MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI MELALUI PENGGUNAAN KARTU GAMBAR BINATANG.

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI MELALUI PENGGUNAAN KARTU GAMBAR BINATANG

ROSMIATI 1009380

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang menunjukkan bahwa Keterampilan Berhitung pada Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Kartu Gambar Binatang pada kelompok B TK Al-Fathi Desa Tanjungjaya Kecamatan Pakenjeng masih rendah. Pembelajaran untuk menstimulasi kemampuan berhitung yang diberikan kepada anak belum optimal. Pembelajaran bidang kemampuan berhitung di TK Al-Fathi hanya mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, dipandang perlu untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran berhitung. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya melalui peningkatan keterampilan berhitung pada anak usia dini melalui penggunaan kartu gambar berbagai binatang di TK Al-Fathi, sebagai alternative untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang ada. Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan anak setelah guru melakukan pembelajaran melalui keterampilan berhitung pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini yaitu kelompok B yang berjumlah 24 anak. Keterampilan berhitung pada anak usia dini melalui penggunaan kartu gambar berbagai binatang sangat mendukung dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak usia dini. Anak dapat mempelajari keterampilan-keterampilan berhitung melalui penggunaan kartu bergambar dapat berkembang secara baik. Hasil penelitian berhitung anak setelah melakukan tindakan menunjukkan adanya perubahan kearah yang lebih baik. Kemampuan berhitung anak di TK Al-fathi pada kondisi awal yang berkategori baik yaitu 15,38 % kemudian disiklus I meningkat menjadi 46,15 % dan pada siklus II mengalami peningkatan 84,62% mengalami keberhasilan pada indikator kinerja.


(2)

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……….. i

PERNYATAAN ………... ii

ABSTRAK ……… iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……… v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ………... viii

DAFTAR GRAFIK ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………... 6

D. Manfaat Penelitian ………. 6

E. Struktur Organisasi Penulisan………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 9

A. Strategi Mengenalkan Berhitung ……… 9

B. Kemampuan Kognitif Anak dalam Mengenal Penjumlahan ………….. 10

C. Pembelajaran Berhitung di TK ………... 17

D. Teori Belajar Berhitung ………. 18

E. Hasil Belajar Berhitung ………. 23

F. Pembelajaran Berhitung ……… 23

G. Tahap Perkembangan Kognitif dalam Penguasaan Konsep Hitung ….. 25

1. Tahap Konsep / Pengertian ………..…………..……… 25

1. Tahap Transisi / Pengalihan ……….. 26


(4)

H. Kerangka Berfikir ………. 28

I. Hipotesis Tindakan ………..…. 28

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 29

A. Metode Penelitian ………. 29

B. Desain Penelitian ……….. 32

C. Prosedur Penelitian ……… 35

D. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….. 38

E. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian ………. 39

F. Teknik Analisi Data ………. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 44

A. Data Hasil Penelitian ……… 44

1. Profil TK Al-Fathi ………... 44

2. Kondisi Awal Keterampilan berhitung ……… 48

B. Hasil Penelitian ………. 51

1. Deskripsi Siklus I ………. 51

a. Perencanaan ……… 52

b. Pelaksanaan ……… 52

c. Observasi ……… 63

d. Refleksi ……….. 64

2. Deskripsi Hasil Siklus II ……….. 64

a. Perencanaan ……… 65

b. Pelaksanaan ……… 65

c. Observasi ……… 75

d. Refleksi ……….. 75

C. Pembahasan ……… 76

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 81

A. Simpulan ……… 81

B. Rekomendasi ………. 82


(5)

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalan suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat pundamental bagi kehidupan selanjutnya ia memiliki dunia dan karakteristik orang dewasa, ia sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya dan seolah-olah tampa berhenti belajar.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan antara guru dan siswa memegang peranan penting. Suryo Subroto (1997: 19), menyatakan bahwa proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Hal ini senada diungkapkan Sukewi (1994: 3), bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang saling terkait, yang meliputi tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode/strategi belajar mengajar, alat/kartu, sumber pelajaran dan evaluasi.

Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka proses belajar mengajar yang aktif ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik, mental dan emosional. Hal yang dapat dilakukan guru dengan memanfaatkan kartu pembelajaran.


