STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PADA SMU SWASTA DI KOTAMADYA BANDUNG.

STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
PADA SMU SWASTA DI KOTAMADYA BANDUNG

TESIS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tcsis Program Pascasarjana
Institut Keguruan Dan Hmu Pendidikan Bandung
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan

OLEH:

ASEP ROSWANDA
NIM : 959649

BIDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA (S-2)
IKIP BANDUNG
1999


DISETUJUI DAN DISYAHKAN TIM PEMBIMBING

PROF. DR. SUPANDI
Pembimbing

I

h& H\^
PROF. DR. ACHMAD SANUSLSKMPA
Pembimbing II

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA IKIP BANDUNG
1999

ABSTRAK

Perkembangan dan perubahan
yang terjadi di lingkungan
masyarakat, memberikan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan baik untuk masa kini maupun yang akan datang.

Hal
tersebut,
salah satu di
antaranya tuntuntan terhadap
perbaikan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

Implikasinya setiap lembaga pendidikan harus mampu me-

nyesuaikan sesuai dengan harapan

masyarakat, termasuk SMU

Swasta. Penyesuaian diselaraskan dengan perkembangan Iptek
keahlian, dan informasi yang berkembang.
Namun dibalik itu,
masih banyak persoalan mendasar
yang belum dapat diselesaikan secara baik, seperti rendahnya kualita proses, mulai dari pendekatan pendidikan moral
dan etika yang semakin pudar, terjadinya perkelahian antara pelajar, kewibawaan guru yang memudar.
Demikian pula

dengan kualitas luaran,rendahnya pencapaian standar lulusan yang digambarkan oleh NEM, rendahnya pengetahuan dan
keterampilan bawaan setelah belajar di perguruan tinggi,
atau dunia kerja.
Oleh sebab itu,
pengelola
SMU
Swasta
sudah saatnya untuk melakukan upaya-upaya yang mengarah
kepada perbaikan kualitas proses dan luaran selaras dengan
tuntutan pendidikan bagi kepentingan individu dan masya
rakat.

Salah satu pusat perhatian ke arah perbaikan, bertolak
dari visi dan misi organisasi
penyelenggara seperti yayasan atau badan penyelenggara SMU Swasta. Visi dan misi ti-

dak hanya sekedar pernyataan, akan tetapi dapat dilaksanakan, secara sistematis dengan strategi yang tepat dan ditunjang oleh perangkat yang memadai.
Salah satu faktor yang dapat memperbaiki kxnerja sekolah yakni melalui pengembangan organisasi. Pengembangan
tersebut, dapat dilakukan melalui kolektivitas dan kesamaan visi antara pimpinan yayasan, dan kepala sekolah serta
seluruh komponen personil dengan dilandasi komitmen untuk

tercapainya tujuan pendidikan.
Visi
suatu lembaga pen
didikan harus mengarah kepada kemampuan mengantisipasi dan
adaptasi masa depan.
Penelitian ini terfokus

tegi pengembangan organisasi

pada masalah;

Bagaimana stra

SMU Swasta di Kotamadya Ban

dung.

Tujuan penelitian ini, adalah untuk menganalisis; kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman; penetapan visi dan
misi, tujuan dan strategi;
kebijakan dalam menetapkan

strategi pengembangan administratif, sumber daya manusia,
layanan dan teknologi.

Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif

pen

dekatan kualitatif.

Hanya sebagian kecil penyelenggara SMU Swasta, melaksanakan analisis internal dan eksternal secara sistemik
dan berkesinambungan, dimana hasilnya dapat dimanfaatkan
atau mengatasi kelemahan dan ancaman yang terjadi baik
masa kini maupun masa yang akan datang.

Penetapan visi, misi, tujuan dan strategi, hanya bagi
SMU Swasta kelompok besarlah yang telah menetapkan serta
melaksanakannya, sedangkan bagi sekolah sedang dan kecil
masih terlibat dalam pemecahan-pemecahan masalah yang bersifat unik.

Demikian pula kebijakan


dalam

strategi

pengembangan

organisasi yang telah melaksanakan secara sistematis dan
terprogram, hanya pada kelompok sekolah besar.
Hal terse-

but erat kaitannya dengan wawasan dan pemahaman para ketua
yayasan penyelenggara dan kepala sekolah sebagai pelaksana
harian. Sedangkan bagi kelompok sedang kecil, tampaknya
belum dilakukan secara sistematis, terprogram. Salah satu
faktor temuan yang menjadi kendala dan sekaligus kelemahan
pada kelompok ini adalah, ketidak jelasan visi dan misi,
serta perangkat penunjang yang minim. Masing-masing kelom
pok mempunyai kekuatan, kelemahan dan peluang serta ancam
an yang bervariasi, sesuai dengan bobot yang dihadapinya.

Pemanfaatan peluang, hanya dilakukan oleh kelompok besar,
sesuai dengan kemampuan jaringan informasi yang memadai.

Secara garis besar dapat disimpulkan, bahwa strategi
pengembangan organisasi SMU Swasta di Kotamadya Bandung,
hanya sebagian kecil saja yang telah melaksanakannya seca
ra sistematis dan terprogram, hasilnya

dapat dilihat dari

performen sekolah tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Swasta di Kotamadya Bandung, sangat
dari ciri khas yayasan, performansi

karaktersitik

SMU


bervariasi ditinjau
sekolah, fasilitas,

jumlas siswa dan guru, serta NEM sebagai gambaran prestasi

akademis. Temuan mengkategorikan sebagai berikut; kelompok
besar 8,8%; sedang 21,97 % dan kecil 69,23% dari 91 SMU
Swasta di Kotamadya Bandung.
Indikator keberhasilan tersebut, dilihat dari raw in

put siswa yang setara

dengan negeri, kesanggupan dan par-

tisipasi pembiayaan pendidikan, kepercayaan masyarakat lapisan sosial ekonomi menengah,
dan hasil perolehan NEM
yang memenuhi standar.

xx


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR

i

UCAPAN TERIMA KASIH

iii

DAETAR ISI

vi

DAFTAR TABEL

viii


DAFTAR GAMBAR

ix

ABSTRAK

x

BAB. I PENDAHULUAN

BAB.

