PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Savi dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus Tahun Ajaran

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN
PENDEKATAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V
SD NEGERI 4 GOLANTEPUS MEJOBO KUDUS
TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh:
WINDHA PRASETYA RATNANINGSIH
A510090108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2013

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN
PENDEKATAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V

SD NEGERI 4 GOLANTEPUS MEJOBO KUDUS
TAHUN AJARAN 2012/2013

WINDHA PRASETYA RATNANINGSIH
A510090108

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa
pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pendekatan SAVI (Somatis,
Auditori, Visual, dan Intelektual). Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas
V SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus yang berjumlah 20 siswa. Objek
penelitian adalah penggunaan pendekatan SAVI dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA. Penelitian ini diawali dengan kegiatan perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data yang digunakan yaitu
Analysis Interactive Model. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
kreativitas belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa sehingga
mengalami peningkatan pada materi Energi dan Perubahannya. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan peningkatan
kreativitas dalam menyatakan pendapat tanpa malu-malu pada prasiklus 25%,

pada siklus I 40%, siklus II 80%. Kreativitas dalam mengajukan pertanyaan yang
berbobot dari prosentase prasiklus 25%, siklus I 32,5%, dan siklus II 75%.
Kreativitas dalam memecahkan permasalahan mengenai materi pembelajaran
dari prosentase prasiklus 30%, siklus I 42,5%, dan siklus II 75%. Kreativitas
siswa dalam mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda
dengan orang lain (orisinil) dari prosentase prasiklus 25%, siklus I 40%, dan
siklus II 75%. Selain kreativitas siswa yang mengalami peningkatan, hasil belajar
siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan
pembelajaran sebelum tindakan sebesar 25% dan setelah dilakukan tindakan
sebesar 45% pada siklus I, dan diakhir tindakan sebesar 85% pada siklus II.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan pendekatan SAVI (Somatis,
Auditori, Visual, dan Intelektual) dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa
kelas V pada mata pelajaran IPA di SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus
tahun ajaran 2012/2013.

Kata kunci: Kreativitas, SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual).

A. Pendahuluan
Pada umumnya pembelajaran di SD masih dianggap kurang
maksimal jika dilihat dari cara guru mengajar karena pada umumnya seorang

guru masih menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional dan tidak
sepenuhnya materi dapat dipahami oleh siswa. Sehingga siswa kurang
responsif dan kreatif terhadap materi pelajaran yang banyak disampaikan
dengan metode ceramah. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
rendah. Salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selain faktor metode yang digunakan namun
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kesalahan pola pembelajaran,
kondisi sekolah, kondisi lingkungan, latar belakang orang tua dan kondisi
keluarga peserta didik serta tingkat dukungan orang tua dalam memotivasi
peserta didik belajar. Menyikapi kondisi tersebut maka seorang guru dituntut
untuk mampu menyampaikan materi dan memberikan pembelajaran yang
bermakna bagi para siswanya.
Berdasarkan hasil pengamatan awal di SD Negeri 4 Golantepus pada
siswa kelas V jumlah siswa 20 yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8
siswa laki-laki. Peneliti memilih kelas V SD Negeri 4 Golantepus sebagai
subjek penelitian karena dapat diketahui bahwa kreativitas belajar siswa
dalam pembelajaran IPA masih rendah. Data yang diperoleh peneliti
menunjukkan bahwa hanya 25% siswa kelas V yang nilainya mampu
menyamai atau melampaui KKM dalam materi IPA. Sedangkan 75% nilai

siswa lainnya masih berada di bawah KKM pada materi yang sama. Banyak
siswa yang pasif dan masih takut untuk bertanya kepada guru apabila ada hal
yang belum dimengerti. Kreativitas siswa saat praktek juga belum maksimal,
siswa masih mengandalkan guru yang banyak bertindak saat praktek. Guru di
kelas masih berperan sebagai pusat pembelajar dan siswa hanya dibiarkan
duduk, dengar, catat dan hapal. Hal ini merujuk pada penggunaan pendekatan
dalam kegiatan pembelajaran. Guru belum menggunakan pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara langsung, sehingga

anak terbiasa untuk diam, takut berpendapat, dan tidak berani bertanya. Jika
masalah tersebut tidak segera diatasi, maka dikhawatirkan akan berdampak
pada kurangnya pemahaman siswa tentang materi IPA. Oleh karena itu,
peneliti berusaha untuk mencari solusi atas masalah tersebut.
Menurut Utami Munandar (2004 : 25) kreativitas adalah suatu
kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan
untuk memberikan gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan
masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru
antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Pembelajaran tidak otomatis
meningkat dengan menyuruh orang berdiri dan bergerak kesana kemari. Akan
tetapi, menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan

penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.
Pendekatan yang dapat digunakan disini adalah pendekatan SAVI (Somatis,
auditori, visual, dan intelektrual). Menurut Meier (2005:91) pembelajaran
dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan
fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat
berpengaruh besar pada pembelajaran. Pembelajaran SAVI menganut aliran
ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah
melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta
keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari
bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda. Mengaitkan sesuatu dengan
hakikat realitas yang melibatkan seluruh alat indra yang dimiliki sehingga
semua alat indra dapat berperan sesuai dengan fungsinya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan
penelitian mengenai ”peningkatan kreativitas belajar siswa melalui penerapan
pendekatan SAVI dalam pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 4 Golantepus
Mejobo Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013.” Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan kreativitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pendekatan
SAVI pada kelas V di SD Negeri 4 Golantepus Kudus tahun ajaran 2012 /
2013.


B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 4 Golantepus Kecamatan
Mejobo Kabupaten Kudus sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas
belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan SAVI.
Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 4 Golantepus.
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Oktober 2012 sampai
dengan bulan Januari 2013.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari bahasa Inggris Classroom
Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas

untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada sebuah subyek
penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:3) Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Permasalahan diambil dari permasalahan yang riil yang dihadapi guru
dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas
membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, siswa dan staf sekolah lainnya
untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. PTK bercirikan

perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur
berhasilnya siklus-siklus tersebut.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah
yang dimulai dari tahap perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting),
observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Prinsip dasar Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) menurut Suharsimi Arikunto (dalam Rubino.2011:101)
yaitu sebagai beikut: (1) Kegiatan nyata dalam situasi rutin, (2) Adanya
kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja, (3) SWOT sebagai dasar pijak, ke
empat unsur tersebut adalah kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.
(4) Upaya empirik dan sistematis, prinsip empirik terlihat pada pengalaman
kinerja guru, sedangkan prinsip sistematis terlihat pada upaya yang dilakukan
untuk pemecahan masalah selama dalam siklus atau putaran PTK, (5) Prinsip
SMART, dalam penelitian tindakan kelas merupakan singkatan dari lima

huruf bermakna, yaitu Specific berarti tidak terlalu luas, hanya satu aspek
saja yang dilakukan. Managable berarti dapat dikelola dan mudah dilakukan.
Realistic berarti penelitian yang dilakukan dapat diterima oleh yang dikenai

tindakan. Time-bound berarti tindakan penelitian sudah ditentukan jangka
waktunya untuk dapat dilihat hasilnya.

Jenis data pada prinsipnya ada dua macam yaitu data kualitatif
(pandangan atau sikap, motivasi, aktivitas, kreativitas belajar siswa, dll) dan
data kuantitatif (mencari nilai rerata, persentase keberhasilan siswa, dll). Data
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu
mengenai peningkatan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti ini, yaitu:
(1) Wawancara; menurut Rubino Rubiyanto (2011:67) wawancara adalah
cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan
muka, peneliti bertanya secara lisan respondent menjawab secara lisan pula .
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang
permasalahan kelas V pada proses pembelajaran, dan tanggapan guru setelah
selesai diadakan tindakan terakhir dengan pendekatan SAVI, (2) Observasi;
devinisi observasi menurut Margono (dalam Rubino. 2011:68) yaitu
pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang nampak
pada objek penelitian. Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sejak sebelum melaksanakan
tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir tindakan. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif, artinya peneliti
berpartisipasi dalam kehidupan orang-orang yang diamati. Observasi
dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan

belajar siswa di kelas, sehingga data observasi diperoleh secara langsung
dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, (3) Dokumentasi;
menurut Suharsimi Arikunto (2006:231) dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data

