PENGARUH GAYA MENGAJAR KONVERGEN DAN GAYA MENGAJAR DIVERGEN TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI.

(1)

PENGARUH GAYA MENGAJAR KONVERGEN DAN GAYA

MENGAJAR DIVERGEN TERHADAP HASIL BELAJAR

PERMAINAN BOLA VOLI

(Studi Eksperimen di SMA Negeri 9 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

Fera Legiyandri Moham Yahya

0800255

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ABSTRAK

Fera Legiyandri Moham Yahya (0800255). Pengaruh Gaya Mengajar Konvergen Dan Gaya Mengajar Divergen Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Voli di SMA Negeri 9 Bandung. Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI.

Dalam permainan bola voli gerak dasar harus dikuasai terutama gerak dasar pasing dan servis yang dominan digunakan saat permainan bola voli. Untuk meningkatkan siswa menguasai gerak dasar, guru dapat menggunakan gaya mengajar konvergen dan gaya mengajar divergen. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Populasi dan sampel dalam penelitian adalah siswa SMAN 9 Bandung. Sampel yang digunakan sebanyak 30 siswa dengan menggunakan simple random sampling.

Peningkatan hasil pembelajaran kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi kesamaan dua rata-rata uji satu pihak yaitu uji t. Kesimpulannya adalah gaya mengajar konvergen dan divergen memberikan pengaruh terhadap hasil pembelajaran permainan bola voli. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh hasil pembelajaran kedua kelompok sampel menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak yaitu uji t. Maka kesimpulan dari hasil penelitian adalah pembelajaran yang menggunakan gaya mengajar divergen memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil pembelajaran permainan bola voli dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan gaya mengajar konvergen.


(3)

The Influence of Teaching Method “Konvergen” and “Divergen” to Study result of volley

ball game

by

Fera Legiyandri Moham Yahya Supervisor I Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd

Supervisor II Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd (PJKR Universitas Pendidikan Indonesia)

Abstrac

The volley ball player shall have a capability of movement especially movement of passing and service dominating the volley ball game. To improve such student,s capability, teaching method of “ Konvergen and Divergen” can be applied. The method is focused on the experiment. Population and sample are student of SMA Negeri 9 Bandung. The quantity of this research is a test of volley ball skill.

From the result of data processing and analysis proves that the application of teaching method “kovergen and Divergen” has the influence to the improvement of volley ball game for two group study samples using similarity significant test or “t” Test. In addition, applying this “t” test, from the study result, the teaching method of divergen has better influence to the improvement of volley ball game than konvergen teaching method.


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Batasan Masalah ... 9

F. Penjelasan Istilah ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 12

1. Belajar dan Pembelajaran Penjas ... 12

a. Belajar ... 12

b. Pembelajaran ... 14

c. Pembelajaran Pendidikan Jasmani...15

2. Gaya Mengajar... 17

a. Gaya Mengajar Konvergen ... 20

b. Gaya Mengajar Divergen ... 23

3. Permainan Bola Voli... 27


(5)

b. Sarana dan Prasarana Permainan Bola Voli...29

c. Teknik Dasar Permainan Bola Voli...30

4. Karakteristik Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Bandung... 37

B. Kerangka Berpikir ... 40

C. Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

C. Desain Penelitian dan Langkah-Langkah Penelitian...45

1. Desain Penelitian ... 46

2. Langkah-Langkah Penelitian ... 47

D. Instrumen Penelitian ... 48

1. Tes ... 48

a. Pre Test ... 48

b. Post Test ... 48

2. Tes Keterampilan Bola Voli ... 49

a. Tes Mengoperkan Bola (Pasing) ... 49

b. Tes Servis ... 50

3. Proses Pembelajaran...51

E. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Pengolahan dan Analisis Data ... 57

B. Diskusi Penemuan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran-Saran ... 68


(6)

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1Pre Test-Post Test Control Group Design ... 46

4.1Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 57

4.2Hasil Pengujian Uji Normalitas Tes Awal Kedua Kelompok ... 58

4.3Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pre Test ... 60

4.4Hasil Uji Homogenitas Varians Data Post Test ... 60

4.5Hasil Uji Homogenitas Varians Data Gain ... 61

4.6Hasil Uji Signifikansi Gaya Mengajar Konvergen dan Divergen Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Voli...61

