Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan dan Implikasinya pada Earning Response Coefficient Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(1)

TESIS

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATWAKTUAN

PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DAN

IMPLIKASINYA PADA

EARNING RESPONSE

COEFFICIENT

PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

I GUSTI AYU RATIH PERMATA DEWI NIM 1491661023

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(2)

TESIS

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATWAKTUAN

PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DAN

IMPLIKASINYA PADA

EARNING RESPONSE

COEFFICIENT

PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

I GUSTI AYU RATIH PERMATA DEWI NIM 1491661023

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA


(3)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATWAKTUAN

PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DAN

IMPLIKASINYA PADA

EARNING RESPONSE

COEFFICIENT

PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GUSTI AYU RATIH PERMATA DEWI NIM 1491661023

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(4)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 04 APRIL 2016

Pembimbing I,

Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si., Ak. NIP. 19570911 198610 1 001

Mengetahui

Pembimbing II,

Dr. I Putu Sudana, SE, MSAcc.,Ak. NIP. 19621231 199103 1 179

Ketua Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Direktur Program Pascasarjana


(5)

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 04 April 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, Nomor : 1314/UN14.4/HK/2016, Tanggal 30 Maret 2016

Ketua : Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, MSi., Ak. Sekretaris : Dr. I Putu Sudana, SE, MSAcc., Ak.

Anggota :

1. Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE, MSi., Ak. 2. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi., Ak. 3. Dr. A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi., Ak.


(6)

PERNYATAAN KEASLIAN

KARYA ILMIAH MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi

NIM : 1491661023

Program Studi : Magister Akuntansi

Judul Tesis : Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian laporan Keuangan Dan Implikasinya Pada Earning Response Coefficient Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah saya merupakan hasil karya sendiri dan bebas dari plagiasi. Apabila kelak di kemudian hari terbukti terdapat plagiasi dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 17 Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Denpasar, 13 April 2016 Mahasiswa, I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang berjudul Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian laporan Keuangan Dan Implikasinya Pada Earning Response Coefficient Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia .

Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan tesis ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Universitas Udayana.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. 3. Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE, MSi. selaku Dekan FakultasFakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Prof. Dr. Ni Noman Kerti Yasa, SE, MS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak., dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA., Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staf yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini.

7. Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, MSi., Ak. sebagai Dosen Pembimbing Akademis sekaligus Pembimbing I beserta Dr. I Putu Sudana, SE, MSAcc., Ak. sebagai Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktunya dan dengan sabar telah memberikan bimbingan dan masukan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

8. Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE, MSi., Ak., Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi., Ak. beserta Dr. A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi., Ak sebagai Penguji yang dengan penuh perhatian memberi kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini kepada penulis.

9. Orang tua dan kakak tercinta, Ayah Gusti Partana Mandala, SH, MH, Ibu Putu Diah Putri Idawati, SE, MSi, kakak tersayang Dian Chandra Dewi dan Agung Kepakisan, beserta teman terbaik Wahyu Nugraha yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan moral, dan material kepada penulis.

10. Rekan-rekan seperjuangan khususnya Rai, Sukma, Mira, Dayu serta seluruh rekan-rekan MAKSI Angkatan XIV, sahabat dan teman Coknana, Desy, Mita, Ucik, Deny, Lindira, Muni dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, kritik dan saran dalam penulisan tesis ini.

Denpasar, April 2016 Penulis


(8)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATWAKTUAN PENYAMPAIAN LAPORAN

KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA PADAEARNING RESPONSE

COEFFICIENTPERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dan implikasinya pada earning response coefficient perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur. Data yang digunakan adalah data sekunder eksternal berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan sample dengan metode purposive sampling dan diperoleh 76 perusahaan dengan jumlah pengamatan selama 3 tahun. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Profitabilitas berpengaruh negatif pada earning response coefficient. Selanjutnya ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan memediasi pengaruh profitabilitas pada earning response coefficient. Nilai koefisien pengaruh tidak langsung profitabilitas padaearning response coefficientmelalui ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan memberikan efek yang lebih besar dibandingkan nilai koefisien jalur pengaruh langsung profitabilitas pada earning response coefficient. Investor akan bereaksi positif apabila informasi profitabilitas dalam laporan keuangan disampaikan tepat waktu. Sebaliknya, investor akan bereaksi negatif apabila hanya melihat informasi profitabilitas perusahaan saja. Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada earning response coefficient. Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan juga memediasi pengaruh ukuran perusahaan pada earning response coefficient. Nilai koefisien pengaruh tidak langsung ukuran perusahaan pada earning response coefficient melalui ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan memberikan efek lebih kecil dibandingkan nilai koefisien jalur pengaruh langsung ukuran perusahaan pada

earning response coefficient. Investor akan bereaksi positif dengan melihat ukuran perusahaannya saja tanpa memperhatikan perusahaan tersebut tepat waktu atau tidak dalam penyampaian laporan keuangannya. Penelitian ini membuktikan pentingnya ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dan pengaruhnya padaearning response coefficient.


(9)

ABSTRACT

EFFECT OF PROFITABILITY AND SIZE OF COMPANY FINANCIAL REPORTING TIMELINESS AND IMPLICATIONS OF EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to examine the effect of profitability and size of the company and the timeliness of financial reporting implications on earnings response coefficient Indonesian companies, especially manufacturing companies. The data used is secondary data in the external form of financial statements and annual reports of companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2014. Selection of the sample with purposive sampling method and acquired 76 companies with the number of observations for 3 years. Data analysis technique used is path analysis (path analysis).

