PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI KINGTONE-F TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA (Sansiveira trifasciata, L).

PENGARUH PANJ ANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI KINGTONE-F
TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA
(Sansiveira trifasciata, L)

SKRIPSI

Oleh :
ELIA ABILIO AMARAL
NPM.0725010007

Kepada :

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SURABAYA
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PANJ ANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI KINGTONE-F

TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA
(Sansiveira trifasciata, L)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
J urusan Agoteknologi

Oleh :
ELIA ABILIO AMARAL
NPM.0725010007

Kepada :

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SURABAYA
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PANJ ANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI KINGTONE-F
TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA
(Sansiveira trifasciata, L)
Diajukan Oleh :
ELIA ABILIO AMARAL
0725010007
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 22 Desember 2011
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama

Tim Penguji

1. Pembimbing Utama

1. Ketua


Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS.

Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS.

2.Pembimbing Pendamping

2. Sekr etaris

Dr.Ir. Nora Augustien, K.MP.

Dr.Ir. J uli Santoso P, MP.
3. Anggota

Dr.Ir. Bambang Prijanto, SU.

Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian

Ketua J urusan


Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS.

Ir. Mulyadi, MS.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Telah direvisi
Tanggal,

, Desember 2011

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS.

Dr.Ir. Nora Augustien, K.MP.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih atas Anugerah, berkat, kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan berkat dan Rahmatnya yang telah di
anugerahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI
KINGTONE-F TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA
(Sansiveira trifasciata, L)”. Skripsi merupakan salah satu Tugas Akhir Jurusan
Agroteknologi pada Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Dalam melaksanakan skripsi mulai dari awal sampai dengan selesainya
penulis ini, banyak pihak-pihak yang telah memberikan bantuannya, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang sangat bermanfaat bagi penulis. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak Dr.Ir.RAMDAN
HIDAYAT, MS selaku Dosen pembimbing utama dan Ibu Dr.Ir. NORA
AUGUSTIEN, K.MP selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan hingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr.Ir.Ramdan Hidayat, MS. Selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir.Mulyadi, MS. Selaku ketua program studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Bapak Dr.Ir. Juli Santoso P, MP. Selaku Dosen penguji yang banyak
memberikan bimbimgan dan masukkan kepada penulis.
4. Dr.Ir. Bambang Prijanto, SU. Selaku dosen penguji yang banyak
memberikan bimbimgan dan masukkan kepada penulis.
5. Bapak dan Mama terima kasih atas doa dan dukungan moril, spiritual
dan materialnya.
6. Kakak Lando dan Kakak Donny telah memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga penulis bisa kuliah di Indonesia, terima kasih atas
dukungannya.

7. Juvinal da silva, atas dukungan dan doannya.
8. Teman-teman angkatan 2007 terima kasih atas dukungan dan
masukkannya.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tentunya banyak kekurangan baik
dalam penulisan maupun materi, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian.

Surabaya,

Desember 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI

.............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
I.

II.

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2


Perumusan Masalah ...................................................................... 4

1.3

Tujuan .......................................................................................... 4

1.4

Manfaat ........................................................................................ 4

1.5

Hipotesis ..................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Sanseveira .......................................................... 6
2.2. Syarat Tumbuh ............................................................................. 9
2.3. Peranan Auksin Terhadap Pertumbuhan bibit Stek Pucuk daun
Sanseviera ..................................................................................... 9
2.4. Peran Kingtone-F (ZPT) Terhadap Petumbuhan awal Stek Pucuk

daun Sansiviera............................................................................. 12
2.5. Pengaruh Bahan Stek Pucuk Daun Terhadap Pertumbuhan Bibit .. 14
2.6.

Metabolisme Unsur Hara Tanaman .............................................. 15

III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Tempat dan Waktu Percobaan ....................................................... 19
3.2. Bahan dan Alat Percobaan ........................................................... 19

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3. Metode Percobaan ......................................................................... 19
3.4. Denah Percobaan ........................................................................... 21
3.5. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 23
3.5.1. Persiapan Media Tanam Pada Pot...................................... 23
3.5.2. Penyiapan Bahan Tanaman ............................................... 23
3.5.3. Persiapan Pembuatan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Kingtone-F.. ...................................................................... 24

3.5.4. Penanaman ........................................................................ 25
3.5.5. Pemeliharaan Tanaman...................................................... 25
3.5.6. Parameter Pengamatan ...................................................... 26
3.5.7. Analisis Data ..................................................................... 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Hasil ............................................................................................ 28
4.1.1. Persentase Stek Jadi .......................................................... 28
4.1.2. Jumlah Akar Primer........................................................... 29
4.1.3. Jumlah Akar Sekunder....................................................... 31
4.1.4. Panjang Akar Terpanjang .................................................. 32
4.1.5. Jumlah Tunas .................................................................... 34

4.2.

Pembahasan ................................................................................. 35
4.2.1. Perlakuan Konsentrasi Kingtone-F .................................... 35
4.2.2. Perlakuan Panjang Stek Pucuk Daun ................................. 37

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 41
5.2. Saran

.............................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
No

Teks

Halaman

1.

Perlakuan kombinasi konsentrasi Kingtone-F dan .................................... 20
panjang stek pucuk daun

2.

Pengaruh perlakuan panjang stek daun dan konsentrasi kingtone-F
terhadap persentase stek jadi tanaman sanseveira ..................................... 28

3.

Pengaruh panjang stek daun dan konsentrasi kingtone-F terhadap
jumlah akar primer bibi tanaman sanseveira ............................................ 30

4.