4.7Hasil Uji Signifikansi Gaya Mengajar Konvergen dan Divergen Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Voli...63


(7)

DAFTAR GAMBAR /BAGAN Gambar

2.1Lapangan Bola Voli... 30

2.2Pasing Atas ... 31

2.3Pasing Bawah ... 32

2.4Servis Bawah ... 33

2.5Servis Atas ... 33

2.6Servis Mengapung ... 34

2.7Spike ... 35

2.8Blok/Membendung Bola...35

3.1Langkah-Langkah Penelitian ... 47

3.2Lapangan Tes Pasing Atas dan Bawah ... 49


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Tujuan pendidikan tidak bersifat terpisah-pisah dari setiap kemampuan yang diperoleh pada setiap bentuk pendidikan, tetapi sebagai suatu kesatuan pengembangan kemampuan yang diperolehnya serta adanya keterpaduan dengan tujuan-tujuan sosial, dengan demikian tujuan pendidikan adalah sebagai penunjang dalam mencapai tujuan hidup manusia. Seperti yang tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 dalam Suranto (1994:25) sebagai berikut :

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari uraian di atas, maka tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi tanggung jawab semua warga negara, mulai dari orang tua, siswa, masyarakat, terlebih lagi guru yang menjadi ujung tombak pada pelaksanaan pendidikan secara


(9)

formal di sekolah dalam upaya mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dalam pelaksanaan pendidikan formal, pendidikan jasmani dan kesehatan mempunyai kedudukan yang sama dengan pendidikan yang lainnya dan sebagai mata pelajaran yang wajib untuk diikuti oleh seluruh siswa. Pendidikan jasmani dan kesehatan memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dalam bidang olahraga dan kesehatan serta memberi peluang kepada seluruh siswa untuk mengembangkan kemampuan dirinya masing-masing.

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas jasmani melalui olahraga yang memiliki ciri bermain dan olahraga, tetapi secara eksklusif bukanlah suatu kombinasi yang setara diantara istilah bermain dan olahraga. Dalam buku Pedagogi olahraga yang ditulis Abduljabar, (2011:88)

mengemukakan, bahwa “Pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik dan juga aktivitas

pendidikan, tetapi baik itu kegiatan bermain atau olahraga, keduanya dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan proses kependidikan”. Uraian diatas mengungkapkan, pendidikan jasmani merupakan program dari bagian pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh dengan melalui aktivitas jasmani.

Menggunakan aktivitas jasmani sebagai alat untuk mendapatkan perkembangan yang menyeluruh dalam hal kualitas fisik, mental, dan emosional seseorang. Pendidikan jasmani memperlakukan seseorang sebagai individu yang utuh dan menyeluruh mencakup kesejahteraan total manusia, dan tidak memisahkan dimensi fisik dan kualitas mental, yang selama ini dianggap tidak memiliki hubungan


(10)

kuat atau terpisah satu sama lain. Di samping itu pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari proses pendidikan yang berpengaruh terhadap aspek nilai-nilai dalam perkembangan sikap perilaku anak didik, sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial, sebab pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Pendidikan jasmani memusatkan diri pada semua bentuk kegiatan aktivitas jasmani yang mengaktifkan otot-otot besar (gross motorik), memusatkan diri pada gerak fisikal dalam permainan, olahraga, dan fungsi dasar tubuh manusia. Meskipun tidak selalu, tetapi secara umum mencakup berbagai aktivitas gross motorik dan keterampilan yang tidak selalu harus didapat perbedaan yang mencolok.

Perkembangan pendidikan jasmani di Indonesia, khususnya di Bandung Jawa Barat belum dapat teraktualisasikan dalam konstelasi pendidikan. Penyebab dari tidak teraktualisasikan mata pelajaran ini dalam konstelasi pendidikan adalah kurang tercapainya kualitas tujuan pendidikan seperti kualitas hasil dan kualitas pengelolaannya. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan jasmani sesuai dengan konsepnya, guru terlebih dahulu memahami konsep dasar dan landasan ilmiahnya. Disisi lain posisi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagai tugas utamanya dan melakukan kegiatan bimbingan serta latihan sebagai tugas penunjangnya dalam upaya melahirkan siswa agar mempunyai aspek kognitif sebagai bekal dalam melakukan kemampuan berfikir, aspek afektif yang dapat diterapkan pada perilaku kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab, dan aspek


(11)

psikomotor yang merupakan bagian untuk melakukan kegiatan motorik dalam suatu perbuatan.

