PROFIL KOMPETENSI GURU TAMAN KANAK-KANAK TERSERTIFIKASI DI YAYASAN SALIB SUCI BANDUNG: Penelitian Studi Deskriptif KuantitatifPada Guru TK Di Yayasan Salib Suci Bandung.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9

A. Konsep Tentang Kompetensi Guru Taman Kanak-kanak ... 9

1. Pengertian Kompetensi ... 9

2. Pengertian Kompetensi Guru TK/PAUD ... 11

3. Persyaratan Profesi ... 35


(2)

5. Kriteria Guru sebagai Profesi ... 42

6. Kriteria Guru Profesional ... 45

7. Upaya Peningkatan Guru Profesional ... 47

B. Konsep Sertifikasi Guru. ... 49

1. Pengertian Sertifikasi Guru ... 49

2. Tujuan Sertifikasi dan Manfaatnya ... 52

3. Persyaratan Sertifikasi ... 54

4. Prosedur Sertifikasi ... 55

5. Instrumen Sertifikasi ... 56

6. Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 59

A. Metode Penelitian... 59

B. Subyek Penelitian ... 61

C. Definisi Operasional... 62

1. Kompetensi Guru ... 62

2. Sertifikasi Guru ... 64

D. Instrumen Penelitian... 65

E. Pengembangan Instrumen ... 66

F. Prosedur Penelitian... 67

1. Persiapan Penelitian ... 67

2. Pelaksanaan Penelitian ... 68


(3)

1. Uji Validitas ... 69

2. Uji Reliabilitas ... 71

H. Teknik Pengolahan Data ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Hasil Penelitian ... 76

1. Profil Kompetensi Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 76

2. Kompetensi Pedagogik Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 90

3. Kompetensi Kepribadian Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 95

4. Kompetensi Sosial Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 101

5. Kompetensi Profesional Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 106

B. Pembahasan ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Rekomendasi ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Sebaran populasi penelitian ini TK di Yayasan Salib Suci

Bandung ... 62 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetensi guru Taman

Guru Taman kanak-kanak Tersertifikasi ... 66 Tabel 3.3 Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel

Kompetensi Guru TK tersertifikasi ... 70 Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 72 Tabel 3.5 Katagorisasi Kompetensi Guru ... 74 Tabel 4.1 Kategorisasi Kompetensi Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib

Suci Bandung ... 76 Tabel 4.2 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama CAS ... 77 Tabel 4.3 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama GR ... 78 Tabel 4.4 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama MVG ... 79 Tabel 4.5 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama CSR ... 80 Tabel 4.6 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama EHS ... 81 Tabel 4.7 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama TW ... 82 Tabel 4.8 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama Yas ... 83

Tabel 4.9 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama LR ... 84


(5)

Tabel 4.10 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama Yun ... 85 Tabel 4.11 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama The ... 86 Tabel 4.12 Gambaran Skor Kompetensi Guru TK yang Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 87 Tabel 4.13 Rata-rata Skor Kompetensi Guru TK Tersertifikasi pada

Masing-masing Indikator ... 89 Tabel 4.14 Kategorisasi Kompetensi Pedagogik Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci ... 90 Tabel 4.15 Hasil Penelitian Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanan-kanak

Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 91 Tabel 4.16 Gambaran Skor Kompetensi Guru TK yang Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 92 Tabel 4.17 Gambaran Kompetensi Pedagogik Guru TK Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 92 Tabel 4.18 Rata-rata Skor Kompetensi Pedagogik Guru pada Masing-masing

Sub Indikator ... 94 Tabel 4.19 Kategorisasi Kompetensi Kepribadian Guru TK Tersertifikasi di

Yayasan Salib Suci ... 96 Tabel 4.20 Hasil Penelitian Kompetensi Kepribadian Guru Taman Kanan-kanak

Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 96 Tabel 4.21 Gambaran Skor Kompetensi Kepribadian Guru TK yang Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 97 Tabel 4.22 Gambaran Kompetensi Kepribadian Guru TK Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 98 Tabel 4.23 Rata-rata Skor Kompetensi Kepribadian Guru pada Masing-masing

Sub Indikator ... 99 Tabel 4.24 Kategorisasi Kompetensi Sosial Guru TK Tersertifikasi di Yayasan

Salib Suci... 101 Tabel 4.25 Hasil Penelitian Kompetensi Sosial Guru Taman Kanan-kanak


(6)

Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 101 Tabel 4.26 Gambaran Skor Kompetensi Sosial Guru TK yang Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 103 Tabel 4.27 Gambaran Kompetensi Sosial Guru TK Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 103 Tabel 4.28 Rata-rata Skor Kompetensi Sosial Guru pada Masing-masing

Sub Indikator ... 105 Tabel 4.29 Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru TK Tersertifikasi di

