PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR

PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH

NENDEN NURROHMAH 0800866

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

(3)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR

BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK

MENINGTKATKAN KEMAMPUAN

PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK

Oleh

Nenden Nurrohmah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nenden Nurrohmah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Nenden Nurrohmah (0800866). Program Bimbingan Karir Berbantuan Komputer untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Tujuan penelitian ini menghasilkan program bimbingan karir berbantuan komputer yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode eksperimen semu dan desain penelitian non equivalent control group. Alat pengungkap data yang digunakan adalah angket yang dianalisis dengan menggunakan statistik nonparametris. Hasil penelitian berupa : (1) profil kemampuan perencanaan karir peserta didik (2) Rumusan program bimbingan karir berbantuan komputer yang layak menurut pakar dan praktisi; dan (3) program bimbingan karir dengan menggunakan media komputer terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik dengan adanya peningkatan kemampuan perencanaan karir peserta didik..

Kata Kunci: Program Bimbingan Karir, Berbantuan Komputer, Kemampuan Perencanaan Karir, Peserta Didik SMP

ABSTRACT

The purpose of this research is to program an effective career guidance a computer aided to increase the capability of career planning students class VIII SMPN 45 Bandung Academic Year 2012 / 2013. Research is quantitative approach used in experimental methods and design all research Nonequivalent control group. Instrument used in this research is questionnaires shaped attitude scale and nonparametric statistic used to analysis of the data. Results: (1) the profile of careers planning learners, (2) the formulation of an appropiate computer aided program decent according to experts and practitioners, and (3 ) description of effectiveness career planning career guidance by using media a computer to enhance students career planning.

Keywords: Career Guidance Program, Computer Aided, Ability Planning A Career, Junior High School Students


(5)

Nenden Nurrohmah, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH ……… iii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… vii

DAFTAR GRAFIK ………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……… 6

C. Penjelasan Istilah ………. 7

D. Tujuan Penelitian ………. 11

E. Pendekatan dan Metode Penelitian ………. 11

F. Manfaat Penelitian ………..………. 12

G. Alur Penelitian ………. 14

BAB II KONSEP KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBANTUAN KOMPUTER A. Konsep Kemampuan Perencanaan Karir ………. 15

B Konsep Program Bimbingan Karir Berbantuan Komputer……… 25

C. Kerangka Teoritik Program Bimbingan Karir Berbantuan Komputer … 31 D. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ……… 39


(6)

Nenden Nurrohmah, 2013

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 44

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ………. 45

C. Proses Pengembangan Instrumen ……… 47

D. Teknik Pengumpulan Data ……….. 59

E. Teknik Analisis Data ……….. 59

F. Prosedur dan Tahap Penelitian ………... 65

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 66

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 92

C. Keterbatasan Penelitian ………... 98

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………... 100

B. Rekomendasi ……… 101

DAFTAR PUSTAKA ……….. 103

LAMPIRAN ……….. 108


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi bagian yang tidak terlepas dalam proses pendidikan. Keterbatasan ruang dan waktu tidak menjadi halangan untuk menjalankan proses pendidikan. Manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan telah memberikan dampak postif khususnya untuk pemerataan pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam memberdayakan suatu bangsa. Pendidikan juga berperan untuk mengembangkan potensi individu agar dapat mewujudkan diri sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Sukmadinata (2007:6) menjelaskan mengenai pendidikan ialah.

Pendidikan berfungsi menyiapkan para peserta didik untuk kehidupannya pada masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan sebagai individu yang utuh dan mandiri, memiliki kemampuan untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, dan melakukan tugas-tugas pekerjaannya.

Pernyataan tersebut sejalan dengan yang dijelaskan pada pasal 3 Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sementara itu, pada ketentuan umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan.

Pada hakekatnya pendidikan dalam pembangunan nasional mempunyai fungsi: (1) pemersatu bangsa, (2) penyamaan kesempatan, dan (3) pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi pembangunan, dan memungkinkan


(8)

setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar yang mempersiapkan peserta didik untuk menempuh jenjang pendidikan lanjutan yaitu sekolah menengah umum mupun menengah kejuruan, mengharuskan peserta didik memiliki keyakinan terhadap potensi akademik yang dimiliki agar mampu memenuhi serangkaian tuntutan akademik dalam upaya pencapaian prestasi akademik secara optimal.

Peserta didik SMP pada umumnya berusia antara 13-15 tahun, atau secara psikologis berada pada masa remaja awal. Yusuf (2008:26) menyatakan “…masa remaja merupakan proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup yang dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan”.

Piaget (Ali dan Asrori, 2008: 50), menjelaskan masa remaja sebagai berikut.

Perkembangan intelektual pada masa remaja awal berada pada tahap operasional formal, yaitu individu mampu mengembangkan pikirannya secara lebih realistik/logis dan mampu menggunakan abstraksi terhadap pemecahan berbagai persoalan yang mereka alami. Secara spesifik Piaget menjabarkan empat karakteristik yang menonjol pada tahap ini, yaitu remaja: (1) dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi; (2) mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak; (3) mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis; dan (4) bahkan mampu memperkirakan (forecasting) masa depan.

Terkait dengan kemampuan memperkirakan (forecasting) masa depan, Ginzberg, et al (Sharf, 1992:150), menyatakan bahwa.

Pada masa remaja awal peserta didik memiliki pemikiran yang lebih realistis dalam memandang diri dan masa depannya termasuk dalam merencanakan karir. Pada tahap tentatif ini remaja mulai memahami kemampuan dirinya dari berbagi informasi yang dia peroleh dari lingkungannya. Mereka juga mulai sadar bahwa kemampuan seseorang berbeda satu sama lain.

Manrihu (1988:112) mengungkapkan bahwa kebutuhan anak-anak menjelang dan permulaan remaja untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan penting bagi eksplorasi dan perencanaan datang dari


(9)

kesempatan-kesempatannya untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang lebih jauh dari rumah dan bebas dari keluarga dan juga sifat dari sekolah itu sendiri.

Super (Sharf, 1992:156) mengungkapkan bahwa perencanaan karir adalah „proses pemikiran individu dalam pencarian informasi dan pemahaman diri tentang berbagai aspek pekerjaan serta memperoleh pengetahuan mengenai diri dan informasi pekerjaan‟. Artinya pada masa tentatif ini remaja memiliki pemikiran yang lebih realistis dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membantunya dalam memperoleh informasi keterampilan-keterampilan dari proses pencarian informasi pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dirinya.

Budiamin (2002:260) menemukan fenomena dilapangan bahwa kemampuan peserta didik dalam merencanakan masa depan di Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa 90% peserta didik menyatakan bingung memilih karir masa depannya, dan 70% peserta didik meyatakan perencanaan masa depan tergantung orang tua.

Fenomena tersebut diperkuat hasil studi pendahuluan (2 Maret 2012) terhadap peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung menunjukkan 91,67% peserta didik memiliki kemampuan perencanaan karir yang sedang artinya mereka cukup mampu berpikir optimis memutuskan pilihan terhadap pendidikan lanjutan atau pekerjaan.

Upaya untuk membantu peserta didik SMP kelas VIII dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karir, maka diperlukan program bimbingan. Nurihsan (2006: 41) menungkapkan bahwa “program bimbingan adalah suatu keutuhan yang mencakup berbagai dimensi yang terkait dan dilaksankan secara terpadu, kerjasama antara personil bimbingan dan personil sekolah lainnya, keluarga serta masyarakat”. Yusuf (2009: 69) menjelaskan mengenai program bimbingan adalah sebagai berikut.

Program bimbingan merupakan seperangkat kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan, meliputi: need asesmen, perumusan tujuan, pengembangan komponen program, penyusunan deskripsi kerja para personel pelaksana, penetapan anggaran, serta penyiapan sarana dan prasarana.


(10)

Ifdil (2008, http://konselingindonesia.com) mengungkapkan bahwa bimbingan karir di SMP merupakan proses bantuan yang dberikan oleh konselor sekolah kepada peserta didik dalam rangka pemberian informasi karir dan pekerjaan sehingga muncul kesadaran pada diri peserta didik untuk memilih pekerjaan sesuai dengan, minat dan kemampuan yang dimiliki.

