DUKUNGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL TERHADAP KURIKULUM INTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK.

DUKUNGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
TERHADAP KURIKULUM INTI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

T II SIS

Diajukan untukMemenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum

4>
O ! e h. :

RUSTAM.A
989668

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2001


DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing

I

Prof. Dr.R. Ibrahim. M.A.

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak. M.Pd.

DISETUJUI OLEH :

KETUA PROGRAM STUDI

PENGEMBANGAN KURIKULUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


PROF. DR. NANA^V AODIH SUKMADINATA

ABSTRAK
DUKUNGANKURIKULUM MUATAN LOKAL TERHADAP KURIKULUM INTI
PROGRAM STUDI PENDIDIKANAGAMA ISIAMPADA STAIN PONTIANAK
Oleh : Rustam. A

Studi ini secara umum bertujuan untuk mengkaji dukungan kurikulum muatan lokal

terhadap kurikulum inti program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, dan secara lebih khusus bertujuan untuk menemukan
bagaimanakan bentuk struktur kurikulum muatan lokal dalam mata kuliah keahlian (MKK)
program studi PAI; dukungan tujuan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam
sturktur kurikulum MKK program studi PAI; dukungan materi/isi mata kuliah muatan lokal
terhadap mata kuliah inti; ketepatan tata-urut mata kuliah muatan lokal lanjutan terhadap mata
kuliah inti; dan bagaimanakah kedalaman, perluasan dan kelanjutan tujuan mata kuliah muatan
lokal tersebut.

Dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum

MKK program studi PAI ditandai dengan ada atau tidaknyajalinan fungsional antara tujuan dan
materi/isi mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti. Ketepatan tata-urut dilihat dari
kriteria 1) dari sederhana ke komplek, 2) prasyarat belajar, 3) keseluruhan menuju bagian dan
4) kronologis. Sedangkan untuk melihat pendalaman, perluasan dan kelanjutan tujuan
menggunakan kriteria yang memiliki dan tidak memilki kriteria pendalaman, perluasan dan
kelanjutan berdasakan kriteria yang telah ditentukan dalam tingkatan-tingkatan tujuan yang ada.

Studi ini menggunakan metode deskriftif analitik dimana dirancang sesuai dengan
maksud dari peneliti, yang mengungkapkan hal sesungguhnya difokuskan pada dukungan mata
kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi
PAI STAIN Pontianak. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi,
wawancara, dan observasi.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa dukungan tujuan dan materi/isi mata kuliah mutan
lokal sangat bervariasi. Tujuan dan materi/isi mata kuliah muatan lokal yang sangat
memberikan dukungan terhadap mata kuliah inti adalah IPI-2 dan MPAI, untuk tujuan mata
kuliah BP, Media Pengajaran, Perbandingan Mazhab, Masailul Fiqihiyah, Ilmu Jiwa Agama
dan PPMDI dan materi/isi mata kuliah Ilmu Jiwa Umum, BP, Masailul Fiqhiyah, Kesehatan
Mental dan Ilmu Jiwa sosial kurang memberikan dukungan. Sedangkan tujuan mata kuliah
Ilmu Jiwa Sosial dan materi/isi mata kuliah Materi PAI-2, PPMDI dan Perbandingan Agama

tidak memberikan dukungan terhadap mata kuliah inti. Secara umum, jika dilihat dari jalinan
fungsional tujuan dan materi mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti, dari ketepatan
tata-urut materi mata kuliah muatan lokal lanjutan yang kurang sistimatis dan sebagian besar
topik-topik tujuan tidak memiliki kriteria kedalaman, perluasan dan kelanjutan serta analisis
mata kuliah muatan lokal terhadap kompetensi guru, maka dukungan mata kuliah muatan lokal
terhadap mata kuliah inti masih kurang.

Penyebaran mata kuliah muatan lokal yang demikian berimplikasi terhadap kualitas
mahasiswa program studi PAI kurang mampu menguasai dan memahami kompetensi
keahliannnya yang akan dipersiapkan menjadi lulusan guru pendidikan agama Islam yang
profesional. Oleh karena itu, diharapkan kepada Jurusan Tarbiyah khususnya program studi
PAI harus merevisi ulang tujuan dan materi mata kuliah : Perbandingan Mazhab, Masailul
Fiqhiyah, Ilmu Jiwa Agama dan Filsafat Pendidikan Islam. Dan harus mengganti mata kuliah :
Kesehatan Mental, Ilmu Jiwa Sosial, PPMDI dengan mata kuliah : Kapita Selekta Pendidikan
Islam, Sejarah Pendidikan Islam, SBM, dan Teknologi Pendidikan. Dan dosen harus diwajibkan
membut SAP apabila mengasuh mata kuliah muatan lokal dan mata kuliah inti tersebut.
iii

DAFTAR ISI


Halaman :

HALAMAN PENGESAHAN

i

HALAMAN PERNYATAAN

ii

ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI


viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

BAB I

xi

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Rumusan dan Rincian Masalah

8


C

Pembatasan Masalah

10

D. Penjelasan Istilah

12

E. Kerangka Pemikiran

20

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

21

1 Tujuan Penelitian
2

BAB II

21

Manfaat Penelitian

22

PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
DALAM STRUKTUR KURIKULUM MKK PROGRAM
STUDI PAI

24

A. Organisasi dan Struktur Kurikulum Program Studi PAI ..

24

viii


B. Kedudukan Mata Kuliah Muatan Lokal dalam Struktur

33

Program Kurikulum PAI

C. Dukungan Kurikulum MuatanLokal terhadap Kurikulum
Inti dalam Struktur MKK Program Studi PAI

BAB III

42

1.

Kreteria Penyeleksian Tujuan Kurikulum

47

2.


Kreteria Penyeleksian Materi/isi Kurikulum

50

3.

Organisasi Materi/isi Kurikulum

53

D- Model-model Penilaian Kurikulum

56

METODOLOGI PENELITIAN

65

A. Metode Penelitian


65

B. Objek Penelitian

66

C. Teknik Pengumpulan Data

66

D. Instrumen Penelitian

71

E. Teknik Analisa Data

72

F. Tahap Penelitian

74

G. Kerangka Kerja PenelitianPenilaian Kurikulum

78

BAB IV DESKRIPSI, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN ....
A.

DESKRIPSI

1.

2

81
82

Kronologis Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal
1997 STAIN Pontianak

82

Struktur Kurikulum Program Studi PAI

89

IX

3

Tujuan dan Materi Mata Kuliah Muatan Lokal dan
Mata Kuliah Inti dalam Struktru Kurikulum MKK

Program Studi PAI
B.

INTERPRETASI
1.

2.

3.

4.

5.