Pengaruh perlakuan panjang stek daun dan konsentrasi kingtone-F
terhadap jumlah akar sekunder tanaman sanseveira .................................. 31

5.

Pengaruh perlakuan panjang stek pucuk daun dan konsentrasi
kingtone-F terhadap panjang akar terpanjang sansiveira umur 40 hst ....... 33

6.

Pengaruh perlakuan panjang stek pucuk daun dan konsentrasi
kingtone-Fterhadap jumlah tunas sansiveira umur 40 hst .......................... 34
Lampiran

1.

Tabel Anova Sidik Ragam Persentase Stek Jadi ....................................... 45

2.

Tabel Anova Sidik Ragam Jumlah Akar Primer ....................................... 45

3.

Tabel Anova Sidik Ragam Jumlah Akar Sekunder ................................... 46

4.

Tabel Anova Sidik Ragam Panjang Akar Terpanjang ............................... 46

5.

Tabel Anova Sidik Ragam Jumlah Tunas ................................................. 47

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
No

Teks

Halaman

1.

Denah Percobaan………………………………………………………… . 21

2.

Stek daun lebar, stek daun sedang dan stek daun sempit………………... . 24

3.

Rata-rata persentase stek jadi……………………………………………. . 38

4.

Rata-rata jumlah akar primer, jumlah akar sekunder …………………… . 39

5.

Rata-rata panjang akar terpanjang………………………………………. .. 39

6.

Rata-rata jumlah tunas…………………………………………………..... 40

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Elia Abilio Amaral. 0725010007. Pengaruh Panjang Stek Pucuk Daun Dan Konsentrasi
Kingtone-F Terhadap Induksi Bibit Tanaman Sansiveira (Sansiveira Trifasciata, L).
Dibawah Bimbingan Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS Dan Dr. Ir. Nora Augustien, K. MP.

Ringkasan
Sansevieria adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai tanaman hias dalam
rumah kaca karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya
matahari. Sanseveira memiliki keistimewaan di antaranya, mampu bertahan hidup pada rentang
suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan
mampu menyerap 107 jenis sansiveira sebagai penyerap polutan di daerah yang padat lalu lintas
dan di dalam ruangan yang penuh asap rokok.
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktor yang di susun dalam
rancangan acak kelompok (RAK) dan di ulang 3 kali.
Faktor pertama adalah konsentrasi kingtone-F dengan 4 taraf yaitu :
1. K0
: Kontrol (0 ppm)
2. K1
: 25 ppm
3. K2
: 50 ppm
4. K3
: 100 ppm
Faktor kedua adalah panjang stek pucuk daun sansiveira yang terdiri dari 3 taraf yaitu :
1. P1
: Panjang stek pucuk daun 4 cm
2. P2
: Panjang stek pucuk daun 8 cm
3. P3
: Panjang stek pucuk daun 12 cm
Perlakuan kombinasi yang di dapatkan adalah 12. Masing-masing perlakuan kombinasi di dasar
ulangan, sehingga terdapat 36 satuan perlakuan. Setiap satu persatuan percobaan di tanam 6 stek
pucuk daun, sehingga di butuhkan 216 stek pucuk daun sansiveira.
Data hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan sidik ragam yang sasuai, dengan
menggunkan rancangan acak kelompok (RAK), kemudian suatu pengaruh atau perbedaan di
katakan nyata karena apabila F hitung > F tabel dengan P = 0.05 dan sangat nyata apabila F
hitung > F table dengan P>0.01. Setelah itu di lakukan uji lanjut dengan uji BNT 5% untuk
mengetahui perbedaan nyata diantara level di dalam perlakuan yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui induksi bibit tanaman sanseveira pada
perlakuan panjang stek pucuk daun dan konsentrasi kingtone-F.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi sedangkan
konsentrasi kingtone-F tidak berpengaruh nyata terhadap peubah persentase stek jadi, jumlah
akar primer, jumlah akar sekunder, panjang akar terpanjang dan jumlah tunas. Perlakuan
panjang stek pucuk daun berpengaruh sangat nyata terhadap peubah persentase stek jadi, jumlah
akar primer, jumlah akar sekunder, panjang akar terpanjang dan jumlah tunas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Sansevieria adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai

tanaman hias dalam rumah kaca karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi
yang sedikit air dan cahaya matahari. Sanseveira memiliki keistimewaan di
antaranya, mampu bertahan hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat
resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan mampu menyerap
107 jenis sansiveira sebagai penyerap polutan di daerah yang padat lalu lintas dan
di dalam ruangan yang penuh asap rokok (Tahir dan Sitanggang, 2008).
Di Indonesia tumbuhan

Sansevieria

sansiveira(mother-in-law’s tongue)

lebih populer dengan sebutan

ataupun tanaman ular

(snake plant).

