PENERIMAAN LAKI-LAKI DEWASA DI SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA UFC (Analisis Resepsi Laki-Laki Dewasa Di Surabaya Terhadap Program Acara UFC di RCTI).

PENERIMAAN LAKI-LAKI DEWASA DI SURABAYA
TERHADAP PROGRAM ACARA UFC
(Analisis Resepsi Laki-Laki Dewasa Di Surabaya Terhadap Program Acara UFC di
RCTI)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

OLEH :

EXCHORINA WITHARADIA
0943010063

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENERIMAAN LAKI-LAKI DEWASA TERHADAP PROGRAM
ACARA UFC
(Analisis Resepsi Laki-Laki Dewasa Di Surabaya Terhadap Program Acara Ultimate
Fighting Champions (UFC) di RCTI)
Disusun Oleh :
EXCHORINA WITHARADIA
0943010063
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 10 J anuari 2014
PEMBIMBING

TIM PENGUJ I :
1. Ketua :

Dra. Sumardjijati,M.Si
NIP : 196203231993092001


Dra. Sumardjijati,M.Si
NIP. 196203231993092001

2. Sekertaris :

Dra. Diana Amalia M.Si
NIP. 16309071991032001
3. Anggota :

Dra. Dyva Claretta,M.Si
NPT. 36601 94 00251
Mengetahui,
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati M.Si
NIP 195507.1819.8302.2001
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI

i

.............................................................................................

iv

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

v

ABSTRAK ...................................................................................................

vii


BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .........................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah .................................................................... 10

1.3

Tujuan Penelitian......................................................................... 10

1.4

Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
1.4.1 Kegunaan Teoritis ........................................................... 10
1.4.2 Kegunaan Praktis ............................................................ 10


BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu .................................................................. 11

2.2

Landasan Teori ........................................................................... 17
2.2.1 Televisi Sebagai Media Massa .......................................... 17
2.2.2 Fungsi Televsi .................................................................. 20
2.2.3 Karakteristik Media Televisi ............................................. 26
2.2.4 Sejarah Televisi ................................................................ 27
2.2.5 Perkembangan Televisi di Indonesia ................................. 29
2.2.6 Program Siaran Televisi .................................................... 30

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


2.3 Teori Analysis Resepsi .................................................................. 33
2.4 Program Acara UFC ..................................................................... 37
2.5 Olahraga................................................................... ....................... 39
2.6 Kerangka Berfikir............................................................................ . 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Metode Penelitian ....................................................................... 44

3.2

Opresionalisasi Konsep ............................................................. 47
3.2.1 Resepsi .............................................................................. 47
3.2.2 Laki-Laki Dewasa ............................................................ 48
3.2.3 UFC di RCTI ...................................... ................................ 48

3.3

Lokasi Penelitian ........................................................................ 49


3.4

Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 49

3.5

Teknik Analisis Data .................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskriptif Objek penelitian ……………………………………. 53
4.1.1 Ultimate Fighting Championship ...................................... 53
4.1.2 RCTI ................................................................................ 58

4.2

Analisis Data ………………………………………………..… 61

4.3


Identitas Informan …………………………………………..… 62

4.4

Hasil Wawancara …………………………………………….... 68

4.5

Analisis Data Wawancara……………………………………... 68

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.6

Analisis Resepsi ……………………………………………..... 78

4.7


Pembahasan…………...…………………………………….... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan …………………………………………………… 87

5.2

Saran ………………………………………………………….. 88

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

EXCHORINA WITHARADIA, PENERIMAAN LAKI-LAKI DEWASA
TENTANG PROGRAM ACARA ULTIMATE FIGHTING CHAMPIONSHIP
(UFC) DI RCTI.
Penelitian ini di dasarkan pada fenomena tentang tayangan olahraga
extreme di stasiun televisi di Indonesia. Salah satu tayangan tersebut adalah UFC
yang ditayangkan di RCTI. Sebagai pertarungan yang sangat keras UFC banyak
menimbulkan kontroversi dimasyarakat, banyak yang mengatakan jika acara
tersebut hanya mempertontonkan adegan kekerasan tanpa ada unsur olahraga.
Bahkan banyak dari masyarakat yang menginginkan agar acara tersebut
dihentikan. Namun ternyata banyak masyarakat yang menganggap UFC sebagai
tayangan olahraga yang menghibur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada pada masyarakat dengan
sedalam-dalamnya. Penelitian ini menggunakan analysis resepsi teori encodingdecoding Stuart Hall dan metode purposive sampling untuk pemilihan informan.
Penelitian ini memfokuskan pada penerimaan laki-laki dewasa terhadap acara
UFC.
Hasil dari penelitian ini menurut peneliti, masyarakat mempersepsi bahwa
seseorang yang memiliki background beladiri menganggap UFC sebagai tayangan
olahraga yang menarik. Pukulan keras kepada lawan adalah segi penarik
masyarakat dalam menonton UFC.

Kata kunci : Laki-laki, UFC, RCTI, Analisis penerimaan.
ABSTRACT
EXCHORINA WITHARADIA,
PROGRAM UFC ON RCTI.