(7)

merupakan wahana dalam menyampaikan informasi/pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya kartu bergambar pada proses belajar mengajar, diharapkan membantu guru dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa. Oleh karena itu, guru seyogyanya menghadirkan kartu bergambar dalam setiap proses pembelajaran demi tercapainya tujuan yang hendak dicapai.

Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan pendapat Hamalik (1994: 12), yang menyatakan bahwa kartu pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada umumnya ketika guru membelajarkan siswa di kelasnya, masih banyak dijumpai penerapan strategi mengajar yang tidak serasi, yaitu tidak diberdaya gunakan alat serta sumber belajar yang optimal. Proses belajar mengajar menjadi terpusat pada guru, sehingga guru masih dianggap satu-satunya sumber ilmu yang utama. Proses pembelajaran yang demikian sudah barang tentu kurang menarik bagi siswa karena hanya menempatkannya sebagai objek saja, bukan sebagai subjek mempunyai keterlibatan dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan berhitung merupakan salah satu bagian dari kemampuan berhitung, sebab salah satu prasyarat untuk belajar berhitung adalah belajar berhitung yang keduanya saling mendukung. Oleh karena itu, antara berhitung dan berhitung tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya dalam proses belajar mengajar guru-guru


(8)

sering mengeluh karena siswa lamban dan kurang terampil dalam menyelesaikan perhitungan dari suatu pemecahan masalah.

Program pendidikan untuk anak usia dini merupakan salah satu unsur atau komponen dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini . Keberadaan program ini sangat penting .sebab melalui program inilah semua rencana, pelaksanaan yang dinaungi oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu TK (Taman Kanak-Kanak) Juga ikut menyukseskan pendidikan anak usia dini.

Kenyataan menunjukan bahwa pembelajaran di TK Al Fathi Desa Tanjung kurang menarik bagi anak. Ada beberapa hal yang menyebabkan demikian diantaranya adalalah bahasa tubuh guru yang masih kaku ,Penyajian yang kurang menarik ,alat peraga yang sangat minim, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) pendidik dan anak didik kurang semangat anak cenderung bosan dengan tugas yang diberikan oleh pendidik dan akhirnya anak didik menyepelekan pelajaran akibatnya proses kegiatan belajar mengajar terhambat dan kurang maksimal. Karena minimnya alat peraga di TK Al Fathi kegiatan belajar berhitung hanya menggunakan media papan tulis dan pohon hitung saja.Hal ini sangat mempengaruhi tingkat belajar, semangat dan kemampuan anak dalam belajar berhitung ini dibuktikan dari hasil belajar

Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan pendapat Hamalik (1994: 12), yang menyatakan bahwa kartu pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru


(9)

dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada umumnya ketika guru membelajarkan siswa di kelasnya, masih banyak dijumpai penerapan strategi mengajar yang tidak serasi, yaitu tidak diberdaya gunakan alat serta sumber belajar yang optimal. Proses belajar mengajar menjadi terpusat pada guru, sehingga guru masih dianggap satu-satunya sumber ilmu yang utama. Proses pembelajaran yang demikian sudah barang tentu kurang menarik bagi siswa karena hanya menempatkannya sebagai objek saja, bukan sebagai subjek mempunyai keterlibatan dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan seseorang merupakan salah satu bagian dari kemampuan berhitung, sebab salah satu prasyarat untuk belajar berhitung adalah belajar berhitung yang keduanya saling mendukung. Oleh karena itu antara berhitung dan berhitung tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya dalam proses belajar mengajar guru-guru sering mengeluh karena siswa lamban dan kurang terampil dalam menyelesaikan perhitungan dari suatu pemecahan masalah.

Secara umum pelajaran berhitung merupakan salah satu pelajaran yang kurang menarik bagi siswa bahkan siswa berasumsi bahwa pelajaran berhitung itu sulit sehingga menjadi momok bagi sebagian siswa yang akhirnya berpengaruh pada interaksi proses belajar mengajar. Seperti Penulis ketahui juga bahwa mempelajari berhitung tidak boleh terpenggal-penggal karena berhitung itu, akan berhubungan dengan setiap bagiannya. Keterampilan berhitung penjumlahan di merupakan


(10)

kemampuan dasar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lebih lanjut, maka sangatlah tepat jika mendapat perhatian sejak awal.

