MANAJEMEN PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI DI DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN BANDUNG.

(1)

KABUPATEN BANDUNG

( Studi Deskriptif Tentang Pengembangan Olahraga Rekreasi Objek Wisata Situ Cileunca oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Bandung )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Olahraga

Priadi Nasrulloh 0808236

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

KABUPATEN BANDUNG

( Studi Deskriptif Tentang Pengembangan Olahraga Rekreasi Objek Wisata Situ Cileunca oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Bandung )

Oleh Priadi Nasrulloh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Priadi Nasrulloh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NAMA : PRIADI NASRULLOH

NIM : 0808236

JUDUL : MANAJEMEN PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI DI

DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

KABUPATEN BANDUNG

Disahkan dan Disetujui Oleh : Pembimbing I

Dr. H. Yudha Munajat Saputra, M. Ed. NIP.19630312 198901 1 002

Pembimbing II

Dr. H. Ridwan El Hariri, M.M NIP.19490515 197903 1 002

Mengetahui :

Program Studi Ilmu Keolahragaan Ketua

Drs. Sumardiyanto, M.Pd NIP.19621222 198703 1 002


(4)

ABSTRAK

MANAJEMEN PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI DI DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

KABUPATEN BANDUNG Oleh :

Priadi Nasrulloh 0808236

Olahraga telah mengalami perkembangan di berbagai daerah yang dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta. Manajemen diperlukan oleh lembaga terkait untuk pengembangannya. Salah satunya manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di objek wisata Situ Cileunca yang telah menjadikan olahraga rekreasi salah satu daya tarik pariwisata untuk meningkatkan wisatawan. Manajemen pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca dilihat dari 4 aspek yaitu aspek perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Tujuan penelitian untuk menggambarkan ke 4 aspek tersebut. Untuk menjawab masalah tersebut maka dilakukan penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi adalah pegawai Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung berjumlah 51 orang dan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yang berjumlah 30 orang karena pengembangan olahraga rekreasi oleh bidang olahraga dan pariwisata. Instrumen menggunakan angket manajemen yang efektif. Dari hasil angket dilakukan uji validitas, uji reabilitas, pengumpulan data dan analisis data. Hasil penelitian menunjukan penerapan aspek perencanaan 65.40% dengan kategori kuat, penerapan aspek pengorganisasian 65.46% dengan kategori kuat, penerapan aspek pengarahan 63.82% dengan kategori kuat dan penerapan aspek pengendalian 67.39% dengan kategori kuat. Jumlah keseluruhan skor ideal 8030, sedangkan skor aktual 5266 maka hasilnya 65.57 % dari skor ideal. Maka penerapan manajemen berada pada kriteria kuat. Kesimpulan penelitian yaitu manajemen pengembangan olahraga rekreasi dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di objek wisata Situ Cileunca untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada. Oleh karena itu, diperlukan penerapan manajemen yang lebih optimal.


(5)

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Batasan Penelitian ... 10

F. Anggapan Dasar ... 11

G. Definisi Operasional ... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Manajemen ... 16

1. Pengertian Manajemen ... 16

2. Tujuan Manajemen ... 20

3. Fungsi Manajemen ... 21

a. Perencanaan ... 21

b. Pengorganisasian ... 23

c. Pengarahan ... 25

d. Pengendalian ... 27

B. Pengembangan ... 28

1. Pengembangan Organisasi ... 28

2. Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi ... 32

C. Olahraga Rekreasi ... 33

1. Pengertian Rekreasi ... 33

2. Pengertian Olahraga Rekreasi ... 38

3. Pengertian Olahraga Rekreasi di Situ Cileunca ... 41

D. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung ... 44

1. Stuktur Organisasi Dispopar ... 44

2. Tugas dan Fungsi Dispopar ... 45

3. Visi dan Misi Dispopar ... 53

4. Profil Kabupaten Bandung ... 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Prusedur Penelitian ... 56

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 58


(6)

C. Instumen Penelitian ... 59

1. Angket ... 59

2. Menyusun Kisi-kisi ... 60

D. Uji Coba Angket ... 65

E. Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 66

1. Uji validitas ... 66

2. Uji reabilitas ... 70

F. Pengumpulan Data ... 70

G. Teknik Pengolahan Data ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 73

1. Penghitungan Uji Normalitas Data ... 74

2. Hasil Penghitungan Persentase ... 74

3. Analisis Frekuensi ... 81

a. Perencanaan ... 81

b. Pengorganisasian ... 89

c. Pengarahan ... 93

d. Pengendalian ... 96

B. Diskusi Penemuan ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN ... 109


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Instrument Dalam Angket ... 63

3.2 Kategori Nilai Skor Jawaban Alternatif ... 65

3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 67

3.4 Hasil Uji Reabilitas Instrumen ... 70

3.5 Kategori Nilai Skor Jawaban Alternatif ... 71

3.6 Parameter Persentase ... 71

4.1 Uji Normalitas Data ... 74

4.2 Persentase Sub Variabel Perencanaan ... 75

4.3 Persentase Sub Variabel Pengorganisasian ... 77

4.4 Persentase Sub Variabel Pengarahan ... 78

4.5 Persentase Sub Variabel Pengendalian ... 79

4.6 Persentase Variabel Manajemen ... 80

4.7 Rencana Jangka Pendek ... 81

4.8 Rencana Jangka Panjang ... 82

4.9 Tujuan Jangka Panjang ... 82

4.10 Resiko ... 83

4.11 Event ... 83

4.12 Keterkaitan Objek Wisata ... 84

4.13 Pendapatan Asli Daerah ... 84

4.14 Pendanaan ... 85

4.15 Investor ... 85

4.16 Sarana Prasarana ... 86

4.17 Pengunjung ... 86

4.18 Potensi Alam ... 87

4.19 Pengembangan olahraga rekreasi ... 87

4.20 Hambatan Pengembangan ... 88

4.21 Promosi Pariwisata ... 88

4.22 Struktur pengelola ... 89

4.23 Kebutuhan pengelola... 89

4.24 Fungsi pengelola ... 90

4.25 Wewenang pengelola ... 90

4.26 Penilaian pengelola ... 91

4.27 Komunikasi pengelola... 91

4.28 Kerjasama pengelola ... 92

4.29 Peranan Dispopar ... 92

4.30 Peranan Swasta ... 93

4.31 Pengarahan Kinerja ... 93

4.32 Pengarahan Pengembangan ... 94

4.33 Pendelegasian Pengelola ... 94

4.34 Pengakuan Prestasi ... 95

4.35 Pengembangan SDM ... 95


(8)

