Komunikasi Organisasi Dalam Pengembangan Kepemimpinan DI SMU Muhammadiyah 4 Jakarta

(1)

1 Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

ESKA ARIYATI

NIM: 104051001861

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN DI SMU MUHAMMADIYAH 4 JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh Eska Ariyati NIM: 104051001861

Pembimbing

Drs. Wahidin Saputra, M. A NIP: 150276299

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 29 Januari 2009


(4)

ABSTRAK

Eska Ariyati

Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta

Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mengikuti pemikiran atau tindakan yang kita kehendaki. Sikap atau jiwa kepemimpinan dapat dibentuk dan dilatih sejak dini di masa sekolah. Salah satu cara mengembangkan atau melatih kepemimpinan di masa sekolah dengan mengikuti kegiatan keorganisasian yang ada di sekolah. Karena dengan mengikuti kegiatan organisasi secara tidak langsung para siswa akan melakukan komunikasi organisasi. Komunikasi memiliki peran penting dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Organisasi sekolah yang diteliti yaitu Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang ada di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta. Organisasi ini adalah salah satu tempat penyaluran kreatifitas dan sebagai tempat peatihan kepemimpinan dalam organisasi.

Dari penjelasan dan uraian diatas lalu timbul beberapa pertanyaan apa saja bentuk pelaksanaan komunikasi organisasi dalam pengembangan kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta? Kemudian apa metode dan materi yang diberikan untuk mengembangkan kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah? Selanjutnya pengaruh apa yang terjadi kepada para anggota setelah mengikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah?

Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Berupa lisan maupun tulisan dari narasumber seperti wawancara langsung, mengikuti kegiatan di lapangan, pencarian dari internet dan buku-buku selam lima bulan. Data-data tersebut kemudian diuraikan secara apa adanya berdasarkan yang diterima oleh peneliti.

Bentuk pelaksanaan komunikasi yang dilakukan ialah dengan komunikasi Internal yang terdiri dari Komunikasi Horizontal, Vertikal dan Diagonal terdiri dari Komunikasi Interpersonal dan Kelompok Kecil, sedangkan Komunikasi Eksternal terdiri dari Komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan sebaliknya. Metode dan materi yang diberikan seputar pengetahuan keagamaan, keorganisasian dan kepemimpinan, dengan menggunakan metode teladan, nasehat dan pembiasaan praktek langsung. Kemudian pengaruh yang terjadi yakni perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tingkah laku.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Nikmat dan Hidayah-Nya sehingga penulisan tugas skripsi ini dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan baik. Serta Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Selama pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi penulis. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta dibantu dengan dorongan dan semangat dalam berbagai bentuk dari semua pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini.Ucapan terima kasih yang tiada terhingga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. H. Murodi M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan para PUDEK yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

2. Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Ibu Dra. Umi Musyarofah M.A sebagai sekretaris jurusan yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(6)

4. Para Dosen yang telah mengajar dan membantu proses belajar saya di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

5. Bapak Lutfi Zaenuddin S.Pd selaku kepala sekolah SMU Muhammadiyah 4 beserta guru-guru tercinta. Beserta teman-teman di IPM yang sudah mau bekerja sama.

6. Keluarga besar terutama orang tua tercinta yaitu Ayahanda Sapari dan Ibunda Ismiyati yang telah memberikan dukungan dan doanya selama ini. 7. Adik Rizki Amelia, Adit, Ardi dan Anas. Belajar terus.

8. Aa Rizal yang selalu ganggu dan kadang mendukung skripsi ade.

9. Teman dan sahabat alumni SMU Muhammadiyah 4 angkatan 2004 spesial anak 24. Mudah-mudahan tetap kompak selalu.

10.Teman dan sahabat di KPI D 2004 yang sudah kasih dukungan dan semangatnya.

11.Teman dan sahabat para Nimbuzzers yang sudah mau jadi tempat berkeluh kesah dan jadi penyemangat skripsi, Walaupun di dunia maya semua terasa nyata.

Semoga amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT dan dapat pahala yang berlimpah. Selanjutnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin ya rabbal alamin.

Jakarta 28 September 2008


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Komunikasi Organisasi ... 13

1. Pengertian Komunikasi Organisasi ... 13

2. Fungsi Organisasi ... 16

3. Bentuk-Bentuk Komunikasi Organisasi ... 18

B. Pengembangan Kepemimpinan ... 22

1. Pengertian Pengembangan Kepemimpinan ... 22

2. Fungsi Kepemimpinan ... 25

3. Tipe Kepemimpinan ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH A. Sejarah Berdirinya IPM... 31

B. Visi dan Misi IPM ... 37

C. Tujuan IPM ... 41


(8)

BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN

A. Bentuk Pelaksanaan Komunikasi Organisasi dalam Pengem- bangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta . 46 B. Metode dan Materi yang diberikan untuk mengembang-

kan kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhamma- diyah ... 50 C. Pengaruh yang terjadi pada para anggota setelah meng-

ikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ... 57 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 61 B. Saran-saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna serta diberikan suatu kelebihan yang tidak dimiliki pada makhluk Allah lainnya yakni berupa akal dan pikiran. Karena dengan akal dan pikirannyalah manusia dapat memikirkan serta memberikan teori ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia lain.

Sejak manusia mengenal kehidupan bermasyarakat, tumbuhlah suatu masalah yang harus di selesaikan bersama-sama sebab manusia diciptakan pula untuk menjadi makhluk sosial. Karena setiap manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya oleh dirinya sendiri dalam artian setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia lainnya. Semakin luas pergaulan mereka maka bertambah kuatlah ketergantungan antara satu dengan yang lain untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Untuk menyampaikan isi pikirannya kepada manusia lain, manusia perlu mengadakan kontak atau sering disebut dengan istilah komunikasi kepada manusia lainnya. Untuk bisa berkomunikasi dengan baik, manusia membutuhkan proses dan pembelajaran dari waktu ke waktu. Proses komunikasi berawal dengan adanya suatu ide, gagasan atau pemikiran yang ada pada seseorang. Ide itu kemudian diolah menjadi suatu pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada orang lain sebagai penerima.


(10)

Everett M. Rogers (1989), menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan dimulai sejak sekitar 35.000 tahun sebelum Masehi (SM), yang zaman ini disebut Cro-Magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Pada sekitar tahun 22.000 SM, para ahli pra-sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada zaman tersebut.1

Komunikasi merupakan proses pertukaran pikiran, dimana pertukaran pikiran tersebut merupakan inti yang terdalam dari kegiatan komunikasi, karena yang disampaikan dan ditanggapi orang dalam berkomunikasi bukan kata-kata melainkan arti atau makna dengan kata-kata yang digunakan.

Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi atau hubungan antar manusia baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Komunikasi merupakan kegiatan yang dinamis, selama komunikasi berlangsung, baik pada pengirim pesan maupun pada penerima, terus menerus terjadi saling memberi dan menerima pengaruh dan dampak dari komunikasi tersebut.

Setiap kegiatan manusia, baik itu aktifitas sehari-hari, organisasi, lembaga, dsb tidak akan pernah terlepas dari komunikasi, sehingga dapat dipastikan dimana manusia hidup baik sebagai individu maupun anggota masyarakat selalu berkomunikasi. Mengapa demikian? Karena komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia. Tidak mungkin seseorang dapat menjalani hidupnya tanpa berkomunikasi dan komunikasi itu sendiri merupakan unsur penting yang membentuk dan memungkinkan berlangsungnya suatu masyarakat.2

Ketidakterbatasan kebutuhan manusia dan keterbatasan kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan telah manghadapkan manusia pada kebutuhan untuk berkomunikasi dan berorganisasi. Karena karakteristik

1

Sasa Djauarsa, dkk, Pengantar Komunikasi (Jakarta: UT, 1999), h.15.

2

Zulkarnain Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), cet ke-1, h.2.


(11)

manusia sebagai makhluk sosial yang tidak memungkinkan manusia dapat hidup secara wajar tanpa kedua hal tersebut.