Adanya kecenderungan proses pembelajaran berhitung yang terpusat pada guru juga dialami di TK Al-Fathi, yang berdampak pada penurunan hasil belajar siswa. Dengan keterbatasan kartu atau alat peraga merupakan salah satu penyebab sehingga pembelajaran lebih bersifat searah dan membosankan.

Fenomena yang terjadi di TK Al-Fathi sehubungan dengan rendahnya hasil belajar berhitung penjumlahan bertalian erat dengan substansi materi berhitung yang cenderung hafalan. Terkait dengan itu diperlukan peran kartu pembelajaran untuk menjembatani kesenjangan pemahaman materi berhitung dengan fenomena dilapangan, sehingga siswa mampu mempelajari materi berhitung tanpa ada perasaan takut dan tertekan. Salah satu yang dapat dimanfaatkan kartu gambar sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan ajar yang disajikan dalam pembelajaran berhitung khususnya berhitung penjumlahan dari 0-10. Maka dapat dimumgkinkan pemanfaatan kartu gambar dalam pembelajaran berhitung akan meningkatkan pemahaman berhitung siswa. Maka peneliti memandang perlu untuk menerapkan pemanfaatan kartu gambar.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan kartu gambar dapat meningkatkan pemahaman berhitung”.


(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi awal keterampilan berhitung di TK Al-Fhati Desa Tanjungjaya Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut?

2. Bagaimana pelaksanaan keterampilan berhitung melalui kartu berganbar di TK Al-Fhati Desa Tanjungjaya Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan berhitung melalui kartu bergambar di TK Al-Fhati Desa Tanjungjaya Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran berhitung melalui kartu bergambar di TK Al-Fhati. Secara rinci tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran awal keterampilan berhitung di TK Al-Fhati.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan keterampilan berhitung melalui kartu berganbar di TK Al-Fhati.

3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berhitung melalui kartu bergambar di TK Al-Fhati.


(12)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mendapatkan gambaran bagaimana peningkatan berhitung melalui kartu bergambar. Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Dapat memberikan wawasan tentang pendidikan Anak Usia Dini. b. Dapat meningkatkan mutu Pendidikan Anak Usia Dini

2. Bagi Anak Didik

a. Memotivasi siswa agar lebih meningkatkan kemampuan berhitung b. Membuat siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar.

c. Meningkatkan kompetensi kognitif dan apektif siswa.

d. Mengembangkan daya imajinatif, sikap kepedulian, kesadaran siswa terhadap pembelajaraberhitung

3. Bagi Pendidik

a. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas guru dalam mengajar. c. Meningkatkan rasa percaya diri.

d. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan inovasi pembelajaran. e. Meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan


(13)

4. Bagi Satuan TK

a. Meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Mendapatkan gambaran mengenai kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra berbasis lingkungan.

c. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan berhitung puisi. 5. Bagi Dinas Pendidikan

a. Membina kualitas pembelajaran guru. b. Meningkatkan kualitas pendidikan. E. Struktur organisasi Penulisan

BAB I : Berisi Latar Belakang Masalah penelitian, Identifikasi Masalah penelitian, Rumusan masalah penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,dan Struktur Organisasi.

BAB II : Berisi mengenai Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.

BAB III : Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian. BAB IV : Di dalamnya berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan . BAB V : Berisi simpulan dan rekomendasi


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan kartu bergambar berbagai binatang dalam meningkatkan keterampilan berhitung anak di TK. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan suatu perbaikan, peningkatan dan perubahan ke arah yang lebih baik, dalam meningkatkan keterampilan berhitung anak TK.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan secara kolaborasi dengan Pendidik kelas sebagai mitra dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan alasan: (1) penelitian ini berupaya untuk melakukan inovasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas, (2) pelaksanaan penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang pendidik, (3) penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat pendidik menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas.