sekolah, daftar nama siswa kelas V SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus,
daftar nilai IPA siswa kelas V, serta foto-foto siswa kelas V saat menerima
tindakan, (4) Tes; pengertian tes menurut Suharsimi Asrikunto (2006:150)
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lainnya yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan kemampuan
bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Metode tes dalam penelitian ini
untuk mengetahui hasil belajar IPA setelah menerima tindakan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman (dalam Herawati Susilo,

dkk. 2009:101). Analisis tersebut terdiri atas tiga komponenn kegiatan yang
saling terkait satu sama lain yaitu: (1) Reduksi Data; reduksi data merupakan
proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan

mengubah bentuk data lengkap yang ada dalam catatan lapangan. Reduksi
data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan membuang yang tidak diperlukan, dan mengorganisasikan data
yang diperlukan sesuai fokus permasalahan penelitian, (2) Paparan Data;
paparan data merupakan tahapan untuk memahami apa yang sedang terjadi
dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil
tindakan yang dianggap perlu. Paparan atau penyajian data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berbentuk teks naratif, (3) Penarikan Kesimpulan;
penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat
kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian ini
dilakukan sejak tindakan pelaksanaan.Verifikasi data dilakukan pada setiap
tindakan yang pada akhirnya dipadukan menjadi kesimpulan. Sejak awal
berlangsungnya penelitian hingga akhir penelitian, yang merupakan proses
berkesinambungan dan berkelanjutan.
Secara umum analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui
tahap-tahap berikut: (1) Mencatat semua temuan fenomena di lapangan baik
melalui pengamatan, wawancara, tes, dan dokumentasi; (2) Menelaah
kembali catatan hasil pengamatan, wawancara, tes, dan dokumentasi, serta
memisahkan data yang dianggap penting dan tidak penting, pekerjaan ini


diulang kembali untuk memeriksa kemungkinan kekeliruan klasifikasi; (3)
Mendeskripsikan data yang telah diklasifikasikan, untuk kepentingan
penelaahan lebih lanjut dengan memperhatikan fokus dan tujuan penelitian;
(4) Membuat analisis akhir yang memungkinkan dalam laporan untuk
kepentingan penelitian.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menurut Utami Munandar (2004 : 25) kreativitas adalah suatu
kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan
untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubunganhubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Terdapat 12
Ciri-ciri

kreativitas

menurut

Guilford

(dalam

http://mbemmbem.student.umm.ac.id/download/umm_blog_article_21.pdf)
menjelaskan antara ciri kognitif dan afektif yang berhubungan dengan
kreativitas, yaitu: (1) Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam; (2) Sering
mengajukan pertanyaan yang berbobot; (3) Memberikan banyak gagasan,
usul terhadap suatu masalah; (4) Mampu menyatakan pendapat secara
spontan dan tidak malu-malu; (5) Mempunyai/menghargai rasa keindahan;
(6) Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi; (7) Dapat mencari
pemecahan masalah dari berbagai segi; (8) Mempunyai rasa humor; (9)
Mempunyai daya imajinasi (memikirkan hal yang baru dan tidak biasa); (10)
Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda
dengan orang lain (orisinil); (11) Kelancaran dalam menghasilkan bermacammacam gagasan; (12) Mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut
pandang.
Dari 12 ciri-ciri kreativitas yang dikemukakan di atas, yang peneliti
jadikan sebagai indikator dalam penelitian ini hanya 4 aspek yaitu: (1)
Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu; (2) Sering
mengajukan pertanyaan yang berbobot; (3) Dapat mencari pemecahan

masalah dari berbagai segi; (4) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan
pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain (orisinil).
Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa maka dapat
dilakukan melalui penelitian dengan menggunakan pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) yang merupakan metode dengan
memanfaatkan seluruh alat indera yang dimiliki. Somatis (belajar dengan
berbuat dan bergerak), artinya belajar dengan gerakan tubuh (hands-on,
aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan. Auditori
(belajar dengan berbicara dan mendengar), artinya bahwa belajar haruslah
dengan

