AKIBAT HUKUM PENGANGKATAN ANAK PADA MASYARAKAT BATAK TOBA TERHADAP KEDUDUKAN WARIS ANAK KANDUNG DIDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

ABSTRAK

Salah satu tujuan perkawinan adalah untuk mencapai kebahagiaan
dan meneruskan keturunan. Keturunan adalah anak, baik laki-laki maupun
perempuan yang dilahirkan akibat perkawinan yang sah. Perkawinan yang
sah dilakukan apabila sesuai dengan hukum agama dan kepercayaan. Dalam
ikatan perkawinan maka terbentuklah sebuah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Kenyataannnya perkawinan tidak selalu mendapatkan
keturunan. dalam masyarakat adat Batak Toba hanya anak laki-laki saja yang
disebut sebagai ahli waris. Pada Masyarakat Batak Toba, jika belum
dikaruniai seorang anak laki-laki maka keluarga tersebut belum diberkati
akan hadirnya anak laki-laki. Keluarga pada masyarakat Batak Toba yang
tidak memiliki anak laki-laki biasanya akan mengangkat anak dari keluarga
yang masih mempunyai hubungan darah melalui proses upacara adat
sebagai pengganti anak yang tidak bisa diperoleh secara alami. Peristiwa ini
menyebabkan adanya suatu hubungan hukum antara anak yang diangkat
dengan orang tua angkatnya yang akan menimbulkan suatu akibat hukum
mengenai hubungan mewarisi akan status anak angkat tersebut. Tujuan
penelitian untuk merumuskan bentuk pemberian waris kepada anak angkat
menurut Masyarakat Batak toba dan merumuskan akibat hukum
pengangkatan anak terhadap kedudukan anak angkat dalam mewarisi harta

orang tua angkatnya menurut hukum Batak Toba.
Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian yuridis kualitatif
guna pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah di Masyarakat
adat Batak Toba dengan dihubungkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan. Spesifikasi penelitiannya bersifat deskriptif analisis yaitu
penelitian hukum yang mengutamakan penelitian kepustakaan dan
penekanan pada tinjauan dari segi ilmu hukum dengan menggambarkan,
menelaah dan menganalisis fakta-fakta mengenai peraturan perundangundangan yang berlaku dihubungkan dengan pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemberian waris kepada anak
angkat menurut hukum waris Batak Toba adalah anak angkat tersebut hanya
berhak mewarisi dari harta pencaharian orang tua angkatnya namun tidak
berhak atas harta pusaka orang tua angkatnya. Akibat hukum dari
pengangkatan anak pada Masyarakat Batak Toba terhadap kedudukan waris
anak kandung adalah tidak menghilangkan kedudukan waris anak kandung
karena setiap anak berhak mendapatkan kesejahteraan, sehingga anak
kandung perempuan teersebut akan tetap mendapatkan harta kekayaan
orang tuanya pada saat sebelum orang tuanya meninggal dunia.