Kegiatan penelitian ini dimulai dengan kegiatan orientasi dan observasi terhadap latar belakang penelitian yang meliputi latar belakang taman kanak-kanak, sasaran, pendidik, anak, dan


(15)

kegiatan belajar mengajar berhitung dini di sekolah tersebut. Arikunto (2007) menyatakan bahwa, pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara garis besar di laksanakan dalam empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Hubungan antara ke empat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan kelas. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas tidak terbatas dalam satu kali intervensi saja, tetapi berulang hingga mencapai ketuntasan yang diharapkan.

Rincian kegiatan penelitian tersebut, adalah persiapan penelitian, koordinator persiapan tindakan pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring, evaluasi, dan refleksi). Penyusunan laporan pendidikan, penyempurnaan berdasarkan saran dari dosen pembimbing dan pihak lain yang dirasa perlu. Penggandaan dan pengiriman laporan pendidikan. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik tersendiri dengan penelitian model lain.

Aqib (2008: 16) menyatakan bahwa, karakteristik PTK antara lain: (1) Didasarkan pada masalah yang dihadapi Pendidik dalam instruksional, (2) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya, (3) Peleliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, (4) Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional, dan (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. prinsip-prinsip penelitian adalah sebagai berikut:


(16)

boleh mengganggu tugas mengajar.

2. Dalam melakukan penelitian tindakan pengumpulan data tidak boleh terlalu banyak menyita waktu.

3. Metodelogi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.

4. Masalah penelitian yang akan ditangani harus merupakan masalah yang memang dihadapi. Masalah yang menarik dan bersifat faktual.

5. Penelitian tindakan ini tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di lingkungan kerjanya.

6. Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang sistematis

7. Penelitian tindakan berorientasi pada perbaikan kinerja dengan melakukan perubahan yang dituangkan dalam bentuk tindakan.

8. Penelitian tindakan menuntut peneliti mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi, dan hasil refleksi tentang kinerja Pendidik.

9. Penelitian tindakan sebaiknya dimulai dengan hal-hal sederhana terlebih dahulu namun nyata. Dengan demikian siklus dimulai dengan yang kecil sehingga perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dapat membuat isu, ide, dan asumsi menjadi lebih jelas.

10.Dalam Penelitian tindakan peneliti melihat dan menilai diri sendiri secara kritis terhadap apa yang dikerjakan disekolahnya.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Model yang terdiri dari komponen penelitian tindakan kelas (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu sistem spiral yang sering terkait. Menurut Igak wardani dkk


(17)

(2007: 1) mengatakan bahwa, penelitian tindakan kelas adalah: Penelitian yang dilakukan Pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai Pendidik, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Adapun siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas

Orientasi Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Orientasi Perencanaan Berikut

Refleksi

Perbaikan Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan Tindakan


(18)

Desain pelaksanaan PTK yang akan dilakukan sesuai skema di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Alur Tindakan Penelitian Siklus I

S

I

K

L

U

S

I

Perencanaan

Kegiatan:

a. Menganalisis materi pembelajaran b. Menenetukan dan menyiapkan materi c. Membuat rencana pembelajaran

d. Menyiapkan media pembelajaran seperti kartu gambar binatang

e. Membuat lembar pengamatan

Tindakan

a. Tahap permulaan Pendidik memberi

penjelasan kepada anak tentang materi yang akan dipelajari

b. Pendidik menjelaskan tentang cara bermain kartu gambar

c. Pendidik menjelaskan dan membimbing anak bagaimana cara bermain kartu gambar binatang

Reflkesi

Menganalisa hasil observasi untuk memperoleh kesimpulan bagaimana yang perlu disempurnakan untuk siklus berikutnya.


(19)

Alur Tindakan Penelitian Siklus II

S

I

K

L

U

S

II

Perencanaan

Kegiatan:

a. Apresiasi untuk perbaikan materi yang telah di ajukan pada siklus satu

b. Memperbaiki kesalahan/kekurangan pada siklus satu

Tindakan

a. Anak melakukan pembelajaran menggunakan kegiatan bermain kartu bergambar.

b. Pendidik meminta anak-anak untuk bermain kartu bergambar dalam berhitung

Refleksi

Data yang diperoleh pada tahap observasi dianalisis. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil kemampuan berhitung selama dua siklus

C. Prosedur Penelitian

Berdasarkan gambar alur penelitian tindakan kelas di atas, prosedur penelitian terdapat empat tahap yang lazim dilalui dalam model penelitian. Tahap tersebut dijabarkan dalam langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)