Disamping itu, guru penjas juga harus memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar. Faktor-faktor dalam kondisi pelaksanaan belajar pembelajaran diantaranya yaitu pemilihan materi pelajaran yang sesuai, kejelasan tujuan, gaya mengajar, dan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar pembelajaran.

Kegiatan yang paling strategis dalam proses belajar-mengajar adalah pemilihan dan penetapan gaya mengajar sebelum proses itu dilaksanakan untuk memberikan gambaran mendasar untuk dipertimbangkan, dipilih, dan ditetapkan. Gaya mengajar sebagai alat interaksi guru dengan siswa, termasuk pula dalam cara guru memperlakukan para siswanya. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa sifat manusia termasuk guru sangatlah beragam. Banyak macam-macam gaya mengajar yang sudah sering digunakan oleh para guru penjas. Misalnya gaya mengajar komando, tugas maupun gaya mengajar resiprokal yang sudah sering digunakan di sekolah-sekolah. Pendekatan dalam proses pembelajaran gaya mengajar komando ini sepenuhnya didominasi oleh guru. Kelemahan dari gaya mengajar komando yaitu siswa bergantung pada guru, jadi tingkat kreatifitas siswa terbatas. Meskipun keuntungan dari gaya mengajar ini sangat efektif apabila ingin membina keseragaman gerakan dengan bentuk yang diinginkan oleh guru. Mosston, mengidentifikasi dua belas gaya mengajar. Dua diantara berbagai macam gaya mengajar tersebut peneliti tertarik dan memilih gaya mengajar konvergen dan gaya mengajar divergen. Mosston


(12)

(2008:237,247) mengemukakan, perbedaan kedua gaya mengajar tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Gaya konvergen (convergent style): Ciri utama gaya ini yaitu penekanannya terpusat pada perkembangan kognitif. Dalam gaya konvergen guru cukup memberikan perintah / intruksi dalam melakukan teknik gerakan dan siswa melakukan sesuai sepengetahuannya.

2. Gaya divergen (divergent style): Ciri utama gaya ini adalah siswa dituntut kreatif karena guru hanya memberi intruksi / perintah dan siswa melakukan.

Gaya mengajar yang telah dikemukakan di atas, mungkin jarang diterapkan atau digunakan oleh guru ke peserta didik. Dengan gaya mengajar yang berbeda, diharapkan para peserta didik dapat memperluas pengetahuannya dan kreatif dalam melakukan kegiatan aktivitas jasmani. Baik dalam kelompok maupun individu siswa dapat mengembangkan pengetahuannya dalam pembelajaran. Tidak tergantung pada guru, lebih dapat berkreasi dan agar siswa merasa keberhasilan dalam belajar dan menarik dalam mengikuti kegiatan belajar pembelajaran penjas. Sehingga siswa tidak lagi merasakan kejenuhan.

Pendidikan hanya mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu sesuai dengan kewenangan sekolah melaksanakan program kurikulum dan program-program atau materi pelajaran lainnya untuk kelancaran proses pembelajaran. Terkait dengan materi pembelajaran (bahan ajar), khususnya dalam bentuk permainan dan olahraga, banyak sekali jenis-jenis permainan yang harus diajarkan kepada siswa. Salah satunya adalah permainan bola voli yang termasuk ke dalam kelompok permainan bola besar,


(13)

dan permainan bola voli merupakan salah satu materi pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang dipelajari di sekolah pada umumnya.

Permainan bola voli merupakan salah satu permainan yang diajarkan disetiap tingkatan sekolah dan termasuk didalam kurikulum penjas baik di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), maupun di Sekolah Aliyah/Madrasah. Tidak sedikit anak yang tidak senang terhadap permainan bola voli, disebabkan bagi mereka permainan bola voli terkesan menakutkan karena bolanya terkesan keras sehingga mungkin menyakitkan atau sulit dimainkan. Dengan menggunakan gaya mengajar konvergen maupun gaya mengajar divergen diharapkan siswa dapat mengetahui gerakan permainan bola voli yang diperintahkan oleh guru dan siswa lebih kreatif dalam memecahkan masalah yang di intruksikan oleh guru baik dalam kelompok maupun individu. Menurut Toto dan Yudiana, (2010:199) memaparkan pada bukunya yang berjudul “Permainan Bola

Voli” yaitu :

Tahap pembelajaran bola voli bagi anak yang baru belajar lebih baik diawali dari tahap pembelajaran yang paling awal, yaitu pengenalan bola voli, seperti : 1). Menekan Bola, 2). Meremas Bola, 3). Memutar Bola, 4). Mengendalikan Bola dengan telapak tangan dan punggung tangan, 5).Mengendalikan bola dengan pergelangan tangan.