RECEPTION

OF

ADULTS

MALE

This research is based on the penomenon of extreme sport show on
television stations in Indonesia. One of those impressions is the UFC on RCTI. As
a very tought fight UFC cause a lot of controversy in the community, many
people who says that the event only shows scenes of violence without the
elements sport. And many peoples who want the event was discotinued. But a lot
of peoples who think the UFC is an entertaining show.
The method used in this study is a qualitative method that aims to explain
the phenomena that exist in deeply society. This study uses theory receptions
analysis encoding-decoding Stuart Hall and purposive sampling method for the

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

selections of informans. This study focuses on the reception of adults males to
UFC events.
The result of this study according to the researchers, the public perceives
that someone who has a background as a martial considerr UF sport interesting
impressions. Violence is towing the community in terms of watching the UFC.
Keyword : Man adults, UFC, RCTI, Receptions Analysis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk
informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai
dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari
informasi yang di sajikan (Sobur,2004:162)
Bentuk media massa ini antara lain adalah surat kabar dan majalah
sebagai media cetak, serta radio dan televisi sebagai media elektronik. Suatu
media massa selain di tunjang dari segi kualitas juga harus di dukung oleh
faktor kecepatan dan ketepatanya dalam mengulas sebuah informasi. Media
massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak di
gunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan social, terutama di masyarakat
kota. Media massa yang sesuai dengan faktor ini adalah media massa
elektronik. Salah satu media massa yang di gunakan adalah televisi.
Media televisi merupakan media dari jaringan kounikasi dengan cirriciri yang di miliki oleh komunikasi massa. Televisi telah banyak memberikan
pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manuisa. Televisi lahir karena
perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang
muncul belakangan di banding media cetak, televisi baru berperan selama tiga
puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir karena adanya beberapa penemuan
teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi, serta rekaman suara. Terlepas

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

dari semua itu pada kenyataan media televisi dapat di bahas secara
mendalam, baik dari isi pesan maupun penggunanya (Kuswandi, 1996:6)
Media televisi saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat
televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan ntuk waktu ngobrol
dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak teman televisi adalah
teman, televisi dapat menjadi candu (Morissan, 2004 : 1)
Media televisi merupakan perpaduan antara unsure-unsur film dan
unsure-unsur radio. Khalayak di rumah tidak mungkin dapat menagkap siaran
televisi, jika tidak ada unsur-unsur film, sebaliknya pemirsa tidak mungkin
dapat mendengarkan suara dan televisi jika tidak ada unsure-unsur radio
(Effendi, 1992:177)
Media televisi sebagai alat sarana yang di pergunakan komunikator
untuk menyampaikan pesanya kepada khalayak, yang di harapkan khlayak
tersebut dapat menangkap sasaran atau tujuan yang ingin di capai oleh
komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu alat yang ingin di capai
oleh komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu bentuk media massa
elektronik, televisi dengan kelebihanya dapat menampilkan peristiwa tertentu
yang terjadi di daerah tertentu dengan jelas tanpa harus berada di tempat
kejadian serta dapat memperoleh berbagai macam informasi, karena di
dukung oleh unsur kata-kata, music dan sound effect. Melalui informasi
manusia dapat memperluas pengetahuan sekaligus memahami kedudukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

serta peranya dalam masyarakat, karena informasi disini sudah menjadi
kebutuhan yang sangat esensial untuk mencapai tujuan.
Pemirsa menonton televisi meruppakan minat setiap manusia. Pemirsa
(television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melalui
televisi siaran yang karena heterogen masing-masing mempunyai kerangka
acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda
bukan saja dalam usia dan jenis kelamin. Tetapi juga dalam latar belakang
social dan kebudayaan, sehingga pada giliranya berbeda pula dalam pekerjaa,
pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan,
kesenangan, dan lain sebagainya (Effendi 1992:8)
Saat ini media televisi bukan lagi di lihat sebagai barang mewah, seperti
ketika pertama kali. Kini media televisi tersebut menjadi salah satu kebutuhan
pokok bagi kehidupan masyarakat luas untuk mendapatkan informasi.
Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari ha manusia untuk
aktualitas diri. Perkembangan teknologi komunikasi massa khusunya televisi
sangat menguntungkan bagi kehidupan masyarakat luas. Televisi saat ini
merupakan sarana atau media yang di sukai oleh masyarakat luas khususnya
para kaum dewas yang sudah mempunyai kegiatan yang padat mulai dari
kegiatan bekerja atau kegiatan menuntutilmu atau kuliah.
Media televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media
cetak dan radio ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam
sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Kemampuan televisi dalam
menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut telah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

menguasai jarak geografis dan sosiologi. Televisi telah menjelma menjadi
teleskop atau jendela dunia tempat kita bisa menyaksikan semua peristiwa,
baik itu di bidang politik, ekonomi, pendidikan, social dan budaya dari luar
dan dalam negeri.
Pada akhirnya media televisi mampu menjadi alat atau sarana untuk
mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik maupun
perdagangan, bahkan mampu melakukan perubahan ideology serta tatanan
budaya manusia sudah ada sejak lama.
Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat antara lain dengan
hadirnya tiga belas stasiun televisi, yaitu : TVRI, RCTI, INDOSIAR, ANTV,
SCTV, MNC TV, TV ONE, GLOBAL TV, METRO TV, TRANS TV, dan
TRANS 7 yang mengudara secara nasional. Hiburan-hiburan televisi bisa
berupa acara music, film, kuis, reality show, siaran langsung olahraga.
Demikian semakin banyaknya stasiun televisi, maka mengharuskan setiap
stasiun televisi memiliki program acara yang beraneka ragam di kemas
semenarik mungkin agar masyarakat menjadi tertarik untuk menonton
program acara tersebut. Program-program acara yang disiarkan adalah
meliputi program acara berita, program acara hiburan (music dan sinetron)
program acara discovery channel (ilmu pengetahuan) dan lain-lain.
Menjamurnya

