Pengaruh Minuman Bersoda Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Normal Laki-Laki Dewasa.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MINUMAN BERSODA TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA

Abraham F. Wirawan, 2014 Pembimbing I: dr. Decky Gunawan, M.Kes., AIFO Pembimbing II: dr. Fentih, M.Kes.

Hipertensi sering kali disebut sebagai Silent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui atau disebut juga hipertensi esensial. Salah satu faktor yang memiliki hubungan erat dengan terjadinya hipertensi adalah asupan natrium. Minuman bersoda rendah kalori mengandung natrium sekitar 28 mg/350 ml, sedangkan pada minuman bersoda biasa terkandung natrium sedikitnya 15 mg/350 ml.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah.

Penelitian ini dilakukan secara quasi eksperimental, bersifat komparatif, dan menggunakan desain pre-test dan post-test. Data yang diukur adalah tekanan darah sistol dan diastol. Penelitian ini menggunakan analisis data uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil uji t berpasangan didapatkan peningkatan yang sangat bermakna antara tekanan darah sistolik sebelum (114,0667 mmHg) dan sesudah meminum minuman bersoda (128,8333 mmHg), dan antara tekanan darah diastolik sebelum (74,3333 mmHg) dan sesudah meminum minuman bersoda (83,3333 mmHg) dengan nilai p < 0,01.

Simpulan dari penelitian ini adalah minuman bersoda meningkatkan tekanan darah.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF CARBONATED DRINK IN INCREASING MALE NORMAL BLOOD PRESSURE

Abraham F. Wirawan, 2014 Tutor 1: dr. Decky Gunawan, M.Kes., AIFO Tutor 2: dr. Fentih, M.Kes.

Hypertension is often called as a “silent killer”, because it’s some kind of deadly disease without any previous symptoms as a warning indication to the victims. Various factors are able to trigger hypertension occurence, even though majority (90%) the cause of hypertension is unknown or is also called essential hypertension. One of the factors that is having a close relationship with hypertension occurence is natrium intake. Low calorie soft drink contain sodium about 28 mg/350 ml, while in ordinary soft drink contain sodium at least 15 mg/350 ml.

The purpose of this research is to know the effect of carbonated drink to the escalation of blood pressure.

The method of this research is quasi experimental, comparative, and are using pre-test and post-test design. The measured data are blood pressure systolic and

diastolic. This research is using “t” test data analysis with “t” paired with α =

0,05.

Test results showed that systolic blood pressure after consume carbonated drink was higher than before (128,3333 mmHg vs 114,0667 mmHg). Test results showed that systolic blood pressure after consume carbonated drink was higher than before (83,3333 mmHg vs 74,3333 mmHg).

The conclusions of this research is that a soft drink increase the blood pressure.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 2

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 2

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tekanan Darah ... 4

2.1.1 Tekanan Darah Arteri ... 4

2.1.2 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik ... 4

2.2 Faktor Utama yang Mempengaruhi Tekanan Darah ... 5


(4)

2.3.1 Faktor Intrinsik ... 7

2.3.2 Faktor Ekstrinsik ... 7

2.3.1 Faktor Tambahan ... 10

2.4 Peran Natrium Dalam Mengatur Tekanan Arteri ... 12

2.5 Metode Pengukuran Tekanan Darah ... 14

2.6 Zat yang Terkandung Dalam Minuman Bersoda ... 16

2.7 Hipertensi ... 17

2.7.1 Definisi Hipertensi ... 17

2.7.2 Penatalaksanaan Hipertensi ... 17

2.7.3 Klasifikasi Hipertensi ... 18

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 19

3.1.1 Bahan Penelitian ... 19

3.1.2 Alat Penelitian ... 19

3.2 Subjek Penelitian ... 19

3.2.1 Kriteria Inklusi ... 19

3.2.2 Kriteria Eksklusi ... 19

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.4 Metode Penelitian ... 20

3.4.1 Desain Penelitian ... 20

3.4.2 Variabel Penelitian ... 20

3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel Penelitian ... 20

3.4.2.2 Definisi Operasional Varibel Penelitian ... 20

3.4.3 Besar Sampel Penelitian ... 20

3.5 Prosedur Penelitian ... 21

3.5.1 Persiapan Subyek Penelitian ... 21

3.5.2 Prosedur Percobaan ... 21

3.6 Metode Analisis ... 22


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 24

4.2 Pembahasan Penelitian ... 25

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 25

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 27

5.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

LAMPIRAN ... 30


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Bunyi Korotkoff ... 16 Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII ... 18 Tabel 4.1 Tekanan Darah Rata-Rata Sistolik dan Diastolik Sebelum