Sansevieria mempunyai penggemar di seluruh belahan dunia, baik karena
keindahan, manfaat, maupun nilai-nilai kepercayaan yang dimiliki tanaman
sekulen ini. Sansiveira ini bisa dimanfaatkan sebagai cover ground landscape,
tanaman hias dalam pot (indor ataupun outdor), terrarium dan berbagai kebutuhan
dekoratif lainnya. Karakter tanaman dari keluarga Agaveceae ini sangat cocok
sebagai salah satu elemen tumbuhan untuk taman bergaya mediterania sebagai
penyerap polutan, obat dan serat untuk induksi tekstil (Ramadani, 2007).
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang
ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam
bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut
Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan (http/www.wikipedia, 2009).
Kendala budidaya sansiveira yaitu penyediaan bibit dalam jumlah banyak
waktu singkat sulit di lakukan karena pertumbuhannya yang lambat. Upaya untuk
memperbanyak tanaman dengan stek daun dapat di lakukan pada beberapa jenis
tanaman, misalnya begonia, sanseveira dan berbagai tanaman sukulen lainnya.
Potongan daun tersebut jika di tanam dalam media yang memenuhi syarat akan
tumbuh akar dan tunas, walaupun daun tidak bertangkai. Stek daun yang di tanam
dalam media yang kelembabannya tidak tinggi akan menyebabkan stek tersebut
mudah layu karena daun yang tidak memiliki akar untuk mensuplai air dari dalam
tanah (Sudarmono, 1997).
Stek daun secara teknis di lakukan dengan cara memotong daun dengan
panjang antara 7.5-10 cm tergantung jenisnya atau memotong daun beserta
petiolnya kemudian di tanam pada media (Hartmann and Kester, 1997). Pada
dasarnya sanseveira membutuhkan media tanam yang berpori, berstruktur kasar
dan mengandung sedikit bahan organik. Hal ini sangat penting melihat sanseveira
tidak terlalu suka dengan kondisi media yang terlalu lembab. Media tanam yang
berpori menjamin tersedianya oksigen bagi akar tanaman, drainase menjadi baik,
sehingga media tidak tergenang air.
Secara umum ukuran stek berpengaruh terhadap keberhasilan stek menjadi
bibit tanaman. Stek dengan ukuran yang panjang biasanya persentase bibit yang
jadi lebih besar di bandingkan dengan ukuran stek yang pendek. Selain karena
jumlah mata tunasnya lebih banyak, juga di sebabkan cadangan makananya lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

banyak. Banyaknya cadangan makanan dalam stek berperan penting dalam
meningkatnya persentase stek jadi (Agromedia, 2007),
Komposisi media yang baik pada dasarnya merupakan kombinasi dari
berbagai fungsi yang di butuhkan bagi pertumbuhan tanaman seperti mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik,
kimiawi, maupun biologis. Di antaranya adalah kompos juga menjadi fasilitator
dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat di butuhkan oleh tanaman
(Anonim, 2009a).
Selain kompos, campuran media tanam yang baik adalah menggunakan
media pasir. Media pasir yang memadai sangat baik untuk penyemaian benih,
pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran stek batang tanaman. Sementara bobot
pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu,
keunggulan media tanam yang mengandung pasir adalah kemudahan dalam
penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.
Sekam merupakan media tanam yang baik bagi pertumbuhan sanseveira. Fungsi
sekam dalam media tanam antara lain : dapat memperbaiki struktur media tanah,
memperbaiki aerasi pada media tanam (Anonim, 2009b).
Penggunaan zat pengatur tumbuh berpengaruh terhadap induksi dan
pertumbuhan bibit stek pucuk daun. Salah satu ZPT yang dapat mempercepat
pertumbuhan bibit stek pucuk daun sanseveira adalah kingtone-F. Kingtone-F
adalah salah satu hormon tumbuh akar yang banyak bentuk tepung putih yang
berguna mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar-akar baru. Hal ini
dikarenakan kingtone-F mengandung bahan aktif dari hasil formulasi beberapa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

hormon

tumbuh

akar

yaitu

2-metil-1-naftalen

asetat(0,03%),

indol-3-

butirat(0,06%), naftalenasetamida (0.20 %) dan Thiram (4,00 %). Hasil penelitian
Puttileihalat (2001), bahwa pada stek pucuk batang Alstonia scholaris R.Br
dengan pemberian kingtone-F, konsentrasi 75 ppm lebih baik daripada kingtone-F
100 ppm dan 0 ppm. Untuk itu perlu di kaji pemberian beberapa konsentrasi
kingtone-F pada beberapa ukuran panjang stek pucuk daun sansiveira guna
mendapatkan konsentrasi dan panjang stek yang paling tepat dan efektif .
1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan

yang ada yaitu :
1).

Apakah bobot stek pucuk daun berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
sanseveira?

2).

Apakah konsentrasi kingtone-F berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit
tanaman sanseveira?

1.3.

Tujuan Per cobaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui induksi bibit tanaman

sanseveira pada perlakuan panjang stek pucuk daun dan konsentrasi kingtone-F.
1.4.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi

dan pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam budidaya tanaman
sanseveira.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.5.

Hipotesis

1).

Diduga terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan panjang stek pucuk
daun dan konsentrasi Kingtone-F terhadap induksi bibit tanaman
sanseveira.

2).

Diduga terdapat pengaruh nyata pada konsentrasi kingtone-F terhadap
induksi dan pertumbuhan awal bibit tanaman sanseveira.

3).

Diduga terdapat pengaruh nyata panjang stek pucuk daun terhadap induksi
dan pertumbuhan awal bibit tanaman sanseveira.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

II. TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Botani Tanaman Sanseveir a
Sistematika tanaman sanseveira (Sugihartinigsih, 2006) adalah :

Kingdom

: Plantae

Division

: Magnoliophyta

Class

: Liliopsida

Ordo

: Asparagales

Famili

: Ruscaceae

Genus

: Sansiviera

Spesies

: Sansiviera trifasciata, L.