beberapa

stasiun

televisi,

membuktikan

bahwa

masyarakat kita membutuhkan media yang bisa memberikan informasi
sekaligus hiburan yang beragam yang sudah ditamplkam di televisi. Bersama
dengan berkembangnya masyarakat saat ini, khusunya dalam menyeleksi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

segala macam informasi banyak stasiun televisi emilih untuk memberikan
tayangan yang bersifat menghibur daripada mendidik.hiburan mencoba di
jadikan suatu kekuatan untuk menarik perhatian khalayak sehingga tidak aneh
jika keberadaan hiburan dieksploitasi sedemikian rupa dengan tujuan untuk
memperoleh perhatian dan daya tarik dari khalayak media yaitu masyarakat
atau pemirsa itu sendiri. Hiburan yang ringan dan tidak membutuhkan
konsentrasi atau ketegangan, saat ini menjadi alternatif taynagna yang di
anggap paling menguntungkan bagi media televisi. Hal tersebut selaras
dengan salah satu fungsi media televisi sebagai media hiburan. Sebagai media
hiburan, televisi menyediakan hiburan untuk pengalihan perhatian dan saran
relaksasi serta merendahkan ketegangan-ketegangan social (Alatas, 1997:2)
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak sekali dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis
program itu dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya yaitu : (1) program
informasi (2) program hiburan. Program informasi kemudian di bagi lagi
menjadi beberapa jenis yaitu berita keras atau hardnews yang merupakan
laporan berita terkini dan harus segera di siarkan. Dan berita lunak atau biasa
di sebut softnews yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini.
Sementara program hiburan terbagi atas lima kelompok besar yaitu musik,
drama, permainan (gameshow), pertunjukan dan sport.
Saat ini banyak bermunculan olahraga ekstrim. Olahraga ekstrim
adalah olahraga yang cukup menantang serta berbahaya dan membutuhkan
nyali yang cukup berani, untuk olahraga ekstrim ini kebanyakan diminati oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

kalangan anak muda. Salah satu yang banyak diminati saat ini adalah
Ultimate Fighting Championship (UFC). Acara UFC pertama diadakan pada
tahun 1993 di Denver , Colorado . Tujuan dari acara ini adalah untuk
mengidentifikasi seni bela diri yang paling efektif dalam pertarungan nyata
antara pesaing disiplin pertempuran yang berbeda , termasuk Boxing ,
Brazilian Jiu -Jitsu , Sambo , Gulat , Muay Thai , Karate , Judo, dan gaya
lainnya. Dalam kompetisi berikutnya, pejuang mulai mengadopsi teknik
efektif dari lebih dari satu disiplin , yang secara tidak langsung membantu
menciptakan gaya yang sama sekali terpisah dari pertempuran yang dikenal
sebagai masa kini dicampur seni bela diri.
Dengan kesepakatan TV dan ekspansi ke Kanada , Eropa , Australia
Timur Tengah, Asia dan pasar baru di Amerika Serikat , UFC sebagai tahun
2011 telah mendapatkan popularitas, bersama dengan lebih utama -media
cakupan. Seperti tahun 2011 pemirsa dapat mengakses program UFC di
televisi pay-per-view di AS, Brasil, Australia, Kanada, Selandia Baru dan
Italia. Pemrograman UFC juga dapat ditemukan di Fox, Fox Sports 1 dan Fox
Sports 2 di Amerika Serikat, pada BT Sport di Inggris dan Irlandia, serta di
150 negara dan 22 bahasa yang berbeda di seluruh dunia. Pemrograman UFC
ditampilkan di 130 negara di seluruh dunia, dan UFC berencana untuk terus
memperluas internasional , menjalankan acara rutin di Kanada , Brasil dan
Inggris , dengan kantor yang didirikan di Inggris yang bertujuan untuk
memperluas penonton Eropa. UFC juga telah diadakan acara di Jerman ,
Australia, Indonesia dan Uni Emirat Arab , sementara Afghanistan , Meksiko

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dan

Filipina

adalah

kandidat

penayangan

UFC

selanjutnya.

http://id.wikipedia.org/wiki/ufc

Saat ini program acara ini juga ditayangkan di Indonesia. Yaitu di
RCTI setiap selasa pukul 23.30. RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)
adalah stasiun televisi swasta Indonesia pertama. RCTI pertama mengudara
pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 dan pada waktu
itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki
dekoder dan membayar iuran setiap bulannya. RCTI melepas dekodernya
pada akhir 1989. Pemerintah mengizinkan RCTI melakukan siaran bebas
secara nasional sejak tahun 1990 tapi baru terwujud pada akhir 1991 setelah
membuat RCTI Bandung pada 1 Mei 1991. Pada 2004 RCTI termasuk stasiun
televisi yang besar di Indonesia. Sejak Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh
Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki
Global TV dan MNCTV. RCTI telah memiliki hak siar atas ajang sepak bola
bergengsi Eropa, Euro 2008 bersama Global TV dan MNCTV. http://
rcti.com/profil