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Renin-Angiotensin-Aldosterone ... 11 Gambar 2.2 Cara Pengukuran Tekanan Darah Metode Auskultasi ... 15


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Persetujuan Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung –

Rumah Sakit Immanuel Bandung ... 31 Lampiran II Informed Consent ... 32 Lampiran III Data Hasil Penelitian ... 33 Lampiran IV Hasil Uji t Berpasangan Untuk Tekanan Darah Sebelum

dan Sesudah Minum Minuman Bersoda ... 34 Lampiran V Dokumentasi Penelitian ... 36


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (JNC VII). Hipertensi sering kali disebut sebagai Silent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, 2004). Pada tahun 2005, diperkirakan 1,56 miliar orang dewasa menderita hipertensi yang menyebabkan kematian pada sekitar 8 juta orang di seluruh dunia dan sekitar 1,5 juta orang di ASEAN (World Health Organization, 2005). Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui atau disebut juga hipertensi esensial (Kurniawan, 2002). Salah satu faktor yang memiliki hubungan erat dengan terjadinya hipertensi adalah asupan natrium (Almatsier, 2001).

Pada akhir-akhir ini, terjadi peningkatan konsumsi minuman bersoda pada sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Suroso Natakusuma, mengungkapkan bahwa konsumsi minuman soda per orang di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 2,4 liter per tahun dengan peningkatan pertumbuhan konsumsi minuman bersoda sebesar 4% per tahun. (Oginawa, 2012)

Natrium banyak terkandung dalam produk minuman bersoda dalam bentuk pemanis buatan seperti siklamat, aspartam, dan sakarin. Zat-zat tersebut banyak digunakan sebagai pemanis buatan dalam minuman bersoda. Sebuah studi menyatakan bahwa minuman bersoda rendah kalori mengandung natrium sekitar 28mg/350ml, sedangkan pada minuman bersoda biasa terkandung natrium sedikitnya 15mg/350ml (Astawan, 2013). Biasanya, makanan sehari-hari cukup untuk memenuhi kebutuhan natrium yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu, tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Kebutuhan natrium untuk orang dewasa kira-kira sebanyak 500 mg/hari. Pembatasan konsumsi garam dapur


(10)

dianjurkan hingga 6 gr/hari atau setara dengan 2,4 gr natrium (World Health Organization, 1990).

Minuman bersoda jenis cola mengandung banyak kafein. Kandungan kafein dalam minuman bersoda jenis tersebut adalah sekitar 32-42 mg per kaleng 350 ml, jumlah itu sama dengan sepertiga jumlah kafein dalam secangkir kopi (www.coca-cola.co.uk)

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini dimaksudkan untuk memberi informasi kepada masyarakat, terutama penderita hipertensi, agar mengurangi konsumsi minuman bersoda, karena minuman bersoda mengandung kadar garam yang cukup tinggi sehingga dapat membahayakan kesehatan, terutama pada penderita hipertensi.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah minuman bersoda meningkatkan tekanan darah.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademis, yaitu menambah pengetahuan tentang pengaruh

minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah.

1.4.2 Manfaat praktis, yaitu memberi informasi kepada masyarakat tentang efek konsumsi minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah, terutama pada penderita hipertensi.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Tekanan darah adalah tekanan cairan darah terhadap dinding pembuluh darah yang diukur dalam mmHg. Tekanan darah merupakan hasil perkalian dari tahanan


(11)

tepi keseluruhan dengan curah jantung. Curah jantung adalah banyaknya volume darah yang dipompa oleh jantung setiap menit. Hasil curah jantung didapat dari hasil perkalian antara frekuensi denyut jantung dengan isi sekuncup. Volume sekuncup didapat dari selisih antara isi ventrikel pada akhir diastolik dengan isi ventrikel pada akhir sistolik (Guyton, 2010).

