PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI KELAS XI-PMS SMA NEGERI 1 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR
DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA
MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
DI KELAS XI-PMS SMA NEGERI 1 BINJAI
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Oleh:
Ayu Novita sari
NIM 4111141001
Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


i

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR
DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA
MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI
KELAS XI-PMS SMA NEGERI 1 BINJAI
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Ayu Novita Sari (NIM.4111141001)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa pada
materi sistem reproduksi manusia di kelas XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai
T.P.2014/2015. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai yang
terdiri dari 6 kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan random

sampling, kemudian diambil dua kelas sebagai sampel. Kelas XI-PMS 4 dengan
jumlah 41 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas XI-PMS 1 dengan jumlah 35
siswa sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen diajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol diajarkan dengan pembelajaran
metode ceramah. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil
belajar berupa tes tertulis berbentuk pilihan berganda, yang diberikan sebelum dan
sesudah proses pembelajaran. Sedangkan data keterampilan proses sains diperoleh
melalui observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai
pretes kelas eksperimen adalah 61,82 dan pada kelas kontrol adalah 53,22.
Kemudian rata-rata nilai postes untuk kelas eksperimen lebih tinggi yakni 82,3
dibandingkan dengan kelas kontrol yakni 71,82. Dari hasil pengujian hipotesis
diperoleh bahwa thitung > ttabel (6,63 > 1,99) berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan rata-rata nilai keterampilan
proses sains kelas eksperimen adalah 81,96 dan pada kelas kontrol adalah 59,20.
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa thitung > ttabel (10,79 > 1,99) berarti
Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan proses sains siswa.
Kata kunci: Pengaruh, problem based learning, hasil belajar, keterampilan proses
sains


iv

THE EFFECT OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON THE
STUDENTS’ LEARNING OUTCOMES AND SCIENCE PROCESS
SKILLS ON THE HUMAN’S REPRODUCTION SYSTEM
IN CLASS XI PMS SMA NEGERI 1 BINJAI
ACADEMIC YEAR 2014/2015

Ayu Novita Sari (NIM.4111141001)

ABSTRACT
This research aimed to determining the effect of the problem based
learning model on the students’ learning outcomes and science process skills in
learning the human’s reproduction system in class XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai
Academic Year 2014/2015. This type of research is experiment. The population in
this study are the students of class XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai which amount
to six classes. Sampling was performed by using the random sampling technique,
and then it took two classes as samples. The XI-PMS 4 class with 41 students was
as the control class and the XI-PMS 1 class with 35 students was as the

experiment class. The experiment class was taught with problem based learning
model and the control class with the lecture method. The instrument was used to
collect the data of students’ learning outcomes was a written test consisting of
multiple-choice-typed questions, which was given before and after the learning
process. While the data of science process skills was collected by observation.
The results show that the average pre-test score for the experiment class is 61,82
and for the control class is 53,22. Then the average post-test score for the
experiment class is higher at 82,3 than control class was at 71,82. From the results
of testing the hypothesis, it is obtained that tarithmetic > ttable (6,63 > 1,99) which
means that Ho is rejected and Ha is accepted. It can be concluded that there is the
influenced of problem based learning model on the students’learning outcomes.
While the average science process skills score for the experiment class is 81,96
and for the control class is 59,20. From the results of testing the hypothesis, it is
obtained that tarithmetic > ttable (10,79 > 1,99) which means that Ho is rejected and Ha
is accepted. It can be concluded that there is the influenced of problem based
learning model on the students’science process skills.
Keywords: Effect, problem based learning, learning outcomes, science process
skills

vii


DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.

Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi

1
1

3
4
4
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1.
Pengertian Belajar
2.1.2.
Pengertian Hasil Belajar
2.1.3.
Pendekatan Keterampilan Proses Sains
2.1.4.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.4.1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.4.2. Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.4.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning

2.1.4.4. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.
Pembelajaran Konvensional
2.1.6.
Materi Pembelajaran
2.1.6.1 Kelainan pada Sistem Reproduksi Manusia
2.2.
Kerangka Berpikir
2.3.
Hipotesis Penelitian
2.3.1.
Hipotesis Verbal
2.3.2.
Hipotesis Statistik

6
6
6
7
8

11
12
13
14
14
15
16
16
21
22
22
22

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1.
Lokasi Penelitian
3.1.2.
Waktu Penelitian


23
23
23
23

viii

3.2.
3.2.1.
3.2.2.
3.3.
3.4.
3.4.1.
3.4.2.
3.5.
3.6.
3.6.1.
3.6.2.
3.7.