Organisasi telah dibentuk sejak manusia berada di muka bumi, didorong oleh tiga motif unsur dasar yaitu: Orang-orang (sekumpulan orang), kerjasama dan tujuan yang akan dicapai.3

Pelajar sebagai penerus pembangunan bangsa dan dan agama, keberadaannya merupakan prioritas harapan bangsa dan agama bagi kepemimpinan yang akan datang, sehingga fungsi dan peranan generasi muda Islam sangat penting karena maju mundurnya suatu agama dan bangsa terletak pada pundak para generasi muda yang akan datang dan seterusnya. Apabila generasi penerusnya buruk maka perkembangan agama dan bangsanya pun nantinya akan buruk namun sebaliknya apabila generasi penerusnya berakhlak dan bermoral mulia, memiliki jiwa sosial yang tinggi serta memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik sehingga dapat diandalkan dalam hal yang baik maka masa depan agama dan bangsa pun akan menjadi lebih baik seperti yang diharapkan.

Jika generasi muda yang berpengetahuan tanpa dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan yang kuat, maka akan melahirkan generasi-generasi yang bermental lemah, sebaliknya seseorang yang berilmu dengan dilandasi pengetahuan agama (keimanan) dan keterampilan yang mendalam dan kuat tentunya akan menjadi tiang-tiang penyangga yang kokoh bagi pembangunan dan perjuangan bangsa. Jadi ilmu pengetahuan agama dan keterampilan dalam

3


(12)

memimpin sesuatu yang dimiliki oleh pelajar merupakan salah satu dari tuntutan yang mutlak dan penting untuk dimiliki bagi setiap penerus bangsa.

Untuk mewujudkan keinginan di atas maka diperlukan adanya suatu organisasi yang dapat melatih mental, sebagai kelompok belajar, dapat memperdalam pengetahuan agama, menambah pengetahuan berorganisasi dan juga dapat melatih kepemimpinan yang bijaksana dan Islami untuk para pemuda selaku para penerus bangsa di luar dari pendidikan formal di sekolah.

Di SMU Muhammadiyah empat Jakarta memiliki organisasi ortonom dari salah satu organisasi besar Islam di Indonesia yakni Muhammadiyah untuk para pelajar muslim Indonesia yang dapat mewujudkan semua cita-cita di atas yang bernama Ikatan Pelajar Muhammadiyah tingkat ranting Kramat Jati. Dimana organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini bertujuan untuk membentuk masyarakat Islami yang di ridhoi oleh Allah SWT.

Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini memiliki kegiatan seperti memberikan pengetahuan tambahan tentang berorganisasi yang baik dan melatih sikap kepemimpinan karena kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang perlu dilatih agar kelak dapat menjadi seorang pemimpin yang ideal lagi bijaksana yang dapat diterima dan diinginkan oleh para pengikutnya nanti, dan juga mengadakan belajar dan berlatih tentang cara-cara berdakwah serta studi Islam, mengembangkan ilmu pengetahuan umum, seni dan budaya serta kaderisasi yang rutin dilakukan kepada para calon anggota baru. Ikatan Pelajar Muhammadiyah beranggotakan siswa-siswi SMU Muhammadiyah yang sudah mengikuti kegiatan LDKSI (Latihan Dasar


(13)

Kepemimpinan Siswa Islam) dan mempunyai guru pembimbing dari pihak sekolah.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan berhubungan antara masalah yang diteliti dengan pembahasannya. Maka peneliti membatasi fokus penelitiannya hanya komunikasi organisasi yang dilakukan dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Kramat Jati sebagai organisasi ortonom yang ada di SMU Muhammadiyah 4 periode 2008-2009 baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal dan pengaruhnya terhadap pengembangan kepemimpinan para anggotanya dalm lingkungan sehari-hari baik di sekolah maupun lingkungan rumahnya.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang diteliti yakni:

a. Bagaimana bentuk komunikasi organisasi dalam pengembangan kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta?

b. Apa metode dan materi yang diberikan untuk mengembangkan kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah?


(14)

c. Pengaruh apa yang terjadi kepada para anggota setelah mengikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini untuk memberikan informasi tambahan kepada para Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi bahwa pentingnya mengikuti suatu organisasi sebagai tempat pelatihan kepemimpinan yang baik dan ideal.

b. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1) Untuk mengetahui keefektifan komunikasi dalam suatu organisasi pelajar untuk mengembangkan sikap kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan akan di perlukan di masa depannya nanti sebagai penerus bangsa dan agama.

2) Untuk mengetahui materi dan media serta kegiatan apa saja yang diberikan kepada para anggotanya agar terbentuknya sikap kepemimpinan yang bijaksana dan ideal.

3) Untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan apa yang dirasakan oleh para anggota terhadap sikap kepemimpinannya sebelum dan sesudah berorganisasi.


(15)

2. Manfaat Penelitian a. Segi Teoritis

Sebagai bahan rujukan atau referensi tambahan dan juga perbandingan penelitian selanjutnya bagi studi komunikasi organisasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Selain itu pun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam hal-hal pembentukan organisasi pelajar yang akan datang.

b. Segi Praktis

Sebagai informasi tambahan mengenai pentingnya mengikuti suatu organisasi untuk mengembangkan sikap kepemimpinan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan dapat berguna di masa depan.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab pertanyaan yang diselidiki. Pada penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diamati.4

Dengan maksud dan tujuan untuk memberikan gambaran secara umum dan mendetail dari hasil yang di peroleh peneliti, setelah melakukan pengamatan langsung selama lima bulan di lapangan (Field Research), dan

4

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke-22 , h.3.


(16)

kemudian di analisa. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dan sesudah pengumpulan data.

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang peneliti gunakan adalah kantor organisasi ortonom perguruan Muhammadiyah 4 yang berlokasi di jalan Dewi Sartika No: 316 A Cawang Jakarta Timur sebagai tempat pusat kegiatan yang dilakukan oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan lembaga atau orang (informan) yang sedang diteliti. Dalam hal ini yang dimaksudkan subjek dalam penelitian ini adalah beberapa informan yakni kepala sekolah SMU Muhammadiyah 4, ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode 2008-2009, sekretaris umum, Kabid Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kabid Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Kabid Studi dan Dakwah Islam dan guru pembimbing.

b. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian adalah apa yang akan diteliti. Dalam hal ini meliputi, bagaimana bentuk dan pelaksanaan komunikasi organisasi seperti apa materi dan metode yang digunakan serta bagaimana pengembangan sikap kepemimpinan para anggota tersebut setelah mengikuti kegiatan-kegiatan.


(17)

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu sebuah metode ilmiah berupa pengamatan meliputi kegiatan manusia dan pencatatan dengan sistematik atau perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera dan alat bantu lainnya. Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian secara langsung seperti mengamati dengan seksama apa-apa saja yang dilakukan dan mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan secara langsung yang diadakan oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Perguruan Muhammadiyah 4 Jakarta. Sehingga akan mendapatkan data-data yang akurat serta dapat dijadikan bahan materi penelitian. b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.5 Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara secara mendalam guna mendapatkan informasi secara objektif. Wawancara tersebut dilakukan dengan berbagai informan dan pihak yang terkait diantaranya dengan Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting periode 2008-2009, Kepala Sekolah SMU Muhammadiyah 4, guru

5


(18)

pembimbing, sekretaris umum, Kabid Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kabid Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Kabid Studi dan Dakwah Islam.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah mengumpulkan data-data atau arsip-arsip tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti dan kemudian akan dianalisi atau diteliti lebih lanjut. Studi dokumentasi ini lebih mengedepankan aspek bagaimana etika dalam mendapatkan hasil penelitian yang mudah tapi mempunyai nilai yang tinggi atau hasil yang maksimal.

d. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen seperti dikutip dalam buku Moleong, mengemukakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.6

Jadi semua data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan metode analisis yang sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, karena peneliti menggunakan metode kualitatif. Maka sebuah analisis yang berdasarkan pernyataan keadaan dan ukuran kualitas (bersifat non-statistik) yaitu cara melaporkan data dengan menguraikan, menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta menjelaskan semua data yang terkumpul secara apa adanya

6


(19)

Peneliti akan melakukan analisis data secara bersamaan dan sesudah pengumpulan data yang dihasilkan dari hasil wawancara dan observasi yang berasal dari berbagai informan yang telah disebutkan diatas, baik yang berkenaan dengan bentuk dan pelaksanaan komunikasi organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Kramat Jati di SMU Muhammadiyah 4 dan pengembangan kepemimpinan para anggotanya.

E. Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan

Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan

BAB II Tinjauan Teoritis

Pengertian Komunikasi Organisasi, Fungsi Organisasi, Bentuk-Bentuk Komunikasi Organisasi, Pengertian Pengembangan Kepemimpinan, Fungsi Kepemimpinan, Tipe Kepemimpinan BAB III Gambaran Umum Organisasi Ikatan Pelajar

Muhammadiyah

Sejarah Berdirinya IPM, Visi dan Misi IPM, Tujuan IPM, Struktur Organisasi IPM


(20)

BAB IV Analisis Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta

Bentuk Pelaksanaan Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta, Metode dan Materi yang diberikan untuk mengembangkan kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah, pengaruh yang terjadi pada anggota setelah mengikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah BAB V Penutup


(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Menurut KBBI, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.7 Sedangkan pengertian organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.8

Komunikasi menurut istilah yaitu proses kegiatan manusia yang diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-bunyian dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain.9 Ahli komunikasi Katz dan Khan menegaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi terluas didalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat.10

Organisasi menurut Everett Rogers adalah suatu sistem individu yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama lewat suatu struktur hirarki dan pembagian kerja.11

7

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.585.

8

Ibid., h.803.

9

YS. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi (Jakarta: Grasindo, 1998), h.69.

10

Daniel Katz dan Robert L.Khan, The Social Psychology of Organization (New York: Wiley, 1966), h.223.

11

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), cet ke-13, h.162.


(22)

Sedangkan Sondang P. Siagian menyatakan organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu ikatan hirarki di mana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.12

Organisasi juga dapat disebutkan sebagai sekumpulan orang yang tunduk pada kesepakatan bersama untuk mengadakan kerjasama dan interaksi guna mencapai tujuan bersama, dalam rangka keterbatasan sumberdaya manusia dan sumber materil.

Pengertian komunikasi organisasi menurut ahli Komunikasi Redding dan Sanborn seperti dikutip Arni Muhammad mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.13

Sedangkan Zelko dan Dance seperti dikutip Arni Muhammad mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal14. Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan satu dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi diantara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informasi mengenai informasi dan perasaan diantara sesama anggota organisasi.

12

Sondang P. Siagian, Peranan Taf dan Management (Jakarta: Gunung Agung, 1976), cet ke-1, h.20.

13

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet ke-8, h.65.

14


(23)

Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli komunikasi mengenai pengertian dari komunikasi organisasi ini tapi ada beberapa hal yang secara umum dapat disimpulkan yaitu :

a) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

b) Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

c) Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan/skilnya.

Komunikasi sangat berperan dalam suatu organisasi. Karena organisasi itu sendiri merupakan sekumpulan orang-orang yang selalu membutuhkan berkomunikasi dengan sesama anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila ditinjau dari segi proses pencapaian tujuan, akan terlihat dengan sangat jelas bahwa komunikasi yang efektif menunjukkan pengaruh yang sangat besar dan bahkan bersifat menentukan.15

Untuk membedakan komunikasi organisasi dengan komunikasi yang ada di luar komunikasi adalah struktur hirarki yang merupakan karakteristik dari setiap organisasi. Kalau dalam organisasi dikenal adanya susunan organisasi formal dan informal, maka komunikasinya pun dikenal dengan komunikasi formal dan informal. Komunikasi organisasi formal mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur organisasi.

15

Sondang P. Siagian, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi (Jakarta: Gunung Agung, 1985), cet ke-3, h.109.


(24)

Adapun komunikasi organisasi informal, arus informasinya sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing pribadi yang ada dalam organisasi tersebut.16

2. Fungsi Organisasi

Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah: a. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Kadang-kadang beberapa organisasi memerlukan barang-barang yang berharga, tenaga kerja yang rajin dan terampil, gedung yang bersih dan lengkap peralatannya. Semuanya ini merupakan tanggung jawab organisasi untuk memenuhinya dan tanggung jawab anggotalah yang membantu organisasi dalam menentukan barang-barang yang diperlukan.

b. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab

Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu. Ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berada. Standar ini memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh para anggota organisasi, baik itu ada hubungannya dengan produk yang mereka buat maupun tidak.

16

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h.163-164.


(25)

Selain adanya tanggung jawab yang karena adanya standar yang perlu diikuti ada pula tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah berupa undang-undang.

c. Memproduksi Barang atau Orang

Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai produknya masing-masing. Efektivitas proses produksi banyak tergantung kepada ketepatan informasi.

Orang-orang dalam organisasi harus mendapatkan dan mengirimkan informasi kepada bagian-bagian yang memerlukannya sehingga aktivitas organisasi berjalan dengan lancar. Penyampaian dan pemeliharaan informasi memerlukan proses komunikasi. Oleh karena itu informasi juga tergantung kepada keterampilan berkomunikasi. d. Mempengaruhi atau dipengaruhi orang

Sebenarnya suatu organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang membimbing, mengelola, mengarahkan dan menyebabkan pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru dan arah yang baru.

Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa organisasi, dipengaruhi oleh organisasi. Sebaliknya organisasi juga dipengaruhi oleh orang. Suksesnya suatu organisasi tergantung kepada kemampuan dan kualitas anggotanya dalam melakukan aktivitas organisasi.


(26)

Agar suatu organisasi dapat terus berkembang organisasi hendaknya memilih anggota organisasi yang diperlukannya yang mempunyai kemampuan yang baik dalam bidangnya dan juga memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk mengembangkan diri mereka masing-masing.17

3. Bentuk-Bentuk Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi tidak terlepas dari bentuk komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Betapa pentingnya komunikasi internal dalam membina manusia dalam suatu organisasi, di mana masing-masing individu anggota organisasi memiliki berbagai kepentingan, namun menjadi suatu kesatuan dengan adanya kepentingan bersama.

Deddy Mulyana, Ph.D menawarkan lingkup kajian komunikasi organisasi sebagai berikut: komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.18

a. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan mereka dalam suatu perusahaan atau jawatan tersebut, lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi), dan pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam suatu

17

Ibid., h.32-35.

18

Deddy Mulyana, Ph.D, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2000), h.75.


(27)

perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen) (Brennan, dalam Effendy, 1984:155).

Atau penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang terjadi di dalam suatu ruang lingkup organisasi yang berstruktur.

• Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.19 Bentuk komunikasi ini diperlukan untuk mengkoordinasi berbagai fungsi organisasi.

Komunikasi horizontal adalah berbagai informasi diantara rekan sejawat dalam unit pekerjaan yang sama.20

• Komunikasi Vertikal

Komunikasi Vertikal terdiri dari downward communication

dan upward communication. Downward communication adalah infomasi yang berlangsung secara formal dari seseorang yang memiliki wewenang atau kedudukan lebih tinggi (atasan) kepada orang lain yang kedudukannya lebih rendah (bawahan).

Upward communication adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi, dan mencakup kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur keluhan.

19

FX.Suwarto, Drs., MS, Perilaku Keorganisasian (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 1999), h.167.

20

Yenny Ratna Suminar, dkk, Komunikasi Organisasional ( Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004), h.4.7.


(28)

• Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi silang melintasi fungsi dan tingkat dalam organisasi. Hal ini penting dalam situasi dimana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah, atau pun horizontal.

Dimensi komunikasi internal dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni :

1) Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal yaitu proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.

Redding mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi reaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.21

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.22

Komunikasi antar pribadi ialah komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R.Wayne Pace (1979) seperti dikutip Hafied Cangara bahwa

21

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet ke-8, h.159.

22

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet ke-10, h.81.


(29)

Interpersonal Communication is communication involving two or more people in face to face setting”.23

2) Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.24

Menurut Shaw (1976) ada enam cara untuk mengindentifikasi suatu kelompok. Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu dari komponen ini hilang individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil. 25

b. Komunikasi Eksternal

Komunikasi Eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak dengan organisasi.

• Komunikasi dari organisasi kepada khalayak

Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa

23

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.32.

24

Ibid., h.33.

25

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet ke-8, h.182.


(30)

sehingga khalayak merasa ada keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan masalah jika terjadi tanpa diduga

• Komunikasi dari khalayak kepada organisasi

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang di sebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontrofesial (menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan khal layak), maka disebut opini publik. Opini publik ini sering kali merugikan organisasi, karena harus di usahakan agar segera dapat di atasi, dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan.