Minuman bersoda mengandung natrium. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan sedikit jumlahnya di dalam cairan intraselular, sedangkan kalium merupakan kation utama dalam cairan intraselular. Kadar natrium dalam tubuh adalah 58,5 mEq/kg berat badan, dengan sekitar 70% atau 40,5 mEq/kg berat badan dapat berubah-ubah. Ekskresi natrium dalam urin sekitar 100-180 mEq/liter, feses 35 mEq/liter, dan keringat 58 mEq/liter. Kandungan natrium dalam plasma yaitu sekitar 300-355 mg/100 ml (Suhardjo, 1992). Dengan demikian, natrium dan kalium berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Jika darah terlalu banyak mengandung natrium, volume darah akan meningkat karena natrium akan menarik dan mengikat air, akibatnya terjadi retensi cairan yang menyebabkan isi sekuncup meningkat, sehingga tekanan darah sistolik meningkat. Selain itu, natrium mempengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tahanan perifer meningkat, akibatnya tekanan darah diastolik meningkat (Androgue, 2007).

Minuman bersoda jenis cola mengandung kafein. Kafein berpengaruh terhadap relaksasi otot polos, stimulasi SSP, menurunkan total tahanan perifer, dan meningkatkan kontraksi otot jantung. Kafein merupakan suatu senyawa xanthine yang diketahui memiliki molekul metabolit 1-3-7- trimetiluric acid, paraxanthine, teofiline, dan teobromine. Kafein mengikat reseptor adenosin di otak. Adenosin adalah nukleotida yang mengurangi aktivitas sel saraf saat berikatan pada sel tersebut. Seperti adenosin, molekul kafein juga berikatan pada reseptor yang sama, tetapi manifestasinya berbeda. Kafein tidak menghambat aktivitas sel saraf, sebaliknya kafein akan menghambat fungsi adenosin. Akibatnya, aktivitas otak meningkat dan mengakibatkan hormon epinefrin terlepas. Epinefrin akan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah (Maughan & Griffin, 2003)


(12)

1.5.2 Hipotesis Penelitian:


(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Minuman bersoda meningkatkan tekanan darah.

5.2 Saran

Untuk masyarakat khususnya yang memiliki riwayat hipertensi dan masyarakat

yang memiliki kebiasaan minum minuman bersoda setiap hari disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi minuman bersoda dan mengetahui dosis yang aman untuk dikonsumsi sehari-hari.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam jangka panjang untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap tekanan darah normal orang dewasa, baik pada laki-laki maupun perempuan.


(14)

1

RIWAYAT HIDUP

Nama : Abraham Fajar Wirawan

Nomor Pokok Mahasiswa : 1010136

Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 5 November 1993

Agama : Kristen

Alamat : Jalan Mulya No. 49 Kudus, Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan

Tahun 1998 : Lulus TK Kristen Masehi, Kudus Tahun 2004 : Lulus SD Katolik Cahaya Nur, Kudus Tahun 2007 : Lulus SMP Negeri 1, Kudus


(15)

PENGARUH MINUMAN BERSODA TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA

Abraham Fajar Wirawan1, Decky2, Fentih3 1.Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha 2.Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha 3.Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No.65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang Hipertensi sering kali disebut sebagai Silent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui atau disebut juga hipertensi esensial. Salah satu faktor yang memiliki hubungan erat dengan terjadinya hipertensi adalah asupan natrium. Minuman bersoda rendah kalori mengandung natrium sekitar 28 mg/350 ml, sedangkan pada minuman bersoda biasa terkandung natrium sedikitnya 15 mg/350 ml.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah.

Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan secara quasi eksperimental, bersifat komparatif, dan menggunakan desain pre-test dan post-test. Data yang diukur adalah tekanan darah sistol dan diastol. Penelitian ini menggunakan analisis data uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil Penelitian Hasil uji t berpasangan didapatkan peningkatan yang sangat bermakna antara tekanan darah sistolik sebelum (114,0667 mmHg) dan sesudah meminum minuman bersoda (128,8333 mmHg), dan antara tekanan darah diastolik sebelum (74,3333 mmHg) dan sesudah meminum minuman bersoda (83,3333 mmHg) dengan nilai p < 0,01.

Simpulan Penelitian adalah minuman bersoda meningkatkan tekanan darah.