Dari pemaparan di atas jelas bahwa pembelajaran permainan bola voli harus secara sistematis yaitu dimulai dengan tugas gerak dari yang sederhana menuju ke


(14)

tugas gerak yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit. Ini dimaksudkan agar siswa dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Selain itu juga pada siswa SMA terutama kelas XI, masih mengalami kesulitan untuk melakukan gerakan teknik dasar bola voli, seperti pasing atas, pasing bawah, spike, service, dan lainnya. Selain itu kebanyakan siswa yang malu untuk melakukan tugas gerak karena adanya lawan jenis. Dalam tujuan penjas, siswa harus aktif bergerak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penjas tidak menuntut siswa harus mahir menguasai teknik dasar bola voli itu sendiri, melainkan siswa harus aktif bergerak dan setiap siswa dapat merasakan keberhasilan dalam melakukan tugas gerak yang diberikan oleh pengajar. Dilapangan, siswa akan cenderung malas melakukan pendidikan jasmani dan akan lebih sedikit melakukan aktivitas gerak karena dengan gaya mengajar seorang guru yang monoton atau membosankan. Banyak cara agar siswa merasa tertarik dalam melaksanakan aktivitas gerak yang diterapkan oleh guru agar suasana belajar menjadi aktif, efektif dan menyenangkan. Aktif dapat dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana siswa yang banyak bertanya, sehingga siswa aktif dalam mengemukakan gagasannya. Efektif yaitu menghasilkan siswa menguasai materi yang telah diajarkan setelah proses pembelajaran berlangsung. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan agar daya konsentrasi siswa tercurah pada materi yang disampaikan oleh pengajar.


(15)

Setelah melihat penjelasan di atas dengan permasalahan yang ada, peneliti tertarik untuk mencoba membandingkan dua gaya mengajar yang berbeda dominasinnya yaitu gaya mengajar konvergen dan gaya mengajar divergen dalam permainan bola voli. Mengapa tertarik untuk diperbandingkan, karena gaya yang satu mengharuskaan kreatif dalam memecahkan masalah yang di intruksikan oleh guru, sedangkan gaya mengajar yang lain siswa melakukan gerakan yang diperintahkan oleh guru dan melakukan gerakan sesuai pengetahuannya.

Untuk dapat bermain bola voli dalam pembelajaran, maka siswa perlu mempelajari beberapa teknik dasar permainan ini, seperti pasing bawah, pasing atas, servis, dan masih banyak lagi teknik dasar dalam permainan bola voli. Melalui penelitian ini diharapkan akan terungkap fakta manakah gaya yang memberikan pengaruh yang signifikan jika diterapkan dalam pembelajaran permainan bola voli.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didalam penelitian ini penulis harus merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar permainan Bola Voli antara gaya mengajar konvergen dengan gaya mengajar divergen ?”.

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh fakta tentang gaya mengajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar olahraga di lembaga


(16)

pendidikan formal. Dari tujuan yang bersifat umum tersebut maka dapat dirumuskan tujuan spesifik dari penelitian ini yakni sebagai berikut, “Ingin mengetahui perbedaan hasil belajar permainan bola voli dengan menggunakan gaya mengajar konvergen dan gaya mengajar divergen”.

D. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pengembangan keilmuan pendidikan jasmani, khususnya bagi penulis sendiri maupun pembaca.

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk memperkaya wawasan didaktik-metodik dalam proses belajar mengajar permainan bola voli khususnya di Sekolah Menengah Atas.

2. Manfaat praktis

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani terhadap penerapan model pendekatan pembelajaran yang diberikan sesuai guna meningkatkan hasil belajar dalam permainan bola voli.