96
114

Struktur Kurikulum Muatan Lokal dalam MKK

dalam Program Studi PAI

115

Dukungan Tuj uan Mata Kuliah Muatan Lokal
terhadap Mata Kuliah Inti dalam Struktur Kurikulum
MKK program Studi PAI

117

Dukungan Materi/isi Mata Kuliah Muatan Lokal
terhadap Mata Kuliah Inti dalam Struktur
Kurikulum MKK Program Studi PAI

141

Ketepatan Tata-urut Materi/Isi Mata Kuliah Muatan
Lokal Lanjutan terhadap Mata Kuliah Inti dalam
Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI

181

Kedalaman, Perluasan dan Kelanjutan Tujuan Mata
Kuliah Muatan Lokal dalam Struktur Kurikulum

6.

C.

BAB V

MKK Program Studi PAI

190

Dukungan Materi Matakuliah Muatan Lokal terhadap
Kompetensi Guru

209

PEMBAHASAN

228

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

242

A. Kesimpulan

242

C.

253

Rekomendasi .:

DAFTAR PUSTAKA

263

DAFTAR LAMPIRAN

267

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tab el :

Halaman :

II.

1.

Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) ...

27

II.

2.

Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK)

29

II.

3.

Mata Kuliah Keahlian (MKK)

30

II.

4.

Proporsi Jumlah Mata Kuliah Dalam Kurikulum Pendidikan
Tinggi

36

II.

5.

III.

1.

IV.

1.

Distribusi Satuan Kridit Semester Dalam Kurikulum Program
Sarjana Tahun 1988,1995 Dan 1997

37

Kisi-Kisi Pengumpulan Data

70

Struktur Kurikulum Program Studi Pendidikan Agama Islam
STAIN Pontianak

IV.

IV.

2.

3.

IV. 4.

IV.

IV.

IV.

5.

6.

7.

91

Mata Kuliah Muatan Lokal dan Mata Kuliah Inti dalam Struktur

Kurikulum MKK Program Studi PAI STAIN Pontianak

95

Tujuan dan Materi Mata Kuliah Muatan Lokal Dalam Struktur
Kurikulum MKK Program Studi PAI

97

Tujuan dan Materi Mata Kuliali Inti dalam Struktur
Kurikulum Program Studi PAI

108

Dukungan Tujuan Mata Kuliah Muatan Lokal Terhadap Mata
Kuliah Inti dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI

121

Jalinan Fungsional dan Kualitas Dukungan Tujuan Mata Kuliah
Muatan Lokal Terhadap Mata Kuliah Inti Program Studi PAI..

126

Dukungan Materi/isi Mata Kuliah Muatan Lokal Terhadap
Materi/isi Mata Kuliah Inti dalam Struktur Kurikulum MKK

IV.

8.

ProgramStudi PAI

149

Jalinan Fungsional dan Kualitas Dukungan Materi/isi Mata
Kuliah Muatan Lokal Terhadap Materi/isi Mata Kuliah Inti PAI

159

XI

IV.

Ketepatan Tata-urut Materi/isi lanjutan Mata Kuliah IPI-1 dan IPI2 dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI

182

Ketepatan Tata-urut Materi/isi Lanjutan Mata Kuliah MPAI-1 dan
MPAI-2 dalam Struktur Kurikulum MKK Program Studi PAI

186

IV. 11. Tujuan Mata Kuliah Muatan Lokal yang Memiliki/Tidak Memiliki
Kriteria Pendalaman, Perluasan dan Kelanjutan

193

IV.

IV.

IV.

IV.

9.

10

12.

13.

Pertimbangan Tujuan yang Memilki/Tidak Memiliki kriteria
Pendalaman, Perluasan dan Kelanjutan

196

Dukungan Mata Kuliah Muatan Lokal terhadap Kompetensi guru
untuk Menunjang Mata Kuliah Inti Program Studi PAI

213

14. Jalinan Fungsional dan Kualitas Daya Dukung Mata Kuliah
Muatan Lokal terhadap Kompetensi Guru yang Menunjang Mata
Kuliah Inti Program Studi PAI

222

Gam bar :

1.

Paradigma Penelitian Dukungan Mata Kuliali Muatan Lokal terhadap
Mata Kuliah Inti Program Studi PAI

9

2

Artikuliasi Kurikulum Nasional dan Lokal

25

3.

Kedudukan Muatan Lokal dalam Kurikulum Inti

36

4.

Keterkaitan antara Komponen Kurikulum

42

5.

Dimensi Kurikulum

44

6.

Kerangka Kerja Penelitian Penilaian Kurikulum

80

Xll

BAB

I

PENDAHULU AN

A. Latar Belakang Masalah.

Pelaksanaan pembangunan dewasa ini menuntut tersedianya sumber daya
manusia yang berkualitas, karena itu lembaga pendidikan yang merupakan suatu

institusi yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk menyiapkan sumberdaya
tersebut harus mampu " Mengembangkan semua potensi individu, terutama
kemampuan kreativitas, kebebasan berfikir penemuan diri serta pengembangan
potensi fisik dan mental sehingga pada akhirnya mereka dapat diharapkan
menjadi manusia yang berkualitas dan menjadi warga masyarakat yang fungsional
disamping memanusiakan manusia" (M. Anshari : 1998 : 7).
Untuk mewujudkan kondisi itu, sumberdaya manusia Indonesia perlu

memmiliki bekal kemampuan intelektual dan daya inovasi yang tinggi, juga
memiliki pengetahuan dan kebiasaan untuk menerapkan sikap moral yang baik.

Pendidikan tinggi merupakan institusi yang sangat penting dalam upaya memberi
bekal bagi sumber daya manusia Indonesia. Proses pembekalan terhadap
mahasiswa diperguruan tinggi perlu direalisasikan dalam keseluruhan kesatuan
sistem pendidikan, terutama pada kurikulum pendidikan tinggi.

Seperti yang diungkapkan oleh Ekawahyu Kasih dan Azis Suganda (1999
: 58) bahwa : "pendidikan di perguruan tinggi harus mampu pula menciptakan
para lulusan yang memiliki karakter yang khas yang dibutuhkan untuk
mempengaruhi dan membentuk lingkungan disekitamya menuju arah yang lebih

baik dan mencerminkan watak "manusia yang seutuhnya". Pengertian manusia

Indonesia seutuhnya tersebut sebagaimana diungkapkan di dalam Undang Undang
No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (1994 : 4) adalah
"manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dankebangsaan".

"Pendidikan tinggi merupakan suatu lembaga ilmiah" (Mastuhu, 1999 :83)

Oleh karena itu menurutnya harus diselenggarakan dengan manajemen yang
berorientasi akademik-profesional. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
adalah merupakan suatu lembaga pendidikan tinggi formal dan merupakan sub
sistem pendidikan nasional memegang peranan yang esensial dalam memberikan

ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap bagi peserta didik untuk

mengembangkannya di masyarakat, dengan demikian pendidikan tinggi Islam
"bertujuan menghasilkan orang-orang yang beriman dan juga berpengetahuan,
yang satu sama lain saling menopang" (Syed Sajjad Husain & Syed Ali Ashraf,

(2000 : 49). Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan tinggi itu sendiri
sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999

tentang Pendidikan Tinggi, bahwa Tujuan Pendidikan Tinggi adalah:

a. menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan / atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
teknologi dan / atau kesenian.

b. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.