Manrihu (1988:112) mengungkapkan bahwa “…bimbingan karir di SMP menekankan pada program-program eksplorasi dan perencanaan karir”. Supriatna, (2010:11) memberikan definisi bimbingan karir adalah.

Suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Sehingga bimbingan karir SMP merupakan proses bantuan yang diberikan konselor sekolah sebagai salah satu jenis layanan dari program bimbingan dan konseling yang dikembangkan di sekolah untuk membantu memberikan informasi pekerjaan, pendidikan lanjutan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik.

Hasil studi pendahuluan (11 Desember 2012) terhadap 36 peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2011/2012, didapatkan gambaran yaitu sebagai berikut: (1) semua peserta didik terbiasa menggunakan komputer untuk berbagai penggunaan diantaranya; membuka aplikasi games, membuka aplikasi internet, mencari sumber-sumber belajar atau tugas dari sekolah, dan mencari berbagai informasi lainnya, (2) 33,34% peserta didik mempunyai komputer dan sejenisnnya (laptop dan notebook) di rumah, dan (3) 66,66% peserta didik menggunakan jasa sewa komputer (rentalan) atau warung internet (warnet) untuk mencari informasi yang mereka butuhkan. Data yang diperoleh menunjukan hampir semua peserta didik mampu menggunakan komputer untuk berbagai kebutuhan.

Fenomena dilapangan tersebut menunjukan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan karir dapat dilakukan dengan menggunakan sistem bantuan


(11)

terkomputerisasi atau Computer-aided Guidance System (CAGS). Kidd (2006:122) mengemukakan bahwa CAGS adalah serangkaian kegiatan dengan menggunakan perantara komputer, yang selama ini dikembangkan untuk membantu perencanaan karir.

Teknologi informasi yang didukung oleh teknologi komputer semakin lama semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan terutama bagi guru, konselor, maupun staf sekolah lainnya. Sejalan dengan pendapat Gausel tentang penggunaan komputer. Gausel (2003) mengemukakakn bahwa bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer adalah bimbingan karir dan bimbingan dan konseling pendidikan (http://isjd.pdii.lipi.go.id/).

Zamroni (2012) mengemukakan bahwa upaya komputerisasi layanan bimbingan konseling sudah mulai dikembangkan beberapa tahun terakhir. Diluar negeri beberapa judul yang membahas tentang penggunaan komputer seperti: e-Guidance & Virtual career development membahas tentang pemberian layanan bimbingan karir untuk mengembangkan karir dengan bantuan media komputer dan ICT for Counseling and Careers Guidance Services, membahas tentang pemanfaatan ICT dapat membantu konselor dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan karir bagi konseli (http://konselorindonesia.blogspot.com).

Di Indonesia, penggunaan komputer dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling salah satunya adalah Hartono (2009) dengan judul “Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang telah mengembangakan software berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang dijadikan sebagai alat bantu dalam melaksanakan bimbingan karir untuk meningkatkan kemadirian siswa dalam pengambilan keputusan karir yang akan dipilih oleh siswa. Sebelumnya, Agus Triyanto pada tahun 2006 telah mengembangkan konsep aplikasi komputer untuk pelayanan bimbingan dan konseling (http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/).

Berdasarkan fenomena penelitian tersebut, upaya layanan bimbingan karir berbantuan komputer dapat dilakukan dengan adanya aplikasi atau sistem informasi yang dapat mempermudah pengolahan data dan informasi.


(12)

Rommey (1997) menerangkan sistem informasi atau aplikasi adalah sebagai berikut.

Sistem informasi atau aplikasi merupakan sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Kriteria dari sistem informasi yaitu: fleksibel, efektif dan efisien (http//:for7delapan.wordpress.com/).

Program bimbingan karir berbantuan komputer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat bantu konselor dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir yang fleksibel, efektif dan efisien.

Berdasarkan pemaparan di atas, program bimbingan karir berbantuan komputer sebagai alat bantu konselor dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir. Oleh karena itu, untuk membantu meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung, maka disusunlah program bimbingan karir berbantuan komputer.

B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Fenomena yang dipaparkan pada latar belakang masalah, menjelaskan pentingnya program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah, “Bagaimana rumusan program bimbingan karir berbantuan komputer yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP?” Permasalahan tersebut dirumuskan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana profil kemampuan perencanaan karir peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir berbantuan komputer yang layak menurut para ahli dan praktisi?

3. Bagaimana keefektifan program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?


(13)

C.Penjelasan Istilah

1. Kemampuan Perencanaan Karir

Perencanaan karir menjadi suatu hal yang penting karena dengan adanya perencanaan karir maka akan mengurangi ketegangan dan kekalutan individu dalam mencari informasi karir pengambilan keputusan akan karir yang diinginkan. Berikut dijelaskan beberapa pengertian perencanaan karir berdasarkan beberapa ahli yaitu, Dillard (1985:131), Super (Sharf, 1992:156), Feller (Capuzzi dan Stufer, 2006:178) dan Supriatna (2009:49).

Dillard (1985:131), mengungkapkan bahwa perencanaan karir adalah “Effective career planning involves assessing personal skills and values, planning, stating career goals, and committing your self to the goals, applying steps to achive the goals and evaluating the result”.

Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa perencanaan karir adalah sebuah proses yang terdiri dari pemahaman akan kemampuan diri dan peneguhan dalam komitmen untuk pencapaian sebuah tujuan karir yang ingin dicapai.

Perencanaan karir menurut Dillard berdasarkan aspek pengetahuan diri, sikap, dan keterampilan. Adapun indikator dari setiap aspek yaitu: (1) pengetahuan diri meliputi: tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan, (2) sikap meliputi: cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan, memberikan penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai, madiri dalam proses pengambilan keputusan, kematangan dalam proses pengambilan keputusan, (3) keterampilan meliputi: kemampuan mengelompokan pekerjaan yang diminati dan menunjukan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.

Super (Sharf, 1992:156) mengungkapkan bahwa perencanaan karir adalah „proses pemikiran individu dalam pencarian informasi dan pemahaman diri serta berbagai aspek pekerjaan‟.

Perencanaan karir menurut Super terdiri dari dua aspek, yaitu pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan meliputi: individu mengetahui


(14)

mengenai dirinya. Aspek sikap meliputi: menggunakan berbagai pengetahuan dan informasi pekerjaan.

Perencanaan karir menurut Feller (Capuzzi dan Stuffer, 2006:178) adalah proses pemahaman, mengeksplorasi, dan pengambilan keputusan yang langsung terhadap kehidupan individu, keluarga, dan dalam konteks pekerjaan. Perencanaan karir individu menurut Feller didasari oleh aspek pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan dengan adanya pemahaman diri dan aspek sikap dengan adanya pengeksplorasi informasi pekerjaan dan pengambilan keputusan yang langsung mempengaruhi kehidupan individu dan keluarga.

Supriatna (2010:49) mengungkapkan bahwa “…perencanaan karir adalah aktivitas peserta didik yang mengarah pada keputusan karir masa depan”. Aktivitas perencanaan karir sangat penting bagi peserta didik dalam menempuh karir masa depan.

Supriatna (2010:55-57) menerangkan kemampuan adalah sebagai berikut.

Pengetahuan yang mendasari kemampuan adalah pengetahuan mengenai tujuan hidup, diri sendiri, lingkungan, nilai-nilai, dan dunia kerja. Kesiapan karir merupakan kesanggupan untuk menentukak pilihan karir yang disadari oleh keyakinan dan keinginan. Lalu keterampilan merupakan kemampuan potensial untuk membuat perencanaan karir.

Danim (1994) mengungkapkan kemampuan arti yang umum adalah “…perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan” (http://edukasi.kompasiana.com/).

Berdasarkan uraian para ahli diatas bahwa yang dimaksud kemampuan perencanaan karir adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan individu dalam pengambilan keputusan tentang persiapan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Adapun indikator pada aspek pengetahuan yaitu: pemahaman diri tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan, persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan, dan pertimbangan pemilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Indikator aspek sikap yaitu: keterlibatan dalam pencarian informasi pendidikan lanjutan dan pekerjaan, keyakinan terhadap pencapaian cita-cita, dan penghargaan positif terhadap pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Indikator aspek keterampilan


(15)

yaitu: pengelompokan pekerjaan yang sesuai dengan minat, dan menunjukkan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.