The test results showed that the profitability and size of the company's positive impact on the timeliness of financial reporting. Profitability negative effect on earnings response coefficient. Further timeliness of submission of financial statements to mediate the effect of profitability on earnings response coefficient. The coefficient of profitability indirect effect on earnings response coefficient via the timeliness of submission of financial statements provide a greater effect than the value of the coefficient paths directly influence profitability in earnings response coefficient. Investors will react positively if profitability information in the financial statements submitted on time. Instead, investors will react negatively if we will only see information only company profitability. The size of the company a positive effect on earnings response coefficient. Timeliness of submission of financial statements also mediates the effect of firm size on earnings response coefficient. The coefficient of the indirect effect of firm size on earnings response coefficient via the timeliness of submission of financial statements giving effect smaller than the value of the coefficient paths directly influence the size of the company on earnings response coefficient. Investors will react positively to view the size of the company without regard to the company on time or not in the delivery of financial statements. This study proves the importance of timeliness of submission of financial statements and their effect on earnings response coefficient.

Keywords: profitability, size of the company's, timeliness, earning response coefficient.


(10)

RINGKASAN

Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan Dan Implikasinya Pada

Earning Response CoefficientPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Salah satu kualitas khusus yang harus ada dalam informasi keuangan adalah relevan. Informasi dikatakan relevan jika memiliki nilai prediksi, nilai umpan balik, dan tepat waktu. Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Kinerja keuangan yang baik akan mendorong manajemen untuk tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan, sehingga para investor dapat melihat kondisi perusahaan yang baik dan mendorong investor untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba tercermin dari tingginya koefisien respon laba (earnings response coefficient). Jika laba yang dilaporkan memiliki kekuatan respon maka menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas. Informasi laba merupakan hal yang paling direspon oleh investor karena memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan, namun informasi laba saja kadang tidak cukup untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investor karena ada kemungkinan informasi tersebut bias. Biasnya informasi laba antara lain disebabkan oleh penyampaian laporan keuangan yang tidak tepat waktu.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dan implikasinya pada earning response coefficient perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder, yaitu laporan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 dan metode penentuan sampel adalah purposive sampling. Adapun variabel penelitian terdiri dari profitabilitas dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen, earning response coefficient sebagai variabel dependen, sedangkan ketepatwaktuan pelaporan keuangan sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan

Path Analysis(Analisis Jalur) dengan model X3= b1X1+ b2X2+ e1dan Y= b3X1+ b4X2+ b5X3+ e2. Sebelum melakukan analisis jalur, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan terbebas dari gejala multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas serta model regresi memiliki distribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji sobel serta uji pengaruh langsung dan tidak langsung. Uji asumsi klasik menyatakan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal, tidak terjadi multikolinearitas, tidak mengandung gejala autokorelasi dan heteroskedastisitas.


(11)

berpengaruh negatif pada earning response coefficient (Y). Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan (X3) memediasi pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan padaearning response coefficient(Y).

Rumusan hipotesis pertama pada penitian ini adalah profitabilitas berpengaruh positif pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan (H1). Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi positif sebesar 0.570 dengan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari (5%); sehingga H1 diterima, berarti profitabilitas berpengaruh positif pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan (H2). Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi positif sebesar 0.420 dengan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari (5%); sehingga H2 diterima, berarti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan berpengaruh positif pada earning response coefficient (H3). Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi positif sebesar 0,536 dengan tingkat signifikansi 0.006 lebih kecil dari (5%); sehingga H3 diterima, berarti bahwa ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan berpengaruh positif padaearning response coefficient. Profitabilitas berpengaruh positif pada earning response coefficient (H4). Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,419 dengan tingkat signifikansi 0,008lebih kecil dari (5%), berarti bahwa bahwa profitabilitas berpengaruh negatif pada earning response coefficient. Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada earning response coefficient (H5). Hasil uji hipotesis kelima menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi positif sebesar 0.692 dengan tingkat signifikansi 0.000lebih kecil dari (5%)%); sehingga H5 diterima, berarti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif padaearning response coefficient.

Hipotesis keenam menyatakan bahwa ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan memediasi pengaruh profitabilitas pada earning response coefficient

(H6). Nilai koefisien pengaruh tidak langsung profitabilitas padaearning response coefficientmelalui ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan sebesar 0,306, yang dihitung dari 0,570x0,536, sedangkan nilai koefisien jalur pengaruh langsung profitabilitas pada earning response coefficient, yaitu sebesar -0,419. Hal ini mengakibatkan pengaruh langsung akan memberikan efek yang lebih rendah dibandingkan pengaruh tidak langsungnya, berarti ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan memediasi pengaruh profitabilitas pada earning response coefficient atau dengan kata lain H6 diterima. Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan memediasi pengaruh ukuran perusahaan pada earning response coefficient (H7). Nilai koefisien pengaruh tidak langsung ukuran perusahaan pada earning response coefficientmelalui ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan sebesar 0,225, yang dihitung dari 0,420x0,536, sedangkan nilai koefisien jalur pengaruh langsung ukuran perusahaan pada earning response coefficient, yaitu sebesar 0,692. Hal ini mengakibatkan pengaruh langsung akan memberikan efek yang lebih besar dibandingkan pengaruh tidak langsungnya.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

PERSYARATAN GELAR... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI .. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMA KASIH .. vi

ABSTRAK vii ABSTRACT . viii

RINGKASAN ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian .. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 14

2.1.1 Teori Sinyal ... 14

2.1.2 Teori Pasar Efisien ... 16

2.1.2 Earnings Response Coefficient (ERC)... 17

2.1.3 Ketepatwaktuan ... 18

2.1.4 Profitabilitas ... 19

2.1.5 Ukuran Perusahaan... 20


(13)

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir ... 30

3.2 Konsep Penelitian... 32

3.3 Hipotesis Penelitian... 33

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 40

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 41

4.2.1 Jenis Data... 41

4.2.2 Sumber Data ... 42

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 42

4.3.1 Populasi Penelitian ... 42

4.3.2 Sampel Penelitian ... 43

4.4 Metode Pengumpulan Data... 45

4.5 Variabel Penelitian... 45

4.5.1 Identifikasi Variabel ... 45

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 46

4.6 Teknik Analisis Data... 50

4.6.1 Analisis Statistik Deskriptif... 50

4.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 50

4.6.3 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 53

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 59

5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik... 61

5.2.1 Uji Normalitas ... 61

5.2.2 Uji Multikolinearitas 62 5.2.3 Uji Autokorelasi . 63

5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 64


(14)

5.4 Pengujian Hipotesis ... 72 5.5 Pembahasan ... 75

5.5.1 Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada

Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan .. 75 5.5.2 Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung

Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan padaEarning Response Coefficientmelalui Ketepatwaktuan

Penyampaian Laporan Keuangan . 78

5.5.3 Pengaruh Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan pada

Earning Response Coefficient .. 81

5.6 Keterbatasan Penelitian .. 81

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ... 84 6.2 Saran... 85 6.3 Rekomendasi Untuk Penelitian-Penelitian Selanjutnya ... 86 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel ... ... 44

Tabel 5.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 59

Tabel 5.2 Uji Normalitas Regresi Substruktur 1... 61

Tabel 5.3 Uji Normalitas Regresi Substruktur 2... ... 62

Tabel 5.4 Uji MultikolinearitasRegresi Substruktur 1... 62

Tabel 5.5 Uji MultikolinearitasRegresi Substruktur 2... 63

Tabel 5.6 Uji AutokorelasiRegresi Substruktur 1... 63

Tabel 5.7 Uji AutokorelasiRegresi Substruktur 2... 64

Tabel 5.8 Uji HeteroskedastisitasRegresi Substruktur 1... 65

Tabel 5.9 Uji HeteroskedastisitasRegresi Substruktur 2... 65

Tabel 5.10 Analisis Jalur Regresi Substruktur 1 ... 67

Tabel 5.11 Analisis Jalur Regresi Substruktur 2 ... 68

Tabel5.12 Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung... 69

Tabel5.13 Hasil Uji Sobel Jalur X1ke X3dengan X3ke Y .. 71


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir... 31

Gambar 3.2 Konsep Penelitian ... 32

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian... 41

Gambar 4.2 Diagram Jalur ... 53


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel ... 94

Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian ... 95

Lampiran 3 Statistik Deskriptif . 98

Lampiran 4 Uji Normalitas .. 98

Lampiran 5 Uji Multikolinearitas . 99

Lampiran 6 Uji Autokorelasi 100

Lampiran 7 Uji Heteroskedastisitas .. 101

Lampiran 8 Hasil Analisis Jalur ... 102

Lampiran 9 Pembahasan Analisis Jalur 104


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis investasi di pasar modal Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Meningkatnya bisnis ini membuat para investor memerlukan lebih banyak informasi mengenai kinerja perusahaan yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan untuk memaksimalkan investasinya. Salah satu informasi yang berperan penting dalam pasar modal adalah laporan keuangan. Perusahaan yang terdaftar di pasar modal diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh auditor. Laporan keuangan adalah salah satu media komunikasi keuangan antara manajemen perusahaan dan stakeholder

(Margaretta dan Soepriyanto, 2012).

Laporan keuangan pada dasarnya harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas informasi keuangan, yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 tentang Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan menjelaskan mengenai hierarki kualitas yang disyaratkan untuk informasi keuangan, yaitu: (1) Kualitas khusus pemakai harus dapat dipahami; (2) Kualitas khusus keputusan primer harus memiliki relevansi dan reliabilitas; (3) Kualitas


(19)

2

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi dapat dikatakan relevan jika memiliki nilai umpan balik, nilai prediksi, dan tepat waktu. Ketepatwaktuan berkaitan dengan aspek relevansi. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus memiliki relevansi yang baik, sehingga informasi tersebut harus disajikan tepat waktu. Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Informasi akuntansi menjadi kurang relevan dengan berlalunya waktu (McGee, 2007).

Informasi yang relevan bila dihubungkan dengan pemakai atau pengguna diartikan menjadi 3 aspek (Suwardjono, 2005:165) yaitu : (a) goal relevance

merupakan kemampuan informasi dalam membantu para pemakai untuk mencapai tujuannya; (b) semantic relevance yaitu kemampuan informasi untuk dipahami maknanya oleh pemakai sesuai dengan makna yang ingin disampaikan; dan (c)

decision relevance yaitu kemampuan informasi untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan oleh para pemakai. Pengguna informasi keuangan harus mendapatkan informasi yang mereka perlukan secara cepat pada saat mereka dalam posisi sebagai pembuat keputusan (Dogan, et al, 2007)

Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang penting dalam pengungkapan informasi baik bersifat wajib (mandatory) maupun sukarela (voluntary). Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) menyatakan bahwa manfaat suatu laporan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat waktu. Kebutuhan akan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan


(20)

3

Keuangan bahwa ketepatwaktuan merupakan salah satu karakteristik yang harus dipenuhi agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan. Semakin cepat informasi diungkapkan, maka akan semakin relevan informasi tersebut bagi para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan sangat membutuhkan informasi yang tepat waktu untuk memungkinkan mereka dapat dengan segera melakukan analisis dan membuat keputusan tentang modal yang sudah atau akan diinvestasikan pada perusahaan. Profesi akuntansi pun mengakui akan kebutuhan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Tanggungjawab ini ditunjukkan dalam pekerjaan akuntan yang selalu berusaha bekerja lebih profesional agar tepat waktu dalam menyajikan laporan keuangan (Sulistyo, 2010).

Perusahaan yang go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit secara tepat waktu. Regulasi mengenai ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan telah diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-346/BL/2011 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Apabila perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan keuangan maka dikenakan sanksi administratif sesuai


(21)

4

tetapi masih banyak perusahaan publik yang menyampaikan laporan keuangan dengan tidak tepat waktu.

Kinerja keuangan perusahaan dalam suatu tahun tertentu dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang disusun dan dilaporkan kepada publik. Kinerja keuangan perusahaan yang baik akan mendorong manajemen perusahaan untuk tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan, sehingga para investor dapat melihat kondisi perusahaan yang baik dan mendorong investor untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut (Sanjaya, 2010).

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya.Tingkat profitabilitas menjadi unsur yang penting bagi perusahaan dan investor, semakin tinggi tingkat profitabilitas semakin baik reputasi perusahaan terhadap investor. Penelitian mengenai hubungan profitabilitas terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan telah dilakukan oleh Respati (2001), Ukago (2004), Sulistyo (2010), serta Dwiyanti (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya jika mengalami rugi. Namun Penelitian Saleh (2004) dan Iyoha (2012) membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.


(22)

5

Ukuran perusahaan diukur berdasarkan besar atau kecilnya perusahaan dengan melihat total aset atau kapitalisasi pasar yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2010) yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan, hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Permana (2012), Fagbemi dan Uadiale (2011), serta Vuran dan Adiloglu (2013) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kadir (2011) dan Ibadin, et al (2011) membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan.

Laba (earning) merupakan ukuran kinerja atau keberhasilan bagi suatu perusahaan dan digunakan oleh investor dan kreditur untuk pertimbangan pengambilan keputusan melakukan investasi atau memberikan tambahan kredit dan menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 menyatakan laba memiliki manfaat untuk menilai kinerja manajemen,


(23)

6

yang menunjukkan bahwa investor menggunakan informasi laba akuntansi dalam pengambilan keputusan pertama kali ditemukan oleh Ball dan Brown (1968). Ball dan Brown (1968) menemukan bahwa pasar bereaksi setidaknya terhadap komponen laba dalam informasi akuntansi.

Apabila pasar bereaksi berarti bahwa informasi digunakan untuk pengambilan keputusan (Scott, 2009:144). Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba tercermin dari tingginya koefisien respon laba (earnings response coefficient), Jika laba yang dilaporkan memiliki kekuatan respon maka menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas. Earnings response coefficient

merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, dan juga dapat meningkatkan kebermanfaatan keputusan dalam pelaporan keuangan. Semakin tinggi earning response coefficient akan semakin bagus karena menunjukkan informasi laba yang berkualitas dengan tingginya respon investor terhadap pengumuman laba. Pengumuman informasi laba saat diterbitkan atau dipublikasikan respon pasar terhadap informasi tersebut berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya (Scott 2009:153).

Studi yang dilakukan oleh Beaver dkk (1969) menunjukkan bahwa laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dalam harga saham. Sedangkan Lev dan Zarowin (1999) dalam Murwaningsari (2008) menggunakan earning response coefficient sebagai alternatif untuk mengukur value relevance informasi laba. Rendahnya earning response coefficient menunjukkan bahwa laba kurang informatif bagi investor untuk membuat keputusan ekonomi. Scott (2010:154)


(24)

7

menyatakan earnings response coefficient mengukur besarnya abnormal return saham dalam merespon komponen yang diharapkan dari laba yang dilaporkan perusahaan. Beberapa penelitian menunjukkan tidak adanya variasi earning response coefficient (Kormendi dan Lipe, 1987 dalam Mulyani dkk, 2007) dengan kata lain earning response coefficient relatif stabil. Sebaliknya penelitian Easton dan Zmijewski (1989) serta Collins dan Kothari (1989) dalam Murwaningsari (2008) menunjukkan bahwa respon pasar terhadap laba bervariasi tergantung jenis perusahaan dan rentang waktu.

Informasi laba merupakan hal yang paling direspon oleh investor karena memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan, namun informasi laba saja kadang tidak cukup untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investor karena ada kemungkinan informasi tersebut bias. Biasnya informasi laba antara lain disebabkan oleh penyampaian laporan keuangan yang tidak tepat waktu dan adanya praktek manajemen laba serta ketidak cukupan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan ke publik adalah sebagai sinyal dari perusahaan yang menunjukkan adanya informasi yang bermanfaat untuk kebutuhan pembuatan keputusan dari investor (Wirakusuma, 2006). Semakin tepat waktu informasi laba akuntansi dipublikasikan, maka diharapkan semakin meningkat kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Penelitian Murwaningsari (2008) dan Syafrudin (2004) menemukan bahwa ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan berpengaruh


(25)

8

membuktikan bahwa ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan tidak berpengaruh terhadap earning response coefficient.

Penelitian ini bertujuan menguji hubungan karakteristik perusahaan dengan earning response coefficient. Menurut Christine (2008) karakteristik perusahaan merupakan informasi privat/ spesifik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya diduga hal ini mempengaruhi earning response coefficient. Karakteristik perusahaan berdasarkan informasi akuntansi dijabarkan dalam tiga kategori variabel yaitu variabel yang berkaitan dengan struktur, variabel yang berkaitan dengan kinerja, dan variabel yang berkaitan dengan pasar. Untuk variabel yang terkait kinerja (Wallace, 1994 dalam Christine, 2008) menggunakan proksi profitabiltas dan ukuran perusahaan. Variabel yang terkait kinerja mencerminkan efektifitas dan kelangsungan hidup perusahaan menjadi informasi privat bagi investor yang mempengaruhi respon investor terhadap informasi laba dalam hubungan kinerja perusahaan dengan

earning response coefficient.

Earning response coefficient pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi ditemukan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan profitabilitas rendah. Perusahaan yang menguntungkan mampu menyelesaikan operasi yang sedang dijalankan saat ini, yang diindikasikan dengan laba. Laba mencerminkan hasil penggunaan sumber daya perusahaan (Burgstahler dan Dichev,1997). Penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010) dan Setyaningtyas (2009) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap


(26)

9

menemukan profitabilitas perusahaan tidak mempunyai terhadap earning response coefficient.

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Investor biasanya lebih memiliki kepercayaan pada perusahaan besar, karena perusahaan besar dianggap mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dengan berupaya meningkatkan kualitas labanya. Cho dan Jung (1991) dalam Margaretta (2006:12) menyatakan bahwa adanya pengaruh positif antara ukuran perusahaan dan earning response coefficient. Namun penelitian Antasari dan Arfan (2008) membuktikan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap earning response coefficient.

Perusahaan besar yang memberikan informasi laba akan semakin mendapat respon dari pemegang saham jika laporan keuangan disampaikan secara tepat waktu. Hal ini disebabkan informasi perusahaan besar selama tahun berjalan akan selalu diikuti oleh investor (sebagai badnews atau goodnews). Sehingga ketika informasi keuangan diterima investor maka investor sudah dapat memberikan respon. Respon investor terhadap laba yang dilaporkan oleh perusahaan besar dipengaruhi oleh ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Penelitian Paramita (2012) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earning response coefficient melalui timeliness laporan keuangan. Sedangkan penelitian Murwaningsari (2008) tidak menemukan hasil yang signifikan antara ukuran perusahaan terhadap earning response coefficient


(27)

10

Penelitian ini bertujuan menguji hubungan profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dan implikasinya pada earning response coefficient perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur. Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori perusahaan manufaktur ini didasarkan pada pertimbangan akan homogenitas dalam aktivitas produksinya dan kelompok industri ini yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok industri yang lain di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1) Apakah profitabilitas berpengaruh pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

3) Apakah ketepatwaktuan pelaporan keuangan berpengaruh pada earning response coefficient perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

4) Apakah profitabilitas berpengaruh pada earning response coefficient

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

5) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada earning response coefficient


(28)

11

6) Apakah ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan memediasi pengaruh profitabilitas pada earning response coefficient perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

7) Apakah ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan memediasi pengaruh ukuran perusahaan pada earning response coefficient perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka adapun tujuan penelitian yaitu sebagai berikut :

1) Untuk menguji pengaruh profitabilitas pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2) Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

3) Untuk menguji pengaruh ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan pada earning response coefficient perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

4) Untuk menguji pengaruh profitabilitas pada earning response coefficient

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.


(29)

12

6) Untuk menguji peran ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dalam memediasi pengaruh profitabilitas pada earning response coefficient

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

7) Untuk menguji peran ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dalam memediasi pengaruh ukuran perusahaan pada earning response coefficient

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memperluas pemahaman, tambahan informasi, dan pengetahuan baik secara konsep atau materi yang menjadi tambahan referensi dan dokumentasi bagi khalayak akademik nantinya, serta membantu dalam memperluas pengetahuan mengenai ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dan earning response coefficient. Investor yang cerdas akan mempertimbangkan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

Berdasarkan teori sinyal, pengungkapan informasi yang mengandung “berita bagus” akan mendapatkan respon positif oleh investor. Perbedaan respon di

pasar efisien setengah kuat dimana informasi profitabilitas akan direspon positif oleh investor apabila laporan keuangan disampaikan tepat waktu. Berbeda dengan ukuran perusahaan, seorang investor merasa bahwa perusahaan besar mempunyai image yang baik di mata publik dan akan


(30)

13

mendapatkan respon positif dari investor tanpa memperhatikan laporan keuangan tersebut disampaikan tepat waktu atau tidak.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi acuan atau masukan bagi manajer perusahaan dan otoritas jasa keuangan mengenai earning response coefficient beserta faktor-faktor yang mempengaruhi seperti; profitabilitas, ukuran perusahaan dan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan perusahaan. Manajer perusahaan dapat lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena berpengaruh pada earning response coefficient

perusahaan. Sedangkan otoritas jasa keuangan dapat menambah sanksi yang dikenakan bagi perusahaan yang tidak tepat waktu mempublikasikan laporan keuangannya.


(31)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Signalling Theory dan asymmetric informations digagas pertama kali oleh Ackerlof, Spence dan Stigliz yang menjadikan mereka memperoleh Nobel Ekonomi pada tahun 2001. Signalling theory dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan yang menggunakan informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak luar karena manajemen lebih banyak tahu tentang prospek perusahaan dan peluang masa depan dibandingkan pihak luar (investor). Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal. Untuk menghindari asimetris informasi, perusahaan harus memberikan informasi sebagai sinyal kepada investor. Asimetris informasi perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor. Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai pemantauan dalam menanamkan dana pada suatu perusahaan. Jadi sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account (rekening) pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk diinformasikan kepada investor maupun calon investor (Subalno, 2009).

Signalling theory tampak secara konstan membesar dengan anjuran untuk mengungkap secara besar-besaran. Wolk dan Tearney (1997) menyatakan bahwa


(32)

15

hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak

memiliki “berita bagus” dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan

mereka. Sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus, tidak akan dipercaya oleh pasar.

Teori yang melandasi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan adalah teori sinyal. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh calon investor dan pemegang saham khusunya kalau informasi tersebut merupakan berita bagus (good news). Di samping itu, manajemen berminat menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya.

Scott (2009:423) menyatakan bahwa investor berusaha untuk memprediksi return yang akan datang dari investasi mereka, investor akan berusaha mencari semua informasi relevan berkenaan dengan hal ini, tidak hanya informasi angka akuntansi. Pengungkapan informasi yang mengandung “berita bagus” atau “berita

buruk” yang diungkapkan manajemen perusahaan selalu berhubungan dengan

teori sinyal. Sinyal yang diberikan kepada investor dapat berupa laporan yang diwajibkan maupun pengumuman-pengumuman yang berhubungan dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh perusahaan. Dalam beberapa penelitian, pengujian teori sinyal bertujuan untuk melihat sejauh mana kandungan informasi


(33)

16

2.1.2 Teori Pasar Efisien

Eduardus (2001:112) mengungkapkan bahwa pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Jika pasar efisien dan semua informasi bisa didapatkan dengan mudah dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak yang ada di pasar,

maka tidak seorang-pun investor yang memperoleh abnormal return. Pasar modal

dikatakan efisien terhadap suatu informasi jika harga pasarnya secara penuh mempunyai implikasi terhadap return dari informasi tersebut (Foster, 1986). Fama

(1970) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga Efficient Market

Hypothesis (EMH), yaitu :

1. Efisien dalam bentuk lemah (weak form).

Hipotesis bentuk lemah (weak form) menyebutkan bahwa harga saham telah

mencerminkan seluruh informasi yang dapat diturunkan dengan menguji data perdagangan pasar berupa harga historis, volume perdagangan, dan bunga pinjaman.

2. Efisiensi dalam bentuk semikuat (semistrong-form).

Hipotesis semikuat menyebutkan bahwa seluruh informasi yang tersedia untuk publik tentang prospek suatu perusahaan seharusnya tercermin pada harga saham. Informasi tersebut meliputi, selain harga masa lalu, data fundamental tentang lini produk perusahaan, kualitas manajemen, komposisi neraca, paten yang dipegang, prediksi laba, serta praktik akuntansi. Sekali lagi, jika investor mempunyai akses terhadap informasi dari sumber-sumber yang tersedia untuk publik, maka seseorang akan mempunyai ekspektasi bahwa hal itu tercermin dalam harga saham.


(34)

17

3. Efisiensi dalam bentuk kuat (strong-form).

Pasar efisien dalam bentuk kuat, semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini.

Teori hipotesa pasar setengah kuat melandasi tentang value relevance

informasi laba (pengaruh pengumuman laba terhadap reaksi investor). Value relevance informasi laba membuktikan bahwa laba memiliki relevance value yang diketahui dari pengaruhnya terhadap reaksi investor yang digambarkan dalam harga saham. Semakin besar laba maka reaksi invetor akan semakin tinggi untuk mengukur value relevance informasi laba atau untuk mengetahui hubungan laba terhadap retur saham dapat diukur menggunakan earning response coeffisient

(ERC).

Di dalam teori pasar efisien, informasi akuntansi berada pada posisi bersaing (competition) dengan sumber-sumber informasi lainnya seperti berita-berita dalam media (news), analis keuangan (financial analysts), dan bahkan harga pasar itu sen-diri. Sebagai suatu alat atau sarana untuk menyampaikan informasi kepada investor, informasi akuntansi akan bermanfaat hanya apabila infomasi tersebut relevan (relevant), dapat dipercaya (reliable), tepat waktu (timely), dan hemat (cost-effective)

serta relative bila dibandingkan dengan sumber informasi lainnya.

2.1.3 Earnings Response Coefficient (ERC)


(35)

18

besarnya abnormal return saham dalammerespon komponen yang diharapkan dari laba yang dilaporkan perusahaan. Kandungan kualitas informasi laba akuntansi sebagai wujud kredibilitas informasi akuntansi dipengaruhi oleh ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan yang tercermin oleh return abnormal kumulatif

(CAR) sebagai bentuk ukuran dari kuat-lemahnya hubungan antara harga saham dan laba akuntansi yang juga merupakan hasil regresi antara proksi dari harga saham dan laba akuntansi (Chandrarin, 2002).

2.1.4 Ketepatwaktuan

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatwaktuan.

Gregory dan Van Horn (1963) berpendapat dalam Owusu-Ansah (2000), secara konsepsual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Sedangkan Chambers dan Penman (1984:21) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara, yaitu: (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal


(36)

19

melaporkan, dan (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan.

Dyer dan Mc Hugh (1975) menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: (1) preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir

preleminary oleh bursa (2) auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Menurut Anaroraga dan Widianti, (1997:300), profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, baik dihubungkan dengan modal sendiri maupun modal bersama. Profitabilitas dapat menjelaskan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan adalah tergantung kepada besarnya penjualan, penanaman aktiva (investasi) dan penyerapan modal sendiri (equity). Tingkat profitabilitas diukur menggunakan


(37)

20

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu (Sulistyo, 2010). Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin banyak memiliki sumber daya, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang canggih serta memiliki sistem pengendalian intern yang kuat sehingga akan semakin cepat dalam penyelesaian laporan keuangan. Selain itu, perusahaan besar juga akan lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan untuk menjaga citra perusahaan di mata publik. Ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln kapitalisasi pasar. Penggunaan

natural log (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebihan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Hasanzade, et al (2013) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

earnings response coefficient studi empiris di Iran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas laba, peluang pertumbuhan dan profitabilitas memiliki hubungan positif dan langsung terhadap earnings response coefficient.


(38)

21

Namun memiliki hubungan negatif dan terbalik dengan risiko sistematis dan tidak memiliki hubungan dengan leverage keuangan.

Zakaria dan Daud (2013) meneliti kualitas audit, beta, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap earnings response coefficient di Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan Big 4 dan auditor switching dari non-Big 4 ke Big 4 berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Namun, auditor

switching antara Big 4 tidak berpengaruh. Selanjutnya, beta, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earnings response coefficient.

Gelb dan Zarowin (2000) menguji hubungan antara luas pengungkapan sukarela dan keinformatifan harga saham. Hasil penelitiannya menemukan bahwa future earnings response coefficient untuk perusahaan dengan luas pengungkapan sukarela yang tinggi lebih besar daripada future earnings response coefficient

perusahaan dengan luas pengungkapan sukarela yang rendah. Gelb dan Zarowin tidak secara khusus menguji hubungan antara luas pengungkapan sukarela dengan current earnings response coefficient, mereka menyatakan bahwa hubungan antara pengungkapan dan current earnings response coefficient mungkin positif atau negatif. Mungkin positif, karena biasanya perusahaan yang banyak mengungkapkan informasi adalah perusahaan yang memiliki kabar baik (good news).


(39)

22

kualitas laba. Ini didasarkan pada argumentasi bahwa ketidaktepatan waktu, bagi pemakai informasi akan dipersepsikan bahwa informasi yang terkandung dalam laporan keuangan adalah informasi yang mengandung noise (gangguan). Adapun

noise yang timbul ini merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laba yang pada akhirnya tercermin pada earnings response coefficient.

Kusumawardhani dan Nugroho (2010) meneliti pengaruh corporate social responsibility, size, dan profitabilitas terhadap earnings response coefficient.

Hasil penelitian menunjukkan pengungkapan corporate social responsibility, ukuran perusahaan (size), dan profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap

earnings response coefficient.

Rahayu dan Suaryana (2015) meneliti pengaruh dari ukuran perusahaan dan risiko gagal bayar pada koefisien respon laba. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada koefisien respon laba. Sedangkan risiko gagal bayar berpengaruh negatif pada koefisien respon laba.

Setiawati, dkk (2014) meneliti pengaruh ukuran, pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba. Hasil penelitian membuktikan ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap koefisien respon laba. Sedangkan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap koefisien respon laba.

Arfan dan Ira (2008) meneliti pengaruh ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan terhadap keofisien respon laba pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan


(40)

23

profitabilitas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap koefisien respon laba pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta, Sedangkan secara parsial hanya pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap koefisien respon laba, sedangkan ukuran dan profitabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap koefisien repon laba pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Saleh (2004) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Adapun hasilnya menunjukkan bahwa variabel item luar biasa secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur. Rasio gearing, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Dira dan Astika (2014) meneliti pengaruh struktur modal, likuiditas, pertumbuhan laba, dan ukuran perusahaan pada kualitas laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pada tingkat keyakinan 95 persen, struktur modal memiliki arah yang positif tetapi tidak berpengaruh pada kualitas laba. Likuiditas dan pertumbuhan laba memiliki arah yang negatif tetapi tidak berpengaruh pada kualitas laba. Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada kualitas laba.


(41)

24

kepemilikan manajerial pada manajemen laba dan earnings response coefficient. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, leverage, skala perusahaan, pemberian bonus kepada manajer, modal kerja perusahaan, dan kepemilikan manajerial berpengaruh pada manajemen laba dan earnings response coefficient.

Paramita (2013) meneliti leverage dan firm size terhadap earning response coefficient dengan voluntary disclousure sebagai variabel intervening. Hasil empiris penelitian ini menunjukkan: leverage dan size tidak memiliki pengaruh terhadap earnings response coefficient, voluntary disclousure berpengaruh terhadap earnings response coefficient, demikian juga pengujian pengaruh antara

size dengan voluntary disclousure. Voluntary disclosure dalam penelitian ini merupakan variabel intervening untuk pengaruh tidak langsung antara size

terhadap earnings response coefficient.

Murwaningsari (2008) melakukan pengujian simultan : beberapa faktor yang mempengaruhi earning response coefficient. Bukti empiris menunjukkan hasil terdapat pegaruh negatif antara leverage terhadap earnings response coefficient, terdapat pengaruh positif antara leverage dengan pengungkapan sukarela, luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap earnings response coefficient, ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap

earnings response coefficient. Size tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient. Diclosure dalam


(42)

25

penelitian ini bukan merupakan variabel intervening bagi hubungan antara

leverage dengan earnings response coefficient.

Hilmi dan Ali (2008) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini akuntan publik tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Yu-Chih, et al (2007) meneliti hubungan antara keterbukaan informasi dan

informativeness laba akuntansi di Bursa Efek Taiwan. Hasil empiris menunjukkan bahwa, keterbukaan informasi, mengurangi informativeness laba akuntansi. Namun, jika keterbukaan informasi diukur dengan rasio investasi jangka panjang dalam saham, bukti menunjukkan earnings response coefficient yang lebih tinggi untuk perusahaan-perusahaan yang lebih transparan.

Sulistyo (2010) melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik, dan opini auditor. Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas, ukuran


(43)

26

Sedangkan likuiditas, leverage, dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

Wijayanti (2009) melakukan penelitian pengaruh profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan dan kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Maharani (2013) menguji ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio leverage, item-item luar biasa dan umur perusahaan terhadap ketepatwaktuan penyampaian pelaporan keuangan. Sampel yang digunakan sebanyak 31 sampel perusahaan perbankan dengan total 62 observasi atau sampel untuk periode 2010 dan 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio

leverage, item-item luar biasa, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian pelaporan keuangan.

Penelitian mengenai atribut perusahaan dan timeliness of financial reporting di Nigeria dilakukan oleh Iyoha (2012). Variabel independen yang digunakan meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran KAP, dan bulan akhir tahun keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 61 perusahaan periode 1998-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap timeliness of financial reporting, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran KAP, dan bulan akhir tahun keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap timeliness of financial reporting.


(44)

27

Kadir (2011) menguji faktor-faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, item-item luar biasa, umur perusahaan, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Sampel yang diteliti sebanyak 144 perusahaan periode 2005-2006. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan isntitusional berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyerahan laporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio

gearing, item-item luar biasa, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyerahan laporan keuangan.

Septriana (2010) yang menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan BUMN di Indonesia. Faktor-faktor yang digunakan adalah debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, item-item perusahaan, dan resiko industri. Sampel yang diteliti sebanyak 93 perusahaan periode tahun 2000-2007. Hasil yang diperoleh adalah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan debt to equity ratio, profitabilitas, umur perusahaan, item-item perusahaan, dan resiko industri tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Penelitian timeliness of financial reporting di Bursa Efek Malaysia dilakukan oleh Hashim et al. (2013), dengan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, sektor industri, bulan dari akhir tahun keuangan, dan


(45)

28

timeliness of financial reporting. Profitabilitas, rasio gearing, sektor industri, bulan dari akhir tahun keuangan, dan tipe auditor tidak berpengaruh terhadap

timeliness of financial reporting.

Paramita (2012) meneliti timeliness sebagai variabel intervening untuk pengaruh ukuran perusahaan terhadap respon laba. Hasil penelitian ini menyimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap timeliness, tetapi tidak untuk pengaruh timeliness terhadap respon laba. Sedangkan terhadap pengujian

ukuran perusahaan melalui timeliness terhadap respon laba diperoleh hasil bahwa

timeliness merupakan variabel intervening.

Penelitian yang dilakukan Turel (2010) menggunakan ukuran perusahaan, reputasi KAP, sign of income, opini audit, dan jenis industri sebagai variabel independen, dan reporting lead time sebagai variabel dependen. Sampel yang diteliti sebanyak 211 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Istanbul Stock Exchange, Turki tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi KAP,

sign of income, opini audit, dan jenis industri berpengaruh terhadap reporting lead time, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap reporting lead time.

Owusu dan Ansah (2000) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di pasar modal yang berkembang di Zimbabwe. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing, item luar biasa, bulan dari akhir tahun finansial. Hasilnya hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh


(46)

29

pada ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahunan yang diaudit.

Dwiyanti (2010) meneliti analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor, dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.


(1)

kepemilikan manajerial pada manajemen laba dan earnings response coefficient. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, leverage, skala perusahaan, pemberian bonus kepada manajer, modal kerja perusahaan, dan kepemilikan manajerial berpengaruh pada manajemen laba dan earnings response coefficient.

Paramita (2013) meneliti leverage dan firm size terhadap earning response

coefficient dengan voluntary disclousure sebagai variabel intervening. Hasil

empiris penelitian ini menunjukkan: leverage dan size tidak memiliki pengaruh terhadap earnings response coefficient, voluntary disclousure berpengaruh terhadap earnings response coefficient, demikian juga pengujian pengaruh antara

size dengan voluntary disclousure. Voluntary disclosure dalam penelitian ini

merupakan variabel intervening untuk pengaruh tidak langsung antara size terhadap earnings response coefficient.

Murwaningsari (2008) melakukan pengujian simultan : beberapa faktor yang mempengaruhi earning response coefficient. Bukti empiris menunjukkan hasil terdapat pegaruh negatif antara leverage terhadap earnings response

coefficient, terdapat pengaruh positif antara leverage dengan pengungkapan

sukarela, luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap earnings

response coefficient, ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap

earnings response coefficient. Size tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient. Diclosure dalam


(2)

penelitian ini bukan merupakan variabel intervening bagi hubungan antara

leverage dengan earnings response coefficient.

Hilmi dan Ali (2008) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini akuntan publik tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Yu-Chih, et al (2007) meneliti hubungan antara keterbukaan informasi dan

informativeness laba akuntansi di Bursa Efek Taiwan. Hasil empiris menunjukkan

bahwa, keterbukaan informasi, mengurangi informativeness laba akuntansi. Namun, jika keterbukaan informasi diukur dengan rasio investasi jangka panjang dalam saham, bukti menunjukkan earnings response coefficient yang lebih tinggi untuk perusahaan-perusahaan yang lebih transparan.

Sulistyo (2010) melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik, dan opini auditor. Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi, kepemilikan publik, dan reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.


(3)

Sedangkan likuiditas, leverage, dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

Wijayanti (2009) melakukan penelitian pengaruh profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan dan kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Maharani (2013) menguji ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio leverage, item-item luar biasa dan umur perusahaan terhadap ketepatwaktuan penyampaian pelaporan keuangan. Sampel yang digunakan sebanyak 31 sampel perusahaan perbankan dengan total 62 observasi atau sampel untuk periode 2010 dan 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio

leverage, item-item luar biasa, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap

ketepatwaktuan penyampaian pelaporan keuangan.

Penelitian mengenai atribut perusahaan dan timeliness of financial

reporting di Nigeria dilakukan oleh Iyoha (2012). Variabel independen yang

digunakan meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran KAP, dan bulan akhir tahun keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 61 perusahaan periode 1998-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap timeliness of financial reporting, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, ukuran KAP, dan bulan akhir tahun keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap timeliness of


(4)

Kadir (2011) menguji faktor-faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, item-item luar biasa, umur perusahaan, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Sampel yang diteliti sebanyak 144 perusahaan periode 2005-2006. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan isntitusional berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyerahan laporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio

gearing, item-item luar biasa, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap

ketepatan waktu penyerahan laporan keuangan.

Septriana (2010) yang menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan BUMN di Indonesia. Faktor-faktor yang digunakan adalah debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, item-item perusahaan, dan resiko industri. Sampel yang diteliti sebanyak 93 perusahaan periode tahun 2000-2007. Hasil yang diperoleh adalah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan debt to equity ratio, profitabilitas, umur perusahaan, item-item perusahaan, dan resiko industri tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Penelitian timeliness of financial reporting di Bursa Efek Malaysia dilakukan oleh Hashim et al. (2013), dengan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, sektor industri, bulan dari akhir tahun keuangan, dan tipe auditor. Sampel yang digunakan sebanyak 200 perusahaan pada tahun 2007. Hasil menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap


(5)

timeliness of financial reporting. Profitabilitas, rasio gearing, sektor industri, bulan dari akhir tahun keuangan, dan tipe auditor tidak berpengaruh terhadap

timeliness of financial reporting.

Paramita (2012) meneliti timeliness sebagai variabel intervening untuk pengaruh ukuran perusahaan terhadap respon laba. Hasil penelitian ini menyimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap timeliness, tetapi tidak untuk pengaruh timeliness terhadap respon laba. Sedangkan terhadap pengujian

ukuran perusahaan melalui timeliness terhadap respon laba diperoleh hasil bahwa

timeliness merupakan variabel intervening.

Penelitian yang dilakukan Turel (2010) menggunakan ukuran perusahaan, reputasi KAP, sign of income, opini audit, dan jenis industri sebagai variabel independen, dan reporting lead time sebagai variabel dependen. Sampel yang diteliti sebanyak 211 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Istanbul Stock Exchange, Turki tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi KAP,

sign of income, opini audit, dan jenis industri berpengaruh terhadap reporting lead

time, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap reporting lead time.

Owusu dan Ansah (2000) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di pasar modal yang berkembang di Zimbabwe. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing, item luar biasa, bulan dari akhir tahun finansial. Hasilnya hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh


(6)

pada ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahunan yang diaudit.

Dwiyanti (2010) meneliti analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor, dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KAP, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).

0 3 8

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 30

Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 12

Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 1 6

Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 17

Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 1 4

Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

0 3 14