Untuk itu sudah sepantasnyalah kalau Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) sebagai sistem pendidikan di perguruan tinggi memberikan perhatian

yang khusus dan mendasar terhadap kebutuhan mahasiswa sebagai upaya
mempersiapkan mereka menjadi manusia yang berkualitas, berketerampilan dan
berakhlak serta berbudaya yang terwujud.
Lahimya Undang-Undang pendidikan No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang diikuti dengan lahirnya seperangkat peraturan
pemerintah sebagai penjabaran dari Undang Undang tersebut merupakan inovasi
baru dalam upaya membenahi sistem pendidikan nasional. Salah satu hal penting
isi Undang Undang dan peraturan pemerintah tersebut adalah relevansi
pendidikan, terutama yang dimaksud adalah dukungan kurikulum mutan lokal
terhadap kurikulum inti atau kurikulum nasional.
Menyadari perlunya hal tersebut di atas, maka Menteri Agama RI melalui
Keputusannya Nomor 383 Tahun 1997

pada tanggal 30 Juni 1997 telah

meresmikan kurikulum nasional baru untuk Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAT/N) se Indonesia. Peresmian
kurikulum baru ini menurut Masykuri Abdillah (1997 : 14) dimaksudkan untuk

menyempumakan

kurikulum 1995 yang dinilai sudah kurang relevan dengan

perkembangan masyarakat dan pembangunan nasional yang cukup dinamis.

Ada beberapa hal yang baru yang terdapat dalam kurikulum inti 1997 ini,
terutama yang terpenting adalah dekompartementalisasi, penekanan pada

penguasaan metodologi kajian Islam, bahasa Arab dan Inggris, serta penekanan
kurikulum muatan lokal yang berkaitan dengan program studi masing-masing
jurusan yang tentunya menunjang kemampuan dan keahlian setelah mahasiswa
tersebut bekerja, artinya memberikan konstrubusi kepada kurikulum inti yang
ada program studi.

Pengembangan

tersebut

diharapkan

dapat

meningkatkan

kualitas

keberadaan dan peran IAIN/STAIN pada umumnya serta STAIN Pontianak pada
khususnya terutama dalam dunia akademik, yang sekaligus dapat berpengaruh
pada keberadaannya dalam masyarakat. Peningkatan peran dalam dunia akademik

ini berarti menjadikan STAIN Pontianak sebagai lembaga pendidikan tinggi
negeri tanpa meninggalkan kekhasan bidang kajiannya. Peningkatan

ini

diharapkan akan berdampak pada peningkatan kemampuan STAPN Pontianak
dalam menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan akademik dan
profesional terutama dalam bidang keagamaan sekaligus bekerja dalam bidangnya
masing-masing sesuai dengan program yang meluluskannya.
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut di atas, kurikulum
mempunyai kedudukan yang esensial dalam keseluruhan aktifitas dan proses

pendidikan. Pada kurikulum baru STAIN memberikan rincian sebanyak 60 % (87
SKS) untuk kurikulum nasional dan 40 % (57 SKS) untuk kurikulum muatan

lokal. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing STAIN dapat mengembangkan

kurikulum sesuai dengan potensi yang ada di daerahnya. Namun dalam
kenyataannya, hal tersebut tidak mudah direalisasikan. Seperti pada STAPN
Pontianak jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI),
penambahan kurikulum muatan lokal yang diberikan perlu mendapat perhatian,
apakah relevan atau memberikan kontribusi terhadap kurikulum inti 1997.
Misalnya pada mata kuliah Filsafat Islam, IlmuJiwa Aagama, Kesehatan mental,
Ilmu Jiwa Sosial, Kewirausahaan dan ada lagi yang lain. Apa lagi yang terkait
dengan dunia kerja lulusan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu
menjadi Guru Pendidikan Agama Islam.
Sebenarnya menurut Masykuri Abdillah (1997 :21)

ada beberapa

alternatif untuk menerapkan kurikulum muatan lokan pada STAIN, yaityu :
Pertama, pemberian mata kuliah yang dianggap penting untuk menunjang

bidang studi di jurusan tetapi tidak terdapat dalam kurikulum nasional. Sebagai
contoh, pada STAIN Pontianak, mata kuliah metodologi penelitian pendidikan
untuk program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan program studi Bahasa
Arab (BA) dalam jurusan Tarbiyah.

Atau mata kuliah Fiqh al-mawaris untuk

untuk program studi Al-Ahwal Al-Syakhsyyah (AH) pada jurusan Syari'ah.
Kedua, pemberian mata kulaih yang mengarah kepada profesi tertentu dan

menjadi spesialisasi jurusan lain tetapi masih dalam suatu fakultas. Seperti contoh
mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Yang sebenarnya menjadi spesialisasi
program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), bisa diberikan pada program studi
Bahasa Arab (BA), sehingga alumni Bahasa Arab nantinya dapat menjadi guru

agama Islam yang berkualitas dalam bidangnya. Contoh lain adalah mata kuliah
yang berkaitan dengan Peradilan Agama yang menjadi spesialisasi program studi
AH, ia bisa diberikan pada program studi Perbandingan Hukum dan Mazhab

(PHM) dan program studi Siyasah Jinayah (SJ), agar alumni kedua jurusan ini
bisa menjadi hakim agama.

Ketiga, pemberian mata kuliah yang sejalan dengan jurusan atau program
studi tertentu dan terkait dengan dunia kerja. Dalam hal ini contohnya mata kuliah

tentang ilmu-ilmu komunikasi atau jurnalistik bagi program studi Komunikasi
Penyiaran Islam (KPI) pada jurusan Da'wah. Hal ini diberikan agar alumni

program studi ini bisa memasuki lapangan kerja yang terkait dengan komunikasi
dan jurnalistik. Contoh lain, mata kuliah perbankan Islam, bagi program studi
Mu'amalat (M) pada jurusan Syari'ah. Ini diberikan agar mampu mencetak

alumni program studi ini mampu memasuki lapangan kerja perbankkan Islam
seperti pada Bank Mu'amalat.

Keempat, pemberian mata kuliah muatan lokal yang tidak sejalan dengan

program studi tertentu, tetapi relevan dengan dunia kerja. Dalam hal ini misalnya
mata kuliah tentang informatika {komputer), manajemen, kesekretariatan dan lain

sebagainaya untuk semua program studi. Dengan demikian pada alternatif ketiga
dan keempat ini seluruh kurikulum muatan lokal yang 57 SKS itu dengan ilmu-

ilmunya yang terkait dengan kurikulum inti setiap program studi akan terpenuhi.