(16)

THE EFFECT OF CARBONATED DRINK

IN INCREASING MALE NORMAL BLOOD PRESSURE

Abraham Fajar Wirawan1, Decky2, Fentih3

1.Faculty of Medicine, Maranatha Christian University

2.Department of Physiology, Faculty of Medicine, Maranatha Christian University 3.Department of Biochemistry, Faculty of Medicine, Maranatha Christian University

Faculty of Medicine, Maranatha Christian University Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No.65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRACT

Background Hypertension is often called as a “silent killer”, because it’s some kind of deadly disease without any previous symptoms as a warning indication to the victims. Various factors are able to trigger hypertension occurence, even though majority (90%) the cause of hypertension is unknown or is also called essential hypertension. One of the factors that is having a close relationship with hypertension occurence is natrium intake. Low calorie soft drink contain sodium about 28 mg/350 ml, while in ordinary soft drink contain sodium at least 15 mg/350 ml.

The Purpose of this research is to know the effect of carbonated drink to the escalation of blood pressure.

The Method of this research is quasi experimental, comparative, and are using pre-test and post-test design. The measured data are blood pressure systolic and diastolic. This research is using “t” test data analysis with “t” paired with α = 0,05.

Test Results showed that systolic blood pressure after consume carbonated drink was higher than before (128,3333 mmHg vs 114,0667 mmHg). Test results showed that systolic blood pressure after consume carbonated drink was higher than before (83,3333 mmHg vs 74,3333 mmHg).

The Conclusions of this research is that a soft drink increase the blood pressure.


(17)

PENDAHULUAN

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Hipertensi sering kali disebut sebagai Silent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Pada tahun 2005, diperkirakan 1,56 miliar orang dewasa menderita hipertensi yang menyebabkan kematian pada sekitar 8 juta orang di seluruh dunia dan sekitar 1,5 juta orang di ASEAN. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui atau disebut juga hipertensi esensial. Salah satu faktor yang memiliki hubungan erat dengan terjadinya hipertensi adalah asupan natrium.

Pada akhir-akhir ini, terjadi peningkatan konsumsi minuman bersoda pada sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Suroso Natakusuma, mengungkapkan bahwa konsumsi minuman soda per orang di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 2,4 liter per tahun dengan peningkatan pertumbuhan konsumsi minuman bersoda sebesar 4% per tahun.

Natrium banyak terkandung dalam produk minuman bersoda dalam bentuk pemanis buatan seperti siklamat, aspartam, dan sakarin. Zat-zat tersebut banyak digunakan sebagai pemanis buatan dalam minuman bersoda. Sebuah studi menyatakan bahwa minuman bersoda rendah kalori mengandung natrium sekitar 28 mg/350 ml, sedangkan pada minuman bersoda biasa terkandung natrium sedikitnya 15 mg/350 ml. Biasanya, makanan sehari-hari cukup untuk memenuhi kebutuhan natrium yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu,

tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Kebutuhan natrium untuk orang dewasa kira-kira sebanyak 500 mg/hari. Pembatasan konsumsi garam dapur dianjurkan hingga 6 gr/hari atau setara dengan 2,4 gr natrium.

Minuman bersoda jenis cola mengandung banyak kafein. Kandungan kafein dalam minuman bersoda jenis tersebut adalah sekitar 32-42 mg per kaleng 350 ml, jumlah itu sama dengan sepertiga jumlah kafein dalam secangkir kopi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini dimaksudkan untuk memberi informasi kepada masyarakat, terutama penderita hipertensi, agar mengurangi konsumsi minuman bersoda, karena minuman bersoda mengandung kadar garam yang cukup tinggi sehingga dapat membahayakan kesehatan, terutama pada penderita hipertensi. Penelitian ini bersifat komparatif, dilakukan secara quasiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah.

ALAT, BAHAN, dan METODE

Penelitian ini dilakukan secara

quasi-experimental, bersifat komparatif, dan menggunakan desain pre-test dan post-test.

Alat Penelitian:

1. Sphygmomanometer raksa 2. Stetoskop

3. Alat tulis

Bahan Penelitian:

Bahan penelitian menggunakan minuman kaleng bersoda 350 ml.


(18)

Subjek penelitian adalah laki-laki berusia 17-25 tahun, mengikuti prosedur penelitian hingga selesai, sehat jasmani, tidak mengkonsumsi obat, makanan, atau minuman yang mempengaruhi tekanan darah sebelum percobaan, tidak memiliki riwayat hipertensi atau hipotensi.

Persiapan Penelitian:

Sebelum penelitian, dilakukan persiapan subjek penelitian sebagai berikut:

1. Istirahat dan tidur yang cukup. 2. Tidak mengkonsumsi obat,

makanan, atau minuman yang mempengaruhi tekanan darah sebelum percobaan.