Sanseveira termasuk tanaman tropis yang sudah lama di kenal dan di
budidayakan di Indonesia. Biasanya sanseveira banyak di tanaman sebagai pagar
rumah, atau sebagai penyekat jalan. Jenis sanseveira yang banyak di tanam adalah
sanseveira trifasciata. Sekarang ini, banyak di temukan ratusan spesies sanseveira
lain yang bentuk dan warna daunnya beragam.
Saat ini sanseveira telah berkembang menjadi komoditas yang sangat
penting dalam bisnis tanaman hias dunia. Sejak abad ke 19, tanaman sanseveira
sudah menjadi komoditas dagang di Amerika, terutama di Florida. Didaerah
tersebut sanseveira sudah dikenal sabagai indoor plant. Sekitar 1930 an, demam
sanseveira mewabah ke benua Eropa. Meskipun bukan tanaman asli indonesia,
sanseveira ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. Pada awalnya, sanseveira yang
di kenal secara luas adalah jenis ‘ceylon bowstring hemp’(sanseveira trifasciata,

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

‘lorentii mein liebling’), yang banyak menghasilkan serat rami. Mengingat
kualitas serat yang baik, maka tumbuhan ini membudidayakan daun (Anonim,
2009c).
Tanaman sanseveira berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen,
sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembab atau basah, sanseveira
biasa tumbuh subur. Warna daun sanseveira beragam, mulai hijau tua, hijau muda,
hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kunig. Motif
alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang
mengikuti arah serat daun, tidak beraturan dan ada juga yang zig-zag. Kelebihan
lain tanaman yang mempunyai nama populer sansiveira ini, juga mampu bertahan
di Negara yang memiliki 4 musim. Akibatnya, tanaman sanseveira banyak
mengalami penyimpangan bentuk, corak,dan warna. Inilah yang membuat
jenisnya bisa mencapai 600 species, di samping proses perbanyakan yang selalu
memunculkan varietas baru (Anonim, 2010a).
Daun tumbuh tegak, sebagian lainnya melengkung ke belakang, juga di
temukan beberapa daun yang tumbuh sejajar sehingga mirip kipas, yang lain
mempunyai daun yang tumbuh menyebar seperti air mancur. Jumlah daunpun
berbeda-beda antar jenis (Trubus, 2008).
Akar lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria
berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan
menyebar ke segala arah di dalam tanah (Anonim, 2009 d).
Bunga sanseveira terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal
batang. Bunga sanseveira termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

tidak berada dalam satu kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik di sebut bunga
betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari di sebut bunga jantan. Bunga ini
mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari. Bunga kecil sampai
sangat besar dan amat menarik, kebanyakan banci, Aktinomorf (berbentuk
bintang, simetri radial) atau sedikit zigomorf (simetri cermin). Hiasan bunga
berupa tenda bunga yang menyerupai mahkota dengan atau tampa pelekatan
berupa buluh, terdiri atas 6 daun tenda bunga, jarang hanya 4 atau lebih dari 6,
kebanyakan tersusun dalam 2 lingkaran. Benang sari 6, jarang sampai 12 atau
hanya 3, berhadapan dengan daun-daun tenda bunga. Tangkai sari bebas atau
berlekatan dengan berbagai cara. Kepala sari beruang 2, membuka dengan celah
membujur, jarang dengan suatu liang pada ujungnya (Tjitrosoepomo, 2002).
Buah sanseveira adalah jenis buah beri, yaitu buah yang memiliki celah
berisi biji. Warna kulit buah saat masih mudah hijau, setelah tua ada yang merah,
oranye, hitam dan hijau kusam. Jumlah biji dalam satu celah antara spesies yang
satu dengan yang lain berbeda, yaitu 1-4 biji. Saat masih mudah kulit buah halus
setelah tua kasar (Lingga, 2008).
Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji
memiliki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria
berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari
biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebelah kulit
terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman (Anonim, 2009e).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2.2.

Syar at Tumbuh
Tanaman sanseveira terbiasa hidup dengan perbedaan suhu yang ekstrem.

Pada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 550C . Sebaliknya pada
malam hari suhu turun hingga di bawah 100C. Suhu optimum untuk pertumbuhan
tanaman ini adalah 24-290 C pada siang hari dan 18-21 0C pada malam hari. Suhu
udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke
udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika
suhu berada di bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan
terganggu atau malah terhenti.
Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250 mm/tahun. Ditambah dengan
suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering.
Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang
menyebabkan tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan yang
sangat rendah (Sugihartinigsih, 2006).

2.3.

Peranan Auksin ter hadap Per tumbuhan Bibit Stek Pucuk Daun
Sanseveira
Keberadaan hormon atau zat pengatur tumbuh dalam kegiatan stek pucuk