Kelima, pengisian kurikulum muatan lokal yang berhubungan dengan

ilmu-ilmu sosial dan humaniora, meskipun tidak terkait secara langsung dengan
dunia kerja, tetapi disini dimaksudkan untuk menjadikan mahasiswa mampu
mengembangkan kajian Islam dalam berbagai pendekatan ilmu sosial.
Jika kurikulum muatan lokal diharapkan memberikan dukungann pada

kurikulum inti, maka

alternatif pertama dan ketiga yang diperlukan untuk

penerapan kurikulum muatan lokal pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN)

Pontianak.

Karena alternatif pertama kurikulum muatan lokal

diharapkan mampu memberikan dukungan untuk menunjang mata kuliah yang
ada pada program studi pendidikan agama Islam(PAI), khususnys pada struktur

mata kuliah inti. Sedangkan alternatif yang ketiga penekanannya pada dukungan
mata kuliah muatan lokal harus sejalan dengan program studi pendidikan agama

Islam (PAI) yang terkait dengan keahlian atau dunia kerja yang akan digeluti
setelah mahasiswa menyelesaikan studinya.

Dari ketentuan di atas, jelas bahwa kurikulum muatan lokal merupakan
bagian dari kurikulum inti, hal ini berarti bahwa pemberian mata kuliah muatan
lokal tidak dapat berdiri sendiri tanpa keterkaitan dengan mata kuliah lain atau
mata kuliah keahlian. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan R. Ibrahim

dan Benny Karyadi (1990 : 88) bahwa : "Muatan lokal dalam kurikulum sekolah

bukanlah merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi merupakan bahan
pengajaran yang terpadu dalam atau merupakan bagian dari mata pelajaran yang
sudah ada. Karena itu muatan lokal tidak mempunyai alokasi waktu sendiri".

Berdasarkan pada alternatif pertama dan ketiga serta karakteristik yang spesifik
dalam pemberian mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti, maka hal
tersebut memberikan penguatan kepada penulis untuk melakukan pengkajianpengkajian secara lebih mendalam dan sistimatis terhadap mata muatan lokal dan
dukungannya terhadap mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program

studi pendidikan agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Pontianak.

B. Rumusan dan Rincian Masalah

Penelitian

mengenai

dukungan

kurikulum

muatan

lokal

terhadap

kurikulum inti program studi pendidikan agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak difokuskan pada dukungan mata kuliah
muatan lokal yang dianggap penting dan sejalan untuk menunjang program studi
Pendidikan Agama Islam khususnya mata kuliah inti. Kemudian hasil analisis
dukungan tersebut diharapkan dapat memunculkan tujuan dan materi dalam
format yang ideal untuk dibandingkan dengan mata kuliah inti dalam struktur
kurikulum MKK program studi PAI yang ada dalam dokumen atau silabus yang
rill.

Jadi penelitian ini ingin melihat dukungan mata kuliah muatan lokal
terhadap mata kuliah inti program studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara
skematik dapat dikemukakan sebagai berikut:

Gam bar 1 :
PARADIGMA PENELITIAN DUKUNGAN MATA KULIAH MUATAN LOKAL TERHADAP
MATA KULIAH INTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Atas dasar permasalahan di atas, maka perlu dirumuskan permasalahan

pokok yang hendak dikaji dalam penelitian ini, yaitu : "Bagaimanakah Dukungan
Kurikulum Muatan Lokal terhadap kurikulum inti dalam struktur kurikulum MKK

program studi PAI Sekolah TinggiAgama Islam Negeri (STAIN) Pontianak" ?
Permasalahan tersebut dirincikan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Bagaimanakan struktur mata kuliah muatan lokal dalam

kurikulum MKK

program studi PAI ?

2. Bagaimanakah dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah
keahlian inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI, ditinjau dari
lingkup tujuannya ?

10

3. Bagaimanakah dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti
dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI, ditinjau dari lingkup
materi/isinya ?

4. Bagaimanakah ketepatan tata-urut mata kuliah muatan lokal terhadap mata
kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI ?.
5. Bagaimanakah

pendalaman, perluasan dan kelanjutan, ditinjau dari tujuan

mata kuliah muatan lokal dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI ?

C. Pembatasan Masalah.

Telaah tentang dukungan kurikulum muatan lokal terhadap kurikulum inti
program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Pontianak melibatkan banyak variabel, dimensi dan faktor yang
mempengaruhi.
Mengingat luasnya hal ini, maka yang dimaksudkan dengan kurikulum
muatan lokal disini dibatasi hanya mata kuliah muatan lokal yang termasuk dalam
kelompok mata kuliah keahlian saja. Begitu juga dengan kurikulum inti yang

dibatasi pada MKK program studi PAI. Sedangkan kontribusi yang akan dilihat
yaitu pemberian mata kuliah muatan lokal dalam hal ruang lingkup tujuan dan

materipengajaran. Dengan demikian yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah : Apakah pemberian mata kuliah muatan lokal memberikan dukungan
terhadap mata kuliah inti dalam struktur MKK program studi PAI ?

Dan untuk lebih jelasnya yang menjadi batasan masalah dalam penelitian
ini adalah:

11

1. Mata kuliah muatan lokal yang dijadikan fukus penelitian adalah mata kuliah
muatan lokal yang terdapat dalan struktur mata kuliah keahlian, yaitu : Ilmu
pendidikan Islam -2, Ilmu Jiwa umum, Materi PAI-2, Metode Pengajaran

Agama Islam, Administrasi/Supervisi pendidikan, Bimbingan dan Penyuluhan,
Media Pengajaran, Perbandingan Madzhab, Masailul Fiqhiyah, Kesehatan
Mental,

Ilmu Jiwa Agama, Perbandingan Agama, Ilmu Jiwa Sosial,

Perkembangan Pemikiran Modern dalam Islam, Filsafat Pendidikan Islam,
seperti yang terdapat dalam silabus kurikulum program studi pendidikan
agama Islam (PAI) tahun 1997.

2. Mata Kuliah Keahlian (MKK) hanya dibatasi pada mata kuliah yang memiliki
peran dominan dalam struktur ilmu pendidikan Islam, dikarenakan pada mata
kuliah tersebut terdapat aplikasi dalam mendukung keahlian mahasiswa dalam
praktek mengajar, mata kuliah dimaksud adalah : Ilmu Pendidikan Islam, Ilmu

Jiwa Belajar, Perencanaan Sistem PAI, Pengembangan Kurikulum PAI,
Materi PAI, Statistik Pendidikan, Pengembangan Sistem Evaluasi PAI,
Filsafat Islam dan Praktek Mengajar PAL
3. Komponen-komponen kurikulum mata kuliah muatan lokal dan mata kuliah
keahlian yang dianalisis menekankan pada "tujuan dan materi/isi", tidak
termasuk komponen proses pembelajaran dan evaluasi, dikarenakan kedua

komponen tersebut tidak terdapat dokumen atau SAP dibuat oleh dosen yang
ditentukan oleh jurusan atau program studi, sehingga belum bisa menilai
jalinan fungsional antara komponen proses pembelajaran dan evaluasi mata
kuliah muatan lokal dengan komponen proses pembelajaran dan evaluasi mata
kuliah inti.

12

4. Analisis dukungan tersebut dilakukan secara diskriftif dalam konteks
kurikulum sebagai dokumen tertulis atau kurikulum dalam dimensi rencana.
D. Penjelasan Istilah

/. Dukungan Kurikulum Muatan lokal
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 56

Tahun 1994, menegaskan bahwa kurikulum pendidikan tinggi terdiri dari atas
kurikulum inti dan kurikulum lokal. Pada pasal 13 ayat (3) diungkapkan bahwa
"kurikulum lokal adalah sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang ditetapkan
oleh masing-masing perguruan tinggi, dengan memperhatikan keadaan dan

kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan".
Sejalan dengan itu Soedijarto (1988 : 36) mengemukakan bahwa :
"Muatan lokal sebagai usaha menterjemahkan GBPP agar lebih relevan dengan

minat belajar". Dari pernyataan ini jelaslah bahwa konsep muatan lokal
merupakan program yang dikembangkan dengan perpedoman pada GBPP atau
kurikulum yang ada dari setiap bidang studi atau mata kuliah yang ada. Dengan

demikian dalam melaksanakan muatan lokal harus dilakukan secara terpadu

dengan program yang ada. Ini berarti bahwa dalam pemberian mata kuliah muatan

lokal harus mampu memberikan dukungan terhadap mata kuliah inti yang ada.
Berkaitan dengan ruang lingkup materi muatan lokal, yang dapat dijadikan
sebagai kriteria dukungan materi mata kuliah lain adalah sebagaimana yang
diungkapkan oleh S. Audean Allman, dkk (1980 :vi) sebagai berikut:

13

Local curriculum developer needs to keep in mind that (I) learning must
beplaced into an atmosphere ofdiscipline, orderand respect as required by
a consumer/taxpayer, (2) choices can be programmed within this
framework, (3) assesment of existing programs in terms of a philosophy of
education is a prerequisite to behavioral change, and (4) significant
programsfor thefuture must reflect relevant terminal competencies in each
program which enables the learner to move into the pontencial world of
work.

Pernyataan di atas merupakan suatu pedoman yang sangat penting artinya

bagi pengembangan kurikulum, khususnya muatan lokal.

Karena untuk

mengembangkan kurikulum muatan lokal menjadi suatu mata kuliah hendaknya

memperhatikan berbagai kreteria, misalnya kelayakan, manfaat, kesesuaian, baik
dari segi tujuan dan materi/isi, maupun

proses dan evaluasi maupun secara

keseluruhan. Oleh karenanya Hilda Taba (1962 : 267-307) memberikan sejumlah
kriteria tentang bahan atau materi yang dapat diajarkan sebagai berikut:

a. Validity and significance of content, artinya bahan atau materi itu harus
menggambarkan kebenaran yang tinggi.

b. Consistency with social realities, artinya bahan atau materi pelajaran harus
relevan dengan kenyataan sosial dan kultural agar peserta didik lebih mampu
memahami dunia tempat dia hidup, serta perubahan-perubahan yang terus
menerus terjadi.

c. Balance of breadth and depth, artinya bahan pelajaran harus mengandung
keseimabngan antara keluasan dan kedalaman.
d. Provision for wide range of objectives, artinya bahan atau materi pelajaran
harus mencakup berbagai ragam tujuan.

14

e. Learnability and adaptability to experiences of students, artinya bahan
pelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik untuk
mempelajarinya dan dapat dihubungkan dengan pengalamannya.
f. Appropriateness to the need and interests of the students, artinya bahan

pelajaran harus sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.
Dengan melihat penjelasan dan kriteria di atas, Peranan ilmu seperti yang
ada

dalam

mata kuliah

muatan

lokal

dalam

memberikan

dukungan

pengoperasionalisasian disiplin ilmu lain khususnya ilmu yang melatarbelakangi
penempatan mata kuliah keahlian program studia pendidikan agama Islam (PAI)
adalah berfungsi sebagai mata kulaih bantu atau mata kuliahpendukung terhadap
penguasaan mata kuliah keahlian lainnya. Fungsi tersebut diindikasikan dengan

adanya beberapa mata kuliah muatan lokal seperti mata kuliah Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Administrasi/Supervisi Pendidikan jelas membantu
atau mendukung proses pemahaman mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah
Ilmupendidikan Islam, Perencanaan Sistem Pendidikan Agama Islam (PAT).
Dengan demikian yang dimaksud dukungan kurikulum muatan lokal
dalam penelitian ini dapat didefenisikan sebagai : Suatu dukungan/masukan dari

keomponen kurikulum muatan lokal dalam segi tujuan dan materi/isi terhadap

mata kuliah keahlian tertentu pada program studi pendidikan agama Islam untuk
menunjang/membantu mahasiswa yang sedang dipersiapkan
pengajar/guru pendidikan agama Islam.

menjadi tenaga

15

Kriteria yang dijadikan sebagai pedoman dalam menilai dukungan
tersebut adalah:

1) Kebutuhan Mata kuliah Keahlian

Kriteria pertama ini merujuk pada suatu kondisi dimana materi mata

kuliah muatan lokal dibutuhkan oleh mata kuliah keahlian, apakah dicantumkan
atau tidak dalam struktur kurikulum PAI. Apa bila dimasukan, kondisi ini yang
mengharuskan materi mata kuliah muatan lokal

akan dipertimbangkan, yaitu

apakah tujuan dan materi tersebut perlu diperluas dan diperdalam serta
disesuaikan tata-urutannya lagi atau dipertahankan sesuai dengan yang telah
terdapat dalam kurikulum tersebut.

2) Karakteristik Mata Kuliah Muatan Lokal ditinjau Fungsinya sebagai
Penunjang bagi Mata Kuliah Keahlian.

Dari segi fungsi mestinya tujuan dan materi mata kuliah muatan lokal dari
fungsinya sebagai diharapkan memiliki dukungan dan masukkan terhadap

penguasaan materi mata kuliah keahlian program studi pendidian agama Islam
(PAI). Mempertimbangkan adanya konsep kurikulum sebagai "a matter of
choice" dikarenakan keterbatasan alokasi waktu dalam kurikulum, maka haruslah

dipilih hanya tujuan dan materi yang memiliki dukungan secara fungsional
terhadap tuntutan mata kuliah keahlian program studi pendidikan agama Islam

(PAI) berdasarkan skala prioritas tertinggi.

16

3) Landasan Konseptual Pengembangan Kurikulum muatan lokal pada aspek
Penyeleksian tujuan

Penyeleksian tujuan dalam hal ini menghendaki dipertimbangkannya

sejumlah kriteria, yaitu : 1) lingkup pendalaman,!) perluasan dan 3) kelanjutan
dari mata kuliah muatan lokal. Yang

tujuan

disini adalah

dimaksud dengan lingkup pendalaman

rumusan tujuan mata kuliah muatan loakl dianggap

mengandung isi, arti dan unsur-unsur yang bersifat analisis, sentesis dan evaluasi.

Adapun yang dimaksud dengan perluasan tujuan adalah dimana rumusan tujuan
mata kuliah muatan lokal itu mengandung arti penambahan yang memiliki

makna perbuatan, sikap atau nilai ( attitude, value) terhadap topik-topik tujuan

yang ingin dicapai.

Sedangkan kelanjutan tujuan maksudnya adalah dimana

rumuasan tujuan mata kuliah muatan lokal terdapat perkembangan atau
berlangsung secara terus menerus untuk dilaksanakan peserta didik pada dirinya
sendiri serta di masyarakat.

Adapun indikator tujuan mata kuliah muatan lokal yang dikatakan
rumusan-rumusannya

memiliki atau tidak memiliki kriteria

pendalaman,

perluasan dan kelanjutan adalah sebagaimana berikut ini:

1) Indikator tujuan mata kuliah muatan lokal yang dikatakan memiliki kriteria
pendalaman, perluasan dan kelanjutan adalah :

a) Pendalaman, yaitu :

- Memahami haketat, dasar konsep, dan teori.

Memiliki kemampuan, dan wawasan. - Menguasai
pemecahan masalah.

pemikiran, ajaran

17

b) Perluasan, yaitu : - merinci, - membuat diagram dan mengilustrasikan.
c) Kelanjutan, yaitu : - mengembangkan ilmu yang diperoleh, - mengupayakan

penggunaan ilmu untuk meningkatkan tarap hidup masyarakat.
2) Indikator tujuan mata kuliah muatan lokal yang dikatakan tidak memiliki

kreteria pendalaman, perluasan dan kelanjutan adalah :

a) Pendalaman, yaitu : - Memahami : pengertian, defenisi, berbagai aspek,

gejala,

fungsu

dan

susunan,

prinsisp-prinsip,

pertumbuhan

dan

c

perkembangan, proses-proses, langkah-langkah, sifat-sifat, teknik-teknik,
dan kondisi-kondisi.

Mengetahui :

- Memiliki : pengetahuan, sikap, keterampilan.

makna, masalah, pelaksanaan, dasar konsep, masalah-

masalah, dan penerapan. Menguasai: dasar ajaran, berbagai bentuk konsep.

b) Perluasan, yaitu : - mengaplikasikan, - mendemontrasikan, - menghu-

bungkan, - menunjukkan, - menggunakan, - membedakan, - mengedentifikasi, - menyimpulkan.

c) Kelanjutan, yaitu : - menyiapkan mahasiswa memiliki kemampuan
akademik dan profesional, - menyebarluaskan ilmu yang diperoleh, mampu menolong diri sendiri dan orang lain.

Disamping kreteria di atas, ada kriteria yang digunakan dalam menentukan

dukungan antara mata kuliah muatan lokal dengan mata kuliah inti dalam struktur
kurikulum MKK pada program studi PAI adalah :

18

a. Dikatakan mempunyai dukungan, apabila tujuan dan materi-matri mata kuliah
muatan lokal ada jalinan fungsionalnya dengan mata kuliah inti.

b. Dikatakan tidak memberikan dukungan, apabila tujuan dan materi mata kuliah
muatan lokal tidak ada jalinan fungsionalnya dengan mata kuliah inti

2. Kurikulum Inti

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2

Tahun 1989 Pasal 37 diungkapkan bahwa kurikulum inti disusun dalam rangka
mewujudkan

tujuan

perkemabangan siswa

pendidikan
dan

nasional

dengan

kesesuaiannya dengan

memperhatikan
lingkungan,

tahap

kebutuhan

pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Lebih tegas lagi dikatakan Anshari (1989) bahwa : "kurikulum inti/pokok
nasional adalah konten atau isi dari pelajaran yang akan diajarkan atau dipelajari

peserta didik, kurikulum inti dapat juga disebut rencana pengajaran, bagaimana
rencana dibuat ruang lingkup, urutan dari bahan pelajaran, metode dan teknik apa

yang digunakan untuk mencapai kurikulum itu".

Sedangkan Menurut Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam,
yaitu Murni Djamal (1998 : vii) bahwa kurikulum inti merupakan :

Topik atau pokok bahasan inti untuk masing-masing mata kuliah yang
diatur dalam Kurikulum Nasional. Topik inti ini merupakan hal-hal
minimalyang harus diketahui dan dipahami oleh setiap mahasiswa, karena
itu dosen berkewajiban untuk mengembangkan dan menambah materi baru
sesuai dengan beban tugasnya dan perkembangan ilmu dalam bidang yang
bersangkutan.

19

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa kurikulum inti yang dimaksud

dalam penelitian iniadalah : Topik atau pokok bahasan inti untuk masing-masing

mata kuliah keahlian yang diatur dalam kurikulum nasional yang digunakan
untuk seluruh aktivitas akademik dilingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAIN). Dan dalam penelitian ini kurikulum initi tersebut difukuskan pada mata
kuliah keahlian (MKK) pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
3. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Yang dimaksud dengan Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam

penelitian ini adalah sesuai dengan apa ayang tercamtum dalam Dokumen
Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) (1997 : 24) dikemukakan
bahwa program studi Pendidikan Agama Islam adalah :
Unsur melaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat dalam bidang ilmu pendidikan agama Islam
untuk menyiapkan tenaga profesional yang mampu menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran agama Islam di lembaga-lembaga pendidikan
tingkat dasar sampai dengan menengah atas.

Dengan demikian program studi Pendidikan Agama 1^
merupakan

bagian

dari

jurusan

Tarbiyah

yang

melS

mengembangkan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian- pada
masyarakat untuk menyiapkan tenaga pengajar atau guru dibidang ilmu
pendidikan agama Islam.

20

E. Kerangka Pemikiran.
Penelitian mengenai dukungan kurikulum muatan lokal terhadap kulum

inti

program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bertitik tolak dari

landasan pemikiran sebagai berikut:

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak adalah perguruan
tinggi yang terdiri atas sejumlah jurusan yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan profesional, tersusun atas dasar keseluruhan dan kesatuan ilmu
pengetahuan agama Islam, yang berkedudukan di bawah naungan Depertemen
Agama (Statuta STAIN, 1997 : 1).

Nilai dukung mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti dalam
struktur kurikulum MKK program studi PAI ditentukan oleh bagaimana tujuan
dan materi serta pelaksanaan pengajaran, dan evaluasi yang dilaksanakan tersebut
terhadap pengalaman pengajaran mahasiswa dalam mengikuti kuliah. Menurut S.

Hamid Hasan (1988) bahwa : "nilai relevansi dapat diperoleh melalui evaluasi
program yaitu suatu proses pemberian pertimbangan mengenai niali dan arti dari
suatu program/kurikulum".

Pemberian program/kurikulum mata kuliah muatan lokal terhadap mata

kuliah keahlian yang ada pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

adalah dalam rangka untuk memberikan nilai dan arti dari suatu kurikulum yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pengajaran
efektif terhadap mata kuliah keahlian ketika pengajaran berlangsung.

21

Efektivitas

pengajaran/perkuliahan

merupakan

sejumlah

harapan

mahasiswa yang nantinya bisa dilihat dari evaluasi setelah mengalami proses

pengajaran berlangsung.
efektifitas perkuliahan

Oleh karena itu yang menunjang terlaksananya
tersebut apabila

mata kuliah muatan lokal mampu

memberikan dukungan terhadap mata kuliah keahlian program studi pendidikan

agama Islam (PAI) dapat dilaksanakan. Semakin tinggi nilai dukung tujuan dan
materi mata kuliah muatan lokal terhadap tujuan dan materi mata kuliah keahlian

program studi, maka akan semakin menunjang penguasaan materi baik teori
maupun praktek serta penguasaan sosok yang utuh untuk menjadi tenaga
pengajar/guru profesional pendidikan agama Islam bagi mahasiswa program studi
pendidikan agama Islam (PAI).

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendapatkan hasil analisis tentang dukungan kurikulum muatan lokal terhadap
mata kuliah inti program studi PAI terutama yang berkenaan dengan :
a. Struktur mata kuliah muatan lokal dalam MKK program studi PAI

b. Dukungan lingkup tujuan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah inti
dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI.

c. Dukungan lingkup materi/isi mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah
inti dalam struktur kurikulum MKK program studi PAI.

22

d. Ketepatan tata-urutan mata kuliah muatan lokal

dalam struktur kurikulum

MKK program studi PAI.

e. Dukungan tentang pendalaman, perluasan dan kelanjutan tujuan mata kuliah
mutan lokal dalam struktur kurikulum MKK program strudi PAI.
Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini diharapkan untuk memberikan

sumbangan pemikiran dan menjadi dasar rekomendasi dalam

perbaikan

kurikulum di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak.

2. Manfaat Penelitian
a.

Manfaat Teoritis

Dijelaskan oleh Beaucham dalam (Hamid Hasan 1988 : 32) bahwa
'implementasi kurikulum yaitu upaya merealisasikan ide, konsep dan nilai-nilai
yang terkandung dalam kurikulum tertulis menjadi kenyataan'. Hal yang sama
dikemukakan oleh Nana Syaodih (1997 : 199) bahwa 'pelaksanaan kurikulum
atau disebut juga implementasi kurikulum meliputi kegiatan penerapan semua

rencana yang tercantum dalam kurikulum tertulis'.

Atas dasar pendapat di atas itu, maka dari hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan infonnasi baru sekaligus memberikan nilai dukungan yang
bermanfaat dalam mendalami kurikulum, khususnya dalam dimensi mata kuliah
muatan lokal dan mata kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK program studi
PAI.

23

b.

Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dan
memberikan dukungan terhadap upaya peningkatan kualitas implementasi

kurikulum program studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara rinci, hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1) Mahasiswa,

dimana

akan

mempermudah dan

memperlancar proses

perkuliahan terutama mengikuti mata kuliah inti dalam struktur kurikulum
MKK program studi PAI STAIN Pontianaka.
2)

Dosen, sebagai masukan dalam memperbaiki kualitas perkuliahan.

3)

Program Studi PAI, akan meneliti dan mengkaji ulang implementasi
kurikulum yang dilaksanakan baik itu mata kuliah muatan lokal maupun mata
kuliah inti dalam struktur kurikulum MKK, khususnya dalam penyebaran
mata kuliah.

4)

Lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, sebagai

laporan sekaligus masukan dan usulan bahwa dalam menentukan kebijakkan
distribusi kurikulum muatan lokal dan kurikulum inti (nasional) harus

diperhatikan nilai dukungan dari kedua kurikulum tersebut.

5) Para pihak yang akan meneliti dan mengkaji implementasi kurikulum muatan
lokal dan kurikulum inti (nasional) khususnya pada Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAPN), diharapkan menjadi ilustrasi sekaligus bahan
masukan sehingga menghasilkan suatu kajian ulang implementasi kurikulum
yang lebih lengkap dan akurat serta lebih bermakna.

b a b in

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

deskriftif analitik. Penggunaan

metode deskriftif analitik dalam penelitian ini dirancang sesuai dengan maksud

dari penelitian, yang ingin mengungkap hal sesungguhnya tentang dukungan
kurikulum mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah keahlian program studi
pendidikan agamaIslam.

Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis dukungan

kurikulum

muatan lokal terhadap kurikulum inti program studi Pendidikan Agama Islam

(PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak. Dukungan
tersebut bersifat fungsional dari tujuan dam materi/isi mata kuliah muatan lokal

terhadap mata kuliah keahlian. Hasil analisis dukungan kedua mata kuliah muatan
lokal tersebut di atas diharapkan mampu mendeskripsikan tujuan dam materi/isi
secara ideal yang diperlukan untuk menguasai materi-materi yang ada pada mata

kuliah keahlian, dan selanjutnya akan dianalisis kesenjangan dengan tujuan dan

materi/isi yang telah terdapat dalam mata kuliah keahlian. Deskripsi hasil analisis
tersebut diberikan pertimbangan lebih lanjut yang dipergunakan dalam upaya

untuk menyempumakan pemberian kurikulum muatan lokal pada program studi

pendidikan agama Islam (PAI) dan hal itu mempakan rekomendasi dari
penelitian ini.

65

66

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Donald Ary (1985 :322) menegaskan

bahwa penelitian deskriftif analitik dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status atau gejala yang ada menurut apa adanya saat penelitian
dilakukan, dan juga dilakukan analisis terhadap hasil deskrifsi tersebut.
B. Objek dan Sumber Data Penelitian

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka sebagai objek

penelitian ini adalah mata kuliah muatan lokal dalam struktur kurikulum MKK
PAI, yang didalamnya terdapat matakuliah-matakuliah inti.

Disamping itu juga, yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini
adalah:

1. Dosen yang membina mata kuliah muatan lokal dan mata kulaiah keahlian
pada program studi pendidikan agama Islam (PAI).
2. Ketua dan Sekretaris program studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

3. Mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam yang aktif pada tahun
akademik 1996/1997, 1997/1998, 1998/1999, 1999/2000. Dimana mereka

telah memprogramkan mata kuliah muatan lokal dan mata kuliah keahlian.
C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pembahasan

dukungan mata kuliah muatan lokal terhadap mata kuliah keahlian program studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data
yaitu :

67

1.

Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tertulis dan
pengkajian tentang:

a. Dokumen yang dijadikan bahan kajian adalah dokumen resmi yang bersifat
ekstemal (Lexy J. Moleong, 1988 : 139), yaitu :

1) Silabus mata kuliah muatan lokal pada struktur mata kuliah keahlian
program studi pendidikan agamaIslam.

2) Buku pedoman Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak.

3) Dokumen kurikulum tahun 1997 dan keputusan lain yang relevan dengan
penelitian ini.

b. Disamping itu dokumen diperoleh juga dari dosen yang membina mata
kuliah muatan lokal yang menyiapkan GBRP, kemuadian dialisis dengan

tujuan dan materi mata kuliah keahlian program studi pendidikan agama
Islam (PAI).

c. Dan dokumen juga diperoleh dari catatan mahasiswa, ketika mengikuti

perkulian muatan lokal dan mata kuliah keahlian program studi pendidikan
agama Islam (PAI)

d. Dokumen struktur program kurikulum, temtama pada komponen tujuan dan
materi mata kuliah muatan lokal untuk melihat ketepatan tataurutannya dan

pendalaman, perluasan serta kelanjutan kurikulum tersebut.

68

2.

Wawancara

Wawancara merupakan proses komunikasi antara peneliti dengan

responden, maksudnya adalah untuk merekonstruksi mengenai orang, kejadian,
kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan (Lincoln & Guba dalam Lexy J.
Moleong). Wawancara mempakan percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu melalui proses tanya jawab secara lisan, yang melibatkan

dua/lebih orang secara tatap muka. Jadi dengan demikian wawancara dilakukan

untuk menggali data yang bersifat wordview untuk mengungkapkan makna yang
terkandung dari masalah-masalah yang diteliti.

Terdapat beberapa pertimbangan mengapa wawancara ditetapkan sebagai
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Pertama, dengan wawancara orang

lebih mudah memberikan persepsi, tanggapan, opini, keyakinan, harapan dan

motivasi. Kedua, dengan mewawancara peneliti dapat menangkap aksi, reaksi

dari seseorang melalui indikator mimik muka, ekspresi muka, nada suara dan
prilaku(Mien Hidayat, 1995: 17).

Mengingat terdapat beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan informasi, maka dalam penelitian ini wawancara yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan adalah wawancara

yang bebas terpimpin, atau gabungan antara wawancara terstmktur dan tak
terstruktur, hal ini dilakukan karena dengan wawancara terpimpin atau terstmktur

pokok-pokok yang dijadikan pertanyaan diatur secara sangat terstriktur untuk
mendapatkan infonnasi yang baku. Sedangkan penggunaan wawancara bebasa
atau wawancara tak terstmktur dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang

69

tidak baku artinya wawancara ini dilakukan untuk mengungkap motivasi, maksud
atau penjelasan mengenai suatuperistiwa, situasidan keadaantertentu.
Proses wawancara dalam rangka untuk mengumpulkan data seperti yang

dijelaskan di atas pelaksanaannya dilakukan oleh penulis sendiri tanpa bantuan

perantara, oleh karena dalam penelitian deskriftif peneliti hams turun sendiri
kelengkapan untuk mengumpulkan data dalam situasi yang sebenarnya No entry
no research (Nasution, 1988:43). Senada dengan hal tersebut Subiono (1988 : 10)

mengatakan bahwa alat yang paling tepat digunakan dalam penelitian deskriftif
analitik adalah manusia, karena prilaku manusia paling tepat direkam dengan

menggunakan alat manusia juga. Dengan demikian wawancara dalam penelitian
ini dilakukan terhadap Pembantu Ketua I bidang Kurikulum, ketua program dan

sekretaris program Pendidikan Agama Islam (PAI), para dosen pengasuh mata
kuliah dan mahasiswa.

Wawancara untuk menganalisis tujuan dan materi mata kuliah muatan

lokal dengan dosen dan mahasiswa serta ketua dan sekretaris program pendidikan
agama Islam dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data-data, setiap yang akan diwawancarai.
b. Wawancara dilaksanakan ditempat dimana orang yang akan diwawancarai

tersebut berada dan bekerja. Sebelum wawancara dilaksanakan, peneliti
menjelaskan permasalahan yang dijadikan topik wawancara.
c.

Pada saat wawancara dilaksanakan, peneliti meminta responden untuk

memperlihatkan Garis Besar Program Perkuliahan (GBRP), tujuan serta
materi yang digunakan dalam perkuliahan mata kuliah muatan lokal dan mata

70

kuliah keahlian. Hal ini dilakukan supaya dapat membandingkan tujuan dan

materi/isi dari berbagai nara sumber yang diteliti.

d.

Akan memberitahukan kepada responden kalau dalam pelaksanaan

wawancara ada hal-hal yang penting akan direkam untuk menjaga keakurtan
data yang diperoleh.

Untuk menjaga konsestensi dengan fokus masalah penelitian, maka
dibawah ini disusun kisi-kisi pengumpulan data sebagai berikut:
TABEL HI. 1

KISI-KISI PENGUMPULAN DATA

No.

Tujuan
Pengumpulan Data

Data yang akan
Dikumpulkan

Sumber

Teknik

Data

Pengump
ulan Data

1

Untuk mengetahui
dukungan mata ku

Tujuan mata kuliah

liah muatan lokal

diperoleh dari mata

sekretari

terhadap mata kuliah

kuliah muatan lokal

sPAI

inti dalam struktur

yang sudah diprogram-

kurikulum MKK

kan pada PAI.

muatan lokal yang

1. Ketua

Program

2. 12 Orang

- Kajian
dokume
ntasi

- Wawan
cara

Dosen

3. 5 Orang

program studi PAI,
ditinjau dari lingkup

Mahasis

tujuan.

wa

4. Silabus
MULOK

2

- Kajian

Untuk mengetahui
dukungan mata ku

Materi-materi mata
kuliah muatan lokal

1. Silabus

liah muatan lokal

yang diperoleh dalam
silabus program studi

2. 12 Orang

ntasi

Dosen

- Wawan

inti dalam struktur

Pendidikan Agama

3. 5 Orang

kurikulum MKK

Islam dan Dosen

Mahasis

program studi PAI,
ditinjau dari lingkup

pengasuh mata kuliah

wa

terhadap mata kuliah

mat