Kontrak Politik.
~B~ Pikiran
o
.
Selafa
4
5
~o
o Mar
Rakyat
- o Rabu
6
7
22
21
OApr
OMei
0
Kamis
8
23
9
10
?4
OJun
11
25
OJul
o Sabtu
Jumat
.
@
12
26
Ags
0
Minggu
14
27
28
o Sep
OOkt
I{ontrak Politil~
16
30
() No~
31
0 Des
I
Besarnya harapan rakyat terhadap para wakilnya di legislatif sangat wajar, Hal itu bermula dari proses rekruitmen
para wakil rakYat yang dalam
konteks sebenarnya mewakili
rakYat,.Sistem pemilihan para
calon wakil rakYat pada era reformasi, sejalan dengan lahirnya berbagai kebijakan politik
yang baru, telah menskenario
kuatnya aksebilitas rakJat pada
wakilnya, Setidaknya, rakyat diberi kesempatan
mengenal
orang yang akan mewakili mereka untuk duduk di lembaga
wakil rakyat. Bahkan, tak sedikit di antara rakYa,t dan calon
wakilnya pun mulai menjalin
komunikasi politik. Mereka
berkomitmen.
Namun, harapan besar rak-
Oleh MARl M. HIKMAT
M
ULAI awal Agustus
iJ;li,sejumlah anggota
DPRD
kabupaten/kota periode 2009-2014 secara bertahap dilantik. Perjalanan panjang mereka dalam
mengarungi tahapan Pemilu
2009 tuntas sudah, Pahit getir
perjuangan dengan berbagai
pengorbanan, baik harta, tenaga, maupun pikiran, untuk
mendapatkan kursi singgasana
wakil lakyat, telah mereka lakukan: Siapapun mereka, para
wakil rakYat periode ini merupakan hasil seleksi dengan berbagai tahapan yang menegang:'
kan, Mereka adalah pilihan rakyat; mereka Malah manifestasi
kehendak rakYat; dan semoga
mereka dapat menjawab segala
harapan rakyat.
Seperti halnya pelantikan
wakil rakYat lima tahun ke belakang, Di beberapa daerah, realitas unjuk rasa takjarang mewamai prosesi pelantikan, Bahkan, pascaputusan MA, unjuk
rasa yang mengharapkan penangguhan pelantikan pun terjadi. Realitas itu perlu mendapat pemaknaan yang dalam,
Kita tidak dapat lagi menganggap bahwa unjuk rasa itu hanya
disetir kepentingan sesaat dan
se~elintir kelompok, tetapi sudah merupakan geliat keinginan rakyat,
Tesis seperti itu sangat
mungkin karena "kesepakatan
politik" yang mengikat gelombang unjuk rasa tersebut, yakni, keraguan dan harapan mereka pada eksistensi DPRD periode 2009-2014 sebagai wakil
rakYat. Banyak hal yang dapat
dijadikan alas an, sehingga sebagian rakYat Indonesia ragu
terhadap eksistensi lembaga legislatif daerah,
Pertama, realitas historis telah menyuguhkan cerita gamblang tentang peran legislatif
daerah selama masa berdirinya
Republik ini. Setidaknya, "kemandulan" legislatif daerah pada masa Orde Baru dan "kebobrokan" beberapa legislatif
daerah pada era reformasi telah
memberikan pengalaman pahit
yang mendalam pada hati rak~t.
15
29
.
_. ..
CafatanS"ej'ilranmembilktT-'- yat tersebut
seIhpat
berbalas
..~
~
-.
kan, ' pada
masa Orde Baru
'
dommasl eks e' ku t 1' f sanga' t ku'
'
I b h k
d
l
at, nyans e I uat an embaga
mana pun, Selama' Orde
.
Baru memegang k endal I k eku a'
'
'
saan,
legIslatI .f dan JU'
' lembaga
dI k at!f h anya b erfungsl seb agm'
aksesori
pelengkap
pende'
' dan
'
' '
t polIt Ik d an pen t a d an SISem
=" - - -.
.