daun adalah mutlak diperlukan. Karena kegiatan stek umumnya menggunakan
bahan tanam yang tidak lazim (sel, jaringan atau organ) dan budidayanya adalah
budidaya yang terkendali. Pengaturan proses tumbuh dan berkembangnya eksplan
dapat dilakukan dengan mengatur macam dan konsentrasi hormon atau zpt
tertentu sehingga menghasilkan kombinasi yang tepat sesuai dengan harapan
(Santoso dan Nursandi, 2001).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Auksin merupakan istilah generik untuk substansi pertumbuhan yang
khususnya merangsang perpanjangan sel, tetapi auksin juga menyebabkan suatu
kisaran respon pertumbuhan yang berbeda –beda. Kadar auksin endogen dan
aktifitasnya dalam jaringan berhubungan dengan keseimbangan antara sintesis
dengan hilangnya auksin karena transport dan metabolisme. Auksin di produksi
dalam jaringan meristematik yang aktif yaitu tunas, daun muda dan buah (Gardner
dkk, 2008).
Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan
bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah
hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Nama lain dari hormon ini
adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada
ujung batang dan ujung akar. Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu
dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun
pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses
pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam
buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon
giberelin. Pada konsentrasi auksin optimum, sel-sel penyusun dan kambium aktif
membelah dan terbentuk lapisan xylem yang cukup tinggi. Efek seluler auksin
meliputi peningkatan dalam sintesis nukleotida DNA (deoxyribose nucleic acid),
dan RNA (Ribonukleatid Acid atau Asam ribonukleat) pada akhirnya peningkatan
dalam sintesis protein dan produksi enzim, peningkatan pertukaran proton, muatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

membran dan pengambilan kalium, serta berpengaruh terhadap reaksi fotokrom
dengan cahaya merah dan cahaya merah jauh (Anonim, 2008a).
Auksin terutama untuk pertumbuhan kalus, suspensi sel dan pertumbuhan
akar. Bersama-sama sitokinin dapat mengatur tipe morfogenesis yang di
kehendaki. Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin di tentukan oleh kemampuan
dari jaringan yang di stek untuk mensintesis auksin secara alamiah. Pada sitokinin
dengan konsentrasi tinggi

yang mendorong proliferasi tunas sebaliknya

menghambat penghambat akar. Zat pengatur pada stek tergantung dari zat
pengatur tumbuh endogen dan zat pengatur eksogen yang di serap dari media
tumbuh. Konsentrasi yang di perlukan dari masing-masing Zpt auksin dan
sitokinin tergantung dari jenis eksplan, genotip, kondisi stek serta jenis auksin
yang di pergunakan (Wattimena, 1992).
Heddy (1986), menyatakan bahwa auksin mendorong pembelahan sel
dengan cara mempengaruhi dinding sel. Lebih jelas di uraikan oleh Catala (2000),
menyatakan bahwa adanya induksi dapat mengaktivasi pompa proton (ion H+)
yang terletak pada membran plasma sehingga menyebabkan pH pada bagian
dinding sel lebih rendah dari biasanya, yaitu mendekati pH pada membrane
plasma (sekitar pH 4,5 dari normal pH 7). Aktifnya pompa proton tersebut dapat
memutuskan ikatan hydrogen di antara serat selulosa dinding sel. Putusnya ikatan
hidrogen menyebabkan dinding mudah merenggang sehingga tekanan dinding sel
akan menurun dan dengan demikian terjadilah pelenturan sel, pH rendah juga
dapat mengaktivasi enzim tertentu pada dinding sel yang dapat mendegradasi
bermacam-macam protein atau konstituen polisakarida yang menyebar pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

dinding sel yang lunak dan lentur, sehingga pemanjangan dan pembesaran sel
dapat terjadi.
2.4.1. Per an Kingtone-F (ZPT) ter hadap per tumbuhan awal Stek Pucuk
Daun Sansiveir a
Daun dari tanaman induk sansiveira trifasciata’Tiger Stripe’ di potong
menjadi tiga bagian selanjutnya di berikan ZPT kingtone-F pada setiap bagian
bawah stek hingga menempel 2-3 cm di atas permukaan stek daun. Pemberian
kingtone-F mengandung 1 ml ZPT kingtone-F, sehingga banyaknya ZPT
kingtone-F yang 25 ml per stek. Nilai koefisien korelasi (%KK)

menurut

ketentuan yang diperbolehkan maksimal 30%. Dalam penelitian ini memiliki nilai
korelasi antara 2.26% - 71.86%. Nilai koefisien korelasi yang lebih tinggi dari
30% yaitu persentase stek bertunas 71.86%, jumlah akar 40.88% dan panjang
akar 33.71%. Dalam pengamatan peubah persentase stek bertunas jumlah stek
yang bertunas sangat bervariasi pada setiap satuan percobaan, demikian juga pada
peubah jumlah akar dan panjang akar (Lestari, 2007).
Konsentrasi merupakan jumlah larutan yang di berikan pada tiap tanaman
di mana terlebih dahulu di larutkan dalam air. Penetapan besar kecilnya suatu
konsentrasi yang akan di berikan pada tiap tanaman harus sesuai dengan aturan
pakai yang ada pada kemasan tersebut. Konsentrasi adalah banyak zat aktif (active
ingradient) yang di berikan ke tanaman (Lingga, 2008).
Beberapa hasil penelitian penggunaan zat pengatur tumbuh kingtone – F
terhadap stek menemukan pemberian kingtone – F untuk stek pucuk tanaman
meranti putih (Shorea asamica, Dyer) dan tanaman meranti merah (Shorea
selanica, B. L.) pada konsentrasi 75 ppm kingtone – F / stek pucuk memberikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100
ppm dan 0 ppm kingtone – F / stek pucuk. Pada pemberian konsentrasi 100 ppm
kingtone – F / stek pucuk menunjukan penurunan hasil, namun masih lebih baik
dari pemberian konsentrasi 0 ppm kingtone – F / stek pucuk. Dalam penelitian ini
pemberian kingtone – F sangat efektif dengan sistim perendaman sebab
menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam penelitian lainnya untuk penggunaan
kingtone – F terhadap stek batang sansiveira yang terbaik dicapai pada dosis 60
mg dan pada ukuran diameter stek 2,6 –3,5 cm. Dijelaskan pula bahwa makin
sedikit dosis zat pengatur tumbuh kingtone– F yang diberikan dan makin kecil
ukuran stek batang, akan menghasilkan pertumbuhan yang kurang optimal.
Metode yang digunakan adalah dengan cara mengolesi kingtone – F yang terlebih
dahulu telah dibuat dalam bentuk pasta (Puttileihalat, 2001).
Pengaruh penggunaan kingtone – F lainnya yang pernah diteliti terhadap
pertumbuhan anakan jelutung (Dyera costulata Hook F.) pada konsentrasi
berkisar dari 0 mg kingtone – F / 50 ml air (0 %) sampai 15 mg kingtone – F / 50
ml air (30 %) dengan menggunakan metode pencelupan tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap riap tinggi selama 5 bulan. Hal ini disebabkan
pemberian konsentrasi kingtone – F relatif singkat, dengan melihat pula bahwa
jelutung (Dyera costulata Hook F.) termasuk dalam jenis tanaman yang sistim
perakarannya kurang aktif dalam menyerap hormon yang diberikan (Anonim,
2005).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.5.