melalui

mendengarkan,

menyimak,

berbicara,

presentasi,

argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Visual (belajar
dengan

mengamati

menggunakan

dan

indra

menggambarkan),
mata

melalui

artinya

belajar

mengamati,

haruslah

menggambar,

mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga.
Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir), artinya bahwa
belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar
haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui
bernalar,

menyelidiki,

mengidentifikasi,

menemukan,

mencipta,

mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II melalui
penerapan metode SAVI (Somatis, auditori, visual, dan intelektual) yang
dilaksanakan di SD N 4 Golantepus Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus
dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa yang berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dari
hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan kreativitas dan hasil belajar
siswa dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II.
Kreativitas Siswa yang dilaksanakan mulai dari prasiklus, siklus I,
sampai siklus II menunjukkan peningkatan yaitu: (1) Prasiklus; Pengamatan
kegiatan pembelajaran IPA sebelum dilakukan metode SAVI, siswa yang
kreatif dalam menyatakan pendapat tanpa malu-malu sebanyak 5 siswa atau
sebesar 25%, siswa yang kreatif mengajukan pertanyaan sebanyak 5 siswa

atau sebesar 25%, siswa yang kreatif memecahkan masalah mengenai materi
pembelajaran sebanyak 6 siswa atau sebesar 30%, siswa yang mengajukan
pemikiran, gagasan pemecahan masalah berbeda dengan orang lain sebanyak
5 siswa atau sebesar 25%, (2) Siklus I; siklus I dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan. Rata-rata siklus I pertemuan 1 dan 2 mengalami peningkatan
apabila dibandingkan dengan hasil prasiklus. Peningkatan prosentase jumlah
siswa dari masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut, siswa
yang kreatif dalam menyatakan pendapat tanpa malu-malu sebesar 40%,
siswa yang kreatif mengajukan pertanyaan sebesar 32,5%, siswa yang kreatif
memecahkan masalah mengenai materi pembelajaran sebanyak 42,5%, siswa
yang mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah berbeda dengan
orang lain sebesar 40%, (3) Siklus II; seperti halnya pelaksanaan tindakan
pada siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II juga dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan. Rata-rata siklus II pertemuan 1 dan 2 dijelaskan sebagai berikut,
siswa

yang kreatif menyatakan pendapat tanpa malu-malu sebesar 80%,

siswa yang kreatif mengajukan pertanyaan sebesar 75%, siswa yang kreatif
memecahkan masalah mengenai materi pembelajaran sebesar 75%, siswa
yang mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah berbeda dengan
orang lain sebesar 75%. Pada tindakan siklus II sudah mencapai KKM yang
diharapkan peneliti, sehingga tindakan selesai pada siklus II.
Peningkatan kreativitas siswa juga memberikan dampak terhadap
hasil belajar siswa pada setiap kegiatan pembelajarannya, mulai dari
prasiklus, siklus I, sampai pada siklus II. Hal ini ditunjukkan dari hasil
penelitian berikut : (1) Prasiklus; Data hasil belajar IPA prasiklus atau
sebelum tindakan yaitu sebagai berikut, dari 20 siswa yang mengikuti
pembelajaran, terdapat 15 siswa yang nilainya kurang dari KKM , dan ada 5
siswa yang nilainya melebihi atau sama dengan KKM. Siswa yang nilainya
kurang dari KKM terbagi atas beberapa rentang nilai yaitu siswa yang
mendapatkan nilai antara 30-39 sebesar 20%, siswa yang mendapatkan nilai
antara 40-49 sebesar 15%, siswa mendapatkan nilai antara 50-59 sebesar 20%
dan siswa yang mendapat nilai antara 60-69 sebesar 35%, sedangkan siswa