I
k ek ecewaan. Kepercayaan yang
t eaI h d 'Ib en' k an, k oml' t men
t lah d'b
d'h"
yang ~
1 ~ngun,
I lan~tI,
Sebaglan wakil rakYat bertmd ak culas mengatasnamakan
ra k ya t un t uk mem b 0b 0I h arta
aky t B b
'f dak k .
'
r a , , er agm m , OrupSI
yang
dilakukan
wakil
rakYat,
'
,
b mkpenode1999-2004
mau-
merintahan Indonesia, (Awalu- pun periode 2004-2009, telah
din, 2001), Oleh karena itu, tumenjadi bukti,
dl1han bahwa legislatif daerah
Kedua, realitas kekinian, hahanya jadi "tukang stempel"
rapan rakJat terhadapwakilnya
dengan topeng mengatasnamayang akan duduk pada periode
kan rakyat sudah menjadi raha2009-2014, makin kental. Hal
sia umum,
itu merupakan skenario peBergulirnya era reformasi
rangkat peraturan politik yang
yang ditandai dengan porakpobaru, Dalam konteks penje-'
randanya tatanan Orde Baru
wantahan dari demokrasi kekental dengan harapan besar.
rakYatan, berbagai perangkat
Kedudukan eksekutifyang paperaturan tersebut memberida era lalu banyak mendominakanaksebilitas yang sangat kusi pemerintahan mulai dilurus-at
kepada rakYat untuk tahu,
kan. Kedudukan legislatif daekenaI, dekat, wanoh, dan seterah pun berada pada posisi serusnya, terhadap calon wakil
jajar dan menjadimitra peme-'
mereka yang akan duduk di
rintah daerah, Dewan Perwakursi legislatif, Konsepsi tersekHan RakYat, baik di pusat
but berealitas pada sistem pemaupun di daerah mulai dimilu wakil rakyat, 9 April 2009
temp atkan pada posisi yang ~ng ber12a§is.§u~r~..ted?~yak,
strategis. Bahkan, dalam beberapa segi, terutama di daerah,
DPRD memiliki kedudukim lebih istimewa ketimbang kepala
daerah. Dalam suatu waktu
DPRD dapat menjatuhkan ke~ .
pala daerah dan kepala daerah
pun memiliki kewajiban untuk
memberikan laporan pertangIDJngjawaba,nJLPJ) tal:i~nan,
Kllping
Humo:;
Unpod
2009--
...,...
Realitas politik hasil Pemilu
2009 ini menyebabkan terjadi
perubahan besar dalam komposisi keanggotaan DPRD. Pada Orde Baru, kursi di DPRD
sangat didominasi Golkar; pada
dua periode masa reformasi
(1999-2004 dan 2004-2009)
terjadi keseimbangan, dengan
lahirnya kebesaran PDI PeIjuangan, plus partai baru seperti
PKS, PAN, PKB yang ikutjuga
berkontribusi. Namun, hasil
Pemilu 2009 ini menunjukkan
dominasi satu partai, yakni
Partai Demokrat. Realitas itu
pun menyimpan keraguan sekaligus harapan yang besar dari rakyat tentang eksistensi
DPRD ke depan.
Rakyat tentu berharap, anggota DPRD yang banyak didominasi wajah baru yang berasal
dari partai baru dapat memberikan suntikan darah barn. Mudah-mudahan darah baru ini
bernuansa keberpihakan yang
real terhadap nasib rakyat yang
selama ini tengah kebingungan
mencari-cari sandaran. Semoga
DPRD yang baru ini dapat berbuat lebih banyak dan lebih baik bagi kemajuan rakyat dalam
berbegai lini kehidupan.
Selain itu, DPRD baru yang
didominasi partai baru dapat
saja melahirkan keraguan di
hari rakyat atas kinerja mereka.
Secara historis sulit untuk disangkal bahwa pengalaman
adalah guru terbaik. Anggota
DPRD yang berpengalaman
memang menjanjikan, kendati
bukan merupakanjaminan untuk berkinerja lebih baik.
.