Pengaruh Bahan Stek Daun Ter hadap Pertumbuhan Bibit
Dalam bahan stek terdapat bahan cadangan makanan dan hormon

pertumbuhan dan semakin panjang bahan stek semakin banyak cadangan makanan
dan hormon pertumbuhannya yang optimal. Stek merupakan cara perbanyakan
tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau
daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif
perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak
memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara
perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan
kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar,
akar yang baru terbentuk tidak tahan stres lingkungan dan adanya sifat plagiotrop
tanaman yang masih bertahan. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek
ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga
menjadi tanaman yang true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh
faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah
satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi

akar dan pucuk adalah

fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Menemukan substansi
yang disebut rhizocaline pada kotiledon, daun dan tunas yang menstimulasi
perakaran pada stek. Salah satu pembiakan vegetative yang ingin di terapkan pada
tanaman sansiveira adalah stek pucuk. Pucuk sebagai meristem mampu
menghasilkan auksin, sehingga bila menjadi tidak efektif. Ditambah hormon akan
semakin cepat tumbuhnya sel-sel baru. Hormon ini hanya efektif pada jumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

tertentu. Bentuk kerusakannya dapat berupa pebelahan sel yang berlebihan dan
mencegah tumbuhnya akar dan tunas. (Wudianto, 2004).
2.6.

Metabolisme Unsur Hara Pada Tanaman
Kebutuhan unsur hara bagi tanaman perlu diperhatikan atas keseimbangan

antara jumlah kebutuhan unsur hara makro dan mikro, jika keseimbangan itu tidak
terjadi maka akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Beberapa akibat dari ketidak seimbangan tersebut diantaranya seperti menurut
Hardjowigeno S (2003) diantaranya jika tanaman kelebihan Cu atau sulfat akan
menghambat penyerapan Mo, terlalu banyak Zn, Mn, dan Cu dapat menghambat
penyerapan Fe, terlalu banyak P dapat menebabkan kekurangan Zn, Fe, dan Cu,
terlalu banyak N kekurangan Cu, kelebihan N dan K sulit menyerap Mn, terlalu
banyak kapur menghambat penyerapan B, kelebihan Fe,Cu, dan Zn dapat
mengurangi penyerapan Mn.
Suatu unsur yang di butuhkan dalam jumlah banyak dan harus tersedia
bagi tanaman beberapa unsur tersebut telah disebutkan diatas (N, O, C, P, K, Ca,
Mg ,S) tanaman menyerap unsur N dalam bentuk ion nitrat, amonium, senyawa
amino, protein. Fungsi dari unsur nitrogen seperti merangsang pertumbuhan
tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel tanaman itu sendiri,
berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang
pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun. Adapun tanaman yang
kekurangan unsur N akan mengalami pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

mati. Sebab bila NH3 ini tertimbun dalam jumlah banyak justru akan berbalik
meracuni tanaman (Anonim, 2007a).
Penyerapan unsur Fosfor (P) adalah salah satu unsur hara makro sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, namun kandungannya
lebih rendah dibandingkan nitrogen, kalium,dan kalsium. Tanaman menyerap P
dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H2PO4- yang terdapat dalam tanah.
Ion H2PO4- lebih banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam, sedangkan pada
pH yang lebih tinggi (>7) bentuk HPO42- lebih dominan. Disamping ion –ion
tersebut, tanaman dapat menyerap P dalam bentuk asam nukleat, fitin dan
fostohumat. Bagi tanaman suplai P cukup mencapai kisaran 0, 3-0,5% berat
kering tanaman dalam bentuk teroksidasi. P dapat terserap cepat oleh akar
tanaman kemudian terlibat dalam proses metabolisme tanaman. Cairan xylem
mengandung P 100-1000 kali lebih tinggi dibandingkan larutan tanah di luar akar
(Anonim, 2008b).
Penyerapan P oleh tanaman dilakukan secara aktif yang dikendalikan oleh
kandungan P larutan tanah cukup tinggi, maka proses aliran massa dapat
berperanan dalam tranportasi tersebut. Ion yang sudah berada di permukaan akar
akan menuju ronga luar akar melalui proses difusi sederhana, jerapan pertukaran,
dan kegiatan bahan pembawa, selanjutnya ion memasuki rongga dalam akar
dengan melibatkan energi metabolisme, yang dikenal sebagai serapan aktif Unsur
ini diserap dalam bentuk ion H2PO4 , HPO4 dan PO4. Diantara ke-3 ion ini yang
lebih mudah diserap adalah ion H2PO4 karena bermuatan satu ( valensi satu )
sehingga tanaman hanya membutuhkan sedikit energi untuk menyerapnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