Yayasan Salib Suci ... 106 Tabel 4.30 Hasil Penelitian Kompetensi Profesional Guru Taman Kanan-kanak

Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 107 Tabel 4.31 Gambaran Skor Kompetensi Profesional Guru TK yang Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 108 Tabel 4.32 Gambaran Kompetensi Profesional Guru TK Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 108 Tabel 4.33 Rata-rata Skor Kompetensi Profesional Guru pada Masing-masing


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Gambaran Kompetensi Guru TK yang Tersertifikasi di Yayasan

Salib Suci Bandung ... 88 Gambar 4.2 Gambaran Kompetensi Guru Berdasarkan Masing-masing

Indikator ... 90 Gambar 4.3 Gambaran Kompetensi Pedagogik Guru TK yang Tersertifikasi

di Lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung ... 93 Gambar 4.4 Gambaran Kompetensi Pedagogik Guru Berdasarkan

Masing-masing Sub Indikator ... 95 Gambar 4.5 Gambaran Kompetensi Kepribadian Guru TK yang Tersertifikasi

di Lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung ... 98 Gambar 4.6 Gambaran Kompetensi Kepribadian Guru Berdasarkan

Masing-masing Sub Indikator ... 100 Gambar 4.7 Gambaran Kompetensi Sosial Guru TK yang Tersertifikasi

di Lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung ... 104 Gambar 4.8 Gambaran Kompetensi Sosial Guru Berdasarkan

Masing-masing Sub Indikator ... 106 Gambar 4.9 Gambaran Kompetensi Profesional Guru TK yang Tersertifikasi

di Lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung ... 109 Gambar 4.10 Gambaran Kompetensi Profesional Guru Berdasarkan


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan pembenahan dalam rangka penyesuaian diri dengan setiap keadaan.

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kwalitas mutu sekolah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang maksimal dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan diharapkan dapat mengambil peran dalam mewujudkan tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 (Sikdiknas, Pasal 3) berikut ini :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Hal penting yang harus diperhatikan untuk mempertahankan mutu sekolah adalah sumber daya manusia (SDM), menyadari betapa pentingnya sumber daya manusia (SDM) bagi kelangsungan hidup dan kemajuan pendidikan, maka profesional guru perlu di tingkatkan. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistim pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat


(9)

perhatian sentral, pertama dan utama. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan dan merupakan komponen yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, sehingga guru perlu di kembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional.

Berbicara tentang profesionalisme guru, tidak lepas dari keahlian khusus yang dimiliki seorang guru, yang diperoleh baik melalui pendidikan profesional, pelatihan atau pengalaman-pengalaman studi banding yang pernah didapatkan. Keahlian yang dimiliki ini bukan sekedar menjadi milik pribadi, namun untuk dikembangkan dan dipraktekkan dalam memberi layanan kepada siswa. Untuk menjaga kualitas dan mutu serta profesionalisme, guru harus selalu menjadi orang yang selalu ingin belajar untuk meningkatkan diri.

Mengacu pada Undang-undang, Repubik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat (1) dengan tegas menyatakan bahwa :

“Guru adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. kompetensi yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV pasal 10 ayat 91, menyatakan bahwa” kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional”.


(10)

Guru sebagai tenaga profesionalisme memiliki peranan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak didiknya agar kelak dapat berguna bagi bangsa dan negara. Guru merupakan pilar utama demi mewujudkan tujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan mencapai pendidikan yang bermutu.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan sebuah komitmen untuk meningkatkan kualitas guru yaitu akademik dan kompetensi profesi pendidik sebagai agen pembelajaran, hal ini tercantum pula dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

Sesuai dengan arah kebijakan, pasal 42 UU No.20 Tahun 2003 mempersyaratkan bahwa :

Pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Peningkatan profesional guru diarahkan untuk meningkatkan kemampuan keprofesionalan dan komitmen guru sebagai seorang pendidik. Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang masih banyak diperbincangkan, baik dikalangan pendidik maupun di luar pendidikan. Kendatipun berbagai pandangan tentang masalah tersebut telah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, namun satu hal yang sudah pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guru yang khusus berfungsi mempersiapkan tenaga guru yang terdidik dan terlatih dengan baik.


(11)

Dengan demikian, guru sebagai profesi memiliki peranan dan tugas sebagai pendidik, juga memiliki tugas dalam melayani masyarakat.

Upaya menjamin mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi, diperlukan adanya suatu mekanisme yang memadai. Penjaminan mutu guru perlu dikembangkan berdasarkan pengkajian yang komprehensip untuk menghasilkan landasan konseptual dan empirik, melalui sistem sertifikasi. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Sertifikasi guru adalah sarana untuk menghasilkan guru yang berkwalitas dan merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan . Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetesi sosial. Kualifikasi akademik minimum diperoleh melalui perguruan tinggi dan sertifikat kompetensi pendidik dinyatakan dengan adanya lulus ujian sertifikasi.

Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dalam Mulyasa (2008;75) dikemukakan bahwa 1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2) Kompetensi kepribadian dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir


(12)

b dalam Mulyasa (2008:135) dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 3) Kompetensi profesional dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dalam Mulyasa, (2008:135) dikemukakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional. Dan 4) Kompetensi sosial dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dalam Mulyasa, (2008:173) dikemukakan bahwa yang di maksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Dari keempat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Namun kenyataannya masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga guru tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik dalam membaca, menulis, dan membuka internet, menunjukkan penurunan dalam kinerjanya. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya motivasi kerja guru dalam bekerja yang bisa dilihat antara lain gejala-gejala guru yang masuk kelas tidak tepat waktu atau terlambat masuk ke sekolah, guru yang persiapannya mengajarnya yang kurang lengkap, tugas guru yang rutin dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan fenomena


(13)

bahwa guru mengajar hanya sebuah rutinitas belaka tanpa adanya inovasi pengembangan lebih lanjut.

Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung?

2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung?

3. Bagaimana kompetensi kepribadian guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung?

4. Bagaimana kompetensi sosial guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung?

5. Bagaimana kompetensi profesional guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran tentang profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.


(14)

2. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi pedagogik guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi kepribadian guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

4. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi sosial guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

5. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi profesional guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara umum tentang profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memotivasi dan upaya meningkatkan kompetensi guru.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi sekolah untuk memperbaiki kualitas guru.

4. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.


(15)

E. Struktur Organisasi

Penyusunan skripsi terdiri dari lima bab yaitu :

Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Bab kedua memaparkan tentang konsep kompetensi guru dan konsep sertifikasi. Bab tiga berisi penjabaran lebih rinci lagi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian Deskriptif dengan pendekatan kwantitatif. Semua prosedur serta tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir. Bab empat mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, gambaran kompetensi guru tersertifikasi, hasil temuan penelitian dan merupakan bagian analisis dan pembahasan mengenai hasil temuan penelitian. Bab lima, pada bab ini berisi kesimpulan terhadap semua hasil temuan penelitian yang diperoleh dan rekomendasi yang berdasarkan pada hasil penelitian.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan penelitian hingga dapat di peroleh sebuah kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah upaya untuk mencari kebenaran secara ilmiah yang didasarkan pada data yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.disamping untuk memperoleh kebenaran ilmiah, metode penelitian juga merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad (1985:131) bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan,misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis,dengan menggunakan teknik serta alat- alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dan dianggap tepat oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu metode yang menggambarkan atau menjelaskan data yang sifatnya aktual, kemudian dianalisis agar variabel yang diteliti dapat diinterpretasikan secara jelas dan konkret.


(17)

”Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang karena banyak sekali ragam penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik”.

Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi melalui analisis dan interprestasi tentang arti kata, meskipun bentuk bentuk metode ini banyak namun ada sifat sifat tertentu yang pada umumnya terdapat dalam metode deskriptif, sehingga dapat dipandang dengan ciri, yakni bahwa metode ini :

a. Merumuskan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah masalah yang aktual.

b. Data yang dikumpulkan sebelumnya disusun, dilanjutkan kemudian dianalisis.

Melalui penerapan metode penelitian deskriptif ini yang meneliti keadaan masalah penelitian yang sedang berlangsung atas objek penelitian, sehingga diharapkan dapat diperoleh informasi yang tepat, gambaran yang lengkap dan faktual mengenai profil kompetensi guru tersertifikasi di lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung.

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang diketahui. Metode kuantitatif berlandaskan pada


(18)

anggapan tertentu yang telah disusun terlebih dahulu, jika anggapan-anggapan tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, apalagi jika menyimpang jauh maka keampuhan metode ini tidak dapat dijamin atau bahkan dapat menyesatkan.

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data dan interpretasi data (hasil analisis) untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan.

Mengacu pada tahapan-tahapan pendekatan metode analisis kuantitatif, penting untuk direnungkan dan diingat bahwa pemilihan teknik kuantitatif yang relevan sangat tergantung dari apa problem dan tujuan yang hendak dicapai.

Sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi mengenai gambaran kompetensi guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

B. Subyek penelitian

Menurut Endang Koswara (2004 : 9) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Menurut Suharsimi Arikunto (196 : 11). Populasi adalah “Keseluruhan objek penelitian”.


(19)

Sugiono (2005-90) menyebutkan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

Adapun populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang telah lulus sertifikasi di TK Yayasan Salib Suci Bandung berjumlah 10 orang yang tersebar pada 5 TK.