Respons positif terhadap geliat ketidakpercayaan yang mewujud pemilihan presiden dilakukan secara langsung dan
dilakukannya pemilihan kepala
daerah secara langsung, ternyata tak dapat menjadi obat penawar memulihkan kembali keJ}erca'yaan rakyat-. _~
Para waBukan hal yang tidak mungkil rakyat harns meneken konkin dengan prosesi Pemilu yang
trak politik untuk selalu memgemuk dengan masalah, para
berikan kesempatan yang luas
wakil rakyat peri ode 2009agar rakyat dapat mengakses
2014 pun, baik berrnain secara
dan ikut mengintervensi berbapersonal maupun .menyusup
gai kebijakan sebelum diberladalam bentuk kebijakan kemkukan.
bali melarurkan masalah bagi
Hal yang kecil saja, misalnya,
rakyat. Kita tidak ingin meradalam penyus1.inan Tata Tertib
sakan kekecewaan untuk keseAnggota DPRD, para wakil rakkian kalinya. Oleh karena itu,
yat harus memberikan kesemjika tuntutan kontrak politik
patan kepada rakyat untuk
menjadi bagian dari isu krusial
mengakses isi tata tertib tersekembali bagi pergerakan rakyat
but sebelum disahkan. Konsep
dalam pelaksanaan pelantikan
tersebut dapat direalisasikan daanggota DPRD adalah hal yang
lam bentukuji publik, uji media,
wajar.
polling, penelitian, dan dengar
Sejak awal, wakil rakyat supendapat dengan para tokoh
dah berkomitmen baik dalam
yang menjadi figur publik dalam
bentuk janji setia atau mungkin
berbagai kalangan. Bahkan, sajanji gombal terhadap konstingat ideal jika yang melegalkan
tuen mereka. Bahkan, dalam
Tata Tertib DPRD tersebut buikatan formalitas pun ketika
kan hanya anggota atau pirnpinpelantikan, mereka sudah beran DPRD, tetapi rakyat.
kontrak politik melalui sumpah
Hal yang sama harus dilakujabatan. Pada sumpah jabatan,
kan
juga pada kebijakankontrak yang mereka lakukan
kebijakan lainnya yang diketidak sekadar kontrak politik,
luarkan DPRD, baik dalam tata
tetapi juga kontrak moral. Mehubungan intern anggota legisreka bersumpah di bawah Aqu.
latif daerah maupun dalam keran~ Injil, dan kitab suci sesuai
sepakatan bersama dengan ekagama masing-masing. Itu lesekutif, termasuk juga dalam
bih berat ketimbang kontI:ak
penyusunan APBD.
politik yang diajukan rakyat
Konsep ini akan sangat efekpada prosesi pelantikan.
tif jika selaras dengan tingginya
Dalam konteks untuk mengtingkat kepedulian rakyat teringatkan, kontrak politik terhahadap kinerja DPRD. Langkahdap wakil rakyat boleh jadi
langkah membuka aksebilitas
efektif. Namun, jika dirancang
dan intervensi bagi rakyat akan
untuk menjerat dan memagari
tidak efektif, jika rakyat sendiri
wakil rakyat agar bertindak setidak memiliki kepedulian khusuai nurani rakyat, tak dapat
sus terhadap DPRD: Kesinerdijadikan jaminan. Andai kita
gisan antara rakyat dan wakilmenginginkan kontrak politik
nya selaras dalam konsepsi unlebih efektif dan tidak dijadikan
tuk kepentingan dan kemajuan
senjata kelompok tertentu unbersama adalah obat paling
tuk kepentingan tertentu yang
mujarab untuk membangun kimenjurus pad a upaya meruginerja legislatif daerah pada cikan nasib rakyat, harus ditindatra yang lebih baik danjauh claklanjuti dengan upaya nyata.
ri prasangka ketidakpercayaan.
Dalam konteks ini, lebih nyaSe1amat bekerja para wakil raktajilql rakyat membuka aksesiyat yang terhorrnat.***
bilitas dan intervensi terhadap
berbagai kebijakan yang diguPenulis, Ketua Panwaslu
lirka!l.2~~kjlnya,
- n
Jabar, kandidat doktor PPS
Unpad, dosen UIN Bandung,
Unpas, dan Unikom.
o
.