esensialitas dari unsur ini adalah membentuk dalam penyusunan senyawa ATP
yaitu senyawa berenergi tinggi yang dihasilkan dalam proses respirasi siklus kreb
sehingga tanaman dapat melakukan semua aktifitas biokimianya seperti 1).
Pembungaan, pembentukan sel, transpirasi, transportasi dan fotosintesis secara
absorbsi. 2). Membentuk senyawa fitin ( Ca-Mg-inositol-6P) yang terdapat dalam
biji tepatnya dalam endosperm untuk proses perkecambahan.3). Membentuk DNA
dan RNA untuk pembentukan inti sel DNA Nukleotida, Adenin, guanin
Deoxsiribosa, timin fosfat, sitosin RNA nukleotida, adenin, guanin Ribosafosfat,
timin, urasil dan 4). Membentuk senyawa fosfolipid yang berfungsi dalam
mengatur masuk keluarnya (permeabilitas) zat-zat makanan didalam sel dan
merupakan bahan dasar dari bagian sel (Anonim, 2008c).
Fosfor berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam
tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan
akar, merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan
memperbesar jaringan sel tanaman. Jika tanaman kekurangan unsur P gejalanya :
pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau
kemerahan (Anonim, 2006).
Penyerapan kalsium (Ca) Elemen ini diserap dalam bentuk Ca. Sebagian
besar terdapat dalam daun dan batang dalam bentuk kalsium pektat yaitu dalam
lamella pada dinding sel yang menyebabkan tanaman menpunyai dinding sel yang
lebih tebal sehingga tahan serangan hama dan penyakit. Kalsium diserap oleh
tanaman dalam bentuk ion Ca+. Konsentrasi Ca di dalam jaringan tanaman
normal berkisar 0,1-5,0 berat kering. Ca diserap tanaman secara pasif yaitu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

bergerak bersama-sama aliran massa air akibat adanya transpirasi (Anonim,
2010b).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III. METODE PENELITIAN

3.1.

Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan ini lakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya. Dengan ketinggian 3
meter di atas permukaan laut (dpl). Percobaan ini di mulai pada bulan April 2011
sampai dengan bulan Juli 2011.
3.2.

Bahan dan Alat Percobaan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini berupa beberapa ukuran pucuk

daun sansiveira (4 cm, 8 cm dan 12 cm), pasir malang, pupuk kompos, sekam
padi, kingtone-F, alkohol 70 % dan aquadest.
Alat yang di gunakan adalah gelas ukur, pipet, pengaduk, pot ukuran 8 cm
dan tinggi pot ukuran 6,5 cm, pisau, cetok, hand spayer, ayakan, dan penggaris.
3.3.

Metode Per cobaan
Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktor yang di

susun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dan di ulang 3 kali. Faktor pertama
adalah konsentrasi kingtone-F dengan 4 taraf yaitu :
1. K0

: Kontrol (0 ppm)

2. K1

: 25 ppm

3. K2

: 50 ppm

4. K3

: 100 ppm

19
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Faktor kedua adalah panjang stek pucuk daun sansiveira yang terdiri dari 3
taraf yaitu :
1. P1 : Panjang stek pucuk daun 4 cm
2. P2 : Panjang stek pucuk daun 8 cm
3. P3 : Panjang stek pucuk daun 12 cm
Tabel 1. Per lakuan kombinasi konsentrasi kingtone-F dan Panjang Stek
Pucuk Daun.
K
K0

K1

K2

K3

P1

K0P1

K1P1

K2P1

K3P1

P2

K0P2

K1P2

K2P2

K3P2

P3

K0P3

K1P3

K2P3

K3P3

P

Perlakuan kombinasi yang di dapatkan adalah 12. Masing-masing perlakuan
kombinasi di dasar ulangan, sehingga terdapat 36 satuan perlakuan. Setiap satu
persatuan percobaan di tanam 6 stek pucuk daun, sehingga di butuhkan 216 stek
pucuk daun sansiveira.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

3.4. Denah Percobaan
Setelah diadakan pengacakan untuk menentukan letak perlakuan-perlakuan
setiap pot percobaan, maka hasil pengacakan tersebut sebagaimana terlihat pada
Gambar 1.
I

II

III

K2P2

K1P3

K1P2

K0P1

K0P2

K3P1

K2P1

K1P2

K3P3

K2P3

K1P3

K3P2

K0P1

K3P1

K3P3

K2P2

K0P3

K1P1

K2P1

K0P1

K3P2

K2P1

K2P3

K3P3

K2P2

K0P3

K0P2

K0P2

K1P3

K3P2

K1P1

K3P1

K1P2

K2P3

K1P1

K0P3

Gambar 1. Denah Penelitian hasil pengacakan.
Keterangan : a. Ulangan (I,II,III)
b. Perlakuan Konsentrasi kingtone-F (K0,K1,K2,K3)
c. Perlakuan panjang stek pucuk daun (P1,P2,P3).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Keterangan :
K0P1 : Tampa konsentrasi kingtone-F pada panjang stek pucuk daun sansiveira 4
cm
K1P1 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 25 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 4 cm.
K2P1 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 50 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 4 cm.
K3P1 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 100 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 4 cm.
K0P2 : Tampa konsentrasi kingtone-F pada panjang stek pucuk daun sansiveira 8
cm
K1P2 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 25 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 8 cm.
K2P2 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 50 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 8 cm.
K3P2 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 100 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 8 cm.
K0P3 : Tampa konsentrasi kingtone-F pada panjang stek pucuk daun sansiveira
12 cm
K1P3 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 25 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 12 cm.
K2P3 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 50 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 12 cm.
K3P3 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 100 ppm pada panjang stek
pucuk daun Sansiviera 12 cm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

3.5.