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Perumusan Masalah

9


C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

10

D. Kerangka Berpikir

12

II LANDASAN TEORITIS

A. Strategi Pengembangan Organisasi
1.
2.
3.
4.

Organisasi Sebagai Sistem
Strategi
Model dan Komponen Manajemen Strategik
Strategi Pengembangan Badan Nir Laba dan
Layanan Umum

14
14
16
19
Sektor
27

B. Konsepsi Pengembangan Organisasi SMU Swasta

31

1. Pengembangan Administratif Pendidikan
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia

31
32

3. Pengembangan Pelayanan
4. Pengembangan Teknologi

33
34

C. Kesimpulan Studi Kepustakaan (Premis)

35

BAB.Ill PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian

37

B. Lokasi Penelitian

39

C. Subyek Penelitian

40

D. Teknik Pengumpulan Data

41

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data

43

F. Prosedur Analisis Data

45

G. Validasi Temuan Penelitian

45

vx

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

49

1. Kekuatan,Kelemahan, dan Peluang Serta Ancaman
yang Dihadapi Badan penyelenggara SMU Swasta ...
2. Penetapan Visi, Misi, Dan Tujuan Penyelenggara
SMU Swasta di Kotamadya Bandung
3. Kebijakan Strategik Pengembangan Organisasi Sekolah
B. Pembahasan Penelitian

59

68
75

101

BAB. V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

109

B. Rekomendasi

Ill

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Vll

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Perbandingan Perolehan
Swasta di Propinsi
1996/1997

NEM SMU

Negeri dan

Jawa Barat Tahun Ajaran
4

Tabel 2 Peringkat Sepuluh Besar
Perolehan NEM Pro
gram IPA Tahun Ajaran 1996/1997

4

Tabel 3 Karakteristik Komponen Fasilitas Gedung SMU
Swasta di Kotamadya Bandung

51

Tabel 4 Fasilitas
Pendukung PBM SMU Swasta di Kota
madya Bandung

53

Tabel 5 Fasilitas
Pendukung PBM SMU Swasta di Kota
madya Bandung

53

Tabel 6 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program (Al)...

57

Tabel 7 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program (A2)...

57

Tabel 8 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program IPS

58

Tabel 9 Rentang NEM Tahun 1996/1997 Program Bahasa.

58

vxix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Tipe Perubahan Dalam Organisasi
Gambar 2 Kerangka

Berpikir

7
13

Gambar 3 Tahapan Berpikir Strategik

17

Gambar 4 Model Manajemen Strategik Sederhana

20

Gambar 5 Kerangka Kerja Analisis Sumber Daya

22

Gambar 6 Strategic

Management

Process in Not-For-

Profit Firms

28

Gambar 7 Service Differential Assessment

IX

30

BAB. I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Undang-Undang

Sistem

Pendidikan

Nasional Nomor 2

Tahun 1989 menegaskan bahwa "Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan ma
syarakat".

Masyarakat sebagai

nyai kesempatan

yang

luas

penyelenggaraan

pendidikan.

mitra pemerintah mempu-

untuk berperan serta dalam
Salah

satu

wujud

peran

serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan jalur
sekolah adalah Sekolah Menengah Umum Swasta (SMU).

Penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat termasuk
SMU Swasta, dilaksanakan

oleh suatu badan sifatnya la-

yanan sosial atau suatu yayasan yang telah mendapat pe-

ngakuan legal dari pemerintah

melalui pembinaan Depar-

temen Pendidikan dan Kebudayaan.

Data

statistik

penyelenggaraan

pendidikan SMU di

lingkungan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Barat

pada

akhir

tahun 1997, menginformasikan

terdapat 263

SMU Negeri dan 558 SMU Swasta, atau mencapai 32,03% diselenggarakan

pemerintah, dan 67,97%

oleh masyarakat.

Jumlah sekolah umum tersebut tersebar di seluruh daerah

TK II Kabupaten/Kotamadya serta beberapa Kecamatan.
Peran serta masyarakat melalui

sangat strategis.

penyelenggaraan SMU

Hal itu dapat dipandang dari dimensi

yang menyangkut; pertama berperan

serta merealisasikan

visi dan misi pendidikan

nasional dalam rangka mencer-

daskan kehidupan bangsa.

Kedua turut serta merealisasi-

kan strategi

pendidikan

kebijakan

nasional berkenaan

dengan pemerataan kesempatan bagi masyarakat dalam menperoleh pendidikan menengah umum. Ketiga turut membantu

pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan jalur seko
lah pada tingkat menengah, mengingat dipandang dari sisi pendanaan belum
tersebut

mampu tertanggulangi.

mengisyaratkan

SMU Swasta,

Ketiga peran

sangat

strategis

dalam meningkatkan pengembangan sumber daya manusia.
Salah satu penomena yang perlu

dijadikan bahan pe-

mikiran pihak-pihak terkait,yakni dinamika dan tuntutan
masyarakat secara luas.

dapat

dipenuhi

apabila

Swasta, dilandasi oleh
Dipandang dari

Dinamika dan tuntutan tersebut

organisasi

penyelenggara SMU

visi dan misi yang ditetapkan.

manajemen pendidikan,

visi dan misi

dapat dicapai melalui strategi pengembangan organisasi.
Pengembangan

tersebut,

kebijakan tingkat

secara

sistematis

dan diikuti

atas untuk mendukung otonomi organi

sasi penyelenggara secara kreatif.
Keberadaan SMU Swasta saat ini dihadapkan pada ber-

bagai tantangan, yang tidak
kerangka dasar strategi

dapat

kebijakan

terpisah

pula dari

pendidikan nasional

meliputi;pemerataan, kualitas, relevansi dan efisiensi.
Dipandang dari pemenuhan pemerataan kesempatan pen

didikan tingkat menengah,telah menampakkan secara nyata

dengan indikasi bahwa jumlah SMU Swasta mencapai 67,97%
dari seluruh SMU yang berada di

Propinsi

Namun dipandang dari aspek kualitas,

siensi masih diperlukan

Jawa

Barat.

relevansi dan efi-

peningkatan serta pengembangan

berbagai potensi internal maupun eksternal.

Salah satu indikasi harapan masyarakat terhadap SMU
Swasta yakni bagaimana proses penyelenggaraan pendidik
an dan

hasil

perolehan peserta

didik, sehingga mampu

bersaing dalam meningkatkan pendidikan pada jenjang lebih tinggi atau memasuki masyarakat secara luas.

Secara empiris SMU Swasta saat ini, yang telah men
dapat kepercayaan

masyarakat berkenaan dengan kualitas

proses dan hasil, yakni sangat

bilitas dan

dipengaruhi oleh kredi-

adaptabilitas suatu badan atau yayasan pe

nyelenggara.

Keadaan

tersebut

sangat

erat kaitannya

dengan kemampuan manajerial pada tingkat institusi, dan
kebersamaan pihak penyelenggara dengan pelaksana harian
sekolah dalam menciptakan suatu kepercayaan masyarakat.
Salah satu gambaran

empiris

saat ini yang menjadi

tolok ukur keberhasilan kualitas luaran adalah peroleh

an Nilai Ebtanas Murni.

Data statistik persentase per

bandingan

SMU Negeri

dan

Swasta di lingkungan Kanwil

Depdikbud

Propinsi Jawa Barat

pada tahun ajaran 1996/

1997 ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah ini.