Selafa
4
5
~o
o Mar
Rakyat
- o Rabu
6
7
22
21
OApr
OMei
0
Kamis
8
23
9
10
?4
OJun
11
25
OJul
o Sabtu
Jumat
.
@
12
26
Ags
0
Minggu
14
27
28
o Sep
OOkt
I{ontrak Politil~
16
30
() No~
31
0 Des
I
Besarnya harapan rakyat terhadap para wakilnya di legislatif sangat wajar, Hal itu bermula dari proses rekruitmen
para wakil rakYat yang dalam
konteks sebenarnya mewakili
rakYat,.Sistem pemilihan para
calon wakil rakYat pada era reformasi, sejalan dengan lahirnya berbagai kebijakan politik
yang baru, telah menskenario
kuatnya aksebilitas rakJat pada
wakilnya, Setidaknya, rakyat diberi kesempatan
mengenal
orang yang akan mewakili mereka untuk duduk di lembaga
wakil rakyat. Bahkan, tak sedikit di antara rakYa,t dan calon
wakilnya pun mulai menjalin
komunikasi politik. Mereka
berkomitmen.
Namun, harapan besar rak-
Oleh MARl M. HIKMAT
M
ULAI awal Agustus
iJ;li,sejumlah anggota
DPRD
kabupaten/kota periode 2009-2014 secara bertahap dilantik. Perjalanan panjang mereka dalam
mengarungi tahapan Pemilu
2009 tuntas sudah, Pahit getir
perjuangan dengan berbagai
pengorbanan, baik harta, tenaga, maupun pikiran, untuk
mendapatkan kursi singgasana
wakil lakyat, telah mereka lakukan: Siapapun mereka, para
wakil rakYat periode ini merupakan hasil seleksi dengan berbagai tahapan yang menegang:'
kan, Mereka adalah pilihan rakyat; mereka Malah manifestasi
kehendak rakYat; dan semoga
mereka dapat menjawab segala
harapan rakyat.
Seperti halnya pelantikan
wakil rakYat lima tahun ke belakang, Di beberapa daerah, realitas unjuk rasa takjarang mewamai prosesi pelantikan, Bahkan, pascaputusan MA, unjuk
rasa yang mengharapkan penangguhan pelantikan pun terjadi. Realitas itu perlu mendapat pemaknaan yang dalam,
Kita tidak dapat lagi menganggap bahwa unjuk rasa itu hanya
disetir kepentingan sesaat dan
se~elintir kelompok, tetapi sudah merupakan geliat keinginan rakyat,
Tesis seperti itu sangat
mungkin karena "kesepakatan
politik" yang mengikat gelombang unjuk rasa tersebut, yakni, keraguan dan harapan mereka pada eksistensi DPRD periode 2009-2014 sebagai wakil
rakYat. Banyak hal yang dapat
dijadikan alas an, sehingga sebagian rakYat Indonesia ragu
terhadap eksistensi lembaga legislatif daerah,
Pertama, realitas historis telah menyuguhkan cerita gamblang tentang peran legislatif
daerah selama masa berdirinya
Republik ini. Setidaknya, "kemandulan" legislatif daerah pada masa Orde Baru dan "kebobrokan" beberapa legislatif
daerah pada era reformasi telah
memberikan pengalaman pahit
yang mendalam pada hati rak~t.
15
29
.
_. ..
CafatanS"ej'ilranmembilktT-'- yat tersebut
seIhpat
berbalas
..~
~
-.
kan, ' pada
masa Orde Baru
'
dommasl eks e' ku t 1' f sanga' t ku'
'
I b h k
d
l
at, nyans e I uat an embaga
mana pun, Selama' Orde
.
Baru memegang k endal I k eku a'
'
'
saan,
legIslatI .f dan JU'
' lembaga
dI k at!f h anya b erfungsl seb agm'
aksesori
pelengkap
pende'
' dan
'
' '
t polIt Ik d an pen t a d an SISem
=" - - -.
.