Prosedur Penelitian:

1. Percobaan dilakukan minimal 2 jam setelah makan ringan atau 4 jam setelah makan berat.

2. Sebelum pengukuran dilakukan, subyek penelitian duduk beristirahat selama 10 menit. 3. Pengukuran tekanan darah

dilakukan dengan posisi duduk, kaki menempel pada lantai, tangan di atas paha.

4. Pengukuran dilakukan dengan

memasang manset

sphygmomanometer pada lengan atas, kurang lebih 3cm di atas fossa cubiti.

5. Raba dan hitung tekanan arteri radialis dengan cara palpatoir. 6. Raba arteri brachialis dan pasang

stetoskop di tempat tersebut dan tentukan tekanan darah sistol dan diastol pada subyek penelitian.

Data yang Diukur:

Tekanan darah sistolik dan diastolik (dalam mmHg) sebelum konsumsi minuman bersoda sebanyak 1 kali pengukuran (pre-test). Kemudian diukur setiap 5 menit setelah konsumsi minuman bersoda sampai didapatkan peningkatan tekanan darah pada titik tertinggi (post-test).

HASIL PENELITIAN dan

PEMBAHASAN

Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum meminum minuman bersoda adalah sebesar 114,0667 mmHg (SD = 4,45617) dan rata-rata tekanan darah sistolik sesudah meminum minuman bersoda adalah sebesar 128,8333 mmHg (SD = 2,84160). Hasil penelitian juga didapatkan bahwa meminum minuman bersoda dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 14,7666 mmHg, ditunjukkan melalui hasil penelitian, di mana peningkatan tekanan darah sistolik sesudah meminum minuman bersoda sebesar 128,8333 mmHg, lebih tinggi dari pada tekanan darah sistolik sebelum meminum minuman bersoda sebesar 114,0667 mmHg (p < 0,01).

Hasil penelitian juga didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah diastolik sebelum meminum minuman bersoda adalah sebesar 74,3333 mmHg (SD = 5,04007) dan rata-rata tekanan darah diastolik sesudah meminum minuman bersoda adalah sebesar 83,3333 mmHg (SD = 5,14167). Hasil penelitian juga didapatkan bahwa meminum minuman bersoda dapat meningkatkan tekanan darah diastolik sebesar 9 mmHg, ditunjukkan melalui hasil penelitian, di mana peningkatan tekanan darah diastolik sesudah meminum minuman bersoda sebesar 83,3333 mmHg, lebih tinggi dari pada tekanan darah diastolik sebelum meminum minuman bersoda sebesar 74,3333 mmHg (p < 0,01).

SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah

Minuman bersoda meningkatkan tekanan darah.

SARAN

Untuk masyarakat khususnya yang

memiliki riwayat hipertensi dan masyarakat yang memiliki kebiasaan minum minuman bersoda setiap hari disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi minuman bersoda dan


(19)

mengetahui dosis yang aman untuk dikonsumsi sehari-hari.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam jangka panjang untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap tekanan darah normal orang dewasa, baik pada laki-laki maupun perempuan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Androgue, H.J., Madias, N.E. (2007). Sodium and Potassium in the Pathogenesis of Hypertension. N Engl J Med 2007;356:1966-78. Downloaded from nejm.org on January 24, 2015.

2. Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

3. Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

4. Guyton, Arthur C., Hall, John E. (2010). Guyton & Hall: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

5. Kurniawan. 2002. Gizi Seimbang Untuk Mencegah Hipertensi. Jakarta: Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI.

6. Suhardjo dan Clara M.K. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.

7. Sustrani, Lanny. 2004. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Androgue, H.J., Madias, N.E. (2007). Sodium and Potassium in the Pathogenesis of Hypertension. N Engl J Med 2007;356:1966-78. Downloaded from nejm.org on January 24, 2015.

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Boron. (2003). Medical Physiology: a Cellular and Molecular Approach. Philadelphia: Elsevier Saunders.

Cohen, L., Curhan, G., Forman, J. (2012). Association of Sweetened Beverages Intake with Incident Hypertension. Journal of General Internal Medicine. Colbert, Bruce J. (2009). Anatomy, Physhiology, and Disease: an Interactive

Journey For Health Professional. Boston: Pearson Prentice Hall.