TABEL 1

PERBANDINGAN PEROLEHAN NEM SMU NEGERI DAN SWASTA

DI PORPINSI JAWA BARAT TAHUN AJARAN 1996/1997
NO PROGRAM
1
2
3
4

Fisika

Biologi
Sosial
Bahasa

SUMBER

KANVIL

SMU NEGERI
SMU SWASTA
PEROLEHAN RATA-RATA PEROLEHAN RATA-RATA

56,70
50,62
49,77
58,04

47,44
37,48
38,94
41,96

53,79

DEPDIKBUD

PROPINSI

JAVA

BARAT

41,47
(10P7)

Tabel 1 memberikan gambaran bahwa perolehan NEM SMU se
cara umum masih di bawah angka yang dianggap batas nor
mal yakni 6,00 (enam koma nol) skala 10.

Rata-rata

perolehan

gambaran umum sehingga
rendah dari negeri.

NEM, dapat

terkesan bahwa SMU Swasta lebih

Namun dipandang

tatif, terungkap bahwa

dipandang sebagai

yang

dari kasus kuali-

termasuk urutan peringkat

sepuluh Nilai Ebtanas Murni (NEM) dari 115 SMU yang ada
di Kotamadya Bandung, terdapat

lima (4,3%) SMU Swasta.

Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada Tabel 2.
TABEL 2

PERINGKAT SEPULUH BESAR
PEROLEHAN NEM TAHUN AJARAN
1996/1997
NO
1

2
3
4
5

NAMA SEKOLAH

SMUK
SMUK
SMUK
SMUK
SMUK

SUMBER

AL0YSIUS 1 BANDUNG
AL0YSIUS 2 BANDUNG
SANTA ANGELA
BINA BAKTI BANDUNG
PENABUR 1
BANDUNG
KANVIL

DEPDIKBUD

Faktor dominan

yang

IPA
2
4

P]ERINGKAT
IPS
4

3
7

2

dihadapi

1
7

1

PROPINSI

BHS

1

8
JAVA

BARAT

(1PP7)

oleh sebagian besar

SMU Swasta dapat diuraikan di bawah ini.

Raw Input (Masukan Siswa)

Pertama, mengingat ketetapan memasuki SMU Negeri me
lalui

seleksi

NEM SLTP dibakukan atas dasar pasing

grade, implikasinya calon yang

tidak dapat diterima

di SMU Negeri ditampung di SMU Swasta.

Kedua, masih kuatnya

kepercayaan

masyarakat bahwa,

layanan sekolah negeri lebih ekonomis dan status,kecuali beberapa

sebagian

SMU Swasta tertentu.

besar SMU Swasta

dilihat dari dasar akademis,

standar SMU Negeri.

Konsekuensinya

memperoleh peserta didik
kebagian siswa

dibawah

Keadaan tersebut, tidak menutup

kemungkinan dapat menjadikan potensi kerawanan perilaku siswa, dan rendahnya prestasi lulusan.

Instrumental Input

Pertama, guru sebagai

komponen

instrumental

dalam

sistem organisasi pendidikan, mempunyai peranan yang
strategis dalam

transformasi belajar mengajar.

mun secara empiris sekolah
waktu para guru yang

Na-

swasta memanfaatkan sisa

mengajar

di

sekolah

negeri.

Hal tersebut sangat erat dengan kemampuan dana dalam
merekrut guru secara tetap di yayasan,

atau

terba-

tasnya subsidi guru dari pemerintah.
Konsekuensinya

pelaksanaan

proses belajar mengajar

di sekolah, dilaksanakan oleh guru yang sudah
alami tingkat kelelahan tinggi.

meng-

Kedua, sarana dan prasarana belajar, khususnya

yang

berkaitan dengan kelengkapan laboratorium, perpustakaan dan media

pendidikan

lainnya sangat terbatas.

Konsekuensinya proses belajar mengajar
ras dengan prasyarat

kurang sela-

penyelenggaraan pendidikan se-

tingkat sekolah menengah yang

mempersiapkan peserta

didik melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi

3.

Output

Hanya sebagian kecil

memasuki PTN, dan

lulusan

hanya

SMU Swasta yang mampu

sebagian

kecil lagi dapat

memasuki PTS berkualifikasi baik.

Sejalan dengan

keadaan

besar SMU Swasta yang

yang dihadapi oleh sebagian

dipaparkan, juga menghadapi ken-

dala ekternal yakni perkembangan yang terjadi di masya
rakat. Perkembangan tersebut terjadi karena adanya per-

ubahan yang

berkaitan

dengan

faktor sosial, ekonomi,

budaya, teknologi serta informasi.

Implikasi terhadap

penyelenggaraan SMU Swasta ada

lah bagaimana mengoptimalkan

layanan pendidikan sesuai

dengan tuntutan internal dan eksternal.
Bertolak dari keadaan di atas, nampaknya penyeleng

gara dituntut

untuk

mengembangkan

proses

pendidikan

labih kompetitif dengan tidak hanya mengejar jumlah pe
serta didik, akan tetapi juga mengarah pada kualitas
layanan.

7

labih kompetitif dengan tidak hanya mengejar jumlah peserta didik, akan tetapi juga

layanan.

mengarah

Kualitas layanan pada

terwujud jika

manajemen

dengan baik, dilandasi

dasarnya

organisasi

visi

pada

dan

kualitas

hanya

sekolah

dapat

dikelola

misi yang jelas, di-

ikuti oleh persepsi, aspirasi dan deskripsi setiap personil sehingga menjadi suatu
mencapai tujuan.

jemen

organisasi

komitmen organisasi untuk

Hakikat dari upaya pengembangan mana

adalah memperkuat komitmen personil,

yang dapat mendorong perilaku organisasi termasuk dalam
lingkungan pendidikan.

Richard L. Daft (1986:269) mengemukakan bahwa untuk

mengikuti

suatu

perkembangan

organisasi

adanya pengembangan tatanan organisasi.

diperlukan

Ada empat tipe

pengembangan organisasi meliputi; pengembangan teknologi; produk; administratif; dan sumber daya manusia.
Administrattive

Technology

Products/
Services

Human Resources

Adiministrative

Gambar 1. Tipe Pengembangan Dalam Organisasi
Richard L.Daft (1986:269)

8

Pertama, pengembangan

ngan organisasi

administratif

berkenaan de

pendidikan, mencakup struktur, tujuan,

kebijakan, insentif,

sistem

informasi, dan

anggaran.

Kedua,pengembangan sumber daya manusia berkenaan dengan
pengembangan sikap, keterampilan, pengharapan, keperca

yaan, perilaku para pegawai

termasuk pimpinan.

yang disebutkan tadi juga mencakup

kasi,

pemecahan

kemampuan

peningkatan komuni-

masalah, kemampuan

teknis lainnya bagi

Selain

perencanaan serta

para personil.

Ketiga,

pengembangan produk berkenaan dengan hasil atau layanan
keluaran

organisasi dalam proses pendidikan.

pengembangan ini

Tuntutan

mencakup bagaimana memenuhi kebutuhan

masyarakat dari hasil

proses pendidikan.