4.38 Pruduktivitas Pengelola ... 97

4.39 Evaluasi Program Kerja ... 97

4.40 Evaluasi Olahraga Rekreasi ... 98


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket ... 109

Lampiran 2 Uji Coba Angket ... 111

Lampiran 3 Skor Hasil Uji Coba Angket ... 117

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Angket ... 122

Lampiran 5 Hasil Uji Reabilitas Angket ... 125

Lampiran 6 Angket Penelitian ... 126

Lampiran 7 Skor Hasil Uji Angket ... 131

Lampiran 8 Dukumentasi Penelitian ... 135

Lampiran 9 Surat Keputusan Penunjukan Pembimbing Skripsi .... 137

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 140


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak manusia ada dimuka bumi ini mereka tidak terlepas dari aktivitas fisik. Manusia purba telah melakukan aktivitas seperti berlari, memanjat pohon, berenang, memburu, memanah dan berjalan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini menunjukan bahwa manusia bergerak tidak terlepas dari olahraga. Sadar atau tidak manusia purba telah melakukan aktivitas jasmani yang telah menjadi kebutuhan mutlak manusia sehari-hari untuk beraktivitas. Sebagaimana UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan pengertian olahraga bahwa, “Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial”. Artinya olahraga sebagai alat untuk merangsang, memelihara, dan membina melalui potensi jasmani, rohani dan sosial yang terdapat dalam permainan, perlombaan atau kegiatan jasmani yang intensif.

Olahraga telah berkembang diseluruh dunia. Salah satu gerakan pengembangan olahraga di dunia yang banyak mempengaruhi budaya olahraga pada masa sekarang dan yang akan datang adalah adanya istilah “Sport for all” yang diluncurkan pada tahun 1966 oleh organisasi internasional yaitu “Council of

Europe”. Pada tahun 1978 UNESCO dalam konferensinya mendukung

persetujuan internasional tentang pendidikan jasmani dan olahraga yang didasarkan pada pergerakan “Sport for all”.


(11)

Pemerintah Indonesia dalam gerakan terhadap pengembangan aktivitas jasmani dan olahraga dimasyarakat Indonesia dengan menggalangkan adanya slogan yaitu “Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat” untuk meningkatkan potensi dan membudayakan keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan yang bersifat fisik bisa berbentuk permainan, perlombaan atau kegiatan jasmani yang intensif dengan berlandasan pendidikan, rekreasi, prestasi dan kesehatan. Kegiatan olahraga yang dilakukan oleh individu dan kelompok dimasyarakat Indonesia diharapkan bisa meningkatkan kesehatan, prestasi, rekreasi, dan pendidikan. Seperti menurut WHO dalam Mutohir (2007:14) mengemukakan bahwa “Olahraga menggunakan istilah physical activity yaitu segala bentuk aktivitas gerak yang dilakukan setiap hari, termasuk bekerja, rekreasi, latihan dan aktivitas olahraga”. Berdasarkan pendapat ini sudah jelas bahwa olahraga merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan oleh siapapun.

Seiring perkembangan zaman yang sudah memasuki zaman modern tujuan manusia untuk berolahraga menjadi berbeda-beda sesuai kebutuhannya. Dalam masyarakat sekarang olahraga merupakan salah satu bentuk rekreasi terbaik karena bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak mengenal usia muda maupun tua. Salah satunya tujuan manusia berolahraga adalah untuk rekreasi yaitu dengan mencari pengalaman aktivitas jasmani di tempat wisata. Setiap orang memiliki pekerjaan dan rutinitas yang beragam dengan spesifikasi aktivitas yang berbeda– beda pula seperti terbatasnya waktu, monoton, strees, jenuh dan membosankan. Rekreasi merupakan salah satu solusi masyarakat zaman moderen yang tepat untuk memulihkan keseimbangan fisik dan mental.


(12)

Kegiatan rekreasi merupakan suatu aktivitas individu atau kelompok yang menerapkan tujuan sebelum melakukan aktivitas. Tujuan yang ingin dicapainya sangat beranekaragam tergantung kepada orang yang melakukan kegiatan tersebut seperti ada yang bertujuan untuk mengisi waktu luang, menghibur diri, sekedar hobi, memulihkan pikiran, jalan-jalan, mengajak sanak keluarga, atau sekedar hanya bersenang-senang saja. Sebagaimana menurut Yudha dan Muhammad (2000:2) bahwa: “Rekreasi adalah suatu aktivitas luang baik yang dilakukan secara individu atau kelompok tidak terikat oleh siapapun guna mencapai kepuasan“. Lebih lanjut UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan pengertian olahraga rekreasi yaitu :

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kesenangan. Merupakan kegiatan yang terbuka bagi semua orang tanpa membedakan hak, status sosial, atau derajat di masyarakat dan dapat dilakukan oleh berbagai unsur dari seluruh lapisan masyarakat seperti menteri, pejabat, pegawai negeri sipil, guru, pegawai rendah, pengusaha, buruh, angkatan bersenjata, polisi, masyarakat umum dan bahkan dikalangan orang cacat sekalipun.

Aktivitas rekreasi yang dicari seringkali memanfaatkan suatu tempat yang memiliki ciri khas atau daya tarik bagi pengunjungnya seperti rekreasi ke objek wisata. Berkunjung ke objek wisata biasanya menawarkan berupa keindahan alam seperti air terjun, pantai, hutan, bangunan bersejarah, kuliner dan olahraga rekreasi. Indonesia sendiri memiliki keberadaan objek wisata yang sangat banyak. Hampir seluruh tempat baik didarat dan laut dijadikan tempat objek wisata yang dikelola baik oleh Pemerintah maupun swasta.


(13)

Objek wisata di Provinsi Jawa Barat yang sering dikunjungi sebagai tempat rekreasi wisata oleh pengunjung salah satunya adalah obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Bandung terlihat dari animo wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung dari tahun ke tahun meningkat tercatat oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung tahun 2009 jumlah pengunjung wisatawan lokal sebanyak 4.407.636 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 78.798 orang. Meningkat tahun 2010 dengan jumlah pengunjung wisatawan lokal sebanyak 4.518.917 orang atau naik 2,52 % dan wisatawan mancanegara sebanyak 88.413 orang atau naik 12,20 %. Pengunjung wisatawan tidak didominasi oleh sekelompok orang tertentu saja. Berbagai kelompok berkunjung seperti anak-anak, remaja, dan orang tua semua berkumpul dengan tujuannya masing-masing. Ini menunjukan bahwa potensi pariwisata Kabupaten Bandung menjadi daya tarik yang cukup besar bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang amat penting bagi pengembangan kepariwisataan khususnya pariwisata olahraga.