Tabel 3.1

Sebaran populasi penelitian ini TK di Yayasan Salib Suci Bandung

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 TK Ignatius Slamet Riyadi 1 1

2 TK Ignatius Slamet Riyadi 2 3

3 TK Yos Sudarso 3

4 TK Santo Agustinus 2

5 TK Santo Yusup 1

Jumlah 10

Sumber ; Kantor Yayasan Salib Suci,Jl.Van Deventer No.18 Bandung

C. Definisi Operasional

Berdasarkan kajian teori yang dibahas pada bab II, maka secara konseptual dan operasional variabel- variabel penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :

1. Kompetensi guru

Kompetensi guru adalah merupakan aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk


(20)

mencapai tujuan dan standar yang telah di tetapkan. Kompetensi guru Taman Kanak-kanak dalam penelitian ini di definisikan sebagai ungkapan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas tanggung jawab. Adapun indikatornya: Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi Profesional.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pengelolaan pembelajaran peserta didik, kompetensi pedagogik ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yakni persiapan mengajar yang mencakup merancang dan melaksanakan skenario pembelajaran, memilih metode, menyediakan media, serta alat evaluasi bagi anak didik agar tercapai tujuan pendidikan baik pada bidang pengembangan kognitif, efektif dan psikomotor siswa.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan baik peserta didik dan berakhlak mulia. Aspek-aspek indikatornya yaitu : 1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,


(21)

masyarakat sekitar. Yang meliputi : 1) Memahami dalam konteks keluarga, budaya dan masyarakat, 2) Menguasai komunikasi dengan banyak, 3) Menguasai kemampuan bekerja sama dengan orang tua anak, pihak pemerintah dan masyarakat untuk kepentingan pendidikan anak.

Kompetensi Profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Aspek ini terdiri dari 1) Menguasai menu pembelajaran, 2) Menguasai pengembangan program yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak , 3) Menguasai berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak, 4) Menguasai pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, 5) Menguasai pengelolaan pembelajaran yang bervariasi, 6) Menguasai penilaian yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak.

Kompetensi guru TK dalam penelitian ini merujuk kepada Undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

2. Sertifikasi Guru

Dalam Undang-undang RI Tahun 2005 tentang guru dan dosen dikemukakan bahwa sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah lulus serifikasi atau guru yang telah memenuhi standar profesional guru.

Sesuai dengan Permen Diknas No.18 Tahun 2007 tentang sertifikasi terdapat 10 aspek yang menjadi penilaian yang meliputi : (1) kualifikasi


(22)

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi, (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

D. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian ini Instrumen yang digunakan terdiri dari : observasi, wawancara, angket dan literatur. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang digunakan oleh peneliti dalam menggali data yang diperlukan dalam penelitian. Upaya untuk memperoleh data yang sesuai sifat dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Nasution (2003:59) observasi adalah berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta dimana kegiatan kegiatan itu terjadi. Observasi/ pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian di Yayasan Salib Suci Bandung.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebagai alat untuk memperoleh data obyektif guna mendukung hasil observasi, Menurut Nasution ( 2003:73) wawancara bertujuan untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, sebagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.


(23)

3. Angket

Angket merupakan salah satu teknik penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data melalui pemberian pertanyaan/pernyataan tertulis pada responden, penelitian yang berkaitan dengan keterangan/informasi tentang fakta yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Peneliti dalam melakukan teknik ini terlebih dahulu menyiapkan instrumennya berupa sejumlah pertanyaan angket. Angket yang dibuat harus mampu menggali seluruh data yang dapat menjawab permasalahan yang ditetapkan. Sehingga dalam upaya mengarah kepada hal tersebut, sebelum angket disebarkan maka terlebih dahulu harus melalui pengujian.

4. Studi literatur

Studi literatur adalah mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendukung permasalahan yang sedang diteliti.

E. Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini dikembangkan dari rumusan masalah dan tujuan dilakukannya penelitian tentang profil kompetensi guru TK yang tersertifikasi di lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung. Kisi-kisi instrumen yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kompetensi Guru yang Tersertifikasi di Taman Kanak-Kanak