I
k ek ecewaan. Kepercayaan yang
t eaI h d 'Ib en' k an, k oml' t men
t lah d'b
d'h"
yang ~
1 ~ngun,
I lan~tI,
Sebaglan wakil rakYat bertmd ak culas mengatasnamakan
ra k ya t un t uk mem b 0b 0I h arta
aky t B b
'f dak k .
'
r a , , er agm m , OrupSI
yang
dilakukan
wakil
rakYat,
'
,
b mkpenode1999-2004
mau-
merintahan Indonesia, (Awalu- pun periode 2004-2009, telah
din, 2001), Oleh karena itu, tumenjadi bukti,
dl1han bahwa legislatif daerah
Kedua, realitas kekinian, hahanya jadi "tukang stempel"
rapan rakJat terhadapwakilnya
dengan topeng mengatasnamayang akan duduk pada periode
kan rakyat sudah menjadi raha2009-2014, makin kental. Hal
sia umum,
itu merupakan skenario peBergulirnya era reformasi
rangkat peraturan politik yang
yang ditandai dengan porakpobaru, Dalam konteks penje-'
randanya tatanan Orde Baru
wantahan dari demokrasi kekental dengan harapan besar.
rakYatan, berbagai perangkat
Kedudukan eksekutifyang paperaturan tersebut memberida era lalu banyak mendominakanaksebilitas yang sangat kusi pemerintahan mulai dilurus-at
kepada rakYat untuk tahu,
kan. Kedudukan legislatif daekenaI, dekat, wanoh, dan seterah pun berada pada posisi serusnya, terhadap calon wakil
jajar dan menjadimitra peme-'
mereka yang akan duduk di
rintah daerah, Dewan Perwakursi legislatif, Konsepsi tersekHan RakYat, baik di pusat
but berealitas pada sistem pemaupun di daerah mulai dimilu wakil rakyat, 9 April 2009
temp atkan pada posisi yang ~ng ber12a§is.§u~r~..ted?~yak,
strategis. Bahkan, dalam beberapa segi, terutama di daerah,
DPRD memiliki kedudukim lebih istimewa ketimbang kepala
daerah. Dalam suatu waktu
DPRD dapat menjatuhkan ke~ .
pala daerah dan kepala daerah
pun memiliki kewajiban untuk
memberikan laporan pertangIDJngjawaba,nJLPJ) tal:i~nan,
Kllping
Humo:;
Unpod
2009--
...,...
Realitas politik hasil Pemilu
2009 ini menyebabkan terjadi
perubahan besar dalam komposisi keanggotaan DPRD. Pada Orde Baru, kursi di DPRD
sangat didominasi Golkar; pada
dua periode masa reformasi
(1999-2004 dan 2004-2009)
terjadi keseimbangan, dengan
lahirnya kebesaran PDI PeIjuangan, plus partai baru seperti
PKS, PAN, PKB yang ikutjuga
berkontribusi. Namun, hasil
Pemilu 2009 ini menunjukkan
dominasi satu partai, yakni
Partai Demokrat. Realitas itu
pun menyimpan keraguan sekaligus harapan yang besar dari rakyat tentang eksistensi
DPRD ke depan.
Rakyat tentu berharap, anggota DPRD yang banyak didominasi wajah baru yang berasal
dari partai baru dapat memberikan suntikan darah barn. Mudah-mudahan darah baru ini
bernuansa keberpihakan yang
real terhadap nasib rakyat yang
selama ini tengah kebingungan
mencari-cari sandaran. Semoga
DPRD yang baru ini dapat berbuat lebih banyak dan lebih baik bagi kemajuan rakyat dalam
berbegai lini kehidupan.
Selain itu, DPRD baru yang
didominasi partai baru dapat
saja melahirkan keraguan di
hari rakyat atas kinerja mereka.
Secara historis sulit untuk disangkal bahwa pengalaman
adalah guru terbaik. Anggota
DPRD yang berpengalaman
memang menjanjikan, kendati
bukan merupakanjaminan untuk berkinerja lebih baik.
.