E. Batasan Masalah

Untuk menjaga agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan permasalahan diketahui secara jelas maka di dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan penelitian pokok – pokok pembatasan penelitian meliputi;


(17)

1. Penelitian ini mengenai pengaruh gaya mengajar konvergen dan gaya mengajar divergen terhadap hasil belajar permainan bola voli kelas XI di SMA Negeri 9 Bandung.

2. Yang dijadikan alat pengumpulan data adalah tes keterampilan bola voli. 3. Sampel penelitian adalah 30 siswa putra kelas XI di SMA Negeri 9 Bandung.

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini maka perlu adanya penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Gaya Mengajar adalah suatu pendekatan yang digunakan guru dalam mengolah bahan pelajaran dan memanipulasi situasi lingkungan belajar sedemikian rupa.

http://www.m-rahmat.com/2011/12/gaya-mengajar.html

2. Gaya konvergen atau gaya penemuan terpimpin ini disusun sedemikian rupa, sehingga guru harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang menurut adanya serangkaian jawaban-jawaban yang disusun guru ini hanya ada satu jawaban yang benar. (Mosston, 2008:237)

3. Gaya divergen merupakan suatu bentuk pemecahan masalah (problem solving). Dalam gaya ini siswa memperoleh kesempatan untuk mengambil keputusan mengenai suatu tugas yang khusus di dalam pokok bahasan. (Mosston, 2008:247).


(18)

4. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. (Sudjana 1990:22)

5. Permainan adalah adanya spekulasi, kompetensi, imajinasi, atau peraturan yang tadinya aktivitas jasmani menjadi permainan yang lebih menyenangkan. 6. Permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan

merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak. (Andang Ismail, 2009: 17)

7. Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup

berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain. http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berhasil tidaknya suatu penelitian banyak tergantung pada tepat tidaknya di dalam memilih suatu metode penelitian tersebut. Oleh karna itu metode penelitian merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian.

Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Menurut Sugiyono (2011:3) menjelaskan bahwa “metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Arikunto (2006:3) menjelasakan “eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”. Penelitian ini dilakukan untuk membuat manipulasi atas objek yang diteliti sebagai dependent (terikat) variabel guna mengamati independent (bebas) variabel. Mungkin pula penelitian ini dilakukan dengan cara membuat suatu kondisi tertentu yang akan di uji seberapakah pengaruhya terhadap variabel lain sebagai


(20)

pengontrolnya. Metode ini digunakan atas pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan suatu program untuk membedakan pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment, dalam hal ini yaitu perbandingan antara gaya mengajar konvergen dan gaya mengajar divergen terhadap hasil belajar dalam permainan bola voli.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen merupakan bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel apa sajakah serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan lainnya. Jadi dalam metode eksperimen harus ada perlakuan yang dicobakan, dalam hal ini variabel bebasnya yaitu gaya mengajar konvergen dan gaya mengajar divergen dan variabel terikatnya yaitu hasil belajar dalam permainan bola voli.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:117) memaparkan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dari penjelasan di atas kesimpulannya adalah populasi bukanlah hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu yang dapat dipakai dalam penelitian.

Sedangkan sampel menurut Arikunto (2006:131) adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Pengambilan sempel diambil dengan cara random sampling.


(21)

Random sampling ini dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak yang ada dalam populasi itu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 5 dan 6 yang berjumlah 40 orang siswa di SMA Negeri 9 Bandung. Dari populasi tersebut yang akan dijadikan sampel sebanyak 30 orang siswa.

Melalui teknik pengambilan sampel secara acak diperoleh dua kelompok sampel. Masing-masing kelompok berjumlah 15 siswa. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment. Setiap kelompok mendapat treatment yang berbeda dengan cara menerapkan gaya mengajar konvergen dengan gaya mengajar divergen.

C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian. Desain memudahkan kita dalam melakukan penelitian secara sistematik dan teratur. Penulis menggunakan pre-test dan post-pre-test sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh sebesar jumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pre-test. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Pengambilan sempel diambil dengan cara simple random sampling. Random sampling ini dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak yang ada dalam populasi itu. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment.

Setelah masa perlakuan berakhir yaitu sekitar tiga bulan maka dilakukan tes akhir. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan dan


(22)

perbedaannya. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto (2006:86) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

E1 : kelompok eksperimen 1 E2 : kelompok eksperimen 2

X1 : treatment berupa gaya mengajar konvergen X2 : treatment berupa gaya mengajar divergen O1 dan O2 : tes awal atau observasi awal

O1’ dan O2’ : tes akhir atau observasi akhir

Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka dapat dibuat langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

E1 O1 X1 O1’ E2 O2 X2 O2’


(23)

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian Sampel

Tes Awal

Gaya Mengajar Konvergen

Gaya Mengajar Divergen

Tes Akhir

Pengolahan Data

Analisis Data

Kesimpulan Populasi


(24)

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data, diperlukan alat yang sesuai dengan masalah penelitian yang perlu dipecahkan. Alat pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tes. Menurut asukunto (1995:51) dalam buku Nurhasan (2007:3) mengemukakan ”pengertian tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

Untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan kemampuan keterampilan siswa digunakan instrumen penelitian berupa tes kemampuan, dan tes yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tes a. Pre test.

Pre test digunakan untuk mengukur kemampuan awal peserta sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan gaya mengajar konvergen dan gaya mengajar divergen. Hasil pre test akan digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada permainan bola voli.

b. Post test

Post test digunakan untuk mengukur kemampuan dan membandingkan peningkatan keterampilan bola voli pada kelompok penelitian sesudah pelaksanaan perlakuan pembelajaraan di kedua kelompok pada pemahaman teknik dasar keterampilan bola voli. Tes yang di lakukan pada post tess sama dengan tes yang dilakukan pada pre test.


(25)

2. Tes Keterampilan Bola Voli

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes keterampilan dalam permainan bola voli. Hasil pengukuran cabang olahraga bola voli ini, dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam kegiatan proses pembelajaran. Tes keterampilan bola voli menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:221) terdiri dari beberapa butir tes, diantaranya adalah:

a. Tes mengoperkan bola (passing)

1) Tujuan: tes ini dipergunakan sebagai suatu tes untuk mengukur keterampilan passing atas dan passing bawah.

2) Alat yang digunakan:

a) Dinding/tembok untuk petak sasaran b) Bola voli 4 buah

c) Stopwatch

Gambar 3.3

Lapangan untuk Tes Pasing Atas dan Bawah 3,5 m (Pa)


(26)

3) Petunjuk Pelaksanaan:

a) Testee berdiri di bawah petak sasaran

b) Begitu tanda dimulainya tes diberikan/stopwatch dijalankan, maka bola dilemparkan ke dinding dari tempat yang bebas

c) Setelah bola memantul kembali, bola di passing ke dinding ke dalam kotak sasaran

4) Cara Menskor:

a) Bola yang di passing secara sah sesuai dengan peraturan permainan bola voli selama satu menit

b) Jumlah sentuhan-sentuhan yang sah dengan bola mengenai dinding pada petak sasaran atau bola mengenai garis kotak sasaran.

c) Tidak diberi angka:

 Bola yang ditangkap, atau tidak dapat dikuasai

 Bola yang menyentuh lantai, dimulai lagi dengan lemparan  Lemparan-lemparan tidak dihitung

b. Tes servis:

1) Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan mengarahkan bola servis ke arah sasaran dengan tepat dan terarah.

2) Alat yang digunakan: a) Lapangan Bola voli b) Net dan tiang net


(27)

3 2 5 2 1 4

3 2 5

Gambar 3.4

Lapangan Untuk Tes Servis 3) Petunjuk pelaksanaan:

a) Testee berada dalam daerah servis dan melakukan servis yang sesuai dengan peraturan permainan yang berlak untuk servis

b) Bentuk pukulan servis bebas

c) Kesempatan melakukan servis sebanyak 10 kali. 4) Cara menskor:

a) Bola yang melewati ke atas net dan masuk ke daerah yang diberi skor b) Bola yang menyentuh garis batas sasaran dihitung telah mengenai

sasaran dengan angka yang lebih besar

c) Bola yang dimainkan dengan cara tidak sah atau bola menyentuh jaring dan atau jatuh di luar bagian lapangan dimana terdapat sasaran, skor 0 3. Proses Pembelajaran

Dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:

a. Tempat : Lapangan Olahraga SMA Negeri 9 Bandung b. Waktu : Mulai Bulan September – November 2012


(28)

Dalam penelitian ini dilaksanakan selama dua belas minggu atau 12 kali pertemuan. Dilaksanakan satu kali dalam seminggu yaitu jumat pukul 08.50 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB. Adapun rentang waktu yang dibutuhkan untuk melihat hasil eksperimen (pengaruh dari suatu pembelajaran) yaitu 2-3 minggu untuk hasil yang menengah dan 8-12 minggu untuk hasil yang maksimal. Dalam hal ini Hebelinck (1978:28) yang dikutip dalam skripsi Permana (2008:58) menjelaskan “the effect of training can be observed after two or tree week are convenient to label the medium term effect”. Bahwa pengaruh dari latihan dapat diteliti setelah 2 atau 3 minggu cukup untuk menandai syarat pengaruh yang menengah.

Proses pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pemanasan, inti, dan pendinginan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1) Pemanasan

Sebelum melaksanakan pembelajaran inti, subyek diinstruksikan untuk melakukan pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapangan, dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10 menit.

Pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis yaitu meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya lari keliling lapangan dan diakhiri oleh peregangan dinamis, yang meliputi gerakan memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.


(29)

2) Inti

Guru memberikan kertas format lembar tugas dan siswa membaca kertas pertanyaan tersebut dan melakukan apa yang ditugaskan. Mengenai pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.

3) Penutup

Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar, siswa diinstruksikan untuk melakukan pendinginan dengan gerakan pelemasan yang lamanya kurang lebih 15 menit. Guru memberikan umpan balik dengan cara mengumpulkan siswa kemudian secara bersama-sama membaca lembar pertanyaan evaluasi yang terdapat di lembar tugas.

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari hasil pengetesan dan pengukuran, kemudian diolah secermat dengan menggunakan SPSS 17 for window untuk mempermudah menghitung statistik yang sesuai agar dapat menguji hipotesis dan memberikan kesimpulan yanng tepat. Adapun urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata menggunakan rumus:

̅ ∑ Keterangan:


(30)

̅ : rata-rata suatu kelompok n : Jumlah sampel

Xi : Nilai data

∑ : Jumlah sampelsuatu kelompok

2. Menghitung simpangan baku

√∑ ̅ Keterangan:

S : Simpanganbakugabungan n : Jumlahsampel

∑ ̅ : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji Normalitas

Menghitung uji normalitas dengan pendekatan uji Liliefors (Sudjana, 2005:466). Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut normal atau tidak. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... Zn dengan menggunakan rumus: ̅

Dengan: X = Rata-rata Sampel


(31)

S = Simpangan Baku Sampel X1 = Nilai Skor Sampel

b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(z≤zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka:

S(zi) =

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo.

Dengan bantuan table nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya dengan criteria :

- Terima Ho jika Lo <L α = Normal - Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal 4. Menghitung homogenitas dengan rumus:

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.


(32)

5. Menghitung signifikansi dua rata-rata (dua pihak) dengan pendekatan uji t sebagai berikut:

̅ ̅

Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2) melalui rumus sebagai berikut:

Keterangan tanda dalam rumus : t : Nilai t yang dicari (thitung) S2 : Simpangan baku gabungan n1 : Jumlah sampel kelompok 1 n2 : Jumlah sampel kelompok 2


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses belajar dengan menggunakan gaya mengajar konvergen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dalam permainan bola voli. 2. Proses belajar dengan menggunakan gaya mengajar divergen memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar permainan bola voli.

3. Proses belajar dengan menggunakan gaya mengajar divergen memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan menggunakan gaya mengajar konvergen terhadap hasil belajar dalam permainan bola voli.

B. Saran-saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru pendidikan jasmani, siswa dan pembaca pada umumnya hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan gaya mengajar divergen memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan gaya mengajar konvergen terhadap peningkatan hasil belajar bermain bola voli siswa sekolah menengah, sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan gaya mengajar divergen pada pembelajaran pendidikan jasmani.


(34)

2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek gerak dasar, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan hal-hal gerak dasar lainnya yang mempengaruhi peningkatan pembelajaan permainan bola voli.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang (2011). Pedagogi Olahraga. FPOK UPI. Bandung

Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung : Rineka Cipta

Beutelstahl, Dieter (2011). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung : CV. Pionir jaya

Mahendra, Agus (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. FPOK UPI. Bandung Mosston dan Ashworth. (2008). Teaching Physical Education. New York

Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI. Bandung

Nurlan, K. Dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. FPOK UPI. Bandung

Permana, Depi (2008). Perbandingan Model Pembelajaran Batting Hitrite Quik Drill Dan Triiger Stride Drill Terhadap Hasil Pukulan Dalam Permainan Softball. Skripsi: FPOK UPI Bandung

Subroto dan Yunyun Y. (2010). Permainan Bola Voli. FPOK UPI. Bandung Sugiyono. (2011). Metode Penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung:Tarsito

Suranto. (1994). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:Fokusmedia

Sunarya, E. Dkk. (2006). Pengantar Filsafat Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi.FPOK UPI. Bandung

Sutikno, Sobry (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung : Prospect

Wina (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana

Yudha M. Saputra, dkk. (2006). Pengantar Filsafat Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi. FPOK UPI. Bandung


(36)

Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran

http://www.m-rahmat.com/2011/12/gaya-mengajar.html http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli


(1)

Fera Legiyandri Moham Yahya, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Konvergen Dan Gaya Mengajar Divergen Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Voli

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

S = Simpangan Baku Sampel

X1 = Nilai Skor Sampel

b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(z≤zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka: S(zi) =

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo.

Dengan bantuan table nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya dengan criteria :

- Terima Ho jika Lo <L α = Normal - Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal 4. Menghitung homogenitas dengan rumus:

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel

distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.


(2)

56

5. Menghitung signifikansi dua rata-rata (dua pihak) dengan pendekatan uji t sebagai berikut:

̅ ̅

Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2) melalui rumus sebagai berikut:

Keterangan tanda dalam rumus :

t : Nilai t yang dicari (thitung)

S2 : Simpangan baku gabungan n1 : Jumlah sampel kelompok 1 n2 : Jumlah sampel kelompok 2


(3)

Fera Legiyandri Moham Yahya, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Konvergen Dan Gaya Mengajar Divergen Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Voli

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses belajar dengan menggunakan gaya mengajar konvergen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dalam permainan bola voli. 2. Proses belajar dengan menggunakan gaya mengajar divergen memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar permainan bola voli.

3. Proses belajar dengan menggunakan gaya mengajar divergen memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan menggunakan gaya mengajar konvergen terhadap hasil belajar dalam permainan bola voli.

B. Saran-saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru pendidikan jasmani, siswa dan pembaca pada umumnya hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan gaya mengajar divergen memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan gaya mengajar konvergen terhadap peningkatan hasil belajar bermain bola voli siswa sekolah menengah, sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan gaya mengajar divergen pada pembelajaran pendidikan jasmani.


(4)

68

2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek gerak dasar, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan hal-hal gerak dasar lainnya yang mempengaruhi peningkatan pembelajaan permainan bola voli.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(5)

Fera Legiyandri Moham Yahya, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Konvergen Dan Gaya Mengajar Divergen Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Voli

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang (2011). Pedagogi Olahraga. FPOK UPI. Bandung

Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung : Rineka Cipta

Beutelstahl, Dieter (2011). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung : CV. Pionir jaya

Mahendra, Agus (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. FPOK UPI. Bandung Mosston dan Ashworth. (2008). Teaching Physical Education. New York

Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI. Bandung

Nurlan, K. Dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. FPOK UPI. Bandung

Permana, Depi (2008). Perbandingan Model Pembelajaran Batting Hitrite Quik Drill Dan Triiger Stride Drill Terhadap Hasil Pukulan Dalam Permainan Softball. Skripsi: FPOK UPI Bandung

Subroto dan Yunyun Y. (2010). Permainan Bola Voli. FPOK UPI. Bandung Sugiyono. (2011). Metode Penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung:Tarsito

Suranto. (1994). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:Fokusmedia

Sunarya, E. Dkk. (2006). Pengantar Filsafat Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi.FPOK UPI. Bandung

Sutikno, Sobry (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung : Prospect

Wina (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana

Yudha M. Saputra, dkk. (2006). Pengantar Filsafat Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi. FPOK UPI. Bandung


(6)

70

Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran

http://www.m-rahmat.com/2011/12/gaya-mengajar.html http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli