PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi kasus Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya Timur).

PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN TERHADAP
PROFESIONALISME AUDITOR
(Studi kasus Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya Timur)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Nanda Zulfahmi
0913010091/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN TERHADAP

PROFESIONALISME AUDITOR
(Studi kasus Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya Timur)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
Nanda Zulfahmi
0913010091/FE/EA
Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN TERHADAP
PROFESIONALISME AUDITOR
(Studi kasus Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya Timur)
Disusun Oleh :
Nanda Zulfahmi
0913010091/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 3 Mei 2013
Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dr s. Ec. Tamadoy Thamrin, MM


Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak
Sekretaris

Dra. Ec. Anik Yuliati, Maks
Anggota

Dr s. Ec. Tamadoy Thamrin, MM

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirobbil’aalamin, segala puji bagi Allah S.W.T.

yang

telah memberikan berkah, kekuatan dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat

menyelesaikan skripsi yaang berjudul

”Pengaruh Etika,

Independensi dan Keahlian Ter hadap Pr ofesionalisme Auditor“
Penulisan Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi,
Fakultas ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa
Timur. Sejak penulis merencanakan sampai dengan selesainya penulisan
laporan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat
bantuan, bimbingan, saran serta dukungan dan petunjuk dari berbagai
pihak.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. R. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “ Veteran” Jawa
Timur
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “ VETERAN” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono. SE, Msi, Ak selaku ketua program studi akuntansi,
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Bapak Drs. Ec. H. Tamadoy Thamrin, MM selaku Dosen Pembimbing utama
yang telah dengan sabar memberikan saran dan bimbingan serta meluangkan
waktu dan tenaga dalam memberikan pertimbangan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Dra. Erry Andhaniwati, AK, MAK, selaku Dosen Wali penulis di Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.

6. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “ VETERAN” Jawa Timur, yang telah memberikan
ilmu serta pengetahuan selama dibangku kuliah.
7. Para auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik di Surabaya wilayah timur,
terima kasih atas bantuan dan data – data yang diberikan
8. Orang tua tercinta yang telah memberikan doa restu serta dukungan Moril,
maupun Finansial sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
9.

Almarhumah Tante Mami yang selalu membantu dalam belajar dan selalu
dapat memberikan motivasi.

10. Seluruh teman-temanku yang telah banyak memberikan informasi – informasi
berharga dan selalu memberi semangat dan dorongan untuk maju.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah ...................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
1.4. Manfaat penelitian ............................................................. 7

BAB II

TINJ UAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................. 8
2.2. Kajian Teori....................................................................... 15
2.2.1. Definisi Etika. ......................................................... 15
2.2.1.1. Alasan Orang Tidak Beretika ..................... 19
2.2.2. Definisi Independensi .............................................. 20
2.2.3. Definisi Keahlian ..................................................... 23
2.2.4. Definisi Profesionalisme Auditor ............................. 25
2.2.4.1. Syarat dan Ciri Profesionalisme ................. 26

2.2.4.2. Tipe Auditor .............................................. 27
2.2.5. Pengaruh Etika Terhadap Profesionalisme Auditor .. 28
2.2.6. Pengaruh Independensi Terhadap Profesionalisme
Auditor .................................................................. 30
2.2.7. Pengaruh Keahlian Terhadap Profesionalisme
Auditor .................................................................. 31
2.3. Kerangka Pikir ................................................................ 33
2.4. Hipotesis ......................................................................... 33
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel................... 34
3.1.1. Definisi Operasional ............................................... 34
3.1.2. Pengukuran Variabel .............................................. 36
3.2. Populasi dan Sampel ......................................................... 38

3.2.1. Populasi ................................................................... 38
3.2.2. Sampel ................................................................... 40
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 40
3.3.1. Jenis Data .............................................................. 40
3.3.2. Pengumpulan Data ................................................. 41
3.4. Uji Kualitas Data ............................................................... 41
3.4.1. Uji Validitas ............................................................ 41
3.4.2. Uji Reliabilitas......................................................... 42
3.4.3. Uji Normalitas ........................................................ 42
3.5. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 43
3.5.2. Uji Heteroskedasitas ............................................... 43
3.5.3. Uji Autokorelasi ...................................................... 44
3.6. Teknik Analisis ................................................................. 45
3.7. Uji Hipotesis ..................................................................... 45
3.7.1. Uji F ....................................................................... 45
3.7.2. Uji T ....................................................................... 47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................ 48
4.1.1. Sejarah Berdirinya Akuntan Publik ......................... 48
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.2. Fungsi Akuntan ..................................................... 49
4.1.2. Ketentuan dan Peraturan ........................................ 49
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................. 50
4.3. Pengujian Kualitas Data .................................................... 57
4.3.1. Uji Validitas ............................................................ 57
4.3.2. Uji Reliabilitas ......................................................... 60
4.3.3. Uji Normalitas .......................................................... 61
4.4. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 62
4.4.1. Uji Multikolinieritas ................................................ 62
4.4.2. Uji Heteroskedasitas ................................................. 63
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 65
4.5.1. Persamaan Regresi .................................................. 65
4.5.2. Uji Hipotesis ........................................................... 66

4.5.2.1. Uji Kesesuaian Model Uji F ....................... 66
4.5.2.2. Pengujian Hipotesis Uji t ............................ 67
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 68
4.6.1. Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu ................. 70
4.7. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................ 73
5.2. Saran ................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ................................................................................... 44
Tabel 4.1 ................................................................................... 51
Tabel 4.2 .................................................................................. 52
Tabel 4.3 ................................................................................... 54
Tabel 4.4 ................................................................................... 55
Tabel 4.5 ................................................................................... 57
Tabel 4.6 ................................................................................... 57
Tabel 4.7 .................................................................................. 58
Tabel 4.8 .................................................................................. 59
Tabel 4.9 .................................................................................. 59
Tabel 4.10 ................................................................................ 60
Tabel 4.11 ................................................................................ 61
Tabel 4.12 ................................................................................ 62
Tabel 4.13 ................................................................................ 63
Tabel 4.14 ................................................................................ 64
Tabel 4.15 ................................................................................ 66
Tabel 4.16 ................................................................................ 67
Tabel 4.17 ................................................................................ 69

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pikir ...................................................................... 33

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN TERHADAP
PROFESIONALISME AUDITOR
(Studi kasus pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Surabaya Timur)

Oleh :
Nanda Zulfahmi

ABSTRAK

Kualitas audit telah menjadi isu penting bagi profesi akuntan. Banyak kritik dari
pemakai laporan keuangan, pemerintah, dan pihak lain yang berkepentingan tentang kualitas
jasa audit. Kritik-kritik tersebut memberikan sinyal yang mengindikasikan adanya
ketidakpuasan terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi akuntan, sehingga banyak
tekanan dari pihak luar untuk memonitor pekerjaan dan peningkatan kualitas proses audit.
Dalam penelitian ini jumlah anggota sampel yang digunakan 36 responden dengan 3
variabel bebas yaitu etika (X1), independensi (X2) dan keahlian (X3) serta 1 variabel terikat
yaitu profesionalisme auditor (Y) .Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian, analisis yang
digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Pengukuran yang digunakan dalam variabel bebas dan variabel terikat menggunakan
skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantic differential.
Penelitian ini menggunakan data primer yang berbentuk kuesioner yang dikirimkan langsung
kepada para auditor di Kantor Akuntan Publik di Surabaya Timur. Data yang diperoleh dari
instrumen penelitian tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Regresi Linier
Berganda sebagai alat ujinya.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa etika, independensi dan keahlian secara simultan
berpengaruh terhadap profesionalisme auditor. Sedangkan secara parsial variabel etika dan
independensi berpengaruh terhadap profesionalisme auditor, tetapi untuk keahlian tidak
berpengaruh terhadap profesionalisme auditor.

Keywords : Profesionalisme Auditor; etika; independensi; keahlian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Kualitas audit telah menjadi isu penting bagi profesi akuntan. Banyak
kritik dari pemakai laporan keuangan, pemerintah dan pihak lain yang
berkepentingan tentang kualitas jasa audit. Kritik-kritik tersebut memberikan
sinyal yang mengindikasikan adanya ketidakpuasan terhadap kualitas jasa yang
diberikan profesi akuntan, sehingga banyak tekanan dari pihak luar untuk
memonitor pekerjaan dan peningkatan kualitas proses audit.
Kualitas audit yang baik memerlukan auditor yang menguasai profesinya
sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan
standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap auditor harus
mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya dengan
bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi, sehingga dia dapat bertindak adil tanpa
dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan
pribadinya. (Khomsiyah dan Indriantoro, 1998 dalam Pamudji, 2009)
Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini
melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan
oleh berbagai faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang mengabaikan
standar akuntansi bahkan etika. Perilaku tidak etis merupakan isu yang relevan
bagi profesi akuntan saat ini. Di Indonesia, isu mengenai etika akuntan
berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan
sumber.

2

dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah.
Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci dalam semua
area profesi akuntansi.
Independensi auditor dengan jelas disebutkan didalam kode etika dan
didalam norma pemeriksaan akuntan. Independensi harus ditafsirkan sebagai
bebas dari bujukan, pengaruh, pengendalian klien atau dari siapa pun juga yang
mempunyai kepentingan dengan audit. Jika auditor mengikuti keinginan klien
yang berlawanan dengan pertimbangan sendiri, maka pendapat auditor tidak ada
artinya.
Perilaku profesional auditor menurut etika profesi dengan sendirinya
masuk kedalam tiga bagian umum yang biasa saja tumpang tindih yaitu
menyangkut hubungan auditor dengan :
1) Klien
2) Akuntansi lain
3) Masyarakat (Holmes and Burns,1986 : 80)