Respons positif terhadap geliat ketidakpercayaan yang mewujud pemilihan presiden dilakukan secara langsung dan
dilakukannya pemilihan kepala
daerah secara langsung, ternyata tak dapat menjadi obat penawar memulihkan kembali keJ}erca'yaan rakyat-. _~
Para waBukan hal yang tidak mungkil rakyat harns meneken konkin dengan prosesi Pemilu yang
trak politik untuk selalu memgemuk dengan masalah, para
berikan kesempatan yang luas
wakil rakyat peri ode 2009agar rakyat dapat mengakses
2014 pun, baik berrnain secara
dan ikut mengintervensi berbapersonal maupun .menyusup
gai kebijakan sebelum diberladalam bentuk kebijakan kemkukan.
bali melarurkan masalah bagi
Hal yang kecil saja, misalnya,
rakyat. Kita tidak ingin meradalam penyus1.inan Tata Tertib
sakan kekecewaan untuk keseAnggota DPRD, para wakil rakkian kalinya. Oleh karena itu,
yat harus memberikan kesemjika tuntutan kontrak politik
patan kepada rakyat untuk
menjadi bagian dari isu krusial
mengakses isi tata tertib tersekembali bagi pergerakan rakyat
but sebelum disahkan. Konsep
dalam pelaksanaan pelantikan
tersebut dapat direalisasikan daanggota DPRD adalah hal yang
lam bentukuji publik, uji media,
wajar.
polling, penelitian, dan dengar
Sejak awal, wakil rakyat supendapat dengan para tokoh
dah berkomitmen baik dalam
yang menjadi figur publik dalam
bentuk janji setia atau mungkin
berbagai kalangan. Bahkan, sajanji gombal terhadap konstingat ideal jika yang melegalkan
tuen mereka. Bahkan, dalam
Tata Tertib DPRD tersebut buikatan formalitas pun ketika
kan hanya anggota atau pirnpinpelantikan, mereka sudah beran DPRD, tetapi rakyat.
kontrak politik melalui sumpah
Hal yang sama harus dilakujabatan. Pada sumpah jabatan,
kan
juga pada kebijakankontrak yang mereka lakukan
kebijakan lainnya yang diketidak sekadar kontrak politik,
luarkan DPRD, baik dalam tata
tetapi juga kontrak moral. Mehubungan intern anggota legisreka bersumpah di bawah Aqu.
latif daerah maupun dalam keran~ Injil, dan kitab suci sesuai
sepakatan bersama dengan ekagama masing-masing. Itu lesekutif, termasuk juga dalam
bih berat ketimbang kontI:ak
penyusunan APBD.
politik yang diajukan rakyat
Konsep ini akan sangat efekpada prosesi pelantikan.
tif jika selaras dengan tingginya
Dalam konteks untuk mengtingkat kepedulian rakyat teringatkan, kontrak politik terhahadap kinerja DPRD. Langkahdap wakil rakyat boleh jadi
langkah membuka aksebilitas
efektif. Namun, jika dirancang
dan intervensi bagi rakyat akan
untuk menjerat dan memagari
tidak efektif, jika rakyat sendiri
wakil rakyat agar bertindak setidak memiliki kepedulian khusuai nurani rakyat, tak dapat
sus terhadap DPRD: Kesinerdijadikan jaminan. Andai kita
gisan antara rakyat dan wakilmenginginkan kontrak politik
nya selaras dalam konsepsi unlebih efektif dan tidak dijadikan
tuk kepentingan dan kemajuan
senjata kelompok tertentu unbersama adalah obat paling
tuk kepentingan tertentu yang
mujarab untuk membangun kimenjurus pad a upaya meruginerja legislatif daerah pada cikan nasib rakyat, harus ditindatra yang lebih baik danjauh claklanjuti dengan upaya nyata.
ri prasangka ketidakpercayaan.
Dalam konteks ini, lebih nyaSe1amat bekerja para wakil raktajilql rakyat membuka aksesiyat yang terhorrnat.***
bilitas dan intervensi terhadap
berbagai kebijakan yang diguPenulis, Ketua Panwaslu
lirka!l.2~~kjlnya,
- n
Jabar, kandidat doktor PPS
Unpad, dosen UIN Bandung,
Unpas, dan Unikom.