yang mencapai KKM yaitu siswa yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar
5%, siswa yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar 15%, siswa yang
mendapat nilai 90-99 sebesar 5%, (2) Siklus I; Terdapat 20 siswa yang
mengikuti pembelajaran IPA siklus I pada pertemuan 1 dan 2 diperoleh nilai
sebanyak 9 siswa yang nilainya melebihi atau sama dengan KKM, sedangkan
11 siswa lainnya nilainya tidak mencapi KKM, atau bisa dikatakan belum
tuntas dalam belajar. Siswa yang nilainya kurang dari KKM , terbagi atas
beberapa rentang nilai yaitu yang mendapatkan nilai antara 30-39 sebesar
10%, siswa yang mendapatkan nilai antara 40-49 sebesar 0%, siswa
mendapatkan nilai antara 50-59 sebesar 25% dan siswa yang mendapat nilai
antara 60-69 sebesar 20%, sedangkan siswa yang mencapai KKM atau tuntas
yaitu siswa yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar 35%, siswa yang
mendapat nilai antara 80-89 sebesar 5%, siswa yang mendapat nilai 90-99
sebesar 5%, (3) Siklus II; Dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran pada
pertemuan 1 dan 2 diperoleh nilai sebanyak 17 siswa yang nilainya melebihi
atau sama dengan KKM, sedangkan 3 siswa lainnya nilainya tidak mencapi
KKM, atau bisa dikatakan belum tuntas dalam belajar. Siswa yang nilainya
kurang dari KKM , terbagi atas beberapa rentang nilai yaitu siswa yang
mendapatkan nilai antara 30-39 sebesar 0%, siswa yang mendapatkan nilai
antara 40-49 sebesar 0%, siswa mendapatkan nilai antara 50-59 sebesar 5%
dan siswa yang mendapat nilai antara 60-69 sebesar 10%, sedangkan siswa
yang mencapai KKM atau tuntas yaitu siswa yang mendapat nilai antara 7079 sebesar 55%, siswa yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar 25%, siswa
yang mendapat nilai 90-99 sebesar 5%.

D. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam
pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Golantepus yang dilaksanakan
dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pendekatan
SAVI dapat meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran IPA siswa kelas V

SD N 4 Golantepus Tahun Ajaran 2012/2013. Peningkatan kreativitas ini juga
memberikan dampak terhadap peningkatan hasil belajar IPA. Meningkatnya
kreativitas dan hasil belajar IPA dapat dilihat dari data hasil penelitian
berikut: (1) Peningkatan kreativitas dalam menyatakan pendapat tanpa malumalu dari prosentase prasiklus 25%, siklus I 40%, dan siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan yaitu 80%, (2) Peningkatan kreativitas dalam
mengajukan pertanyaan yang berbobot dari prosentase prasiklus 25%, siklus I
32,5%, dan siklus II 75%, (3) Peningkatan kreativitas dalam memecahkan
permasalahan mengenai materi pembelajaran dari prosentase prasiklus 30%,
siklus I meningkat 42,5%, dan siklus II 75%, (4) Peningkatan kreativitas
siswa dalam mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang
berbeda dengan orang lain (orisinil) dari prosentase prasiklus 25%, siklus I
40%, dan siklus II 75%, (5) Peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA dari 20 siswa menunjukkan prosentase prasiklus 25%, siklus I
45%, dan siklus II meningkat sebanyak 85% siswa yang nilainya  70 .
E. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Herawati Susilo, dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Bayumedia.
Meier, Dave. 2005. The Accelerated Learning Handbook. Terjemahan oleh
Rahmani Astuti. 2002. Bandung: Kaifa.
Munandar, Utami. 2004. “Pengembangan Emosi dan Kreativitas”. Jakarta ;
Rineka Cipta.
Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Kartasura : UMS.
Widyana, Sukma. 2011. Ciri-ciri dan Faktor dari Kreativitas. (online),
(http://mbemmbem.student.umm.ac.id/download/umm_blog_article
_21. pdf diakses pada 25 September 2012 pukul 15.30)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng I Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 10

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng I Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 18

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran SAVI pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sanggang 02, Bulu, Sukoharjo Tahun 2015/2016.

0 3 18

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas Belajar Ipa Melalui Pendekatan Pembelajaran Savi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Anggaswangi Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas Belajar Ipa Melalui Pendekatan Pembelajaran Savi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Anggaswangi Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 11

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Savi dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus Tahun Ajaran

0 1 17

PENDAHULUAN Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Savi dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 4 Golantepus Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) Peningkatan Hasil IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Ka

0 1 16

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI DI SD NEGERI SENDANGHARJO KECAMATAN MINGGIR.

0 1 282

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD

0 0 14