B. Pengembangan Kepemimpinan

1. Pengertian Pengembangan Kepemimpinan

Dalam KBBI, Pengembangan berasal dari kata “kembang” yang mempunyai arti proses, cara, perbuatan mengembangkan.26 Sedangkan pengertian pengembangan secara etimologi yaitu membina dan meningkatkan kualitas.27

26

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet ke-3, h.538.

27

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safe’i, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologim, Strategi sampai Tradisi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.29.


(31)

Dan menurut Wexley dan Yukl, sebagaimana dikutip oleh Mangkunegara, pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.28

H.Malayu SP. Hasibuan dalam bukunya mengatakan bahwa “ Pengembangan yaitu suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus dengan kebutuhan pekerjaan masa kini, maupun masa depan”.29

Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “Pimpin” yang berarti dibimbing atau dituntun.30 Kata kepemimpinan mendapat awalan “ke” dan sisipan “em” dan akhiran “an”.

Menurut tata bahasanya awalan “ke” dan “ke-an” berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak yang mengandung arti atau peristiwa. Sedangkan sisipan “em” pada kata pemimpin membentuk kata baru yang artinya tak berbeda dengan kata dasarnya. Arti sisipan “ em” disini mengandung sifat.

28

A.A.Anwar Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h.44.

29

H. Malayu SP.Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.10.

30

WJS.Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), cet ke-4, h.754.


(32)

Jika pemimpin berasal dari kata “pimpin”, imbuhan “pe” mempunyai arti orang yang melakukan, jadi pemimpin adalah orang yang memimpin.31

Sedangkan kepemimpinan menurut terminologi ahli komunikasi yakni Onong Uchayana Effendi dalam bukunya, “Human Relation dan Public Relation dalam Manajemen” mengatakan bahwa: “Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang memimpin (direct), membimbing (quides), mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain’’32

Haward H. Hoyt dalam bukunya “Aspect Of Modern Public Administration” berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seni mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing orang.33

Menurut G.R. Terry yang dikutip oleh Zaini Mucktarom memiliki pendapat bahwa kepemimpinan merupakan hubungan dimana seseorang atau pemimpin mempengaruhi orang-orang untuk mengerjakan tugas bersama dengan kemampuan mereka guna mencapai apa yang dikehendaki pemimpin.34

Kepemimpinan menurut Abdul Syani merupakan suatu proses pemberian pengaruh dan pengarahan dari seorang pemimpin terhadap

31

Abdullah Ambari, Intisari Tata Bahasa Indonesia (Bandung: Djatnika, ), h.231.

32

Onong Uchayana, Human Relation dan Public Relation dalam Manajemen (Bandung: CV. Mandar Maju, 1989), cet ke-7, h.195.

33

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke-9, h.49.

34

Zaini Mucktarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al Amin Press, 1996), cet ke-1, h.195.


(33)

orang lain atau sekelompok orang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu yang sesuai dengan kehendaknya.35

Wahjosumidjo mengungkapkan bahwa kepemimpinan adalah seni atau proses seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran , perasaan atau tingkah laku orang lain, sehingga mau melakukan usaha atau keinginan untuk bekerja dalam rangka mencapai tujuan tertentu.36

K. Permadi menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok.37

Tanpa kepemimpinan, organisasi hanya merupakan kegalauan orang-orang dan mesin. Kepemimpinan adalah proses mendorong dan membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan.38 2. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi berasal dari kata “function” yang berarti fungsi jabatan atau kedudukan.39 Kata fungsi adalah kata benda yang menyatakan suatu posisi, dengan kata lain kata fungsi mencerminkan sesuatu yang statis.40 Dari pengertian kata fungsi dan pengertian kepemimpinan yang telah dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi kepemimpinan yaitu suatu

35

Abdul Syani, Manajemen Organisasi (Jakarta: Bina Aksara, 1987), cet ke-1, h.231.

36

Wahjosumidjo, Kiat Kepemimpinan dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT. Harapan Masa PGRI, 1994), cet ke-1, h.22.

37

K. Permadi, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1996), cet ke-1, h.12.

38

Keith Davis, John W. New, Perilaku dalam Organisasi (Jakarta: Erlangga, 1985), h.152.

39

S. Wojowasito, WJS.Poerdarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris (Jakarta: Hasta, 1974), cet ke-3, h.58.

40

Made Wahyu Sutedja, Gusti Ketut Swalem, Manajemen Pembangunan Desa (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h.22.


(34)

posisi dimana seorang pemimpin dapat memfungsikan dirinya sebagai orang yang dapat memimpin di sekeliling dirinya.

Kartini Kartono dalam buku “Pemimpin dan Kepemimpinan”

menerangkan bahwa fungsi kepemimpinan ialah: memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi atau pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu perencanaan.41

J. Riberu dalam buku “Dasar-Dasar Kepemimpinan” menerangkan dan membagi fungsi kepemimpinan menjadi 3 bagian, yaitu: a. Tugas menanggapi situasi hidup masyarakat.

b. Tugas menilai situasi hidup masyarakat.

c. Tugas menentukan sikap atau tindakan terhadap situasi hidup.42

Berbicara mengenai fungsi kepemimpinan menurut Veithzal Rivai dalam bukunya “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”. Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.43

Kadarman SJ dan Jusuf Udaja dalam buku “Pengantar Ilmu Manajemen” menjelaskan tentang fungsi kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin, agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan efektif. Dua fungsi utamanya yaitu:

a. Fungsi Pemecahan Masalah (Problem Solving Function)

41

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke-9, h.81.

42

J. Riberu, Dasar-Dasar Kepemimpinan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), h.13.

43

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003), h.53.


(35)

Fungsi ini berhubungan dengan tugas atau pekerjaan yang memberikan jalan keluar, pendapat dan informasi terhadap masalah yang dihadapi kelompok.

b. Fungsi Sosial

Fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok, yaitu memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai tujuan dan menciptakan suasana kerja bagi kelompoknya.

3. Tipe Kepemimpinan

Yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan adalah suatu bentuk atau pola seseorang dalam memimpin. Tindak tanduk dari seorang pemimpin dapat dijadikan sebagai pola untuk mencocokan tipe apa yang dipakai oleh seorang pemimpin dalam menjalankan roda kepemimpinan tersebut. Untuk kepentingan teoritis dibawah ini ada 3 tipe pokok kepemimpinan, yakni:

a. Tipe Kepemimpinan Otoriter

Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.44 Tipe kepemimpinan otoriter adalah pemimpin dipandang sebagai orang yang memberi perintah dan dapat menuntut. Keputusan ada di tangan pemimpin.45

44

Ibid., h.56.

45

Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), cet ke-3, h.94.


(36)

b. Tipe Kepemimpinan Bebas

Tipe kepemimpinan ini dijalankan dengan memberi kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok.46 Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.

c. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi. Tipe ini diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan perilaku cenderung memajukan dan mengembangkan organisasi.47 Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.

Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari, terdapat juga tipe kepemimpinan pelengkap yang hampir sama dengan tipe kepemimpinan pokok yang telah disebutkan di atas, namun tipe kepemimpinan ini merupakan turunan dari tipe kepemimpinan pokok, yaitu:

a. Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Tipe kepemimpinan kharismatik yaitu kemampuan seseorang dalam menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan dalam aspek kepribadian yang dimiliki pemimpin

46

Ibid., h.95.

47


(37)

sehingga menimbulkan rasa hormat, segan dan kepatuhan pada orang yang dipimpinnya.48

Tipe kepemimpinan kharismatik ini mempunyai ciri-ciri bahwa seorang pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib, pemimpin yang dipatuhi mempunyai keturunan bangsawan, obyektif dalam setiap hubungannya dengan bawahan, serta mempunyai kemampuan untuk memberikan contoh terhadap bawahannya.49

b. Tipe Kepemimpinan Simbol

Tipe kepemimpinan simbol menempatkan seorang pemimpin sekedar lambang atau simbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya. Walaupun demikian kedudukannya tidak dapat di gantikan oleh orang lain.

c. Tipe Kepemimpinan Pengayom (Headmanship)

Tipe kepemimpinan ini menempatkan seseorang sebagai kepala yang layaknya berfungsi sebagaimana kepala keluarga. Pemimpin memiliki kesediaan dan kesungguhan dalam mengayomi anggotanya, dengan berbuat segala sesuatu yang layak dan diperlukan organisasinya. Kepemimpinan ini dijalankan dengan melakukan kepeloporan, kesediaan berkorban, pengabdi, melindungi dan selalu melibatkan diri dalam usaha memecahkan masalah perseorangan/kelompok.