Sebagai ajang pertarungan bebas, UFC tidak memiliki peraturan seketat
seperti olahraga serupa seperti tinju. Pada UFC petarung bebas memukul
bagian tubuh manapun kecuali bagian alat vital. Pertarungan UFC dipimpin
oleh seorang wasit yang berhak menentukan berhentinta pertarungan. Sebuah
pertarungan UFC berlangsung selama 3 ronde sepanjang 5 menit tiap ronde,
dan untuk kejuaraan perebutan sabuk selama 5 ronde tiap 5 menit. UFC juga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

telah mengadakan pertarungan non-kejuaraan jyang tidak merebutkan sabuk
selama 5 ronde, contohnya pertarungan Mauricio Shogun Rua melawan Dan
Henderson di UFC 139.
http://mmaddictindonesia.wordpress.com/tag/peraturan-ufc/

Seperti halnya dengan ajang lainnya yang serupa seperti Smackdown,
UFC juga kerap dipertanyakan apakah ajang adalah murni olah raga atau
hanya kegiatan yang menggumbar kekerasan yang tidak dikelompokkan
sebagai olah raga. Sering kali pertarungan UFC menyebabkan petarungnya
berdarah-darah akibat mendapatkan banyak pukulan dari laawannya. Kadang
kala sebagian penonton juga dibuat ngeri ketika melihat salah satu petarung
yang kalah roboh akibat pukulan telak maupun tedangan dari lawannya. Hal
tersebut banyak dikeluhkan masyarakat. Banyak yang menulis lewat blog dan
juga forum yang mengeluhkan kebrutalan UFC ini. Namun banyak juga
masyarakat yang merasa kebrutalan tersebut menjadi keunikan olahraga ini.

Menurut hasil poling yang di ambil dengan melibatkan 100 orang
responden mengenai olah raga pertarungan paling keras, didapati hasil bahwa
UFC menempati peringkat satu dengan perolehan poling 73 responden,
diikuti kemudian dengan kick boxing / Muay Thai dengan perolehan 10
responden, tinju dengan 7 responden, tae kwon do dan karate masing masing dengan 5 responden. Hal itu memang sangat terbukti dari setiap
pertandingan yang diadakan dari masing - masing cabang olah raga
tersebut,faktor terluka yang ditimbulkan akibat dari pertarungan tersebut
lebih besar dan lebih sering terjadi di UFC. Banyak sekali para penggemar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

olah raga tarung yang kadang sampai merasa ngilu ketika menyaksikan
sebuah pertandingan dari UFC. Pandaartistafc.com

Setiap hasil teleivisi selalu menyajikan simbol-simbol yang harus
dimakanai sendiri oleh khalayaknya. Dalam pemaknaan inilah akan
menyebabkan penerimaan yang berbeda dari para khalayaknya. Setiap pesan
komunikasi akan mendapatkan penerimaan yang berbeda-beda dari khalayak
atau komunikan, banyak faktor yang akan mempengaruhinya. (Hariyanto
2009 : 136)
Dengan banyaknya olahraga extreme yang ada, UFC yang terkenal
dengan kebrutalannya mendapat tempat tersendiri bagi penonton televise
Indonesia. Apalagi saat ini juga ada UFC versi Indonesia. Acara yang
ditayang kan di RCTI ini ditayangkan lama setelah tidak ada lagi program
acara Smackdown. Hal tersebut membuat acara ini sebagai sesuatu yang
ditunggu oleh penonton. Namun olahraga yang sarat dengan pukulan ini juga
memantik kontroversi mengenai kekerasan didalamnya. Hal tersebut
membuat penulis terdorong untuk melakukan penelitian Pemaknaan Penonton
Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC.
Alasan di pilihnya penonton Laki-laki karena olah raga semacam ini
adalah olah raga yang identik dengan laki-laki. Penelitian ini menggunakan
teori encoding-decoding analisis resepsi Stuart Hall yang menggangap
khalayak sebagai khalayak aktif yang terbagi menjadi tiga kategori. Analisis
resepsi meliputi persepsi,pemikiran,preferensi,dan perasaan persepsi adalah
pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan atau
persepsi ialah memberikan makna pada stimulasi inderawi (Rakhmat
Jalaludin,1996:51).
Penelitian ini menggunakan studi dekskriptif kualitatif dengan judul
“Penerimaan Penonton Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC”
1.2

Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah Pemaknaan Penonton Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC”

1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemaknaan

penonton laki-laki terhadap program acara UFC.
Manfaat penelitian
1. Kegunaan teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan
dengan penelitian persepsi dan media massa, sehingga hasil penelitin ini
diharapkan bisa menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Kegunaan praktis : penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan
bagi pihak RCTI mengenai penerimaan penonton laki-lakki di Surabaya
sehingga digunakan untuk mengembangkan program acara tersebut sesuai
dengan keinginan penonton.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Ter dahulu
Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu
komunikasi yang relevan dengan penelitian penulis. Dengan adanya jurnal tersebut
diharapkan bisa digunakan dalam referensi penyusunan penelitian. Jurnal penelitian
pertama ditulis oleh Drs.Ido Prijana Hadi,M.Si. dosen dari UK Petra Surabaya yang
berjudul “ KHALAYAK MAYA