Pelaksanaan Penelitian

3.5.1. Persiapan Media Tanam Pada Pot
Media tanam yang di gunakan merupakan campuran merata antara
kompos, sekam padi, pasir malang dengan perbandingan (1:1:1). Setelah media
tercampur merata kemudian campuran media di masukkan dalam pot dengan
ukuran (8) cm dan tinggi pot ukuran 6,5 cm, setiap pot diisi media sampai dengan
penuh selanjutnya pot di siram sampai dengan jenuh, kemudian diletakkan pada
rumah kaca dan disusun secara acak kelompok.
3.5.2. Penyiapan Bahan Tanaman
Tanaman sansiveira di perbanyak secara vegetatif dengan stek pucuk daun.
Pucuk daun sansiveira di ambil dari tanaman induk yang berumur tua. Sebelum
stek pucuk daun tanaman induk sansiveira trifasciata ‘Tiger Stripe’ yang di
gunakan berasal dari pembibitan sansiveira di kecamatan kedamaian, kabupaten
Gresik dan berumur 12 bulan dengan tinggi sekitar 30-40 cm, tanamannya sehat
dan tumbuh subur. Terdapat 3 ukuran stek pucuk daun sansiveira yaitu bagian
ujung daun sepanjang 4 cm (P1), bagian ujung daun sepanjang 8 cm (P2), dan
bagian ujung daun sepanjang 12 cm (P3).
Berhubung dari ketiga ukuran panjang stek tersebut ukuran lebar daunnya
juga bervariasi, maka bahan stek dari masing-masing ukuran panjang stek tersebut
dipilah-pilah menjadi tiga bagian, yaitu : panjang stek daun lebar (12 cm), panjang
stek daun sedang (8 cm) dan panjang stek daun sempit (4 cm). Ulangan I panjang
stek daun lebar, Ulangan II panjang stek daun sedang, Ulangan III panjang stek
daun sempit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

panjang stek daun
lebar(12 cm)

panjang stek daun
sedang (8 cm)

panjang stek daun
sempit (4 cm)

Gambar 2. Panjang stek daun lebar (12 cm), panjang stek daun sedang (8
cm) dan panjang stek daun sempit (4 cm).
3.5.3. Persiapan Pembuatan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Kingtone-F
Pembuatan larutan kingtone-F di sesuaikan dengan perlakuan cara
perhitungannya adalah sebagai berikut :
1 ppm =

1 mg
1000ml

=

1 mg maka untuk 100 ppm = 100 mg
1 liter
1000 ml

100 ppm = 100 mg di encerkan pelan-pelan dengan alkohol 70% tetes demi tetes
sampai dengan larutan homogen dalam 5 ml selanjutnya di tambah aquadest
sampai dengan 1 liter.
Untuk pembuatan larutan 50 ppm adalah sebagai berikut :
Ambil 250 ml dari 1 liter larutan 100 ppm tersebut di atas, kemudian di
tambahkan aquadest 250 ml di tuangkan dalam beaker gelas diaduk sampai larut
sehingga mendapatkan larutan 500ml dengan konsentrasi kingtone-F 50 ppm.
Untuk pembuatan larutan 25ppm adalah sebagai berikut :
Ambil 100 ml dari 500 ml larutan 50 ppm tersebut diatas, kemudian di tambahkan
aquadest 100 ml di tuangkan dalam beaker gelas diaduk sampai larut sehingga
mendapatkan larutan 200ml dengan konsentrasi kingtone-F 25 ppm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Perlakuan kingtone-F terhadap bahan stek dengan cara setiap perlakuan
panjang stek dan konsentrasi kingtone-F di rendam selama 30 menit, selanjutnya
stek yang telah direndam tersebut ditanam pada pot yang sudah disiapkan.
3.5.4. Penanaman
Bahan stek yang telah diberi perlakuan kingtone-F sesuai perlakuan segera
ditanam dalam media tanam dengan membuat lubang tanam sekitar 2-3 cm,
bertujuan agar media tidak melukai stek. Setiap satu satuan percobaan disiapkan 6
pot dan tiap pot berisi satu bahan stek. Setiap ulangan terdapat 72 pot, sehingga
seluruhnya terdiri dari 216 pot. Media tidak perlu ditekan untuk memadatkan.
Pemadatan media dilakukan dengan cara disiram air agar kandungan oksigen di
dalam media tanam lebih banyak.
3.5.5. Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media. Pada saat
musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari dengan cara disemprot dengan
hand sprayer sampai dengan media tanam jenuh air.
Penyulaman
Stek pucuk daun yang tidak tumbuh (mati) segera di sulam (di ganti)
dengan stek pucuk daun yang baru sesuai dengan perlakuan agar pertumbuhan
tanaman pengganti tidak tertinggal dengan tanaman yang lain.
Penyiangan dan Pendangiran
Penyiangan di lakukan untuk membersihkan tanaman gulma yang dapat
menganggu tanaman pokok sekaligus di lakukan pendangiran atau pengemburan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kar