(20)

tindakan kelas berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Pendidik dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan, dalam rencana tindakan hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Permohonan ijin kepada kepala sekolah dan Pendidik kelompok B, serta Pendidik-Pendidik kelompok lainnya sebagai mitra peneliti.

b. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan

c. Penetapan tindakan-tindakan yang diharapkan akan menghasilkan dampak ke arah perbaikan program.

d. Memperkenalkan teknik pembelajaran yang di anggap lebih efektif untuk pencapaian indikator.

e. Merumuskan rancangan kegiatan.

f. Menyiapkan instrument pengumpulan data dan teknik pengolahan data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Dalam tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Pendidik melakukan tindakan yang berupa interventasi terhadap kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Rancangan skenario yang telah dirumuskan oleh peneliti di


(21)

kelas rendah melalui kegiatan bermain dedaunan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti harus mengacu kepada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan dapat mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

3. Tahap Pengamatan (Observing)

Kegiatan ini merupakan observasi terhadap kondisi objektif. Hal ini meliputi aspek-aspek: karakteristik, masalah berhitung di kelas rendah, perhatian anak ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar, kesiapan perkembangan jiwa siswa, kegiatan bimbingan dan pengelolaan KBM Pendidik.

Kasbolah (1999) menyatakan bahwa, pada pelaksanaannya tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi secara lebih operasional merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang di capai oleh tindakan yang direncanakan ataupun sampingannya.

Dalam hal ini kegiatan inti yang dilakukan peneliti bersama tim adalah menghimpun data melalui pedoman pengamatan atau alat pengumpul data yang telah di persiapkan untuk dapat menghasilkan temuan dan masukan yang di dapat selama kegiatan belajar berlangsung dalam upaya untuk memodifikasi dan merencanakan kembali tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.


(22)

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang di dapat pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Data yang di dapat kemudian di tafsirkan dan dicari eksplanasinya (penjelasan). Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan melalui alat pengumpul data yang berhasil tercatat maupun yang tidak, akan dikonfirmasikan dan di analisis serta di evaluasi untuk diberikan makna supaya dapat di ketahui pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan tersebut tercapai atau belum agar peneliti dapat kejelasan mengenai yang akan dilakukannnya kemudian.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di TK Al Fathi Desa Tanjung jaya Kecamatan Pakenjeng Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok TK Al Fathi Desa Tanjung jaya Kecamatan Pakenjeng Subjek dalam penelitian ini yang berjumlah 44 anak dan dua orang Pendidik.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena: (1) berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Pendidik, ternyata anak-anak mengalami kesulitan dalam pembelajaran berhitung, (2) pada pembelajaran berhitung motode yang digunakannya kurang bervariasi, (3) keterampilan berhitung anak masih sangat rendah, walaupun sudah berjalan satu semester. Melihat permasalahan ini, maka perlu adanya variasi metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berhitung yaitu, dengan kegiatan bermain kartu bergambar berbagai binatang sebagai salah satu metode alternatif pembelajaran, (4) TK Al Fathi Desa Tanjung jaya


(23)

mengajar sehingga peneliti dapat memperbaiki proses pembelajaran berhitung di kelas karena di TK Al Fathi belum pernah diberikan kegiatan berhitung melalui kartu bergambar binatang sehingga kemampuan anak dalam berhitung belum mencapai indikator yang diharapkan.

E. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Keterampilan Berhitung Pada Anak Usia Dini

VARIAB EL

Sub Variabel

Indikator Item Pertanyaan TEKNIK

PENGUMP ULAN DATA SUMBER DATA Keteramp ilan berhitung

Berhitug Mengenal dan

menyebutkan lambang bilangan 1-10

1. Anak dapat mengenal bilangan 1-10

2. Anak dapat menyebut bilangan 1-10 dengan gambar

Observasi Anak

Hubungan satu ke satu

Menghubungk an lambang bilangan dengan benda

3. Anak menghubungkan lambang bilangan sesuai dengan benda

Observasi Anak

kuantitas Menyebutkan

hasil

penambahan dengan gambar sampai 10

4. Anak dapat menyebutkan hasil penambahan sampai dengan 10

Observasi Anak

Membilang dengan meniru dan menyebutkan angka

5. Anak dapat membilang dengan cara meniru 6. Anak dapat membilang

dengan cara menyebutkan angka

7. Anak dapat membilang dengan benda 1-10

Observasi Anak

Lambang bilangan

Mengenal banyak angka bilangan

8. Anak dapat mengenal banyak angka bilangan


(24)