3.7.1.
3.7.2.
3.8.
3.8.1.
3.8.2.
3.9.

Populasi dan Sampel
Populasi
Sampel
Variabel Penelitian
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Tes Hasil Belajar Siswa
Lembar Observasi Penilaian
Teknik Analisis Data
Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Analisis Data Keterampilan Proses Sains
Uji Persyaratan Analisis Data
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis

23
23
24
24
24
24
24
26
26
26
27
29
29
30
30
30
31
31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1.1. Deskripsi Nilai Pretes Siswa
4.1.1.2. Deskripsi Nilai Postes Siswa
4.1.1.3. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Siswa
4.1.2. Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.2.1. Uji Normalitas
4.1.2.1. Uji Homogenitas
4.1.
Pengujian Hipotesis
4.1.1. Pengujian Hipotesis Data Hasil Belajar
4.1.2. Pengujian Hipotesis Data Keterampilan Proses Sains
4.3.
Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Hasil Belajar
4.3.2. Keterampilan Proses Sains
4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis M as al a h
(Problem Based Learning) terhadap Hasil Belajar
dan Keterampilan Proses Sains Siswa

34
34
34
34
35
36
38
38
38
39
39
39
40
40
41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran

45
45
45

DAFTAR PUSTAKA

47

42

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah

15

Tabel 3.1. Penjabaran Populasi dan Sampel Siswa SMA N 1 Binjai

23

Tabel 3.2. Desain Penelitian

25

Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

27

Tabel 3.4. Rubrik Penilaian Aspek Keterampilan Proses Sains

28

Tabel 3.5. Kriteria Pencapaian Kognitif Siswa

29

Tabel 3.6. Kriteria Keterampilan Proses Sains Siswa

30

Tabel 4.1. Perbandingan Nilai Pretes Siswa

34

Tabel 4.2. Perbandingan Nilai Postes Siswa

35

Tabel 4.3. Perbandingan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa

37

Tabel 4.4. Pengujian Normalitas Data Penelitian

38

Tabel 4.5. Pengujian Homogenitas Data Penelitian

38

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Penyakit Gonorea

19

Gambar 2.2. Hamil Anggur

20

Gambar 2.3. Penderita AIDS

21

Gambar 4.1.

Diagram Perbandingan Nilai Pretes Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Gambar 4.2.

Diagram Perbandingan Nilai Postes Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Gambar 4.3.

35

36

Diagram Perbandingan Nilai Keterampilan Proses Sains
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

37

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia sekarang sedang menghadapi tantangan yang hebat.
Tuntutan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan
mutlak harus dilakukan. Harapan untuk mendapatkan manusia Indonesia yang
unggul melalui pendidikan ternyata mendapat kendala yang tidak ringan. Salah
satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa.
Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan mengubah siswa agar dapat memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan perilaku
hasil belajar (Arikunto, 2009).
Upaya untuk mengurangi permasalahan-permasalahan di atas dengan tujuan
untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa adalah dengan mengembangkan
model-model pembelajaran yang inovatif dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk ikut berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Model
pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar
dengan berbagai variasi sehingga siswa tidak bosan dan tercipta suasana belajar
yang menarik dan menyenangkan (Sanjaya, 2006). Selain itu, model pembelajaran
yang digunakan guru juga seharusnya dapat membantu proses analisis peserta
didik.
Salah satu model yang bisa digunakan

adalah model Problem Based

Learning. Diharapkan model ini lebih baik untuk meningkatkan keaktifan peserta
didik jika dibandingkan dengan model

konvensional. Keefektifan model ini

adalah peserta didik lebih aktif dalam berpikir dan memahami materi secara
berkelompok dengan melakukan investigasi dan inkuiri terhadap permasalahan
yang nyata di sekitarnya sehingga mereka mendapatkan kesan yang mendalam
dan lebih bermakna tentang apa yang mereka pelajari.