Feng, J.H., Marrero, N.M., MacGregor, G.A. (2007). Salt Intake is Related to Soft Drink Consumption in Children and Adolescents. London: Blood Pressure Unit, Cardiac and Vascular Science St.George’s, University of London. Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Gibbons, G.H. 2013. How is High Blood Pressure Treated. www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hbp/treatment.html

Guyton, Arthur C., Hall, John E. (2010). Guyton & Hall: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Harrison’s. (2008). Principles of Internal Medicine. 17th ed. New York: McGraw-hill Book Company.

Houssay, B.A. (1955). Human Physiology. 2nd ed. New York: McGraw-hill Book Company.

How Much Caffeine is in Diet Coke, Coca-Cola, Coke Zero, and Coca-Cola Life. www.coca-cola.co.uk/faq/ingredients/how-much-caffeine-is-in-diet-coke-coca-cola-and-coke-zero.html

Kurniawan. 2002. Gizi Seimbang Untuk Mencegah Hipertensi. Jakarta: Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI.

Marieb, Elaine N., Hoehn, Katja. 2012. Human Anatomy and Physiology. 9th ed. Boston: Pearson Prentice Hall.


(21)

Maughan, R.J., Griffin, J. (2003). Caffeine Ingestion and Fluid Balance: a Review, Human Nutrition Dietetics. National Heart, Lung, and Blood Institute. (2003). The Seventh Report of the Joint. National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health Publisher.

Oginawa, R.P. (2012). Konsumsi Minuman Soda di Indonesia Masih Rendah. Diambil dari http://agro.kemenperin.go.id/1454-Konsumsi-minuman-soda-di-Indonesia-masih-rendah.html

Scanlon VC, S. T. (2007). Essentials of Anatomy and Physiology. 5th ed. Philadelphia: FA Davis Company.

Suhardjo dan Clara M.K. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.

Sustrani, Lanny. 2004. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Vartanian, L.R., Schwartz, M.B., Brownell, K.D. (2007). Effects of Soft Drink Consumption on Nutrition and Health: a Systematic Review and Meta-Analysis. New Haven: Yale University.


(1)

THE EFFECT OF CARBONATED DRINK

IN INCREASING MALE NORMAL BLOOD PRESSURE Abraham Fajar Wirawan1, Decky2, Fentih3

1.Faculty of Medicine, Maranatha Christian University

2.Department of Physiology, Faculty of Medicine, Maranatha Christian University 3.Department of Biochemistry, Faculty of Medicine, Maranatha Christian University

Faculty of Medicine, Maranatha Christian University Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No.65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRACT

Background Hypertension is often called as a “silent killer”, because it’s some kind of deadly disease without any previous symptoms as a warning indication to the victims. Various factors are able to trigger hypertension occurence, even though majority (90%) the cause of hypertension is unknown or is also called essential hypertension. One of the factors that is having a close relationship with hypertension occurence is natrium intake. Low calorie soft drink contain sodium about 28 mg/350 ml, while in ordinary soft drink contain sodium at least 15 mg/350 ml.

The Purpose of this research is to know the effect of carbonated drink to the escalation of blood pressure.

The Method of this research is quasi experimental, comparative, and are using pre-test and post-test design. The measured data are blood pressure systolic and diastolic. This research is using “t” test data analysis with “t” paired with α = 0,05.

Test Results showed that systolic blood pressure after consume carbonated drink was higher than before (128,3333 mmHg vs 114,0667 mmHg). Test results showed that systolic blood pressure after consume carbonated drink was higher than before (83,3333 mmHg vs 74,3333 mmHg).

The Conclusions of this research is that a soft drink increase the blood pressure.


(2)

PENDAHULUAN

Hipertensi adalah peningkatan

tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.

Hipertensi sering kali disebut sebagai Silent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Pada tahun 2005, diperkirakan 1,56 miliar orang dewasa menderita hipertensi yang menyebabkan kematian pada sekitar 8 juta orang di seluruh dunia dan sekitar 1,5 juta orang di ASEAN. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui atau disebut juga hipertensi esensial. Salah satu faktor yang memiliki hubungan erat dengan terjadinya hipertensi adalah asupan natrium.

Pada akhir-akhir ini, terjadi peningkatan konsumsi minuman bersoda pada sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Suroso Natakusuma, mengungkapkan bahwa konsumsi minuman soda per orang di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 2,4 liter per tahun dengan peningkatan pertumbuhan konsumsi minuman bersoda sebesar 4% per tahun.

Natrium banyak terkandung dalam produk minuman bersoda dalam bentuk pemanis buatan seperti siklamat, aspartam, dan sakarin. Zat-zat tersebut banyak digunakan sebagai pemanis buatan dalam minuman bersoda. Sebuah studi menyatakan bahwa minuman bersoda rendah kalori mengandung natrium sekitar 28 mg/350 ml, sedangkan pada minuman bersoda biasa terkandung natrium sedikitnya 15 mg/350 ml. Biasanya, makanan sehari-hari cukup untuk memenuhi kebutuhan natrium yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu,

tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Kebutuhan natrium untuk orang dewasa kira-kira sebanyak 500 mg/hari. Pembatasan konsumsi garam dapur dianjurkan hingga 6 gr/hari atau setara dengan 2,4 gr natrium.

Minuman bersoda jenis cola mengandung banyak kafein. Kandungan kafein dalam minuman bersoda jenis tersebut adalah sekitar 32-42 mg per kaleng 350 ml, jumlah itu sama dengan sepertiga jumlah kafein dalam secangkir kopi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini dimaksudkan untuk memberi informasi kepada masyarakat, terutama penderita hipertensi, agar mengurangi konsumsi minuman bersoda, karena minuman bersoda mengandung kadar garam yang cukup tinggi sehingga dapat membahayakan kesehatan, terutama pada penderita hipertensi. Penelitian ini bersifat komparatif, dilakukan secara quasiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap peningkatan tekanan darah.

ALAT, BAHAN, dan METODE

Penelitian ini dilakukan secara quasi-experimental, bersifat komparatif, dan menggunakan desain pre-test dan post-test. Alat Penelitian:

1. Sphygmomanometer raksa 2. Stetoskop

3. Alat tulis Bahan Penelitian:

Bahan penelitian menggunakan minuman kaleng bersoda 350 ml.


(3)

Subjek penelitian adalah laki-laki berusia 17-25 tahun, mengikuti prosedur penelitian hingga selesai, sehat jasmani, tidak mengkonsumsi obat, makanan, atau minuman yang mempengaruhi tekanan darah sebelum percobaan, tidak memiliki riwayat hipertensi atau hipotensi.

Persiapan Penelitian:

Sebelum penelitian, dilakukan persiapan subjek penelitian sebagai berikut:

1. Istirahat dan tidur yang cukup. 2. Tidak mengkonsumsi obat,

makanan, atau minuman yang mempengaruhi tekanan darah sebelum percobaan.

Prosedur Penelitian:

1. Percobaan dilakukan minimal 2 jam setelah makan ringan atau 4 jam setelah makan berat.

2. Sebelum pengukuran dilakukan, subyek penelitian duduk beristirahat selama 10 menit. 3. Pengukuran tekanan darah

dilakukan dengan posisi duduk, kaki menempel pada lantai, tangan di atas paha.

4. Pengukuran dilakukan dengan

memasang manset

sphygmomanometer pada lengan atas, kurang lebih 3cm di atas fossa cubiti.

5. Raba dan hitung tekanan arteri radialis dengan cara palpatoir. 6. Raba arteri brachialis dan pasang

stetoskop di tempat tersebut dan tentukan tekanan darah sistol dan diastol pada subyek penelitian. Data yang Diukur:

Tekanan darah sistolik dan diastolik (dalam mmHg) sebelum konsumsi minuman bersoda sebanyak 1 kali pengukuran (pre-test). Kemudian diukur setiap 5 menit setelah konsumsi minuman bersoda sampai didapatkan peningkatan tekanan darah pada titik tertinggi (post-test).

HASIL PENELITIAN dan

PEMBAHASAN

Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum meminum minuman bersoda adalah sebesar 114,0667 mmHg (SD = 4,45617) dan rata-rata tekanan darah sistolik sesudah meminum minuman bersoda adalah sebesar 128,8333 mmHg (SD = 2,84160). Hasil penelitian juga didapatkan bahwa meminum minuman bersoda dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 14,7666 mmHg, ditunjukkan melalui hasil penelitian, di mana peningkatan tekanan darah sistolik sesudah meminum minuman bersoda sebesar 128,8333 mmHg, lebih tinggi dari pada tekanan darah sistolik sebelum meminum minuman bersoda sebesar 114,0667 mmHg (p < 0,01).

Hasil penelitian juga didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah diastolik sebelum meminum minuman bersoda adalah sebesar 74,3333 mmHg (SD = 5,04007) dan rata-rata tekanan darah diastolik sesudah meminum minuman bersoda adalah sebesar 83,3333 mmHg (SD = 5,14167). Hasil penelitian juga didapatkan bahwa meminum minuman bersoda dapat meningkatkan tekanan darah diastolik sebesar 9 mmHg, ditunjukkan melalui hasil penelitian, di mana peningkatan tekanan darah diastolik sesudah meminum minuman bersoda sebesar 83,3333 mmHg, lebih tinggi dari pada tekanan darah diastolik sebelum meminum minuman bersoda sebesar 74,3333 mmHg (p < 0,01). SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah Minuman bersoda meningkatkan tekanan darah.

SARAN

Untuk masyarakat khususnya yang memiliki riwayat hipertensi dan masyarakat yang memiliki kebiasaan minum minuman bersoda setiap hari disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi minuman bersoda dan


(4)

mengetahui dosis yang aman untuk dikonsumsi sehari-hari.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam jangka panjang untuk mengetahui pengaruh minuman bersoda terhadap tekanan darah normal orang dewasa, baik pada laki-laki maupun perempuan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Androgue, H.J., Madias, N.E. (2007). Sodium and Potassium in the Pathogenesis of Hypertension. N Engl J Med 2007;356:1966-78. Downloaded from nejm.org on January 24, 2015.

2. Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

3. Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

4. Guyton, Arthur C., Hall, John E. (2010). Guyton & Hall: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

5. Kurniawan. 2002. Gizi Seimbang Untuk Mencegah Hipertensi. Jakarta: Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI.

6. Suhardjo dan Clara M.K. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.

7. Sustrani, Lanny. 2004. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Androgue, H.J., Madias, N.E. (2007). Sodium and Potassium in the Pathogenesis of Hypertension. N Engl J Med 2007;356:1966-78. Downloaded from nejm.org on January 24, 2015.

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Boron. (2003). Medical Physiology: a Cellular and Molecular Approach.

Philadelphia: Elsevier Saunders.

Cohen, L., Curhan, G., Forman, J. (2012). Association of Sweetened Beverages Intake with Incident Hypertension. Journal of General Internal Medicine. Colbert, Bruce J. (2009). Anatomy, Physhiology, and Disease: an Interactive

Journey For Health Professional. Boston: Pearson Prentice Hall.

Feng, J.H., Marrero, N.M., MacGregor, G.A. (2007). Salt Intake is Related to Soft Drink Consumption in Children and Adolescents. London: Blood Pressure Unit, Cardiac and Vascular Science St.George’s, University of London. Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Gibbons, G.H. 2013. How is High Blood Pressure Treated. www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hbp/treatment.html

Guyton, Arthur C., Hall, John E. (2010). Guyton & Hall: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Harrison’s. (2008). Principles of Internal Medicine. 17th ed. New York:

McGraw-hill Book Company.

Houssay, B.A. (1955). Human Physiology. 2nd ed. New York: McGraw-hill Book Company.

How Much Caffeine is in Diet Coke, Coca-Cola, Coke Zero, and Coca-Cola Life. www.coca-cola.co.uk/faq/ingredients/how-much-caffeine-is-in-diet-coke-coca-cola-and-coke-zero.html

Kurniawan. 2002. Gizi Seimbang Untuk Mencegah Hipertensi. Jakarta: Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI.

Marieb, Elaine N., Hoehn, Katja. 2012. Human Anatomy and Physiology. 9th ed. Boston: Pearson Prentice Hall.


(6)

Maughan, R.J., Griffin, J. (2003). Caffeine Ingestion and Fluid Balance: a Review, Human Nutrition Dietetics. National Heart, Lung, and Blood Institute. (2003). The Seventh Report of the Joint. National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health Publisher.

Oginawa, R.P. (2012). Konsumsi Minuman Soda di Indonesia Masih Rendah. Diambil dari http://agro.kemenperin.go.id/1454-Konsumsi-minuman-soda-di-Indonesia-masih-rendah.html

Scanlon VC, S. T. (2007). Essentials of Anatomy and Physiology. 5th ed. Philadelphia: FA Davis Company.

Suhardjo dan Clara M.K. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius. Sustrani, Lanny. 2004. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Vartanian, L.R., Schwartz, M.B., Brownell, K.D. (2007). Effects of Soft Drink Consumption on Nutrition and Health: a Systematic Review and Meta-Analysis. New Haven: Yale University.