PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B DI PPAUD VALENTINE KEC. SIGUMPAR, KAB. TOBASA TAHUN AJARAN 2013/2014.
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD VALENTINE T.A 2013/2014
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Seminar Proposal Penelitian
Oleh
ELFRIDA BARINGBING NIM : 109113014
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
PROGRAM STUDI PAUD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang diajukan oleh:ELFRIDA BARINGBING
NIM 109113014
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dalam ujian mempertahankan skripsi
Medan, 08 April 2014 Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Edward Purba, MA NIP. 195281219760313003
Disetujui Oleh: Ketua Prodi
Dra. Nasriah, M.Pd NIP. 195712271984032003
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang diajukan oleh:
ELFRIDA BARINGBING NIM 109113014
Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
Telah dipertahankan dalam ujian skripsi pada tanggal 08 April 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Medan, 08 April 2014 Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Drs. Nasrun,MS Dra.Nasriah,M.Pd
(4)
(5)
i
ABSTRAK
Elfrida Baringbing, NIM: 109113014 “Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Di PPAUD VALENTINE Kec. Sigumpar, Kab. TOBASA Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2014.
Masalah dalam penelitian ini (1) Perkembangan motorik kasar anak kurang terampil, (2) Kurangnya pemahaman guru tentang manfaat permainan tradisional, (3) Rendahnya kemampuan anak dalam perkembangan motorik kasar terutama pada keterampilan berlari, melompat, dan meloncat dengan kaki sebelah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional gobak sodor terhadap perkembangan motorik kasar anak kelompok B di PPAUD Valentine Sigumpar.
Variabel bebas adalah permainan tradisional gobak sodor sedangkan Variabel terikat adalah perkembangan motorik kasar. Instrument pengumpulan data yaitu pedoman observasi. Dan di observasi oleh satu pengobserver dengan pedoman observasi yang telah disediakan peneliti.
Jenis penelitian ini eksperimen. Sampel dalam penelitian B1 20 orang sebagai kelas eksperimen dan B2 20 orang sebagai kelas kontrol. Alat pengumpul data menggunakan lembar observasi. Sebelum pengujian hipotesis (uji-t) terlebih dahulu diuji normalitas menggunakan Liliefors, dan homogenitas menggunakan uji F.
Dari analisa data observasi akhir kemampuan motorik kasar anak dengan menggunakan uji-t pada taraf nyata α = 0,05 berturut-turut diperoleh thitung ≥ ttabel 13,7 ≥ 1,7074 dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan ttabel diperoleh dari hasil interpolasi. Maka dapat dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara permainan ttradisional gobak sodor terhadap perkembangan motorik kasar anak di PPAUD
(6)
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 5
1.3Pembatasan Masalah ... 6
1.4Rumusan Masalah ... 6
1.5Tujuan penelitian ... 6
1.6Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Kajian Teoritis ... 8
(7)
ii
2.1.2 Manfaat Bermain ... 10
2.1.3 Pengertian Permainan Tradisional ... 11
2.1.4 Manfaat Permainan Tradisional ... 12
2.1.5 Karakteristik Permainan Tradisional ... 13
2.1.6 Pengertian Permainan Tradisional Gobak Sodor ... 14
2.1.7 Manfaat Bermain Gobak Sodor ... 16
2.2 Pengertian Perkembangan Motorik Kasar ... 18
2.2.1 Perkembangan Kemampuan Gerak Dasar Motorik Kasar Anak ... 20
2.2.1.1 Berjalan ... 20
2.2.1.2 Berlari ... 21
2.2.1.3 Mendaki ... 22
2.2.1.4 Meloncat ... 23
2.2.1.5 Mencongklang ... 23
2.2.1.6 Menyepak ... 23
2.2.1.7 Melempar ... 24
2.2.1.8 Menangkap ... 24
2.2.2 Ciri-ciri Perkembangan Keterampilan Motorik ... 25
(8)
iii
2.3 Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perkembangan Motorik Kasar
anak ... 26
2.4 kerangka Konseptual ... 27
2.5 Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.3Populasi Dan Sampel Penelitian ... 30
3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 31
3.4 Alat Pengumpulan Data ... 32
3.5 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 34
3.6 Teknik Analisis Data... 34
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian... 40
4.1.1 Data Hasil Observasi Akhir Anak ... 40
(9)
iv
4.2 Analisis Data ... 48
4.2.1 Uji Normalitas ... 48
4.2.2 Uji Homogenitas ... 49
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 49
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
(10)
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan: Penggunaan pembelajaran dengan permainan tradisional gobak sodor dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar yang lebih baik dari pada pembelajaran tanpa permainan tradisional gobak sodor. Hal tersebut sesuai dengan hasil uji hipotesis yang diperoleh t ˃ t yaitu 13,7 ˃ 1, 7074 pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk = ( + −2) dan t diperoleh dari hasil interpolasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Dinyatakan bahwa terdapat pengaruh permainan tradisional gobak sodor terhadap perkembangan motorik kasar anak kelompok B PPAUD Valentine Sigumpar Tahun Ajaran 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan agar dapat menggunakan permainan tradisional gobak sodor untuk perkembangan motorik kasar anak dalam kegiatan belajar.