Keempat, pe

ngembangan teknologi berkenaan dengan proses pendidikan
disesuaikan dengan kebutuhan layanan yang strategis,dan
teknologi pendidikan

yang

dapat menunjang proses bel

ajar mengajar.

Konsep yang

dijelaskan, selaras

administrasi pendidikan

dan

dengan

kebutuhan

mempunyai relevansi untuk

dijadikan acuan analisis pengembangan manajerial di se
kolah swasta.

Mengamati

perkembangan

organisasi

SMU

Swasta di Kotamadya Bandung, sebagian besar masih meng-

alami berbagai kendala dalam layanannya.

Dengan demikian, betapa pentingnya setiap organisa
si termasuk persekolahan untuk melakukan suatu restrukturisasi atau upaya pengembangan secara sistematis.

9

Upaya pengembangan
sebagai upaya

organisasi persekolahan, hakikatnya

pencapaian

potensi-potensi yang ada.
manajemen

strategik

tujuan

melalui optimalisasi

Salah satu

sebagai

pola pikir dan sekaligus

sebagai perangkat manajemen dalam
si.

pendekatan yakni

pengembangan organi-

SMU Swasta, sudah sewajarnya menetapkan visi, misi

sebagai acuan

pencapaian

strategik dan taktik

peningkatan kualitas, dengan

yang jelas dalam prosesnya.

sebab itu, SMU Swasta sebagai

Oleh

organisasi penyelenggara

pendidikan, diperlukan kepemimpinan

yang mempunyai ke

mampuan manajerial.

Dengan demikian perlu kiranya ada suatu kajian yang
mengarah

pada

pengembangan

manajemen penyelenggaraan

SMU Swasta selaras dengan strategi dasar kebijakan yak
ni, makna dari pemerataan, kualitas, relevansi dan efisiensi.

Pengkajian tersebut dipandang perlu untuk mendapatkan salah satu pemecahan
pada aspek peningkatan

masalah

yang

titik beratnya

pemerataan kepercayaan, melalui

pengembangan organisasisekolah.

tian ini berfokus mengenai

Oleh sebab itu peneli

Strategi Pengembangan Orga

nisasi Pada SMU Swasta di Kotamamadya Bandung.

B.

Perumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang yang diuraikan terdahulu, maka diajukan perumusan masalahnya adalah:

10

"Bagaimana strategi

pengembangan

organisasi

pada SMU

Swasta di Kotamadya Bandung dilaksanakan".

Rumusan masalah tersebut, dirumuskan pada pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi dalam

pengembangan

organisasi SMU Swasta,

serta bagaimana cara memanfaatkannya atau mengatasisinya.

2. Apakah penetapan visi,misi dan tujuan organisasi SMU
Swasta, telah dilaksanakan

sesuai dengan hasil ana

lisis ?

3. Apakah kebijakan program pengembangan organisasi me-

liputi

aspek; administratif; sumber

layanan; dan teknologi,

daya

manusia;

dilaksanakan dalam

kesatuan

sistem pengelolaan SMU Swasta.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.

Tujuan Penelitian
a.

Secara Umum

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi
strategi pengembangan organisai sekolah, yang dilak

sanakan penyelenggara

SMU Swasta

di Kotamadya Ban

dung.

Selain itu diharapkan diperoleh temuan yang dapat
dijadikan landasan dalam pemecahan masalah berkenaan

11

dengan

meningkatkan

kualitas

penyelenggaraan pen

didikan di SMU Swasta.

b.

Secara Khusus

Tujuan khusus
analisis

penelitian ini

adalah untuk meng-

:

1. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam pengembangan
serta bagaimana

cara

organisasi SMU Swasta,

memanfaatkannya atau meng-

atasinya.

2.

Apakah penetapan visi, misi dan tujuan organisasi

SMU Swasta,telah dilaksanakan sesuai dengan hasil
analisis ?

3. Apakah kebijakan program

pengembangan organisasi

meliputi aspek;administratif;sumber daya manusia;
layanan; dan teknologi, dilaksanakan dalam

kesa-

tuan sistem pengelolaan SMU Swasta.

2.

Manfaat Penelitian

a.

Secara Teoritis

Dipandang dari teoritis penelitian ini dapat mem

berikan manfaat bagi pengembangan wawasan ilmu admi
nistrasi pendidikan, khususnya

dalam

memanfaatkan

dan mengembangkan teori organisasi pendidikan sesuai
dengan perkembangan masyarakat.

12

b.

Secara Praktis

Sebagai bahan

masukan dan kajian dalam upaya pe

ningkatan penyelenggaraan SMU Swasta khususnya :

1) Pengelola dan pelaku organisasi penyelenggara SMU
Swasta di Kotamadya Bandung.
2) Badan Musyawarah Perguruan Swasta sebagai lembaga

yang menaungi

organisasi perguruan swasta di Ko

tamadya Bandung.

3) Pengawas pendidikan

menengah

umum,dan

pimpinan

terkait dalam pembinaan perguruan swasta di lingkungan Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat.

D.

Kerangka Berpikir
Bertolak dari latar

dan

tujuan

belakang,

perumusan

masalah,

penelitian, penulis menggambarkan kerangka

berpikir tersebut sebagai panduan berpikir bagi peneliti,

maka dapat ditunjukkan pada gambar 2.

13

SMU SWASTA

ANALISIS INTERNAL

ANALISIS EKSTERNAL

- Perilaku organi
-

Potensi

sumber-

- Peluang yang ada
- Kemungkinan ker-

SWOT

sasi


<

ja sama, dan kepentingan lain

sumber

- Kelemahan yang

- Ancaman,

ada

&

Per-

saingan
V

VISI, MISI, TUJUAN
V

PENETAPAN

STRATEGI PENGEMBANGAN
X

ADMINISTRA

SUMBER DAYA
MANUSIA

TE

LAYANAN

TEKNOLOGI

V

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN
Perencanaan Pelaksanaan

Evaluasi

V

Penilaian
pemerintah

>

HASIL PENGEMBANGAN

Penilaian

Kuantitas,Kualitas
v

masyarakat

Gambar 2.Kerangka Berpikir

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Sebagaimana telah dirumuskan pada bab pertama, pe
nelitian ini

tidak bermaksud

bungan antar

variabel malalui

untuk

mengungkapkan hu

studi korelasi atau re-

gresi untuk menguji hipotesis tertentu.

Oleh 6ebab itu

fokus kajian penelitian ini menyangkut perilaku organi
sasi, maka metode yang

dianggap

tepat

adalah

metode

deskriptif pendekatan kualitatif.

Sejalan dengan pendapat itu, Taylor dan Bogdan mengemukakan

bahwa

penelitian

kualitatif tidak sekedar

teknik pengumpulan data , tetapi

merupakan cara pende

katan terhadap dunia empiris. Menurut mereka pendekatan

kualitatif merujuk
penelitian

yang

pada

pengertian yang luas terhadap

menghasilkan

data

deskriptif, yaitu

berupa kata-kata dan perilaku orang yang dapat diobservasi baik

lisan

maupun tulisan.