Menurut Mayangsari (2003), pendapat auditor yang ahli dan independensi
berbeda dengan auditor yang hanya mempunyai salah satu karakter atau sama
sekali tidak mempunyai karakter tersebut. Auditor yang ahli dan independensi
rata – rata pendapat yang diberikan menunjukkan pendapat mereka lebih
mengarah pada lemahnya kelangsungan hidup perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Profesi akuntan tidak terlepas dari etika bisnis yang mana aktivitasnya
melibatkan aktivitas bisnis yang perlu pemahaman dan penerapan etika profesi
seorang akuntan serta etika bisnis. (Ludigdo dan Machfoedz, 1999 dalam
Nugrahaningsih, 2005)
Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis
tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka,
masyarakat dan diri mereka sendiri. Akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi
kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka. Analisis
terhadap sikap etis dalam profesi akuntan menunjukkan bahwa akuntan
mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis dalam profesi
mereka. Kesadaran etika dan sikap profesional memegang peran yang sangat
besar bagi seorang akuntan. (Louwers et al.dalam Nugrahaningsih, 2005).
menjalankan profesinya seorang akuntan secara terus menerus berhadapan dengan
dilema etik yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi berhubungan dengan etika seorang auditor
dapat dilihat di masyarakat, terdapatnya beberapa kasus seperti yang terjadi di
jakarta kesembilan Kantor Akuntan Publik, yang berdasarkan laporan Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), diduga telah melakukan kolusi
dengan pihak bank yang pernah diauditnya antara tahun 1995-1997.
Koordinator ICW (Indonesia Corruption Watch), mengungkapkan,
berdasarkan temuan BPKP, sembilan dari sepuluh KAP yang melakukan audit
terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan sesuai
dengan standar audit. Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

kenyataannya sehingga akibatnya mayoritas bank-bank yang diaudit tersebut
termasuk di antara bank-bank yang dibekukan kegiatan usahanya oleh pemerintah
sekitar tahun 1999.
Setelah diselidiki hasil laporan KAP itu bukan sekadar “human error” atau
kesalahan dalam penulisan laporan keuangan yang tidak disengaja, tetapi
kemungkinan ada berbagai penyimpangan dan pelanggaran yang dicoba ditutupi
dengan melakukan rekayasa akuntansi. Kesembilan KAP itu telah melanggar
standar audit sehingga menghasilkan laporan yang menyesatkan masyarakat,
misalnya mereka memberi laporan bank tersebut sehat ternyata dalam waktu
singkat bangkrut. Ini merugikan masyarakat. Hal ini melanggar kode etik profesi
akuntan. Kode etik pertama yang dilanggar ialah prinsip pertama tentang
tanggung jawab profesi. Dengan menerbitkan laporan palsu, maka akuntan telah
menyalahi kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada mereka selaku orang
yang dianggap independen dalam penyajian laporan keuangan. Kode etik kedua
yang dilanggar ialah kepentingan publik dan objektivitas. Para akuntan dianggap
telah melakukan kebohongan publik dengan penyajian laporan keuangan yang
telah di rekayasa dan mereka dianggap tidak objektif dalam menjalankan tugas.
Dalam hal ini, mereka telah bertindak berat sebelah yaitu mengutamakan
kepentingan klien, hal ini sangat menyimpang dari kode etik akuntan yang telah
diterapkan oleh IAI.( http://kmukti.blogspot.com)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Kasus yang serupa dilakukan oleh auditor KAP Enderson dalam
mengaudit Perusahaan Enron, sejarah mencatat bahwa Enron telah melakukan
manipulasi terhadap laporan keuangannya dengan berkonspirasi dengan KAP
Anderson. Konspirasi ini terutama terjadi karena ketidakindependenan KAP
Anderson terhadap Enron, kliennya. Berikut adalah bukti ketidakindependenan
tersebut:
1. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah
partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
2. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.

Disimpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar
kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya.
Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi
Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan
Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, syarat utama auditor
profesional, yaitu “Independensi” tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen.
(http://kmukti.blogspot.com)

Menurut Media Akuntansi, (1999:6-7) dalam Basuki (2009:4) lemahnya
mental akuntan apabila menyangkut fee, sehingga sangat mudah melakukan
“windows dressing”, meskipun ada standar dan kode etik yang mengatur profesi
akuntan publik tetapi faktanya banyak sekali pelanggaran etika profesi yang
dilanggar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Hal ini yang menyebabkan sikap profesionalisme auditor diragukan di
lingkungan masyarakat, Berdasarkan uraian dan fenomena-fenomena

yang

dikemukakan diatas peneliti ingin mengetahui pengaruh etika, independensi serta
keahlian audit terhadap profesionalisme auditor maka peneliti tertarik membuat
penelitian dengan judul :
“Pengaruh Etika, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Profesionalisme
Auditor”

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah diuraikan, maka
dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
Apakah etika, independensi dan keahlian audit berpengaruh terhadap
profesionalisme auditor?