2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan keterampilannya lagi dalam proses kegiatan pembelajaran.
(11)
41
3. Bagi anak bahwa agar anak diberi kesempatan bermain dengan senang dalam perkembangan motorik kasar.
4. Bagi sekolah agar menyediakan sarana yang diperlukan disekolah serta memberi kesempatan pada guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan proses perbaikan pembelajaran.
5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai pembelajaran dengan permainan tradisional gobak sodor diharapkan agar lebih memperhatikan kelemahan dalam menggunakan permainan tersebut sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada anak usia dini. Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang terjadi dalam usia anak (infancy toddlerhood di usia 0-3 tahun, early childhood usia 3-6 tahun dan middle chiidhood usia 6-11 tahun). Masing-masing aspek tersebut memiliki tahapan-tahapan tersendiri. Pada usia 1 bulan, misalnya pada aspek motorik kasarnya, anak sudah bisa menggerakkan tangan dan kakinya.
Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistic. Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak baik seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
(13)
Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen dan whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung perolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proporsi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Demikian pun dalam kaitan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, pemerintah mulai memperhatikan setiap tumbuh kembang anak. Seperti yang tertulis dalam Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang mengatakan tingkat pencapaian anak usia 5-6 tahun yaitu dapat melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan. Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan kepala dalam menirukan tarian atau senam. Melakukan permainan fisik dengan aturan. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri. Melakukan kegiatan kebersihan diri.
(14)
Dewasa ini, orang tua seakan tidak memperdulikan perkembangan dan pertumbuhan fisik anak, padahal jika kita lihat lebih dalam pertumbuhan fisik anak sangat diperlukan untuk anak dimasa kedepannya. Memasuki era globalisasi saat ini, orangtua mulai terlena dengan perkembangan zaman yang kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak bahkan lebih sering dibiarkan bermain menggunakan permainan canggih seperti bermain video game ataupun permainan yang tidak memerlukan kekuatan fisik sehingga fisik motorik anak tidak mendapat stimulasi yang baik dari orang tua. Ketika anak bermain juga terlepas dari bimbingan, pendampingan serta arahan dari orang tua. Hal ini dapat membawa pengaruh negatif bagi tumbuh kembang anak.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di sekolah, banyak pendidik ketika pembelajaran kurang memperhatikan perkembangan motorik kasar anak, bahkan pendidik seringkali mengabaikan atau melupakannya. Hal ini dikarenakan belum pahamnya pendidik bahwa perkembangan motorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini. Saat kegiatan belajar selesai anak dibiarkan bermain menggunakan peralatan yang ada, seperti jungkat-jungkit, perosotan, ayunan dan lain sebagainya. Sehingga pembelajaran motorik kasar anak terkesan monoton dan tidak ada variasi. Hal ini juga terjadi di PAUD Valentine dimana pendidik kurang menerapkan berbagai macam jenis permainan terutama permainan-permainan tradisional. Akan lebih menyenangkan bagi anak ketika anak bermain permainan baru yang melibatkan pendidik dan teman-teman mereka.
Permasalahan lain yang terjadi pada anak adalah anak masih labil atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara harmonis. Misalnya : berjalan, berlari, melompat, menangkap, melempar. Selain itu juga belum sempurnanya koordinasi dalam mengontrol motorik kasar, misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa menyentuh temannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pendidik seharusnya lebih kreatif dan inovatif dalam pengembangan kegiatan pembelajaran.