Meleong menyimpulkan

bahwa

akar pada latar belakang

Lebih lanjut Lexy J.

penelitian kualitatif ber-

alamiah sebagai kebutuhan dan

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,memanfaatkan

metode

kualitatif, dan

mengadakan

analisis data

secara induktif. Sasaran penelitian diarahkan pada usa-

ha menemukan teori-teori dasar penelitian yang bersifat
deskriptif,
membatasi

lebih mementingkan proses dari pada
studi

dengan

fokus,

37

memiliki

hasil,

seperangkat

38

kriteria untuk memeriksa

keabsahan data, dan hasil pe

nelitian disepakati oleh kedua

belah pihak yakni pene-

liti dan subyek penelitian.

Bogdan dan Biklen (1982)

mengemukakan lima karak

teristik utama dari penelitian kualitatif, yakni:

1. Qualitative research has the natural setting as the
direct source of data and the researcher is the key
instrument.

2. Qualitative research is descriptive.

3. Qualitative

researchers

are cdncerned with process

rathefi than simply with outcomes or products.
4. Qualitative researchers tend to analyze their data
inductively.

5. Meaning is of essential

concern

to the qualitative

approach.

Kelima karakteristik diatas menunjukkan adanya kesesuaian

dengan penelitian ini.

Karakteristik pertama

adalah peneliti sendiri sebagai instrumen
langsung mendatangi sumber datanya.

menjelaskan bahwa

utama secara

Karakeristik kedua

data-data yang dikumpulkan dalam pe

nelitian ini cenderung dalam bentuk

kata-kata daripada

angka sehingga hasil analisisnya berupa uraian.

Karak

teristik ketiga, hasil peneltian kualitatif lebih mene

kankan pada
empat,

proses

penelitian

daripada hasil.
kualitatif

Karakteristik ke

cenderung

menganalisis

data secara induktif dan karakteristik kelima, peneliti
mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati.
Dari kelima

karakteristik

penelitian

kualitatif

yang telah dijelaskan diatas, maka jelaslah bahwa pene
liti sendiri merupakan

pengumpul

data utama.

39

Hal ini seperti dinyatakan oleh Nasution (1988) bahwa
peneliti sebagai instrumen penelitian dalam penelitian

kualitatif mempunyai rasional yang dapat dipertanggungjawabkan sebab mempunyai adaptabilitas yang tinggi, se
hingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah selama penelitian berlangsung.
B. Lokasi Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pe
nelitian ini akan dilaksanakan pada SMU Swasta di Kota
madya Bandung.

Secara umum gambaran penelitian dapat dikemukakan
sebagai berikut :

1. Sekolah Menengah Umum Swasta.

Sekolah Menengah Umum Swasta yang
penelitian adalah dibawah

pimpinan

yang dibantu oleh para wakilnya

dijadikan lokasi
Kepala

antara

Sekolah

lain

Wakil

Kepala Sekolah bidang kurikulum, kesiswaan, Hubungan
Masyarakat dan Sarana dan Prasarana. Pada lingkungan
sekolah ini diperoleh data dan
berbagai aktivitas

informasi

tentang

pengelolaan organisasi

sekolah

sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
2. Badan Penyelenggara Pendidikan

Badan penyelenggara pendidikan sebagai lembaga yang
menaungi sekolah yang bersangkutan

dapat

tempat untuk memperoleh data dan informasi

dijadikan

mengenai

40

manajemen sekolah terutama berkenaan dengan

sasaran

atau target yang diberikan Yayasan yang harus dilak
sanakan oleh para pimpinan sekolah.
C. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek atau res

ponden utama adalah Kepala Sekolah sebagai pemimpin.
Untuk mendukung data primer tersebut maka informasi dilacak pada pihak-pihak terkait didalam

organisasi

se

perti para wakil Kepala Sekolah Dan para pengurus Yaya
san Penyelenggara pendidikan sekolah yang

khususnya berkenaan dengan

bersangkutan

strategi pengembangan orga

nisasi pada sekolah yang bersangkutan.

Jumlah responden

tidak ditentukan

tetapi yang lebih penting adalah

dengan

konteks lebih penting daripada jumlah.
Hadisubroto

(1988)

bahwa

"

sebelumnya,

asumsi

Menurut

penelitian

bahwa

Subino

kualitatif

tidak akan memulai dengan menghitung atau memperkirakan

banyaknya populasi

dan

sampelnya sehingga

dipandang sebagai yang telah repre-

sentatif".

kemudian menghitung

proporsi

Sedangkan Nasution (1988) menjelaskan bahwa

"Penentuan unit sampel (responden) dianggap telah mema

dai apabila dapat

diteruskan

sampai dicapai taraf re

dundancy, ketuntasan, atau kejenuhan,

artinya

dengan

menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak

lagi diperoleh tambahan informasi yang berarti.

41

Berdasarkan kutipan diatas menunjukkan bahwa besar

sampel tergantung pada informasi yang diberikan respon

den. Apabila sudah dianggap cukup memadai, maka respon
den tidak perlu lagi diperbesar. Sehingga

para

Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Yayasan Penyelenggara
Pendidikan

yang

dipilih

sebagai

subyek

penelitian

adalah mereka yang dianggap dapat memberikan

data

dan

informasi yang diperlukan untuk penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif

pada

umumnya

teknik

yang digunakan mengumpulkan data adalah pengamatan atau
(observasi), wawancara

dan

studi

dokumenter.

teknik tersebut digunakan dalam penelitian

harapan dapat saling melengkapi dalam

Ketiga

ini

dengan

memperoleh

data

yang diperlukan.

Data primer diperoleh melalui wawancara dan obser

vasi dengan para Kepala SMU Swasta yang menjadi
penelitian dan didukung dengan informasi dari
pihak yang terkait dalam

para wakil kepala

organisasi

sekolah

dan

pendidikan yang bersangkutan.

tersebut

Yayasan
Sedangkan

sampel
berbagai
seperti

Penyelenggara
data

skunder

diperoleh dari berbagai dokumen dan program kerja
sekolahan yang

meliputi

berbagai

kebijakan

dalam melaksanakan operasi organisasi sekolah.

per

tertulis

42

1.

Observasi

Sesuai dengan pendekatan penelitian naturalistik,
maka teknik observasi merupakan teknik pengumpulan
data yang utama. Dengan observasi diharapkan dapat
memperoleh data yang benar-benar alami dari berbagai

aktivitas pengelolaan sekolah. Peneliti secara langsung melakukan observasi tentang strategi-strategi
pengembangan organisasi yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah seperti struktur organisasi,

tujuan,

kebi

jakan, kompensasi, sistem informasi manajemen dan
penganggaran dalam menghadapi berbagai tuntutan baik

dari dalam maupun dari luar organisasi.
2.

Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menggali

dan memperoleh

data yang lebih mendalam yang relevan dengan masalah
yang diteliti.

Wawancara dilakukan dengan

Sekolah sebagai pemimpin tertinggi disekolah,

Kepala

Para

wakil Kepala sekolah, dan para pengurus Yayasan pe
nyelenggara pendidikan sekolah yang bersangkutan.
3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber informasi

Melalui dokumen inilah peneliti

selain

mencari

manusia.

informasi

yang lebih jauh tentang strategi-strategi yang digu
nakan dalam pengembangan organisasi sekolah seperti
yang menyangkut, kebijakan, tujuan, sistem informasi
dan penganggaran serta pengawasan.

43

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Menurut Nasution (1988) secara garis

dalam penelitian

kualitatif

besar

tahap

terbagi dalam tiga tahap,

yaitu tahap orientasi, eksplorasi dan member check.

1.

Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam penelitian
dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan persyaratan administrasi yang meli
puti pembuatan
BAAK

IKIP

surat

dari Program Pascasarjana,

Bandung, Kantor

Sosial

Politik, dan

Kanwil Depdikbud Jawa Barat.

b. Melakukan pendekatan terhadap lembaga dan instansi terkait yang menjadi lokasi

penelitian

untuk

memperoleh informasi dan gambaran yang jelas

me-

ngenai lokasi penelitian.

c. Mempersiapkan

pedoman

wawancara

dan

observasi

untuk responden penelitian.

d. Menghubungi Para Kepala dan Wakil Kepala SMU swa
sta serta Yayasan penyelenggara untuk

menyampai-

kan surat-surat izin dan menentukan waktu peneli
tian.

2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini merupakan

tahap

implementasi

penelitian

yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

44

a. Wawancara secara intensif dengan Kepala

Sekolah,

Wakil Kepala Sekolah, Yayasan Penyelenggara

didikan

berkenaan dengan

Swasta dalam

Pen

strategi-strategi

SMU

pengembangan organisasi pada waktu

yang telah ditetapkan

bersama

baik dilingkungan

sekolah maupun diluar sekolah.

b. Mengadakan observasi terhadap Kepala Sekolah

lam upaya pengembangan organisasi di
terhadap wakil Kepala

Sekolah

dekat yang harus menjabarkan

Da

sekolahnya,

sebagai

pembantu

kebijakan-kebijakan

Kepala Sekolah, dan terhadap Yayasan yang
rikan saran dan dukungan terhadap

membe

perubahan

dan

pengembangan yang dilakukan oleh pimpinan sekolah

c. Melaksanakan studi dokumentasi terhadap
trasi sekolah, kurikulum,

kesiswaan,

adminis

humas

dan

ketatausahaan sekolah.

Tahap Member Check

Tahap ini merupakan tahap untuk memperoleh keabsahan

dan kepercayaan data dan

informasi

yang

diperoleh

melalui wawancara dan observasi serta studi dokumen

tasi. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah sebagai
berikut:

a. Mengkonfirmasikan data dan informasi
dikumpulkan dari

informan

agar

yang

kebenaran

telah
data

disepakati oleh peneliti dan subyek penelitian.

45

b. Apabila dipandang perlu

dilakukan

kekurangan maupun kelebihan

data

koreksi
dan

baik

informasi

oleh informan sebagai subyek penelitian.

c. Pengecekan terakhir secara bersama tentang

kebe-

naran dan keabsahan data dan informasi untuk

di-

tuangkan kedalam penulisan tesis.

F.

Prosedur Analisis Data

Prosedur analisis data atas dasar tiga tahap sesu
ai yang disarankan Nasution (1982:129-130),

yakni

(1)

Reduksi, (2) Display data, (3) Mengambil kesimpulan.
Reduksi data dilakukan dengan menelaah kembali se
luruh catatan lapangan dan studi dokumentasi.

Display data mensistematiskan pokok-pokok informa

si sesuai dengan tema dan polanya, pola yang nampak di-

tarik suatu kesimpulan sehingga data

yang

dikumpulkan

mempunyai makna tertentu.

Untuk menetapkan kesimpulan maka dilakukan verifi-

kasi.

Verifikasi ini

dilakukan

maupun triangulasi, oleh sebab

dengan
itu

member

proses

check

verifikasi

kesimpulan ini berlangsung selama dan sesudah data

di

kumpulkan .

G. Validasi Temuan Penelitian

Nasution (1988:114-124) menegaskan

bahwa

tingkat

kepercayaan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh

tiga kriteria: (a) kredibilitas

(validitas

internal),

46

(b) transferabilitas (valid!tas eksternal), (c) dependabilitas (reliabilitas), dan (d) komfirmabilitas (objektivitas).

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan salah satu ukuran tentang
kebenaran data yang dikumpulkan, dalam penelitian ini
bermaksud untuk menggambarkan kecocokan konsep peneliti
dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber.
Untuk mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dila
kukan antara lain :

a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan
membandingkan

dengan data

dari sumber lain.

Hasil

dari serangkaian wawancara, pengamatan dan studi dokumentasi pengelolaan penyelenggaraan SMU Swasta.

b. Pembicaraan dengan kolega (Peer debriefing), hal ini
peneliti membahas

catatan-catatan

lapangan

dengan

kolega, teman sejawat yang mempunyai kompetensi tertentu.

c. Penggunaan bahan referensi digunakan untuk mengaman-

kan berbagai informasi yang didapat
dalam kaitan

ini

penulis

dari

memanfaatkan

lapangan,
penggunaan

tape recorder untuk merekan hasil wawancara.

d. Mengadakan member chek, setiap akhir wawancara

atau

pembahasan suatu topik diusahakan untuk menyimpulkan
secara

bersama, sehingga

perbedaan

persepsi dalam

47

suatu masalah

dapat

dihindarkan,

juga

dilakukan

konfirmasi dengan nara sumber terhadap laporan

ha

sil wawancara,

da

sehingga apabila ada kekeliruan

pat diperbaiki atau bila ada
dengan informasi baru.

kekuarangan

Dengan detnikian

ditambah
data

yang

diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan oleh

nara

sumber.

2.

Transferabilitas

Transferabilitas hasil penelitian baru ada, ji
ka pemakai melihat ada situasi

yang identik dengan

permasalahan ditempatnya, meskipun diakui bahwa ti

dak ada situasi yang sama pada tempat

dan

kondisi

lain.

3.

Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Dependedabilitas dan konfirmabilitas adalah sa
tu kruteria kebenaran dalam

penelitian

yang pengertiannya sejajar dengan

lam penelitian

kualitatif

reliabilitas da

kuantitatif, yakni mengupas tentang

konsistensi hasil penelitian.

Agar kebenaran dan objektivitas hasil peneliti

an dapat

dipertanggungjawabkan,

dilakukan

dengan

cara "audit trail", yakni dengan melakukan pemeriksaan ulang sekaligus dilakukan konfirmasi untuk me-

yakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata, maka pe
neliti melakukan upaya;

48

a. Data mentah yang diperoleh melalui wawancara,
observasi maupun studi dokumentasi direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap dan

cer

mat;

b. Data mentah disusun dalam hasil analisis dengan
cara menyeleksi, kemudian merangkum atau

menyu-

sunnya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih
sistematis;

c. Membuat hasil sintesis
tema dengan tujuan

data

berupa

penelitian,

kesesuaian

penafsiran

dan

kesimpulan;

d. Melaporkan seluruh proses penelitian sejak pra
survey dan penyusunan

disain

hingga penulisan laporan akhir.

pengolahan

data,

BAB. V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Simpulan

Simpulan ini didasarkan

pembahasan, serta

temuan selama
tersebut,

atas hasil penelitian, dan

kajian teoritis

yang relevan dengan

penelitian berlangsung.

Adapun simpulan

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kekuatan, Kelemahan, Dan Peluang
Dihadapi

Dalam

di Kotamadya

kemampuan

Pengembangan

Serta Ancaman Yang

Organisasi SMU Swasta

Bandung, bervariasi

manajerial

tergantung kepada

masing-masing

penyelenggara,

seperti:

a.

Kelompok Besar

Dilaksanakan secara sistematis, melalui
sus atau konsultan.

Hasil

pemanfaatannya

mengatasi hambatan dan ancaman tampak
formen sekolah, seperti pengelolan
persekolahan,

tim khu

pada

dan
per-

administratif

pelayanan PBM, kuali- fikasi tenaga

guru, sarana dan prasarana, dan

hubungan

dengan

pihak instansi lain.

b.

Kelompok Sedang

Dilaksanakan oleh

pihak

pertimbangan kebutuhan.
sis

tersebut,

belum

sekolah didasarkan pada
Akan tetapi hasil anali

optimal

memanfaatkannya.

Hal itu tampak pada pengembangan organisasi seko
lah yang tidak terprogram, dan sistematis.

109

110

c.

Kelompok Kecil

Tidak melaksanakan analisis
yang sistematis,

sehingga

sesuai

dengan

pola

sekolah tersebut tidak

mempunyai program pengembangan organisasi.
2.

Penetapan Visi, Misi,

dan Tujuan

Setiap yayasan penyelenggara SMU Swasta di Kotamadya
Bandung, dalam menetapkan visi, misi dan

tujuannya,

sangat bervariasi.

ditentukan

Hal tersebut

sangat

oleh ciri khas yayasan, performen

sekolah, pimpinan

sekolah- Hal tersebut, dapat dilihat dari pernyataan
tertulis yang disosialisasikan, atau pernyataan yang
tersirat dalam program

kurikulum muatan lokal, per-

aturan sekolah dan program hubungan masyarakat.
3. Kebijakan Program Pengembangan Organisasi
a. Kelompok besar
mun mampu
ternama

yang hanya terdapat 8 sekolah na

mengatasi persaingan dengan SMU Negeri
sekalipun,

ternyata

sangat

ditentukan

oleh kemampuan manajemen.

b. Kelompok
sudah

menengah sekitar 20 sekolah,

mengarah

kepada kesadaran

dan

nampaknya
melangkah

kepada upaya pengembangan manajemen.

c. Kelompok kecil

yang

nota bene secara jumlah pe-

nyelenggaranya

mencapai

masih berkisar

pada

63

sekolah,

nampaknya

pemecahan masalah internal,

Ill

mencari-cari bentuk dan yang paling menonjol lemahnya manajemen

serta

kerja sama antara badan

penyelenggara dengan pihak pelaksana harian.

Bertolak

dari

uraian

tersebut, maka dapat

takan bahwa hanya sebagian kecil

dika

saja badan penyeleng

gara SMU Swasta

di Kotamadya

Bandung yang telah mene-

rapkan strategi

pengembangan

organisasi

dan hasilnya

nampak pada performen sekolah.

B.

Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian,
dapat dirumuskan rekomendasi mengenai strategi
bangan organisasi

sekolah,

sumber daya manusia,

menyangkut

pengem

administratif,

layanan dan teknologi, bagi pihak-

pihak berwenang, serta

rekomendasi

untuk

kepentingan

akademik dan ilmiah lebih lanjut.

1.

Rekomendasi untuk kepentingan praktis

a.

Bagi badan penyelenggara SMU Swasta kelompok

me

nengah dan kecil
Badan penyelenggara SMU Swasta harus terus me

ningkatkan pola

kerja sama yang harmonis, antara

pihak badan yang menaungi

keberadaan sekolah de

ngan pihak pimpinan pelaksana harian sekolah.

112

Pola kerja sama

tersebut akan

tumbuh jika pihak

berkepentingan mempunyai wawasan pemahaman

mana

jemen pendidikan.

Salah satu kunci keberhasilan pengembangan or
ganisasi adalah adanya

kesamaan

visi

yang diciptakan secara kerja

sama

pimpinan badan penyelenggara

beserta

dan

antara

misi

pihak

anggotanya

dengan pihak kepala sekolah beserta para

pemban-

tunya termasuk para guru.

Visi dan misi harus dilandasi oleh hasil kaji
an dan

diagnosis

kebutuhan pengembangan.

sebab itu

diperlukan

melakukan

ke

arah

sumber
itu,

daya

bahkan

Oleh

yang

mampu

tidak menutup

kemungkinan untuk memanfaatkan pihak luar seperti
konsultan yang ditunjuk.

Pengembangan manajemen sekolah
dilakukan oleh

pihak

sudah

saatnya

penyelenggara secara

sis

tematis dan terprogram.

b. Bagi penyelenggara yang termasuk kelompok besar

Sudah saatnya kelompok ini untuk mengembangkan
sumber daya manusia khususnya guru, untuk dilaku

kan secara mandlri.

Terutama dalam

meningkatkan

profesionalnya seperti penyelenggaraan

pelatihan

dan penataran, baik secara mandiri atau kerja sa
ma antara penyelenggara dan instnasi lainnya.

113

c.

Bagi pihak pemerintah
Pembinaan terhadap sekolah swasta harus

kukan secara adil
bijakan

dan merata,

pemerataan,

sialisasi dan

aturan

dila

terutama dalam ke

seleksi, aturan

pemberian tenaga guru.

so-

Bagi seko

lah yang sudah mempunyai kemampuan lebih, bantuan
tenaga guru harus

penarikan untuk

dihentikan,

bahkan

didistribusikan

dilakukan

kepada

sekolah

yang kategori kelompok kecil.
Sudah saatnya

terbatas pada

pembinaan

administratif

petunjuk-petunjuk

yang

tetapi diberikan kewenangan kepada

tidak

tarbatas,

penyelenggara

untuk mengembangkan strategi secara mandiri.

Dengan

pembinaan

dilakukan

secara tepat sesuai

dari penyelenggara.

2. Rekomendasi untuk kepentingan studi

dan

penelitian

lebih lanjut

Penelitian ini dipandang
pengembangan organisasi

dari

konteks

sekolah

belum

tujuan yang maksimal sebagaimana yang

karena disadari masih banyak

sulit diungkap.

strategi
mencapai

diharapkan

faktor-faktor

yang

Oleh sebab itu disarankan kepada

peminat lain :

a. Adanya penelitian yang fokusnya sama
nyertakan faktor-faktor

kuantitatif

tetapi
yang

mebelum

114

terungkap, seperti lama

penyelenggara; nilai

(usia)

investasi;

pendirian

badan

badan

keuangan

yang membantu atau lembaga tertentu baik nasional
maupun internasional.

b. Perlu adanya penelitian yang sama

tetapi

tempat

yang berbeda, agar dapat dijadikan pembanding keterandalan informasi temuan penelitian.

c. Perlu adanya penelitian

eksperimental

berkenaan

dengan strategi pengembangan manajemen sekolah di
tempat tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sanusi,

Supandi,

(1988),

Kebijakan

Dan

Keputusan

Pendidikan, Jakarta-.P2LPTK Dirjen Dikti.

Achmad Sanusi, (1989), Produktivltas Pendidikan
Bandung: FPS IKIP Bandung.

Nasional.

Agustinus S. Wahyudi, (1996), Manajemen
Strategik:
pengantar proses berpikir strategik, Jakarta:
Binarupa
Aksara.

Albrecht
Karl,
(1983),
Pengembangan
Organisasi,
Jersey: Engleewood Clifts, Prentice Hall Inc.

Amin Widjaja Tunggal,

(1994), Manajemen

pengantar, Jakarta:

Strategik:

New

suatu

Harvarindo.

Azhar Kasim, (1993), Pengukuran Efektivitas Dalam
Organi
sasi, Jakarta: Pusat Ilmu-Ilmu
Sosial
Universitas
Indonesia.

Creech Bill, (1995), Lima Pilar: manajemen
Jakarta: Binarupa Aksara.

mutu

Daft Richard L., (1986), Organization Theory
New York: West Publishing Company.

Dunn N.

And

Willian, (1995), Analisa Kebijakan Publik,
Hamindita Graha Widya.

terpadu,

Design,

Yogya-

karta:

Filley/House, (1969),
Managerial
Process
And
Organiza
tional
Behavior,
Englewood
Cliffs,
New
Jersey:
Prentice Hall

Inc.

Freeman Edward, (1985),
Manajemen
Strategik:
pendekatan
terhadap
pihak-pihak
berkepentingan,
Jakarta:
Pustaka Binawan Pressindo.

115

Gibson and Hunt, (1975),
The School Personnel Adminis
trator, Boston USA: Houghton Mifflin Company.

Gibson,

Ivancevich, Donnelly, (1995), Organisasi: perila
ku, struktur, dan proses, Jakarta: Binarupa Aksara.

Hani Hanodok,

(1986), Manajemen, Yogyakarta: BPFE.

Hani Handoko,

(1994), Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia,

Yogyakarta:

Hicks G. Herbert, Gullett

BPFE.

C.Ray,'

Organizations,

(1975),

theory and behavior, McGraw Hill Inc.

Imam Soepardi,

(1988),

Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan

Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti-Depdikbud.

Jusuf Enoch,

(1992), Dasar-Dasar

Jakarta:

Kartini

Kartono,
Jakarta

Pei^encanaan

Pendidikan,

Bumi Aksara.

(1983),

Pemlmpin

dan

Kepemimpinan,

: Grafindo Persada..

Kerr Donna, (1976) Educational Policy:
analysis,
ture and
justification,New York:
David

struc
McKay

Company Inc.

LAN RI , (1993),

Manajemen

Modern

Menyongsong

PJPT

II,

Jakarta.

Lexy J. Meleong, (1989), Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung : Rema.ia Rosdakarya.

M. Ngalitn Purwanto

(1987),

Administrasi

dan

Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

116

Supervisi

Osborn N. Richard,
Hunt G.
James,
Jauch R.
Lawrence,
(1980) Organization Theory: an integrated approach.
New York : John Wiley and Son Inc.

Robbins Stephen
P.,
(1993),
Organizational
Bahavioral,
concepts, controversies, applications. New Jersey :
Prentice Hall Inc.
A Simon and Schuster Company.

Schuler Randall S.,

(1^87),Personnel

And

Human

Resource

Management, New York: West Publishing Company.

Siagian S. P.,
karta:

(1995),

Teori Pengembangan Organisasi,

Ja

Bumi Aksara.

Manajemen Strategik, Jakarta:

Bumi

Siagian

S.
P.,
(1992),
Organisasi
Kepemimpinan
Perilaku Organisasi, Jakarta : Gunung Agung.

dan

Stoner

A.F.James.,
Wankel
C,
(1993),
Perencanaan Dan
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen,
Jakarta
:
Rineka Cipta.

Stoner

A.F.
James dan
Freeman
R.
Edward,
(1992),
Management, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice
Hall, Inc.

Siagian S. P.,

(1995),

Aksara.

Oteng Sutisna,

(1983),

Administrasi

Pendidikan:

dasar teoritis dalam praktek profesional,

dasar-

Bandung:

Angkasa.

Tilaar, H.A.R.,

(1992),

Manajemen

Pendidikan

Nasional:

Bandung : Rosdakarya.

Tilaar

dan
Ace
Suryadi,
(1993),
Analisis
Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Weber,

Clarance A.,

(1954),

Administration,

Company,

New

Personnel Problems
York

Inc.

117

:

Mc

Graw

Kebijakan

of
Hill

School
Book

Weihrich Heinz dan Koontz Harold (1993),
Management
:
global perspective, Hightstown : McGaw-Hill, Inc.

Zuber Ortrun, Skerritt,

(1996), New Directions

Research, British: Falmer press, Taylor &

in

a

Action

Francis,

Inc.

.,Garis-Garis Besar Haluan Negara,

1993

.,Laporan Peringkat Sekolah Tingkat SMU Propinsi Jawa
Barat Tahun 1995/1996.
Bidang Dikmenum
Kanwil
Depdikbud Jawa Barat.

.,Keputusan Bersama Kepala Kanwil Depdikbud,
Kepala
Kanwil Depag Dan Kepala Dinas P dan K Propinsi Jawa
Barat Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
EBTANAS
Bersama.

Tahun 1995/1996.

,Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 Tentang Pen
didikan Menengah.

.,Peraturan Pemerintah No.
39
Tahun 1992 Tentang
Peranserta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional.

.,Seri

Kebijakan

Depdikbud

(1993).

Tentang

Empat

Strategi Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional.

.,Undang-Undang RI No. 2 Tahun
Pendidikan Nasional.

118

1989

Tentang

Sistem