Dalam hal ini pemerintah mempunyai peranan penting untuk meletakkan sektor pariwisata pada baris depan basis ekonomi. Tujuannya adalah untuk menggenjot roda perekonomian yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Pariwisata di Kabupaten Bandung banyak memiliki potensi ekonomi yang cukup besar pariwisata dikemas dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk-produk pariwisata yang berkualitas dengan tujuan untuk menarik dan mendorong wisatawan untuk melakukan kegiatan berwisata. Salah satu dari keunggulan pariwisata Kabupaten


(14)

Bandung yaitu pariwisata alam yang menawarkan macam-macam olahraga rekreasi di objek wisata. Pariwisata alam yang mempunyai penunjang olahraga rekreasi ditujukan kepada suatu orang-orang yang bertujuan untuk menikmati, menyaksikan suatu pesta olahraga atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga itu sendiri. Pariwisata alam yang berada di Kabupaten Bandung ini bertujuan untuk memenuhi kepuasan untuk melakukan kegiatan olahraga yang disenangi seperti flyingfox, out bound, arum jeram, berenang, berendam di pemandian air panas, berkemah, menikmati pemandangan dan hiking. Salah satu objek wisata alam untuk olahraga rekreasi yaitu Situ Cileunca yang menjadi salah satu keunggulan industri pariwisata di Kabupaten Bandung. Memiliki luas 80 hektar, dari segi fasilitas objek wisata Situ Cileunca memiliki sarana olahraga seperti flyingfox, out bound, perahu karet untuk arum jeram, dan perahu dayung. Dari segi pengunjung cukup banyak orang yang berkunjung dihari libur. Dari segi pengelolaan sumber daya manusia yang memperkerjakan masyarakat sekitar dan sebagian Pegawai Negeri Sipil dari Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. Dari segi panorama alam memiliki pemandangan yang cukup indah. Dari segi pemamfaatan Situ Cileunca digunakan untuk berperahu, memancing, berkemah, piknik, pembangkit listrik tenaga air, arum jeram, dan dayung. Pengelolaan Situ Cileunca dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

Adanya “Program Sadar Wisata” yang diluncurkan oleh Kementrian Pariwisata Indonesia menjadikan Dinas terkait harus memaksimalkan potensi yang ada. Mengingat objek wisata Situ Cileunca memiliki potensi alam yang


(15)

bagus untuk dijadikan pengembangan olahraga rekreasi seperti flyingfox, out bound, softgun, arum jeram, dan dayung untuk menjadi salah satu upaya daya tarik wisatawan. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan dan hubungan sosial. Dalam suatu pengembangan akan terlaksana dengan baik dengan penerapan manajemen yang baik. Manajemen sangat beralti bagi suatu organisasi yang akan menyatukan tujuan organisasi tersebut. Sebagaimana Hasibuan (2008:2) yang menyatakan bahwa, “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Selanjutnya Stoner dalam Bangun (2008:3) bahwa, “Manajemen adalah merupakan proses membuat perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran”. Dari pengertian tersebut, manajemen merupakan rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh anggota organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, manajemen merupakan rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh anggota organisasi untuk mencapai tujuannya. Karena manajemen merupakan suatu proses (management is a process). Proses merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis.

Menunjuk pada manajemen sebagai proses, maka para manager atau pemimpin dalam melaksanakan tugasnya saling terkait dengan sasaran yang


(16)

mereka capai. Berdasarkan penjelasan diatas, manajemen merupakan suatu seni, ilmu dan proses dalam melaksanakan aktivitas organisasi seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Hasibuan (2008:40) menjelaskan bahwa manajemen memiliki 4 fungsi terdiri dari :

1. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. 2. Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan

dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

3. Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan.

4. Pengendalian menurut Harold Koontz adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara.

Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung memiliki Visi “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengembangan Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Unggulan Tahun 2015 “. Kabupaten Bandung memiliki tempat pariwisata unggulan. Ini menegaskan manajemen berperan penting untuk pengembangkan potensi pariwisata yang ada. Pariwisata alam Situ Cileunca salah satu pengembangannya.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperlukan sebuah kajian mengenai manajemen pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda,


(17)

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung terkait dalam pengembangan olahraga rekreasi di objek wisata Situ Cileunca. Untuk itu peneliti mengambil judul “Manajemen Pengembangan Olahraga Rekreasi di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung“. Penelitian ini membahas tentang pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

B. Rumusan Masalah

Sesuai pada latar belakang masalah diatas maka diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah manajemen pengembangan olahraga Rekreasi yang telah

dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berdasarkan fungsi perencanaan?

2. Bagaimanakah manajemen pengembangan olahraga Rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berdasarkan fungsi pengorganisasian?

3. Bagaimanakah manajemen pengembangan olahraga Rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berdasarkan fungsi pengarahan?

4. Bagaimanakah manajemen pengembangan olahraga Rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berdasarkan fungsi pengendalian?


(18)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh informasi terkait perencanaan pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

2. Untuk memperoleh informasi terkait pengorganisasian pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

3. Untuk memperoleh informasi terkait pengarahan pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

4. Untuk memperoleh informasi terkait pengendalian pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik dalam teoritis maupun praktis yaitu:

1. Secara teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan penelitian yang berarti menjadi bahan informasi dalam pengembangan olahraga rekreasi yang


(19)

telah dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

b. Dapat dijadikan referensi tentang penelitian dalam bidang olahraga rekreasi yang berada di objek wisata.

c. Dapat menjadi gambaran tentang olahraga rekreasi yang ada di Situ Cileunca.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan memaksimalkan pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi “Best Prakties“ dalam mengembangkan minat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata Situ Cileunca.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah penelitian untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian untuk menghindari pengkajian masalah yang terlalu luas dan tidak menyimpang dan tidak merebar kemana-mana. Batasannya yaitu :

1. Dalam penelitian ini mendeskripsikan manajemen pengembangan dibatasi pada aspek proses penerapan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

2. Dalam penelitian ini olahraga rekreasi dibatasi yaitu olahraga rekreasi yang berada di objek wisata Situ Cileunca.


(20)

3. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dan sampel penelitian adalah Pegawai Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