48

Ibid., h.103.

49


(38)

d. Tipe Kepemimpinan Ahli (Expert)

Tipe kepemimpinan ini harus dijalankan oleh seseorang yang memiliki keahlian atau keterampilan tertentu yang sesuai dengan bidang garapan atau yang dikelola oleh organisasinya. Dengan kata lain seorang pemimpin harus profesional di bidangnya.

e. Tipe Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator

Tipe kepemimpinan ini dijalankan oleh para pemimpin yang senang dan memiliki kemampuan mewujudkan dan membina kerja sama, yang pelaksanaannya berlangsung secara sistematis dan terarah pada tujuan yang jelas. Pemimpin bekerja secara berencana, bertahap dan tertib.

f. Tipe Kepemimpinan Agitator

Tipe kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin dalam bentuk tekanan-tekanan, adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan dan memperbesar perpecahan atau pertentangan dan potensi konflik dengan maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi. Agitasi yang dilakukan terhadap kelompok atau orang yang berada di luar organisasinya semata-mata untuk kepentingan organisasinya bahkan untuk kepentingan pribadinya.50

50


(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM ORGANISASI IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

A. Sejarah Berdirinya IPM

Latar belakang berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah tidak terlepas kaitannya dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar yang ingin melakukan pemurnian terhadap pengamalan ajaran Islam, sekaligus sebagai salah satu konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader.

Oleh karena itulah dirasakan perlu hadirnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil kepada misi Muhammadiyah dan ingin tampil sebagai pelopor, pelangsung penyempurna perjuangan Muhammadiyah.51

Upaya dan keinginan pelajar Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi pelajar Muhammadiyah telah dirintis sejak tahun 1919. Akan tetapi selalu saja mendapat halangan dan rintangan dari berbagai pihak, termasuk oleh Muhammadiyah sendiri.

Aktivitas pelajar Muhammadiyah untuk membentuk kader organisasi Muhammadiyah di kalangan pelajar akhirnya mendapat titik-titik terang dan mulai menunjukkan keberhasilannya, yaitu ketika pada tahun 1958,

51


(40)

Konferensi Pemuda Muhammdiyah di garut menempatkan organisasi pelajar Muhammmadiyah di bawah pengawasan Pemuda Muhammadiyah.52

Keputusan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Garut tersebut diperkuat pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah II yang berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta yakni dengan memutuskan untuk membentuk IPM (Keputusan II/ no.4).

Keputusan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Muktamar meminta kepada PP Muhammdiyah Majelis Pendidikan bagian Pendidikan dan pengajaran supaya memberi kesempatan dan mengerahkan Kompetensi Pembentukan Ikatan Pelajar Muhammadiyah kepada Pemuda Muhammadiyah.

b. Muktamar mengamanahkan kepada PP Pemuda Muhammadiyah untuk menyusun konsepsi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan untuk segera dilaksanakan setelah mencapai persesuaian pendapat dengan PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pegajaran.

Setelah ada kesepakatan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran pada tangggal 15 Juni 1961 ditandatanganilah peraturan bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Rencana pendirian Ikatan Pelajar Muhammadiyah tersebut dimatangkan lagi di dalam Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961 dan secara nasional melalui forum tersebut Ikatan Pelajar Muhammadiyah dapat berdiri dengan Ketua Umum Herman Helmi farid Ma’ruf, Sekretaris Umum Muhammmad Wirsyam Hasan. Ditetapkan

52


(41)

pula pada tangggal 5 Shafar 1381 bertepatan tanggal 18 Juli 1961 M sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.53

Ikatan Pelajar Muhammadiyah akhirnya menjadi salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah dan kaderisasi di kalangan pelajar Muhammadiyah. Pada masa-masa awal (1961-1966) Ikatan Pelajar Muhammadiyah masih dalam pengawasan Pemuda Muhammadiyah dan bersama Pemuda Muhammadiyah berusaha untuk mendirikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Sampai akhirnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah benar-benar mandiri dan mampu mengembangkan gerakannya di bidang dakwah pelajar dan kaderisasi dengan 26 Pimpinan Wilayah yang telah berhasil berdiri di seluruh Indonesia.

Kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki dua nilai strategis, yaitu: 1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai aksentuator gerakan dakwah Amar

Ma’ruf Nahi Mungkar Muhammadiyah di kalangan pelajar (bermuara pada membangun kekuatan pelajar menghadapi tantangan eksternal). 2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai lembaga kaderisasi

Muhammadiyah yang dapat membawakan misi Muhammadiyah di masa yang akan datang.54

LANDASAN:

1) Al-Qur’an dan As-Sunnah.

2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

53

www.irm.or.id diakses pada 7 April 2008.

54


(42)

3) Keputusan Muktamar XV Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tahun 2006 di Medan.

4) Pemikiran-Pemikiran Formal dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah. 5) Kebijakan-Kebijakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Susunan organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan tingkat Ranting. Pimpinan Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Pimpinan Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah dalam tingkat propinsi atau daerah tingkat I. Pimpinan Daerah adalah kesatuan cabang-cabang dalam tingkat kabupaten/kotamadia atau daerah tingkat II. Sedangkan Pimpinan Cabang adalah kesatuan ranting-ranting dalam satu kecamatan. Pimpinan Ranting adalah kesatuan anggota-anggota dalam satu sekolah, desa/kelurahan atau tempat lainnya. Saat ini, Ikatan Pelajar Muhammadiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Keuangan merupakan vitalitas bagi wujud gerak maupun amal usaha. Keuangan mampu menyetir langkah usaha suatu organisasi. Keuangan merupakan kekayaan dan aset modal usaha organisasi. Keuangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara jelas diatur dalam AD/ART, yang diperoleh dari dana abadi, iuran anggota, uang pangkal, dan sumber lain yang halal dan tidak mengikat. Demikian pula Ikatan Pelajar Muhammadiyah mendapat bantuan rutin dari pimpinan Muhammadiyah setingkat.


(43)

Perubahan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ke Ikatan Remaja Muhammadiyah

Dalam Konpiwil Ikatan Pelajar Muhammadiyah 1992 Yogyakarta, Menpora Akbar Tanjung secara implisit menyampaikan kebijakan pemerintah pada Ikatan Pelajar Muhammadiyah untuk melakukan penyesuaian tubuh organisasi. Usai Konpiwil PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah diminta Depdagri mengisi formulir direktori organisasi dengan disertai catatan agar pada waktu pengambilan formulir tersebut nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah telah berubah.

Pimpinan IPM (tingkat ranting) didirikan di setiap sekolah Muhammadiyah. Berdirinya pimpinan IPM di sekolah-sekolah Muhammadiyah ini akhirnya menimbulkan kontradiksi dengan kebijakan pemerintah Orde Baru dalam Undang-Undang Keormasan, bahwa satu-satunya organisasi siswa di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia hanya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Sementara di sekolah-sekolah Muhammadiyah juga terdapat IPM. Dengan demikian ada dualisme organisasi pelajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Bahkan pada Konferensi Pimpinan Wilayah IPM tahun 1992 di Yogyakarta, Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu (Akbar Tanjung) secara khusus dan implisit menyampaikan kebijakan pemerintah kepada IPM, agar IPM melakukan penyesuaian dengan kebijakan pemerintah.55

55


(44)

Dalam situasi kontra produktif tersebut, akhirnya PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah membentuk tim eksitensi yang bertugas secara khusus menyelesaikan permasalahan ini. Setelah dilakukan pengkajian yang intensif, tim eksistensi ini merekomendasikan perubahan nama dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah ke Ikatan Remaja Muhammadiyah. Perubahan ini bisa jadi merupakan sebuah peristiwa yang tragis dalam sejarah organisasi, karena perubahannya mengandung unsur campur tangan dari pemerintah.

Karenanya PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang sebelumnya telah mengangkat tim eksistensi yang bertugas menyelesaikan masalah ini melakukan pembicaraan intensif. Akhirnya diputuskan perubahan nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah dengan pertimbangan:

a. Keberadaan remaja sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan Muhammadiyah.

b. Perlunya pengembangan jangkauan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. c. Adanya kebijakan pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya

penggunaan kata “Pelajar” untuk organisasi berskala nasional.

Keputusan pergantian nama oleh PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini tertuang dalam SK PP IPM Nomor VI/ PP.IPM/ 1992, yang selanjutnya perubahan tersebut disajikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 22 Jumadil Awal 1413 H/18 November 1992 M melalui SK No.


(45)

53/SK-PP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama (Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah).

Namun sesungguhnya perubahan nama tersebut merupakan blessing in disguise (rahmat tersembunyi). Perubahan nama dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah ke Ikatan Remaja Muhammadiyah sebenarnya semakin memperluas jaringan dan jangkauan organisasi ini yang tidak hanya menjangkau pelajar, tetapi juga basis remaja yang lain, seperti santri, anak jalanan, dan lain-lain.

Dengan demikian secara resmi perubahan Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah adalah sejak tanggal 18 November 1992.

B. Visi dan Misi Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Visi dan Misi merupakan suatu penggambaran identitas organisasi dan pemahaman terhadap arah yang ingin dituju. Sedangkan Visi (Vision) adalah suatu gambaran ideal yang ingin di capai oleh sebuah organisasi yang akan datang. Adapun Misi (Mission) ialah suatu pernyataan sikap tentang aktivitas dari suatu perusahaan atau organisasi.

Setelah melihat latar belakang dan sejarah perjuangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, sebagaimana tergambar di atas, maka Visi yang harus terbangun untuk menata perjuangan ke depan ialah:


(46)

1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan yang memiliki visi ke-Islam-an.

Visi ke-Islam-an tersebut dimaknai sebagai pengakuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah bahwa Islam adalah agama yang membawa kebenaran, keadilan, kesejahteraan dan ketentraman bagi seluruh umat manusia. Islam tersebut secara normatif mengandung nilai-nilai perubahan yang konstruktif di setiap tempat dan masa. Dan visi ke-Islaman Ikatan Pelajar Muhammadiyah dipakai untuk mengkonstruksi masa depan perjuangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, sehingga benar-benar terwarnai oleh nilai hakiki ajaran Islam sebagai ajaran wahyu yang selalu cenderung kepada kebenaran dan membawa keselamatan.

2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan yang memiliki visi keilmuan.

Visi keilmuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah didasari pada pandangan mendasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah terhadap Ilmu Pengetahuan. Pandangan tersebut berakar pada keyakinan bahwa pada hakikatnya sumber ilmu di dunia ini adalah Allah SWT. Konsekuensinya adalah perkembangan ilmu pengetahuan harus berawal dan mendapat kontrol dari sikap pasrah dan tunduk kepada Allah swt.

3. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan yang memiliki visi kemasyarakatan.

Visi kemasyarakatan dalam gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah berangkat dari kesadarannya untuk selalu berpihak kepada cita-cita


(47)

pengetahuan masyarakat sipil. Karena dengan masyarakat madani dapat dibangun konstruksi negara nasional yang menjunjung tinggi demokrasi dan keadilan serta mengupayakan partisipasi penuh segenap elemen bangsa dengan kemajemukan dan keanekaragaman potensi.

Setelah terbangun visi gerakan sebagaimana tersebut di atas, maka gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah membawa misi sebagai berikut:

1. Memperjuangkan Nilai-Nilai Ke-Islam-An.

Implementasi ajaran Islam dalam misi gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah tercermin dari keberpihakannya kepada kebenaran dan pembaharuan dengan menitikberatkan pada penyantunan pelajar dan remaja, kontribusi dalam transformasi masyarakat dan penyadaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga kerangka dasar gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah terdiri dari:

a. Ajaran Islam sebaga sumber nilai inspirasi dan motivasi dalam menentukan visi gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

b. Dalam misi gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah terdapat nilai dasar yang dipakai sebagai substansi dari misi tersebut yaitu kebenaran dan pembaharuan. Kebenaran mengandung semangat moral dan ilmiah, sedangkan pembaharuan mengandung semangat

jihad, ijtihad dan mujahadah. 2. Membangun Tradisi Keilmuan

Ikatan Pelajar Muhammadiyah membawa misi keilmuannya kepada tatanan kehidupan yang manusiawi dan beradab serta jauh dari


(48)

tatanan kehidupan yang sekularistik, hedonistik dan mekanistik

(merupakan implikasi serius dari perkembangan IPTEK sekarang ini). Remaja muslim sebagai objek dan subjek dalam gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam mengembangkan potensi keilmuannya harus selalu berorientasi kepada kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara.

Dan potensi keilmuan remaja dapat dikembangkan dalam komunitas yang memiliki tradisi keilmuan. Dalam membangun tradisi keilmuan didasarkan pada asumsi dan prinsip antara lain:

a. Ilmu pengetahuan harus dikuasai untuk mendapatkan kedudukan sebagai manusia terhormat dan berkualitas dihadapan Allah swt. b. Semangat menggali khazanah keilmuan harus dibarengi dengan

eksplorasi spritualitas, sehingga tidak melahirkan karakter manusia berilmu yang sekular.

c. Dengan ilmu pengetahuan perspektif remaja tentang realitas sosial menyatu dengan perspektifnya tentang Tuhan / Agama

3. Membentuk Masyarakat Beradab.

Masyarakat beradab adalah masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Sesungguhnya manusia beradab secara sosial politik juga dikatakan sebagai masyarakat yang mandiri dan terberdaya, kondisi masyarakat yang demikian itulah yang diperjuangkan oleh IRM dengan potensi kader-kadernya.56

56


(49)

4. Menciptakan Kader Tangguh

Kader tangguh yang dimaksud adalah kader yang mampu menghadapi berbagai tantangan kedepan terhadap berbagai dinamika kehidupan sehingga IRM tetap eksis sebagai gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.57

C. Tujuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Dengan visi dan misi yang sudah dijelaskan di atas, maka Ikatan Pelajar Muhammadiyah dengan pertimbangan filosofis-strategis menetapkan tujuan gerakannya adalah:

“terbentuknya remaja muslim yang berakhlak dan berilmu dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat utama adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT” 58

Jika dimaknai tujuan di atas, setidaknya terdapat enam variabel penting yang menjadi tekanan tujuan tersebut yaitu:

1. Remaja muslim, 2. Ahlak mulia, 3. Gerakan keilmuan, 4. Keterampilan,

5. Nilai – nilai Islam dan 6. Masyarakat Islam.

57

Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah, Buku Panduan Anggota, h.27.

58


(50)

Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai Organisasi Maksud dan tujuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah “terbentuknya remaja muslim yang berakhlak mulia dan berilmu dalam rangka menegakkan, menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi Allah swt” (Pasal 3 AD/ART).

Maksud dan tujuan tersebut dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Menanamkan kesadaran beragama Islam, memperteguh iman, menertibkan peribadatan dan mempertinggi akhlak.

2. Mempergiat dan memperdalam pemahaman agama Islam untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.

3. Memperdalam, memajukan dan meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

4. Membimbing, membina, dan menggerakkan anggota guna meningkatkan fungsi dan peran Ikatan Remaja Muhammadiyah sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terbentuknya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah swt.

5. Meningkatkan amal salih dan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan. 6. Segala usaha yang tidak menyalahi ajaran Islam dengan mengindahkan

hukum dan falsafah yang berlaku.59

59


(51)

D. Struktur Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah

PENGURUS PIMPINAN RANTING

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH 2008-2009

Ketua : M. Annaas Maghfudz Syaifullah Sekretaris : Febvi Tresna Nuraisyah

Bendahara I : Yeny Anggraini Bendahara II : Putri Pertiwi

Bidang-Bidang

1. Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (KPSDM) Kabid : M. Agung Wibowo

Sekbid : Lita Wiranti Ningsih Anggota : Aisyah Romala

Akbar Halim Eva Nur Indah Sari Husein

M. Reza

Maulana Arief Rachman Hakim M. Hilman Al-Habsyie

Rahman Sanusi

Rita Aryati Kusuma Dewi Saviga

2. Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Kabid : Rifky

Sekbid : Selvia Evani Anggota : Desty Hanidar

Desy Kurniawati Esti Khairani Hanif Insani


(52)

Herdiani Juli Safitri Husni Mubarok Kurniasari Putri Fitriani Rosalita Yulia Indrati

3. Bidang Apresiasi Seni, Kebudayaan dan Olah raga (ASKO) Kabid : Yudhistira

Sekbid : Siti Maulida Damayanti Anggota : Firman

Hari Prayogo Kalis Tri Winarsih M. Gilang

Pradityo Dwinata Kurniawan Rakha Sumantha

Riski Oktaviyanti

Rizki Husmeini Attamimi Satrio Aji Febriansyah 4. Bidang Hikmah dan Advokasi (HA)

Kabid : Ahmad Gamal Ferliant Sekbid : Abdelhadi Reidho Anggota : Adi Bari

Aisyah Mardhiyah Chintia Riza Amelia M. Rizqillah Aziz Rizki Nailurrahman Tety Rahmawati Yusuf


(53)

5. Bidang Studi dan Dakwah Islam (SDI) Kabid : Ardhial Dewantoro Sutomo Sekbid : Nida Uljannah

Anggota : Ayu Mardika Dwi Astuti

Fitri Asmara Lasya Lamin Arjadi Rahma Putri Islami Reza Januar

Reza Minanda

Riyandi Dwi Wismoyo 6. Bidang Irmawati

Kabid : Shifa Fajriyati Rahmi Sekbid : Hanum Wangi Wibawanti Anggota : Annisa Ramdhaniyati

Dilla Amalia Muntaha Dinda Aryani

Istiqomah Nike Winda R. Nur Milati Amalia Mega Fidiyasha Tia Fajri


(54)

BAB IV

ANALISIS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN

A. Bentuk Pelaksanaan Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta

Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di SMU Muhammadiyah 4 merupakan organisasi yang diciptakan untuk menampung hasil kreasi dan aspirasi para siswa siswi di sekolah tersebut dan merupakan tempat untuk belajar serta berlatih tentang keorganisasian, kepemimpinan maupun keagamaan. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan adanya komunikasi di dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Karena jika dalam suatu organisasi tidak ada komunikasi maka organisasi tersebut tidak akan dapat berjalan.

Di dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah, memiliki beberapa bentuk pelaksanaan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau yang sering disebut dengan komunikasi dilakukan seperti berikut ini :

1. Komunikasi Internal

Ikatan Pelajar Muhammadiyah melakukan Komunikasi internal dengan penyampaian gagasan diantara para anggota organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang ada di dalam struktur organisasi tersebut. biasanya gagasan yang disampaikan berupa informasi-informasi seputar


(55)

organisasi, misalkan pengumuman untuk datang ke rapat organisasi maupun isi rapat organisasi itu sendiri. Melalui media lisan secara langsung, SMS (Short Message Service), telepon, dan undangan tertulis di kertas.

• Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal biasanya dilakukan dalam hal penyampaian pesan dari sesama anggota bidang kepada anggota bidang lain, biasanya berisi ide baru, kegiatan baru ataupun sesuatu hal tentang kemajuannya bidang masing-masing. Melalui media lisan secara langsung ataupun SMS. • Komunikasi Vertikal

Komunikasi Vertikal terdiri dari downward communication

dan upward communication. Downward communication adalah penyampaian informasi oleh para ketua bidang kepada para anggota bidang masing-masing atau komunikasi yang disampaikan dari guru pembimbing kepada para anggota organisasi maupun dari ketua umum organisasi kepada para anggota secara formal. Dilakukan dengan media lisan secara langsung seperti yang dilakukan dalam rapat maupun acara evaluasi organisasi.

Upward communication adalah komunikasi yang mengalir dari para anggota kepada para ketunya bidangnya masing-masing atau pun kepada ketua umum organisasi. Biasanya


(56)

berisi tentang masukan-masukan atau kritik dan saran kepada para pimpinan masing-masing mengenai ide-ide baru seputar program kegiatan organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Media yang digunakan yakni lisan secara langsung dan melalui tulisan di papan tulis ketika rapat organisasi.

• Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi silang melintasi fungsi dan tingkat dalam organisasi. Hal ini penting dalam situasi dimana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah, atau pun horizontal.

Dimensi komunikasi Diagonal dalam organisasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni :

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal yaitu percakapan sosial, interogasi dan wawancara diantara anggota organisasi, tidak mengenal jabatan seperti ketua bidang kepada ketua umum ataupun para anggota kepada guru pembimbing namun dalam komunikasi yang lebih intim secara tatap muka.

Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang biasanya sering terjadi ketika rapat organisasi, para anggota dari bidang masing-masing membuat sutau kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari tiga atau empat orang yang di pimpin oleh ketua bidang


(57)

masing-masing pula dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya mengemukakan pendapatnya melalui media lisan maupun tulisan di kertas atau pun papan tulis.

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi Eksternal ialah komunikasi antara ketua umum organisasi dengan para siswa siswi di SMU Muhammadiyah 4 yang bukan anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan kepada guru-guru di sekolah.

Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak dengan organisasi.

• Komunikasi dari organisasi kepada khalayak

Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif atau penyampaian informasi berisi tentang pengumuman undangan mengikuti kegiatan organisasi yang akan dilakukan. Melalui media lisan langsung ke kelas para siswa dan kemudian disampaikan didepan kelas, dengan spanduk-spanduk di sekitar sekolah, tertulis di majalah dinding organisasi dan berupa undangan tertulis ke beberapa siswa yang terpilih tergantung inti acara yang ingin dilaksanakannya.

• Komunikasi dari khalayak kepada organisasi

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari penyampaian informasi yang


(58)

dilakukan oleh organisasi. Jika para siswa banyak yang mengikuti kegiatan tersebut dan para guru banyak memberikan dukungannya, maka undangan yang di sampaikan memiliki efek yang positif dan dapat diterima oleh para khalayak yakni para siswa dan para guru.

Bentuk komunikasi organisasi dari kegiatan-kegiatan ini tidak perlu selalu dalam bentuk secara kaku. Penciptaan suasana komunikasi yang santai, tidak tegang, tidak kaku dan terkesan tidak formal akan memberikan kenyamanan para anggota sehingga mendukung kelancaran proses pelaksanaan komunikasi.

B. Metode dan Materi yang diberikan untuk mengembangkan kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Metode yang dipakai dalam pengembangan kepemimpinan oleh organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah cabang Kramat Jati yang ada di SMU Muhammadiyah 4 selalu diselaraskan antara pembinaan kepemimpinan dengan lingkungan, sehingga para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Agar menjadi lebih mengetahui, mengenal dan dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah menggunakan beberapa metode praktek secara langsung yakni:


(59)

1. Metode Teladan

Metode teladan yaitu dimana para anggota selalu berusaha untuk menjadi contoh teladan yang baik bagi teman-temannya di luar Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah seperti menjadi juara kelas di kelas masing-masing, mengerjakan shalat tepat waktu, berpakaian rapi, serta dekat dan mudah bergaul terhadap teman-teman maupun dengan para guru. Semuanya harus mereka lakukan agar dapat diikuti oleh teman-teman mereka.

2. Metode Nasehat

Metode nasehat atau seruan ialah memberikan nasehat atau menanamkan pengaruh yang baik kepada para peserta yang mengikuti kegiatan, biasanya dilakukan oleh para guru terhadap siswa siswi mereka agar menjadi lebih berprestasi, lebih memahami agama, dan lebih mengetahuai tentang organisasi dan kepemimpinan berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya.

3. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan atau pelatihan yakni para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah dibiasakan untuk menjadi pemimpin dan panitia dari program kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah dari awal ide, susunan kepanitiaan, pelaksanaan kegiatan hingga ke akhir acara seperti evaluasi dan membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan. Dari kegiatan pembiasaan seperti ini, guru pembimbing dapat melihat seberapa baik, kompak dan bertanggung jawabkah para anggota selaku panitia


(60)

kegiatan. Dalam kegiatan seperti ini, peran ketua panitia sangat diperlukan atau penting untuk mengatur anak buahnya dan menentukan serta mempertanggung jawabkan semua keputusan yang diambilnya. Diharapkan setelah mereka melakukan hal seperti ini, mereka sudah terbiasa untuk melakukannya lagi di lingkungan masyarakat.

Dan setiap materi yang diberikan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan sangat disesuaikan dengan tingkatan serta daya pikir para peserta sehingga mereka dapat dengan mudah menyerap dan memahami materi yang disampaikan.

Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki dua macam kegiatan berdasarkan waktu yang sudah di tulis dalam program kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yaitu:

a. Kegiatan Rutin

Kegiatan rutin ialah kegiatan yang secara rutin dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah diatur atau ditentukan sebelumnya yang dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah. Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini memiliki tiga kegiatan rutin, yakni:

1) Kuliah Tujuh Menit (Kultum)

Kegiatan kuliah tujuh menit ini biasa dilaksanakan di dalam Masjid Baitur Rahman SMU Muhammadiyah 4 Jakarta seusai atau setelah kegiatan shalat Dzuhur. Bentuk dari kegiatan ini berupa ceramah atau penyampaian informasi tambahan seputar keagamaan.


(61)

Kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri dan keberanian para siswa siswi dalam berbicara di depan umum dengan cara penyampaian retorika yang baik. Biasanya para peserta memiliki jadwal kapan mereka akan ikut serta dalam kegiatan tersebut dan mempersiapkan materi masing-masing sebelumnya tentang apa yang akan mereka sampaikan dalam kegiatan tersebut.

2) Majalah Dinding (Mading)

Majalah Dinding Muhammadiyah 4 disebut dengan

Mufgazwall yang biasa terbit hanya dua kali dalam sebulan. Majalah dinding ini berisi hasil kreatifitas para siswa siswi dalam berkreasi baik dalam bentuk tulisan berupa artikel-artikel pengetahuan tambahan seputar keagamaan, pergaulan, pengetahuan umum, artikel tentang informasi terbaru seputar Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan sekolah mereka, kritik, saran dan lainnya maupun berupa gambar atau ilustrasi yang memiliki pesan-pesan yang positif yang dapat diambil para siswa siswi yang melihat dan membacanya. Mading ini di simpan dalam suatu papan pengumuman yang diletakkan sekitar lingkungan sekolah yang sering di lalui oleh para siswa siswi dan dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian untuk melihat dan membacanya.


(62)

Kegiatan ini memiliki tujuan sebagai media aspirasi, sarana pertukaran informasi dan untuk pengembangan hasil kreatifitas para siswa siswi di SMU Muhammadiyah 4 ini.

3) Kajian Keputrian

Kegiatan ini dilaksanakan setiap menjelang hingga setelah waktu shalat Dzuhur. Para peserta dari kegiatan ini khusus diikuti bagi para siswi SMU Muhammadiyah 4 yang sedang haid atau berhalangan untuk melaksanakan ibadah shalat Dzuhur dan dilakukan di dalam ruang audio visual. Kegiatan ini berbentuk penyampaian materi tambahan seputar keagamaan yang berhubungan dengan keputrian. Penyampaian materi diberikan oleh para guru pembimbing wanita yang berbeda-beda pada setiap pertemuannya dan memiliki materi yang berbeda-beda pula.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi tambahan seputar remaja putri sesuai dengan syari’at Islam.

b. Kegiatan Tahunan

Kegiatan tahunan adalah kegiatan yang hanya dilakukan setiap satu tahun sekali atau setiap satu periode kepemimpinan. Biasanya dilakukan karena adanya suatu event besar tertentu. Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki beberapa program kegiatan tahunan, yakni:


(1)

program kerja bidang masing-masing.

T : Seberapa penting komunikasi dalam suatu organisasi dilakukan?

J : Penting karena menurut saya dengan berkomunikasi dapat menyambung ukhuwah Islamiyah.


(2)

HASIL WAWANCARA Responden : Febvi Tresna Nuraisyah

Jabatan : Sekretaris Umum Waktu : 11 Juni 2008

Tempat : Gedung SMU Muhammadiyah 4

T : Apa motivasi kamu masuk ke organisasi IPM?

J : Motivasi saya untuk mendapatkan ilmu tambahan di luar mata pelajaran sekolah dan untuk membantu kelancaran kegiatan siswa.

T : Menurut kamu apa arti dari kepemimpinan?

J : Menurut saya kepemimpinan itu mampu memimpin diri sendiri dan orang lain dalam melaksanakan sesuatu dan mampu bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat.

T : Apa fungsi kepemimpinan?

J : Fungsi kepemimpinan untuk memimpin dan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan agar apa yang diinginkan terlaksana, dapat berjalan dengan lancar dan teratur.

T : Kegiatan IPM apa saja yang sering kamu ikuti? Dan kenapa?

J : Saya sering mengikuti kegiatan FORTASI, 17an, Pesantren Ramadhan, LDKSI dan Musyawarah Ranting. Karena sebagai anggota saya ingin mencoba semua hal yang berhubungan dengan IPM.

T : Apa perbedaan atau pengaruh yang terjadi pada kamu setelah menjadi anggota IPM?


(3)

mengetahui arti sebuah organisasi dan tujuannya.

T : Menurut kamu metode apa yang tepat untuk melatih sikap kepemimpinan?

J : Dengan menggunakan metode pelatihan dan seruan.

T : Komunikasi seperti apa yang sering dilakukan dalam organisasi IPM ini? J : Dengan musyawarah dan kesepakatan bersama.


(4)

HASIL WAWANCARA Responden : Muhammad Agung Wibowo

Jabatan : Ketua Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Waktu : 11 Juni 2008

Tempat : Gedung SMU Muhammadiyah 4

T : Apa tujuan kamu masuk IPM?

J : Tujuan saya untuk mengetahui seluk beluk sebuah organisasi, pada umumnya sama seperti yang lain yaitu mencari pengalaman, suatu hal yang baru. Tapi ada beberapa hal yang membuat saya masuk IPM, dengan bertambahnya pengalaman daya kreatifitas saya bertambah, cara berfikir saya menjadi lebih berkembang dan semakin maju pemikiran saya sebagai manusia yang sedang tumbuh dewasa.

T : Apa arti kepemimpinan menurut kamu?

J : Kepemimpinan adalah cara atau metode seseorang dalam menghadapi atau memimpin khalayak ramai serta membuat suatu inovasi atau memberi cara pola fikir yang maju pada orang banyak karena setiap perilaku pemimpin akan diikuti oleh anggotanya.

T : Kegiatan IPM apa yang sering kamu ikuti? Dan kenapa?

J : Semua kegiatan yang bersifat baik menurut Islam, karena dalam setiap kegiatan ada suatu hal yang baru dan hal baru tersebut menjadi suatu


(5)

andil dengan suatu inovasi yang baru pada acara tersebut.

T : Perbedaan atau pengaruh apa yang terjadi pada diri kamu setelah menjadi anggota IPM?

J : Sebelum saya masuk IPM, saya belum tahu seluk beluk sebuah organisasi dan masih buta akan organisasi. Namun setelah saya masuk IPM, saya merasa ada ada cara pola fikir, berstrategi dalam organisasi sehingga saya merasa punya bekal untuk berorganisasi yang lebih luas. Selain itu ada hal yang paling tidak terlupakan saya mengenal Islam dengan Kaffah ( menyeluruh) dari pembina saya, jadi pada kehidupan saya ada prinsip sukses di dunia akhirat ya dengan Islam.

T : Apa fungsi kepemimpinan dalam bidang KPSDM yang kamu pimpin sekarang?

J : Khusus di KPSDM saya mendapat suatu metode yaitu cara bagaimana saya bisa mencetak banyak kader-kader Islam yang bukan hanya kader organisasi saja karena sesuai namanya Kaderisasi Pengembangan Sumber Daya Islam.

T : Menurut kamu metode apa yang tepat untuk melatih atau mengembangkan sikap kepemimpinan?

J : Menurut saya dengan metode militansi Islam, karena dengan metode ini saya dapat menggunakannya di semua aspek Islam yang mengatur semua jenis kehidupan sampai yang paling mikro. Dengan sikap militan


(6)

seseorang dapat konsekuen dan istiqomah dengan apa yang ia perjuangkan.

T : Komunikasi seperti apa yang sering dilakukan dalam organisasi IPM? J : Komunikasi yang saya lakukan tergantung dengan situasi dan kondisi,

kadang kita harus bersikap friendly pada saat harian tapi kadang harus serius pada saat kita rapat dan menangani hal yang serius.