Secara operasional kemampuan perencanaan karir dalam penelitian ini adalah respon peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2012/2013 terhadap pernyataan tertulis tentang pengambilan keputusan dalam persiapan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan selepas SMP. Dalam penelitian ini, kemampuan perencanaan karir dibatasi pada aspek pengetahuan dan aspek sikap, yaitu sebagai berikut.

a. Aspek pengetahuan ditandai denga indikator (1) pemahaman diri tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (2) persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (3) dan pertimbangan pemilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

b. Aspek sikap ditandai dengan indikator (1) keterlibatan dalam pencarian informasi pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (2) keyakinan terhadap pencapaian cita-cita, (3) dan penghargaan positif terhadap pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

2. Program Bimbingan Karir Berbantuan Komputer

Program bimbingan merupakan bagian integral dari program bimbingan dan konseling. Program bimbingan karir berbantuan komputer didapat dari pengertian yang terdiri dari, program bimbingan, bimbingan karir dan media komputer.

Nurihsan (2006: 41) mengemukakan bahwa “program bimbingan adalah suatu keutuhan yang mencakup berbagai dimensi yang terkait dan dilaksankan secara terpadu, kerjasama antara personil bimbingan dan personil sekolah lainnya, keluarga serta masyarakat.”

Yusuf (2009: 69) menerangkan bahwa program bimbingan adalah sebagai berikut.

Program bimbingan merupakan seperangkat kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan, meliputi: need asesmen, perumusan tujuan, pengembangan komponen program, penyusunan deskripsi kerja para personel pelaksana, penetapan anggaran, serta penyiapan sarana dan prasarana.


(16)

Gani (1987:11) menerangkan tentang bimbingan karir adalah sebagai berikut.

Suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu, agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya, dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat, sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karir yang dipilihnya.

Menurut Winkel dan Hastuti (2006: 114) bimbingan karir adalah sebagai berikut.

Bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap untuk memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.

Supriatna (2010:12) menenrangkan bahwa bimbingan karir adalah.

Proses bantuan, layanan dan atau pendekatan yang dilakuakn oleh konselor terhadap siswa, agar siswa dapat memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, menentukan dan mengambil keputusan yang tepat serta bertanggung jawab, sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Media komputer menurut Husnan, dkk (1986:1) adalah “alat yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan science secara cermat dan logic dengan kecepatan tinggi dalam memecahkan masalah-masalah tanpa petunjuk manusia, bekerja atas dasar instruksi logic yang terdapat dalam memory.”

Sudarmawan dan Ariyus (2007:47) menerangkan media komputer adalah. Alat elektronik yang mampu melakukan tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan perintah, menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan, menyediakan output dalam bentuk informasi, memberikan informasi dan bekerja secara otomatis.

Berdasarkan pemaparan di atas, secara operasional program bimbingan karir berbantuan komputer adalah penggunaan media komputer sebagai alat bantu konselor dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir. Media komputer yang digunakan merupakan elektronik yang dapat menerima input dan output,


(17)

mengolah data, menyimpan informasi dan menghasilkan informasi yang tersimpan dalam memori secara otomatis.

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan menghasilkan program bimbingan karir berbantuan komputer yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik Kelas VIII SMP.

Berdasarkan tujuan umum penelitian, maka dirumuskan tujuan-tujuan khusus yaitu untuk mendeskripsikan:

1. Profil kemampuan perencanaan karir peserta didik VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013;

2. Rumusan program bimbingan karir berbantuan komputer yang layak menurut ahli dan praktisi; dan

3. Keefektifan program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

E.Metode Penelitian

Penilitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Houser (2009:43) “quantitative research is defined as research that is based on measurement and the quantificaton of data, whatever the dependent variable of interest in quantitative research, there must be a way to transform it into numbers.”

Pendapat Houser tersebut menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian yang didasarkan pada pengukuran dan kuantifikasi data, apapun variabel dependen yang menarik dalam penelitian kuantitatif, harus ada cara untuk mengubahnya menjadi angka.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperimental). Eksperimen semu menurut Sugiyono (2012:87) adalah “pengembangan dari metode eksperimen, yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar


(18)

yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Menurut Houser (2009:52) “quasi experiment design is one in which there is a manipulation that is controlled by researcher but no random assignment to groups”. Houser menjelaskan bahwa desain eksperimen kuasi merupakan salah satu di mana ada manipulasi yang dikendalikan oleh peneliti tetapi tidak ada kelompok tugas. Sehingga eksperimen semu adalah eksperimen yang memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Metode eksperimen semu yang digunakan Non Equivalent Control Goup Design. Sugiyono (2012:89) menjelaskan “…desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

Metode penelitian eksperimen semu digunakan untuk mengetahui keefektifan program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Operasionalisasi metode eksperimen semu dalam penelitian ini adalah mengetahui gambarkan profil kemampuan perencanaan karir peserta didik yang didapat dari penyebaran instrumen kemampuan perencanaan karir SMP, sehingga diperoleh data yang nyata dan objektif. Selanjutnya, program diuji cobakan kepada satu kelompok yaitu kelas eksperimen.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini dapat bermanfaat bagi konselor sekolah, jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, dan peneliti selanjutnya. Adapun manfaat bagi konselor sekolah, jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, dan peneliti selanjutnya yaitu sebagai berikut.

1. Bagi konselor sekolah, hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternatif bantuan dalam layanan bimbingan karir, dan instrumen yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengungkap kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP.


(19)

2. Bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, hasil penelitian dapat menjadi tambahan referensi konseptual tentang program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai sumber rujukan untuk mendalami dan mengembangkan penelitian mengenai kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP.


(20)

G. Alur Penelitian

Secara skematik, tahapan penelitan ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1.1 Tahapan Penelitan

Program Bimbingan Karir Berbantuan Komputer untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik

Treatment

Program bimbingan karir berbantuan komputer

untuk meningkatkan kemampuan perencanaan

karir peserta didik

Profil kemampuan perencanaan karir

peserta didik Studi Pustaka

PENDAHULUAN

Studi Lapangan

Penyusunan Instrumen

Pre Test

PELAKSANAAN

HASIL

Pos Test

Uji validitas dan Relibilitas

Instrumen terstandar

Program bimbingan karir berbantuan

komputer Judgmen Program

bimbingan karir berbantuan komputer

praktisi Program bimbingan

karir berbantuan komputer terstandar IDENTIFIKASI

Uji Keterbacaan Judgment ke


(21)

Nenden Nurrohmah, 2013

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 45 Bandung yang terletak di Jalan Yogyakarta No. 1 Bandung telepon (022) 7277721 Antapani Bandung, Kota Bandung dan propinsi Jawa Barat. Sekolah ini memiliki latar belakang ekonomi, dan sosial budaya peserta didik yang relatif heterogen. SMP Negeri 45 Bandung merupakan sekolah favorit di sekitar kawasan perumahan elite di Antapani. Sekolah ini memiliki salah satu misi yaitu mendidik dan melatih peserta didiknya untuk meningkatkan prestasi dan kualitas kinerja.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Penentuan anggota populasi didasarkan atas pertimbangan bahwa:

a. Peserta didik kelas VIII berada dalam rentang usia remaja, yaitu antara 13 sampai dengan 15 tahun. Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap pekerjaan (Hurlock, 1980: 221). Menurut Ginzberg, et al (Sharf, 1992:150), bahwa pada masa remaja awal peserta didik memiliki pemikiran yang lebih realistis dalam memandang diri dan masa depannya termasuk dalam merencanakan karir.;

b. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung menunjukkan 91,67% peserta didik memiliki kemampuan perencanaan karir yang sedang artinya mereka cukup mampu berpikir optimis memutuskan pilihan terhadap pendidikan lanjutan atau pekerjaan.

Populasi penelitian ini berjumlah 368 orang, yang terbagi kedalam sepuluh kelas. Populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1:


(22)

Nenden Nurrohmah, 2013

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung

No Kelas Jumlah

1 VIII A 38 2 VIII B 36 3 VIII C 39 4 VIII D 38 5 VIII E 35 6 VIII F 36 7 VIII G 36 8 VIII H 36 9 VIII I 37 10 VIII J 37

Jumlah 368

3. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan agar dapat menentukan kelas eksperimen dan kontrol, dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan secara undian memilih bilangan, dan daftar bilangan secara acak, dan sebagainya (Sugiono, 2012:120).