Mencari bilangan dan mencocokkan dengan lambang bilangan

9. Anak dapat mencari bilangan sesuai dengan perintah.

10. anak dapat

mencocokkan dengan lambang bilangan

Observasi Anak

Pembelaja ran dengan kartu gambar berbagai binatang

Perencanaan 11. Pembelajaran berupa

satuan kerja harian

Refleksi dokument

asi

Anak

Pelaksanaan 12. Kegiatan Pembelajaran

operasi penjumlahan dengan menggunakan kartu bergambar berbagai binatang

Observasi Anak

Evaluasi 13. Penilaian proses dan

hasil belajar

Observasi Anak

Pedoman Observasi

Keterampilan Berhitung Pada Anak Usia Dini

No Indikator Penilaian Ket

B C K

1 Anak dapat mengenal bilangan 1-10

2 Anak dapat menyebut bilangan 1-10 dengan gambar 3 Anak menghubungkan lambang bilangan dengan benda 4 Anak menyebutkan hasil penambahan

5 Anak dapat membilang dengan cara meniru

6 Anak dapat membilang dengan cara menyebutkan angka 7 Anak dapat membilang dengan benda 1-10

8 Anak dapat mengenal banyak angka bilangan 9 Anak dapat mencari bilangan sesuai dengan perintah 10 Anak dapat mencocokkan dengan lambang bilangan


(25)

Pedoman Observasi Pendidik Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Keterampilan Berhitung Pada Anak Usia Dini

Dimensi Kategori Kegiatan

Pengamatan Ket

Ya Tidak

Perencanaan kegiatan

1. Membuat rencana kegiatan 2. Merumuskan tujuan pembelajaran 3. Memilih Media Sesuai dengan kegiatan Seting kelas 1. Mempersiapkan Alat Untuk Kegiatan

2. Penataan kelompok untuk memudahkan pemantauan

3. Ruang belajar ditata ulang sesuai dengan tema Kesiapan

Pendidik

1. Kesiapan untuk memberikan materi menguasai materi

2. Pendidik memberikan bimbingan Kegiatan

pembelajaran

Kegiatan Awal

1. Melaksanakan Tanya Jawab 2. Melakukan kegiatan fisik/motoric Kegiatan Inti

1. Memberikan informasi mengenai 2. penggunaan media kartu bergambar

3. Mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran berhitung melalui kartu

bergambar

4. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

F. Teknik Analisis Data

Gay (1987:211, Iskandar, 2011:74) menyatakan analisis data denganmenguji kesesuaian anatara data yang satu dengan data yang lain. Selanjutnya Sujana (1989, Iskandar, 2011:74) menyatakan analisis data kualititatif bertolak dari fakta atau informasi di lapangan. Fakta atau informasi tersebut kemdian diseleksi dan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaaan penuh makna.


(26)

bisa dilakukan melalui tiga tahap, yakni :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian. Pada tahap ini peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan, harus ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Selama proses reduksi data, peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai laporan penelitian selesai.

2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

Penyajian data biasanya digunakan dalam bentuk naratif. Data yang di dapat dari penelitian tidak mungkin dipaparkan secara keseluruhan karena data tersebut pasti banyak. Untuk itu, dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

3. Mengambil Kesimpulan

Setelah melaksanakan penyajian data, peneliti membuat kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan kontinu dan baik, maka keilmiahan hasil penelitian dapat diterima.


(27)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di TK Al-Fathi Kelompok B Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut dengan judul Meningkatkan Keterampilan Berhitung Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Kartu Binatang Tahun ajaran 2013/2014, dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak.

Kondisi Awal kemampuan anak di TK Al-Fathi menunjukkan bahwa anak kurang aktif dalam pembelajaran berhitung, sehingga tingkat kemampuan berhitung anak sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari 24 anak ternyata baru 5 anak yang menunjukkan kemampuan berhitung dengan presentase 25 % anak menunjukkan kemampuan berhitung baik.

Pelaksanaan keterampilan berhitung pada Siklus I dan II menunjukkan bahwa penerapan metode penggunaan kartu gambar untuk meningkatkan kemampuan berhitung matematika anak TK Al-Fathi Kelompok B Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut tahun Pelajaran 2013/2014 dinyatakan meningkat.

Setelah pendidik melaksanakan siklus I yang memfokuskan pada materi pokok berhitung menggunakan kartu gambar binatang dengan indikator membilang atau menyebut urutan bilangan. Setelah melakukan kegiatan Siklus I


(28)

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada Siklus I, pendidik melaksanakan pada siklus II yang memfokuskan pada materi pokok berhitung dengan menggunakan penggunaan kartu gambar berbagai binatang dengan indikator pendidikan lambang bilangan kesesuaian atau urutan logis.

Hasil peningkatan keterampilan berhitung anak yang telah mencapai indikator keberhasilan dan termasuk dalam kategori baik. Sehingga rata-rata persentasi seluruh siswa pada lembar observasi, kemampuan berhitung anak TK Al-Fathi Kelompok B Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut nilai rata-rata 21% pada kondisi awal, 46% pada siklus I dan kemudian meningkat menjadi 83% (baik) pada siklus II.

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan berhitung melalui penggunaan kartu gambar binatang dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak Kelompok B TK Al-Fathi Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut tahun Ajaran 2013/2014.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian Kemampuan berhitung anak melalui media gambar binatang di TK Al-Fathi Kelompok B Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut, maka direkomendasikan:

1. Bagi anak, agar anak lebih mengetahui tentang konsep-konsep matematika, sehingga anak akan lebih mudah dalam mengenal bilangan.


(29)

satunya dengan penggunaan kartu gambar sehingga anak-anak dapat memiliki kemampuan berhitung.

3. Kepada Lembaga Sekolah, agar selalu dapat meningkatkan kualitas sekolah dengan mempunyai guru-guru yang aktif dan inovatif dapat mengeksplorasikan metode-metode pembelajaran yang menarik bagi anak. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung pada proses pembelajaran, khususnya untuk kemampuan berhitung anak.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mudjito. (2006). Model Pembelajaran Bidang Pengembangan Permainan Berhitung

Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional

Rahmah, Nur Faizah. (2012). Mendesain Perilaku Anak Sejak Dini. Surakarta: Gadi Citra Cemerlang.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung : Nusa Media.

Samani, Muchlas. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Sujiono, Yuliani Nurani. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT INDEKS.

Tim Pena Cendekia. (2013). Panduan Mendongeng. Surakarta, Jawa Tengah: Gazzamedia

Ulfah, Maulidya dan Suyadi. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


(1)

Rosmiati, 2015

Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pada Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Kartu Gambar Binatang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pedoman Observasi Pendidik Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Keterampilan Berhitung Pada Anak Usia Dini

Dimensi Kategori Kegiatan

Pengamatan Ket

Ya Tidak

Perencanaan kegiatan

1. Membuat rencana kegiatan 2. Merumuskan tujuan pembelajaran 3. Memilih Media Sesuai dengan kegiatan Seting kelas 1. Mempersiapkan Alat Untuk Kegiatan

2. Penataan kelompok untuk memudahkan pemantauan

3. Ruang belajar ditata ulang sesuai dengan tema Kesiapan

Pendidik

1. Kesiapan untuk memberikan materi menguasai materi

2. Pendidik memberikan bimbingan Kegiatan

pembelajaran

Kegiatan Awal

1. Melaksanakan Tanya Jawab 2. Melakukan kegiatan fisik/motoric Kegiatan Inti

1. Memberikan informasi mengenai 2. penggunaan media kartu bergambar

3. Mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran berhitung melalui kartu

bergambar

4. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

F. Teknik Analisis Data

Gay (1987:211, Iskandar, 2011:74) menyatakan analisis data denganmenguji kesesuaian anatara data yang satu dengan data yang lain. Selanjutnya Sujana (1989, Iskandar, 2011:74) menyatakan analisis data kualititatif bertolak dari fakta atau informasi di lapangan. Fakta atau informasi tersebut kemdian diseleksi dan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaaan penuh makna.