F. Anggapan Dasar

Dalam menentukan anggapan dasar penelitian, penulis terlebih dahulu menentukan suatu anggapan dasar sebagai titik awal penelitian. Seperti dikemukakan Surakhmad dalam Arikunto (2006:65) bahwa, “Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik”. Anggapan dasar dapat berupa teori yang nantinya akan menjadi pijakan untuk bahan penelitian. Peneliti ajukan anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manajemen pengembangan sudah menjadi bagian penting dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien. Manajemen pengembangan merupakan salah satu solusi mengembangkan organisasi dan menyatukan orang banyak untuk tujuan yang sama. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hasibuan (2008:2) yang menyatakan bahwa, “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Sedangkan Pengembangan merupakan suatu upaya peningkatan kemampuan kepada organisasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas. Seperti dalam Rivai dan Sylviana (2010:2) menjelaskan bahwa, ”Pengembangan adalah suatu proses mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk menjadi sesuatu atau


(21)

meraih sukses sebagai pemimpin dalam organisasi mereka”. Manajemen pengembangan merupakan suatu program yang berupaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja organisasi yang lebih baik melalui peningkatan kualitas dan kuantitas terhadap individu maupun organisasi untuk mencapai tujuan yang sama.

2. Olahraga rekreasi merupakan bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran. Seperti Rusli Lutan dkk. (2008:101) bahwa “Olahraga rekreasi adalah suatu kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang sehingga pelakunya akan memperoleh kepuasan secara emosional seperti kesenangan, kegembiraan, dan kebahagiaan, serta memperoleh kepuasan secara fisik dan fisiologis seperti terpeliharanya kesehatan dan kebugaran tubuh sehingga tercapai kesehatan yang menyeluruh“. Olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya untuk mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan dan hubungan sosial. Olahraga rekreasi cukup digemari karena salah satu tujuannya adalah ingin meraih kepuasan dari pelakunya dan dapat dilakukan oleh siapapun tanpa melihat status sosialnya.

Dari uraian diatas, penulis beranggapan bahwa dalam suatu pengembangan dibutuhkan manajemen yang baik dan benar agar suatu tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien dengan hasil yang maksimal.


(22)

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai istilah sebagai berikut :

1. Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu manus yang beralti tangan dan agere yang beralti melakukan yang digabung menjadi managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management. Kata management diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi menajemen atau pengelolaan. Manajemen menurut Parker dikutip Usman (2008:4) adalah “Seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang”. Sejalan menurut Harold dan Cyril dalam Hasibuan (2008:3) bahwa, ”Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain”. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada fungsi-fungsi manajemen terkait pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca untuk mencapai tujuan, sebagai berikut :

a. Perencanaan menurut Hasibuan (2008:40) adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada.

b. Pengorganisasian menurut Hasibuan (2008:40) adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan


(23)

orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

c. Pengarahan menurut Hasibuan (2008:41) adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif untuk mencapai suatu tujuan.

d. Pengendalian menurut Harold Koontz dalam Hasibuan (2008:41) adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara.

2. Pengembangan berasal dari kata berkembang. Pengembangan menurut Aliminsyah dan Pandji (2004:230) bahwa, ”Pengembangan adalah setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang dengan memberikan keterangan, mempengaruhi sikap-sikap atau menambah kecakapan”. Pengembangan yang mengacu dalam penelitian ini adalah pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

3. Olahraga rekreasi menurut Haryono (1978) dalam Subroto bahwa, “Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena memberi kepuasan dan kesenangan”. Yang dimaksud olahraga rekreasi


(24)

disini adalah olahraga rekreasi yang berada ditempat objek wisata Situ Cileunca.

4. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung adalah bagian Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang mengurusi segala sesuatu yang bersangkutan dengan pekerjaan, pembinaan, dan pengembangan di bidang pemuda , bidang olahraga dan bidang pariwisata.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji. Keberhasilan dalam penelitian tidak akan terlepas dari metode yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Maka setiap penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan dalam penelitiannya, hal ini perlu karena metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil atau tidaknya tujuan penelitian yang akan dicapai. Sebagaimana menurut Sugiyono (2011:2)

menjelaskan bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dengan kata lain penggunaan metode harus dilihat dari sudut sejauh mana efektivitas, efisiensi dan relevansinya terhadap masalah yang diteliti.

Dalam penelitian kuantitatif ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi deskriptif yaitu metode yang berusaha menggambarkan, menjelaskan dan meneliti sejauhmana variabel-variabel penerapan manajemen dengan variasi-variasi pertanyaan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menemukakan penerapan indikator-indikator dalam manajemen pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di objek wisata Situ Cileunca.


(26)

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif. Sebagaimana menurut Arikunto (2006:234) bahwa, ”Studi deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan”. Sedangkan menurut Narbuko dan Achmadi (2010:44) bahwa :

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi. Ia juga bersifat komperatif dan korelatif. Penelitian deskriftif banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetik dan klinis. Penelitian survei termasuk dalam penelitian ini. Bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenaikan fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.

Mengacu pada penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dalam penelitian ini, berusaha menggambarkan, menjelaskan, dan melukiskan situasi atau kejadian yang ada di lapangan ataupun dengan data-data secara lengkap sesuai dengan masalah penelitian. Metode deskriptif akan sangat membantu dalam penelitian ini dan mengungkap apa diharapkan sehingga dihasilkan penelitian yang benar-benar ilmiah atas permasalahan-permasalahan penelitian dan tujuan penelitian tercapai. Dengan menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini, penulis beranggapan bahwa metode deskriptif sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung dengan acuan objek wisata Situ Cileunca yang menggambarkan penerapan manajemen pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilaksanakan.


(27)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan seluruh objek penelitian dari objek yang diselidiki, yang dapat memberikan informasi atau fakta yang dihadapi. Sebagaimana menurut Sugiyono (2011:80) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Pupolasi penelitian adalah Pegawai Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung yang berjumlah 51 orang. 2. Sampel

Sampel diambil untuk mewakili pupolasi yang akan diteliti. Sebagaimana Sugiyono (2011:81) mengemukakan bahwa, “Sampel merupakan bagian dari

jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilalan

sampel memerlukan suatu teknik pengembalian dari pupolasi tersebut. Sebagaimana Sugiyono (2011:81) mengemukakan bahwa “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Untuk memperoleh sampel, maka penulis menggunakan teknik purposive sampling karena bidang olahraga dan pariwisata yang melaksanakan manajemen pengembangan Situ Cileunca. Sampel yang diambil oleh penelitian adalah 30 orang dari jumlah pegawai di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.


(28)

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Sebagaimana menurut Sugiyono (2011:102) menjelaskan bahwa: ”Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus

benar-benar dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah).

Maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan penelitian yaitu mengenai manajemen pengembangan olahraga rekreasi di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung sebagai acuan untuk mengembangkan olahraga rekreasi di Kabupaten Bandung.

1. Angket

Angket atau kuisioner dijelaskan oleh Arikunto (2011:142) sebagai berikut: ”Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang harus dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden

untuk dijawabnya”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk memperoleh data dan gambaran tentang manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel, sub variabel, indikator-indikator dan pernyataan. Angket yang digunakan adalah angket yang berstruktur dengan pernyataan yang bersifat tertutup. Maksud angket berstruktur ini adalah


(29)

angket yang disusun dengan sejumlah jawaban yang telah disediakan sebagai pilihan responden, untuk dipilih sesuai pendiriannya. Oleh karena itu, responden tidak diharapkan menambah suatu jawaban dengan jawaban dengan uraian yang lebih lanjut ataupun menjawab secara bebas.

2. Menyusun Kisi-Kisi Angket

Untuk mempermudah penulis dalam menyusun butir-butir penyataan angket serta alternatif jawaban yang telah disediakan, maka dibuatlah kisi-kisi anket. Kisi-kisi angket didasari pada penjelasan para ahli. Penulis membuat kisi-kisi mengacu sebagaimana menurut Robert M. Raflt (1982) dalam Sugiyono (2011:106) mengemukakan indikator manajemen yang efektif dilihat dari variabel, sebagai berikut :

1. Planning (Perencanaan)

a. Develop realistic, time phased plans for long, medium, and short term. (Pengembangan realistis, rencana bertahap waktu panjang, menengah, dan jangka pendek.)

b. Analyze risk and provide for contingencies. (Menganalisis risiko dan memberikan kontinjensi.)

c. Produce valid and timely proposals and accurate cost estimate. (Menghasilkan proposal yang valid dan tepat waktu dan perkiraan biaya yang akurat.)

d. Forecast funding and manpower requirement accurately.

(Prakiraan dana dan kebutuhan tenaga kerja secara akurat.)

2. Organizing (Pengorganisasian)

a. Establish clear definition of function, authority, and accountability. (Menetapkan definisi yang jelas tentang fungsi, wewenang, dan akuntabilitas.)

b. Select the most qualified personal to fill its needs. (Pilih pribadi yang paling berkualitas untuk mengisi kebutuhannya.)

c. Assign personnel so as to best utilize their capabilities and potenment. (Menetapkan personil sehingga terbaik untuk memanfaatkan kemampuan dan potensi mereka.)

d. Assess its strengths and weakness and promptly correct deficiency correct deficiencies. (Menilai kekuatan dan kelemahan dan kekurangan kekurangan segera benar benar.)


(30)

3. Directing (Pengarahaan)

a. Maintain high performance standard. (Mempertahankan standar kinerja tinggi.)

b. Stress people-oriented leadership and the importance of personal example. (Pemikiran kepemimpinan yang berorientasi dan pentingnya teladan pribadi.)

c. Delegate work effectively, encouraging maximum employee

involvement and responsibility. (Mendelegasikan pekerjaan secara efektif, mendorong keterlibatan karyawan maksimum dan tanggung jawab.)

d. Recognize achievement and distribute reward equitably.

(Mengakui prestasi dan mendistribusikan hadiah adil.)

e. Encourage employee development and growth. (Mendorong

pengembangan karyawan dan pertumbuhan.)

4. Controling (Pengendalian)

a. Monitor operasional progress and promptly correct deficiencies. (Memantau kemajuan operasional dan kekurangan segera benar.) b. Control expenditures as required to assure achievement of profil

objective. (Pengeluaran kontrol yang diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan profil.)

c. Adhere to schedule. (Patuhi jadwal.)

d. Assess its productivity and continually strive it improve it. (Menilai produktivitas dan itu terus berupaya memperbaikinya.)

Maka dalam penelitian ini penulis membuat kisi-kisi angket dengan acuan dan tolak ukur yang disesuaikan dengan masalah penelitian dan Dinas terkait didasari sebagai berikut :

A. Perencanaan dengan indikator (1) Rencana jangka pendek, (2) Tujuan jangka pendek, (3) Rencana jangka menengah, (4) Tujuan jangka menengah, (5) Rencana jangka panjang, (6) Tujuan jangka panjang, (7) Resiko, (8) event, (9) Keterkaitan objek wisata, (10) Pendapatan Asli Daerah, (11) Pendanaan, (12) Investor, (13) Sarana prasarana, (14) Lokasi, (15) Pengunjung, (16) Potensi alam, (17) Pengembangan strategis, (18) Pengembangan olahraga rekreasi, (19) Hambatan pengembangan, (20) Promosi pariwisata,


(31)

B. Pengorganisasian dengan indikator (1) Struktur pengelola, (2) Kebutuhan Pengelola, (3) Fungsi pengelola, (4) Wewenang pengelola, (5) Penilaian pengelola, (6) Komunikasi pengelola, (7) Kerjasama pengelola, (8) Peranan Dispopar, (9) Peranan Swasta.

C. Pengarahan dengan indikator (1) Pengarahan kinerja, (2) Pengarahan pengembangan, (3) Pendelegasian pengelolaan, (4) Penilaian prestasi, (5) Pengembangan SDM,

D. Pengendalian dengan indikator (1) Pemantauan, (2) Kontrol, (3) Pruduksivitas pengelola, (4) Evaluasi program kerja, (5). Evaluasi olahraga rekreasi, (6) Evaluasi pengelola.

Dalam angket ini peneliti lebih menekankan kepada responden untuk menilai manajemen pengembangan olahraga rekreasi yang dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca yang mengacu kepada pedoman angket. Adapun kisi-kisi instrumen angket bisa dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :


(32)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Uji Coba Angket Tentang Manajemen Pengembangan Olahraga Rekreasi Oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung

di Situ Cileunca

Varibel Sub Variabel Indikator

Nomor Item Pernyataan ( + ) ( - )

Manajemen

Perencanaan

1. Rencana jangka pendek 2. Tujuan jangka pendek 3. Rencana jangka menengah 4. Tujuan jangka menengah 5. Rencana jangka panjang 6. Tujuan jangka panjang 7. Resiko

8. Event

9. Keterkaitan objek wisata 10.Pendapatan Asli Daerah 11.Pendanaan

12.Investor

13.Sarana prasarana 14.Lokasi

15.Pengunjung 16.Potensi alam

17.Pengembangan strategis 18.Pengembangan olahraga

rekreasi

19.Hambatan pengembangan 20.Promosi pariwisata

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 Pengorganisasian

1. Struktur pengelola 2. Kebutuhan pengelola 3. Fungsi pengelola 4. Wewenang pengelola 5. Penilaian Pengelola 6. Kumunikasi pengelola 7. Kerjasama pengelola 8. Peranan Dispopar 9. Peranan Swasta

41 43 45 47 49 51 53 55 57 42 44 46 48 50 52 54 56 58 Pengarahan

1. Pengarahan kinerja

2. Pengarahan pengembangan 3. Pendelegasian pengelola 4. Penilaian prestasi

5. Pengembangan SDM

59 61 63 65 67 60 62 64 66 68


(33)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Pengendalian

1. Pemantauan 2. Kontrol

3. Pruduktivitas pengelola 4. Evaluasi program kerja 5. Evaluasi olahraga rekreasi 6. Evaluasi pengelola

69 71 73 75 77 79 70 72 74 76 78 80

Indikator-indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi uji coba angket selanjutnya dijadikan bahan penyusunan soal pernyataan dalam angket. Pernyataan atau soal dibuat ke dalam tabel yang jawabannya telah tersedia untuk diisi responden untuk memperoleh gambaran manajemen pengembangan olahraga rekreasi yang dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca. Alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala likert. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2011:93) sebagai berikut :

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan.

Mengenai alternatif jawaban dalam angket didasarkan pada jawaban setiap item instrumen yang mempunyai gradasi dari yang sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Setiap pernyataan memiliki skor nilai yang berbeda sesuai pernyataan positif dan negatif. Adapun skor, sebagai berikut :


(34)

Tabel 3.2

Kategori pemberian skor alternatif jawaban

Jawaban Alternatif Skor Jawaban

Positif Negatif

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

( Sumber : Nurhasan, 2007:349) Setelah membuat butir pernyataan berdasarkan indikator dalam kisi-kisi selanjutnya penulis mengadakan uji coba angket untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen angket.

D. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket ini dilaksanakan terhadap Pegawai Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung yang bukan sampel pada tanggal 25 September 2012 di Kantor Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. Angket tersebut diberikan kepada para responden sebanyak 20 orang. Sebelum para responden sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara pengisiannya dan menjelaskan bahwa responden adalah Sampel dalam uji coba angket bukan sampel dalam penelitian yang sebenarnya.


(35)

E. Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen

Untuk mengetahui kesahihan dan keabsahan dari tiap butir soal pernyataan-pernyataan angket, maka penulis melakukan uji validitas dan validitas. Data dianalisis dengan menggunakan teknik statistik perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16.0 yaitu menggunakan reliability scale.

1. Uji Validitas

Uji validitas instrumen dalam angket manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berkenaan dengan alat ukur yang akan diukur, sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak atau seharusnya diukur. Sebagaimana menurut Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan”. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan ditempuh langkah-langkah, sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan. b. Memberikan skor untuk keseluruhan jumlah butir pernyataan. c. Menyusun skor dari jumlah skor yang didapat secara keseluruhan. Untuk menguji validitas dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan uji coba angket ke 20 orang responden dengan 80 butir pernyataan mengenai manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca. Hasil uji coba angket terdapat pada tabel 3.3, sebagai berikut :


(36)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Item-Total Statistics

Pernyataan r hitung r tabel Status

item1 0.467 0.30 valid

item2 0.041 0.30 Not valid

item3 0.132 0.30 Not valid

item4 0.203 0.30 Not valid

item5 0.214 0.30 Not valid

item6 0.065 0.30 Not valid

item7 0.035 0.30 Not valid

item8 0.215 0.30 Not valid

item9 0.308 0.30 valid

item10 0.661 0.30 valid

item11 0.263 0.30 Not valid

item12 0.748 0.30 valid

item13 0.059 0.30 Not valid

item14 0.373 0.30 valid

item15 0.140 0.30 Not valid

item16 0.743 0.30 valid

item17 0.184 0.30 Not valid

item18 0.424 0.30 valid

item19 0.178 0.30 Not valid

item20 0.304 0.30 valid

item21 0.325 0.30 valid

item22 0.603 0.30 valid

item23 0.616 0.30 valid

item24 0.419 0.30 valid

item25 0.474 0.30 valid

item26 0.006 0.30 Not valid

item27 0.066 0.30 Not valid

item28 0.275 0.30 Not valid

item29 0.366 0.30 valid


(37)

Tabel 3.3 (Lanjutan)

item31 0.565 0.30 valid

item32 0.120 0.30 Not valid

item33 0.067 0.30 Not valid

item34 0.060 0.30 Not valid

item35 0.000 0.30 Not valid

item36 0.346 0.30 valid

item37 0.145 0.30 Not valid

item38 0.566 0.30 valid

item39 0.094 0.30 Not valid

item40 0.396 0.30 valid

item41 0.535 0.30 valid

item42 0.335 0.30 valid

item43 0.720 0.30 valid

item44 0.704 0.30 valid

item45 0.695 0.30 valid

item46 0.478 0.30 valid

item47 0.103 0.30 Not valid

item48 0.397 0.30 valid

item49 0.199 0.30 Not valid

item50 0.815 0.30 valid

item51 0.440 0.30 valid

item52 0.783 0.30 valid

item53 0.733 0.30 valid

item54 0.098 0.30 Not valid

item55 0.383 0.30 valid

item56 0.744 0.30 valid

item57 0.572 0.30 valid

item58 0.458 0.30 valid

item59 0.438 0.30 valid

item60 0.806 0.30 valid

item61 0.355 0.30 valid


(38)

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan reliability scale dengan menggunakan alat bantu SPSS 16 for window didapat hasil uji per item statistik. Dalam Sugiyono (2011:134) bahwa, “Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat yang bernilai lebih dari 0,3 berarti item instrument tersebut valid dan reliabel”.

Maka menurut hasil penghitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang valid berjumlah 53 soal dan tidak valid berjumlah 27 soal dari 80 soal pernyataan yang diuji cobakan. Jadi dalam penelitian ini menggunakan 53 soal pernyataan.

Tabel 3.3 (Lanjutan)

item63 0.214 0.30 Not valid

item64 0.571 0.30 valid

item65 0.287 0.30 Not valid

item66 0.466 0.30 valid

item67 0.392 0.30 valid

item68 0.782 0.30 valid

item69 0.398 0.30 valid

item70 0.793 0.30 valid

item71 0.379 0.30 valid

item72 0.491 0.30 valid

item73 0.814 0.30 valid

item74 0.661 0.30 valid

item75 0.409 0.30 valid

item76 0.825 0.30 valid

item77 0.160 0.30 Not valid

item78 0.789 0.30 valid

item79 0.316 0.30 valid

item80 0.790 0.30 valid


(39)

2. Uji Reabilitas

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui instumen kuisioner memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Penguji reliabilitas penelitian ini digunakan reliability scale. Untuk mempermudah penghitungan uji reabilitas menggunakan alat bantu SPSS 16 for window. Reabilitas angket dapat dilihat pada tabel 3.4, sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Reabilitas Instrumen

Menurut Kaplan dan Saccozo (1993) dalam Arrafi (2011:74) bahwa

“Reabilitas yang baik untuk digunakan lebih besar dari 0,07 berarti hasil uji

validitas dan reabilitas dari suatu instrument adalah valid dan reliable”. Instrumen yang handal berarti mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Hasilnya adalah 0,943 lebih besar dari 0,07 berarti uji tes ini valid dan reliabel.

G. Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis memperbanyak angket untuk disebarkan kepada sampel yang merupakan sumber data penelitian. Angket tersebut disebarkan kepada para Pegawai Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung yang dilaksanakan di Situ Cileunca dan di Kantor Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(40)

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil dari penelititan diperoleh. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara menelaah seluruh data dari hasil penelitian. Kemudian dilakukan pengkajian data untuk mencari hubungan antara berbagai data, sehingga diharapkan seluruh data tersebut dapat dideskripsikan dengan baik oleh peneliti dan menghasilkan sebuah kesimpulan. Peneliti mencoba menganalisis data dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

1. Menyeleksi data setelah angket terkumpul dari para responden sampel sebagai sumber data, maka harus diseleksi untuk memeriksa keabsahan pengisian angket. Mungkin saja terdapat sebagian butir pernyataan dalam angket yang tidak diisi oleh sampel.

2. Memberikan skor pada tiap butir pernyataan dalam angket dengan ketentuan, sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kategori pemberian skor alternatif jawaban

JawabanAlternatif Skor Jawaban

Positif Negatif Sangat setuju

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

( Sumber : Nurhasan, 2007:349 ) 3. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan.


(41)

Tabel 3.6

Parameter Kriteria Interprestasi Skor

Rentan Nilai Kriteria

81-100 % Sangat Kuat

61-80 % Kuat

41-60 % Cukup

21-40 % Lemah

0-20 % Sangat Lemah

( Sumber : Riduwan, 2005:34)

5. Mendeskripsikan hasil penelitian dengan alat bantu SPSS 16 for window. 6. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah didapat baik dari sumber-sumber

yang ada maupun dari hasil lapangan.

7. Menarik kesimpulan dari data-data dan sumber-sumber yang ada untuk proses penyusunan laporan.

Untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarkan yang diteliti yaitu manajemen pengembangan olahraga rekreasi yang dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah mengenai bagaimana pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca. Berdasarkan penghitungan dan analisis data dari angket dengan variabel manajemen menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 8030, sedangkan skor aktual 5266 maka hasilnya 65.57 % dari skor ideal. Ini menunjukan bahwa secara umum manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca sudah cukup baik dengan kriteria kuat mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Manajemen pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca dikembangakan melalui peningkatan secara kualitas dan kuantitas berupa pengembangan sumber daya manusia, fasilitas, pelayanan, promosi dan peralatan. Maka manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca diperlukan. Semua fungsi manajemen harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar pengembangan menghasilkan hasil yang optimal.

Fungsi manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berjalan dengan baik tetapi memerlukan optimalisasi agar tujuan yang ditetapkan terlaksana maksimal. Dari sub variabel manajemen pengembangan dapat disimpulkan :


(43)

1. Perencanaan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, resiko, event, keterkaitan objek wisata, pendapatan asli daerah, pendanaan, investor, sarana prasarana, pengunjung, potensi alam, pengembangan olahraga rekreasi, hambatan pengembangan dan promosi pariwisata. Aspek perencanaan menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 2850, sedangkan skor aktual 1864 maka hasilnya 65.40% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa perencanaan olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

2. Pengorganisasian olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan struktur pengelolaan, kebutuhan pengelola, fungsi pengelola, penilaian pengelola, komunikasi pengelola, kerjasama pengelola, peranan Dispopar, peranan swasta. Aspek pengorganisasian menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 2250, sedangkan skor aktual 1473 maka hasilnya 65.46% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa pengorganisasi olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

3. Pengarahan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan pengarahan kinerja, pengarahan pengembangan, pendelegasian pengelola, penilaian prestasi, pengembangan SDM. Aspek pengarahan menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 1280, sedangkan skor aktual 817 maka hasilnya 63.82% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa pengarahan olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang


(44)

ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

4. Pengendalian olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan pemantauan operasional, kontrol, pruduktivitas, evaluasi program kerja, evaluasi olahraga rekreasi, evaluasi pengelola. Aspek pengendalian menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 1650, sedangkan skor aktual 1112 maka hasilnya 67.39% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa pengendalian olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis dalam hal ini mengajukan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. Saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan olahraga rekreasi lebih dioptimalkan agar olahraga rekreasi di Situ Cileunca bisa menjadi salah satu pariwisata olahraga rekreasi terbaik di Kabupaten Bandung, bahkan di Provinsi Jawa Barat.

2. Dalam pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca berdampak untuk meningkatkan kesejahtraan lebih banyak masyarakat setempat.

3. Dalam pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca bisa meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Bandung.

4. Dalam perekrutan sumber daya manusia dibutuhkan fit and propertest sesuai bidangnya agar orang-orang yang didalam organisasi lebih profesional.


(45)

6. Untuk kenyamanan dan keselamatan olahraga rekreasi di Situ Cileunca, agar meningkatkan pelayanan dan standar keselamatan bagi pengunjung & pengguna olahraga rekreasi.

7. Untuk penelitian selanjutnya di objek wisata Situ Cileunca dapat dilakukan penelitian dengan kajian sebagai berikut :

a. Sumber daya manusia pengelola b. Sarana prasarana

c. Peralatan olahraga rekreasi d. Pelayanan


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Padji. (2004). Kamus Istilah Manajemen. Jakarta: CV Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahari, Arrafi Prima. (2011). Promosi Pariwisata Olahraga Dan Peningkatan Daya Tarik Wisatawan. Skipsi FPOK UPI. Bandung: tidak diterbitkan. Bangun, Wilson. (2008). Intisari Manajemen. Bandung: PT Refika Aditama. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

Eddiyana, Hatta. dkk. (2002). Model Pengembangan Olahraga Masyarakat Jawa Barat. Bandung: ...

Hasibuan, Malayu S. P. (2008). Manajemen Dasar,Pengertian Dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Husdarta, J. S. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Lutan, Rusli. dkk. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Mutohir, Toho Cholik. ( 2007). Sport Development Index. Jakarta: PT Indeks. Narbuko, Cholid dan Achmadi, H.Abu. (2010). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi

Aksara.

Nurhasan dan Cholid, Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.

Riduwan. (2005). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rival, Veithzal dan Murni, Sylviana. (2009). Education Manajemen Analisa Teori Dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Schermerhorn, Jr John R (2003). Manajemen . Yogyakarta : Andi. Siagian (2006). Teori Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara. Siswanto (2010). Pengantar manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.


(47)

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Terry, G. R. dan Rue, L. W. (2009). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Toto, Subroto. dkk (2011). Teori Bermain. Bandung: FPOK.

Usman, Husaini. (2008). Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 3 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia.

Yudha M. Saputra dan Muhamad Murni. (2000). Pendidikan Rekreasi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah mengenai bagaimana pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca. Berdasarkan penghitungan dan analisis data dari angket dengan variabel manajemen menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 8030, sedangkan skor aktual 5266 maka hasilnya 65.57 % dari skor ideal. Ini menunjukan bahwa secara umum manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca sudah cukup baik dengan kriteria kuat mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Manajemen pengembangan

olahraga rekreasi di Situ Cileunca dikembangakan melalui peningkatan secara kualitas dan kuantitas berupa pengembangan sumber daya manusia, fasilitas, pelayanan, promosi dan peralatan. Maka manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca diperlukan. Semua fungsi manajemen harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar pengembangan menghasilkan hasil yang optimal.

Fungsi manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berjalan dengan baik tetapi memerlukan optimalisasi agar tujuan yang ditetapkan terlaksana maksimal. Dari sub variabel manajemen pengembangan dapat disimpulkan :


(2)

104

Priadi Nasrulloh, 2013

Manajemen Pengembangan Olahraga Rekreasi Di Dinas Pemuda, Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, resiko, event, keterkaitan objek wisata, pendapatan asli daerah, pendanaan, investor, sarana prasarana, pengunjung, potensi alam, pengembangan olahraga rekreasi, hambatan pengembangan dan promosi pariwisata. Aspek perencanaan menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 2850, sedangkan skor aktual 1864 maka hasilnya 65.40% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa perencanaan olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

2. Pengorganisasian olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan struktur pengelolaan, kebutuhan pengelola, fungsi pengelola, penilaian pengelola, komunikasi pengelola, kerjasama pengelola, peranan Dispopar, peranan swasta. Aspek pengorganisasian menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 2250, sedangkan skor aktual 1473 maka hasilnya 65.46% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa pengorganisasi olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

3. Pengarahan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan pengarahan kinerja, pengarahan pengembangan, pendelegasian pengelola, penilaian prestasi, pengembangan SDM. Aspek pengarahan menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 1280, sedangkan skor aktual 817 maka hasilnya 63.82% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa pengarahan olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang


(3)

ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

4. Pengendalian olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan pemantauan operasional, kontrol, pruduktivitas, evaluasi program kerja, evaluasi olahraga rekreasi, evaluasi pengelola. Aspek pengendalian menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 1650, sedangkan skor aktual 1112 maka hasilnya 67.39% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa pengendalian olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis dalam hal ini mengajukan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. Saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan olahraga rekreasi lebih dioptimalkan agar olahraga rekreasi di Situ Cileunca bisa menjadi salah satu pariwisata olahraga rekreasi terbaik di Kabupaten Bandung, bahkan di Provinsi Jawa Barat.

2. Dalam pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca berdampak untuk meningkatkan kesejahtraan lebih banyak masyarakat setempat.

3. Dalam pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca bisa meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Bandung.

4. Dalam perekrutan sumber daya manusia dibutuhkan fit and propertest sesuai bidangnya agar orang-orang yang didalam organisasi lebih profesional.


(4)

106

Priadi Nasrulloh, 2013

Manajemen Pengembangan Olahraga Rekreasi Di Dinas Pemuda, Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Untuk kenyamanan dan keselamatan olahraga rekreasi di Situ Cileunca, agar meningkatkan pelayanan dan standar keselamatan bagi pengunjung & pengguna olahraga rekreasi.

7. Untuk penelitian selanjutnya di objek wisata Situ Cileunca dapat dilakukan penelitian dengan kajian sebagai berikut :

a. Sumber daya manusia pengelola

b. Sarana prasarana

c. Peralatan olahraga rekreasi

d. Pelayanan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Padji. (2004). Kamus Istilah Manajemen. Jakarta: CV Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahari, Arrafi Prima. (2011). Promosi Pariwisata Olahraga Dan Peningkatan Daya Tarik Wisatawan. Skipsi FPOK UPI. Bandung: tidak diterbitkan. Bangun, Wilson. (2008). Intisari Manajemen. Bandung: PT Refika Aditama. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

Eddiyana, Hatta. dkk. (2002). Model Pengembangan Olahraga Masyarakat Jawa

Barat. Bandung: ...

Hasibuan, Malayu S. P. (2008). Manajemen Dasar,Pengertian Dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Husdarta, J. S. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Lutan, Rusli. dkk. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Mutohir, Toho Cholik. ( 2007). Sport Development Index. Jakarta: PT Indeks. Narbuko, Cholid dan Achmadi, H.Abu. (2010). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi

Aksara.

Nurhasan dan Cholid, Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.

Riduwan. (2005). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rival, Veithzal dan Murni, Sylviana. (2009). Education Manajemen Analisa Teori Dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Schermerhorn, Jr John R (2003). Manajemen . Yogyakarta : Andi. Siagian (2006). Teori Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara. Siswanto (2010). Pengantar manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.


(6)

Priadi Nasrulloh, 2013

Manajemen Pengembangan Olahraga Rekreasi Di Dinas Pemuda, Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Terry, G. R. dan Rue, L. W. (2009). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Toto, Subroto. dkk (2011). Teori Bermain. Bandung: FPOK.

Usman, Husaini. (2008). Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan.

Jakarta : Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 3 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia.

Yudha M. Saputra dan Muhamad Murni. (2000). Pendidikan Rekreasi.