Sampel penelitian ini sebanyak 46 peserta didik yang terbagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen yakni VIII J dengan jumlah sampel sebanyak 25 peserta didik. Sedangkan kelas kontrol yakni VIII F dengan jumlah sampel sebanyak 21 peserta didik.

/2

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penilitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penilitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Houser (2009:43):

“Quantitative research is defined as research that is based on measurement and the quantificaton of data, whatever the dependent variable of interest in quantitative research, there must be a way to transform it into numbers”.


(23)

Penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian yang didasarkan pada pengukuran dan kuantifikasi data, apapun variabel dependen yang menarik dalam penelitian kuantitatif, harus ada cara untuk mengubahnya menjadi angka. Jadi pendekatan kantitatif yaitu pendekatan yang didasarkan pada pengukuran dan kuantitas data yang diolah melalui metode statistika.

Pendekatan kuantitatif yang digunakan bertujuan untuk mengungkap data tentang kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan instrumen kemampuan perencanaan karir.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperimental). Menurut Sugiyono (2006:87) eksperimen semu merupakan pengembangan dari metode eksperimen, yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desaign ini lebih baik dari pada pre eksperimen. Eksperimen semu digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian pada design eksperimen sesungguhnya. Menurut Houser (2009:52) “quasi experiment design is one in which there is a manipulation that is controlled by researcher but no random assignment to groups.” Pendapat Houser tersebut menyatakan bahwa desain eksperimen kuasi adalah salah satu di mana ada manipulasi yang dikendalikan oleh peneliti tetapi tidak ada kelompok tugas. Sehingga eksperimen semu adalah eksperimen yang memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen, namun tidak ada pengalihan acak kelompok

Metode penelitian eksperimen semu digunakan untuk mengetahui keefektifan program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Operasionalisasi metode eksperimen semu


(24)

Nenden Nurrohmah, 2013

dalam penelitian ini adalah mengetahui gambarkan profil kemampuan perencanaan karir peserta didik yang didapat dari penyebaran instrumen kemampuan perencanaan karir sehingga diperoleh data yang nyata dan objektif. Selanjutnya, program diuji cobakan kepada satu kelompok yaitu kelompok eksperimen.

Metode eksperimen semu yang digunakan Non Equivalent Control Goup Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2006:89). Struktur desain dari Non Equivalent Control Group adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Struktur desain Non Equivalent Control Group

Keterangan :

O1 = Pre-test pada kelas eksperimen. O3 = Pre-test pada kelas kontrol.

X = Treatment dengan Program Bimbingan Karir berbantuan komputer pada kelas eksperimen.

O2 = Post-test pada kelas eksperimen. O4 = Post-test pada kelas kontrol.

C. Pengembangan Instrumen

Kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP diungkap melalui instrumen kemampuan perencanaan karir. Pengembangan isntrumen tersebut ditempuh melalui beberapa tahap, yaitu: perumusan definisi operasional, penyusunan kisi-kisi dan butir pertanyaan, penimbangan butir pertanyaan, dan uji keterbacaan. Berikut dijelaskan lebih lanjut mengenai tahapan tersebut.

1. Definisi Operasional Kemampuan Perencanaan Karir

Perencanaan karir menjadi suatu hal yang penting karena dengan adanya perencanaan karir maka akan mengurangi ketegangan dan kekalutan individu

O1 X O2


(25)

dalam mencari informasi karir pengambilan keputusan akan karir yang diinginkan. Berikut dijelaskan beberapa pengertian perencanaan karir berdasarkan beberapa ahli yaitu, Dillard (1985:131), Super (Sharf, 1992:156), Feller (Capuzzi dan Stufer, 2006:178) dan Supriatna (2009:49).

Dillard (1985:131), mengemukakan perencanaan merupakan sebuah proses yang terdiri dari pemahaman akan kemampuan diri dan peneguhan dalam komitmen untuk pencapaian sebuah tujuan karir yang ingin dicapai. Perencanaan karir menurut Dillard harus berdasarkan aspek pengetahuan diri, sikap, dan keterampilan. Adapun indicator dari setiap aspek yaitu: (1) pengetahuan diri meliputi: tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan, (2) sikap meliputi: cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan, memberikan penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai, madiri dalam proses pengambilan keputusan, kemampuan dalam proses pengambilan keputusan, (3) keterampilan meliputi: kemampuan mengelompokan pekerjaan yang diminati dan menunjukan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.

Super (Sharf, 1992:156), „perencanaan karir merupakan proses pemikiran individu dalam pencarian informasi dan pemahaman diri serta berbagai aspek pekerjaan.‟ Perencanaan karir menurut Super terdiri dari dua aspek, yaitu pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan meliputi: individu mengetahui mengenai dirinya. Aspek sikap meliputi: menggunakan berbagai pengetahuan dan informasi pekerjaan.

Feller (Capuzzi dan Stuffer, 2006:178) perencanaan karir merupakan proses pemahaman, mengeksplorasi, dan pengambilan keputusan yang langsung terhadap kehidupan individu, keluarga, dan dalam konteks pekerjaan. Perencanaan karir individu menurut Feller didasari oleh aspek pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan dengan adanya pemahaman diri dan aspek sikap dengan adanya pengeksplorasi informasi pekerjaan dan pengambilan keputusan yang langsung mempengaruhi kehidupan individu dan keluarga.


(26)

Nenden Nurrohmah, 2013

Menurut Supriatna (2010:49) “…perencanaan karir adalah aktivitas peserta didik yang mengarah pada keputusan karir masa depan.” Aktivitas perencanaan karir sangat penting bagi peserta didik dalam menempuh karir masa depan. Supriatna (2009:55-57) mengemukakan bahwa pengetahuan yang mendasari kemampuan adalah pengetahuan mengenai tujuan hidup, diri sendiri, lingkungan, nilai-nilai, dan dunia kerja. Kesiapan karir merupakan kesanggupan untuk menentukak pilihan karir yang disadari oleh keyakinan dan keinginan. Lalu keterampilan merupakan kemampuan potensial untuk membuat perencanaan karir. Kemampuan didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari individu yang memungkinkan dia mencapai kinerja yang lebih maju. Aspek-aspek pribadi ini termasuk sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (http://www.e-psikologi.com/epsi/)

Menurut Danim (1994) “kemampuan arti yang umum adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan” (http://edukasi.kompasiana.com/).

Berdasarkan uraian para ahli diatas bahwa yang dimaksud kemampuan perencanaan karir adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan individu dalam pengambilan keputusan tentang persiapan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Adapun indikator pada aspek pengetahuan yaitu: pemahaman diri tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan, persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan, dan pertimbangan pemilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Indikator aspek sikap yaitu: keterlibatan dalam pencarian informasi pendidikan lanjutan dan pekerjaan, keyakinan terhadap pencapaian cita-cita, dan penghargaan positif terhadap pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Indikator aspek keterampilan yaitu: pengelompokan pekerjaan yang sesuai dengan minat, dan menunjukkan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.

Secara operasional kemampuan perencanaan karir dalam penelitian ini adalah respon peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2012/2013 terhadap pernyataan tertulis tentang pengambilan keputusan dalam persiapan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan selepas SMP. Dalam


(27)

penelitian ini, kemampuan perencanaan karir dibatasi pada aspek pengetahuan dan aspek sikap, yaitu sebagai berikut.

a. Aspek pengetahuan ditandai denga indikator (1) pemahaman diri tentang pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (2) persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (3) dan pertimbangan pemilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

b. Aspek sikap ditandai dengan indikator (1) keterlibatan dalam pencarian informasi pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (2) keyakinan terhadap pencapaian cita-cita, (3) dan penghargaan positif terhadap pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

2. Program Bimbingan Karir Berbantuan Komputer

Program bimbingan merupakan bagian integral dari program bimbingan dan konseling. Program bimbingan karir berbantuan komputer didapat dari pengertian yang terdiri dari, program bimbingan, bimbingan karir dan berbantuan komputer.

Menurut Nurihsan (2006: 41) program bimbingan adalah suatu keutuhan yang mencakup berbagai dimensi yang terkait dan dilaksankan secara terpadu, kerjasama antara personil bimbingan dan personil sekolah lainnya, keluarga serta masyarakat.

Menurut Yusuf (2009: 69) program bimbingan merupakan seperangkat kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan, meliputi: need asesmen, perumusan tujuan, pengembangan komponen program, penyusunan deskripsi kerja para personel pelaksana, penetapan anggaran, serta penyiapan sarana dan prasarana.

Menurut Gani (11:1987) bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu, agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya, dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat, sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karir yang dipilihnya.


(28)

Nenden Nurrohmah, 2013

Menurut Winkel dan Hastuti (114:2006) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap untuk memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.

Menurut Supriatna (12:2010) bimbingan karir merupakan proses bantuan, layanan dan/ atau pendekatan yang dilakuakn oleh konselor terhadap siswa, agar siswa dapat memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, menentukan dan mengambil keputusan yang tepat serta bertanggung jawab, sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Media komputer menurut Husnan, dkk (1986:1) adalah alat yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan science secara cermat dan logic dengan kecepatan tinggi dalam memecahkan masalah-masalah tanpa petunjuk manusia, bekerja atas dasar instruksi logic yang terdapat dalam memory.

Menurut Sudarmawan dan Ariyus (2007:47) media komputer merupakan alat elektronik yang mampu melakukan tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan perintah, menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan, menyediakan output dalam bentuk informasi, memberikan informasi dan bekerja secara otomatis.

Berdasarkan pemaparan di atas, secara operasional program bimbingan karir berbantuan komputer adalah penggunaan media komputer sebagai alat bantu konselor dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir. Media komputer yang digunakan merupakan elektronik yang dapat menerima input dan output, mengolah data, menyimpan informasi dan menghasilkan informasi yang tersimpan dalam memori secara otomatis.

3. Penyusunan Kisi-kisi dan Butir Pernyataan

Instrumen yang layak disebarkan kepada peserta didik ditempuh dengan langkah-langkah antara lain: jenis instrumen penelitian, pengembangan kisi-kisi, perumusan butir pernyataan instrumen dan pengujian instrument. Langkah-langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut.


(29)

a. Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan perencanaan karir peserta didk SMP berupa angket. Skala yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah skala penilaian (rating scale). Sugiyono menyatakan bahwa (2012:141) “…rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi respondenterhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan, dan lain lain”. Dengan skala penilaian, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan.

b. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh gambaran kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2012/2013 berupa skala penilaian. Jumlah alternatif respon skala penilaian ini terdiri dari empat alternatif yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, Sangat Tidak Sesuai.

Lebih jelasnya, kisi-kisi instrumen kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP yang dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Perencanaan Karir SMP (Sebelum Uji Coba)

No Aspek Indikator Ruang Lingkup Item

(+) (-) 1 Pengetahuan Pemahaman

diri

Menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri (prestasi, minat, bakat dan cita-cita) terhadap pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

1, 5, 6, 7, 8, 9, 10


(30)

Nenden Nurrohmah, 2013

Pertimbangan pemilihan

Memikirkan dan menelaah jenis-jenis pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang sesuai dengan diri.

12, 13 14, 15 16, 17

11 7

Persepsi realistis

Memandang dan menerima kondisi lingkungan yang sebenarnya dari pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

18, 20 21, 22 23

19 6

2 Sikap Pencarian informasi

Mencari informasi dan terlibat aktif dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. 25, 26 27, 28 29, 33 34,35, 36 24,30, 31,32 13

Keyakinan Menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara optimis. 37, 38 39, 43 44, 45 40,41, 42 9 Penghargaan positif

Menilai setiap pilihan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan dengan baik

47, 48 49,50, 51,52

46 7

Jumlah Item 39 13 52

Tabel 3.5 di atas menunjukkan kisi-kisi sebelum uji coba yang terdiri dari 52 butir pernyataan. Setelah uji konten instrumen oleh ahli pakar, uji keterbacaan, dan uji validitas, didapatkan kisi-kisi instrumen yang terdiri dari 48 pernyataan, yang dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Perencanaan Karir SMP (Setelah Uji Coba)

No Aspek Indikator Ruang Lingkup Item ∑ (+) (-) 1 Pengetahuan Pemahaman

diri

Menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri (prestasi, minat, bakat dan cita-cita) terhadap pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

1, 5, 6, 7, 8, 9,


(31)

Pertimbangan pemilihan

Memikirkan dan menelaah jenis-jenis pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang sesuai dengan diri.

11, 12, 13, 14, 15, 16,

10 7

Persepsi realistis

Memandang dan menerima kondisi lingkungan yang sebenarnya dari pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

17, 19 20, 21,

22

18 6

2 Sikap Pencarian informasi

Mencari informasi dan terlibat aktif dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. 24, 26 27, 28, 29, 30 31, 32 33

23, 25 11

Keyakinan Menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara optimis. 34, 35, 36, 37, 41, 42 38, 39 40 9 Penghargaan positif

Menilai setiap pilihan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan dengan baik

44,45, 46, 47

48

43 7

Jumlah Item 37 11 48

c. Perumusan Butir Pernyataan Instrumen

Pengolahan data secara statistika dibutuhkan pola skor tiap pilihan alternatif respon. Secara sederhana, tiap pilihan alternatif respon mengandung arti dan nilai skor dapat dilihat pada tabel 3.5 yakni sebagai berikut.

Tabel 3.5

Skor Skor Respon Setiap Pernyataan

No Respon Peserta Didik Skor

(+) (-)

1 Sangat Sesuai (SS) 4 1

2 Sesuai (S) 3 2

3 Tidak Sesuai (TS) 2 3 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4


(32)

Nenden Nurrohmah, 2013

Pada instrumen kemampuan perencanaan karir SMP setiap item atau pernyataan diasumsikan memiliki skor 1 - 4 dengan bobot tertentu yakni sebagai berikut.

1) Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

2) Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.

3) Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif atau 3 pada pernyataan negatif.

4) Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) memiliki skor 1 pada pernyataan positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.

d. Pengujian Instrumen

Terdapat beberapa tahap pengujian dalam mendapatkan instrumen kemampuan perencanaan karir SMP yang layak sebagai alat pengumpul data, yaitu dengan uji konten, uji keterbacaan, serta uji validitas dan reliabilitas.

1) Uji Konten

Uji konten instrumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen oleh para ahli dari segi konstruk (susunan kata), isi dan bahasa. Uji konten diuji oleh para pakar yang ahli dalam bidangnya. Pada penelitian ini, kelayakan instrumen diuji oleh empat orang pakar yaitu SW. Indrawati, Nandang Budiman, Mubiar Agustin dan Setia Indah (praktisi/guru BK SMP) pada tanggal 4 Desember – 10 Desember 2012. Pertimbangan kelayakan instrumen ini berkualifikasi Memadai (M) yang berarti pernyataan layak digunakan dalam instrument penelitian dan Tidak Memadai (TM) yang berarti pernyataan perlu dibuang atau hanya direvisi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

Berdasarkan uji konten instrumen oleh para pakar, instrumen kemampuan perencanaan karir SMP berjumlah 52 butir pernyataan masih terdapat kalimat yang rancu, segi isi dan bahasa ada beberapa yang perlu diperbaiki dan terdapat pernyataan yang harus dibuang karena ada yang


(33)

pernyataannya serupa. Berikut hasil uji kelayakan instrumen oleh para pakar dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Uji Konten Instrumen oleh Pakar

Kesimpulan Item Jumlah

Memadai 3, 4, 5, 10, 11, 12, 13, 14, 20, 21, 25, 26, 30, 31, 32, 33, 34, 46, 47, 48, 49

21

Revisi 1, 2, 6, 7, 8, 9, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 50, 51, 52

31

Jumlah 52

Hasil uji konten instrumen oleh pakar menghasilkan item yang memadai sebanyak 21 dan revisi sebanyak 31. Pada item-item yang revisi pernyataannya masih dapat digunakan, karena kesalahan hanya pada penempatan kata, tidak mengubah kisi-kisi instrumen.

2) Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan instrumen dilaksanakan kepada lima peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung pada tanggal 10 Desember 2012. Tujuan uji keterbacaan ini adalah untuk mengukur tingkat keterbacaan instrumen dari segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh. Hasil uji keterbacaan adalah penyederhanaan kalimat tanpa mengubah makna dari pernyataan tersebut.

Berdasarkan uji keterbacaan pada lima peserta didik SMP yang telah dilakukan, mereka memahami tiap pernyataan pada instrumen kemampuan perencanaan karir peserta didik.

3) Uji Validitas Item

Uji validitas butir item dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi nilai validitas item menunjukkan semakin valid instrumen tersebut digunakan di lapangan. Adapun langkah-langkah menghitung validitas item, sebagai berikut.


(34)

Nenden Nurrohmah, 2013 Keterangan:

ρ = koefisien korelasi tata jenjang

b = singkatan dari Beda, Beda Skor antara subjek n = Banyak sampel

(nilai rho (ρ) merupakan hasil pengurangan 1 terhadap hasil pembagian dari 6 kali jumlah kuadrat perbedaan peringkat dibagi pangkat tiga jumlah sampel dikurangi jumlah sampel).

b) Mencari nilai r tabeluntuk α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%).

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows terhadap 52 item pernyataan dalam instrumen dengan jumlah subjek sebanyak 368 siswa. Penentuan tingkat validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan kriteria penentuan validitas menurut Karnoto (2003: 7) yaitu “suatu tes yang baik biasanya memiliki angka validitas 0.50 atau lebih, tentu saja semakin tinggi angka makin baik”, sehingga peneliti menentukan item-item yang valid adalah item yang memiliki angka validitas lebih besar dari 0.50, dari 52 butir item instrumen diperoleh item pernyataan yang valid sebanyak 48 item dan sebanyak 4 item pernyataan yang tidak valid.

Hasil uji validitas setiap item dalam instrumen kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP kelas VIII secara rinci tertera dalam tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas

KESIMPULAN ITEM JUMLAH

1 2 3

VALID 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51.

48

INVALID 1, 31, 33, 52 4

Keterangan: Rekapitulasi hasil validitas terlampir

Sejumlah 52 item yang diujicobakan, diperoleh 48 item yang memenuhi kriteria penerimaan r (valid) dan 4 item yang tidak memenuhi


(35)

kriteria (invalid). Pada item yang tidak memenuhi kriteri penerimaan r untuk selanjutnya item-item tersebut tidak digunakan atau dibuang.

4) Uji Reliabilitas

Menurut Sukardi (2008: 127), reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Menurut Arikunto (2006: 196) untuk uji reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal ∑Si = Jumlah varians butir St = Varians total

Dalam menentukan koefisien reliabilitasnya, digunakan kriteria interpretasi nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.8

Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi dari Nilai r (Reliabilitas) Instrumen

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0.800 – 1.00 Hubungan Tinggi Antara 0.600 – 0.800 Hubungan Cukup

Antara 0.400 – 0.600 Hubungan Agak Rendah Antara 0.200 – 0.400 Hubungan Rendah

Antara 0.000 – 0.200 Hubungan Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi) Sumber : Arikunto (2006: 276)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007. Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,8. Dengan merujuk pada klasifikasi rentang koefisien


(36)

Nenden Nurrohmah, 2013

reliabilitas termasuk ke dalam kategori kuat atau menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi.

Hasil data di atas merupakan hasil pengolahan data dari 368 peserta didik. Data ini selanjutnya digunakan sebagai data awal penelitian untuk memperoleh profil kemampuan perencanaan karir peseta didik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2012: 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.

Data yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung. Angket yang digunakan adalah angket terstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Peserta didik hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan. Kuesioner berisi 52 item (sebelum uji coba), ini disebarkan untuk kepentingan mencari tingkat validitas dan reliabilitas. Kuesioner setelah uji coba berisi 48 item, yang selanjutnya digunakan dalam tahap penelitian pretest dan posttest.

E. Analisis Data

Pada pengolahan data hasil penelitian, skor respon peserta didik (responden) dikonversikan pada tiga kategori kemampuan perencanaan karir, yaitu mampu, cukup mampu, dan belum mampu.

Perhitungan kategorisasi untuk instrumen kemampuan perencanaan karir, didasarkan pada langkah-langkah menurut Azwar (2010: 109) sebagai berikut.

1. Menghitung jumlah item kemampuan perencanaan karir sebanyak 48 pernyataan.

2. Memberi bobot untuk setiap alternatif respon dari butir pernyataan yang dijawab oleh responden, scoring dapat dilihat pada tabel 3.5.


(37)

4. Mencari skor maksimum (Xmax) diperoleh 48 x 4 = 192 5. Mencari luas jarak sebaran diperoleh 192 – 48 = 144

6. Mencari satuan deviasi standar (σ) diperoleh 144/6 = 24 (suatu distribusi normal terbagi atas enam satuan deviasi standar)

7. Menghitung mean teoritis (μ) dengan tiga kategori diperoleh 48 x 2.5 = 120

Setelah diketahui skor mean teoritisnya, maka dapat dilakukan penentuan kriteria kemampuan perencanaan karir dengan menggunakan tabel kategori (Azwar, S., 2009: 109) seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.9 Kriteria Skor Aktual

Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

No. Kriteria Kategori

1. (µ + 1,0  ) < X Mampu 2. ( µ - 1,0 ) < X < ( µ + 1,0  ) Cukup Mampu 3. X < ( µ - 1,0  ) Belum Mampu

Adapun penafsiran profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung ditinjau dari kategori dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.10

Kualifikasi Kemampuan Perencanaan Karir Sesuai Kategori

No Kategori Kualifikasi

1 Mampu (≥144)

Pada kategori ini, peserta didik sudah dapat: (1) menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, (2) menerima kondisi diri dan lingkungan yang sebenarnya dari setiap pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (3) memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (4) mencari informasi mengenai pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang ingin diketahuinya, (5) menilai setiap pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara baik, dan (6) menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara optimis.

2 Cukup Mampu (143< x <96)

Pada kategori ini, peserta didik ragu: (1) menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, (2) menerima kondisi diri dan lingkungan yang sebenarnya dari setiap pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (3) memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (4) mencari informasi mengenai pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang ingin diketahuinya, (5) menilai setiap pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara baik, dan (6) menentukan pilihan


(38)

Nenden Nurrohmah, 2013

pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara optimis. 3 Belum Mampu

(≤95)

Pada kategori ini, peserta didik belum dapat: (1) menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, (2) menerima kondisi diri dan lingkungan yang sebenarnya dari setiap pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (3) memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan, (4) mencari informasi mengenai pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang ingin diketahuinya, (5) menilai setiap pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara baik, dan (6) menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara optimis.

Kualifikasi tersebut dijadikan penafsiran tingkat kemampuan perencanaan karir peserta didik, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan pemberian layanan bimbingan karir dengan menggunkan media komputer pada peserta didik yang pencapaian skor responya pada kategori cukup mampu dan belum mampu.

Selanjutnya menghitung ketercapaian setiap indikator, digunakan untuk mengetahui pencapaian kemampuan perencanaan karir peserta didik. Hal ini juga dapat digunakan sebagai pretest dan posttest pencapaian materi layanan program bimbingan karir. Perhitungan tingkat ketercapaian setiap indikator dituangkan dalam bentuk persentase dengan ditentukan terlebih dahulu skor ideal/kriterium.

Sugiyono (2012: 246) menjelaskan skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pernyataan memberi jawaban dengan skor tertinggi, kemudian dilakukan cara membagi jumlah skor hasil penelitian dengan skor ideal. Adapun perhitungan tingkat ketercapaian digunakan rumus sebagai berikut.

Pada proses dan hasil uji kelayakan program bimbingan karir berbantuan komputer terdiri dari beberapa tahapan. Proses dan uji kelayakan program bimbingan karir berbantuan komputer yaitu: (a) konsultasi pada dosen pembimbing tentang program yang akan diuji; dan (b) meminta pertimbangan kepada dua orang pakar atau ahli (dosen PPB) yang merupakan pakar karir dan program serta satu orang praktisi (guru bimbingan dan konseling di SMPN 45 Bandung).


