PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HAK ANAK JALANAN ATAS PENCATATAN SIPIL DITINJAU DARI UU NO 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

ABSTRAK
Azhar Rizqi Wicaksana
110110100303
Undang-undang Adminduk sudah memberikan peluang kepada seluruh
warga masyarakat dalam pemberian hak atas akta catatan sipil. Akta catatan
sipil yang merupakan hak setiap warga negara menimbulkan pertanyaan
apakah anak jalanan telah mendapatkan akta catatan sipil yang notabene
mobilitas mereka tinggi serta tak sedikit lepas hubungan dengan orang
tuanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti peran pemerintah
serta kendala terhadap pemenuhan hak-hak sipil anak jalanan sebagai
subjek hukum dalam mendapatkan akta catatan sipil di Kabupaten Bandung
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
yuridis normative. Metode penelitian ini dilakukan dengan meneliti maupun
mengkaji data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder yaitu buku, dan hasil penelitian, serta bahan hukum tersier seperti
kamus dan ensiklopedia.
Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa peran pemerintah
Kabupaten Bandung sebagai Government Responsibility dalam memenuhi
hak sipil setiap penduduk dimana melakukan beberapa kegiatan yang
dilakukan oleh Dinas Sosial serta Dinas Kependudukan dan Catatan sipil
dibantu oleh relawan sosial. Dengan maka itu Dinas Sosial serta Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil harus memiliki sinergisitas agar kegiatan
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, karena potensi-potensi yang
dimiliki guna mempercepat terwujudnya Good Governance. Kebijakankebijakan Dinas Sosial dalam pemenuhan hak anak jalanan mendapatkan
akta kelahiran memberikan dasar hukum dalam melindungi hak-hak setiap
warga Negara tidak terkecuali anak jalanan yang dimana akta kelahiran
tersebut dijadikan sebagai bukti identitas mereka yang diakui keberadaanya
sebagai subjek hukum. Namun dalam pemenuhan akta kelahiran bagi anak
jalanan tersebut terdapat berbagai kendala yang menghambat pelaksanaan
pemenuhan akta kelahiran bagi anak jalanan, dengan maka itu dengan
meminta bantuan relawan sosial yaitu Pekerja Sosial Masyarakat (PSM),
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Lembaga Kesejahteraan
Sosial (LKS), dan mengoptimalkan peran masyarakat serta Karang Taruna di
setiap desa, sehingga penduduk tak terkecuali anak jalanan yang belum
mendapatkan hak sipil sebagai warga negara dapat terpenuhi.

iv