekati rendah).

2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping (berada pada kategori sedang) lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran langsung (berada pada kategori sedang mendekati rendah).

3. Siswa memiliki sikap positif terhadap pembelajaran kooperatif mind mapping. Seluruh siswa merasa bahwa membuat ringkasan catatan dengan menggunakan

mind mapping mempermudah mereka dalam mengingat rumus-rumus matematika.

B. SARAN

Berdasarkan analisis data, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru matematika, pembelajaran kooperatif mind mapping hendaknya dipilih sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis.

2. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembelajaran kooperatif mind

mapping hendaknya menumbuhkan sikap positif siswa, agar siswa tidak


(46)

95

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

mapping siswa dapat mengembangkan kreativitasnya secara maksimal dan

siswa dapat memanfaatkan waktu secara lebih efisien, sehingga pembelajaran akan lebih efektif.

3. Bagi guru yang akan mengimplementasikan mind mapping hendaknya siswa diberi pelatihan terlebih dahulu dalam membuat mind mapping, agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam menentukan kata-kata kunci sebagai pendukung pembuatan mind mapping.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran kooperatif mind mapping dapat diteliti pada kemampuan matematis yang lainnya dan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


(47)

96

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2011). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Z. (2013). Model-Model dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Buzan, T. (2006) Mind Mapp untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dahlan, J. A. (2011). Analisis Kurikulum Matematika Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Gulo, S. F. E. (2009). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa

SMP dalam Matematika melalui Pendekatan Advokasi. Tesis UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disertasi SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hidayat, W. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

Matematik Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW). Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kuswana, S.W. (2011) Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosda-karya. Kosasih, U dan Mulyana, T. (2013). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan

komunikasi matematis siswa SMP melalui pembelajaran dengan pendekatan Open Ended. Assosiasi Pendidik Matematika Indonesia FPMIPA UPI Bandung: Jurnal Pendidikan Matematika Sigma Didaktika, Volume 1, Nomor 2, Januari 2013 Hal 126 -133.

Mahmuddin. (2009). Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran (Mind Mapping). [online].Tersedia:http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembel


(48)

97

Mahmudin, (2010). “Mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis”. Makalah pada Konferensi Nasional Matematika XV. UNIMA Manado.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Miliyawati, B. (2012). Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficasy

matematis siswa SMA dengan menggunakan pendekatan investigasi. Jurusan pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Jurnal

Pendidikan Sigma Didaktika, Volume 1, Nomor 1, Juli 2012 Hal 75-82.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan

Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Musbikin, I. (2006). Mendidik Anak Kreatif Ala Einstein. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Nurafiah, F, Nurlaelah E, dan Sispiyati, R. (2013). Perbandingan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa SMP antara yang memperoleh pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL). FPMIPA

UPI Bandung: Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013 Hal 1-8.

Nurhadi, (2012) Sains Melalui Mind Mapping, [online]. Tersedia: http://www. uny.ac.id/berita/pembelajaran-sains-melalui-mind-mapping.html. [12 April 2013].

Nurhayati, Y (2013). Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Berpikir Kritis

MatematisSis wa SMP melalui Pendekatan Pendidikan Mate-matika Realistik. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Permendiknas. (2006). Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Repuplik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: BSNP.

Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Penelitian Pendidikan dan

Bidang Non-Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.

Rusman, (2010). Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran


(49)

98

Sari, A. A. dan Dahlan, J. A. (2008). “Pengaruh Pemberian Tugas Creative Mind Map setelah Pembelajaran terhadap Kemampuan Kreativitas dan Koneksi Matematik Siswa”. Makalah pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Bandung.

Semiawan, (2004). Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siswono, T.Y.E (2009). Konstruksi Teoritik tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika. [Online]. Tersedia:

http://tatagyes.files.Wordpress.com/2009/11/paper07_jurnal_univadibu ana. [8 Mei 2013]

Sudrajat, A. (2011). Model Pembelajaran langsung. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/ [7 agustus 2013].

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk Guru dan

Mahasiswa Calon Guru. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika

FPMIPA UPI.

Suherman, E, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumarmo, U. (2010). “Pengembangan Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis dan Kreatif Pesrta Didik dalam Pembelajaran Matematika”. Bahan Ajar Mata Kuliah Isu Global dan Kajian Pendidikan Matematika SPs UPI. Bandung.

Sumarmo,U. dkk. (2012). Kemampuan disposisi berpikir logis, kritis dan kreatif matematik (eksperimen terhadap siswa SMA menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan strategi Think-Talk-Write). FPMIPA UPI Bandung: Jurnal Pengajaran MIPA Vol 17 (1), Hal 17-33.

Supratman. (2009). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui

Pembelajaran dengan Peta Konsep. Tesis UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(50)

99

Suryadi, D. (2012). Membangun Budaya dalam Berpikir Matematika. Bandung: Sekolah Pacasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tata. (2009). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui

Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berorientasi Teori Van Hiele. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Turmudi, (2009). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika

Berparadigma Eksploratif dan Investigatif. Jakarta: Leuser Cita Pustaka.

Tusaddiah, H. (2012). Peningkatan kemampuan Koneksi dan Representasi

Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Mind Map.

Bandung: Tesis UPI tidak diterbitkan.

Wahyudin, (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: IPA Abong.

Wycoff, J. (2002). Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Bandung: Kaifa.


(1)

94

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan tahap penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pengaruh pembelajaran kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping (berada pada kategori sedang mendekati tinggi) lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran langsung (berada pada kategori sedang mendekati rendah).

2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif mind mapping (berada pada kategori sedang) lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran langsung (berada pada kategori sedang mendekati rendah).

3. Siswa memiliki sikap positif terhadap pembelajaran kooperatif mind mapping. Seluruh siswa merasa bahwa membuat ringkasan catatan dengan menggunakan mind mapping mempermudah mereka dalam mengingat rumus-rumus matematika.

B. SARAN

Berdasarkan analisis data, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru matematika, pembelajaran kooperatif mind mapping hendaknya dipilih sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis.

2. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembelajaran kooperatif mind mapping hendaknya menumbuhkan sikap positif siswa, agar siswa tidak merasa bosan dengan belajar kelompok dan tidak menegangkan, melalui mind


(2)

95

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mapping siswa dapat mengembangkan kreativitasnya secara maksimal dan siswa dapat memanfaatkan waktu secara lebih efisien, sehingga pembelajaran akan lebih efektif.

3. Bagi guru yang akan mengimplementasikan mind mapping hendaknya siswa diberi pelatihan terlebih dahulu dalam membuat mind mapping, agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam menentukan kata-kata kunci sebagai pendukung pembuatan mind mapping.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran kooperatif mind mapping dapat diteliti pada kemampuan matematis yang lainnya dan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


(3)

96

Maya Adhiawati, 2014

Pengaruh pembelajaraan kooperatif mind mapping terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2011). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Z. (2013). Model-Model dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Buzan, T. (2006) Mind Mapp untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dahlan, J. A. (2011). Analisis Kurikulum Matematika Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Gulo, S. F. E. (2009). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP dalam Matematika melalui Pendekatan Advokasi. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disertasi SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hidayat, W. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW). Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kuswana, S.W. (2011) Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosda-karya. Kosasih, U dan Mulyana, T. (2013). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan

komunikasi matematis siswa SMP melalui pembelajaran dengan pendekatan Open Ended. Assosiasi Pendidik Matematika Indonesia FPMIPA UPI Bandung: Jurnal Pendidikan Matematika Sigma Didaktika, Volume 1, Nomor 2, Januari 2013 Hal 126 -133.

Mahmuddin. (2009). Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran (Mind Mapping). [online].Tersedia:http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembel


(4)

97

Mahmudin, (2010). “Mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis”. Makalah pada Konferensi Nasional Matematika XV. UNIMA Manado.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Miliyawati, B. (2012). Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficasy

matematis siswa SMA dengan menggunakan pendekatan investigasi. Jurusan pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Jurnal Pendidikan Sigma Didaktika, Volume 1, Nomor 1, Juli 2012 Hal 75-82. Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta.

__________. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Musbikin, I. (2006). Mendidik Anak Kreatif Ala Einstein. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Nurafiah, F, Nurlaelah E, dan Sispiyati, R. (2013). Perbandingan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa SMP antara yang memperoleh pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL). FPMIPA UPI Bandung: Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013 Hal 1-8.

Nurhadi, (2012) Sains Melalui Mind Mapping, [online]. Tersedia: http://www. uny.ac.id/berita/pembelajaran-sains-melalui-mind-mapping.html. [12 April 2013].

Nurhayati, Y (2013). Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Berpikir Kritis MatematisSis wa SMP melalui Pendekatan Pendidikan Mate-matika Realistik. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Permendiknas. (2006). Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Repuplik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: BSNP. Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Penelitian Pendidikan dan

Bidang Non-Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.

Rusman, (2010). Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Mulya Mandiri Pers.


(5)

Sari, A. A. dan Dahlan, J. A. (2008). “Pengaruh Pemberian Tugas Creative Mind Map setelah Pembelajaran terhadap Kemampuan Kreativitas dan

Koneksi Matematik Siswa”. Makalah pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Bandung.

Semiawan, (2004). Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siswono, T.Y.E (2009). Konstruksi Teoritik tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika. [Online]. Tersedia:

http://tatagyes.files.Wordpress.com/2009/11/paper07_jurnal_univadibu ana. [8 Mei 2013]

Sudrajat, A. (2011). Model Pembelajaran langsung. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/ [7 agustus 2013].

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.

Suherman, E, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumarmo, U. (2010). “Pengembangan Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis dan Kreatif Pesrta Didik dalam Pembelajaran Matematika”. Bahan Ajar Mata Kuliah Isu Global dan Kajian Pendidikan Matematika SPs UPI. Bandung.

Sumarmo,U. dkk. (2012). Kemampuan disposisi berpikir logis, kritis dan kreatif matematik (eksperimen terhadap siswa SMA menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan strategi Think-Talk-Write). FPMIPA UPI Bandung: Jurnal Pengajaran MIPA Vol 17 (1), Hal 17-33.

Supratman. (2009). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pembelajaran dengan Peta Konsep. Tesis UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


(6)

99

Suryadi, D. (2012). Membangun Budaya dalam Berpikir Matematika. Bandung: Sekolah Pacasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tata. (2009). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berorientasi Teori Van Hiele. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Turmudi, (2009). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Berparadigma Eksploratif dan Investigatif. Jakarta: Leuser Cita Pustaka. Tusaddiah, H. (2012). Peningkatan kemampuan Koneksi dan Representasi

Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Mind Map. Bandung: Tesis UPI tidak diterbitkan.

Wahyudin, (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: IPA Abong.

Wycoff, J. (2002). Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Bandung: Kaifa.