(39)

Aspek yang ditimbang dan diuji kelayakan program bimbingan karir dengan mengunakana media komputer oleh para ahli yaitu rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, rencana tahapan pelaksanaan, pengembangan tema dan topik, indikator keberhasilan, serta evaluasi dan tindak lanjut program. Secara rinci, uji kelayakan program yang diukur oleh para ahli yaitu sebagai berikut.

a. Rasional

Rasional yang dinyatakan layak adalah mampu menjelaskan urgensi bimbingan karir dalam keseluruhan program, konsep dasar dari program bimbingan karir berbantuan komputer, karakter peserta didik, fakta-fakta teoritik dan empirik, dan pentingnya bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.

b. Deskripsi Kebutuhan

Deskripsi kebutuhan yang dinyatakan layak adalah deskripsi yang didalamnya mampu menjelaskan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh peserta didik dari beberapa hasil analisis data pengungkap instrumen Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP.

c. Tujuan Program

Tujuan program yang dinyatakan layak adalah tujuan yang didalamnya mampu menjelaskan tujuan umum dan khusus untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik. Tujuan hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

d. Sasaran Program

Sasaran program yang dinyatakan layak adalah sasaran yang disesuaikan dengan tujuan umum program, yaitu meningkatkan kemampuan perencanaan karir. Maka sasaran program ini adalah peserta didik yang berada pada kategori cukup mampu dan belum mampu.

e. Rencana Tahapan Pelaksanaan

Rencana Tahapan Pelaksanaan yang dinyatakan layak adalah yang menjelaskan secara detail tahapan-tahapan dan waktu pelaksanaan kegiatan. Rencana tahapan pelaksanaan ini digambarkan melalui matrik yang


(40)

Nenden Nurrohmah, 2013

didalammnya terdapat unsur tahapan layanan, tujuan layanan, deskripsi kegiatan, metode, media, alat penunjang dan waktu pelaksanaan.

f. Pengembangan Tema dan Topik

Pengembangan tema yang dinyatakan layak adalah tema yang didalamnya mampu mengembangkan berbagai materi yang akan digunakan untuk pelaksanaan layanan dalam program bimbingan karir berbantuan komputer. Pengembangan tema dioperasionalkan pada Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK).

g. Indikator Keberhasilan

Indikator yang dinyatakan layak adalah indikator yang mudah untuk mengoperasionalkan dan ada ukuran yang jelas untuk menyatakan bahwa itu dikatakan berhasil.

h. Evaluasi dan Tindak Lanjut Program

Evaluasi yang dinyatakan layak adalah evaluasi yang didalamnya mampu menilai proses dan hasil. Tindak lanjut program disesuaikan dengan laporan hasil evaluasi dan adanya rekomendasi untuk menindak lanjuti program tersebut.

Teknik perhitungan keefektifan program bimbingan karir berbantuan komputer. Analisis data untuk mengetahui efektivitas program bimbingan karir berbantuan komputer menggunakan statistik nonparametris. Mengukur signifikan tiap indikator dan keefektifan program bimbingan karir berbantuan komputer yaitu dengan uji perbedaan dua rerata Mann Whitney Utes.

Mengukur keefektifan program bimbingan karir berbantuan komputer dilakukan dengan langkah-langkah yaitu sebagai berikut:

a. Membandingkan Skor Pretest dan Posttest

Menghitung skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol baik skor kemampuan perencanaan karir secara umum atau berdasarkan indikator untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok tersebut.


(41)

b. Menghitung Indeks Gain

Setelah dilaksanakan posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol, dihitung skor kemampuan perencanaan karir baik secara umum maupun berdasarkan indikator. Untuk mengetahui efektivitas peningkatan dan menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing peserta didik. Digunakan rumus skor gain yang ternormalisasi (N-gain) menurut Meltzer (Awaludin, 2008: 68)

Indeks Gain =

Kriteria indeks Gains (g):

tinggi : (g) > 70; sedang: 30 (g)70; rendah: (g) < 30

c. Uji Mann- Whitney atau U-tes

Perhitungan menggunakan statistika nonparametrik dengan Uji Mann-Whitney atau U-tes untuk menguji sampel eksperimen dan kontrol dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows, sebagai berikut. Uji Mann-Whitney atau U-tes untuk menguji sampel eksperimen dan kontrol, sebagai berikut.

Ekuivale dengan

Keterangan:

= jumlah rangking dengan ukuran sampel = jumlah rangking dengan ukuran sampel s = simpangan baku

(Susetyo, 2010: 236) Harga U dipilih yang terkecil dari hasil perhitungan pada masing-masing kelompok 1 dan 2. Taraf siginifikansi yang digunakan adalah α = 0.05. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ho : = ; Ha : ≠ . Kriteria Ho ditolak jika Uhitung ≤ Utabel yang dirumuskan dengan harga peluang (p) dibandingkan dengan taraf nyata yang ditentukan.


(42)

Nenden Nurrohmah, 2013

F. Prosedur dan Tahap Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu pendahuluan, pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan setiap tahap penelitian program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 sebagai berikut.

1. Tahap Pendahuluan

a. Pembuatan proposal penelitian dilanjutkan dengan konsultasi kepada dosen mata kuliah Metode Riset tentang kelayakan proposal penelitian dan meminta rekomendasi dosen pembimbing.

b. Pengesahan proposal penelitian kepada pembimbing I, II dan dewan skripsi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dengan sebelumnya melaksanakan bimbingan proposal untuk menyempurnakan proposal penelitian.

c. Pengajuan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas yang sebelumnya telah disahkan oleh ketua jurusan. d. Pengajuan permohonan izin penelitian dari jurusan PPB yang

merekomendasikan ke tingkat fakultas dan BAAK. Surat rekomendasi dari UPI dilanjutkan ke Kesatuan Bangsa (Kesbang) dan Dinas Pendidikan Kota Bandung, selanjutnya disampaikan ke Kepala Sekolah SMP Negeri 45 Bandung, sehingga dikeluarkan surat disposisi dari pihak sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengembangan instrumen penelitian (perumusan definisi operasional variabel, kisi-kisi instrumen, perumusan butir pernyataan, penimbangan instrumen oleeh pakar, uji keterbacaan, uji validitas dan reliabilitas)

b. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data instrument penelitian dalam rangka pengungkapan profil populasi, ketercapaian tiap indikator dan menentukan sampel kelas eksperimen dan kontrol.


(43)

c. Penentuan sampel yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penentuan sampel ini dilakukan berdasarkan jumlah peserta didik yang berada pada kategori cukup mampu dan belum mampu yang banyak dibanding dengan kelas lain, selain itu rentang skor dari kedua kelas tersebut hampir sama atau seimbang

d. Penyusunan program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP. Setelah program disusun maka dilakukan pertimbangan oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling serta praktisi bidang TI untuk menghasilkan program bimbingan karir berbantuan komputer yang layak.

e. Pelaksanaan pretest terhadap kelompok eksperimen dan kontrol. f. Pelaksanaan treatment pada kelompok eksperimen dengan program

bimbingan karir berbantuan komputer.

g. Pengolahan data dengan membandingkan hasil pengukuran awal dan akhir pada sampel penelitian (kelompok eksperimen dan kontrol) dengan menguji signifikansi untuk mengungkap keefektifan program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP.

3. Tahap Pelaporan

Tahapan ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang terdiri dari; a. Konsultasi draft skripsi pada pembimbing I dan II.

b. Revisi draft skripsi setelah konsultasi.

c. Pengesahan draft skripsi pada pembimbing I dan II.


(44)

Nenden Nurrohmah, 2013

Program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan program bimbingan karir berbantuan komputer terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dengan data sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian profil kemampuan perencanaan karir peserta didik secara umum berada pada kategori cukup mampu, artinya peserta didik ragu dalam menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, menerima kondisi diri dan lingkungan yang sebenarnya dari setiap pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan, memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan, mencari informasi mengenai pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang ingin diketahuinya, menilai setiap pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara baik, dan menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan secara optimis.

2. Rumusan program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik yang layak menurut pakar dan praktisi memuat struktur program sebagai berikut: (a) Rasional, (b) Deskripsi Kebutuhan, (c) Tujuan Program, (d) Sasaran Layanan, (e) Rencana Operasional, (f) Pengembangan Tema dan Topik (g) Pengembangan Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK), (h) Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan (i) Indikator Keberhasilan. 3. Program bimbingan karir berbantuan komputer terbukti efektif untuk

meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor kemampuan perencanaan karir peserta didik, dan adanya perbedaan rerata skor antara kelompok eksperimen dan kontrol.