2

Pada model pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran dilaksanakan
dengan menyajikan suatu permasalahan kepada siswa, dan siswa diminta untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian suatu masalah yang berkaitan
dengan IPA dilakukan melalui suatu metode ilmiah. Pelaksanaan metode ilmiah
ini menuntut siswa untuk melakukan suatu kerja ilmiah, sehingga pembelajaran
dengan berbasis masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat
meningkatkan ketrampilan proses sainsnya (Rahayu, 2012).
Berdasarkan pernyataan diatas tentang model pembelajaran Problem
Based Learning, maka peneliti memilih model pembelajaran ini yang diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam berpikir, meningkatkan ketrampilan
proses sains siswa, dan dapat membantu siswa dalam memahami materi secara
berkelompok.
Pada penelitian ini, peneliti memilih materi sistem reproduksi manusia,
namun hanya

dibatasi pada sub materi kelainan yang terjadi pada sistem

reproduksi manusia saja karena pada sub materi ini yang dipelajari merupakan
masalah-masalah nyata yang terjadi dan memerlukan penyelesaian, sehingga anak
sudah dibiasakan dengan situasi yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya ketika mempelajari kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi,
masalah yang terjadi misalnya di suatu tempat ada seseorang yang tengah
mengidap penyakit AIDS, maka penyelesaian yang dapat dilakukan adalah
dengan mencari informasi tentang cara penularan penyakit AIDS dan upaya agar
kita tidak terserang penyakit AIDS yaitu salah satunya dengan menghindari
hubungan seks bebas.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 20 dan 21 Januari
2015, permasalahan pembelajaran yang ditemui di SMA Negeri 1 Binjai adalah
permasalahan kualitas pembelajaran yang masih kurang memuaskan, antara lain
yaitu: (1) kinerja guru di dalam kelas, guru telah menggunakan metode
pembelajaran seperti metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi tetapi guru belum
menggunakan model pembelajaran; (2) siswa cenderung kurang berani untuk
bertanya pada guru; (3) kerjasama siswa masih kurang, karena kurang adanya
kegiatan diskusi dalam kelas, sehingga interaksi antar siswa dan antara guru
dengan siswa masih kurang; (4) sebagian siswa masih diam dan tidak antusias

3

belajar biologi, sebagian siswa tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran biologi,
dan sebagian lagi siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru dan; (5)
motivasi siswa masih rendah terlihat dari kurangnya semangat dalam belajar
biologi, kurangnya ketekunan dan keuletan dalam mengerjakan tugas, serta
kurangnya kemauan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.
Hasil penelitian Yokhebed (2012) menunjukkan bahwa motivasi dan hasil
belajar mahasiswa mengalami peningkatan pada ranah kognitif, afektif dan
keterampilan proses sains setelah diterapkannya pembelajaran biologi dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Mahasiswa yang memiliki
motivasi tinggi pra siklus, siklus I, II, III (31,57%; 63,15%; 68,42%; 79%). Pada
ranah kognitif jumlah mahasiswa yang lulus pra siklus, siklus I, II, III (26,31%;
68,42%; 89,47%; 94,73%). Pada ranah afektif rata-rata nilai pada pra siklus,
siklus I, II, III (31,08; 75,20; 82,6; 87,42). Sedangkan nilai rata-rata keterampilan
proses sains pra siklus, siklus I, II, III (52,81; 58,10; 61,62; 78,38). Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Sehubungan dengan uraian dan masalah di atas, maka peneliti melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa
pada Materi Sistem Reproduksi Manusia di Kelas-XI PMS SMA Negeri 1 Binjai
Tahun Pembelajaran 2014/2015”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah terkait pembelajaran Biologi di sekolah, antara lain:
1.

Kinerja guru di dalam kelas guru telah menggunakan metode pembelajaran,
seperti metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi tetapi guru belum
menggunakan model pembelajaran.

2.

Siswa cenderung kurang berani untuk bertanya pada guru.

3.

Kerjasama siswa masih kurang, karena kurang adanya kegiatan diskusi dalam
kelas, sehingga interaksi antar siswa dan antara guru dengan siswa masih
kurang.

4

4.

Sebagian siswa masih diam dan tidak antusias belajar biologi, sebagian siswa
tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran biologi, dan sebagian lagi siswa
mendengarkan dan mencatat penjelasan.

5.

Motivasi siswa masih rendah terlihat dari kurangnya semangat dalam belajar
biologi, kurangnya ketekunan dan keuletan dalam mengerjakan tugas, serta
kurangnya kemauan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas banyak permasalahan yang dapat
diteliti. Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah, fokus dan jelas
perlu adanya pembatasan masalah demi tercapainya tujuan yang diinginkan.
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dibatasi pada :
1.