DALAM MEDIA

ONLINE

” Pesatnya

perkembangan tekhnologi di jaman sekarang sangat mempengaruhi perubahan cara
berkomunikasi. Banyak media komunikasi yang bermunculan di masyarakat seperti
halnya telepon selular, internet dan lain-lain. Media komunikasi seperti itulah yang
saat ini banyak diminati masyarakat untuk berkomunikasi, teruatama media internet.
Semakin popularnya internet sebagai sebuah medium komunikasi sejak 1990-an
merupakan fenomena tersendiri. Internet sebagai jejaring komputer global
menciptakan dunia maya dimana lautan data, informasi,maupun pengetahuan diolah,
diproses, disimpan, ditrsnsmisikan, dan serentak dihadirkan kembali. Internet berbeda
dengan

media

konfesional sebelumnya, karena ia dapat

merengkuh dan

menggabungkan citra, gambar gerak, teks, dan audio visual ( selanjutnya disebut
multimedia ) secara sempurna dan nyata. Internet membedakan diri dari jenis media
sebelumnya yang searah dengan apa yang disebut interaktivitas ( interactivity ).

11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Interaktivitas merupakan keunikan dalam medium internet terutama dalam hal
isinya, seperti adanya mekanisme feedback melalui e-mail (electronic mail) , obrolan
online (online chatrooms) atau wawancara langsung . Informasinya mudah ditelusur
(searchable), terupdate (diperbarui) setiap saat, dan dapat dihubungkan (link) ke situs
lain (Folkerts, 2004:53). Nilai lainnya adalah adanya sifat globalitas , koonektivitas
komunikan personal, ekonomis dan politik, serta hilangnya kontrol jurnalistik atas
pasar informasi. Dipihak lain, komunikasi internet menjangkau kemungkinan
mendapatkan informasi dengan satu cara yang belum tersedia sampai saat ini.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
paradigma interpretif konstruktifis dengan metode reception analysis, dimana secara
metodologis reception analysis adalah merujuk pada sebuah komparasi antara analisis
tekstual wacana media dan wacana khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada
konteks, seperti cultural setting dan context atas isi media lain.(Jensen, 2003 : 139).
Khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive communitive yang selalu aktif dalam
mempersepsi pesan dan mempoduksi makna, tidal hanya sekedar menjadi individu
pasif yang hanya menerima saja makna yang diproduksi oleh media massa (McQuail,
1997:19).
Dan pada Jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh Desliana Dwita , Dosen
Ilmu

Komunikasi

Universitas

Putera

Batam,

yang

berjudul

“RESEPSI

MASYARAKAT TERHADAP SIARAN TELEVISI ASING”.
Penelitian ini didasari dari Provinsi Kepulauan Riau memiliki beberapa
kabupaten/kota yang letak geografisnya berdekatan dengan negara luar. Salah satunya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

adalah Kota Batam yang berdekatan dengan negara Singapura. Jarak tempuh antara
Kota Batam dengan Singapura hanya memakan waktu kurang lebih satu jam
perjalanan menggunakan kapal feri. Karena letaknya yang berdekatan, maka siaran
televisi Singapura bisa tertangkap bersih di hampir seluruh wilayah Batam. Meskipun
lebih dekat dengan Singapura, siaran televisi Malaysia juga bisa tertangkap bebas
(free to air) di Batam.
Saat ini di Batam bisa tertangkap siaran dari 14 buah stasiun televisi milik
negara Singapura dan Malaysia. Stasiun televisi tersebut terdiri dari 8 milik negara
Singapura (Channel 5, Channel 8, Channel U, Channel News Asia, HD 5, Okto,
Suria, dan Vasantham) dan 6 stasiun televisi yang dipancarkan dari negara Malaysia
(RTM 1, RTM 2, TV 3, NTV7, 8TV, dan TV 9).
Untuk siaran televisi Indonesia, saat ini di Batam bisa disaksikan siaran dari
10 stasiun televisi swasta nasional (RCTI, SCTV, Indosiar, TransTV, Trans7, TVOne,
ANTV, MNCTV,Global TV, dan Metro TV), 4 stasiun televisi yang bersiaran lokal
(Batam TV, Semenanjung TV, Urban TV, dan Barelang TV), serta TVRI.
Dengan kondisi siaran televisi negara tetangga jumlahnya hampir sama
dengan siaran televisi Indonesia, maka bagi masyarakat Batam siaran televisi asing
sudah menjadi tontonan yang biasa. Ragam program yang ditayangkan siaran televisi
negara tetangga juga banyak disukai masyarakat Batam.
Selain memberi pelajaran dan hiburan, ternyata ada juga ditemui program
siaran televisi negara tetangga yang tidak sesuai dengan norma dan budaya Indonesia.
Hal ini sering dijumpai pada program siaran yang ditayangkan oleh stasiun televisi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Singapura. Batasan pornografi yang berbeda serta perbedaan waktu antara Indonesia
dan Singapura, membuat anak-anak dapat menonton dengan bebas program untuk
dewasa yang ditayangkan oleh siaran televisi Singapura. Padahal Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang dibuat oleh Komisi Penyiaran
Indonesia tentang peraturan mengenai penayangan sebuah program siaran, tidak
berlaku di negara tetangga.
Kondisi penyiaran di Batam seperti yang diuraikan di atas sudah berlangsung
sejak lama. Masyarakat Batam menanggapinya beragam. Ada yang merasa
terganggu, ada yang biasa saja, ada juga yang tergantung dengan siaran tetangga.
Anak muda umumnya menyukai tayangan hiburan milik siaran televisi Singapura,
sedangkan orang dewasa menyukai tayangan hiburan milik siaran televisi Malaysia.
Rasa suka masyarakat Batam akan siaran televisi milik negara tetangga tersebut
disebabkan karena kebiasaan, kebutuhan, dan kedekatan. Masyarakat Batam yang
sejak kecil terbiasa menonton siaran Singapura dan Malaysia, menjadi butuh dengan
siaran berbahasa Inggris, Mandarin serta Melayu. Sedangkan bagi yang merasa butuh
dengan informasi budaya, sejarah, dan berita tentang keluarganya yang berada di
negara tetangga, merasa harus menyaksikan siaran televisi milik Singapura atau
Malaysia setiap harinya.
Meskipun ada yang terbiasa dan ada yang butuh, ternyata ada juga masyarakat
Batam yang tidak berkepentingan dengan siaran Singapura dan Malaysia dan tidak
menontonnya. Masyarakat Batam yang mengonsumsi siaran televisi Singapura dan
Malaysia, baik itu yang menghabiskan waktu 4-5 jam sehari untuk menonton siaran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