(15)
Ada banyak cara yang dilakukan oleh pendidik guna mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak terutama perkembangan motorik kasar anak. Cara yang paling efektif untuk merangsang motorik kasar anak adalah dengan mengajaknya bergerak. Karena bergerak merupakan wujud dari perpaduan tubuh, jiwa dan pikiran. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan anak dalam berbagai permainan. Dengan permainan gobak sodor dapat memudahkan anak dalam mengikuti pembelajaran gerak, karena pembelajaran gerak ada tahapan-tahapannya. Selain itu permainan gobak sodor membuat anak senang dan tereksploitasi kemampuan geraknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Tater Nilansari (2010) terhadap usia dini di kelompok A di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Bumiaji Kota Batu menunjukkan bahwa bermain “haling rintang” dapat mempengaruhi dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak. Selain itu, Suci Kristanti (2010)melakukan penelitian di Taman Kanak-kanak PGRI 1 Batu, menyimpulkan bahwa dengan melakukan kegiatan bermain “kucing dan tikus” dapat mengembangkan fisik anak. Asep Deni Gustiana (2011) juga melakukan penelitian pada kelompok B TK Kartika dan TK Lab.UPI menunjukkan bahwa permainan dimodifikasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan motorik kasar dan kognitif anak usia dini serta proses pembelajaran lebih menyenangkan dan partisipatif. Dari ketiga penelitian tersebut terlihat bahwa ada pengaruh yang cukup signifikan dalam tumbuh kembang motorik kasar anak melalui berbagai permainan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin menelaah tentang bagaimana Pengaruh Permainan Gobak Sodor Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun.
(16)
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan motorik kasar anak. 2. Strategi pembelajaran guru kurang menggunakan berbagai jenis permainan yang
mengembangkan motorik kasar anak seperti permainan tradisional.
3. Perkembangan motorik kasar anak di TK masih menekankan pada permainan yang ada saja.
1.3Batasan Masalah
Banyaknya masalah yang teridentifikasi maka perlu dibatasi supaya penelitian ini lebih terarah dan memberikan batasan pedoman kerja bagi penulis. Jadi dalam penelitian ini masalah dibatasi hanya mengenai pengaruh permainan tradisional terhadap perkembangan kemampuan motorik kasar anak usia 5 tahun khususnya permainan gobak sodor.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah permainan gobak sodor berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan motorik kasar anak usia dini di PAUD Valentine?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah “ Untuk mengetahui apakah ada pengaruh permainan gobak sodor terhadap perkembangan motorik kasar anak usia dini PAUD Valentine.
(17)
1.6Manfaat Penelitian 1. Bagi guru
Sebagai pertimbangan bagi guru dalam memilih permainan terhadap pengembangan motorik kasar anak.
2. Bagi sekolah terutama kepala sekolah
Sebagai wacana untuk membimbing guru agar dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak, dengan berbagai jenis permainan tradisional.
3. Bagi anak
Untuk meningkatkan minat belajar anak. 4. Bagi peneliti
Penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman bagi penulis tentangpelaksanaan penelitian.
5. Bagi peneliti lainya
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan motorik kasar.
(18)
DAFTAR PUSTAKA
Achoroni keen.2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Javalitera
Adriana Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika
Ahira, Anne.2013. Permainan Tradisional. (Online). (www.Asianbrain.com diakses juli 2013).
Anggani Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi Praktik. Jakarta: Rineke Cipta
Cahyo Agus N. 2011. Game Khusus Penyeimbang Otak Kanan dan Kiri Anak. Yogyakarta: Flashbooks
Fitriani, Yanti. 2009. Permainan Tradisional Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak. Surakarta: Universitas Muhammadyah.Skripsi.
http://www.Simpuldemokrasi.com, talkshow.RRI X “Mengenali Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter Anak”) di akses 23 Juni 2013
Hurlock Elizabeth B.1798. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kamtini & Wardi, H.2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Depdiknas
Musfiroh Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo Noorlaila Iva. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera Sudjana. 2008. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta
(19)
(20)
RIWAYAT HIDUP
1. Latar Belakang Keluarga
a. Nama : Elfrida Baringbing
b. Tempat/tanggal lahir : Baringbing, 24 Mei 1991
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Desa Maju. Kec Sigumpar. Kab Toba Samosir
e. Agama : Kristen Protestan
f. Nama ayah : Lancarus Baringbing
g. Nama ibu : Roselina Naipospos
h. Pekerjaan Ayah : Petani i. Pekerjaan Ibu : Petani
2. Latar Belakang Pendidikan
a. Pendidikan SD : SD Negeri Sugapa (1997-2003) b. Pendidikan SMP : SMP Negeri 2 Silaen (2003-2006) c. Pendidikan SMA : SMK Negeri 2 Balige (2006-2009) d. Perguruan Tinggi : S-1 PG-PAUD UNIMED
(1)
Ada banyak cara yang dilakukan oleh pendidik guna mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak terutama perkembangan motorik kasar anak. Cara yang paling efektif untuk merangsang motorik kasar anak adalah dengan mengajaknya bergerak. Karena bergerak merupakan wujud dari perpaduan tubuh, jiwa dan pikiran. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan anak dalam berbagai permainan. Dengan permainan gobak sodor dapat memudahkan anak dalam mengikuti pembelajaran gerak, karena pembelajaran gerak ada tahapan-tahapannya. Selain itu permainan gobak sodor membuat anak senang dan tereksploitasi kemampuan geraknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Tater Nilansari (2010) terhadap usia dini di kelompok A di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Bumiaji Kota Batu menunjukkan bahwa bermain “haling rintang” dapat mempengaruhi dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak. Selain itu, Suci Kristanti (2010)melakukan penelitian di Taman Kanak-kanak PGRI 1 Batu, menyimpulkan bahwa dengan melakukan kegiatan bermain “kucing dan tikus” dapat mengembangkan fisik anak. Asep Deni Gustiana (2011) juga melakukan penelitian pada kelompok B TK Kartika dan TK Lab.UPI menunjukkan bahwa permainan dimodifikasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan motorik kasar dan kognitif anak usia dini serta proses pembelajaran lebih menyenangkan dan partisipatif. Dari ketiga penelitian tersebut terlihat bahwa ada pengaruh yang cukup signifikan dalam tumbuh kembang motorik kasar anak melalui berbagai permainan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin menelaah tentang bagaimana Pengaruh Permainan Gobak Sodor Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun.
(2)
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan motorik kasar anak. 2. Strategi pembelajaran guru kurang menggunakan berbagai jenis permainan yang
mengembangkan motorik kasar anak seperti permainan tradisional.
3. Perkembangan motorik kasar anak di TK masih menekankan pada permainan yang ada saja.
1.3
Batasan Masalah
Banyaknya masalah yang teridentifikasi maka perlu dibatasi supaya penelitian ini lebih terarah dan memberikan batasan pedoman kerja bagi penulis. Jadi dalam penelitian ini masalah dibatasi hanya mengenai pengaruh permainan tradisional terhadap perkembangan kemampuan motorik kasar anak usia 5 tahun khususnya permainan gobak sodor.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah permainan gobak sodor berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan motorik kasar anak usia dini di PAUD Valentine?
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah “ Untuk mengetahui apakah ada pengaruh permainan gobak sodor terhadap perkembangan motorik kasar anak usia dini PAUD Valentine.
(3)
1.6
Manfaat Penelitian
1. Bagi guruSebagai pertimbangan bagi guru dalam memilih permainan terhadap pengembangan motorik kasar anak.
2. Bagi sekolah terutama kepala sekolah
Sebagai wacana untuk membimbing guru agar dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak, dengan berbagai jenis permainan tradisional.
3. Bagi anak
Untuk meningkatkan minat belajar anak. 4. Bagi peneliti
Penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman bagi penulis tentangpelaksanaan penelitian.
5. Bagi peneliti lainya
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan motorik kasar.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Achoroni keen.2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Javalitera
Adriana Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika
Ahira, Anne.2013. Permainan Tradisional. (Online). (www.Asianbrain.com diakses juli 2013).
Anggani Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi Praktik. Jakarta: Rineke Cipta
Cahyo Agus N. 2011. Game Khusus Penyeimbang Otak Kanan dan Kiri Anak. Yogyakarta: Flashbooks
Fitriani, Yanti. 2009. Permainan Tradisional Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak. Surakarta: Universitas Muhammadyah.Skripsi.
http://www.Simpuldemokrasi.com, talkshow.RRI X “Mengenali Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter Anak”) di akses 23 Juni 2013
Hurlock Elizabeth B.1798. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kamtini & Wardi, H.2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Depdiknas
Musfiroh Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo Noorlaila Iva. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera Sudjana. 2008. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta
(5)
(6)
RIWAYAT HIDUP
1. Latar Belakang Keluarga
a. Nama : Elfrida Baringbing b. Tempat/tanggal lahir : Baringbing, 24 Mei 1991 c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Desa Maju. Kec Sigumpar. Kab Toba Samosir e. Agama : Kristen Protestan
f. Nama ayah : Lancarus Baringbing g. Nama ibu : Roselina Naipospos h. Pekerjaan Ayah : Petani
i. Pekerjaan Ibu : Petani
2. Latar Belakang Pendidikan
a. Pendidikan SD : SD Negeri Sugapa (1997-2003) b. Pendidikan SMP : SMP Negeri 2 Silaen (2003-2006) c. Pendidikan SMA : SMK Negeri 2 Balige (2006-2009) d. Perguruan Tinggi : S-1 PG-PAUD UNIMED