1.3 Tujuan Penilitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Untuk membuktikan secara empiris pengaruh etika,independensi dan keahlian
berpengaruh terhadap profesionalisme audit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi universitas
Sebagai referensi peneliti lain yang berhubungan dengan permasalahan
yang diteliti, serta sebagai Dharma Bakti Perguruan Tinggi Universitas
Pembangunan Nasional umumnya dan Fakultas Ekonomi pada khususnya.
b. Bagi peneliti lain
Memperdalam pengetahuan sebagai upaya peningkatan daya pikir dan
menambah pengetahuan praktis mengenai auditor khusunya tetang pengaruh
etika, independensi dan keahlian audit terhadap profesionalisme.
c. Bagi peniliti
Memperdalam pengetahuan sebagai upaya peningkatan daya pikir dan
menambah pengetahuan praktis masalah audit khususnya tentang pengaruh
etika,independensi,dan keahlian audit terhadap audit

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Hasil Penilitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

digunakan sebagai bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Sekar Mayangsari (2003)
a. Judul penelitian

:

“Pengaruh keahlian audit dan independensi terhadap pendapat
audit : sebuah kuasieksprimen “
b. Permasalahan

:
1. apakah terdapat perbedaan pendapat audtor yang
ahli dan independen dengan auditor yang hanya
memiliki satu karakteristik atau auditor yang sama
sekali tidak memiliki kedua karakteristik tersebut?
2. apakah terdapat perbedaan jenis informasi yang
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan
pendapat antara auditor yang ahli dan auditor tidak
ahli?

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

c. Kesimpulan

:
Pendapat auditor yang ahli dan independen berbeda
dengan auditor yang hanya memiliki salah satu karakter
atau sama sekali tidak mempunyai karakter tersebut.pada
kelompok yang ahli dan independen rata – rata pendapat
yang diberikan menunjukkan pendapat mereka lebih
mengarah

kepada

lemahnya

kelangsungan

hidup

perusahaan. Sedangkan kelompok pada kelompok yang
cenderung memberikanpendapat bahwa perusahaan yang
dianalisis

memiliki

kesulitan

dalam

kelangsungan

hidupnya.padahal seperti sudah disebutkan semula bahwa
kasus yang diberikan adalah benar – benar laporan
keuangan dari suatu perusahaan yang sudah dilikuidasi.
Atau dengan kata lain pendapat auditor yang ahli dan
independen

cenderung

benar

di

bandingkan

ketiga

kelompok yang lain.
2. Putri Nugrahaningsih (2005)
a. Judul Penelitian

:

“Analisis perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam Etika
profesi”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b. Permasalahan

:

a. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang
signifikan antara auditor dengan internal locus of
control dan auditor eksternal locus of control?
b. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang
signifikan antara auditor senior dan auditor junior?
c. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang
signifikan antara auditor pria dengan auditor wanita?
d. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang
signifikan antara auditor yang termasuk kategori
benevolents dan auditor yang termasuk kategori
entitleds?
c. Kesimpulan

:
bahwa terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara

auditor internal locus of control dan auditor external locus of
control. Secara statistik, auditor internal locus of control cenderung
berperilaku lebih etis daripada auditor external locus of control.
Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara
auditor senior dan auditor yunior.Secara statitistik, auditor yunior
cenderung berperilaku lebih etis daripada auditor senior.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Tidak terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara
auditor pria dan auditor wanita Secara statistik, gender tidak
menyebabkan perbedaan perilaku etis yang signifikan.
Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara
auditor benevolents dan auditor entitleds. Secara statistik, auditor
benevolents cenderung mempunyai perilaku lebih etis daripada
auditor entitleds
3. Ginanjar Setyo Basuki (2009)

a. Judul Penelitian

:

“ Independensi auditor ditinjau dari hubungan auditor
dengan klien,keahlian dan biaya audit “
b. Permasalahan

:

a. Apakah hubungan auditor dengan klien mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap independensi
auditor ?
b. Apakah keahlian auditor mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap independensi auditor ?
c. Apakah audit

fee mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap independensi auditor?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

c. kesimpulan :
hubungan auditor dengan klien dengan independensi
auditor menunjukkan hubungan yang kuat dan signifikan.hal ini
hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa auditor lebih
mementingkan hubungannya dengan klien agar ada penugasan
berkelanjutan dan tidak mengutamakan independensinya, telah
teruji kebenarannya.
Hubungan antara keahlian dengan independensi auditor
menunjukkan hubungan yang lemah dan tidak signifikan. Atau
tidak teruji kebenarannya
Hubungan antara baya audit dengan independensi auditor
menunjukkan hubungan lemah dan signifikan. Telah teruji
kebenarannya
4. Nor ma Aditia Pramita (2009)
1. Judul

:

“Pengaruh keahlian dan independensi auditor terhadap
pendapat auditor “
2. Permasalahan :
Apakah keahlian auditor dan independensi auditor berpengaruh
terhadap pendapat auditor ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

3. Kesimpulan

:

Dari hasil uji t, variabel keahlian auditor berpengaruh
signifikan terhadap pendapat auditor.
Dari hasil uji t, variabel independensi auditor tidak
berpengaruh signifkan terhadap pendapat auditor.
5. Bebby Swarakandi Suwasana (2009)
a. Judul :
“Pengaruh kompetensi dan independensi akuntan
publik terhadap profesionalisme akuntan publik”
b. Permasalahan:
1. Apakah terdapat pengaruh antara kompetensi dan
independensi

akuntan

publik

terhadap

profesionalisme akuntan publik?
2. Faktor manakah antara kompetensi dan independensi
akuntan publik yang lebih dominan mempengaruhi
profesionalisme akuntan publik?
c. Kesimpulan

:

Menunjukkan

bahwa

peningkatan

kompetensi

akuntan publik dan independensi akuntan publik
secara
terhadap

bersama-sama
peningkatan

memberikan
profesionalisme

kontribusi
akuntan

publik,dan kontribusi kedua variabel tersebut cukup
besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

6. Revi Dwiyanti Supriyono (2004)
a. Judul :
“Pengaruh karakteristik orientasi etika, tingkat
komitmen

profesi

dan

tingkat

komitmen

organisasi terhadap sensitivitas etika auditor
pemerintah pada beberapa BUMN di surabaya”
b. Permaslahan :
Diduga

karakteristik

orientasi

etika,tingkat

komitmen profesi dan tingkat komitmen organisasi
berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor”
c. Kesimpulan :
1. Bahwa tingkat komitmen profesi , karakteristik
orientasi etika dan tingkat komitmen organisasi
secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap sensitivitas etika
auditor.
2. Variabel komitmen mempunyai pengaruh paling
kuat dan dominan terhadap sensitivitas etika
auditor dibanding dengan pengaruh vaariabel
karekteristik

orientasi

komitmen organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

etika

dan

tingkat

15

7. Nur ma Kurniasari (2009)
d. Judul :
“Pengaruh keahlian Audit dan independensi
auditor terhadap pendapat audit pada kantor
akuntan publik disurabaya”
e. Permaslahan :
Diduga terdapat pengaruh secara signifikan keahlian
audit dan independensi terhadap pendapat audit.
f. Kesimpulan :
Bahwa keahlian audit dan independensi auditor
berpengaruh signifikan terhadap pendapat auditor
sehingga

hipotesis

penelitian

ini

terbukti

kebenarannya.

2.2 Kajian Teori
Dalam bab ini disajikan beberapa teori atau konsep-konsep yang
merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha pencarian cara ilmiah
untuk pemecahan masalah yang diajukan dalam penelitian.
2.2.1 Definisi Etika
Etika didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral atau nilai. Masingmasing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak bisa diungkapkan secara
eksplesit. Para filsuf dan organisasi- organisasi keagamaan dan kelompok lain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

mempunyai berbagai cara mengungkapkan perangkat prinsip moral atau nilai.
(Arens & loebbecke,1996 :71).
Prinsip-prinsip berikut ini berhubungan dengan karakteristik dan nilai-nilai yang
sebagian besar dihubungkan dengan perilaku etis.
1. Kejujuran
Bersikap benar, tulus, jernih, langsung, hati terbuka, suci, tidak menipu, tidak
mencuri, tidak berbohong, tidak memperdayai, dan tidak melenceng.
2. Integritas
Bersikap berperinsip, terhormat, adil, berani, dan bertindak dengan dorongan
penuh; tidak bermuka dua, atau bertindak mengikuti hawa nafsu, atau
membenarkan satu filosofi tanpa memperhatikan prinsipnya.
3. Mematuhi janji
Bersikap penuh kepercayaan, memenuhi janji, mematuhi komitmen,berpegang
pada surat perjanjian; tidak menginterpretasikan perjanjian secara tidak masuk
akal baik dalam hal teknis maupun masalahnya dalam rangka merasionalkan
tindakan-tindakan yang menyimpang.
4. Loyalitas
Bersikap jujur, dan loyal kepada keluarga, teman, atasan, klien, dan negara;
tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia; dalam konteks
profesional, harus menjaga kemampuan membuat pertimbangan profesional
dengan berusaha menghindari pengaruh buruk dan konflik kepentingan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

5. Keadilan
Bersikap adil dan pikiran terbuka, berniat menghapus kekeliruan dan kalau
memang diperlukan mau mengubah pendirian, menunujukkan komitmen
terhadap keadilan, berlaku sama terhadap orang lain, menerima dan bertoleransi
terhadap perbedaan, tidak memanfaatkan kesalahan orang

lain untuk

mendapatkan keuntungan.
6. Kepedulian kepada orang lain
Bersikap peduli, Baik hati, dan berbelas kasihan, berbagi rasa, bersikap
memberi, bersikap melayani orang lain; memberi pertolongan jika dibutuhkan
dan tidak merugikan orang lain.
7. Menghargai orang lain
Menunjukkan penghargaan atas kemuliaan manusia, personalitas, dan hak setiap
orang; bersikap ramah dan wajar memberikan informasi yang dibutuhkan orang
lain untuk membuat keputusannya sendiri; tidak merintangi orang lain.
8. Menjadi warga yang bertanggung jawab
Menaati hukum, jika hukum tidak adil proteslah secara terbuka; melaksanakan
semua hak-hak dan tanggung jawab demokrasi melalui partisipasi kesadaran
sosial dan pelayanan masyarakat.
9. Mencapai yang terbaik
Berusaha mencapai yang terbaik dalam setiap hal, dalam memenuhi tanggung
jawab perorangan dan profesional, bersikap rajin, masuk akal dan bertanggung
jawab

melaksanakan

seluruh

tugas

sesuai

kemampuan

yang

terbaik,

mengembangkan dan memelihara tingkat kompetensi yang tinggi, memberi dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

menerima informasi dengan baik, tidak melakukan hal-hal yang tidak berharga;
tidak selalu memperhitungkan biaya.
10. Ketanggunggugatan
Bersikap

bertanggung

jawab,

menerima tanggung

jawab

pengambilan

keputusan, memahami lebih dulu konsekuensi tindakann dan dalm memberikan
contoh kepada orang lain. Secara etis individu akan menghindari hasil kerja
yang tidak memadai dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah
perilaku yang tidak memadai.
Etika juga dapat di artikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-nilai moral
yang berkaitan dengan tindakan seseorang terhadap orang lain.teori etika telah
menjadi subyek yang menarik dari sejumlah filosof. Adapun teori-teori etika
menurut beberapa filosof,anatara lain : (Muawanah, 2000 : 10-11 dalam
Supriyono , 2004 : 14-15 )
1. Teori Socrates
Socrates mendasarkan teori etiknya pada knowledge (pengetahuan)
dan menekankan perannya dalam memberikan petunjuk praktis.
Salah satu tesis utamanya adalah knowledge is virtue yang berarti
bahwa dengan mengetahui apa yang baik, seseorang akan menjadi
atau berperilaku baik.
2. Teori Hume
Hume mengambil pendekatan lain, dimana menurutnya perilaku
etik merupakan pembawaan lahir yang dapat diverifikasi secara
empiris dari apa yang dilakukan dan bukan apa yang seharusnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dilakukan menurut aturan perilaku. Aturan perilaku tersebut, bisa
tidak menunjukkan praktik yang sesungguhnya dilakukan.
3. Teori John Locke
John Locke berbeda dalam mengembangkan teori etika ini. Ia
menolak pendapat bahwa perilaku etik merupakan pembawaan lahir.
Menurutnya perilaku etik dapat diperoleh melalui persepsi dan konsepsi
atas hukum yang harus dipertimbangkan.
Jadi, moral yang baik atau buruk merupakan kesesuaian atau
ketidaksesuaian tindakan dengan hukum yang berlaku.

2.2.1.1. Alasan orang tidak beretika
Menurut arens & Loebbecke (1996:73) masing-masing orang
menentukan apa yang dianggap tidak beretika, baik untuk diri sendiri
maupun orang lain. Penting untuk memahami mengapa orang bertindak
tidak beretika menurut kita. Terdapat dua alasan utama mengapa orang
bertindak tidak beretika:
1. Standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum
2. Seseorang memilih bertindak semaunya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.2 Definisi Independensi
Standar profesional akuntan publik mengharuskan auditor dalam audit
laporan keuangan historis harus memiliki sikap independesi. Dalam PSA No. 04
SA seksi 220

Independensi

artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia

melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum . auditor mengakui untuk
jujur tidak hanya untuk manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada
kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan auditor
independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.
Kepercayaan

masyarakat

umum atas

independensi sikap auditor

independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa sikap
independensi auditor ternyata berkurang. (Basuki, 2009)
Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam kode etik akuntan
indonesia, agar para akuntan publik menjaga dirinya dari kehilangan persepsi
independensi dari masyarakat. Karena independensi secara intrinsik merupakan
masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk
dapat diuji secara objektif.
Kenyataan auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan
sikap mental independen,keadaan yang seringkali mengganggu sikap mental
independen auditor adalah sebagai berikut:
1. Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen,auditor
dibayar oleh kliennya atas jasa tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan
untuk memuaskan keinginan kliennya
3. Mempertahankan

sikap

mental

independen

seringkali

dapat

Ridwan

(2009)

menyebabkan lepasnya klien. (Mulyadi,1998: 26)
Holmes

dan

Overmyer

(1982:80)

dalam

menjelaskan independen sebagai bebas dari bujukan, pengaruh atau
pengendalian dari pihak klien. Sikap independen berarti mampu bertindak
jujur dan objektif baik dalam kenyataan (in fact) maupun penampilan (in
apperance)
Mulyadi dan Kanaka (1998:25) menjelaskan bahwa indpendensi
berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, independensi juga berarti
adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan
adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor
dalam merumuskan dan menyatakan opininya.
Sikap mental independen sama pentingnya dengan beretika dalam
bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap
auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen
dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Karena itu
auditor

tidak

hanya

berkewajiban

mempertahankan

sikap

mental

independen, tetapi ia harus juga menghindari keadaan- keadaan yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Oleh karena itu, auditor selain harus benar-benar independen, ia
masih juga harus menimbulkan persepsi dikalangan masyarakat bahwa ia
benar-benar independen.
Independen auditor mempunyai tiga aspek, yaitu :
1. Independen dalam diri auditor yang berupa kejujuran dalam diri
auditor dalam mempertimbangkan berbagai fakta yang ditemuinya
dalam auditnya.aspek independensi ini disebut dengan istilah
independensi dalam kenyataan atau indpendence in fact.
2. Independen ditinjau dari sudut pandang pihak lain yang mengetahui
informasi yang bersangkutan dengan diri auditor. Aspek ini disebut
dengan istilah independen dalam penampilan atau perceived
independence atau independen in appearance.
3. Independen dipandang dari sudut keahliannya seseorang dapat
mempertimbangkan fakta dengan baik jika ia mempunyai keahlian
mengenai audit atas fakta tersebut. Keahlian auditor menentukan
independen atau tidaknya auditor tersebut dalam memprtimbangkan
fakta yang diauditnya.
Berdasarkan keterangan-keterang yang ada mengenai independensi dapat
diambil kesimpulan bahwa independensi merupakan suatu sikap seseorang untuk
bertindak secara objektif dan dengan integritas yang tinggi. Integritas
berhubungan dengan kejujuran intelektual akuntan sedangkan objektivitas secara
konsisten berhubungan dengan sikap netral dalam melaksanakan setiap tugas
pemeriksaan sebagai tanda sikap profesionalisme auditor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.3 Definisi keahlian
Keahlian audit menurut Hiro Tugiman (1995:21) dalam Kurniasari
(2009:16) adalah keahlian pemeriksaan internal dalam menerapkan berbagai
standar,prosedur dan teknik pemeriksaan yang diperlukan dalam melaksanakan
pemeriksaan.
Keahlian audit sendiri juga berarti kemampuan dalam menerapkan pengetahuan
pada persoalan tersebut tanpa perlu belajar kembali secara luas dan bantuan yang
berarti dari pihak lain.
Menurut Abdulmohammadin, Searfos dan Shanteau (1992) dalam
Kurniasari (2009:16) memberikan suatu rangka untuk menganalisis keahlian
seorang auditor kedalam lima karakteristik:
1. Komponen pengetahuan
Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen
pengetahuan meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-fakta,
prosedur-prosedur, proses dan pengalaman .
2.

Ciri-ciri psikologis
Merupakan komponen ciri-ciri psikologis seperti kemampuan dalam
komunikasi, kreatifitas, bekerjasama dengan orang lain, dan kepercayaan.

3.

Kemampuan berpikir
Merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah informasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

4.

Strategi penentu keputusan
Dinilai baik formal maupun informal yang akan membantu dalam
membuat keputusan yang sistematis dan membantu keahlian didalam
mengatasi keterbatasan manusia

5.

Analisis tugas
Hal ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman audit dan
analisis tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap penentu keputusan.
Kompetensi dapat didefinisikan sebagai keahlian audit yang
dimiliki seorang untuk mencapai tujun audit dengan baik. Kemampuan
berpikir,yaitu
menganalisa

kemampuan
informasi.

untuk

mengumpulkan,

Karakteristik

kemampuan

mengolah
berpikir

dan

adalah

kemampuan beradaptasi dengan situasi yang baru dan ambisius serta
kemampuan untuk mengabaikan atau menyaring informasi – informasi
yang

tidak

relevan.

kompetensi

sendiri

melibatkan

proses

berkesinambungan antara pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Dalam mempertimbangkan penerimaan atau penolakkan suatu
penugasan auditor, auditor harus mempertimbangkan apakah ia dapat
melaksanakan audit dan menyusun laporan auditnya secara cermat dan
seksama. Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran dan
profesional auditor ditentukan oleh ketersediaan waktu yang memadai
untuk merencanakan dan melaksanakan audit (Mulyadi,1992:24)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian keahlian audit
adalah seorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau
pengetahuan yang tinggi dalam subyek yang diperoleh dari pelatihan atau
pengalaman di bidang audit.

2.2.4 Definisi Profesionalisme Auditor
Menurut Arens & Loebbecke (1996: 1) Auditing adalah proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang
dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang
yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Sedangkan arti Auditor sendiri adalah seseorang yang
melakukan audit.
Profesi auditor adalah profesi yang didasarkan kepada public
trust, masyarakat sangat berharap para auditor akan melakukan tugasnya
dengan sunguh-sunguh dan menggunakan seluruh pengetahuan teknis
yang dipersyaratkan kepadanya secara optimal. Oleh karena itu auditor
dituntut untuk bisa bersikap dan bertindak profesional dalam segala
tindakannya.
Istilah profesionalisme berarti bertanggung jawab berperilaku
yang lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan
peraturan masyarakat (Arens dan Loebbecke, 1996:78) sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

profesional, akuntan publik mengakui tanggung jawabnya terhadap
masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi, termasuk untuk
berperilaku yang terhormat, sekalipun ini berarti pengorbanan pribadi.
Menurut
profesionalisme

kamus
adalah

besar
mutu,

bahasa

kualitas

indonesia

dan

(1996:789)

tindak-tanduk

yang

merupakan arti suatu profesi atau orang yang profesional. Profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejujuran dan sebagainya) tertentu dan profesional adalah: (1)
bersangkutan dengan profesi; (2) memerlukan kepandaian khusus dalam
menjalankannya;

(3)

mengharuskan

adanya

pembayaran

untuk

melakukan (lawan amatir).
Dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme Auditor adalah mutu,
kualitas dan tindak-tanduk seseorang yang melakukan pekerjaan dalam
bidang pemeriksaan laporan keuangan yang memerlukan pendidikan
keahlian tertentu dalam menjalankannya.

2.2.4.1. Syarat dan Ciri Profesionalisme
Kinerja jasa profesionalisme d dihasilkan profesi sangat tergantung
kecermatan dan keseksamaan anggota profesi dalam melaksanakan
tugasnya.( Halim 1997:19 dalam Suwasana 2009:24) Oleh karena itu,
auditor memerlukan pengalaman yang luas, dan telah memperoleh
pendidikan yang memadai termasuk pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Adapun syarat dan ciri tertentu dari profesi menurut Regar
(1993:8) dalam Suwasana. (2009 : 24) antara lain :
1. Pengetahuan yang diperlukan diperoleh dengan cara mengikuti pendidikan
yang teratur dan dibuktikan dengan tanda atau ijasah keahlian dan
memiliki kewewnangan dalam keahliaannya.
2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki monopoli
dalam memberikan pelayanan
3. Memiliki organisasi yang

mendapat pengakuan masyarakat atau

pemerintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur anggotanya serta
memiliki budaya profesi.
4. Suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan yaitu tidak mengejar
keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi lebih mengutamakan pelayanan
dengan memberikan jasa yang bermutu dengan balas jasa yang setimpal.

2.2.4.2. Tipe Auditor
1. Auditor Independen
Auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat
oleh klien
2. Auditor Pemerintah
Auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya
melakukan audit atas pertanggungjawaban keuanagn yang disajikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

oleh

unit-unit

organisasi

atau

entitas

pemerintahan

atau

pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
3. Auditor Intern
Auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun
perusahaan swata) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah
dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan
organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh
berbagai bagian organisasi. (mulyadi 1996 : 27-28)

2.2.5 Pengaruh Etika Dengan Profesionalisme Auditor
Etika juga dapat diartikan sebagai suatu norma, dalam auditing menurut
Holmes & burns (1988:7) melakukan pemeriksaan harus berdasarkan norma
pemeriksaan yang digunakan sebagai pengukuran pelaksanaan audit yang
ditetapkan komite profesional yang berwenang dan disetujui oleh masyarakat
auditing independen secara keseluruhan. untuk masyarakat,norma pemeriksaan
merupakan jaminan kualitas yang nyata dari berbagai macam karakteristik yang
semestinya mendasari semua audit yang inpenden. Untuk para auditor,norma
pemeriksaan merupakan kriteria profesional yang harus dipenuhi setiap audit

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

Menurut Holmes & Burns (1988: 72) terdapat kode etika profesi yang
bersifat pemisah terhadap setiap anggota lembaga. Kode itu terdiri dari empat
bagian yaitu:
1. Konsep etika profesi,
Menitik beratkan falsafah independensi, integritas, obyekt

Dokumen yang terkait

Pengaruh kompetensi, independensi, dan keahlian profesional terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi (studi kasus pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan)

4 32 171

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH INDEPENDENSI,PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya Timur).

0 0 89

PENGARUH KEAHLIAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDITOR (Studi Empiris Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Surabaya Timur).

0 0 75

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya Timur).

0 0 88

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA TIMUR.

0 1 91

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya Timur)

0 0 17

PENGARUH KEAHLIAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDITOR (Studi Empiris Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Surabaya Timur) SKRIPSI

0 0 14

PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi kasus Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya Timur)

0 0 18