(2)

bisa dilakukan melalui tiga tahap, yakni : 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian. Pada tahap ini peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan, harus ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Selama proses reduksi data, peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai laporan penelitian selesai.

2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

Penyajian data biasanya digunakan dalam bentuk naratif. Data yang di dapat dari penelitian tidak mungkin dipaparkan secara keseluruhan karena data tersebut pasti banyak. Untuk itu, dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

3. Mengambil Kesimpulan

Setelah melaksanakan penyajian data, peneliti membuat kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan kontinu dan baik, maka keilmiahan hasil penelitian dapat diterima.


(3)

Rosmiati, 2015

Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pada Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Kartu Gambar Binatang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di TK Al-Fathi Kelompok B Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut dengan judul Meningkatkan Keterampilan Berhitung Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Kartu Binatang Tahun ajaran 2013/2014, dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak.

Kondisi Awal kemampuan anak di TK Al-Fathi menunjukkan bahwa anak kurang aktif dalam pembelajaran berhitung, sehingga tingkat kemampuan berhitung anak sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari 24 anak ternyata baru 5 anak yang menunjukkan kemampuan berhitung dengan presentase 25 % anak menunjukkan kemampuan berhitung baik.

Pelaksanaan keterampilan berhitung pada Siklus I dan II menunjukkan bahwa penerapan metode penggunaan kartu gambar untuk meningkatkan kemampuan berhitung matematika anak TK Al-Fathi Kelompok B Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut tahun Pelajaran 2013/2014 dinyatakan meningkat.

Setelah pendidik melaksanakan siklus I yang memfokuskan pada materi pokok berhitung menggunakan kartu gambar binatang dengan indikator membilang atau menyebut urutan bilangan. Setelah melakukan kegiatan Siklus I menunjukkan presentase berkategori baik 46%.


(4)

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada Siklus I, pendidik melaksanakan pada siklus II yang memfokuskan pada materi pokok berhitung dengan menggunakan penggunaan kartu gambar berbagai binatang dengan indikator pendidikan lambang bilangan kesesuaian atau urutan logis.

Hasil peningkatan keterampilan berhitung anak yang telah mencapai indikator keberhasilan dan termasuk dalam kategori baik. Sehingga rata-rata persentasi seluruh siswa pada lembar observasi, kemampuan berhitung anak TK Al-Fathi Kelompok B Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut nilai rata-rata 21% pada kondisi awal, 46% pada siklus I dan kemudian meningkat menjadi 83% (baik) pada siklus II.

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan berhitung melalui penggunaan kartu gambar binatang dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak Kelompok B TK Al-Fathi Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut tahun Ajaran 2013/2014.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian Kemampuan berhitung anak melalui media gambar binatang di TK Al-Fathi Kelompok B Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut, maka direkomendasikan:

1. Bagi anak, agar anak lebih mengetahui tentang konsep-konsep matematika, sehingga anak akan lebih mudah dalam mengenal bilangan.

2. Bagi Guru TK, agar meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui


(5)

Rosmiati, 2015

Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pada Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Kartu Gambar Binatang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satunya dengan penggunaan kartu gambar sehingga anak-anak dapat memiliki kemampuan berhitung.

3. Kepada Lembaga Sekolah, agar selalu dapat meningkatkan kualitas sekolah dengan mempunyai guru-guru yang aktif dan inovatif dapat mengeksplorasikan metode-metode pembelajaran yang menarik bagi anak. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung pada proses pembelajaran, khususnya untuk kemampuan berhitung anak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mudjito. (2006). Model Pembelajaran Bidang Pengembangan Permainan Berhitung

Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional

Rahmah, Nur Faizah. (2012). Mendesain Perilaku Anak Sejak Dini. Surakarta: Gadi Citra Cemerlang.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung : Nusa Media.

Samani, Muchlas. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Sujiono, Yuliani Nurani. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT INDEKS.

Tim Pena Cendekia. (2013). Panduan Mendongeng. Surakarta, Jawa Tengah: Gazzamedia

Ulfah, Maulidya dan Suyadi. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung : PT Remaja Rosdakarya