televisi Negara tetangga, atau yang hanya 1-2 jam setiap harinya, dalam tulisan ini
selanjutnya akan disebut sebagai khalayak.
Melihat keberagaman masyarakat Batam dalam menyikapi kehadiran siaran
televisi Singapura dan Malaysia yang dihadapkan pada kekhawatiran pemerintah
akan terkikisnya rasa nasionalisme masyarakat di daerah perbatasan, maka penulis
tertarik untuk menganalisis keberagaman khalayak tersebut dalam sebuah penelitian
berjudul ”Resepsi Masyarakat Terhadap Siaran Televisi Asing (Analisis Resepsi
Khalayak di Batam Tentang Isi Siaran Televisi Singapura dan Malaysia)”.
Memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan
penelitian dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana resepsi khalayak di Batam tentang
isi siaran televisi Singapura dan Malaysia.”
Pertanyaan penelitian untuk menguraikan lebih spesifik atas fenomena tersebut
adalah :
1. Bagaimana konsumsi siaran televisi Singapura dan Malaysia oleh khalayak di
Batam?
2. Bagaimana resepsi khalayak di Batam tentang isi siaran televisi Singapura dan
Malaysia?
3. Bagaimana posisi individu khalayak di Batam dalam meresepsi isi siaran televisi
Singapura dan Malaysia?
Subjek penelitian atau unit analisis dalam penelitian ini adalah individu khalayak di
Batam yang mengkonsumsi siaran televisi Singapura dan Malaysia, yang dipilih oleh
peneliti berdasarkan kriteria tertentu sesuai tujuan penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dengan jenis studi kajian media ini adalah
:
1. Untuk mengetahui konsumsi siaran televisi Singapura dan Malaysia oleh khalayak
di Batam.
2. Untuk mengetahui resepsi khalayak di Batam tentang isi siaran televisi Singapura
dan Malaysia.
3. Untuk mengetahui posisi individu khalayak di Batam dalam meresepsi isi siaran
televisi Singapura dan Malaysia.
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberi informasi dan
referensi bagi pengembangan dan pengayaan (enrichment) ilmu-ilmu sosial
khususnya ilmu komunikasi, dalam kaitannya dengan ilmu komunikasi massa
terutama kajian media, dengan fokus penelitian tentang khalayak. Hasil penelitian ini
juga diharapkan bisa memacu riset selanjutnya mengenai kajian media tentang
penerimaan khalayak.
Secara praktis atau pragmatis manfaat dari hasil penelitian ini bagi peneliti
diharapkan menjadi penunjang untuk melatih kemampuan berpikir, menganalisis, dan
bersikap ilmiah dalam mencari penjelasan dari berbagai fenomena sosial, khususnya
fenomena komunikasi baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan Analisis Resepsi Model Encoding/Decoding Stuart Hall. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

dan lainnya. Fenomena ini kemudian ditulis dalam suatu konteks khusus yang
alamiah

dengan

memanfaatkan

berbagai

metode

ilmiah,

dengan

cara

mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Dengan adanya dua jurnal penelitian terdahulu tersebut, maka penulis tertarik
untuk meneliti “ PEMAKNAAN PENONTON LAKI-LAKI SURABAYA
TERHADAP ACARA UFC DI RCTI “.

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode kualitatif dan deskriptif sebagai analisis datanya dan
menggunakan teori reception analysis Suart Hall.
2.2.

