PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP HARVARD MEDAN T.A 2014/2015.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA
SOSIAL DI KELAS VII SMP T.A 2014/2015

Oleh:
Cindy Novalya Silitonga
NIM 4103311012
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan
dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching
UntukMeningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah SiswaPada Materi Pokok
Aritmatika Sosial Di Kelas VII Smp T.A 2014/2015, disusun untuk melengkapi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Ibu Dra. Katrina. Samosir, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis
sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati hia, M.S.i,

Bapak Mulyono, S.Si, M.Si dan Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd selaku Dosen
Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai
dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asmin, M.Pd selaku Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan,
M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si Selaku
Sekertaris Jurusan Matematika serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Marihot Kp Sitanggang selaku
Kepala Sekolah SMP Swasta Harvard Medan, Ibu Destry Hutabarat, S.Pd, selaku
guru bidang studi matematika SMP Swasta Harvard Medan, guru, staf, pegawai,
dan siswa-siswi SMP Swasta Harvard Medan yang namanya tidak memungkinkan

v

penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan
dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Freddy
Silitonga dan Ibunda Cahani Barus sebagai orang tua penulis yang telah banyak
memberi kasih sayang, semangat, nasehat, doa dan materi sehingga perkuliahan
dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Semoga Tuhan
memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayahanda dan Ibunda, amin.
Terimakasih juga untuk kakak tercinta Theby Reselya, Heny FeneLya S.Pd , Buad
Abangku yang Tercinta Almahrum Ricky Franscini, dan buad adikku tersayang
Nadya Sri Ulina yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi selama
proses penyusunan skripsi ini berlangsung.
Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada yang tersayang
Darto Manurung S.T yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi
maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Tak lupa penulis
ucapkan juga terima kasih untuk sahabatku Maribeth Adela, Gustika Martalena,
Uthari Mustika, Runny Tri Sulistyowati S.Pd, Desy Ratna Sari S.Pd, Aisyah
Hutasuhut S.Pd, Meida Hasda Hasibuan S.Pd, Alice Chulaisyah S.Pd, Lili
Handayani dan teman-teman seperjuangan di kelas Ekstensi A 2010 pendidikan
matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta
sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya
khasanah ilmu pendidikan.

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL
DI KELAS VII SMP T.A 2014/2015
CINDY NOVALYA S. (NIM. 4103311012)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada materi Aritmatika sosial di Kelas VII-1 SMP Harvard Medan.
Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
pencapaian waktu ideal aktivitas aktif siswa pada siklus I dan siklus II. Tes hasil kemampuan
pemecahan masalah matematika yang berbentuk uraian yaitu Tes hasil kemampuan
pemecahan masalah matematika siklus I sebanyak 4 soal dan tes kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa siklus II terdiri dari 4 soal.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibagi atas 2 siklus,
masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu
diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Dari
hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes kemampuan pemecahan
masalah siswa. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 10 dari
35 siswa atau 28,57% dengan rata-rata kelas 1,76. Hasil analisis data pada siklus I setelah
dilakukan metode pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan banyaknya siswa yang
mencapai ketuntasan belajar adalah 15 dari 35 siswa atau 42,85% dengan rata-rata kelas 2,18.
Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa
yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 31 dari 35 siswa atau 88,57% dengan rata-rata kelas
3,14. Ini berarti terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I
hingga siklus II.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalalui metode pembelajaran Quantum
Teaching, kemampuan pemecahan masalah siswa khususnya pada materi Aritmatika sosial
kelas VII-1 SMP Harvard Medan meningkat. Saran yang diajukan yaitu guru dapat
menerapkan metode pembelajaran Quantum Teaching sebagai alternatif dalam pembelajaran
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

vi
DAFTAR ISI


Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Daftar Diagram

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Belajar
2.1.2 Masalah dalam matematika
2.1.3 Pemecahan Masalah
2.1.3.1 Pengertian Pemecahan Masalah
2.1.3.2 Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika
2.1.3.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
2.1.3.4 Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah
2.1.4 Model pembelajaran
2.1.5 Model Quantum Teaching
2.1.5.1 Pengertian Quantum Teaching
2.1.5.2 Asas Utama Quantum Teaching
2.1.5.3 Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
2.1.5.4 Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching
2.1.5.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Quantum Teaching
2.1.5.6 Penerapan Model Quantum Teaching
2.1.5.7 Hubungan Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan
Pemecahan Masalah
2.2 Materi Ajar
2.2.1 Materi Pelajaran Aritmatika Sosial

2.2.1.1 Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, Rugi
2.2.2 Melakukan Perhitungan Perdagangan yang Melibatkan Rabat,
Brutto, Netto, Tarra dan Bonus
2.2.2.1 Rabat atau Diskon
2.2.2.2 Bruto, Netto, Tara dan Bonus

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi
xii

1
7
7

8
8
9
10
10
11
13
13
15
17
20
20
22
22
23
24
24
26
27
28

28
28
28
29
29
30

vii
2.2.2.3 Bunga Tabungan
2.3 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Tindakan

30
30
32

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

3.3.1. Subjek Penelitian
3.3.2. Objek Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Alat Pengumpulan Data
3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
3.5.2 Observasi
3.5.3 Wawancara
3.5.4 Dokumentasi
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Hasil Tes
3.6.1.2 Analisis Hasil Observasi
3.6.1.3 Reduksi Data
3.6.1.4 Indikator Keberhasilan
3.7 Paparan Data
3.8 Penarikan Kesimpulan

33
33
33
33
33
34
40
40
41
41
41
42
42
43
44
45
45
45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1.
Deskripsi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal
4.1.1.1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal
4.1.2.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
4.1.2.1. Pelaksanaan Tindakan Kemampuan Pemecahan Masalah I
4.1.2.3. Analisis Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
4.1.2.4. Tahap Observasi I
4.1.2.5. Refleksi I
4.1.3.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
4.1.4.
Pelaksanaan dan hasil penelitian pada siklus II
4.1.4.1. Permasalahan II
4.1.5.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
4.1.5.1. Analisis Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
4.1.5.2. Observasi II
4.1.5.3. Hasil Refleksi II
4.1.6.
Temuan Penelitian
4.1.6.1 Pembahasan Hasil Tes Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

47
47
47
48
49
51
53
56
58
58
58
59
60
61
65
67
68
72
73
74

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.Ketuntasan Belajar Dan Konversi Kompetensi Pengetahuan,
Keterampilan Dan Sikap
38
Tabel 3.2 Tabel Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi
43
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Tes Awal 48
Tabel 4.2 Deskripsi TKPM Matematika Siswa Siklus I
51
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran
Pada Siklus I
54
Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Dalam Pelaksanaan
Pemebelajaran Pada Siklus I
55
Tabel 4.5 Deskripsi Perbandingan Hasil Tes KPM Awal Dan Hasil KPM I
Siklus I
57
Tabel 4.6 Deskripsi TKPM Matematika Siswa Siklus Ii
61
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran
Pada Siklus II
63
Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Dalam Pelaksanaan Pemebelajaran
Pada Siklus II
64
Tabel 4.9 Deskripsi TKPM Siswa Pada Tkpm Awal, TKPM I, TKPM II 65
Tabel 4.10 Deskripsi Peningkatan Hasil TKPM Siswa Siklus I Dan Hasil
TKPM Siswa Siklus II
66
Tabel 4.11deskripsi TKPM Siswa Setiap Siklus
69

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas

Halaman
34

xi

DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Siklus I
Diagram 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Siklus II
Diagram 4.3. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Setiap Siklus
Diagram 4.4. Observasi Guru Setiap Siklus

52
61
70
70

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)
76
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)
81
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II)
86
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II)
92
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I(LAS I) (Siklus I)
98
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II(LAS II) (Siklus I)
104
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III(LAS III) (Siklus II)
110
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV(LAS IV) (Siklus II)
116
Lampiran 9. Tabel Kisi-Kisi Awal
122
Lampiran 10.Tes Kemampuan Awal
123
Lampiran 11. Alternatif Pemecahan Masalah Dan Pedoman Penskoran
Tes Awal
124
Lampiran 12. Lembar Validasi Tes Awal
128
Lampiran 13. Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
134
Lampiran 14. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
135
Lampiran 15. Alternatif Pemecahan Masalah Dan Pedoman Penskoran
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
136
Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
140
Lampiran 17. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I Matematika
146
Lampiran 18. Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
148
Lampiran 19. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
149
Lampiran 20. Alternatif Pemecahan Masalah Dan Pedoman Penskoran
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
150
Lampiran 21. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
154
Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Matematika
160
Lampiran 23. Lembar Observasi Kegitan Guru
162
Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Siswa
166
Lampiran 25. Hasil Tes KPM Awal
170
Lampiran 26. Hasil Tes KPM I (Siklus I)
172
Lampiran 27. Hasil Tes KPM II (Siklus II)
174
Lampiran 28. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pemebelajaran
Pada Siklus I
176
Lampiran 29. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pemebelajaran
Pada Siklus II
177
Lampiran 30. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pemebelajaran
Pada Siklus I
178
Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pemebelajaran
Pada Siklus II
179
Lampiran 32.Dokumentasi Penelitian
180

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
pendidikan merupakan salah satu aspek yang memegang peranan
dan tanggung jawab yang sangat penting untuk menjamin perubahan
kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa, dan menghasilkan sumber
daya manusia yang bermutu dan berkualitas yang dapat membangun dan
memajukan negara sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan
teknologi. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan
adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua
tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa
depan.Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator
kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan
melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan
upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman
yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.
Mata pelajaran matematika ada di setiap tingkatan sekolah, mulai dari
tingkatan yang paling rendah TK (matematika awal seperti mengenal angka
dan berhitung sederhana), SD, SMP maupun SMA dan SMK.
“Menurut
Cockroft
(dalam
Abdurrahman,
2009:31)
mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa
karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2)
semua bidang studi memerlukan bidang ketrampilan bidang
matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang
kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi daalm berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan
logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan
kepuasan terhadap usaha memecahkan yang menantang”.

2

Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika
seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun
pada kenyataannya belajar matematika sering dianggap sesuatu yang
menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar
matematika hanya cederung menghitung angka yang seolah – olah tidak ada
makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berpikir untuk
memecahkan berbagai soal. Padahal dengan belajar matematika kita dilatih
untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam memecahkan permasalahan,
serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan keuletan.
Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik
itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya.
Akan tetapi banyak pula siswa yang tidak suka pada pelajaran matematika.
Banyak juga anak yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran
yang sulit dan membosankan.
Namun, pembelajaran terhadap Matematika bagi kebanyakan
pelajar tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal
ketelitian, visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung.
Hambatan-hambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap Matematika
sebagai pelajaran yang sulit dan juga menimbulkan rasa malas untuk
mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus berlanjut dan semakin
memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah pelajaran yang sulit dan
menakutkan’.
Seperti

yang

diungkapkan

Cornelius

(dalam

Abdurrahman,

2009:253) bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai
berikut:
”Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal
pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk
mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan
kesadaran terhadap perkembangan budaya.”
Berdasarkan kutipan disimpulkan bahwa melalui pembelajaran
matematika diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

3

berpikir,

bernalar,

mengkomunikasikan

gagasannya

serta

dapat

mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah. Ini
menunjukkan bahwa matematika memiliki manfaat dalam mengembangkan
kemampuan siswa sehingga perlu untuk dipelajari. Sejalan dengan hal itu,
Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan perlunya
belajar matematika yaitu :
Matematika perlu diajarkan pada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) memerlukan sarana
komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruangan; dan
(6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika masih
memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.
Mutu akademik antarbangsa melalui Programme For International Student
Assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa peringkat matematika
Indonesia berada di deretan 39 dari 41 negara. Sejauh ini, Indonesia masih
belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah (dalam Kunandar,
2009:1).
Dari kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa kualitas
pendidikan matematika masih rendah dan belum sesuai dengan yang
diharapkan. Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah telah menjadi
masalah nasional yang harus diperhatikan oleh berbagai kalangan. Untuk
mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para pendidik berusaha
mengadakan perbaikan dan peningkatan disegala segi yang menyangkut
pendidikan matematika. Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika,
Lenner (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :
“kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga
elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”.
Dari pernyataan di atas, salah satu aspek yang ditekankan dalam
kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang

4

sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya,
siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan
serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan
masalah yang bersifat tidak rutin.
Cooney

(dalam

Hudojo,

2005:130)

mengatakan

bahwa

mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan
siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil keputusan didalam
kehidupan. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam
mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengerjakannya. Suatu masalah
biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan masalah merupakan
suatu

tujuan

dalam

pembelajaran

matematika,

suatu

pendekatan

pembelajaran matematika serta merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Selanjutnya
kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah daya berpikir
siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada suatu kegiatan yang
mementingkan prosedur yang ditempuh siswa guna memperoleh solusi
permasalahan yang mereka hadapi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat dimpulkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa untuk melatih
agar siswa terbiasa menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah dalam
matematika, masalah dalam bidang studi lain ataupun masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks. Oleh sebab itu, kemampuan
siswa untuk memecahkan masalah matematis perlu terus dilatih sehingga ia
dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.
Quantum Teaching adalah pembelajaran yang memadukan antara
berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang
nyaman dan menyenangkan serta munculnya emosi positif sebagai
keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam

5

proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi
kepada seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan dirinya sendiri.
Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi
yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar Interaksi-interaksi ini
mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa. Interaksi - interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah
siswa menjadi ilmu yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang
lain. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang pembelajaran menyampaikan isi
dan memudahkan proses belajar.
Menurut Deporter (2010:127) menyatakan bahwa :
Kerangka pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dalam model pembelajaran
Quantum Teaching mencerminkan gaya mengajar progresif dan
menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR
memastikan bahwa mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan
isi pelajaran nyata bagi diri mereka dan mencapai sukses.
Berdasarkan tes awal dari 35 siswa yang diperoleh hasil bahwa
hanya 10 orang siswa (28,57%) yang mencapai ketuntasan belajar dengan
kriteria nilai

2,66 atau tingkat kemampuan minimal B-, sedangkan 25

orang siswa lainnya (71,42%) belum mencapai ketuntasan belajar dengan
nilai rata-rata kelas 2,6 Berdasarkan data kesulitan siswa pada tes awal
diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes
awal adalah :

1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga
siswa tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang
akan ditanya dari soal yang diberikan.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam memisalkan dan mengubah
kalimat soal ke dalam kalimat matematika (membuat model)
3. Siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan antara apa yang
diketahui dengan apa yang ditanya dari soal.

6

4. Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika
yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu Posma, sebagai guru
matematika SMP Harvard Medan mengatakan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan
masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit
mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk
menyelesaikan soal serta cara belajar siswa yang kurang baik.
Banyaknya siswa

yang tidak mampu menyelesaikan soal

dikarenakan proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga
menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah. Dengan
demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada
siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada
aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisis.
Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika, Baik
itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya.
Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran.
Menurut Deporter (2010 : 37) model Quantum teaching hampir
sama dengan sebuah simfoni. Jika Anda menonton sebuah simfoni, ada
banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman musik anda. Kita dapat
membagi unsur- unsur tersebut menjadi dua kategori : konteks dan isi.
Quantum Teaching adalah pembelajaran yang memadukan antara
berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang
mempengaruhi proses dan pemahaman pemecahan masalah siswa.
Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan serta munculnya
emosi positif sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi
yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi
yang tinggi pada diri seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan diri
untuk mencetuskan ide-ide kreatif atau gagasan dari hasil pemikirannya.
Deporter ( 2010 : 31) mengungkapkan bahwa Quantum Teaching adalah

7

pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Dan Quantum
Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar.
Berdasarkan uraian di

atas maka peneliti

tertarik

untuk

mengadakan penelitian dengan judul :“ Penerapan Model Pembelajaran
Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Pada Materi Pokok Aritmatika Sosial di kelas VII SMP
HARVARD Medan T.A 2014/2015
1.2 Identifikasi Masalah
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa kelas
VII-1 SMP Harvard Medan.
3. Metode pengajaran yang digunakan oleh guru belum bervariatif sehingga
menimbulkan kebosanan pada siswa.
4. Model Pembelajaran Quantum theaching dalam mata pelajaran
matematika belum pernah diterapkan di kelas VII-1 SMP Harvard
Medan.

1.3 Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi,
maka peneliti memberikan batasan terhadap masalah pada penerapan model
pembelajaran Quantum theaching untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi aritmatika sosial di kelas
VII SMP Harvard Medan T.A 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan
masalah yang dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam

8

penelitian

ini

apakah

pembelajaran

Quantum

Teaching

dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
materi aritmatika sosial dengan menerapkan model Quantum Teaching
pada siswa kelas VII-1 SMP Harvard Medan T.A 2014/2015.

1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk

mengetahui

apakah

penerapan

model

pembelajaran

Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada materi aritmatika sosial dengan menerapkan
model Quantum Teaching pada siswa kelas VII-1 SMP Harvard Medan
T.A 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
pada pelajaran matematika melalui model Quantum teaching.
2. Bagi guru
Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Quantum
teaching.
3. Bagi pihak sekolah
Menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan inovasi
pembelajaran matematika disekolah

9

4. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti
dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa
yang akan datang.

72

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
Model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa khususnya pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII1 SMP Harvard Medan. Penerapan yang dilakukan peneliti pada pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah menerapkan
kerangka pembelajaran Quantum Teaching yaitu: tumbuhkan, alamai, namai,
demonstrasikan, ulangi dan rayakan.

73

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat
pada siswa, salah satunya penggunaan Quantum teaching sebagai salah satu
alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa.
2) Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi
pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir
pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun
siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. Dan
memberikan pekerjaan rumah untuk lebih mengasah kemampuan peserta
didik.
3) Kepada siswa SMP Harvard Medan disarankan lebih berani dan aktif dalam
menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk menanyakan hal-hal
yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.
4) Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang
sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang
sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya keberhasilan
pembelajaran.

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009),PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
A.M., Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar,
Rajawali Pers, Jakarta.
Arifin, (2009) . Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Rosdakarya Offset
Bandung
Arikunto, S., dkk., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,
Jakarta.
DePorter,Bobbi., Reardon, Mark., and Norie,Singer Sarah., (2010),
Quantum TeachingOrchestrating Student Success, Terjemahan Ary
Nilandari , Penerbit Mizan Pustaka, Bandung.
Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika,Universitas Negeri Malang (UM PRESS), Malang.
Kunandar, (2009). . Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo.
M.cholik adinawan dan Sugijono,(2013), Matematika Untuk SMP/MTs
Kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Napitupulu, N.S. 2013. Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan kemampuan Pemecahan Masalah matematika
Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmatika SosialDi Kelas VII SMP
Swasta Hang-Tuah 1 Belawan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi
FMIPA Unimed
Purwanto, (2010), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Sinaga, B, dkk. (2013). Matematika SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:
Politeknik Negeri Media Kreatif
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,
Penerbit RinekaCipta, Jakarta.
Suherman, dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Penerbit
Universitas Terbuka: Jakarta.

75

Sumarno, (2003). Model Pembelajaran Generatif. Jakarta : Rineka Cipta
Suprijono, Agus., (2009), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi
Paikem, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wena, Made, (2008), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.