(1)

103

Nenden Nurrohmah, 2013

Program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir pesrta didik.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Hasil penelitian ini program bimbingan karir berbantuan komputer yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP dapat dijadikan bahan pengembangan kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan khususnya pada materi mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karir dan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Instrumen kemampuan perencanaan karir ini terdiri dari dua aspek yaitu aspek pengetahuan dan sikap. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan instrumen kemampuan perencanaan karir berdasarkan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

b. Program bimbingan karir berbantuan komputer yang telah dikembangkan kurang dapat menarik perhatian peserta didik dari desain tampilan dan warna. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan program bimbingan karir dengan menggunakan komputer yang dapat lebih menarik perhatian peserta didik.

c. Mengembangkan penelitian dengan menggunakan eksperimen kuasi yang desain penleitiannya komparatif, artinya antara kelompok eksperimen dan kontrol diberi perlakuan yang berbeda.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman dan Muhidin. (2011). Panduan Praktis Memahami Penelitian. Bandung:Pustaka Setia

ABKIN (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.

Ali dan Asrori. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Awaludin. (2008). “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah Melalui Pembelajaran Open-Endeddengan Pemberian Tugas Tambahan”. Jurnal FKIP Unhalu. 65-72. Budiamin. (2002). Manajemen Layanan Bimbingan Karir pada SMU Negeri di

Kabupaten Bandung. Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Psikopedogogia Vol.2November 2002, 259-266.

Capuzzi dan Stuffer. (2006). Career Counselling (Foundation, Prespectives and Application). USA:Person Education, Inc.

Crites. (1981). Career Counseling Models, Methods, and Material. New York: McGraw-Hill Book Com.

Danim. (1994). Makna Kemampuan dalam Profesi Keguruan. http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/24/ makna-kemampuan-dalam-profesi-keguruan/ diakses tanggal 24 November 2011 [12 Februari 2012]

Departemen Pendidikan Nasional (2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung:ASOSIASI Bimbingan dan Konseling Indonesia.

Dillard. (1985). Lifelong Career Planning. Ohio: A Bell & Howell Company Columbus.


(3)

104

Nenden Nurrohmah, 2013

Program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir pesrta didik.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Fadhilah. (2009). Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Peserta didik Kelas VIII F SMPN 1 Tempel Tahun 2008/2009. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP Universitas Negeri Yogyakarta

Gani. (1987). Bimbingan Karir. Bandung:Angkasa

Gausel. (2003). Tersedia: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/36071927.pdf [11 November 2011]

Gibson and Mitchell. (1990). Introduction to Counseling and Guidance. USA: Pretince-Hall, Inc

Gysbers dan Henderson. (2006). Developing&Managing (Your School Guidance and Counseling Program). USA:American Counseling Association.

Habibie, (2010). Digital Learning, Media Pembelajaran Masa Kini.[Online] Tersedia: http://komunikasi.um.ac.id/?p=1877. [18 November 2011]

Harris-Bowlsbey dan Sampson. (2005). Use of Technology in Delivering Services Worldwide. The Career Development Quarterly. Tersedia:

http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-24102.html#.UPZ4wh30BA4 diakses tanggal 17 Juni 2012 [5 Desember 2012]

Hartono. (2012). Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA. Tersedia: http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/ diakses tanggal 17 Juni 2012 [5 Desember 2012]

Haryalesmana, (2009). Media Berbasis Komputer [Online] Tersedia: http://mas-devid.blogspot.com/2009/04/media-berbasis-komputer.html. [23 November 2011]

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan. Standar Nasional Pendidikan (SNP). Bandung:Fokusmedia

Husnan, dkk. (1986). Pengenalan Mikrokomputer dalam Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Houser, (2009). Counseling and Educational Research (Evaluation and Application). USA:SAGE Publications, Inc.


(4)

Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta:Erlangga

Ifdil. (2008). Bimbingan Karier di SLTP. diakses tanggal 04 September 2008 [Online]. Tersedia: http://konselingindonesia.com [11 November 2011]

Irmayanti. (2011). Penggunaan Genogram untuk Mengembangkan Kemampuan perencanaan Karir Siswa. Jurusan PPB FIP UPI Bandung Skripsi (Tidak diterbitkan).

Kamus Psikologi. (2011). Tersedia: http://www.e-psikologi.com/epsi (online) [26 September 2012]

Karnoto. 2003. Mengenal Analisis Anantes. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Kidd. (2006). Understanding Career Counselling (Theory, Research, and Practice). Brithish:Sage Publications Ltd

Manrihu. (1988). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Michael A. Purwoadi dan Wenwen Ruswendi. (2005). Kutahu: Prototipe Perangkat

Lunak Pendukung Pembelajaran Melalui Jaringan

Elektronik. Bandung:Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ITB.

Natawidjaja. 1985. Proses Penyusunan Skala Sikap. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan Fakultas Ilmu Pendidikan. Nurfitriyani. (2011) . Komputer sebagai Sarana Kerja Bimbingan dan

Konseling. [pdf].Tersedia: http://id.scribd.com/doc/51184755/Komputer-Sebagai-Sarana-Kerja-Bimbingan-dan-Konseling [30 Juli 2012]

Nurihsan, A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling (Dalam berbagai Latar Kehidupan). Bandung : Reflika Aditama.

Osipow. (1983) . Theories of Career Development. New Jersey. Prentice Hall, Inc . Englewood Cliffs


(5)

106

Nenden Nurrohmah, 2013

Program bimbingan karir berbantuan komputer untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir pesrta didik.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rafmainis. (2009). Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling Berbasis Sigi-Plus untuk memantapkan Orientasi Karir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung:Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI

Reile dan Harris-Bowlsbey. (2000) Journal of Career Assessment. “Using the Internet

in Career Planning and Assessment” Tersedia:

http://jca.sagepub.com/content/8/1/69 diakses tanggal 5 oktober 2011

Richey. (1974). Preparing for a Career in Education (Challenges, Change, and Issues). USA:McGraw-Hill, Inc.

Rommey. (1997) Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli. Tersedia: http//:for7delapan.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-sistem-informasi-menurut-para-ahli/ diakses tanggal 05 Mei 2012 [12 September 2012]

Santoadi. (2008). Pengalaman Persiapan Pilihan Studi/Karier Mahasiswa USD Semester I Tahun Akademik 2006/2007 (Studi Eksploratif-Retrospektif).

Tersedia [online]

http://puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/22_Fajar%20Santohadi_Peng alaman%20Persiapan%20Pilihan%20Studi%20%28abstrak%20dan%20artikel%29.p df [31 Juli 2012]

Saputra, (2010). Hubungan Antara Bimbingan Karir dan Pemilihan Karir [Online]

TERSEDIA:

http://ghamblang.blogspot.com/2010/06/hubungan-antara-bimbingan-karir-dan.html. [23 November 2011]

Sharf. (1992). Applying Career Development Theory of Counselling. California: Wadswort, inc

Sudarmawan dan Ariyus. (2007). Interaksi Manusia dan Komputer. Jakarta Barat:Permata Puri Media.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Konsep Bimbingan Karier. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com diakses tanggal 7 Februari 2008 [20 Januari 2012]

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Sukardi, D (1987). Bimbingan Karir di Sekolah- Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonedia Sukmadinata. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek Mengembangkan


(6)

Supriatna, M (2010). Layanan Bimbingan Karir Di Sekolah (Edisi Revisi). Bandung:Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Surya, M (2008). Beragam Perspektif Mutakhir Dalam Bimbingan Dan Konseling Karir. Bandung:Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Trihandradi, C. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya:Karina

Winkel dan Hastuti. (2006). Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta:Media Abadi.

Yusuf. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:Rosdakarya Yusuf. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung ; Rizqi

Press.

Yusuf. (2005). Kiat Sukses dalam Karier. Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia.

Zamroni. (2012). Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor Dalam Melayani Siswa. Tersedia: http://konselorindonesia.blogspot.com/2012/12/pemanfaatan-tekonologi-informasi-ti_12.html diakses Desember 2012 [5Januari 2013]