Objek yang diteliti adalah siswa kelas XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai.

2.

Materi pembelajaran untuk sistem reproduksi manusia ini dibatasi hanya pada
sub materi kelainan sistem reproduksi manusianya saja.

3.

Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) yang digunakan
pada kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol.

4.

Hasil belajar siswa yang diteliti juga dibatasi pada hasil belajar biologi ranah
kognitif pada sub materi kelainan pada sistem reproduksi manusia di kelas
XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai yang diperoleh melalui tes hasil belajar.

5.

Keterampilan proses sains yang diteliti hanya dibatasi pada indikator
berkomunikasi, mengamati (observasi), klasifikasi, mengajukan pertanyaan,
dan interpretasi.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.

Bagaimanakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) pada materi sistem reproduksi
manusia di kelas XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai T.P. 2014/2015?

5

2.

Bagaimanakah tingkat keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada materi
sistem reproduksi manusia di kelas XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai T.P.
2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada materi sistem
reproduksi manusia di kelas XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai T.P. 2014/2015.

2.

Untuk mengetahui tingkat keterampilan proses sains siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
pada materi sistem reproduksi manusia di kelas XI-PMS SMA Negeri 1
Binjai T.P. 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1.

Bagi guru, sebagai bahan masukan dan umpan balik untuk mengembangkan
model pembelajaran yang lebih inovatif dalam rangka meningkatkan hasil
belajar dan keterampilan proses sains siswa, salah satunya dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

2.

Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan motivasi dan semangat untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

3.

Bagi sekolah, agar dapat meningkatkan kemampuan para gurunya dalam
menggunakan berbagai model pembelajaran yang lebih inovatif sehingga
dapat mengeluarkan generasi bangsa yang berakhlak dan bermoral serta
berintelektual tinggi.

45

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pengujian dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) pada materi sistem reproduksi
manusia di kelas XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai diperoleh nilai rata-rata
sebesar 82,3 dengan kategori tinggi, sedangkan pada kelas kontrol hanya
diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,82 dengan kategori sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model
pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa dimana model
pembelajaran berbasis masalah ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Tingkat keterampilan proses sains siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada
materi sistem reproduksi manusia di kelas XI-PMS SMA Negeri 1 Binjai
termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 81,96,
sedangkan pada kelas kontrol tingkat keterampilan proses sainsnya
termasuk dalam kategori rendah dengan nilai rata-rata sebesar 59,20. Hal
ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model
pembelajaran berbasis masalah terhadap tingkat keterampilan proses sains
siswa

dimana

model

pembelajaran

berbasis

masalah

ini

dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

5.2. Saran
1. Bagi guru biologi umumnya dan guru di SMA Negeri 1 Binjai khususnya
dapat mempertimbangkan penggunaan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) untuk diajarkan pada materi sistem
reproduksi manusia agar hasil belajar dan keterampilan kerja ilmiah siswa
dapat lebih meningkat.

46

2. Karena populasi dalam penelitian ini terbatas, maka perlu kiranya
dilakukan penelitian lanjutan dengan mengambil populasi yang lebih luas
pada semua tingkatan kelas dengan demikian kesimpulan yang diambil
tidak terbatas berlakunya.
3. Agar siswa SMA Negeri 1 Binjai dapat menjadikan pengalaman belajar
yang diajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) ini sebagai cara untuk lebih mudah memahami materi
pelajaran.

47

DAFTAR PUSTAKA

Amir, T., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Ango, M. L., (2012), Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in
the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the
Nigerian Context, International Journal of Educology Volume 16 (1): 1130.
Arends, R.I., (2007), Learning to Teach, Seventh Edition, McGraw Hill Companies, Inc, New York.
Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud: Dirjen
Dikti, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik, O., (1986), Media Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Irianto, A., (2004), Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Kencana Prenada
Media, Jakarta.
Juliawan, D., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Kuta Tahun Pembelajaran 2011/2012, JPE Volume 2 (1):
53–73.
Lord,

Z., (2011), Gonorrhea caused by Neisseria gonorrhoeae,
http://home.lcusd.net/lchs/mewoldsen/zlord.html. (Diakses tanggal 3 April
2015).