Landasan Teor i

2.2.1 Televisi sebagai Media Massa
Untuk menyampaikan informasi di perlukan medium dalam penyampaianya.
Hal itu dapat di lakukan oleh media massa yang menjangkau khalayak yang berada di
tempat yang berbeda. Media massa sendiri berupa Koran, majalah, radio, dan televisi
(deddy iskandar,2003:4)
Peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan
informasi tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas
melakukan pengolahan informasi sebelum informasi sampai kepada audience. Hal
tersebut di namakan sebagai gatekeeper, dimana pesan-pesan yang akan di sampaikan
media massa kepada khalayak terlebih melalui proses penyuntingan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Televisi merupakan salah satu saluran dalam kegiatan komunikasi massa.
Pengertian televisi adalah tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing yaitu
tele yang artinya jauh dan vision yang artinya tampak. Jadi televisi berarti melihat
dari jarak jauh. Melihat jauh ini di artikan dengan gambar atau suara yang di produksi
di suatu tempat dan dapat dilihat dari tempat lain melalui perlengkapan dan perangkat
penerima.
Secara umum perkembangan pertelevisian di dunia sudah berkembang sejak
tahun 1884 di jerman yang di prakarsai oleh paul nipkow. Perkembangan
pertelevisian merupakan perkembangan medium kedua setelah dunia surat kabar dan
radio berkembang secara spesifik dan lebih maju. Niphow mwnwmukan alat yang
kemudian di beri nama jantra niplow atau niplow sheibe. Penemuanya tersebut
melahirkan electrische teleskop atau televise elektris (ibid,2008:4).
Perkembangan televisi berlangsung dengan begitu cepatnya sejalan dengan
perkembangan teknologi elektronika, peranya kini amat besar dalam membentuk pola
dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyenangi produk –produk
tertentu, demikian pula peranya amat besar dalam pembentukan perilaku dan pola
pikir manusia. Televisi merupakan media audio visual (pandang dengar) dimana
informasi dan indera mata sebagian besar merupakan informasi yang kongkrit yang
cukup jelas , baik warna, bentuk serta ukuranya, karena itu media audio visual sangat
bermanfaat untuk mengkomunikasikan suatu gagasan (sastro subroto,1994:54).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Media audio visual tidak hanya bersifat visual saja, tetappi juga memberikan
informasi melalui suara meskipun unsur-unsur visual atau gambar sangat dominan
dalam menentukan keberhasilan informasi yang di berikan, sebab suara sifatnyahanya
sebagai pendukung, dalam arti memberikan tamahan informasi yang belom ada di
dalam gambar tadi.
Televisi bila di bandingkan dengan media-media yang lainya memang
memiliki kelebihan, antara lain sifatnya yang audio visual yang mampu disiarkan
secara langsung maupun di lakukan secara rekaman. Kalau peristiwa itu disiarkan
langsung, jelas sebagai media massa akan sangat menguntungkan dan menentukan
eksistensinya.
Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penonton
apa yang di sebut dengan simulated experience yaitu pengalaman yang didapat ketika
melihat sesuatu yang belum pernah di lihat sebelumnya, seperti berjumpa dengan
seseorang yang sebelumnya belum pernah di jumpai atau datang ke suatu tempat
yang belum pernah di kunjungi (alatas fahmi,1997:30).
Sama halnya seperti media massa yang lainya, televisi juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televise dapat di lihat dari sisi
progmatis yaitu : (1) menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun dapat di
rekayasa mampu memebdakan mana yang fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas.
(2) memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

sepenuhnya dan intim. (3) memiliki tokoh berwatak, sementara media lain hanya
memiliki bintang yang di rekayasa.
2.2.2 Fungsi Televisi
Menurut Roedi Hofmann (1999: 54-58) ada 5 (lima) fungsi televisi dalam
masyarakat, karena sekarang ini televisi tidak dilihat lagi sebagai sarana pendidikan
dan alat promosi perdagangan. Lima fungsi itu adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia
Fungsi ini disebut fungsi informasi. Seandainya fungsi ini diperhatikan betul,
televisi dapat menjadi media komunikasi yang cukup demokratis, sejauh
hidup di dalam masyarakat dikembalikan lagi kepada masyarakat lewat siaran.
2. Menghubungkan satu dengan yang lain
Televisi dapat menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil
pengawasan lain secara jauh lebih gampang sesuai dengan keinginan
masyarakat.
3. Menyalurkan kebudayaan
Sebetulnya kebudayaan rakyat sudah cukup terangkat, kalau televisi lebih
proaktif berfungsi sebagai pengawas masyarakat.
4. Hiburan
Hiburan itu merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan manusia menjadi lebih
segar untuk kegiatan-kegiatan lain. Kalau televisi tidak menghibur umumnya
tidak akan ditonton, karena hiburan sudah menjadi kebutuhan manusia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

5. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat
Misalnya kalau terjadi wabah penyakit di suatu daerah, televisi bisa saja
memberitakan berdasarkan fungsinya sebagai pengawas. Berita ini kemudian
dapat dihubungkan dengan keterangan vaksinasi / sejenisnya. Namun televise
juga harus proaktif memberi motivasi dan menganjurkan supaya orang mau
dibantu secara preventif.
Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial, fungsi media
massa (televisi) sedikitnya di golongkan menjadi 6 aspek, yaitu di antaranya (deddy
iskandar,2003:10) :
1. Menyampaikan fakta (the fact)
Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua
belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim
(iklan, propaganda, dll) dan di sisi lain kebutuhan dan harapan penerima
(berita, laporan, dll)