Variabel Indikator Sub Indikator No Item


(24)

nsi Guru Pedagogik b. Kemampuan menyusun rencana pembelajaran

6 c. Menguasai teori belajar mengajar 26

d. Mengembangkan kurikulum 7

e. Kemampuan melaksanakan penilaian pembelajaran

33,34 f. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi

11,12,36 ,38 Kompetensi

kepribadian

a. Bertindak sesuai norma 13

b. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi

14,15,16 c. Menjujung tinggi kode etik profesi guru 17 d. Menampilkan diri sebagai pribadi yang

jujur,teladan,beraklak mulia

35,40 Kompetensi

social

a. Berkomunikasi secara efektif empatik dan santun

19 b. Bertindak objektif dan tidak tidak

diskriminatif

20,21 c. Ketrampilan berkomunikasi dan

berinteraksi dengan anak

18 d. Berkomunikasi dengan sesama

guru,orang tua,masyarakat sekitar

25,39 Kompetensi

Profesional

a. Penguasaan materi

pelajaran,strukturkonsep, dan pola pikir keilmuan

27,28

b. Menguasai standar kompetensi dasar pelajaran

29 c. Memiliki wawasan mengenai landasan

pendidikan

8 d. Mengembangkan materi pembelajaran

secara kreatif

9,10 e. Mengembangkan profesionalisme secara

kontinyu

22,23,24 f. Kemampuan penelitian dan penyusunan

karya ilmiah

37 g. Mampu menyelenggarakan pembinaan

anak melalui bimbingan dan konseling

30,31,32 Sumber : Undang-undang No.14 tahun 2005

F. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian 1) Observasi Lapangan


(25)

Pertama yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan identifikasi untuk mencari permasalahan yang akan dijadikan suatu usulan yang sifatnya hanya sementara, karena bisa saja berubah sewaktu waktu melihat keadaan kondisi lapangan untuk mengadakan penelitian di lokasi yang akan diteliti, sesuai dengan kondisi lapangan orientasi dan tinjauan umum terhadap lapangan penelitian.

Kemudian, penulis menyusun proposal penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing, Setelah disetujui oleh pembimbing maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data data dan sumber sumber yang akan dijadikan acuan untuk penelitian.

Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan perangkat pengumpulan data, yang akan memudahkan dalam penelitian.

2) Mengurus Perijinan

Sebelum melaksanakan penelitian ke lapangan, penulis mempersiapkan perijinan, adapun perijinan yang penulis tempuh adalah :

a. Mengajukan surat permohonan ijin observasi atau pra penelitian kepada Kepala Sekolah di Yayasan Salib Suci Bandung.

b. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian Kepala Sekolah di Yayasan Salib Suci.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah disetujui semua persyaratan, maka langkah selanjutnya adalah mulai melaksanakan penelitian dengan memberikan angket kepada setiap responden melalui kepala sekolah, kemudian melakukan pengamatan serta studi dokumentasi untuk memperoleh data data yang diperlukan.


(26)

Penelitian dilaksanakan di Yayasan Salib Suci Bandung pada bulan September 2012 sampai dengan bulan Nopember 2012, dari data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut, dipakai sebagai bahan dalam penyusunan skripsi.

G. Analisis Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan pada sampel yang telah ditentukan, peneliti melakukan uji coba instrumen yang dilakukan terhadap sampel uji coba dalam rangka menguji instrumen yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya. Hasil análisis istrumen yang dilakukan terhadap 10 orang responden adalah sebagaimana akan diuraikan berikut ini.

1. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen sehingga layak digunakan untuk mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy            dimana:

rs = koefisien korelasi product moment dari Pearson X = skor item

Y = skor total


(27)

dengan kriteria : Jika rhitung > rtabel, maka butir item dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen penelitian sebagaimana ditampilkan tabel berikut;

Tabel 3.3

Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Guru TK yang Tersertifikasi

No. r hitung r tabel Keterangan

1 0,920 0,632 Valid

2 0,920 0,632 Valid

3 0,631 0,632 Tidak Valid

4 0,765 0,632 Valid

5 0,784 0,632 Valid

6 0,679 0,632 Valid

7 0,546 0,632 Tidak Valid

8 0,890 0,632 Valid

9 0,645 0,632 Valid

10 0,757 0,632 Valid

11 0,763 0,632 Valid

12 0,785 0,632 Valid

13 0,757 0,632 Valid

14 0,678 0,632 Valid

15 0,644 0,632 Valid

16 0,682 0,632 Valid

17 0,705 0,632 Valid

18 0,742 0,632 Valid

19 0,787 0,632 Valid

20 0,702 0,632 Valid

21 0,801 0,632 Valid

22 0,161 0,632 Tidak Valid

23 0,557 0,632 Tidak Valid

24 0,814 0,632 Valid

25 0,753 0,632 Valid

26 0,705 0,632 Valid

27 0,636 0,632 Valid

28 0,471 0,632 Tidak Valid

29 0,666 0,632 Valid

30 0,672 0,632 Valid

31 0,672 0,632 Valid

32 0,869 0,632 Valid

33 0,688 0,632 Valid


(28)

35 0,343 0,632 Tidak Valid

36 0,721 0,632 Valid

37 0,914 0,632 Valid

38 0,920 0,632 Valid

39 0,678 0,632 Valid

40 0,723 0,632 Valid

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 40 item pernyataan yang mengukur kompetensi profesional guru, 6 item diantaranya dinyatakan tidak valid, yakni nomor 3, 7, 22, 23, 28 dan 35. Oleh karena itu, maka keenam item tersebut selanjutnya dibuang (tidak diikutsertakan dalam instrumen penelitian). Dengan demikian, maka instrumen penelitian variabel kinerja guru TK diukur oleh 34 item pernyataan.

2. Uji Reliabilitas

Arikunto (1998: 170). mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, dapat dipercaya, datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya akan tetap sama.

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

2

11 1 2

1 n t k r k            


(29)

Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal b2 = Jumlah varians butir

t2 = varians total

Selanjutnya, dengan menggunakan taraf signifikansi  = 0.05, nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan = n (10) yaitu 0,632.

Jika ri > rtabel  reliabel Jika ri rtabel  tidak reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen atas variabel-variabel yang diteliti adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Variabel rhitung rtabel Keterangan

Kompetensi Guru TK 0,974 0,632 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa instrumen penelitian variabel kompetensi guru TK yang tersertifikasi, diperoleh nilai rhitung = 0,974 dan dari tabel r kritis diperoleh nilai rtabeldengan n = 10 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,632. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,974 > 0,632) dengan demikian instrumen variabel kinerja guru TK mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.


(30)

3. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah berhasil dihimpun kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisa kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang diketahui. Metode kuantitatif berlandaskan pada anggapan-anggapan tertentu yang telah disusun terlebih dahulu, jika anggapan-anggapan tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, apalagi jika menyimpang jauh maka keampuhan metode ini tidak dapat dijamin atau bahkan dapat menyesatkan. Selanjutnya implementasi metode kuantitatif dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, mengacu pada tahapan-tahapan pendekatan metode analisis kuantitatif di atas, penting untuk direnungkan dan diingat bahwa pemilihan teknik kuantitatif yang relevan sangat tergantung dari problem dan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan utama penelitian tidak selalu diperoleh dalam lingkungan yang ketat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metode analisa kuantitatif adalah suatu metode yang menginterpretasikan data data kuantitatif menjadi informatif berupa rangkaian kata kata atau kalimat yang bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dikemukakan maupun untuk menarik kesimpulan penelitian.

Dengan demikian, untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang dihasilkan selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan.


(31)

Data yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan statistik baik secara deskriptif, maupun induktif.

Data mentah hasil penelitian atas variabel kompetensi guru selanjutnya dikategorikan menjadi tiga bagian yakni baik, cukup dan kurang. Rumus yang digunakan untuk membuat kategori tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menghitung jumlah item variabel penelitian

2) Mencari rentang minimum = jumlah soal x 1 (bobot minimal) 3) Mencari rentang maksimum = jumlah soal x 5 (bobot maksimal) 4) Mencari luas jarak sebaran = rentang maksimum – rentang minimum

5) Mencari satuan deviasi standar bernilai,  = luas jarak sebaran/6 (jarak sebaran 6 satuan standar deviasi)

6) Menghitung mean teoritis (dengan tiga katagori) µ = rentang minimum x 3 7) Setelah diketahui nilai mean teoritisnya, maka dapat dilakukan penentuan

kriteria kategori variabel dengan menggunakan tabel selang interval katagori, seperti yang divisualisasikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Katagorisasi Kompetensi Guru (Azwar, 2000: 109)

NO INTERVAL KATAGORI

1 x < ( µ - 1,0 ) Kurang 2 ( µ - 1,0 < x < ( µ + 1,0 ) Cukup 3 (µ + 1,0 ) < x Baik

Selain deskripsi di atas, dilakukan pula analisis ketercapaian skor. Analisis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya skor responden atas variabel penelitian melalui perhitungan persentase ketercapaian skor total dari skor ideal dengan rumus:


(32)

Skor Ketercapaian = � � �

� � � × 100%

dimana:

Skor total = skor total yang diraih

Skor ideal = Jumlah soal x bobot maksimal x jumlah responden

Penafsiran data merupakan kesimpulan dari hasil penelitian setelah melalui proses pengolahan data. Adapun didalam pengolahan data yang penulis gunakan untuk penafsiran ini berdasarkan pada kriteria sebagai berikut :

a. 0% Ditafsirkan tidak ada

b. 1% - 24% Ditafsirkan sebagian kecil c. 25% - 49% Ditafsirkan hampir setengahnya d. 50% Ditafsirkan setengahnya

e. 51% - 74% Ditafsirkan sebagian besar f. 75% - 99% Ditafsirkan hampir seluruhnya. g. 100% Ditafsirkan seluruhnya.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada tahapan terakhir dari penulis skripsi ini, penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dan dianalisis berdasarkan pokok permasalahan yang menjadi penelitian ini yaitu kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung, yang selanjutnya hasil analis ini dapat dijadikan rekomendasi bagi semua pihak yang berkepentingan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian yang dilakukan atas dasar teori-teori yang relevan maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Pada umumnya Kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi Yayasan Salib Suci Bandung dari hasil uji kategori jenjang, berada pada kategori tinggi atau termasuk pada kategori sangat baik yaitu sebesar 4,24 menurut penilaian para kepala sekolahnya, artinya guru mempunyai motivasi yang tinggi, menampilkan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang sangat baik serta penuh tanggung jawab. Hal tersebut ditunjang oleh upaya guru Taman Kanak-kanak dalam meningkatkan kinerjanya, terlihat dari semangat guru dalam meningkatkan kompetensinya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.


(34)

2. Kompetensi pedagogik guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada kategori baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

3. Kompetensi kepribadian guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada kategori sangat baik menurut penilaian para kepala sekolahnya. 4. Kompetensi sosial guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada

kategori sangat baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

5. Kompetensi profesional guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada kategori baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai tindak lanjut dari penelitian ini. Rekomendai penulis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang dirasakan mempunyai kepentingan terhadap penelitian ini. Adapun rekomendasi tersebut diantaranya :

1. Bagi yayasan

a. Hendaknya yayasan membantu para guru untuk lebih mengoptimalkan dan meningkatkan kompetensi guru dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar dan lokakarya.

b. Hendaknya yayasan membantu guru untuk mengikuti studi pendidikan lanjutan yang sesuai dengan jejang pendidikan.


(35)

2. Bagi guru

a. Guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan kompetensinya terutama dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik dan meningkatkan mutu pendidikan.

b. Guru hendaknya berusaha meningkatkan kompetensinya, mampu melakukan pengembangan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, dan mengikuti studi lanjutan sehingga guru memiliki tanggung jawab dalam pelayanan khususnya peserta didik dan umumnya bagi masyarakat.

c. Guru hendaknya meningkatkan wawasannya untuk meningkatkan keprofesionalannya.

d. Guru hendaknya mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menjadi tugasnya agar segala aktifitas sekolah terlaksana secara optimal. e. Guru hendaknya mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap kemajuan

sekolah agar dapat terus bertahan seiring perkembangan zaman. 3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Hendaknya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk dijadikan masukan bagi peneliti selanjutnya.

b. Hendaknya dapat melakukan penelitian yang lebih komprehensif lagi. Yakni dengan menambah jumlah responden, menambah jumlah lokasi penelitian yang lebih luas.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (1998). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktis). Jakarta : Bina Aksara.

Beaty, Janice J. (1994). Skill for Preeschool Teachers. New Jersey : Merril, an . Imprint of Prestice Hall

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Departemen Pedidikan Nasional

Departemen Pedidikan Nasional . (2005). Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi ke Tiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Hamalik, Oemar (2004). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta. Bumi Aksara.

http://berbagiterbaru.blogspot.com/2012/02/persyaratan-peserta-sertifikasi guru.html

Koswara. Endang. (1989). Teori Motivasi dan Penelitian. Bandung. Angkasa Komara, Endang. (2006). Peran Pembelajaran CTL Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Interaktif. Bandung: suara daerah.

Kaniawati. (2010) Identifikasi Kinerja Guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Cugenang . Skripsi Adpen Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan.

Martini Yamin. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Gaung Persada. Jakarta.

Mariyana, Rita . (2008). Kompetensi Profesional Guru TK. Pengembangan Profesi Guru TK. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Mulyasa (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Muslich, Mansur. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.


(37)

Oemar Hamalik (2002). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.

Permendiknas RI Nomer 6 Tahun 2007. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Jakarta 2007.

Sabarina, Juwita. (2008). “ Pengaruh Motivasi kerja Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung. Skripsi Adpen Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan.

Samana. (1994). Profesional Keguruan. Yogyakarta : Kanisius. Soetjipto. Raflis Kosasi ( 2005) Profesi Keguruan. Bandung.

Sriningsih (2008). Kompetensi profesional guru PAUD (tidak di terbitkan).

Surya. 2008. Seminar guru profesional untuk pendidikan bermutu (tidak diterbitkan).

Sudjana. Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Subroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

kuantitatif . Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi, Dedi. (1998). Mengangkat Citra Dan Martabat Guru. Bandung : Alfabeta

Undang-undang RI No.20 Tahun 2003. Sistim pendidikan Nasional. Bandung. Fokus Media.

Usman (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya. UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI. Bandung.

Winarno Surakhmad (1985) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito.


(38)

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada tahapan terakhir dari penulis skripsi ini, penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dan dianalisis berdasarkan pokok permasalahan yang menjadi penelitian ini yaitu kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung, yang selanjutnya hasil analis ini dapat dijadikan rekomendasi bagi semua pihak yang berkepentingan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian yang dilakukan atas dasar teori-teori yang relevan maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Pada umumnya Kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi Yayasan Salib Suci Bandung dari hasil uji kategori jenjang, berada pada kategori tinggi atau termasuk pada kategori sangat baik yaitu sebesar 4,24 menurut penilaian para kepala sekolahnya, artinya guru mempunyai motivasi yang tinggi, menampilkan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang sangat baik serta penuh tanggung jawab. Hal tersebut ditunjang oleh upaya guru Taman Kanak-kanak dalam meningkatkan kinerjanya, terlihat dari semangat guru dalam meningkatkan kompetensinya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.


(2)

2. Kompetensi pedagogik guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada kategori baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

3. Kompetensi kepribadian guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada kategori sangat baik menurut penilaian para kepala sekolahnya. 4. Kompetensi sosial guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada

kategori sangat baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

5. Kompetensi profesional guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada kategori baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai tindak lanjut dari penelitian ini. Rekomendai penulis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang dirasakan mempunyai kepentingan terhadap penelitian ini. Adapun rekomendasi tersebut diantaranya :

1. Bagi yayasan

a. Hendaknya yayasan membantu para guru untuk lebih mengoptimalkan dan meningkatkan kompetensi guru dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar dan lokakarya.

b. Hendaknya yayasan membantu guru untuk mengikuti studi pendidikan lanjutan yang sesuai dengan jejang pendidikan.


(3)

2. Bagi guru

a. Guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan kompetensinya terutama dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik dan meningkatkan mutu pendidikan.

b. Guru hendaknya berusaha meningkatkan kompetensinya, mampu melakukan pengembangan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, dan mengikuti studi lanjutan sehingga guru memiliki tanggung jawab dalam pelayanan khususnya peserta didik dan umumnya bagi masyarakat.

c. Guru hendaknya meningkatkan wawasannya untuk meningkatkan keprofesionalannya.

d. Guru hendaknya mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menjadi tugasnya agar segala aktifitas sekolah terlaksana secara optimal. e. Guru hendaknya mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap kemajuan

sekolah agar dapat terus bertahan seiring perkembangan zaman. 3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Hendaknya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk dijadikan masukan bagi peneliti selanjutnya.

b. Hendaknya dapat melakukan penelitian yang lebih komprehensif lagi. Yakni dengan menambah jumlah responden, menambah jumlah lokasi penelitian yang lebih luas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (1998). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktis). Jakarta : Bina Aksara.

Beaty, Janice J. (1994). Skill for Preeschool Teachers. New Jersey : Merril, an . Imprint of Prestice Hall

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Departemen Pedidikan Nasional

Departemen Pedidikan Nasional . (2005). Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi ke Tiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Hamalik, Oemar (2004). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta. Bumi Aksara.

http://berbagiterbaru.blogspot.com/2012/02/persyaratan-peserta-sertifikasi guru.html

Koswara. Endang. (1989). Teori Motivasi dan Penelitian. Bandung. Angkasa Komara, Endang. (2006). Peran Pembelajaran CTL Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Interaktif. Bandung: suara daerah.

Kaniawati. (2010) Identifikasi Kinerja Guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Cugenang . Skripsi Adpen Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan.

Martini Yamin. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Gaung Persada. Jakarta.

Mariyana, Rita . (2008). Kompetensi Profesional Guru TK. Pengembangan Profesi Guru TK. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Mulyasa (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Muslich, Mansur. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.

Nasution, dkk. (1996). Metode penelitian nuralistik kuantitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.


(5)

Oemar Hamalik (2002). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.

Permendiknas RI Nomer 6 Tahun 2007. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Jakarta 2007.

Sabarina, Juwita. (2008). “ Pengaruh Motivasi kerja Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung. Skripsi Adpen Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan.

Samana. (1994). Profesional Keguruan. Yogyakarta : Kanisius. Soetjipto. Raflis Kosasi ( 2005) Profesi Keguruan. Bandung.

Sriningsih (2008). Kompetensi profesional guru PAUD (tidak di terbitkan).

Surya. 2008. Seminar guru profesional untuk pendidikan bermutu (tidak diterbitkan).

Sudjana. Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Subroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

kuantitatif . Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi, Dedi. (1998). Mengangkat Citra Dan Martabat Guru. Bandung : Alfabeta

Undang-undang RI No.20 Tahun 2003. Sistim pendidikan Nasional. Bandung. Fokus Media.

Usman (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya. UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI. Bandung.

Winarno Surakhmad (1985) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito.


(6)