Melinda, (2013), Penderita HIV/AIDS 2.351 Orang, KPA NTT Bina Kader
Posyandu, http://www.moral-politik.com/2013/08/penderita-hivaids-2-351orang-kpa-ntt-bina-kader-posyandu/. (Diakses tanggal 3 April 2015).
Mulyono,
H.,
(2009),
Interpolasi
dalam
Perhitungan
Statistik,
https://myenglish01.wordpress.com/2009/10/27/interpolas i
- d a l a m - perhitungan-statistik. (Diakses tanggal 3 Agustus 2015).
Noviami, R.R., (2013), Pengembangan Media Digital Game Based Learning
(DGBL) pada Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia di Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Skripsi, Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Nurhadi, dkk., (2004), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK,
UM Press, Malang.

48

Poncowati, I., (2010), Biologi SMA/MA Kelas XI/B, Putra Angkasa, Jakarta.
Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini, Suharno, dan Bambang, (2007), Biologi untuk
SMA Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Putri, D.H., dan Sutrisno, M., (2012), Model Kegiatan Laboratorium Berbasis
Problem Solving pada Pembelajaran Gelombang dan Optik untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa, Jurnal Exacta
Volume X (2): 148 – 155.
Rachmawati, F., Urifah, N., dan Wijayati, A., (2009), Biologi untuk SMA/MA
Kelas XI Program IPA, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Rahayu, P., Mulyani, S., dan Mulyadi, S.S., (2012), Pengembangan Pembelajaran
IPA Terpadu dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Melalui Lesson Study, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Volume 1 (1): 6370.
Rustaman, N.Y., (2005), Strategi Belajar Mengajar Biologi, Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA UPI, Bandung.
Sagala, S., (2013), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenadamedia Grup, Jakarta.
Saragih, P.A.H., (2012), Penerapan Pertanyaan Produktif untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa dalam Kerja Ilmiah dan Pemahaman Konsep pada
Pembelajaran Struktur dan Fungsi Sel di Kelas XI-IPA SMA Yapim BiruBiru T.P.2011/2012, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sariadi, N.K., Pudjawan, K., dan Syahruddin, H., (2014), Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Kelas V SD, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Volume 2 (1): 1-12.
Sihite, A.R.V.L., (2014), Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Kr Materi
Teknik Smoothing pada Pelurusan Rambut Melalui Pengajaran Metode
Konvensional dan Simulasi di SMK Negeri 8 Medan, Jurnal Biology
Education Volume 3 (1): 1-111.
Sudarman, (2007), Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah,
Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2 (2): 1-6.
Sudjana, N., (2008), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sukardi, Sudarisman, S., dan Sunarno, W., (2012), Pembelajaran Berbasis
Masalah Melalui Eksperimen dengan Laboratorium Riil dan Laboratorium

49

Virtuil Ditinjau dari Kreativitas dan Gaya Belajar, Jurnal Inkuiri Volume 1
(2): 170-176.
Sumarji, (2009), Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ilmu Statika
dan Tegangan di SMK, Jurnal Teknologi dan Kejuruan Volume 30 (2): 129140.
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Surif, J., Ibrahim, N.H., dan Mokhtar, M., (2013), Implementation of Problem
Based Learning in Higher Education Institution and It’s Impact on
Students’ Learning, The 4th International Research Symposium on
Problem Based Learning (IRSPBL).
Trianto, (2008), Mendesaian Pembelajaran Kontekstual di Kelas, Penerbit Cerdas
Pustaka Publisher, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Usman, U., (2005), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung.
Wahyuni, S., dan Widiarti,N., (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Berorientasi Chemo-Enterpreunership pada Praktikum Kimia Fisika,
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Volume 4 (1): 484 - 496.
Yokhebed, Sudarisman, S., dan Sunarno, W., (2012), Pembelajaran Biologi
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan
Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Motivasi belajar dan Hasil
Belajar, Jurnal Inkuiri Volume 1 (3): 183-194.

Dokumen yang terkait

ENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIIIE SMP NEGERI 1 BALUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

0 63 18

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

8 69 56

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

1 17 50

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

0 7 63

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

2 21 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

17 74 124

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Pengudi Luhur, B

3 59 72

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SELONG TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN EKSPOSITORI DENGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII MTSN 1 MATARAM TAHUN AJARAN 20142015

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DI KELAS X SMK LENTERA BANGSA

1 10 8