2. Menyajikan opini dan analisis (opinions and analyses)
Pada laporan berita berita, reporter memakukan opini-opini orang luar,
analisis berita di lakukan oleh staf redaktur khusus (kolom,editorial, dll).
3. Melakukan investigasi (investigation)
Fungsi ini adalah yang paling sulit di lakukan, tetapi jika berhasil nilai
beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan
intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan.
4. Hiburan (entertainment)
Sajian pers dan media massa (televisi) kadang-kadang berfungsi sekaligus
untuk menghibur, mendidik, dan memberikan informasi.
5. Kontrol
Fungsi ini dapat di manfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga
sebaliknya.
6. Analisis kebijakan (policy analysis)
Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan yang di
terapkan pemerintah, kemudian di analisis oleh media tersebut dengan
memberikan solusi alternative lain.
Televisi telah menjadi salah satu fenomena yang mengiringi perkembangan
peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu abad. Kehadiranya
malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban kehidupan manusia saat ini
dan di masa yang akan datang.
Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan membantu
masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya kemudian
menyimpanya dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas
bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar,
tentang dunia lain yang diluar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak awal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh
masyarakat pada umumnya.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi dan
praktek mengatakan : “media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk
menyebarkan informasi karena dapat di terima oleh komunikan dalam jumlah relative
banyak” (effendy,2003:17)
Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting
dalam masyarakat. Menurut McQuail dalam bukunya teori komunikasi massa:
1. Media massa merupakan sumber kekuatan alat control manajemen dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainya.
2. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
3. Media telah menjadi sumber dominana bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi
masyarakat dan keluarga secara kolektif, media menyujuhkan nilai-nilai
dan penilaian normative yang di baurkan dengan berita dan hiburan.
Dari pemaparan diatas terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil
bagi individu di masyarakat. Dari media orang bisa mendapatkan beragam informasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

yang di butuhkan. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komodotif yang
amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi sebanyakbanyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa hidup tanpa informasi.
Pada prinsipnya media massa (televisi) merupakan satu institusi yang
melembaga yang berfungsi dan bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak sasaran agar well informed. Media massa adalah alat bantu yang dipakai
oleh suatu organisasi untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas kegiatannya 1
Terlebih bagi keluarga yang hidup di kota-kota besar di mana kedua orang tuanya
sibuk bekerja mencari nafkah sepanjang hari, televisi dapat dikatakan sebagai sarana
utama bagi anak untuk belajar tentang kehidupan dan budaya dalam masyarakatnya
dalam rangka mencapai tujuan masyarakat organisasi yang bersangkutan.
Asep S. Muhtadi dan Sri Handajani (2000: 102) menyebutkan sebagai media
komunikasi massa, televisi adalah sumber informasi yang paling akrab di masyarakat,
karena kemampuan daya jangkau (accessability) yang dimiliki, ketersediaan
(availability) serta potensi yang sangat besar dalam membentuk pendapat khalayak
(public opinion).
Ada beberapa unsur penting dalam media massa, yaitu adanya sumber
informasi, isi pesan, khalayak sasaran, saluran informasi (media) dan efek dari
informasi. Media televisi sebagaimana media massa lainnya mempunyai berbagai
fungsi, diantaranya sebagai alat menyebarkan informasi, mendidik, menghibur,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

mempengaruhi, membimbing, mengkritik dan sebagai kontrol sosial (Wawan
Kuswandi, 1996: 98-99).
Sebagaimana yang tulis oleh Wawan Kuswandi (1996: 24- 25), menurut
Robert K. Avert dalam bukunya “Communication and The Media” dan Sanford B.
Wienberg dalam “Messages – A Reader in Human Communication”, Randon House,
New York 1980, mengungkapkan 3 ( tiga ) fungsi media:
1. The surveillance of the environment, yaitu mengamati lingkungan;
2. The correlation of the part of society in responding to the environment, yaitu
mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan
khalayak asaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi
dan interprestasi;
3. The transmission of the social heritage from one generation to the next,
maksudnya ialah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Ketiga fungsi tersebut pada dasarnya memberikan satu penilaian pada media
massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara untuk
menyambung atau menyampaikan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat.
Charles Wrigt menambahkan fungsi media massa adalah sebagai hiburan yang
lebih bersifat human interest. Selain itu, menurut Wilbur Schramm, media massa juga
berfungsi sebagai “to sell goods for us”. Artinya media massa menjadi sarana efektif
untuk mempropagandakan hasil produksi dalam mencari keuntungan secara materi
atau bentuk promosi barang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.2.3

Kar akter istik Media Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah

hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra
pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Adapun karakteristik
televisi (Ardianto, 2004:128-130) adalah sebagai berikut :
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Karena sifatnya yang audiovisual maka siaran berita harus selalu
dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film
berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Pemirsa pada umumnya
merasa terpenuhi keingintahuannya bila setiap berita televisi dilengkapi dengan film
berita. Terlebih lagi bila kualitas rekamannya baik, serta moment pengambilannya
tepat, seolah-olah pemirsa melihat langsung peristiwa tersebut.
2. Berfikir dalam Gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, aalah
visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan
yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara
harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu manjadi gambar yang jelas dan
menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua
dari proses “berfikir dalam gambar” adalah penggambaran (picturization) yakni
kegiatan

merangkai

gambar-gambar

individual

sedemikian

rupa,

kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sehingga

27

3. Pengoperasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan
lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan